Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASI

Nama : Riski Adi Saputra


NIM : 043732478
Prodi : S1 Manajemen

1. Jelaskan atribut penting dalam disain pekerjaan serta elemen desain pekerjaan
yang berkaitan dengan analisis tugas, analisis karyawan, dan analisis lingkungan
Jawab :
Atribut ini melibatkan pemberian umpan balik yang teratur dan konstruktif kepada
karyawan tentang kinerja mereka. Umpan balik yang efektif dapat membantu
karyawan meningkatkan kualitas kerja mereka dan mencapai tujuan yang
ditetapkan.

Elemen desain pekerjaan yang berkaitan dengan analisis tugas, analisis karyawan,
dan analisis lingkungan meliputi:

a. Analisis Tugas: Melibatkan identifikasi tugas-tugas spesifik yang harus


dilakukan dalam pekerjaan tersebut. Ini mencakup penentuan urutan tugas, tingkat
kompleksitas, dan keahlian yang diperlukan.

b. Analisis Karyawan: Melibatkan penilaian kemampuan, keahlian, dan


karakteristik karyawan yang paling sesuai dengan tugas-tugas yang harus
dilakukan. Hal ini memungkinkan penempatan yang tepat dan penugasan tugas
yang sesuai dengan kemampuan individu.

c. Analisis Lingkungan: Melibatkan pemahaman terhadap faktor-faktor lingkungan


yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Ini mencakup aspek fisik, sosial, dan
organisasional yang dapat memengaruhi kinerja dan kesejahteraan karyawan.

Dengan memperhatikan atribut penting dan elemen desain pekerjaan yang terkait,
organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang memadai, memaksimalkan
potensi karyawan, dan mencapai efisiensi serta produktivitas yang lebih tinggi.
2. Waktu standar merupakan waktu yang diperlukan oleh rata-rata karyawan untuk
mengerjakan pekerjaannya pada kondisi normal.
a. Jelaskan menghitung waktu rata-rata, menghitung waktu normal, dan
menghitung waktu standar pada tahapan dalam menentukan waktu standar
(Russell dan Taylor)
Jawab :
1) Menentukan metode kerja standar, yaitu metode atau cara yang
digunakan secara sama oleh karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang
sama tersebut.
2) Membagi atau mengelompokkan pekerjaan kedalam berbagai elemen
pekerjaan. Semakin detail penguraian pekerjaan kedalam elemen-elemen
pekerjaan atau kegiatan, semakin mudah waktu standar ditentukan.
3) Mempelajari pekerjaan yang ditentukan waktu standarnya. Hal ini
dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan dan menentukan waktu pengerjaannya dengan
menggunakan stopwatch.
4) Menentukan tingkat kinerja. Tingkat kinerja pada umumnya ditentukan
dengan menggunakan presentase yang bisa juga dengan kinerja pekerjaan
yang diamati lebih dari 100%. Tingkat kinerja tersebut ditentukan secara
subjektif.
5) Menghitung waktu rata-rata. Waktu rata-rata ditentukan dengan
mengadakan pengamatan secara berulang terhadap pekerjaan yang sama.
Waktu rata-rata ini juga harus ditentukan, baik untuk pekerjaan maupun
setiap elemen pekerjaan.
6) Menghitung waktu normal, yaitu menghitung waktu rata-rata dan tingkat
kinerjanya.
7) Waktu standar adalah waktu rata-rata yang dubutuhkan tenaga kerja
untuk melakukan pekerjaan dengan kondisi yang normal. Apabila sebuah
perusahaan memiliki waktu standar proses produksi maka manajemen
perusahaannya akan mempunyai kemudahan dalam menyusun
perencanaan, pengalokasian, dan pengendalian tenaga kerja yang
dibutuhkan dan dapat mengetahui output standar.

b. kemudian hitunglah waktu standar kasus di bawah ini, apabila waktu


kerja yang memiliki 10 siklus dan faktor penunda 12%

ELEMEN ∑t (menit) RF
1 3,32 0,83
2 5,51 1,00
3 2,72 1,02
4 4,88 1,78
5 1,15 0,07

Jawab :
Langkah pertama adalah menentukan waktu rata-rata dengan mengalikan masing-
masing elemen dan tingkat kinerja

Elemen ∑t (menit) T RF Nt
1 3,32 0,332 0,83 0,275
2 5,51 0,551 1,00 0,551
3 2,72 0,272 1,02 0,277
4 4,88 0,488 1,78 0,868
5 1,15 0,115 0,07 0,008

Langkah kedua adalah menentukan waktu siklus normal sebagai berikut


NT = ∑Nt = 1,979 menit
Langkah ketiga adalah menentukan waktu standar sebagai berikut
ST = NT (1 + AF)
ST = 1,979 (1 + 0,12) = 2,216 menit
3. Jelaskan dan sebutkan strategi model permintaan dalam proses perencanaan dan
penjadwalan agregat?
Jawab :
Perencanaan agregat (aggregate planning) adalah sebuah pendekatan dan proses
untuk menentukan perencanaan produksi jangka menengah, yaitu penghubung
antara perencanaan jangka pendek dengan jangka panjang (3 bulan sampai 1 tahun),
yang mencakup pengembangan, analisis, dan pemeliharaan rencana untuk
penjualan total, produksi total, persediaan sasaran, dan sasaran jaminan sediaan.

a. Pilihan kapasitas (Capacity Options)

Piihan kapasitas merupakan pilihan yang tidak berusaha mengubah permintaan,


tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan dengan mengubah kapasitas
yang tersedia. Pilihan kapasitas terdiri dari lima jenis, yaitu:

1) Mengubah tingkat persediaan dengan cara meningkatkan persediaan selama


periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa yang
akan datang. Akibatnya muncul biaya yang berkaitan dengan penyimpanan.

2) Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan cara merekrut atau memperhentikan.


Dimana jumlah karyawan dapat disesuaikan dengan tingkat produksi yang
diinginkan. Akibatnya adalah moral pekerja dan berpengaruh terhadap
produktivitas, serta munculnya biaya tambahan yang berupa biaya pelatihan dalam
perekrutan maupun biaya untuk gaji pesangon karyawan.

3) Meragamkan tingkat produksi lembur atau waktu kosong. Dalam pilihan ini
jumlah tenaga kerja tetap konstan, namun waktu kerja diragamkan dengan
mengurangi jam kerja ketika permintaan rendah, dan melakukan lembur jika
permintaan tinggi. Akibatnya muncul upah lembur yang tinggi daripada upah
reguler.

4) Sub kontrak. Dalam hal ini sub kontrak dapat diartikan sebagai kegiatan yang
melakukan realokasi kebutuhan produksi antar perusahaan agar melancarkan proses
produksi. Akibatnya harga yang mahal dapat menambah biaya pengeluaran
perusahaan bertambah dan kualitas dari perusahaan lain yang melakukan
subkontrak tidak sesuai seperti yang diharapkan.
5) Penggunaan karyawan paruh waktu. Apabila permintaan perusahaan sedang
tinggi maka perusahaan akan merekrut karyawan tidak tetap untuk memenuhi
kebutuhan produksi. Akibatnya menggunakan tenaga kerja paruh waktu, kinerja
karyawan tersebut tidak terampil.

b. Pilihan Permintaan (Deman Options)

Pilihan permintaan merupakan pilihan yang berusaha untuk mengurangi perubahan


pola permintaan selama periode perencanaan. Ada tiga yaitu :

1) Mempengaruhi permintaan. Kegiatan promosi, iklan, dan diskon digunakan


ketika permintaan sedang rendah. Bagaimanapun iklan khusus, promosi, penjualan,
dan penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan
kapasitas produksi.

2) Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi. Tunggakan pesanan


adalah pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi tidak mampu
(secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Pilihan ini digunakan
ketika pelanggan berkenan menunggu tanpa kehilangan kehendak atas pesanannya.
Namun konsekuensinya adalah bisa berakibat kehilangan penjualan.

3) Perpaduan produk dan jasa yang counter seasonal (dengan musim yang berbeda).
Perusahaan mengembangkan produk yang merupakan perpaduan dari barang
counter seasonal. Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan
pendingin ruangan, perusahaan yang menerapkan pendekatan ini mungkin akan
menghadapi produk atau jasa di luar area keahlian atau di luar target pasar mereka.

c. Pilihan Campuran

Meskipun lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat menghasilkan
jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi diantara pilihan kapasitas dan
pilihan permintaan mungkin akan lebih baik. Pilihan campuran terdiri dari dua
jenis, yaitu:

1) Strategi Perburuan (Chase Strategy). Mencoba untuk mencapai tingkat output


untuk setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut.
Strategi ini dapat terpenuhi dengan berbagai cara. Sebagai contoh, manajer operasi
dapat megubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan
karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah produksi dengan waktu lembur,
waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau subkontrak. Banyak organisasi jasa
menyukai strategi perburuan ini karena pilihan persediaan sangat sulit atau mustahil
untuk diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi perburuan meliputi sektor
pendidikan, perhotelan, dan konstruksi.

2) Strategi tingkat atau penjadwalan tingkat (Level Strategy). Adalah rencana


agregat dimana tingkat produksi tetap sama dari periode ke periode. Perusahaan
seperti Toyota dan Nissan mempertahankan tingkat produksi mereka pada tingkat
yang seragam. Filosofi mereka adalah tenaga kerja yang stabil menciptakan produk
dengan kualitas lebih baik, lebih sedikit perputaran karyawan dan ketidakhadiran,
serta karyawan yang lebih berkomitmen terhadap tujuan perusahaan. Penghematan
lain mencakup karyawan yang lebih berpengalaman, penjadwalan dan pengawasan
yang lebih mudah, serta lebih sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang
dramatis. Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan
cukup stabil.

Anda mungkin juga menyukai