Anda di halaman 1dari 74

Kuliah Ke 6

Return, Risiko dan SML

Bambang Santoso Marsoem


b_marsoem@yahoo.com

Bambang Santoso Marsoem 1


The Capital Asset Pricing Model (CAPM)
• Pendahuluan
• Beberapa Istilah
• Ekspektasi Imbal Hasil dan Variance
• Portfolio
• Announcements, Surprise dan Return Ekspektasi
• Systematic dan Unsystematic Risiko
• Diversifikasi dan Risiko Portofolio
• Risiko Sistematik dan Beta
• The Security Market Line
• Capital Asset Pricing Model (CAPM)
• SML dan Cost of Capital

• Sumber : Fundamentals of Corporate Finance, Ross dkk, bab 13

Bambang Santoso Marsoem 2


Pendahuluan
• Ekspektasi imbal hasil (expected returns) investasi sangat bervariatif.
Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan tsb adalah
industri dimana badan usaha tsb beroperasi.
• Sebagai contoh, berdasarkan penelitian Ibbotson Associates,
estimasi median ekspektasi imbal hasil (Expected Return) industri di
AS adalah sebagai berikut:
 Department Stores, seperti Sears dan Kohls, adalah 11,63%
 Computer Services, seperti Microsoft dan Oracle, 15,46%
 Air transportation, seperti Delta dan Southwest, 17,93%
• Perbedaan estimasi ini menimbulkan pertanyaan:
 Mengapa ekspektasi imbal hasil ini berbeda dan bagaimana
menghitungnya?
 Apakah investor sebaiknya menanamkan modalnya pada industri
yang memberikan imbal hasil yang tinggi?

Bambang Santoso Marsoem 3


Beberapa Istilah

Bambang Santoso Marsoem 4


Beberapa istilah
• Premi Risiko (Risk Premium)
o adalah imbalan atas investasi pada aset berisiko
o Besarannya semakin tinggi untuk aset yang semakin berisiko
• Bab ini akan membahas 2 hal, yaitu upaya:
a. Mendefinisikan dan mengukur risiko,
b. Mengukur hubungan aset berisiko dengan imbal hasil yang
dikehendaki (Required Return)
• Individual aset menghadapi 2 macam risiko, yaitu
a. Systematic risk, yaitu risiko yang mempengaruhi kinerja
seluruh aset
b. Unsystematic Risk, yaitu risiko yang mempengaruhi kinerja
sejumlah aset

Bambang Santoso Marsoem 5


Beberapa istilah
• Upaya untuk mengurangi Risiko Unsystematic dapat ditempuh
dengan men - diversifikasi – kan aset
• Investor yang portofolio asetnya terdiversifikasi dengan baik,
hanya akan menghadapi masalah Risiko Systematic
• Ekspektasi imbal hasil menunjukkan rata-rata imbal hasil yang
diharapkan dapat diperoleh dari suatu investasi.
Oleh karena angka ini adalah rata-rata, maka imbal hasil yang
sesungguhnya terjadi untuk suatu periode tertentu dapat
berbeda
• Variance dan Standard Deviasi menunjukkan volatilitas / fluktuasi
imbal hasil saham dari ekspektasinya
Variance dihitung sebagai penyimpangan kuadrat dari ekspektasi
imbal hasil, sedangkan Standard deviasi = akar dari Variance

Bambang Santoso Marsoem 6


Beberapa istilah
• Imbal hasil suatu investasi sering berkait dengan imbal hasil
dari investasi yang lain
Covariance dan Korelasi (correlataion) mengukur hubungan
antara 2 jenis investasi tsb
• Informasi tentang Covariance dan Korelasi dibutuhkan untuk
mengetahui koeffisien Beta

• Rumus perhitungan Return Ekspektasi dan Variance pada bab


ini berbeda dengan pendekatan pada power point yang lalu
(Angka Rata - rata) karena perhitungan pada power point:
o yang lalu didasarkan pada data historis/aktual, sedangkan
o Yang sekarang didasarkan pada proyeksi Return yad dan
probabilitanya
Bambang Santoso Marsoem 7
Ekspektasi Imbal Hasil dan Variance

Bambang Santoso Marsoem 8


Ekspektasi Imbal Hasil
• Dua pendekatan dalam menghitung angka rata – rata
o Arithmetic Mean
 Rumusnya

1 n
E  R    R s 
n s 1

o Return Ekspektasi
 Rumusnya
n
E R    p s Rs 
s 1

Bambang Santoso Marsoem 9


Ekspektasi Imbal Hasil
• Contoh 1: Kondisi perekonomian, probabilita dan rate of
Return 2 jenis saham, Fluktuatif (F) dan Kurang Fluktuatif (KF),
adalah sebagai berikut:

Kondisi Probabilita Saham F Saham KF


Ekonomi p (s) Return Perkalian Return Perkalian
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3) (5) (6) = (2) x (5)
Resesi 0,5 (0,2) (0,1) 0,3 0,15
Boom 0,5 0,7 0,35 0,1 0,05
1.0 E( RF) = 0,25 E( RKF) = 0,20

Risk Premium = Return on Risky Asset – Return Risk Free Asset

Bambang Santoso Marsoem 10


Ekspektasi Imbal Hasil

Projected atau Expected Risk Premium =


Expected Return on Risky Investment - Return on Risk Free Investment

• Bila Risk Free Asset (RF) pada Contoh 1 Slide (10) adalah 8%,
maka:
o Risk Premium untuk saham F
= E(RF) - RF = 0,25 - 0,08 = 0,17 atau 17%
o Risk Premium untuk saham KF =
= E(RKF) - RF = 0,20 - 0,08 = 0,12 atau 12%

• Contoh 2: Misalkan Probabilita distribution pada Contoh 1 Slide


(10) pada saat Boom 20%, pada saat resesi 80%, Rate of Return
saham F dan KF tetap, sedang RF = 10%, maka:

Bambang Santoso Marsoem 11


Ekspektasi Imbal Hasil
• Contoh 2:
Kondisi Probabilita Saham F Saham KF
Ekonomi p (s) Return Perkalian Return Perkalian
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3) (5) (6) = (2) x (5)
Resesi 0,8 (0,2) (0,16) 0,3 0,24
Boom 0,2 0,7 0,14 0,1 0,02
1.0 E( RF) = (0,02) E( RKF) = 0,26

o Risk Premium untuk saham F


= E( RF) - RF = (0,02) - 0,10 = (0,12) atau (12%)
o Risk Premium untuk saham KF =
= E( RKF) - RF = 0,26 - 0,10 = 0,16 atau 16%
• Pada kasus ini Risk Premium saham KC adalah negatif. Dalam
prektek bisnis sehari – hari hal ini tidak mungkin terjadi

Bambang Santoso Marsoem 12


Variance dan Standard Deviasi
• Variance = Expected Value of Squared Deviations

   ps Rs   E R 
2 2

• Bila menggunakan data Time Series (data aktual), rumusnya


2

Rs   R 
n
1
ˆ 2  
n  1 s 1

• Rumus Standard Deviasi:


2

R s   R 
n
1
ˆ  
n  1 s 1

Bambang Santoso Marsoem 13


Variance
• Contoh 3: Menggunakan data pada Contoh 1 Slide (10), Variance
dan Standard Deviasi – nya dapat dihitung sebagai berikut:

Kondisi p(s) Deviasi dari


Kuadrat Deviasi Perkalian
Ekonomi Ekonomi E( R)
(1) (2) (3) (4) = (3)^2 (5) = (2) x (4)
Saham F
Resesi 0,5 -0,2 - 0,25 = -0,45 (-0,45)^2 = 0,2025 0,10125
Boom 0,5 0.7 - 0,25 = 0,45 (0,45)^2 = 0,2025 0,10125
σ F2 = 0,20250
Saham KF
Resesi 0,5 0,3 - 0,20 = 0,10 (0,10)^2 = 0,01 0,005
Boom 0,5 0,1 – 0,20 = -0,10 (-0,10)^2 = 0,01 0,005
σKF2 = 0,010

Bambang Santoso Marsoem 14


Ekspektasi Imbal Hasil dan Variance
• Standard Deviasi untuk
o Saham F = 0,2025  0,45 = 45%

o Saham KF = 0,01  0,1 = 10%

• Secara ringkas informasi saham F dan KF adalah sbb:


Saham F Saham KF
Epected Return E( R) 25% 20%
Variance σ2 0,2025 0,01
Standard Deviasi σ 45% 10%

Bambang Santoso Marsoem 15


Ekspektasi Imbal Hasil dan Variance
• Slide (15) menunjukkan bahwa:
o Return ekspektasi Saham F (= 25%) > return ekspektasi
saham KF (= 20%), tetapi
o Sebagaimana ditunjukkan oleh Standard Deviasinya, Risiko
F (= 45%) > risiko KF (= 10%)

• Slide (10) menunjukkan bahwa investasi pada saham F dapat


memberikan imbal hasil 70% pada saat kondisi perekonomian
membaik, tetapi dapat juga -20% pada saat masa resesi

• Berdasarkan informasi tersebut, saham manakah yang


sebaiknya dibeli? Jawabannya tergantung preferensi investor

Bambang Santoso Marsoem 16


Ekspektasi Imbal Hasil dan Variance
• Contoh 4: Menggunakan data Contoh 2 Slide (12), Variance
dan Standard Deviasi – nya adalah sbb
Kondisi p(s) Deviasi dari
Kuadrat Deviasi Perkalian
Ekonomi Ekonomi E( R)
(1) (2) (3) (4) = (3)^2 (5) = (2) x (4)
Saham F
Resesi 0,8 -0,2 - (0,02) = -0,18 (-0,18)^2 = 0,0324 0,02592
Boom 0,2 0.7 - (0,02) = 0,72 (0,72)^2 = 0,5184 0,10368
σ F2 = 0,1296
Saham KF
Resesi 0,8 0,3 - 0,26 = 0,04 (0,04)^2 = 0,0016 0,00128
Boom 0,2 0,1 – 0,26 = -0,16 (-0,16)^2 = 0,0256 0,00512
σKF2 = 0,0064

Bambang Santoso Marsoem 17


Ekspektasi Imbal Hasil dan Variance
• Berdasarkan perhitungan pada Slide (17), maka
o Standard Deviasi F = 0,36 atau 36%
o Standard Deviasi KF = 0,08 atau 8%

Bambang Santoso Marsoem 18


Portofolio

Bambang Santoso Marsoem 19


Portofolio
• Portofolio adalah kumpulan dari aset seperti saham dan
obligasi yang dimiliki investor
• Proporsi portofolio (portfolio weight) adalah
proporsi/prosentase suatu aset terhadap total nilai aset yang
dimiliki investor
• Return Ekspektasi Portofolio
E(RP) = w1 x E(R1) + w2 x E(R2) + ….. + wn x E(Rn)

• Contoh 5: Menggunakan informasi pada Contoh 1 Slide (10),


misalkan proporsi saham F dan KF pada masa resesi dan
boom adalah 50 : 50. Berdasarkan informasi ini, maka
besarnya Return Ekspektasi adalah sebagai berikut:

Bambang Santoso Marsoem 20


Portofolio
• Return Ekspektasi Portofolio
Kondisi p(s) Portfolio Return dengan proporsi
Perkalian
Ekonomi Ekonomi 50 : 50
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
Resesi 0,50 0,50 x (0,20) + 0,50 x 0,30 = 0,05 0,025
Booming 0,50 0,50 x 0,70 + 0,50 x 0,10 = 0,40 0,20
E( RP) = 0,225

• Berdasarkan informasi ini, maka bila kondisi perekonomian:


o Resesi, maka Return Ekspektasinya (ERR) adalah 2,5%
o Booming, maka Return Ekspektasinya (ERB) adalah 20%
o Secara keseluruhan, return ekspektasinya (ERP) = 22,5%

Bambang Santoso Marsoem 21


Portofolio
• Contoh 6: Bila proporsi masing – masing saham adalah sama,
berapakah Return Ekspektasi dari portofolio berikut ini?
Return Saham pada Masing – masing Kondisi
Kondisi p(s) Perekonomian
Perekonomian Ekonomi
Saham A Saham B Saham C
Baik (B) 0,40 0,10 0,15 0,20
Resesi (R) 0,60 0,08 0,04 0,0

Saham A Saham B Saham C


State p (s)
Return Product Return Product Return Product
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3) (5) (6) = (2) x (5) (7) (8) = (2) x (7)
B 0,40 0,10 0,04 0,15 0,06 0,20 0,08
R 0,60 0,08 0,048 0,04 0,024 0,0 0,0
1,00 E( RA) 0,088 E( RB) 0,084 E( RC) 0,08

Bambang Santoso Marsoem 22


Portofolio
• Return Ekspektasi masing – masing saham dapat diikuti pada
Slide (22)
• Return Portofolio dari investasi saham A, B dan C
menggunakan rumus Slide (20) adalah
E(RP) = wA x E(RA) + wB x E(RB) + wC x E(RC)
= (1/3) x 0,088 + (1/3) x 0,084 + (1/3) x 0,08
= (1/3) x 0,252
= 0,084 atau 8,4%
• Variance Portofolio:

   ps Rs   E R 
2 2

Bambang Santoso Marsoem 23


Portofolio
• Contoh 7: Menggunakan data Contoh 5 Slide (20 dan 21
kolom 6), Variance Portofolio adalah sebagai berikut:
Portofolio Return Kuadrat Deviasi dari
Kondisi p(s)
pada kondisi Return Ekspektasi Perkalian
Ekonomi Ekonomi
perekonomian Portofolio
(1) (2) (3) (4) = (3)^2 (5) = (2) x (4)
(0,05 – 0,225)^2 =
Resesi 0,5 0,05 0,0153125
0,030625
(0,40 - 0,225)^2 = 0,0153125
Boom 0,5 0,40
0,030625
σP2 = 0,030625

• Standard Deviasi = 0,030625  0,175 = 17,5%

Bambang Santoso Marsoem 24


Portofolio
• Contoh 8: Menggunakan informasi pada Contoh 6 Slide (22),
dimana proporsi Saham A = 50%, sedang saham B dan C masing –
masing 25%, Return Ekspektasi masing – masing saham adalah
sebagai berikut:
Return Saham pada Masing – masing Kondisi
p(s) Perekonomian
State
State
Saham A Saham B Saham C Portofolio
Baik (B) 0,40 0,10 0,15 0,20 0,1375
Resesi (R) 0,60 0,08 0,04 0,0 0,05

• Perhitungan Return Ekspektasi sekali ini dilakukan menyamping:


• E( RP-Baik) = .50 x 0,10 + 0,25 x 0,15 + 0,25 x 0,20 = 0,1375
• E( RP-Resesi) = .50 x 0,08 + 0,25 x 0,04 + 0,25 x 0,0 = 0,05

Bambang Santoso Marsoem 25


Portofolio
• Return Ekspektasi Portofolio (Rumus Slide 20)
E( RP) = 0,4 x 0,1375 + 0,6 x 0,05 = 0,085

• Variance Portofolio
σP2 = 0,4 x (0,1375 – 0,085)2 + 0,6 x (0,05 – 0,085)2
= (0,4 x 0,002756) + (0,6 x 0,001225)
= 0,001103 + 0,000735 = 0,0018375

• Standard Deviasi Potofolio


SD = 0,0429 atau 4,29%

Bambang Santoso Marsoem 26


Announcements, Surprise dan Return
Ekspektasi

Bambang Santoso Marsoem 27


Announcements, Surprise dan Return Ekspektasi
• Return atau imbal hasil saham terdiri dari 2 komponen:
a. Return normal atau ekspektasi (Normal or Expected return),
yaitu komponen return yang kemungkinan terjadinya sudah
diprediksi investor/pasar.
Return ini tergantung pada informasi yang dimiliki investor
dan kesepakatan pasar terhadap faktor penting yang akan
mempengaruhi saham/bursa pada periode yad
b. Komponen yang mengandung unsur ketidak pastian dan risiko
bagi investor, berasal dari informasi yang tidak diduga
kemunculannya
Beberapa sumber dari komponen ini a.l:
o Pembangunan smelter pada industri tambang
o Pengumuman terhadap Neraca Perdagangan
(surplus/defisit)
Bambang Santoso Marsoem 28
Announcements, Surprise dan Return Ekspektasi
• Komponen return tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Total Return = Expected Return + Unexpected Return

• Atau dapat juga ditulis dengan

R = E(R) + U

• dimana:
o R = total return aktual
o E(R) = return ekspektasi
o U = komponen return yang tidak dapat diprediksi
(unexpected part of the return)

Bambang Santoso Marsoem 29


Announcements, Surprise dan Return Ekspektasi
• Slide 29 menjelaskan bahwa return aktual (R) berbeda dengan
return ekspektasi E(R) karena adanya informasi yang tidak
terduga sebelumnya
o Unexpected Return dapat < 0 atau > 0
o Namun demikian secara rata – rata U = 0

• Perlu adanya kehati – hatian dalam menginterprestasikan suatu


informasi:
o Misalkan, fluktuasi nilai rupiah terhadap US dolar dan indeks
harga saham (IHSG) dipengaruhi oleh naik turunnya cadangan
devisa.
Dalam kasus ini investor mengikuti pengumuman tentang
Neraca Transaksi Berjalan yang diumumkan BPS setiap awal
bulan
Bambang Santoso Marsoem 30
Announcements, Surprise dan Return Ekspektasi
• Meskipun demikian dampak pengumuman BPS tersebut tergantung pada
ada tidaknya informasi baru. Bila informasi yang disampaikan:
o sama dengan yang diperkirakan pasar, maka informasi tersebut
merupakan komponen E(R), karena sudah diperhitungkan pasar
o berbeda dengan yang diperkirakan pasar (surprise), maka informasi
tersebut termasuk komponen U (the unanticipated portion of the
return)
• Sebagai contoh,
o Misalkan pasar memperkirakan bahwa defisit Neraca Transaksi Berjalan
pada bulan ini 3% dari GDP,
o Bila ternyata pengumuman pemerintah pada bulan ybs adalah 3%, maka
tidak ada sesuatu yang baru bagi pasar, sehingga tidak ada dampaknya
terhadap pasar
o Namun seandainya pengumuman pemerintah menyatakan 2%, maka
pengumuman ini merupakan informasi baru dan merupakan komponen
dari U

Bambang Santoso Marsoem 31


Announcements, Surprise dan Return Ekspektasi
• Seperti halnya Slide (29), dampak pengumuman/informasi
dapat dirumuskan sebagai berikut:

Announcement = Expected Part + Surprise

• Expected = anticipated part


• Surprise = innovation, yaitu komponen yang
mempengaruhi unanticipated return U

• Komponen ekspektasi dari suatu berita (announcement)


merupakan E(R)
• Komponen Surprise adalah bagian yang mempengaruhi
unanticipated return U

Bambang Santoso Marsoem 32


Systematic dan Unsystematic Risiko

Bambang Santoso Marsoem 33


Systematic dan Unsystematic Risiko
• Komponen Unanticipated dari return merupakan unsur risiko
yang sebenarmya dari suatu investasi
• Komponen risiko ini dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
o Systematic risk, yaitu risiko yang mempengaruhi sebagian
besar aset, misalnya informasi kenaikan BBM di Indonesia
Risiko ini sering juga disebut dengan risiko pasar (market risk)
o Unsystematic risk, yaitu risiko yang mempengaruhi satu
aset/saham atau sekelompok kecil aset
Oleh karena risiko ini unik terhadap individual korporasi atau
aset, ,maka risiko ini disebut dengan Unique atau Asset
Specific Risks
Contohnya demo buruh karyawan outsourcing PT KAI hanya
akan mempengaruhi kinerja keuangan PT KAI

Bambang Santoso Marsoem 34


Systematic dan Unsystematic Risiko
• Perbedaan antara risiko Systematic dan Unsystematic
sesungguhnya tidaklah eksak, sebab suatu masalah yang
dianggap kecil dapat saja berdampak besar. Contohnya kasus
bank Century
• Komponen Systematic dan Unsystematic dari Return:
o Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa aktual return
terdiri dari 2 komponen, yaitu komponen ekspektasi dan
surprise:

R = E(R) + U
o Komponen U terdiri dari Systematic (m) dan Unsystematic (ε)

R = E(R) + m + ε

Bambang Santoso Marsoem 35


Systematic dan Unsystematic Risiko
• Komponen Systematic
o Disebut market risk
o menggunakan lambang m (= market)
• Komponen Unsystematic
o Menggunakan lambang ε,
o Bersifat unik terhadap suatu korporasi atau individual aset,
o Tidak berkaitan dengan komponen Unsystematic dari
korporasi atau aset yang lain

Bambang Santoso Marsoem 36


Diversifikasi dan Risiko Portofolio

Bambang Santoso Marsoem 37


Diversifikasi dan Risiko Portofolio
• Sebagaimana telah dibahas di muka bahwa risiko portofolio
lebih rendah dari pada risiko individual aset yang membentuk
portofolio tersebut
• Slide (39) menunjukkan hubungan besaran portfolio (size) dan
risiko portfolio saham NYSE (Ross, hal 413) yang dihitung
berdasarkan rata – rata standard deviasi tahunan, dimana
proporsi masing – masing asetnya adalah sama:
o Portofolio yang terdiri dari 1 aset, SD – nya = 49,24%
o Portofolio yang terdiri dari 2 aset dengan proporsinya 50 : 50,
SD – nya turun menjadi 37,36%, rasio SD – nya terhadap SD
portfolio 1 aset = 0,76
o Portofolio yang terdiri dari 500 aset, maka proporsi masing-
masingnya 0,2%, sedang rasio SD – nya terhadap SD portofolio
1 aset = 0,39
Bambang Santoso Marsoem 38
Diversifikasi dan Risiko Portofolio
• Effek Diversifikasi
Rata-rata Rasio SD Rata-rata Rasio SD
Jumlah Jumlah
Standard Portofolio Standard Portofolio
Saham dalam Saham dalam
Deviasi thd SD Satu Deviasi thd SD Satu
Prtofolio Prtofolio
Portofolio saham Portofolio saham
1 49,24% 1,00 40 20,46 0,42
2 37,36 0,76 50 20,20 0,41
4 29,69 0,60 100 19,69 0,40
6 26,64 0,54 200 19,42 0,39
8 24,98 0,51 300 19,34 0,39
10 23,93 0,49 400 19,29 0,39
20 21,68 0,44 500 19,27 0,39
30 20,87 0,42 1000 19,21 0,39

• Manfaat portofolio sangat dirasakan pada saat jumlah saham 10,


• Ketika jumlah saham > 30, manfaat portofolio sudah tidak ada
Bambang Santoso Marsoem 39
Diversifikasi dan Risiko Portofolio
Hubungan antara Standard Deviasi dengan Jumlah Aset
Rata – rata Standard Deviasi Portofolio (%)

Diversifiable Risk,
Unique Risk, or
23,9
Unsystematic Risk

19,2

Portfolio Risk,
Market Risk, or
Systematic Risk

Jumlah Aset
10 20 30 40 1000

Bambang Santoso Marsoem 40


Diversifikasi dan Risiko Portofolio
• Grafik pada Slide (40) menyajikan hubungan antara Rata –
rata Standard Deviasi Return NYSE dengan jumlah saham
dalam portofolio
o Grafik tersebut memperlihatkan manfaat yang dapat
diperoleh dengan adanya tambahan saham dalam
portofolio terhadap penurunan Standard Deviasi
o Tambahan manfaat penurunan Standard Deviasi akan
berkurang dengan semakin banyaknya jumlah saham
dalam portofolio

Bambang Santoso Marsoem 41


Diversifikasi dan Risiko Portofolio
• Ada 2 hal yang dapat dipetik dari informasi pada Slide (39 dan 40)
1. Risiko terkait individual aset dapat dihilangkan dengan
membentuk portofolio melalui proses diversifikasi
Prinsip diversifikasi adalah dapat menghilangkan sebagian risiko,
tetapi tidak dapat seluruhnya
Bagian yang dapat dihilangkan disebut diversifiable risk, unique
risk atau unsystematic risk

Risiko Unsystematic secara prinsip dapat dihilangkan melalui


diversifikasi, oleh karena itu portofolio yang terdiri dari
banyak aset hampir tidak memiliki Risiko Unsystematic

2. Tingkat minimum risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui


diversifikasi disebut nondiversifiable risk, market risk, atau
systematic risk

Bambang Santoso Marsoem 42


Diversifikasi dan Risiko Portofolio
• Total risiko sebagaimana ditunjukkan oleh Standard Deviasi
dapat dirumuskan sebagai berikut:

Total Risk = Systematic Risk + Unsystematic Risk

• Untuk portofolio yang terdiversifikasi dengan baik,


o komponen unsystematic risk – nya sangat rendah sekali
o Sedang komponen systematic risk – nya tidak dapat
dihilangkan

Bambang Santoso Marsoem 43


Risiko Sistematik dan Beta

Bambang Santoso Marsoem 44


Risiko Sistematik dan Beta
• Pertanyaan yang sering muncul adalah:
o Faktor apa yang mempengaruhi besaran Premi risiko (Risk
Premium) dari Aset Berisiko (Risky Asset)?
o Atau dengan kata lain, mengapa premi risiko suatu aset
lebih besar dari pada premi risiko aset yang lain?
• Jawabnya tergantung pada besaran systematic dan
unsystematic risk dari masing – masing aset itu sendiri (lihat
Slide 43)

• Dalam sejarah pasar modal, selalu ada imbalan dalam


memiliki aset berisiko

Bambang Santoso Marsoem 45


Risiko Sistematik dan Beta
• Berdasarkan Systematic Risk Principle,
o besarnya imbalan dari aset berisiko dipengaruhi oleh Risiko
Sistematik investasi dimaksud
o Unsystematic risk dapat dihilangkan melalui proses diversifikasi
• Oleh karena itu

Expected Return aset berisiko tergantung pada Risiko Systematic - nya

• Berapapun total risk – nya, hanya Risiko Systematic yang relevan


dalam menghitung return ekspektasi dan risk premium - nya,
sebagaimana ditunjukkan oleh Koeffisien Beta - nya
• Koeffisien Beta (β) menunjukkan besaran Systematic Risk dari suatu
aset berisiko terhadap rata – rata aset, yang umumnya diwakili oleh
indeks bursa
• β = 2 berarti Systematic Risk suatu aset = 2 x risiko rata – rata aset

Bambang Santoso Marsoem 46


Risiko Sistematik dan Beta
• Hal – hal yang perlu diingat adalah :
o Return Ekspektasi, dan demikian juga Risk Premium,
tergantung pada Systematic Risk
o Aset dengan β (beta) yang besar berarti memiliki
Systematic Risk yang besar, sehingga return
ekspektasinya dan juga Risk Premium – nya besar
o Metode perhitungan Beta yang dilakukan satu
institusi/orang dengan institusi/orang yang lain dapat
berbeda – beda, oleh sebab itu dalam
menginterprestasikannya perlu:
 berhati – hati, dan
 Membandingkannya dengan sumber – sumber yang lain

Bambang Santoso Marsoem 47


Risiko Sistematik dan Beta
• Total Risk vs Beta
Saham Standard Deviasi Beta
A 40% 0,50
B 20% 1,50

• Saham A memiliki:
o Total Risk yang besar karena SD - nya = 40% (Slide 43)
o Systematic Risk yang rendah (= 0,50)  Slide 47
o Total Risk = Systematic Risk + Unsystematic Risk (Slide 43), maka
saham A memiliki Unsystematic Risk yang besar
• Saham B memiliki:
o Beta yang tinggi, oleh karena itu Systematic Risk - nya juga tinggi
o Expected Return yang tinggi (Slide 46) dan Risk Premium yang tinggi
(Slide 47)

Bambang Santoso Marsoem 48


Risiko Sistematik dan Beta
• Rumus Portofolio Beta

βportofolio = w1 β1 + w2 β2 + ….. + wn βn

Investasi Proporsi Expected


Saham Beta
(Rp juta) (%) Return
A 1.000 0,10 8% 0,80
B 2.000 0,20 12% 0,95
C 3.000 0,30 15% 1,10
D 4.000 0,40 18% 1,40
Total 10.000

• Return Ekspektasi Portofolio


E RP   wA E RA   wB E RB   wC E RC   wD E RD 

Bambang Santoso Marsoem 49


Risiko Sistematik dan Beta
• Return Ekspektasi Portofolio

ERP   0,1*8%  0,2 *12%  0,3*15%  0,4 *18%


• E(RP) = 14,9%
• Portofolio Beta, β
 P  wA  A  wB  B  wC C  wD  D

 P  0,1* 0,80  0,2 * 0,95  0,3*1,10  0,4 *1,40


• βP = 1,16
• Oleh karena βP > 1, maka portofolio ini memiliki risiko yang
lebih besar dari rata – rata aset

Bambang Santoso Marsoem 50


The Security Market Line

Bambang Santoso Marsoem 51


The Security Market Line
• Risk Free Asset adalah:
o Aset yang tidak memiliki risiko, baik systematic maupun
unsystematic
o Sehingga Beta – nya = nol

• Contoh 9: Suatu investasi pada Aset A dengan E(RA) = 20%, βA =


1,6 sedang return risk free asset RF = 8%. Proporsi aset A =
25%, sedang sisanya pada risk free asset.
• E(RP) = 0,25 x E(RA) + (1 - 0,25) x RF
= 0,25 x 20% + 0,75 x 8% = 11%
• βP = 0,25 x βA + (1 - 0,25) x 0
= 0,25 x 1,6 + 0 = 0,40

Bambang Santoso Marsoem 52


The Security Market Line
• Yang menjadi pertanyaan adalah apakah mungkin wA > 1
• Jawabnya bisa, caranya adalah investor meminjam uang pada
risk free rate
• Contoh 10: Misalkan investor memiliki dana sebesar Rp100
milyar dan meminjam uang sebesar Rp50 milyar pada tingkat
bunga bebas risiko 8%, untuk ditambahkan pada investasinya
pada aset A. Dengan demikian investasi pada:
o Aset A = 150% dari kekayaan investor
o Risk Free Asset = - 50% dari kekayaan investor
• E(RP) = [1,50 x E(RA)] + [(1 - 1,50) x RF ]
= (1,50 x 20%) - (0,50 x 8%) = 26%
• βP = 1,50 x βA + (1 - 1,50) x 0
= 1,50 x 1,6 = 2,4

Bambang Santoso Marsoem 53


The Security Market Line
• Expected Return dan Beta Portofolio pada berbagai proporsi
(wA) Aset A

wA E(RP) βP
0% 8% 0,0
25% (Slide 52) 11% 0,4
50% 14% 0,8
75% 17% 1.2
100% 20% 1,6
125% 23% 2,0
150% (Slide 53) 26% 2,4

Bambang Santoso Marsoem 54


The Security Market Line
• Grafik Expected Return dan Beta Portofolio pada berbagai
proporsi (wA)
0.3
Expected Return Portfolio E(RP )

0.25
E(RA ) = 20% = 7,5 %
0.2

0.15

0.1
RF = 8 %
0.05
βA = 1,6
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Portfolio Beta βP

Bambang Santoso Marsoem 55


The Security Market Line
• Slope dari Grafik pada Slide 55 adalah

E RA   RF 20%  8%
Slope    7,5%
A 1,6

• Makna dari Slope tersebut adalah


o Rasio imbalan (reward) terhadap risiko adalah 7,5%
o Aset A memberikan Risk Premium per unit Systematic Risk
sebesar 7,5%

• Contoh 11: misalkan suatu portofolio terdiri dari Aset B dengan


E(RB) = 16% dan βB =1,2, risk free asset RF = 8% dan proporsi aset
sama dengan tingkat pada contoh 10. Tunjukkan mana yang lebih
baik, portofolio pada contoh 10 atau 11?

Bambang Santoso Marsoem 56


The Security Market Line
• E(RP) = 0,25 x E(RB) + (1 - 0,25) x RF
= 0,25 x 16% + 0,75 x 8% = 10%
• βP = 0,25 x βB + (1 - 0,25) x 0
= 0,25 x 1,2 + 0 = 0,30
• Berbagai nilai E(RP) dan βP adalah sebagai berikut

wB E(RP) βB
0% 8% 0,0
25% 10% 0,3
50% 12% 0,6
75% 14% 0,9
100% 16% 1,2
125% 18% 1,5
150% 20% 1,8

Bambang Santoso Marsoem 57


The Security Market Line
• Grafik Expected Return dan Beta Portofolio pada berbagai proporsi (wB)

0.25
Expected Return Portfolio E(RP )

0.2
E(RB ) = 16% = 6,67%
0.15

0.1

RF = 8 %
0.05
βB = 1,2
0
0 0.5 1 1.5 2

Portfolio Beta βP

Bambang Santoso Marsoem 58


The Security Market Line
• Grafik Perbandingan Portofolio A dan B
0.25 Aset A
Expected Return Portfolio E(RP )

0.2 Aset B

0.15

0.1

0.05

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5

Portfolio Beta βP

Bambang Santoso Marsoem 59


The Security Market Line
• Slide (58 dan 59) menunjukkan bahwa slope Aset B adalah

E RB   RF 16%  8%
Slope    6,67%
B 1,2

lebih rendah dari pada slope Aset A =7,5%

• Slide (59) menunjukkan bahwa:


o untuk setiap tingkat systematic risk tertentu, portofolio
Aset A selalu memberi return ekspektasi yang lebih besar
dari pada portofolio Aset B
o Portofolio Aset A lebih baik dari pada portofolio Aset B

Bambang Santoso Marsoem 60


The Security Market Line
• Dalam kondisi perekonomian dan bursa yang berfungsi
dengan baik, perbedaan slope A dan slope B menyebabkan:
o investor tertarik pada saham A dan menjauhi saham B,
o Harga saham A ↑, sedang harga saham B ↓
Oleh karena harga saham dan return saham bergerak
berlawanan arah, maka E(RA) akan ↓, sedang E(RB) akan ↑

• Proses pergerakan tersebut di atas pada bursa yang aktif dan


kompetitif akan terus berlangsung hingga hubungan
fundamental antara risiko dan return berikut ini tercapai

E R A   RF E RB   RF

A B

Bambang Santoso Marsoem 61


The Security Market Line
• Persamaan pada Slide (61) berlaku juga untuk perbandingan
lebih dari 2 aset
• Persamaan Slide (61) dapat dituliskan sebagai berikut:

The Reward to risk ratio untuk semua aset di bursa adalah sama

• Pernyataan di atas memiliki makna bahwa:


o suatu aset yang memiliki systematic risk 2x lebih besar dari
pada aset yang lain, maka Risk Premium – nya juga 2x
lebih besar (Slide 47)
o Semua aset di bursa akan berada pada satu garis yang
sama (Slide 63) karena semua memiliki the Reward to Risk
Ratio yang sama

Bambang Santoso Marsoem 62


The Security Market Line
• Grafik Expected Return dan Beta Portofolio pada berbagai Aset

SML
Expected Return Portfolio E(Ri )

RC C E Ri   RF

i
RD
D
RB
RA

RF

βA βB βC βD Portfolio Beta βi

Bambang Santoso Marsoem 63


The Security Market Line
• Slide (63) menunjukkan bahwa
o titik C yang berada di atas garis, harga sahamnya akan naik
dan Expected Return – nya akan turun sampai berada pada
satu garis kembali
o Titik D yang berada di bawah garis, harga sahamnya akan
turun dan Expected Return – nya akan naik hingga berada
pada satu garis kembali
o Pendapat ini berlaku:
 di bursa yang aktif, kompetitif dan berfungsi dengan baik
seperti NYSE (Ross, 423)
 Di pasar keuangan dan tidak berlaku di sektor riil

Bambang Santoso Marsoem 64


The Security Market Line
• Buy Low Sell High
o Suatu aset dikatakan overvalued (harganya terlalu tinggi) bila
dibandingkan dengan Return Ekspektasi dan tingkat Risikonya
o Misalkan Risk Free Rate = 6% per tahun. Apakah salah satu
diantara kedua aset ini overvalued terhadap yang lainnya?

Saham Beta Return Ekspektasi


A 1,3 14%
B 0,8 10%

• Jawabannya dapat dilihat dari rumus Reward to Risk Ratio :

E Ri   RF

i

Bambang Santoso Marsoem 65


The Security Market Line
• Reward to Risk Ratio untuk:
o Saham A = (14% - 6%) / 1,3 = 6,15%
o Saham B = (10% - 6%) / 0,8 = 5%
• Kesimpulannya:
o Saham B memberikan return ekspektasi yang tidak
sebanding dengan tingkat risikonya, bila dibandingkan
dengan Saham A
o Oleh karena Return ekspektasi saham B rendah, maka
dapat dikatakan bahwa:
 Harga saham B terlalu tinggi (kemahalan)
 Harga saham B overvalued terhadap harga saham A
 Harga saham B akan turun relatif thd harga saham A

Bambang Santoso Marsoem 66


The Security Market Line
• Security Market Line adalah garis dengan slope positif yang
menunjukkan hubungan antara Return Ekspektasi dengan Beta
(systematic risk) di pasar finansial

• Misalkan suatu portofolio terdiri dari seluruh aset yang ada di


bursa, maka
o Portofolio tersebut disebut Market Portofolio
o Return Ekspektasinya E(RM)
o Beta dari market portfolio adalah βM
• Oleh karena seluruh aset di bursa harus terletak pada SML, maka
demikian juga dengan aset dari market portfolio
• Selain dari pada itu karena portofolio ini mewakili seluruh aset,
maka portofolio ini memiliki rata – rata systematic risk pasar

Bambang Santoso Marsoem 67


The Security Market Line
• Dengan kata lain βM = 1, sehingga

E RM   RF E RM   RF
SML slope    E RM   RF
M 1

• Market Risk Premium adalah


o Slope dari SML
o E(RM) - RF

Bambang Santoso Marsoem 68


Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Bambang Santoso Marsoem 69


Capital Asset Pricing Model (CAPM)
• Misalkan suatu aset memiliki Return Ekspektasi E(Ri) dan Beta βi
• Oleh karena setiap aset harus berada pada SML, maka Reward to
Risk Ratio –nya juga harus sama, yaitu

E Ri   RF
 E RM   RF
i

• Persamaan tersebut dapat juga ditulis sebagai berikut:

E Ri   RF  E RM   RF xi


• Persamaan ini sering disebut dengan Capital Asset Pricing Model
(CAPM)

Bambang Santoso Marsoem 70


Capital Asset Pricing Model (CAPM)
• CAPM menunjukan bahwa Return Ekspektasi untuk suatu aset
tergantung pada 3 hal:
1. The pure time value of money, sebagaimana ditunjukkan oleh
Risk free Rate RF
2. Imbalan terhadap risiko systematic, sebagaimana ditunjukkan
oleh Market Risk Premium E(RM) – RF
3. Besaran systematic risk untuk suatu aset atau portofolio,
sebagaimana ditunjukkan oleh βi

• Contoh 11: Misalkan RF = 4%, Market Risk Premium = 8,6% dan


βi = 1,3. Berdasarkan informasi ini berapakah E(Ri) ?
• Market Risk Premium = E(RM) - RF = 8,6%
• E(Ri) = 4% + (8% x 1,3) = 4% + 11,18% = 15,18%

Bambang Santoso Marsoem 71


SML dan Cost of Capital

Bambang Santoso Marsoem 72


SML dan Cost of Capital

• Tujuan mempelajari Risk dan Return ada 2 hal:


1. Setiap keputusan bisnis perlu mempertimbangkan risiko dari
bisnis tersebut
2. Menentukan besaran discount rate dari arus kas masa datang

• SML memberikan informasi tentang:


o Besaran imbal hasil investasi aset berisiko pada pasa finansial
o Besaran Expected Return minimum dari setiap investasi yang
tidak boleh lebih rendah dari return investasi pada pasar
finansial yang memiliki risiko yang sama
Pertimbangannya, bila hasilnya lebih buruk, maka investor
lebih baik berinvestasi di pasar finansial

Bambang Santoso Marsoem 73


SML dan Cost of Capital

• Oleh karena itu dalam perhitungan NPV, discount rate yang


digunakan sebaiknya adalah Expected Return dari investasi pada
pasar finansial yang memiliki Systematic risk atau Beta yang
sama
• Cost of Capital
o adalah imbal hasil minimum yang dikehendaki dari suatu
investasi (the minimum required return on a new investment)
o Dikatakan minimum, karena pada tingkat ini investor dapat
mencapai titik impas (Break Even)
o Disebut juga sebagai opportunity cost dari suatu investasi
• Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Expected Return suatu
investasi dikatakan menarik bila dapat memberikan imbal hasil
yang lebih baik dari yang ditawarkan pada pasar finansial

Bambang Santoso Marsoem 74

Anda mungkin juga menyukai