Anda di halaman 1dari 9

STANDAR PEKERJA DAN PENGUKURAN KERJA

Standar pekerja modern diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Fredrick
Taylor dan Fran Gilbreth dan Lillian Gilberth diawal abad ke-20. Saat itu, sebagian besar
pekerjaan dikerjakan secara manual yang mengakibatkan tingginya porsi pekerja dalam satu
produk. Hanya sedikit informasi yang diketahui tentang apa-apa yang termasuk dalam satu hari
kerja normal, sehingga manajer memulai suatu penelitian untuk meningkatkan metode kerja dan
memahami usaha manusia. Standar pekerja ini biasanya merupakan titik awal dalam menentukan
kebutuhan pekerja.

Manajemen operasi yang efektif membutuhkan standar yang dapat membantu


perusahaan untuk menentukan:

1. Proporsi pekerja dari setiap barang yang diproduksi (biaya pekerja)


2. Kebutuhan staf (berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk memproduksi
barang yang dibutuhkan)
3. Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk membantu
mengambil beragam keputusan, dari perkiraab biaya hingga ke keputusan untuk
membuat sendiri atau membeli)
4. Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa mengerjaka apa dalam satu
aktivitas kelompok atau pada satu lini produksi)
5. Tingkat Produksi yang diharapkan (sehingga baik manajer dan pejerja tau apa
saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal)
6. Dasar perencanaan intensif pekerja (apa yang menjadi acuan untuk memberiksn
insentif yang tepat
7. Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar diperlukan untuk
mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi)

Standar pekerja yang ditetapkan secara benar, mewakili waktu yang dihabiskan oleh
seorang pekerja rata-rata untuk melaksanakan aktivitas tertentu dibawah kondisi kerja normal.
Tujuan pengukuran kerja Standar pekerja ditetapkan dengan empat cara :

1. Pengalaman masa lalu (historical experience)

2. Studi waktu (time studies)

3. Standar waktu yang telah ditentukan (predetermited time standards)

4. Pengambilan sampel kerja (work sampling).


PENGALAMAN MASA LALU

Standar masa lalu mempunyai kelebihan, karenasecara relative mudah dan murah
didapatkan. Walaupun demikian, standar ini tidak objektif dan kita tidak mengetahui
keakuratannya, apakah mereka mencerminkan kecepatan kerja yang layak atau yang buruk, dan
apakah kejadian yang tidak biasa terjadi sudah dimasukan dalam perhitungan.

STUDI WAKTU

Studi waktu merupakan pencatatan waktu sebuah sampel kinerja pekerja dan
menggunakannya sebagai dasar untuk menetapkan waktu standar. Pada awalnya studi waktu
dikenalkan oleh Frederick W. Taylor di tahun 1881, masih menjadi metode yang paling banyak
digunakan hingga sekarang. Prosedur studi waktu menggunakan contoh sampel kinerja seorang
pekerja dan menggunakannya sebagai standar. Seorang pekerja yang terlatih dan berpengalaman
dapat menerapkan standar dengan delapan langkah berikut :

1. Definisiskan pekerjaan yang akan diamati


2. Bagi pekerjaan menjadi elemen yang tepat
3. Tentukan berapa kali akan dilakukan pengamatan
4. Hitung waktu dan catat waktu elemen serta tingkat kinerja
5. Hitung waktu siklus pengamatan rata-rata.
Waktu siklus pengamatan rata-rata merupakan rata-rata aritmatika dari waktu
setiap elemen yang diukur, yang disesuaikan dari pengaruh yang tidak biasa untuk
setiap elemen.
Rumus Waktu siklus rata-rata = Jumlah Waktu yang dicatat untuk setiap elemen
Jumlah Siklus Pengamatan
6. Tentukan tingkat kinerja ( kecepatan kerja ), kemudian hitung waktu normal untuk
setiap unsur
Rumus Waktu Normal = ( Waktu Pengamatan rata-rata) x ( Tingkat Kinerja )
7. Tambahkan waktu normal setiap unsure untuk mendapatkan waktu normal total
untuk perkerjaan tersebut
8. Hitunglah waktu standar.
Waktu standar = Waktu Normal
1 - Faktor kelonggaran
Contoh kasus

Management Science Associate mempromosikan seminar pengembangan


manajemennya degnan mengirimkan ribuan surat yang diketik dan disusun secara pribadi pada
berbagai perusahaan. Sebuah studi waktu dilaksanakan pada pekerjaan menyiapkan surat untuk
dikirmkan. Dengan dasar pengamatan dibawah, Management Science Associate ingin membuat
waktu standar untuk pekerjaan ini. Faktor Kelonggaran pribadi, Keterlambatan dan kelelahan
perusahaan yaitu 15%.

Pengamatan ( dalam menit )

Unsur Kerja 1 2 3 4 5 Tingkat


Kinerja

a. Membuat& mengetik surat 8 10 9 *21 11


120%
b. Mengetik alamat amplop 2 3 2 1 3 105%
c. Mengisi,menempelkan 2 1 *5 2 1
110%

Pendekatan : setelah data dikumpulkan, prosedurnya adalah :

1. Menghapus pengamatan yang tidak biasa atau tidak berulang


2. Menghitung waktu rata-rata untuk setiap unsure
3. Menghitung waktu normal untuk setiap unsure
4. Mencari waktu normal total
5. Menghitung waktu standar

Jawab =

1. Hapus hasil pengamatan yang tidak biasa terjadi seperti yang telah diberi tanda
bintang(*). Hal ini mungkin terjadi karena adanya interupsi bisnis, pertemuan dengan
atasan, atau kesalahan karena suatu hal, ini bukan merupakan bagian unsure pekerjaan ,
tetapi mungkin waktu pribadi atau keterlambatan.
2. Hitung waktu siklus rata-rata untuk setiap unsur pekerjaan :
Waktu rata-rata untuk A = (8 + 10 + 9 + 11)/4 = 9.5 menit
Waktu rata-rata untuk B = (2 + 3 + 2 + 1 + 3)/5 = 2.2 menit
Waktu rata-rata untuk C = (2 + 1 + 2 + 1)/4 = 1.5 menit
3. Hitung waktu normal setiap unsure pekerjaan :
Waktu Normal untuk A = ( 9.5 ) x ( 1.2 )
= 11.4 menit
Waktu Normal untuk B = ( 2.2 ) x ( 1.05 )
= 2.31 menit
Waktu Normal untuk C = ( 1.5) x 1.1)
= 1.65 menit
4. Tambahkan waktu normal setiap unsure untuk menemukan waktu normal total
Waktu normal total = 11.4 + 2.31 + 1.65
= 15.36
5. Hitung waktu standar pekerjaan :
Waktu standar = Waktu Normal
1 - Faktor kelonggaran
= 15.36
1-0.15
= 18.07 Menit
Jadi, waktun 18.07 menit merupakan standar waktu untuk pekerjaan ini

Studi waktu membutuhkan sebuah proses pengambilan sampel, jadi pertanyaan


kesalahan pengambilan sampel dalam waktu siklus pengamatan rata-rata biasa terjadi. Dalam
statistic, kesalahan bervariasi dengan jumlah berbanding terbalik dengan ukuran sampel. Jadi
untuk menentukan berapa banyak siklus yang harus dicatat keragaman setiap elemen dalam
pengamatan harus dipertimbangkan. Untuk menentukan sebuah ukuran sampel yang mencukupi,
terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan :
1. Seberapa akurat hasil pengamatan yang diinginkan
2. Tingkat keyakinan yang diinginkan
3. Berapa banyak variasi yang muncul dalam eleman kerja
Formula untuk menentukan ukuran sampel yang tepat diberikantiga variable adalah:
zs 2
Ukuran sampel yang dibutuhkan = n = hx

Dengan: h = tingkat ketepatan yang diinginkan, dinyatakan dalam sebuah angka


desimal
z = jumlah deviasi standar yang dibutuhkan tingkat keyakinan yang diingikan
s = deviasi standar awal
x = rata-rata sampel awal
n = ukuran sampel yang dibutuhkan

Tingkat Keyakinan yang Nilai Z


(deviasi standar yang dibutuhkan untuk
Diinginkan (%) tingkat keyakinan yang diinginkan)
90.00 1.65
95.00 1.96
95.45 2.00
99.00 2.58
99.73 3.00

Contoh Kasus:

Thomas W Jones Manufacturing Co. meminta anda untuk memeriksa sebuah standar
pekerja yang telah disiapkan oleh seorang analis yang baru saja diberhentikan. Tugas pertama
anda adalah menentukan ukuran sampel yang benar. Ketepatan yang diharapkan adalah
5%dengan tingkat keyakina 95%. Deviasi standar sampel adlah 1,0 dan rata-rata 3,00

Jawaban:
h = 0,05 , x = 3,00 , s = 1,0
z = 1,96 (dari tabel)
zs 2
n = hx

1,96x1,0 2
n = 0,05x3
= 170,74 171

Jika h, tingkat ketepatann yang diinginkan dinyatakan sebagai kesalahan absolute


maka gantilah e untuk hx dan formula menjadi : zs 2
e

Jika s, deviasi standar sampek tidak disediakan (dalam kasus nyata) maka deviasi
standar harus dihitung. Formula ini diberikan dengan persamaan:

STANDAR WAKTU YANG DITENTUKAN


Standar waktu yang ditentukan merupakan suatu pembagian pekerjaan manual
menjadi elemen dasar kecil yang waktumya telah ditetapkan dan dapat diterima secara luas.
Untuk memperkirakan waktu untuk sebuah pekerjaan tertentu, factor waktu bagi setiap elemen
dasar dari pekerjaan itu dijumlahkan.
Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan dari gerakan dasar
yang disebut sebagai Therblig. Therblig mencakup aktivitas seperti memilih (select),
mengambil (grasp), mengarahkan (position), merakit (assemble), menjangkau (reach),
memegang (hold), beristirahat (time measurement unit-TMU), yang sama dengan 0,00001 jam
atau 0,0006 menit. Nilai MTM untuk beragam Therblig ditentukan dalam table khusus.
Contoh tabel :

GET dan PLACE Jarak (inci) <8 >8 >20


<20 <32
Berat Kondisi Tingkat ketepatan kode 1 2 3
< 2pon Kira-kira AA 20 35 50
mudah Rendah AB 30 45 60
Tinggi AC 40 55 70
Kira-kira AD 20 45 60
Sulit Rendah AE 30 55 70
Tinggi AF 40 65 80
Kedua tangan Kira-kira AG 40 65 80
>2 pon <18 Kira-kira AH 25 45 55
pon Renah AJ 40 65 75
Tinggi AK 50 75 85
Kira-kira AL 90 106 115
>18 pon<45 pon Rendah AM 95 120 130
Tinggi AN 120 145 160

Untuk menggunakan GET dan PLACE, seseorang harus mengetahui apa yang
diambil, perkiraan beratnya, dari mana, seta berapa jauh ia harus ditempatkan.

Contoh kasus :
Menuangkan tabung spesimen dilaboratoriom rumah sakit merupakan sebuah pekerjaan
berulang dengan data MTM pada gambar diatas dapat digunakan untuk membuat waktu standar.
Tabung sampel berada disebuah rak dan tabung sentrifugal terdapat pada kotak yang terletak
didekatnya. Seorang teknisi memindahkan tabung sampel dari rak, membuka tutupnya,
mengambil tabung sentrifugal, menuangkan isinya, kemudian menempatkan kedua tabung di rak.
Elemen kerja pertama yang terlibat adalah mengambil tabung dari rak. Anggap
kondisi untuk GET tabung dan PLACE tabung tersebut didepan teknisi adalah:

Berat : kurang dari 2 pon


Kondisi GET : mudah
Tingkat ketepatan : kira-kira
Jarak : 8 hingga 20 inci

Elemen MTM untuk aktivitas ini adalah AA2


Standar waktu yang telah ditentukan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan studi waktu :
1. Standar waktu ini dapat dibuat di laboratorium, prosedur ini tidak akan menggangu
aktivitas produksi yang sesungguhnya
2. Standar dapat ditentukan sebelum sebuah pekerjaan benar-benar dilakukan, standar ini
dapat digunakan untuk membuat rencana
3. Tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan
4. Sekitar pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara yang wajar untuk
menetapkan standar
5. Standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada perusahaan yang melakukan
sejumlah besar penelitian pada tugas yang sama.

PENGAMBILAN SAMPEL KERJA


Pengambilan sampel kerja merupakan metode keempat untuk menentukan standar
produksi atau pekerja. Pengambilan sampel kerja dikembangkan di Inggris oleh L. Tipper di
tahun 1930. Pengambilan sampel kerja (work sampling) memberikan presentase waktu yang
dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaannya. Pengambilan sampel kerja
membutuhkan pengamatan secara acak untuk mencatat aktivitas yang dilakukan pekrja.
Studi pengambilan sampel kerja dapat didefinisikan sebagai serangkaiaan pengamatan
acak atas pekerjaan yang digunakan untuk menentuaka kegiatan-kegiatan dari sekelompok
individu atau pekerja.

Terdapat beberapa tujuan dari pengambilan sampel kerja, antara lain :


1. Untuk menaksir waktu produktif dan tidak produktif

2. Untuk menentukan isi pekerjaan


3. Untuk membantu manajer serta pekerja menggunakan waktu mereka dengan lebih
baik

4. Untuk memperkirakan kebutuhan manajerial, kebutuhan akan peralatan, atau


biaya berbagai kegiatan

Prosedur pengambilan sampel kerja terdiri dari :


1. Ambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter (seperti
presentase waktu sibuk seorang dalam bekerja)

2. Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan

3. Buat jadwal untuk mengamati pekerjapada waktu yang layak. Konsep angka acak
digunakan untuk mendapatkan pengamatan yang benar-benar acak.

4. Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekrja

5. Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka (biasanya dalam


persentase

Kelebihan dari pengambilan sampel kerja, antara lain :

Pengambilan sampel kerja lebih murah, karena hanya diperlukan seorang


pengamat yang dapat mengamati beberapa pekerja secara bersamaan.

Pengamat tidak membutuhkan pelatihan yang khusus, dan tidak diperlukan


perlatan pengukur waktu yang khusus.

Penelitian dapat ditunda kapan saja dengan menghasilkan sedikit dampak pada
hasil.

Karena pengambilan sampel menggunakan pengamatan secara spontanpada


waktu yang panjang, pekerja hanya memiliki sedikit kesempatan untuk
mempengaruhi hasil penelitian.

Prosedur yang ada, hanya sedikit mengganggu dan karenannya tidak


menyebabkan pekerja merasa berkeberatan.

Sedangkan Kekurangan dari pengambilan sampel kerja, antara lain :

Tidak membagi elemen kerja selengkap studi waktu


Pengambilan sampel kerja dapat menghasilkan hasil yang bias atau tidak benar
bila pengamat tidak mengikuti rute pengamatan yang acak

Karena tidak mengganggu, pengambilan sampel kerja cenderung kurang akurat


terutama saat pekerjaan yang diamati memiliki waktu siklus pendek.

Anda mungkin juga menyukai