Anda di halaman 1dari 5

Judul :

Menanamkan Ilmu Pengetahuan Astronomi


di Planetarium Jakarta
Nama Anggota Kelompok, Kelas, & NPM
1. M. Raihan Pras (2G-044122217)
2. Nada Dalila Jelita (2G-044122214)
3. Emmanuel Junius Indra Saputra (2G-044122220)
4. Esti Maemunah (2G-044122240)
5. Gilang Nur Fadias Susanto (2G-044122515)
6. Muhammad Fadly Ardhian S (2G- 044122232)
7. Ery Firmansyah (2G-044122449)
8. Mesa Dwi Saputra (2G-044122244)

Jobdesk

1. M. Raihan Pras
- Mendirect semua visual yang ada di video
- Memberikan ide untuk tugas di planetarium
2. Nada Dalila Jelita
- Mewawancarai narasumber
- Membuat latar belakang dan pesan moral dalam cerita
3. Emmanuel Junius Indra Saputra
- Menjadi cameramen untuk visualisasi dalam video
4. Esti Maemunah
- Menjadi cameramen saat wawancara
5. Gilang Nur Fadias Susanto
- Menjadi editor dalam membuat semua video
6. Muhammad Fadly Ardhian S
- Membuat pertanyaan untuk wawancara
- Merapihkan laporan tugas ddt
7. Ery Firmansyah
- Menjadi talent utama di video
- Mewawancari orang yang mengunjungi planetarium
8. Mesa Dwi Saputra
- Director
- Script writer
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah berkembang pesat di berbagai belahan dunia.
Perancangan serta pengembangan dalam bidang IPTEK terus dilakukan sehingga dalam
mewujudkannya diperlukan sebuah sarana dan prasarana yang sanggup mewadai segala bentuk
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksaan proses perkembangan IPTEK. Salah satu ilmu
pengetahuan yang sedang berkembang dan banyak diteliti saat ini adalah ilmu astronomi. Ilmu
astronomi merupakan ilmu yang telah di pelajari dan diteliti bahkan sejak peradaban Mesir Kuno
dan Yunani hingga terus berlanjut dan berkembang pada peradaban modern saat ini. Di mana
ilmu astronomi merupakan ilmu yang berkaitan dengan pemangamatan manusia terhadap benda-
benda langit serta fenomena alam yang terjadi pada galaksi.
Saat ini salah satu sarana yang dapat digunakan untuk mengamati serta mempelajari ilmu yang
berkaitan dengan segala fenomena yang terjadi pada benda-benda langit yaitu planet, meteor,
hingga galaksi bisa kita dapatkan dalam sebuah planetarium dan observatorium. Planetarium
telah berkembang sejak tahun 1600’an di wilayah Eropa dan Amerika. Sedangkan, di wilayah
Asia baru di mulai sejak Perang Dunia ke II.
Pada masa sekarang minat masyarakat untuk mempelajari dan rasa ingin tahu tentang sistem tata
surya atau yang lebih dikenal astronomi, mengalami peningkatan yang sangat pesat di berbagai
kalangan. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu sarana ataupun prasarana agar dapat menampung
keinginan masyarakat tersebut. Sarana untuk menampung keinginan masyarakat tersebut dalam
bentuk yang kita kenal di antaranya adalah teropong bintang. Dan masih banyak lagi peralatan
yang belum kita ketahui dalam kegiatan yang berkaitan dengan melihat, mengamati,dan meneliti
mengenai sistem tata surya ini. Peningkatan kebutuhan informasi yang pesat tersebut
mengakibatkan dibutuhkanya suatu wadah yang dapat menampung semua aktifitas kebutuhan
tersebut, sehingga kebutuhan 3 masyarakat tersebut dapat terpenuhi dengan efektif dan efisien.
Hal ini akan dapat diwujudkan dalam sebuah wadah sebuah bangunan planetarium.
Di Indonesia telah memiliki tiga planetarium yang dapat digunakan oleh pelajar maupun
masyarakat umum yang ingin mengetahui secara umum hingga mendalami ilmu yang berkaitan
dengan astronomi. Planetarium merupakan wadah untuk pusat kegiatan penelitian astronomi
melalui media pustaka, film dokumenter, atau pengamatan secara lansung. Planetarium akan
menjadikan sebuah alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mengenai ilmu
pengetahuan semesta.
Planetarium pertama merupakan Planetarium Jakarta, tempat yang menjadi objek dari pembuatan
tugas kami yang berlokasi di kompleks Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Cikini,
Jakarta Selatan. Planetarium kedua merupakan Planetarium Surabaya yang terletak di
Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya. Sedangkan untuk planetarium ketiga
merupakan Planetarium Jagad Raya Tenggarong yang berada di tepi sungai Mahakam dan
berjarak sekitar 4 km di sebelah utara jembatan Kutai Kartanegara, tepatnya di Jl. Diponegoro,
Panji, Tenggarong. Pelaksaan kegiatan yang berkaitan dengan pengamatan benda-benda
antariksa membentuk sebuah konsep ruang yang memiliki ciri khas tersendiri dalam sebuah
planetarium. Sehingga konsep ruang dengan materi pembelajaran memiliki keterkaitan antara
satu dengan yang lainnya. Dari sinilah hal yang mendorong untuk mengetahui, mengamati, serta
memahami lebih dalam mengenai bagaimana proses pembentukan dan perkembangan yang
berkaitan dengan sistem perancangan pembangunan planetarium.

Alasan memilih Planetarium Jakarta sebagai objek tugas


Astronomi adalah sebuah ilmu yang elegan, ilmu yang mempelajari betapa misterius dan
luar biasanya alam semesta, namun sangat disayangkan jarang sekali ada yang
mempublikasikannya kepada masyarakat (sering kali hanya ada saat terjadi peristiwa astronimis
saja). Ya, bumi sudah dipetakan puluhan bahkan ratusan tahun lalu, sedikit tempat di bumi yang
dapat di explore, yang benar-benar baru ditemukan (sebagian besar mungkin ada di lautan
dalam). Tetapi untuk luar angkasa? Manusia saja baru menginjakkan kaki di bulan pada tahun
1969 (Neil Amstrong), itupun merupakan satelit Bumi, bukan sebuah Planet. Mungkin sebentar
lagi kita akan menyaksikan orang pertama yang menginjakkan kaki di Mars, Elon Musk, dengan
salah satu proyek ambisiusnya untuk membuat koloni di Mars. Lalu, “Siapa sih yang ngak suka
lihat langit malam yang cerah bertaburan dengan bintang-bintang?” kami sepakat bahwa
sebagian besar masyarakat suka akan hal itu dan mungkin rela menatapnya selama berjam-jam,
tapi pernahkah terpikirkan bahwa ada hal lain yang mungkin tidak pernah diketahui oleh umat
manusia di luar sana, mungkin adanya kehidupan lain dan mengganggap bahwa kita adalah alien,
dengan memikirkannya saja sudah membuat kami “jatuh cita” pada ilmu astronomi dan membuat
hati kami “penuh” karenanya. Astronomi juga membuat kami merasa “kecil” di alam semesta
dan merasa diajarkan kerendahan hati. Alam semesta yang luas merupakan tanda kebesaran Sang
Pencipta yang membuat kami terkagum-kagum, Seperti kata Albert Einstein “Alam semesta itu
mengagumkan, hanya tuhan yang bisa menciptakannya, tugasku hanya mencari tau bagaimana
dia melakukannya”, oleh karena itulah kami memutuskan untuk menjadikan “Planetarium
Jakarta” sebagai objek tugas kami, harapannya kami dapat belajar lebih jauh mengenai ilmu
astronomi, dan mengajak teman-teman serta mempublikasikannya kepada masyarakat untuk
menunjukkan betapa menyenangkannya ilmu astronomi dan betapa indah serta menakjubkannya
galaksi dan alam semesta kita ini.
Sinopsis
Diceritakan ada dua orang mahasiswa yang berasal dari
Universitas Pakuan, mereka sedang mencari kegiatan bermanfaat
yang dapat dilakukan untuk mengisi liburan mereka.

Salah satu dari mereka mengusulkan untuk pergi ke Planetarium


Jakarta karena memiliki ketertarikan pada ilmu astronomi,
Sementara satu yang lain setuju dengan usulan temannya itu
sembari mengajak teman-teman kelasnya yang lain.

Hasilnya mereka membentuk tim yang beranggotakan 8 orang


untuk mengunjungi Planetarium Jakarta di Cikini, mereka
berangkat bersama dari Universitas Pakuan menggunakan kereta
api dari stasiun Bogor sampai ke stasiun Cikini, Jakarta.

Mereka mempunyai misi untuk mewawancarai seseorang yang


berpengaruh di sana dan membuat video yang memvisualisasikan
seperti apa Planetarium Jakarta, mereka sepakat untuk
mempublikasikan dan mengajak masyarakat pergi ke Planetarium
Jakarta untuk belajar mengenai indahnya alam semesta.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai