Anda di halaman 1dari 108

MODUL I

ANALISA PRODUK DAN GAMBAR TEKNIK

1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang Produk
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat mempunyai
pengaruh tidak langsung terhadap adanya tuntutan pelaksanaan proses produksi
secara otomatisasi. PLC (Programmable Logic Controllers) merupakan salah satu
sistem kontrol yang telah memegang peranan penting dalam dunia perindustrian.
PLC artinya menurut NEMA adalah suatu piranti atau perangkat elektronik
digital dengan memori yang bisa diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi
yang menjalankan fungsi yang lebih spesifik seperti logika, sekuen, timing,
counting, dan aritmatika guna mengontrol mesin sesuai apa yang diinginkan.
Sedangkan menurut (Capiel, 1982) PLC adalah sistem elektronik digital yang
didesain untuk pemakaian pada industri. Memakai memori yang bisa diprogram
untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan
fungsi-fungsi spesifik seperti logic, urutan, perwaktuan, pencacahan dan aritmatik
untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun
analog.

1.1.2 Tujuan Produk


PLC memungkinkan industri untuk menciptakan sistem terpusat yang
menjadi sumber semua kegiatan. Sistem terpusat (terintegrasi) memudahkan
proses produksi, pengelolaan pekerjaan, pencarian data, serta audit. Sistem
terpusat juga memudahkan dalam proses perbaikan jika terjadi kerusakan.

1.1.3 Analisa Pasar


Memudahkan proses produksi, pengelolaan pekerjaan, pencarian
data, serta audit. Sistem terpusat juga memudahkan dalam proses perbaikan
jika terjadi kerusakan.
1.1.4 Sasaran Produk
 Industri Perkantoran
 Industri Otomotif
 Pembangkit Listrik
 Pabrik Baja
 Pabrik Kimia

1.2 ANALISA PRODUK


Memudahkan dalam pengendalian proses industri (sistem kontrol industri) agar
lebih efisien dan produktif. Adapun uraian produk yang meliputi :
1. Tipe Produk : PLC
2. Mekanisme Produk : Automatis
3. Dimensi Produk : 60cm x 100cm
4. Kelebihan Produk : Lebih murah biaya, Lebih mudah digunakan
5. Spesifikasi Bahan : Plastik

JUMLAH
NO PART PRODUK JENIS PRODUK DIMENSI
MATERIAL
Besi Holo 2m 3m x 0.05m
Multiplek 1m x 1m
Multiplek 10mm 2m x 1m
Kertas HPL 60cm x 100cm
1 Kerangka Depan 8
Cat Hitam -
Besi Siku 2cm x 5cm
Baut 10mm x 4,4mm
Penahan Baut 5mm
Besi Holo 2m 3m x 0.05m
Multiplek 1m x 1m
Multiplek 10mm 2m x 1m
Kertas HPL 60cm x 100cm
2 Kerangka Kanan 8
Cat Hitam -
Besi Siku 2cm x 5cm
Baut 10mm x 4,4mm
Penahan Baut 5mm
Besi Holo 2m 3m x 0.05m
Multiplek 1m x 1m
Multiplek 10mm 2m x 1m
Kertas HPL 60cm x 100cm
3 Kerangka Kiri 8
Cat Hitam -
Besi Siku 2cm x 5cm
Baut 10mm x 4,4mm
Penahan Baut 5mm
Besi Holo 2m 3m x 0.05m
Multiplek 1m x 1m
Multiplek 10mm 2m x 1m
Kerangka Kertas HPL 60cm x 100cm
4 8
Belakang Cat Hitam -
Besi Siku 2cm x 5cm
Baut 10mm x 4,4mm
Penahan Baut 5mm

1.3 PERHITUNGAN PERAMALAN PERMINTAAN PRODUKSI


1.3.1 Pengertian Peramalan
Forecasting (peramalan) adalah ilmu yang dapat memprediksi
peristiwa-peristiwa masa depan dengan melakukan studi atau analisis terhadap
data-data masa lalu untuk menemukan hubungan, pola, dan kecendrungan
yang sistematis. Forecasting sendiri merupakan bagian vital bagi setiap
organisasi bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen yang
sangat signifikan.
Dalam perencanaan masa depan, peramalan ini menjadi akan menjadi
dasar bagi setiap perusahaan. Jika sebuah perusahaan dapat memprediksi apa
yang terjadi di masa depan maka mereka dapat mengubah kebiasaan saat ini
menjadi lebih baik dan dengan posisi yang akan jauh lebih berkembang pada
masa yang akan datang.
1.3.2 Kegunaan Peramalan
 Membantu dalam Menentukan Tujuan dan Rencana
 Membantu Menetapkan Anggaran
 Mengantisipasi Perubahan Pasar
 Membantu Pembuatan Keputusan
 Meningkatkan Keberhasilan Bisnis

1.3.3 Jenis - Jenis Peramalan


Berdasarkan horizon waktu, peramalan atau forecasting dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu (Herjanto, 2008:78):
1. Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari
18 bulan. Misalnya, peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan
penanaman modal, perencanaan fasilitas dan perencanaan untuk kegiatan
litbang.
2. Peramalan jangka menengah, yaitu mencakup waktu antara 3 sampai 18
bulan. Misalnya, peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan
produksi dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap.
3. Peramalan jangka pendek, yaitu mencakup jangka waktu kurang dari 3
bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan
pembelian material, penjadwalan kerja dan penugasan karyawan.

Berdasarkan jenis data ramalan yang disusun, peramalan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu (Saputro dan Asri, 2000:148):
1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif
pada masa lalu. Hasil ramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang
yang menyusunnya. Hal ini penting karena peramalan tersebut ditentukan
berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan
serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitatif
ini didasarkan atas hasil penyelidikan, seperti pendapat salesman,
pendapat sales manajer pendapat para ahli dan survey konsumen.
2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data
penjualan pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung
pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Penggunaan
metode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula.

1.3.4 Langkah – Langkah Peramalan


Berikut ini adalah langkah-langkah yang diperlukan dalam proses peramalan.

1. Menentukan Tujuan Peramalan


Perlu diingat bahwa, Forecasting diperlukan untuk merencanakan masa depan,
oleh karena itu kita harus mempertimbangkan dan memutuskan peramalan apa
yang sebenarnya dibutuhkan oleh kita. Mungkin kedengarannya sederhana,
namun kesalahan memutuskan tujuan atau apa yang kita inginkan akan
menghasilkan hasil yang berbeda sehingga keakuratan peramalan akan
diragukan. Dalam tahap ini, kita juga perlu menentukan setiap detail dari
peramalan tersebut, contoh jenis produk, unit yang diperlukan (berapa kotak
atau unit) dan jangka waktu (misalnya mingguan, bulanan atau tahunan).

2. Mengevaluasi dan Menganalisis data yang sesuai


Langkah ini melibatkan identifikasi data apa yang diperlukan dan data apa
saja yang tersedia. Pengidentifikasian data ini akan berdampak pada
pemilihan metode peramalan nanti. Misalnya, jika kita ingin meramalkan
jumlah penjualan pada suatu produk baru, mungkin kita tidak memiliki data
historis penjualan sehingga membatasi kita untuk menggunakan metode
peramalan yang bersifat kuantitatif.

3. Memilih dan Menguji Metode Peramalan


Setelah data dievaluasi, langkah selanjutnya adalah memilih dan menentukan
model atau metode peramalan yang tepat. Umumnya, Metode Peramalan yang
dipilih adalah metode yang telah mempertimbangkan faktor-faktor seperti
biaya dan kemudahan penggunaannya. Selain itu, satu faktor yang terpenting
adalah faktor keakuratan peramalan. Cara yang paling umum adalah dengan
mencari dua atau tiga metode yang terbaik kemudian mengujinya pada data
historis untuk melihat metode atau model forecasting mana yang paling
akurat.

4. Menghasilkan Peramalan
Setelah menentukan metode atau model forecast/peramalan mana yang akan
kita gunakan, selanjutnya adalah menghasilkan ramalan yang kita butuhkan.

5. Memantau Keakurasian Peramalan


Forecasting atau Peramalan merupakan proses yang berkelanjutan. Setelah
membuat ramalan, kita harus mencatat apa yang sebenarnya terjadi (aktual)
dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk memantau keakurasian
peramalan kita. Perlu diketahui bahwa metode peramalan yang terbaik pada
masa lalu belum tentu bisa memberikan hasil yang terbaik untuk masa depan.
Oleh karena itu, kita harus selalu bersiap-siap untuk merevisi metode
peramalan kita seiring dengan perubahan data kita.
1.4 PENGOLAHAN DATA
1.4.1 Perhitungan Peramalan
Data masa lampau januari – desember 2021
periode actual
januari 614
februari 635
maret 647
april 656
mei 667
juni 689
juli 705
agustus 718
september 733
oktober 746
november 755
desember 771

Perhitungan peramalan menggunakan metode Exponential Smoothing


Adjusted for Trend, menggunakan metode ini karena pola data yang ada
cenderung meningkat setiap bulannya. Perhitungan menggunakan
Windows For QM dengan α 0.9. forecast di buat untuk 2 tahun mendatang
(2022 – 2023).
A.) Perhitungan untuk 1 tahun pertama (2022)
 Aktifkan QM For Windows

Gambar 1.4.1 Qm for windows

 Klik Menu Module & Pilih Forecesting

Gambar 1.4.1 Qm for windows


 Klik menu file, pilih new dan kemudian pilih time series analysis.

Gambar 1.4.1 Qm for windows

 Masukan jumlah data yang ada dengan number of past periode


yaitu 12 bulan, lalu klik ok.

Gambar 1.4.1 Qm for windows


 Masukan data aktual.

Gambar 1.4.1 Qm for windows

 Pilih metode exponential smoothing with linear trend Lalu klik


solve.

Gambar 1.4.1 Qm for windows


 Setelah itu maka akan keluar tampilan data results yang berisi
error measures pada forecasting.

Gambar 1.4.1 Qm for windows

 Klik solutions control setelah itu akan keluar tampilan pada


layer jadwal induk produksi yang diambil yaitu dari hasil

forechasts.

Gambar 1.4.1 Qm for windows


1.4.2 Hasil Peramalan Dan Grafik Peramalan
 Hasil peramalan Tahun Kedua (2022) ɑ 0.9

DATA MASA
PERIODE
LAMPAU
JANUARI 614
FEBRUARI 635
MARET 647
APRIL 656
MEI 667
JUNI 689
JULI 705
AGUSTUS 718
SEPTEMBER 733
OKTOBER 746
NOVEMBER 755
DESEMBER 771

Tabel 1.4.2 Data Masa Lampau

B). Perhitungan Untuk Tahun Kedua (2023)

Gambar 1.4.2 Qm for windows


 PERHITUNGAN TAHUN PERTAMA

Perhitungan meggunakan WINDOWS FOR QM ALFA BETA 0,1

Gambar 1.4.2 Qm for windows

Gambar 1.4.2 Qm for windows


Perhitungan meggunakan WINDOWS FOR QM ALFA BETA 0,5

Gambar 1.4.2 Qm for windows

Gambar 1.4.2 Qm for windows


Perhitungan meggunakan WINDOWS FOR QM ALFA BETA 0,9

Gambar 1.4.2 Qm for windows

Gambar 1.4.2 Qm for windows


 PERHITUNGAN TAHUN KE DUA

Perhitungan meggunkan WINDOWS FOR QM ALFA BETA 0,1

Gambar 1.4.2 Qm for windows

Gambar 1.4.2 Qm for windows


Perhitungan meggunakan WINDOWS FOR QM ALFA BETA 0,5

Gambar 1.4.2 Qm for windows

Gambar 1.4.2 Qm for windows


Perhitungan meggunakan WINDOWS FOR QM ALFA BETA 0,9

Gambar 1.4.2Qm for windows

Gambar 1.4.2 Qm for window


 HASIL PERAMALAN TAHUN PERTAMA DAN GRAFIK PERAMALAN

Tabel 1.4.2 Hasil Peramalan

Gambar 1.4.2 Qm for windows


Gambar 1.4.2 Qm for windows
 HASIL PERAMALAN TAHUN KE DUA DAN GRAFIK PERAMALAN

Tabel 1.4.2 Qm for windows

Gambar 1.4.2 Qm for windows


Gambar 1.4.2 Qm for windows

DATA MASA TAHUN TAHUN KE


PERIODE
LAMPAU PERTAMA DUA
JANUARI 614 614 676
FEBRUARI 635 650 671
MARET 647 659 672
APRIL 656 665 687
MEI 667 677 731
JUNI 689 707 735
JULI 705 720 742
AGUSTUS 718 731 761
SEPTEMBER 733 747 769
OKTOBER 746 758 771
NOVEMBER 755 764 677
DESEMBER 771 614 668

Tabel 1.4.2 Data Masa Lampau


 Hasil Peramalan Tahun Kedua (2023) ɑ 0.9

Gambar 1.4.2 Qm for windows

 Grafik Tahun Kedua

Gambar 1.4.2 Qm for windows


1.4.3 Analisa Hasil Ramalan Dan Pemilihan Penggunaan
Dari perhitungan yang sudah di lakukan selama 2 tahun yang akan
datang menggunakan metode Exponential Smoothing Adjusted for Trend
dengan α 0.9, maka didapatkan hasil dengan MAD terendah yaitu dengan
menggunakan α 0.9 di 2 tahun peramalan tersebut.
 Rekapitulasi MAD dari 3 alfa (α) tahun 2022 :

- α = 0,9 → MAD → 7,149

 Rekapitulasi MAD dari 3 alfa (α) tahun 2023

 α = 0,9 → MAD → 9,773

 Jadwal Induk Produksi

Tabel 1.4.3 Jadwal Induk Produksi


24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

T T

R 600,00
R

P P

412,80
35,00
N N

TAMPAK ATAS
SKALA 1:5

M M

TAMPAK ISOMETRI
SKALA 1:5

600,00
L L
35,33 A 283,12
32,55

K K

194,21

620,50
195,22
620,50

J J
B B

H H
412,80
A
POTONGAN A-A TAMPAK BELAKANG TAMPAK SAMPING
SKALA 1:5 KANAN SKALA 1:5
G
TAMPAK SAMPING KIRI TAMPAK DEPAN G
SKALA 1:5 SKALA 1:5

F F

E E

412,80
245,12
D
POTONGAN B-B
D
TAMPAK BAWAH
SKALA 1:5

C C

B SkSaklaala :1:5 Digam barD: iKg aEmLbOaMr P O K : K9 elo mp ok 9


Keterangan : Keterangan : B
sa :
SaSat tuuaann UUkkuurarna:nm:mcm
Diperik Ke las : RJ M Teknik Ind us tri D1
Tanggal : 17/ 11/ 22 Diperiksa : Asisten Laboratorium PTLF
Tanggal: Dept : Teknik I
UNIVERSITAS KRISNA DWIPAYANA GAMBAR TEKNIK PLCRevisi : No . 9 / 11/ 22 A0
A0
24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 2 1
3
MODUL II

OPC (OPERATION PROCCES CHART)

2.1. PENDAHULUAN

Operation process chart (OPC) merupakan suatu diagram yang

menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku

mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan sejak dari awal sampai

menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen dan juga memuat

informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut.jadi dicatat

hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja , kadang-kadang

pada akhir proses dicatat tentang penyimpanan.

Operation process chart (OPC) memiliki beberapa kegunaan yaitu :

• Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya

• Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku ( menghitung efisiensi di setiap

operasi / pemeriksaan)

• Alat untuk menentukan tata letak pabrik

• Sebagai alat untuk menentukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai

• Sebagai alat untuk latihan kerja (Sutalaksana,1979)

Adapun informasi-informasi yang bisa didapatkan dalam peta proses operasi

adalah sebagai berikut :


• Bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan (dilambangkan dengan garis

panah horizontal)

 Operasi yang dibutuhkan pada masing-masing komponen atau bagian dari

bahan baku (dilambangkan dengan lingkaran)

 Waktu yang dibutuhkan dalam operasi

 Mesin atau alat yang digunakan dalam operasi

Berikut merupakan lambang atau simbol american society of mechanical engineer


Man Power Planning adalah suatu usaha/kegiatan untuk mengevaluasi,

menentukan atau merencanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu proses kerja tertentu agar proses kerja tersebut dapat

berjalan dengan efektif dan efisien. Ada banyak metode yang dapat digunakan

untuk mengevaluasi kebutuhan tenaga kerja, salah satunya adalah dengan

menggunakan

atau membuat Peta Pekerja dan Mesin (Man and Machine Process Chart).

Peta Pekerja dan Mesin adalah peta yang menggambarkan aktivitas atau

kegiatan yang dilakukan oleh setiap operator di dalam menyelesaikan suatu

proses kerja tertentu. Aktivitas yang dicatat atau digambarkan meliputi seluruh

aktivitas yang dilakukan oleh operator termasuk aktivitas dimana operator

menganggur (idle) atau dalam keadaan menunggu aktivitas yang lain (delay).

Selain itu, peta ini juga akan menggambarkan koordinasi atau hubungan

antara waktu bekerja dan menganggur dari kombinasi siklus kerja operator/

pekerja dan mesin. Jadi nantinya pada Peta Pekerja dan Mesin ini akan tergambar

dengan jelas apa saja aktivitas yang dilakukan oleh setiap operator beserta dengan

lama waktu untuk setiap aktivitas tersebut (lama waktu yang digunakan adalah

waktu baku dan akan diperoleh dengan cara melaksanakan pengukuran dimana

metode pelaksanaan pengukuran akan dibahas di bawah ini, pada sub bab 2.3.

mengenai pelaksanaan pengumpulan data).


Dengan tergambarnya secara jelas aktivitas yang dilakukan oleh setiap

operator maka akan dapat dilihat adanya kemungkinan-kemungkinan untuk dapat

memperbaiki proses kerja yang ada agar dapat mengurangi waktu-waktu yang

seharusnya dapat diminimalkan yaitu waktu menganggur atau menunggu.

Kemungkinan yang ada misalnya saja penggabungan tugas antara dua operator,

pemisahan tugas, penggantian tugas, dan lain sebagainya. Jadi dari Peta Pekerja

dan Mesin ini akan ditentukan berapa jumlah operator yang dibutuhkan

seharusnya untuk mengoperasikan sebuah mesin atau sebuah proses kerja agar

dapat berjalan secara efektif. Dengan demikian peta ini akan menjadi alat analisa

yang baik guna mengurangi waktu menganggur sehingga penyusun akan dapat

menyelidiki, menganalisa, dan memperbaiki stasiun kerja manusia mesin.

Dari sinilah analisa Man Power Planning dapat diperoleh. Adapun langkah-

langkah di dalam pembuatan Peta Pekerja dan Mesin adalah sebagai berikut:

 Mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan masalah yang

dianalisa seperti: deskripsi dari operasi, nama operator, jenis mesin yang

dianalisa, dan data waktu pada saat analisa dibuat.

 Menguraikan semua elemen-elemen pekerjaan (baik operator maupun mesin)

yang terjadi. Di sini peta pekerja dan mesin akan digambarkan dalam garis

berskala (skala garis menunjukkan waktu atau lamanya aktivitas berlangsung).

 Seluruh aktivitas-aktivitas kerja baik produktif maupun tidak produktif (idle)

untuk manusia dan mesin dipetakan secara penuh sampai satu siklus kerja

berlangsung/ diselesaikan. Total waktu kerja produktif dan menganggur dari


operator harus sama dengan total waktu operasi dan menganggur dari mesin

yang dioperasikan.

 Elemen-elemen waktu yang digambarkan haruslah akurat dan waktu di sini

mencerminkan waktu standard untuk penyelesaian masing-masing aktivitas

kerja tersebut.

2.2. Maksud dan Tujuan

 Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan akhir

Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas dan PB ini adalah :

Mengetahui dimensi produk serta gambaran proses produksi.

 Mengetahui kebutuhan mesin yang dipakai dalam produksi serta waktu yang

digunakan.

 Mengetahui komponen – komponen.


2.3. Ketentuan Warna Dalam Lambang OPC

Ketentuan warnanya sebagai berikut :

a. Rough Lumber
• Operasi : Merah Muda

• Inspeksi : Hitam

• Buffer storage : Hitam

b. Fabrication
• Operasi : Biru

• Inspeksi : Hitam

c. Assembling
• Operasi : Merah

• Inspeksi : Hitam

d. Warehouse : Ungu

e. Garis Penghubung : Hitam


2.4. Peta Operasi Proses Pembuatan PLC

Berikut gambar operation process chart (OPC) Pembuatan PLC :

PETA PROSES OPERASI


NAMA OBJECT : PLC
DI PETAKAN OLEH : KELOMPK IX
FAKULTAS : TEKNIK INDUSTRI
Kayu Kayu Kayu Besi Holo
HPL Cover HPL Cover HPL Cover Multipleks Multipleks Multipleks Rangka Cover Besi Rangka Besi Plat Besi Besi Rangka Besi Rangka
Belakang Depan Samping Cover Belakang Cover Depan Cover Samping Belakang Cover Depan Cover Samping CoverBawah Cover Samping

38" 43" 41" 45" 40" 42" 30"


39" 28" 35" 25"
O-32 O-30 O-28 O-25 O-22 O-19 O-14 O-11 O-8 O-4 O-1
Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
(Penggaris) (Penggaris) (Penggaris) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran)

109" 117" 100" 110" 104" 126" 110" 90" 89" 96" 55"
O-33 Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan
I-21 (Cutter) & (Cutter) & (Gergaji) & (Gergaji) & (Gergaji) & (Gerindra) & (Gerindra) & (Gerindra) & (Gerindra) & O-2 (Gerindra) &
(Cutter) & O-31
I-20 O-29
I-19 O-26
I-17 O-23
I-14 O-20
I-13 O-15
I-10 O-12
I-8 O-9
I-6 O-5
I-3
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan I-1 Pemeriksaan
Pemeriksaan

59" 61" 72" 62" 59" 67" 45" 55"


Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) &
O-27 Pemeriksaan O-24 Pemeriksaan O-21 Pemeriksaan O-16 Pemeriksaan O-13 Pemeriksaan O-10 Pemeriksaan O-6 Pemeriksaan O-3
Pemeriksaan
I-18 I-16 I-14 I-11 I-9 I-7 I-4
I-2

41"
O-7 Bending (Alat Bending) &
I-5 Pemeriksaaan

Lem
250"
O-34 Perakitan HPL dan Multiplek
I-22 (kuas) & Pemeriksaan ElektRoda

425" O-17 Perakitan Rangka (las


I-12 listrik) & Pemeriksaan

Cat

375" O-18
Pengecatan
Baut

440"
O-35 Perakitan HPL, Multiplek dan
I-23 Rangka (Obeng) & Pemeriksaan

Penyimpanan
S-1
RINGKASAN
AKTIVITAS JUMLAH WAKTU (Detik)
11 406
1 375
20 1.627
3 1.050
1 -
Total 36 3.458

2.4.1. Gambar OPC

WAKTU SATU SIKLUS


NO. STASIUN WAKTU (DETIK)
1 Pemotongan 1.106
2 Pengedrilan 4.80
3 Bending 41
4 Pengelasan 425
5 Pengecatan 375
6 Perakitan 440
TOTAL 2.867

2.5. Perhitungan Waktu Siklu


2.5.1. Waktu Sikus Running

Dari data OPC yang didapat bahwa waktu terbesar pada bagian

assembling yaitu 440 detik.

2.5.2. Waktu Siklus Non Running

Waktu terbesar pada rough lumber ditambahkan dengan waktu

terbesar pada bagian fabrikasi dan assembling.

Siklus Rough Lumber Terbesar :


Siklus terbesar fabrikasi dan assembling

Dari data didapat waktu siklus non running yaitu waktu siklus terbesar

pada rough lumber ditambahkan dengan siklus terbesar pada bagian

fabrikasi dan assembilng yaitu :

Assembly : 440 detik

Mengukur ( meteran ) : 45 detik

Pengelasan Perakitan Rangka : 425 detik


Total : 910 detik
: 15,16 menit

2.6. Tools dan Mesin

Mesin yang digunakan yaitu :

• Mesin las
• Gergaji
• Bor listrik
Tools yang digunakan yaitu :
• Mata bor
• Gergaji besi
• Obeng
• Ragum
• Alat ukur (meteran)
• Stopwatch
2.7. Analisis Semua Poin Pengolahan Data

2.7.1. Poin Keterangann Warna Dalam OPC

Dari point pertama pengolahan data dapat kita lihat dan

pelajari bagaimana menggunakan setiap simbol dan warna yang ada di

OPC,sehingga kita mampu membedakan setiap proses yang ada pada

peta operasi dan membaca dengan mudah.

2.7.2. Point Peta Operasi Produksi Bangku

Untuk point kedua ini,kita mempelajari cara membuat peta

operasi suatu produksi sesuai dengan ketentuan pada simbol dan warna

sehingga kita mampu untuk melihat alur produksi dari bahan mentah

menjadi bahan jadi.Selain itu,kita juga bisa menghitung waktu

produksi dengan baik dan bisa menganalisa jika ada kesalahan

produksi dan bisa melakukan perbaikan dengan cepat dan akurat.

2.7.3. Point Perhitungan Waktu Siklus

Untuk point ketiga ini,kita bisa menghitung waktu yang

dibutuhkan produksi dalam sekali proses dari bahan mentah menjadi

barang jadi.Sehingga kita mampu menargetkan angka produksi dalam

1 hari,1 minggu,1 bulan bahkan dalam 1 tahun.

2.7.4. Point Waktu Siklus Running dan Non Running

Untuk point keempat ini,kita bisa melihat waktu terbesar dalam

produksi sehingga mampu mengukur waktu yang tidak efisiensi dalam

produksi dan kita bisa membuat perbaikannya.


2.7.5. Point Tools & Machine

Untuk point terakhir ini,kita bisa melihat mesin apa saja yang

dibutuhkan oleh produksi dan tools atau alat apa saja yang bisa

membantu produksi
MODUL III

ROUTING SHEET

3.1. PENDAHULUAN

Routing sheet atau lembar pengurutan merupakan langkah-langkah

yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang

perlu diketahui dari hal-hal yang saling berkaitan satu sama lain. Sebuah

routing sheet menujukan secara detail mengenai operasi yang dibutuhkan

untuk sebuah bagian dalam sebuah produksi. Hal ini memungkinkan juga

untuk mengatur waktu untuk setiap operasi dan setiap mesin. Proses routing

ini menyimpulkan langkah-langkah operasi yang diperlukan untuk merubah

bahan baku menjadi produk yang dikehendaki dimana untuk itu beberapa

informasi harus menyertai di dalam langkah ini yaitu nama dan komponen

yang akan dibuat, nomor dari gambar kerja dari komponen tersebut, macam

operasi kerja dan nomor operasinya, mesin dan peralatan produksi yang

dipakai, serta waktu standar yang ditetapkan untuk masing-masing operasi

kerja (Apple, 1990).

Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang

dibutuhkan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam

usaha memperoleh sejumlah produk yang diinginkan. Data yang diperlukan

dalam penghitungan routing sheet ini adalah urutan dari setiap komponen,

nama atau jenis peralatan yang digunakan, persentase scrap dan efesiensi

pabrik. Urutan operasi pada routing sheet ini didasarkan pada urutan operasi

yang ada pada peta proses operasi. Informasi – informasi yang diperoleh
dari perhitungan routing sheet adalah dapet mengetahui kapasitas alat

teoritis, jumlah unit yang disiapkan, produk dengan efesiensi serta jumlah

mesin teoritis.

Routing Sheet ini merupakan hal yang sangat penting bagi pengawasan

produksi, karena merupakan penentuan mutu produk yang akan dibuat, dan

berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan

produk tersebut.

Pada umumnya, selain menyajikan urut-urutan mesin/peralatan, proses

dan operasi, routing sheet ini juga memuat antara lain kapasitas

mesin/peralatan, % scrap, serta jumlah kebutuhan bahan/mesin/peralatan.

Sehingga untuk keperluan perhitungan kebutuhan bahan, mesin ataupun

peralatan, routing sheet ini dapat dipergunakan. Hal-hal yang harus

diperhatikan sebelum membuat Routing sheet adalah sebagal berikut :

 Bahan/material yang digunakan untuk memproduksi suatu produk.

 Banyaknya satuan unit produk yang akan dibuat.

 Urut-urutan kegiatan yang sifatnya tetap.

 Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan

 Komponen- komponen untuk assembling setelah diprcduksi.


3.2. PENGOLAHAN DATA

3.2.1. Tabel Routing Sheet


FABRIKASI
SOP/ROUTING SHEET
Product : PLC Material Reqirement Calculation
Eficiency: 90%
Capacuty: 1 unit per jam
Scrap Good Machine Machine
OPT Cycle Pieces to be
No NEXT OPT Description Equipment MPPH Losses Piecces Eff Product Req Req
CODE Time Started
(%) Req (Theory) (Actual)
BESI SIKU RANGKA COVER SAMPING
1 O-1 O-2 pengukuran Meteran 16 30 0 1.038 1.038 1.15 0.072 1
2 O-2 O-3 pemotongan Gerindra 5 55 1 1.028 1.038 1.15 0.231 1
3 O-3 O-4 Drilling Drill 16 55 0.6 1.022 1.028 1.14 0.071 1
BESI SIKU RANGKA COVER BAWAH
1 O-4 O-5 pengukuran Meteran 16 25 0 1.035 1.035 1.15 0.072 1
2 O-5 O-6 pemotongan Gerindra 5 96 0.8 1.027 1.035 1.15 0.230 1
3 O-6 O-7 Drilling Drill 16 45 0.5 1.022 1.027 1.14 0.071 1
4 O-7 O-8 Bending Ragum 25 41 0 1.022 1.022 1.14 0.045 1
BESI PLAT PENYANGGA BAUT COVER SAMPING
1 O-8 O-9 pengukuran Meteran 16 35 0 1.030 1.030 1.14 0.072 1
2 O-9 O-10 pemotongan Gerindra 5 89 0.5 1.025 1.030 1.14 0.229 1
3 O-10 O-11 Drilling Drill 16 67 0.3 1.022 1.025 1.14 0.071 1
BESI SIKU RANGKA COVER DEPAN
1 O-11 O-12 pengukuran Meteran 16 28 0 1.038 1.038 1.15 0.072 1
2 O-12 O-13 pemotongan Gerindra 5 90 1 1.028 1.038 1.15 0.231 1
3 O-13 O-14 Drilling Drill 16 59 0.6 1.022 1.028 1.14 0.071 1
BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG
1 O-14 O-15 pengukuran Meteran 16 39 0 1.038 1.038 1.15 0.072 1
2 O-15 O-16 pemotongan Gerindra 5 110 0.9 1.029 1.038 1.15 0.231 1
3 O-16 O-17 Drilling Drill 16 62 0.7 1.022 1.029 1.14 0.071 1
PERAKITAN PART RANGKA (PENGELASAN)
1 O-17 O-18 Pengelasan Las 18 425 0 1.022 1.022 1.14 0.063 1
PENGECATAN RANGKA
1 O-18 O-19 Pengecatan Kuas 6 375 0 1.022 1.022 1.14 0.189 1
KAYU MULTIPLEK COVER SAMPING
1 O-19 O-20 pengukuran Meteran 16 42 0 1.039 1.039 1.15 0.072 1
2 O-20 O-21 pemotongan Gergaji 28 126 1 1.029 1.039 1.15 0.041 1
3 O-21 O-22 Drilling Drill 16 72 0.7 1.022 1.029 1.14 0.071 1
KAYU MULTIPLEK COVER DEPAN
1 O-22 O-23 pengukuran Meteran 16 40 0 1.036 1.036 1.15 0.072 1
2 O-23 O-24 pemotongan Gergaji 28 104 0.9 1.027 1.036 1.15 0.041 1
3 O-24 O-25 Drilling Drill 16 61 0.5 1.022 1.027 1.14 0.071 1
KAYU MULTIPLEK COVER BELAKANG
1 O-25 O-26 pengukuran Meteran 16 45 0 1.035 1.035 1.15 0.072 1
2 O-26 O-27 pemotongan Gergaji 28 110 0.8 1.027 1.035 1.15 0.041 1
3 O-27 O-28 Drilling Drill 16 59 0.5 1.022 1.027 1.14 0.071 1
HPL COVER SAMPING
1 O-28 O-29 pengukuran Penggaris 17 41 0 1.03 1.03 1.14 0.067 1
2 O-29 O-30 pemotongan Cutter 20 100 0.8 1.022 1.030 1.14 0.057 1
HPL COVER DEPAN
O-30 O-31 pengukuran Penggaris 17 43 0 1.029 1.029 1.14 0.067 1
O-31 O-32 pemotongan Cutter 20 117 0.7 1.022 1.029 1.14 0.057 1
HPL COVER BELAKANG
1 O-32 O-33 pengukuran Penggaris 17 38 0 1.028 1.028 1.14 0.067 1
2 O-33 O-34 pemotongan Cutter 20 109 0.6 1.022 1.028 1.14 0.057 1
PERAKITAN HPL & MULTIPLEK
1 O-34 O-35 Perakitan Kuas 6 250 0 1.022 1.022 1.14 0.189 1
PERAKITAN SEMUA PART
1 O-35 S-1 Perakitan Obeng 6 440 0 1.022 1.022 1.14 0.189 1
Table 3.2.2 Table Resume
RESUME JUMLAH MESIN YANG DIPERLUKAN
ROUTING SHEET
Product :PLC Material Reqirement Calculation
Eficiency: 90 %
Capacuty: 1 Unit per jam
Rough Lumber Fabrication Assembling Total
Nama Mesin
Theory Actual Theory Actual Theory Actual Theory Actual
Meteran Besi siku rangka cover samping 0.072 1 0.072 1
Meteran Besi siku Rangka Cover Bawah 0.072 1 0.072 1
Meteran Besi Penyangga Baut Cover Samping 0.072 1 0.071 1
Meteran Besi Siku Rangka Cover Depan 0.072 1 0.072 1
Meteran Besi Holo Rangka Cover Belakang 0.072 1 0.072 1
Meteran Kayu Multiplek Cover Samping 0.072 1 0.072 1
Meteran Kayu Multiplek Cover Belakang 0.072 1 0.072 1
Meteran Kayu Multiplek Cover Depan 0.072 1 0.072 1
Penggaris HPL Cover Samping 0.067 1 0.067 1
Penggaris HPL Cover Depan 0.067 1 0.067 1
Penggaris HPL Cover Bawah 0.067 1 0.067 1
Gerindra Besi siku rangka cover samping 0.231 1 0.23 1
Gerindra Besi siku Rangka Cover Bawah 0.23 1 0.229 1
Gerindra Besi Penyangga Baut Cover Samping 0.228 1 0.228 1
Gerindra Besi Siku Rangka Cover Depan 0.229 1 0.23 1
Gerindra Besi Holo Rangka Cover Belakang 0.231 1 0.23 1
Gergaji Kayu Multiplek Cover Samping 0.041 1 0.041 1
Gergaji Kayu Multiplek Cover Belakang 0.041 1 0.041 1
Gergaji Kayu Multiplek Cover Depan 0.041 1 0.041 1
Cutter HPL Cover Samping 0.057 1 0.057 1
Cutter HPL Cover Depan 0.057 1 0.057 1
Cutter HPL Cover Bawah 0.057 1 0.057 1
Drill Besi siku rangka cover samping 0.071 1 0.071 1
Drill Besi siku Rangka Cover Bawah 0.071 1 0.071 1
Drill Besi Penyangga Baut Cover Samping 0.071 1 0.071 1
Drill Besi Siku Rangka Cover Depan 0.071 1 0.071 1
Drill Besi Holo Rangka Cover Belakang 0.071 1 0.071 1
Drill Kayu Multiplek Cover Samping 0.071 1 0.071 1
Drill Kayu Multiplek Cover Belakang 0.071 1 0.071 1
Drill Kayu Multiplek Cover Depan 0.071 1 0.071 1
Bending Besi Siku Rangka Cover Bawah 0.045 1 0.045 1
Pengelasan 0.063 1 0.063 1
Kuas Pengecatan 0.189 1 0.189 1
Kuas Perakitan HPL & Multiplek 0.189 1 0.189 1
Obeng Perakitan Semua Part 0.189 1 0.189 1
TOTAL 0.776 11 2.245 21 0.441 3 3.46 35
3.3. KESIMPULAN

Routing Sheet ini merupakan hal yang sangat penting bagi pengawasan

produksi, karena merupakan penentuan mutu produk yang akan dibuat, dan

berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan

produk tersebut. Proses routing ini menyimpulkan langkah-langkah operasi

yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk yang

dikehendaki dimana untuk itu beberapa informasi harus menyertai di dalam

langkah ini yaitu nama dan komponen yang akan dibuat. Routing sheet

berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan untuk

menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh

sejumlah produk yang diinginkan.


44

MODUL IV

FROM TO CHART

4.1. LANDASAN TEORI

Menurut Sritomo (2003), From to chart kadang disebut pula sebagai trif

frequency chart atau travel chart adalah sesuatu teknik konfensional yang

umum digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan

bahan dalam suatu proses produksi. Teknik ini sangat berguna untuk

kondisi-kondisi dimana banyak items yang mengalir melalui suatu area

seperti job shop, bengkel permesinan, kantor dan lain-lain. Pada dasarnya

from to chart adalah merupakan adaptasi dari “mileage chart” yang

umumnya dijumpai pada suatu peta perjalanan (road map), angka-angka

yang terdapat dalam suatu from to chart akan menunjukan total dari berat

beban yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, & volume atau

kombinasi-kombinasi dari faktor-faktor ini.

Mengenai prosedur yang harus dilaksanakan untuk penerapan metode

from to chart menganalisis aliran bahan dan tata letak pabrik, langkahnya

adalah kumpulkan data “volume handling” dan langkah-langkah yang harus

dilalui untuk proses produksi (yang juga akan menentukan perpindahan

bahan) dari suatu produk ataupun kelompok produk. Langkah-langkah

operasi ini pada dasarnya bias diketahui berdasarkan analisis proses

(operation process chart atau flow process chart ). Disini volume handling

dapat dinyatakan dalam unit % kapasitas, jumlah berat/beban yang


digunakan, atau ukuran-ukuran kuantitatif lain yang telah distandarkan,

gambaran tabel dari from to chart adalah sebagai berikut:

1.1.1. Contoh Tabel Skala Prioritas


Kelompok Produk % dari volume hadling Department aliran squence

I 0-100 ABCDEFGHI

II 0-100 ACDFGJ

III 0-100 ADBEHFJ

IV 0-100 ACDBEGJ

V 0-100 AEFGHJ

VI 0-100 ADCBFGHJ

VII 0-100 ACDHDGJ5

From to chart juga dikenal sebagai travel chart atau cross chart ,

umunya terdiri dari besaran-besaran aliran material antara dua bagian

departemen atau mesin. Peta from to chart memberikan informasi mengenai

jumlah perjalanan material handling antara dua pusat aktifitas dan total

jarak material handling . Flow to chart dibagi menjadi dua yaitu from

to chart inflow dan from to chart outflow. From to chart inflow merupakan

koefisien atas ongkos pada from to chart dilihat dari ongkos yang masuk ke

suatu mesin. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam perhitungan

untuk from to chart inflow (5arahap, 2006).

From to chart outflow merupakan koefisien atas ongkos pada from to

chart dilihat dari ongkos yang keluar dari suatu mesin. Berikut ini

45
merupakan rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk from to chart

outflow adalah sebagai berikut (Harahap,2006)

From to chart biasanya sangat berguna apabila barang yang mengalir

pada suatu wilayah berjumlah banyak, seperti misalnya di bengkel, kantor,

dan lain-lain. Juga berguna apabila keterkaitan terjadi antara beberapa

kegiatan dan jika diinginkan adanya penyusunan kegiatan optimum.

Kegunaan from to chart antara lain adalah untuk menganalisis perpindahan

bahan, sebagai perencanaan pola aliran, penentuan lokasi kegiatan,

pemendekan jarak perjalanan selama proses, perbandingan pola aliran atau

letak pengganti, penukuran efisiensi pola aliran, perinupaan perpindahan

bahan, menunjukan ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya,

menunjukan & volume perpindahan antar kegiatan, menunjukan keterkaitan

lintas produksi, menujukan masalah kemungkinan antara beberapa produk,

komponen, barang, bahan, dan lainsebagainya (Binus, 2004).

From to chart atau peta secara umum mempunyai beberapa keuntungan

dan kegunaan yaitu menganalisa perpindahan bahan, perencanaan pola

aliran, mengukur efisiensi pola aliran, menunjukkan ketergantungan suatu

aktivitas dengan aktivitas lainnya, merencanakan hubungan antara sejumlah

produk, bagian, item dan lainnya, menggambarkan jumlah hubungan antara

aktivitas dan pergerakkan diantaranya, memperpendek jarak perjalanan

dalam suatu proses (Apple, 1990).

46
4.2. MAKSUD DAN TUJUAN

 Praktikan mampu menyusun aliran bahan baku pokok, bahan baku yang

dibeli, dan bahan baku pembantu yang diperlukan oleh suatu mesin

dalam mengolah suatu bahan menjadi suatu produk.

 Praktikan mampu menyusun aliran material dari storage setiap mesin,

aliran material antara mesin, dan aliran material antar bagian produksi.

 Sebagai dasar untuk menyusun material handling cost.

47
4.3. PENGOLAHAN DATA OPC

Untuk membuat from to chart, kita harus mempunyai data pendukung

seperti OPC Berikut OPC yang sudah di analisa di modul 2 :

PETA PROSES OPERASI


NAMA OBJECT : PLC
DI PETAKAN OLEH : KELOMPK IX
FAKULTAS : TEKNIK INDUSTRI
Kayu Kayu Kayu Besi Holo
HPL Cover HPL Cover HPL Cover Multipleks Multipleks Multipleks Rangka Cover Besi Rangka Besi Plat Besi Besi Rangka Besi Rangka
Belakang Depan Samping Cover Belakang Cover Depan Cover Samping Belakang Cover Depan Cover Samping CoverBawah Cover Samping

38" 43" 41" 45" 40" 42" 28" 25" 30"


39" 35"
O-32 O-30 O-28 Pengukuran O-25 O-22 O-19 O-14 O-11 O-8 O-4 O-1
Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
(Penggaris) (Penggaris) (Penggaris) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran) (Meteran)

109" 117" 100" 110" 104" 126" 110" 90" 89" 96" 55"
O-33 Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan
O-31 O-29 O-26 O-23 O-20 O-15 O-12 O-9 O-5
I-21 (Cutter) &
(Cutter) & I-19 (Cutter) & (Gergaji) & (Gergaji) & (Gergaji) & (Gerindra) & (Gerindra) & (Gerindra) & (Gerindra) & O-2 (Gerindra) & I-
I-20 17 I-14 I-13 I-10 I-8 I-6 I-3 I-1

59" 61" 72" 62" 59" 67" 45" 55"


Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) & Driling (Bor) &
O-27 Pemeriksaan O-24 Pemeriksaan O-21 Pemeriksaan O-16 Pemeriksaan O-13 Pemeriksaan O-10 Pemeriksaan O-6 Pemeriksaan O-3 Pemeriksaan
I-18 I-16 I-14 I-11 I-9 I-7 I-4 I-2

41"
O-7 Bending (Alat Bending) &
I-5 Pemeriksaaan

Lem
250"
O-34 Perakitan HPL dan Multiplek
I-22 (kuas) & Pemeriksaan ElektRoda

425" O-17 Perakitan Rangka (las


I-12 listrik) & Pemeriksaan

Cat

375" O-18 Pengecatan


Baut

440"
O-35 Perakitan HPL, Multiplek dan
I-23 Rangka (Obeng) & Pemeriksaan

Penyimpanan
S-1
RINGKASAN
AKTIVITAS JUMLAH WAKTU (Detik)
11 406

1 375

20 1.627

3 1.050

1 -
Total 36 3.458

4.3.1. Gambar OPC


Keterangan gambar
:

 Bulat : Operasi

 Persegi : Pemeriksaan

 Merah Muda : Rough Lumber

 Biru : Fabrikasi

 Merah : Perakitan

48
4.4. PENGOLAHAN DATA ROUTING SHEET

4.4.1. Tabel hasil Routing Sheet


FABRIKASI
SOP/ROUTING SHEET
Product : PLC Material Reqirement Calculation
Eficiency: 90%
Capacuty: 1 unit per jam
Scrap Good Machine Machine
OPT Cycle Pieces to be
No NEXT OPT Description Equipment MPPH Losses Piecces Eff Product Req Req
CODE Time Started
(%) Req (Theory) (Actual)
BESI SIKU RANGKA COVER SAMPING
1 O-1 O-2 pengukuran Meteran 16 30 0 1.038 1.038 1.15 0.072 1
2 O-2 O-3 pemotongan Gerindra 5 55 1 1.028 1.038 1.15 0.231 1
3 O-3 O-4 Drilling Drill 16 55 0.6 1.022 1.028 1.14 0.071 1
BESI SIKU RANGKA COVER BAWAH
1 O-4 O-5 pengukuran Meteran 16 25 0 1.035 1.035 1.15 0.072 1
2 O-5 O-6 pemotongan Gerindra 5 96 0.8 1.027 1.035 1.15 0.230 1
3 O-6 O-7 Drilling Drill 16 45 0.5 1.022 1.027 1.14 0.071 1
4 O-7 O-8 Bending Ragum 25 41 0 1.022 1.022 1.14 0.045 1
BESI PLAT PENYANGGA BAUT COVER SAMPING
1 O-8 O-9 pengukuran Meteran 16 35 0 1.030 1.030 1.14 0.072 1
2 O-9 O-10 pemotongan Gerindra 5 89 0.5 1.025 1.030 1.14 0.229 1
3 O-10 O-11 Drilling Drill 16 67 0.3 1.022 1.025 1.14 0.071 1
BESI SIKU RANGKA COVER DEPAN
1 O-11 O-12 pengukuran Meteran 16 28 0 1.038 1.038 1.15 0.072 1
2 O-12 O-13 pemotongan Gerindra 5 90 1 1.028 1.038 1.15 0.231 1
3 O-13 O-14 Drilling Drill 16 59 0.6 1.022 1.028 1.14 0.071 1
BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG
1 O-14 O-15 pengukuran Meteran 16 39 0 1.038 1.038 1.15 0.072 1
2 O-15 O-16 pemotongan Gerindra 5 110 0.9 1.029 1.038 1.15 0.231 1
3 O-16 O-17 Drilling Drill 16 62 0.7 1.022 1.029 1.14 0.071 1
PERAKITAN PART RANGKA (PENGELASAN)
1 O-17 O-18 Pengelasan Las 18 425 0 1.022 1.022 1.14 0.063 1
PENGECATAN RANGKA
1 O-18 O-19 Pengecatan Kuas 6 375 0 1.022 1.022 1.14 0.189 1
KAYU MULTIPLEK COVER SAMPING
1 O-19 O-20 pengukuran Meteran 16 42 0 1.039 1.039 1.15 0.072 1
2 O-20 O-21 pemotongan Gergaji 28 126 1 1.029 1.039 1.15 0.041 1
3 O-21 O-22 Drilling Drill 16 72 0.7 1.022 1.029 1.14 0.071 1
KAYU MULTIPLEK COVER DEPAN
1 O-22 O-23 pengukuran Meteran 16 40 0 1.036 1.036 1.15 0.072 1
2 O-23 O-24 pemotongan Gergaji 28 104 0.9 1.027 1.036 1.15 0.041 1
3 O-24 O-25 Drilling Drill 16 61 0.5 1.022 1.027 1.14 0.071 1
KAYU MULTIPLEK COVER BELAKANG
1 O-25 O-26 pengukuran Meteran 16 45 0 1.035 1.035 1.15 0.072 1
2 O-26 O-27 pemotongan Gergaji 28 110 0.8 1.027 1.035 1.15 0.041 1
3 O-27 O-28 Drilling Drill 16 59 0.5 1.022 1.027 1.14 0.071 1
HPL COVER SAMPING
1 O-28 O-29 pengukuran Penggaris 17 41 0 1.03 1.03 1.14 0.067 1
2 O-29 O-30 pemotongan Cutter 20 100 0.8 1.022 1.030 1.14 0.057 1
HPL COVER DEPAN
O-30 O-31 pengukuran Penggaris 17 43 0 1.029 1.029 1.14 0.067 1
O-31 O-32 pemotongan Cutter 20 117 0.7 1.022 1.029 1.14 0.057 1
HPL COVER BELAKANG
1 O-32 O-33 pengukuran Penggaris 17 38 0 1.028 1.028 1.14 0.067 1
2 O-33 O-34 pemotongan Cutter 20 109 0.6 1.022 1.028 1.14 0.057 1
PERAKITAN HPL & MULTIPLEK
1 O-34 O-35 Perakitan Kuas 6 250 0 1.022 1.022 1.14 0.189 1
PERAKITAN SEMUA PART
1 O-35 S-1 Perakitan Obeng 6 440 0 1.022 1.022 1.14 0.189 1

49
4.5. PENGOLAHAN DATA FTC

4.5.1. Tabel From To Chart

TABEL FROM TO CHART (FTC)


TO 1 2 3 4 5 6 7
NO JUMLAH
FROM PENGUKURAN PEMOTONGAN PENGEDRILLAN BENDING PENGELASAN PENGECATAN PERAKITAN

1 PENGUKURAN 11 11

2 PEMOTONGAN 8 3 11

3 PENGEDRILLAN 1 4 3 8

4 BENDING 1 1

5 PENGELASAN 1 1

6 PENGECATAN 1 1

7 PERAKITAN 1 1

JUMLAH 0 11 8 1 5 1 8 34

Dari tabel OPC dan Routing Sheet di atas kita bisa melihat stasiun kerja

yang akan di masukan ke dalam from to chart yaitu :

 Stasiun kerja Pengukuran

 Stasiun kerja Pemotongan

 Stasiun kerja Pengedrillan

 Stasiun kerja Bending

 Stasiun kerja Pengelasan

 Stasiun kerja Pengecatan

 Stasiun kerja perakitan

Selain dari data OPC , kita juga harus melihat data routing sheet untuk

melihat aliran material yang dibutuhkan setiap mesin untuk mengolah baku.

Dari data FTC yang telah dianalisa kita dapat melihat berapa banyak

proses yang terjadi pada setiap operasi ke operasi lainnya :

 Dari proses Pengukuran ke Pemotongan dilakukan sebanyak 11 kali

 Dari proses pemotongan ke pengedrillan dilakukan sebanyak 8 kali

 Dari proses pemotongan ke perakitan dilakukan sebanyak 3 kali

50
 Dari proses pengedrillan ke bending dilakukan sebanyak 1 kali

 Dari proses pengedrillan ke pengelasan dilakukan sebanyak 4 kali

 Dari proses pengedrillan ke perakitan dilakukan sebanyak 3 kali

 Dari proses bending ke pengelasan dilakukan sebanyak 1 kali

 Dari proses pengelasan ke pengecatan dilakukan sebanyak 1 kali

 Dari proses pengecatan ke perakitan dilakukan sebanyak 1 kali

 Dari proses perakitan ke perakitan dilakukan sebanyak 1 kali

51
4.6. KESIMPULAN

Dari hasil tabel FTC tersebut dapat dilihat bahwa ada 7 aliran stasiun

yaitu : stasiun pengukuran, stasiun pemotongan, stasiun pengedrillan,

stasiun bending, stasiun pengelasan, stasiun pengecatan, dan stasiun

perakitan. Dari ke 7 aliran stasiun tersebut terdapat aliran stasiun yang

paling banyak prosesnya yaitu stasiun pengukuran dan stasiun

pemotongan.

52
MODUL V

MULTIPLE PROCESS PRODUCT CHART

5.1 LANDASAN TEORI


5.1.1 Pendahuluan
MPPC (Multi Product Process Chart) adalah suatu diagram
yang menunjukkan urutan untuk masing-masing komponen yang
akan diproduksi. Peta MPPC juga dapat berguna sebagai
gambaran umum yang berkaitan dengan langkah-langkah
pengerjaan dari setiap produk yang ada pada waktu proses
tertentu sehingga diperoleh informasi tentang kesamaan proses
dari setiap produk dengan yang lainya. Berdasarkan MPPC juga
dapat diketahui aliran balik (backtracking) dan pola aliran yang
tidak sesuai dengan urutan proses.
Pembuatan MPPC dimulai dari pembuatan routing sheet.
Routing sheet atau lembar pengurutan produksi merupakan
langkah-langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen
tertentu dan rincian yang perlu diketahui dari hal-hal yang saling
berkaitan satu sama lain (Apple, 1990). Input dari Multi Product
Process Chart (MPPC) yaitu OPC (Operation Process Chart) dan
Routing Sheet.
Tujuan dari pembuatan Multi Product Process Chart
(MPPC) yaitu untuk dapat memahami aliran proses produksi
suatu produk secara keseluruhan beserta dengan total waktu
pengoperasian mesin yang digunakan.

5.1.2 Maksud dan Tujuan


1. Praktikan mampu memahami proses pembuatan multi produk
proses chart.
2. Mampu menghitung kebutuhan jumlah teori dan actual
DESKRIPSI / MESIN KOMPONEN ASSEMBLING JUMLA MESIN
BESI PLAT

5.2
BESI SIKUBESI HOLO BESI SIKUBESI HOLOMULTIPLEX
MULTIPLEX
MULTIPLEXHPL HPL HPL
PENYANGGAH
RANGKA COVER RANGKA COVER BAUT COVER COVER RANGKASAMPING
COVER DEPAN
COVER COVER COVER
RANGKA BELAKANG
COVER SAMPING
COVER DEPAN
COVER BELAKANG
INSPEKSI THEORY AKTUAL
SAMPINGBAWAH DEPANBELAKANG
SAMPING

2. Routing sheet
1. Operation Process chart (OPC)

Sebagai dasar pengerjaan Multi Product Process chat ( MPPC) adalah :


PENGOLAHAN DATA
Receiving

3. Mampu menghitung jumlah tiap jenis mesin pada tiap tahap


Pengukuran 0,072 0,072 0,071 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072

assembling box).
produksi
(Meteran) 0-1 0-4 0-8 0-11 0-14 0-19 0-22 0-1125 0,575 8

Pengukuran 0,067 0,067 0,067


(penggaris) 0-11228 0-1310 0-1331 0,201 3

Pemotongan0,229
0,230 0,228 0,230 0,230 I-3II-1I-6 I-3 I-6

(rought
(Gerinda) 0-20-5 0-9 0-12 0-15 I-8 I-8I-10 I-10
1.377 5

Tabel MPPC
0,041 0,041 0,041
Pemotongan
0-20 0-23 0-26 II-13 II-15 II-170.123 3
(Gergaji)

lumber,
0,057 0,057 0,057
Pemotongan
(Cutter) 0-29 0-31 0-33 II-19 II-20 II-210.171 3

0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 II-2 II-4 II-7
Pengedrillan0-3 0-6 0-10 0-13 0-16 0-21 0-24 0-27 0,568
II-9 II-11 II-14 II-16 II-18 8
(Mesin Bor)

fabrication,
0,045
Bending
0-766 II-5 0,045 1

Pengelasan 0,063
(Elektroda) 0-17 II-12 0,063 1

assembling,
Pengecatan 0,189 0-18
(Kuas) 0,189 1

Pelapisan HPL 0,189


(Lem) 0-34 II-22 0,189 1

0,189
Perakitan
0-35 0,189 1

dan
II-23
(Obeng)

S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1
Stop
5.3 KESIMPULAN

MPPC adalah suatu peta yang menggambarkan jumlah pemakaian


kebutuhan mesin dari data routing sheet, tujuan dibuat mppc adalah untuk
mengetahui nilai mesin menurut teori & actual serta mengetahui bahan dan
peralatan apa saja yang diperlukan pada saat pembuatan plc , pada routing
sheet jumlah mesin yang ada berdasarkan pembulatan per mesin, untuk
jenis mesin yang sama dilakukan penjumlahan agar pembebanan mesin
seimbang dan penggunaan mesin lebih efisien.
MODUL VI

ACTIVITY RELATION CHART (ARC)

6.1 PENDAHULUAN

Setiap industri manufaktur maupun industri jasa pasti memiliki

keinginan agar industrinya dapat maju dimasa yang akan datang. Ini

menunjukkan bahwa setiap perusahaan selalu berkeinginan kuat agar

industrinya dapat lebih berkembang dimasa depan.

Kompleksitas persoalan tata letak pabrik mendorong cara-

carakualitatif dilakukan dengan harapan akan memudahkan

pennyelesaianrancangan. Teknik kualitatif tidak menggunakan formulasi

matematisyang rumit, sehingga dapat mudah dalam prakteknya. Namun,

pada sisilain persyaratan utama menerapkan teknik kualitataif adalah

pengalaman perancang, alasanya adalah pendekatan kualitatif membutuh

kan tingkat subyektifitas yang lebih dominan (Hadiguna, Rika., 2008).

Seperti yang diterangkan diatas pendekatan kualitatif dalam hal ini

Activity Realtionship Chart atau disingkat ARC, memiliki kekurangan

berupatingkat subyektifitas yang tinggi, pada akhirnya membuat hasil

dari rancangan ini memiliki konsistensi yang kurang akurat tergantung

dari tingkat kompleksitas masalahnya

Jarak perpindahan material merupakan hal yang harus diperhatikan oleh

perusahaan. Semakin jauh jarak perpindahan, maka waktu nya semakin lama dan

biaya perpindahan material ppun semakin tinggi. Biaya perpindahan

material
merupakan salah ongkos yang termasuk ke dalam biaya produksi. Perancangan

tata letak fasilitas salah satunya bertujuan untuk meminimisasi ongkos

material handling,hal ini dapat diatasi dengan penentuan kedekatan

hubungan antar fasilitas/departemen. Praktikum kali ini membahas

mengenai Activity Relationship Chart (ARC) untuk menegetahui

hubungan antar fasilitas.

Activity Relation Chart (ARC) adalah suatu diagram yang

menggambarkan hubungan keterkaitan antar aktivitas baik aktivitas

personalia dengan bagian/divisi/departemen maupun aktivitas personalia

dengan peralatan/perlengkapan perusahaan seperti water heater, air

conditioner, water tower, genset, scap processing area, dsb.

Dalam pembuatan ARC terlebih dahulu disusun semua fungsi

yang terdapat dalam pabrik dan kantor, lalu dibuat hubungan

keterdekatannya, aktivitas diurutkan dari jabatan tertinggi (misalnya

General Manager, Sekertaris, Manager, dst) sampai dengan yang

terendah (Operator, Pesuruh) selanjutnya adalah peralatan penunjang

(seperti tools room, workshop, genset, water, AC, dsb) Penjelasan cara

membuat ARC ini dapat kita pelajari pada buku pedoman Tata Letak

Pabrik dan Pemindahan Bahan, karangan James M. Apple halaman 227.

Hubungan keterkaitan ini digambarkan dalam warna, simbol dan

angka sebagai berikut :


Bila alasan hubungan kedekatan tidak tercantum dalam tabel diatas,

maka dapat ditambahkan dengan alasan lain.

Syarat-syarat pembuatan ARC :

1. Karyawan dari jabatan manager sampai jabatan kepala seksi (Kasie)

2. Ruangan pabrik keseluruhan.

3. Mesin-mesin pabrik.

4. Fasilitas penunjang antara lain : Receiving, storage, spare area,

bengkel,

tool room, wc, masjid, GSG, koperasi, poliklinik, kantin genset, power

house, water tower.


6.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan akhir

Praktikum Perencanaan Tata Letak Fasilitas dan Pemindahan Bahan ini

adalah :

1. Praktikan dapat memahami dan menyusun Activity Relation Chart

(ARC).

2. Praktikan dapat memahami dan menyusun hubungan keterkaitan

antar tempat aktivitas / komponen-komponen perusahaan.

3. Sebagai dasar untuk menyusun Area Allocation Diagram (AAD).


6.3 Pengolahan Data

6.3.1. Gambar ARC Produksi

6.3.1. Tabel Keterangan ARC Produksi

9
6.3.2. Gambar ARC Pelayanan

6.3.2. Tabel Keterangan ARC Pelayanan


6.4 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini praktikan mempelajari cara penyusunan

Activity Relation Chart (ARC) berdasarkan simulasi hubungan keterkaitan

antar tempat aktivitas / komponen-komponen perusahaan agar proses kerja

lebih efektif dan efisien sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran dan

menghasilkan keuntungan yang sebesar-besar nya bagi perusahaan.


MODUL VII

LUAS

LANTAI

7.1. LANDASAN TEORI

Layout Proses atau Layout Fungsional atau Functional Layout atau

Process Layout. Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang

memiliki kesamaan fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu

tempat atau ruang tertentu. layout semacam ini biasanya dipergunakan

untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka memenuhi

pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk,

kualitas, maupun jumlahnya. Layout Produk atau Layout Garis Atau

Product Layout atau Line Layout, di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan

perlengkapan pabrik disusun berdasarkan urutan opersi proses produksi

yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Layout Kelompok atau

Group Layout, pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang

digunakan untuk membuat atau memproses komponen yang sama. Layout

Posisi Tetap, layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas

produksi yang diatur di dekat tempat proses produksi dengan posisi tetap.

Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik

untuk produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi

secara umum biasanya penggunaan layout proses bagi produksi untuk

pesanan dan layout produk bagi produksi


7.2. MAKSUD & TUJUAN

 Praktikan mampu menghitung luas lantai bumi dan bangunan

perusahaan yang akan dirancang.

 Mampu memahami dan menghitung kebutuhan rak bahan baku utama,

bahan baku pembantu dan produk jadi.

 Sebagai dasar untuk menyusun Material Handling Cost, Activity Relation

Diagram, Activity Allocation Diagram, Template dan Proposal


7.3. PENGOLAHAN DATA

7.3.1. Tabel Kalkulasi Luas Lantai

KALKULASI LUAS LANTAI

PLC
DIBUAT OLEH KELOMPOK IX
Dasar Perhitungan
1. Rencana Kapasitas Produksi :8 unit per shift
2. Tingkat efficiency : 90 %
3. Satu orang diasumsikan bekerja
Jam kerja efektif
Senin - Jumat :8 Jam per hari
Sabtu :8 Jam per hari
Total : 40 Jam per minggu
4. Jumlah orang diasumsikan langsung :7 Orang (2 shift)
5. Kedatangan Rough Lumber per 1 minggu :1 Kali
6.Pengiriman produk jadi per 1 minggu :1 Kali
7. Pemindahan bahan adalah :1 Kali per jam
8. Alat Material Handling

Beban (Kg) Alat Angkut Ongkos Angkut


< 15 Manusia 1000
15 - 200 Troley 2000
> 200 Forklift 3000

7.4. LUAS LANTAI BAGIAN ROUGHT LUMBER

7.4.1. Tabel Bahan Baku

KALKULASI LUAS LANTAI


PLC
DIBUAT OLEH KELOMPOK IX
I. Bahan Baku
Luas Luas
Production Size Rough Lumber Size Pcs Keb/j RL/j RL/ 1 Jumlah Unit Rak Keb. Rak ALLW
No Part Type Pcs Pts Kap Rak Lantai Total
Ass am am minggu 150%
P L T P L T P L T Theory Actual (m²) (m²)
1 Besi Holo Rangka Cover Bawah 2.02 0.04 0.02 4 0.04 0.02 Besi Holo T=2mm 5 1 1 1 1 40.4 4 0.2 0.2 0.16 0.81 1 0.8 1.20 2.00
2 Besi Siku Cover Samping 0.82 0.02 0.02 6 0.02 0.02 Besi Siku T= 2mm 5 1 2 2 2 21.9 6 0.2 0.2 0.24 0.22 1 1.2 1.80 3.00
3 Besi Plat Penyangga Cover Samping 0.05 0.02 0.02 6 0.02 0.02 Besi Plat Strip T=0,2mm L=2mm 5 1 4 4 4 2.7 6 0.15 0.15 0.14 0.05 1 0.9 1.35 2.25
4 Besi Siku Rangka Cover Depan 0.65 0.04 0.02 6 0.04 0.02 Besi Siku T=2mm 5 1 1 1 1 8.7 6 0.3 0.1 0.18 0.23 1 1.8 2.70 4.50
5 Besi Holo Rangka Cover Belakang 2.15 0.04 0.02 4 0.04 0.02 Besi Holo T=2mm 5 1 1 1 1 43.0 4 0.2 0.2 0.16 0.86 1 0.8 1.20 2.00
6 Multiplek Cover Samping 0.71 0.33 0.003 2.4 1.2 0.004 Multipleks T=0,4 5 1 1 1 1 23.7 5 1.3 0.5 3.25 0.08 1 6.5 9.75 16.25
7 Multiplek Cover Depan 0.65 0.82 0.003 2.4 1.2 0.004 Multipleks T=0,4 5 1 1 1 1 21.7 5 1.3 0.5 3.25 0.08 1 6.5 9.75 16.25
8 Multiplek Cover Belakang 0.72 0.57 0.003 2.4 1.2 0.004 Multipleks T=0,4 5 1 1 1 1 24.0 5 1.3 0.5 3.25 0.09 1 6.5 9.75 16.25
9 HPL Cover Samping 0.365 0.175 0.003 2.44 1.22 0.001 HPL T=0,1 5 1 2 2 2 23.9 2.5 1 0.5 1.25 0.06 1 2.5 3.75 6.25
10 HPL Cover Depan 0.67 0.84 0.003 2.44 1.22 0.001 HPL T=0,1 5 1 1 1 1 22.0 2.5 1 0.5 1.25 0.05 1 2.5 3.75 6.25
11 HPL Cover Belakang 0.74 0.59 0.003 2.44 1.22 0.001 HPL T=0,1 5 1 1 1 1 24.3 2.5 1 0.5 1.25 0.06 1 2.5 3.75 6.25
TOTAL 81.25
7.4.2. Tabel Bahan Baku yang di Beli
KALKULASI LUAS LANTAI
PLC

KELOMPOK IX
DIBUAT OLEH
II.1 Bahan Yang Dibeli
Luas Luas
Pcs Keb/j RL/j RL/ 1 Jumlah Unit Rak Keb. Rak ALLW
No Part Production Size Rough Lumber Size Type Pcs Pts Kap Rak Lantai Total
Ass am am minggu 150%
P L T P L T P L T Theory Actual (m²) (m²)
1 Baut 0.005 0.006 0.03 0.05 0.06 0.3 100 1 15 15 15 12 0.3 0.3 0.3 0.027 0.40 1 0.09 0.135 0.225
2 Engsel 0.06 0.04 0.001 0.06 0.48 0.014 12 1 2 2 2 13.33 0.3 2 0.2 0.12 0.04 1 0.6 0.9 1.5

TOTAL 1.725

7.4.3. Tabel Bahan Pembantu


KALKULASI LUAS LANTAI
PLC
DIBUAT OLEH KELOMPOK IX
II.2 Bahan Pembantu
Rough Lumber Jumlah Unit Luas Luas
Pcs Keb/J RL/ RL/ 1 Kap Keb. Rak ALLW
No Part Production Size Size Type Pcs Pts Rak Lantai Total
Ass am Jam minggu Rak 150%
P L T P L T P L T Theory Actual (m²) (m²)
Lem 0.12 0.05 0.12 0.1 0.05 0.24 Lem Aibon 700 gr 1 1 1 2 2 80.00 0.5 0.5 2 0.50 0.23 1 0.25 0.38 0.63
Kuas 0.23 0.08 0.05 0.2 0.1 0.21 kuas 2'' 4 2 2 4 4 80.00 0.5 1 2 1.00 0.34 1 0.5 0.75 1.25
Cat 0.11 0.11 0.05 0.1 0.11 0.13 cat 1 1 1 2 2 61.54 0.5 1.1 1 0.55 0.18 1 0.55 0.83 1.38
Tinner 0.11 0.11 0.03 0.1 0.11 0.13 Tinner uk 1L 1 1 1 2 2 36.92 0.5 1.1 1 0.55 0.11 1 0.55 0.83 1.38
TOTAL 4.63

7.5. LUAS LANTAI BAGIAN PRODUKSI

7.5.1. Tabel Luas Lantai Bagian Produksi


KALKULASI LUAS LANTAI
PLC
DIBUAT OLEH KELOMPOK IX
III. LUAS LANTAI BAGIAN PRODUKSI
Dimensi Mesin Produk Center S Mesin Luas Allowance
No Nama Alat/Mesin Luas (m2) Total LL
Panjang Lebar Panjang Lebar Aktual Lantai 300%
3.1 ROUGH LUMBER
1 Meteran 0.065 0.065 3 3 9 8 72 216 288
2 Penggaris 0.332 0.028 2 2 4 3 12 36 48

Sub Total 336


3.2 FABRIKASI
1 Gerinda 0.29 0.107 3 3 9 5 45 135 180
2 Gergaji 0.45 0.135 3 2 6 3 18 54 72
3 Cutter 0.15 0.03 3 2 6 3 18 54 72
4 Mesin Drill 0.3 0.25 3 3 9 8 72 216 288
5 Ragum 0.29 0.1 2 2 4 1 4 12 16
6 Kuas 0.23 0.08 2 2 4 1 4 12 16

Sub Total 644


3.3 ASSEMBLING
1 kuas 0.23 0.08 2 2 4 1 4 12 24
2 Obeng 0.21 0.04 2 2 4 1 4 12 48
3 Mesin Las Pegangan 0.24 0.24 4 3 12 1 12 36 48

Sub Total 120

Grand Total Luas Lantai Bagian Produksi : 1100 𝑚2


7.6. LUAS LANTAI PELAYANAN

7.6.1. Tabel Luas Lantai Pelayanan


KALKULASI LUAS LANTAI
PLC

DIBUAT OLEH KELOMPOK IX

IV. LUAS LANTAI PELAYANAN


Ukuran Allowance
No Jenis Ruangan Jumlah Luas (m2) TOTAL
Panjang Lebar 50%
1 kantor 1 15 10 150 75 225
2 resepsionist 1 4 4 16 8 24
3 gudan bahan baku & barang jadi 1 11 11 121 60.5 181.5
4 Ruang produksi 1 44 25 1100 550 1650
5 Shipping warehouse 1 10 12 120 60 180
6 Lab 1 4 4 16 8 24
7 Ruang Teknisi 1 4 4 16 8 24
8 Penampung Limbah 1 4 3 12 6 18
9 Klinik 1 4 3 12 6 18
10 Kantin 1 8 5 40 20 60
11 Parkir 1 8 10 80 40 120
12 Mushola 1 3 3 9 4.5 13.5
13 Toilet 4 2 2 4 2 24
14 Aula 1 12 12 144 72 216

TOTAL LUAS LANTAI PELAYANAN 2778 𝑚2

7.7. LUAS SHIPPING - WIRE HOUSE

7.7.1. Tabel Luas Shipping-Warehouse


KALKULASI LUAS LANTAI
PLC
DIBUAT OLEH : Kelompok IX

V. LUAS SHIPPING - WAREHOUSE

Nama Produksi : PLC


DIMENSI PLC
Panjang 0.645 m
Lebar 0.35 m
Tinggi 0.775 m

Produksi/shift 80 Unit
Jam Produksi/minggu 80 jam
Produksi/minggu 400 unit
BOX
Ukuran (box) untuk 1 PLC
Panjang 0.7 m
Lebar 0.4 m
Tinggi 0.82 m
Volume box 0.23 𝑚3
LUAS RAK UNTUK 20 BOX
Kapasitas Rak 100 box 4 Tumpukan
Panjang 7.5 m
Lebar 4.5 m
Tinggi 4 m
Total Box Besar perminggu
Total Box Besar perminggu 400 Box
RAK & LUAS LANTAI
Kebutuhan Rak 1 Rak
Luas Lantai Yang Dibutuhkan 40 m²
Luas Lantai Total (termasuk allowance) 200% 120 m²

Sehingga luas lantai Shipping-Warehouse yang dibutuhkan 120 m²


7.8. RESUME

7.8.1. Tabel Resume luas lantai


KALKULASI LUAS LANTAI
PLC

DIBUAT OLEH KELOMPOK IX

VI. RESUME

Subtotal Luas Lantai Total


No Keterangan
1 Gudang Bahan Baku 114.38
Bahan yang Dibeli 1.725 120.74
Bahan Tambahan / Pembantu 4.63
2 Luas Lantai Bagian Produksi Pengukuran 336
Fabrikasi 644 1100
Assembly 120
3 Luas Lantai Pelayanan 2778 2778
4 Luas Shipping-Warehouse 120 120

TOTAL LUAS LANTAI YANG DIBUTUHKAN 4118.74 𝑚2

Dari tabel resume terdapat 4 pembagian klasifikasi luas lantai yaitu

 Gudang dengan total luas lantai : 120,74 m

 Bagian Produksi total luas lantai : 1100 m

 Pelayanan total luas lantai : 2778 m

 Shipping Warehouse : 120 m


7.9. KESIMPULAN

Dari pembahasan modul ini terdapat perhitungan 4 luas lantai yaitu :

luas lantai gudang, luas lantai produksi, luas lantai pelayanan dan luas lantai

shipping-warehous. Luas lantai yang paling besar atau yang paling luas

adalah luas lantai pelayanan dengan luas 2778 m. Jadi, total luas lantai yang

diperlukan dalam membuat satu perusahaan adalah 4118,74 𝑚2.


MODUL 8
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD)

8.1 MAKSUD DAN TUJUAN

1. Perakitan mampu menyususn posisi masing-masing bagian produksi dan


masing-masing jenis mesin untuk mendapatkan hubungan kedekatan yang
optimum.
2. Dengan adanya hubungan kedekatan yang optimum tersebut dapat diperoleh
biaya material handling yang lebih efisien.
3. Sebagai dasar menyusun Material Handling Cost Revisi dan ARDR.

8.1.1 Alat dan Bahan

1. Komputer set
2. Kertas HVS ukuran A3 80gram
3. Kertas/karton cover berwarna hijau muda
4. Tabel FTC

8.2 LATAR BELAKANG MASALAH

ARD adalah satu diagram yang menggambarkan hubungan kedekatan antara


bagian antar mesin, yakni hubungan kedekatan antar bagian receiving, storage,
produksi (terdiri dari semua jenis yang dipakai), assembling box, assembling, dan
warehouse/shipping.

Jika dalam ARC hubungan kedekatan disusun berdasarkan jenis aktivitas,


peralatan yang dipakai dan kondisi yang melingkupi, maka dalam ARD ini kedekatan
disusun berdasarkan jarak antara masing-masing aktivitas (bagian dari mesin-
mesinnya) agar aliran material lebih efisien sehingga didapatkan cost material per unit
yang di hasilkan menjadi lebih kecil lagi.

Masing-masing bagian/departemen mempunyai simbol tersendiri yaitu :


Simbol Departemen
A Receiving, Storage, dan Warehouse/Shipping
B Rough Lumber
C Fabrikasi
D Assembling
E Assembling Box
8.3 PENGOLAHAN DATA

Metode Spinning Tree

Tabel 8.3.1. Matriks FTC Simetris

Urutan Fasilitas Yang Telah Diurutkan

M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8

M1- Pengukuran (penggaris & meteran)

M2- Mesin Pemotongan (Gergaji &

gerinda) M3- Mesin Pengedrilan

M4- Pembendingan (mesin

bending) M5- Pengelasan

M6- Pengecatan (kuas)

M7- Pelapisan HPL

(kuas) M8- Perakitan

(obeng)
Tabel 8.3.2. ARD Bagian Proses Produksi

No Symbol Departemen A E I O U X
1 A PENGUKURAN 1 1 1,2,6,6,6
2 B PEMOTONGAN 1,9,3 6 3 6
3 C PENGEDRILAN 2 3 1,3,6
4 D PENGELASAN 2 3 1,1
5 E PENGAMPLASAN 1 3
6 F PELAPISAN 3 3
7 G PENGECETAN 2
8 H PERAKITAN 2

A O X A O X A O X
1 1,2,6,6,6 1,9,3 6 2
PENGUKURAN PEMOTONGAN PERAKITAN
E U I E U I E U I
1 6 3
A O X A O X A O X
3 2 1,3,6 3 3
PENGEDRILLAN PELAPISAN
E U I E U I
3
PENGAMPLASAN
A O X A O X
2 1,1 2
PENGELASAN PENGECATAN
E U I E U I E U I
1 3
Gambar 8.3.1. ARD Bagian Proses Produksi
Tabel 8.3.3. ARD Bagian Tata Letak Pabrik

No Symbol Departemen A E I O U X
1 A KANTOR 1,1 1 1,1 1,1,3,1,7,1,1 8
2 B RESEPSIONIST 1 1,1,2,3,1,7,1 6,6,6 8
3 C GUDANG BAHAN & PRODUK JADI 3,2 1 1 2,1,7 6,6,6,6 8
4 D SHIPPING WAREHOUSE 1,2,1,1,7,1 6 8
5 E RUANG PRODUKSI 3 1,9,3,1,1,1 6,6 8
6 F LAB 9 1,2,1,1,1 6,6 8
7 G RUANG TEKNISI 1 6,6 8,8,8
8 H PENAMPUNGAN LIMBAH 2 1 6,6,6 8
9 I KLINIK 1 6,6,6
10 J KANTIN 1,1 6,6
11 K PARKIR 1,1 6
12 L MUSHOLLA 5,1
13 M TOILET 6
14 N AULA 6

8.3.4. Tabel ARD Bagian Proses Produksi

A O X A O X A O X A O X
1,1 1,1,3,1,7,1,1 8 1,1,2,3,1,7,1 8 3,2 2,1,7 8 3 1,9,3,1,1,1 8
1.KANTOR 2.RESEPTIONIST 3.GUDANG BAHAN & PRODUK JADI 4.RUANG PRODUKSI
E U I E U I E U I E U I
1 1,1 6,6,6 1 1 6,6,6,6 1 6,6
A O X A O X A O X A O X
9 1,2,1,1,1 8 1,2,1,1,7,1 8 1 8,8,8 2 1 8
5.LAB 6.SHIPPING WAREHOUSE 7.RUANG TEKNISI 8.PENAMPUNGAN LIMBAH
E U I E U I E U I E U I
6,6 6 6,6 6,6,6
A O X A O X A O X A O X
1 1,1 1,1 1,5,1
9.KLINIK 10.KANTIN 11.PARKIR 12.MUSHOLLA
E U I E U I E U I E U I
6,6,6 6,6 6
A O X A O X

13.TOILET 14.AULA
E U I E U I
6 6

SYMBOL WARNA HUBUNGAN KEDEKATAN


A MERAH Mutlak
E KUNING Sangat Penting
I HIJAU Penting
O BIRU Biasa
U PUTIH Tidak Penting
X COKLAT Tidak Diinginkan
No Departemen P L Luas (M²)
1 PENGUKURAN 5 5 25
2 PEMOTONGAN 9 7 63
3 PENGEDRILLAN 3 3 9
4 BENDING 2 2 4
5 LAS 4 3 12
6 PENGELEMAN 2 2 4
7 PENGECATAN 2 2 4
8 PERAKITAN 2 2 4

8.3.2. Gambar ARD


8.4 .KESIMPULAN

Setelah kita praktikum dan mengolah data dengan menggunakan metode ARD

kita mendapatkan tingkat prioritas kedekatan,sehingga diharapkan ongkos handling

minimum dan waktu lebih efisien ,jadi yang menempati prioritas pertama pada TSP

harus didekatkan letaknya lalu diikuti dengan setasiun prioritas berikutnya.


MODUL 9

MATERIAL HANDLING

COST

(MHC)

9.1 LANDASAN TEORI

9.1.1 Pendahuluan

Material Handling adalah salah satu jenis transportasi

(pengangkutan) yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang

artinya memindahkan bahan baku, barang setengah jadi atau barang

jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang telah ditetapkan.

Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana cara yang

terbaik untuk memindahkan material dari satu tempat proses

produksi ketempat proses produksi yang lain (Apple James, 1990).

Material Handling Cost adalah suatu tabel yang menunjukkan

kalkulasi biaya yang dibutuhkan dalam penanganan bahan dari

gudang bahan baku (storage) ke mesin, biaya penanganan material

antar mesin maupun antar bagian produksi, dan biaya penanganan

bahan dari bagian assembling ke gudang produksi jadi

(warehouse).

Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah

untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu, material

handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan perancangan

fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa tujuan dari

sistem material handling antara lain (Meyers, F.E.):


1. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi

kerusakan dan memberikan perlindungan terhadap material.

2. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.

3. Meningkatkan produktivitas.

4. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas.

5. Mengurangi bobot mati

6. Sebagai pengawasan persediaan

7. Mengatur departemen-departemen sedekat mungkin agar

perpindhan material menjadi pendek.

Dalam mengadakan kalkulasi Material Handling Cost ini, ada

beberapa kondisi yang diasumsikan yaitu bahwa masing-masing

departemen berada bersebelahan langsung. Dimensi masing-

masing departemen diasumsikan berbentuk bujur sangkar.Untuk

mengadakan kalkulasi Material Handling Cost secara utuh,

hitunglah masing-masing kolom yang belum terisi dengan

menggunakan rumus yang telah ditentukan sebagai berikut :

1. Luas didapat dari kalkulasi luas lantai, sedangkan sisi

merupakan akar pangkat dua dari luas. Satuan yang dipakai

meter.

2. Produksi Per jam mengikuti pola sebagai berikut :

a. Untuk receving ke storage dan storage ke departemen

lain, data didapat per jam dan data unit receive per jam
untuk bahan pembantu dan bahan dibeli pada modul

luas lantai.

b. Untuk Rough Lumber ke departemen lainnya dan

seterusnya data didapat dari Good Pieces Requirement

(GPR) atau Pueces To be Started (PTS) pada modul

routing sheet.

3. Berat penerimaan mengikuti pola sebagai berikut :

a. Untuk receiving ke storage dan dari storage ke

departemen lain dihitung dengan menggunakan

Panjang x Lebar x Tinggi x Berat Jenis Bahan, Berat

jenis bahan ditentukan 0,4 untuk kayu, 0,15 untuk

kertas dan 0,05 untuk gabus.

b. Untuk rough lumber ke departemen lain dan

seterusnya, unit per jam didapat dengan menggunakan

rumus per jam x pieces per assembling.

4. Berat per jam mengikuti pola sebagai berikut :

a. Untuk receiving ke storage dan dari storage ke

departemen laindihitung menggunakan rumus :

𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐱 𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐬𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐣𝐚𝐦

1000

b. Untuk rough lumber ke departemen lain dan

seterusnya, dihitungdengan menggunakan rumus :


𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐱 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐱 𝐋𝐞𝐛𝐚𝐫 𝐱 𝐓𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢 𝐗 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐉𝐞𝐧𝐢𝐬

𝐁𝐚𝐡𝐚𝐧

1000

5. Jarak dihitung dari titik pusat ke titik pusat atau :

𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐈
+

𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠

𝐈𝐈2

Untuk jarak antara departemen maka yang dicapai luas

departemen. Untuk jarak antar mesin dalam satu

departemen, maka yang di pergunakan luas bagian dari

mesin tertentu.

6. Ongkos MHC (Rp/m) dapat dilihat pada lembar

dasar perhitungan MHC.

7. Ongkos MHC(Rp) = Jarak x Ongkos material

handling (Rp/m)

Kalkulasi Material Handling Cost yang telah

dilengkapi kemudian dibuat resumenya. Langkah berikutya

adalah pembuatan tabel kalkulasi inflow dan outflow. Kedua

tabel ini formatnya sama dengan resume, tetapi cara

perhitungannya menggunakan rumus :

𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠−𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐩𝐨𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫


Inflow =
𝐓𝐨𝐭𝐚 𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦

𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠−𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐩𝐨𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫


Outflow =

𝐓𝐨𝐭𝐚 𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐢𝐬

 Ongkos angkut

Berat (Kg) Ongkos Alat Angkut

(Rp/m)

< 10 1000 Orang

10 < x < 100 2000 Troley

>100 3000 Forklift

9.1.2 Maksud dan Tujuan

1. Praktikum mampu menghitung biaya aliran material sejak dari

receiving ke storage sampai dengan assembling.

2. Praktikan mampu menghitung biaya bobot ideal produk yang

dibuat.
9.2 PENGOLAHAN DATA
9.2.1 TABEL MHC
Dari Ke Komponen Jml Berat Ongkos
Produksi Berat/jam Jarak Ongkos/meter
Luas Sisi Luas Sisi Nama P(m²) L(m²) T(m²) Pcs Penerimaa Angkut
/jam (kg) (m) (Rp)
Ass n (Rp)
STORAGE PENGUKURAN
Besi Holo Rangka Cover Bawah 4 0,04 0,02 1 2 0,020 0,0000403 7,01 3000 21034
Besi Siku Cover Samping 6 0,02 0,02 2 4 0,013 0,0000528 8,98 3000 26940
Besi Plat Penyangga Cover Samping 6 0,02 0,02 4 8 0,067 0,0005376 8,98 3000 26940
Besi Siku Rangka Cover Depan 6 0,04 0,02 1 2 0,026 0,0000528 8,98 3000 26940
9 3,00 Besi Holo Rangka Cover Belakang 4 0,04 0,02 1 2 0,016 0,0000314 8,98 3000 26940
Multiplek Cover Samping 2,4 1,2 0,004 1 2 0,0046 0,0000092 8,98 2000 17960
121,5 11,02
Multiplek Cover Depan 2,4 1,2 0,004 1 2 0,0046 0,0000092 8,98 2000 17960
Multiplek Cover Belakang 2,4 1,2 0,004 1 2 0,0046 0,0000092 8,98 2000 17960
HPL Cover Samping 2,44 1,22 0,001 2 4 0,00045 0,0000018 6,51 1000 6511
4 2,00 HPL Cover Depan 2,44 1,22 0,001 1 2 0,00045 0,0000009 6,51 1000 6511
HPL Cover Belakang 2,44 1,22 0,001 1 2 0,00045 0,0000009 6,51 1000 6511
TOTAL 89,41 202208
PENGUKURAN PEMOTONGAN
Besi Holo Rangka Cover Bawah 4 0,04 0,02 1 2 0,020 0,0000403 3,00 2000 6000
Besi Siku Cover Samping 6 0,02 0,02 2 4 0,013 0,0000528 3,00 2000 6000
9 3,00 Besi Plat Penyangga Cover Samping 6 0,02 0,02 4 8 0,067 0,0005376 3,00 2000 6000
Besi Siku Rangka Cover Depan 6 0,04 0,02 1 2 0,026 0,0000528 3,00 2000 6000
9 3,00 Besi Holo Rangka Cover Belakang 4 0,04 0,02 1 2 0,016 0,0000314 3,00 2000 6000
Multiplek Cover Samping 2,4 1,2 0,004 1 2 0,0046 0,0000092 2,72 2000 5440
6 2,45 Multiplek Cover Depan 2,4 1,2 0,004 1 2 0,0046 0,0000092 2,72 2000 5440
Multiplek Cover Belakang 2,4 1,2 0,004 1 2 0,0046 0,0000092 2,72 2000 5440
HPL Cover Samping 2,44 1,22 0,001 2 4 0,00045 0,0000018 2,22 1000 2220
4 2,00 6 2,45 HPL Cover Depan 2,44 1,22 0,001 1 2 0,00045 0,0000009 2,22 1000 2220
HPL Cover Belakang 2,44 1,22 0,001 1 2 0,00045 0,0000009 2,22 1000 2220
TOTAL 29,82 52980
PEMOTONGAN PENGEDRILLAN
Besi Holo Rangka Cover Bawah 2,02 0,04 0,02 1 2 0,010 0,0000204 3,00 2000 6000
Besi Siku Cover Samping 0,82 0,02 0,02 2 4 0,002 0,0000072 3,00 2000 6000
9 3,00 Besi Plat Penyangga Cover Samping 0,05 0,02 0,02 4 8 0,001 0,0000045 3,00 2000 6000
Besi Siku Rangka Cover Depan 0,65 0,04 0,02 1 2 0,003 0,0000057 3,00 2000 6000
9 3 Besi Holo Rangka Cover Belakang 2,15 0,04 0,02 1 2 0,008 0,0000169 3,00 2000 6000
Multiplek Cover Samping 0,71 0,33 0,003 1 2 0,0003 0,0000006 2,72 2000 5440
6 2,45 Multiplek Cover Depan 0,65 0,82 0,003 1 2 0,0006 0,0000013 2,72 2000 5440
Multiplek Cover Belakang 0,72 0,57 0,003 1 2 0,0005 0,0000010 2,72 2000 5440
TOTAL 23,16 46320
PEMOTONGAN PERAKITAN (PENGELEMAN)
HPL Cover Samping 0,37 0,18 0,003 2 4 0,00003 0,0000001 2,22 1000 2220
6 2,45 4 2 HPL Cover Depan 0,67 0,84 0,003 1 2 0,00025 0,0000005 2,22 1000 2220
HPL Cover Belakang 0,74 0,59 0,003 1 2 0,00020 0,0000004 2,22 1000 2220
TOTAL 6,66 6660
PENGEDRILLAN BENDING
9 3,00 4 2 Besi Holo Rangka Cover Bawah 2,02 0,04 0,02 1 2 0,010 0,0000204 2,5 1000 2500
TOTAL 2,5 2500
PENGEDRILLAN PERAKITAN (PENGELASAN)
Besi Siku Cover Samping 0,82 0,02 0,02 2 4 0,002 0,0000072 3,23 2000 6460
Besi Plat Penyangga Cover Samping 0,05 0,02 0,02 4 8 0,001 0,0000045 3,23 2000 6460
9 3 12 3,46 Besi Siku Rangka Cover Depan 0,65 0,04 0,02 1 2 0,003 0,0000057 3,23 2000 6460
Besi Holo Rangka Cover Belakang 2,15 0,04 0,02 1 2 0,008 0,0000169 3,23 2000 6460
TOTAL 12,93 25840
BENDING PERAKITAN (PENGELASAN)
Besi Holo Rangka Cover Bawah 2,02 0,04 0,02 1 2 0,010 0,0000204 2,73 1000 2732,05
4 2 12 3,46

TOTAL 2,73 2732,05


PEMOTONGAN PERAKITAN (PENGELEMAN)
HPL Cover Samping 0,37 0,18 0,003 2 4 0,00003 0,0000001 2,22474 1000 2224,7449
6 2,45 4 2 HPL Cover Depan 0,67 0,84 0,003 1 2 0,00025 0,0000005 2,22474 1000 2224,7449
HPL Cover Belakang 0,74 0,59 0,003 1 2 0,00020 0,0000004 2,22474 1000 2224,7449
TOTAL 6,67423 6674,2346
PERAKITAN (PENGELASAN) PENGECETAN
Besi Siku Cover Samping 0,82 0,02 0,02 2 4 0,002 0,0000072 2,73 2000 5460
Besi Plat Penyangga Cover Samping 0,05 0,02 0,02 4 8 0,001 0,0000045 2,73 2000 5460
12 3,46 4 2 Besi Siku Rangka Cover Depan 0,65 0,04 0,02 1 2 0,003 0,0000057 2,73 2000 5460
Besi Holo Rangka Cover Belakang 2,15 0,04 0,02 1 2 0,008 0,0000169 2,73 2000 5460
Besi Holo Rangka Cover Bawah 2,02 0,04 0,02 1 2 0,010 0,0000204 2,73 1000 2730
TOTAL 13,65 24570
PENGECETAN PERAKITAN
Besi Siku Cover Samping 0,82 0,02 0,02 2 4 0,002 0,0000072 2 2000 4000
Besi Plat Penyangga Cover Samping 0,05 0,02 0,02 4 8 0,001 0,0000045 2 2000 4000
4 2 4 2 Besi Siku Rangka Cover Depan 0,65 0,04 0,02 1 2 0,003 0,0000057 2 2000 4000
Besi Holo Rangka Cover Belakang 2,15 0,04 0,02 1 2 0,008 0,0000169 2 2000 4000
Besi Holo Rangka Cover Bawah 2,02 0,04 0,02 1 2 0,010 0,0000204 2 1000 2000
TOTAL 10 18000
PERAKITAN (PENGELEMAN) PERAKITAN SEMUA PART
Besi Holo Rangka Cover Bawah 4 0,04 0,02 1 2 0,020 0,0000403 2 2000 4000
Besi Siku Cover Samping 6 0,02 0,02 2 4 0,013 0,0000528 2 2000 4000
Besi Plat Penyangga Cover Samping 6 0,02 0,02 4 8 0,067 0,0005376 2 2000 4000
Besi Siku Rangka Cover Depan 6 0,04 0,02 1 2 0,026 0,0000528 2 2000 4000
Besi Holo Rangka Cover Belakang 4 0,04 0,02 1 2 0,016 0,0000314 2 2000 4000
Multiplek Cover Samping 2,4 1,2 0,004 1 2 0,0046 0,0000092 2 2000 4000
4 2 4 2
Multiplek Cover Depan 2,4 1,2 0,004 1 2 0,0046 0,0000092 2 2000 4000
Multiplek Cover Belakang 2,4 1,2 0,004 1 2 0,0046 0,0000092 2 2000 4000
HPL Cover Samping 2,44 1,22 0,001 2 4 0,00045 0,0000018 2 2000 4000
HPL Cover Depan 2,44 1,22 0,001 1 2 0,00045 0,0000009 2 2000 4000
HPL Cover Belakang 2,44 1,22 0,001 1 2 0,00045 0,0000009 2 2000 4000
TOTAL 22 44000
9.2.2 TABEL RESUME

Dari Ke Total Berat / Jam (Kg) Total Ongkos Angkut (Rp)


storage pengukuran 89,41 2022080
pengukuran pemotongan 29,82 52980
pemotongan pengedrillan 23,16 46320
pemotongan perakitan (pengeleman) 6,66 6660
pengedrillan bending 2,5 2500
pengedlillan perakitan (pengelasan) 12,93 25840
bending perakitan (pengelasan) 2,73 2732,05
pemotongan perakitan (pengeleman) 6,67423 6674,2346
perakitan(pengelasan) pengecatan 13,65 24570
pengecatan perakitan 10 18000
perakitan(pengeleman) perakitan semua part 22 44000

TOTAL 219,53423 2252356,285

9.3 KESIMPULAN
Material Handling Cost adalah suatu tabel yang menunjukkan
kalkulasi biaya penanganan material antar mesin maupun antar bagian
produksi, dan biaya penanganan bahan dari bagian assembling ke gudang
produksi jadi (warehouse).Total berat/ jam (kg) = 21953423, dan untuk
total ongkos angkutnya Rp. 2252356286 .Berbagai faktor perlu
dipertimbangkan untuk memilih tipe-tipe peralatan penanganan bahan
yang akan digunakan dan berapa banyak setiap tipe akan diperlukan.
Faktor-faktor pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut: Jalur
pengangkutan , Sifat objek yang diangkut, Karakteristik-karakteristik
bangunan, Keadaan ruang yang tersedia, Kapasitas peralatan penanganan
yang diperlukan, dan Biaya setiap metode alternative.Manfaat yang
diperoleh dari material handling diantaranya yaitu untuk penghematan
biaya produksi, penurunan biaya persediaan, penggunaan ruangan lebih
efisien, serta meningkatkan produktifitas perusahaan.Tata letak dan
pemindahan bahan berpengaruh paling besar pada produktivitas dan
keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkan dengan faktor faktor
lainnya. Dalam pelaksanaannya, tata letak dan material handling memiliki
hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
MODUL X

AREA ALLOCATIN DIAGRAM (AAD)

10.1 LANDASAN TEORI

A. Pengertian Activity Relationship Diagram (ARD)

Area Alocation Diagram (AAD) atau disebut juga template mini. Di

modul ini akan dirancang fasilitas pabrik dan pelayanan secara total tetapi belum

terperinci. Misal untuk kantor, cukup dibuat garis pembatas antar ruangan saja

dan tidak perlu terperinci sampai perabot yang ada. Bagian produksi pun

demikian, dalam bentuk atau dimensi dengan luas lantai menggunakan kertas

asturo sesuai modul sebelumnya.

Area Allocation Diagram (AAD) merupakan kelanjutan dari ARC dimana

dalam ARC diketahui kesimpulan dari tingkat kepentingan antar aktivitas. Maka

dengan demikian berarti bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan

aktivitas yang lainnya dan juga sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa

hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak

aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut dapat dilihat dalam Area

Allocation Diagram (AAD).

AAD merupakan gambaran layout secara global yang menggambarkan

hubungan kedekatan antar departemen dengan skala ukuran luas lantai yang

sebenarnya. Input dari pembuatan AAD ini adalah Area Relation Diagram dan

data luas lantai setiap departemen. Ukuran setiap departemen pada AAD akan

disesuaikan dengan luas lantai dan piñataletakan awal pada ARD yang telah

terbentuk.
10.2 PENGOLAHAN DATA

Dari data yang didapat dari perhitungan ARC, ARD dan perhitungan luas

lantai pada pembahasan sebelumnya didapatkan AAD (AREA ALLOCATION

DIAGRAM ) sebagai berikut :

A. ADD Fabrikasi

Tabel 10.1 Ukuran Fabrikasi

No Departemen P L Luas (M²)


1 PENGUKURAN 5 5 25
2 PEMOTONGAN 9 7 63
3 PENGEDRILLAN 3 3 9
4 BENDING 2 2 4
5 LAS 4 3 12
6 PENGELEMAN 2 2 4
7 PENGECATAN 2 2 4
8 PERAKITAN 2 2 4
No Departemen P L Luas (M²)
1 PENGUKURAN 5 5 25
4 5 7 2 PEMOTONGAN 9 7 63
1 3 PENGEDRILLAN 3 3 9
4 BENDING 2 2 4
5 LAS 4 3 12
6 PENGELEMAN 2 2 4
7 PENGECATAN 2 2 4
8 PERAKITAN 2 2 4

22
3
6 8

Gambar 10.1 ADD Fabrikasi


B. ADD Semua Fasilitas

Tabel 10.2 Space Requirement Sheet

NO KETERANGAN DIMENSI (PxL) LUAS (M²) KEBUTUHAN MODUL (4X4)


1 Kantor (15X10) 150 9,4
2 Resepsionist (4X4) 16 1,0
3 Gudan bahan baku & barang jadi (11X11) 121 7,6
4 Ruang produksi (44x25) 1100 68,8
5 Shipping Warehouse (10x12) 120 7,5
6 Lab (4x4) 16 1,0
7 Ruang Teknisi (4x4) 16 1,0
8 Penampung Limbah (4x3) 12 0,8
9 Klinik (4x3) 12 0,8
10 Kantin (8x5) 40 2,5
11 Parkir (8x10) 80 5,0
12 Mushola (3x3) 9 0,6
13 Toilet (2x2) 4 0,3
14 Aula (12x12) 144 9,0
Gambar 10.2 AAD Fasilitas

Keterangan :
Skala : 1 : 10 Digambar : Kelompok 9

Satuan Ukuran : cm Kelas : RJM Teknik Industri D1

Tanggal : 17/ 11/ Diperiksa : Asisten Laboratorium PTLF


22
UNIVERSITAS KRISNA DWIPAYANA AAD FASILITAS No . 9 / 11/ 22 A3
Gambar 10.3 AAD Fasilitas
10.4. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah AAD menjadi

dasar perencaanaan keterkaitan dengan pola aliran barang, dan

lokasi kegiatan pelayaan di hubungkan dengan kegiatan

produksi.Activity relationship diagram ARD sangat berguna untuk

perencanaan dan analisis dengan hubungan aktifitas antar masing-

masing departemen.
MODUL 11

LINE BALANCING

11.1. PENDAHULUAN

Line Balancing adalah suatu diagram yang menggambarkan susunan

komposisi mesin-mesin dan aliran material dari gudang bahan bahu (storage) ke

tiap mesin, aliran material antar material, aliran material antar

bagian/departemeb, dan aliran material dari bagian assembling ke gudang

produk jadi (warehouse). Aliran material pada mesin tersebut disusun

berdasarkan beberapa kerja mesin tersebut.

Line Balancing dibuat diatas gambar A3. Kepala gambar disesuaikan

dengan contoh MPPC. Beban kerja mesin ditulis delam 3 digit tiga angka

dibelakang koma). Beban kerja maksimum adalah satu, dengan allowance 10%.

Dengan demikian beban kerja maksimum yang diperbolehkan adalah 1,1.

Buatlah susunan mesin sedemikian rupa sehingga tiap mesin mempunyai beban

kerja yang seimbang dan perpotongan dibuat seminimal mungkin, dengan

potongan maksimal 5 potongan. Setiap tempat yang terjadi perpotongan aliran

material diberi tanda garis bujur sangkar putusputus. Dalam pembuatan LB ini

dimasukkan pula aliran bahan pembantu


11.2. MAKSUD DAN TUJUAN

 Praktikan mampu menyusun distribusi beban kerja tiap mesin agar dicapai

beban mesin yang seimbang pada semua bagian produksi.

 Mampu merancang susunan mesin yang ekonomis dan aliran material yang

lancar.

 Sebagai dasar menyusun komposisi mesn-mesin dalam pembuatan Activity

Relationship Diagram Revisi dan aliran material dalam template.


11.3. Tabel Pengolahan Data

11.3.1. Tabel Pengolahan Data


Waktu Penyajian Jumlah Rata-Rata
Stasiun Kerja Elemen Kerja Aktifitas
1 2 3 4 5
1 Pengukuran Besi siku rangka cover samping 30 35 28 34 32 159 31.8
1 pengukuran besi holo rangka bawah 25 30 23 29 27 134 26.8
1 Pengukuran Besi plat penyangga baut cover samping 35 40 33 39 37 184 36.8
2 pengukuran besi siku rangka cover depan 28 33 26 32 30 149 29.8
2 pengukuran besi holo rangka belakang 39 44 37 43 41 204 40.8
1 Pengukuran Kayu multiplek cover samping 42 47 40 46 44 219 43.8
pengukuran
2 Pengukuran Kayu multiplek cover depan 40 45 38 44 42 209 41.8
3 Pengukuran Kayu multiplek cover belakang 45 50 43 49 47 234 46.8
1 Pengukuran HPL cover samping 41 46 39 45 43 214 42.8
2 Pengukuran HPL cover depan 43 48 41 47 45 224 44.8
3 Pengukuran HPL cover belakang 38 43 36 42 40 199 39.8
1 Pemotongan Besi siku rangka cover samping 55 60 53 59 57 284 56.8
1 Pemotongan besi holo rangka bawah 96 101 94 100 98 489 97.8
1 Pemotongan Besi plat penyangga baut cover samping 89 94 87 93 91 454 90.8
2 Pemotongan besi siku rangka cover depan 90 95 88 94 92 459 91.8
2 Pemotongan besi holo rangka belakang 110 115 108 114 112 559 111.8
Pemotongan 1 Pemotongan Kayu multiplek cover samping 126 131 124 130 128 639 127.8
2 Pemotongan Kayu multiplek cover depan 104 109 102 108 106 529 105.8
3 pemotongan Kayu multiplek cover belakang 110 115 108 114 112 559 111.8
1 Pemotongan HPL cover samping 100 105 98 104 102 509 101.8
2 Pemotongan HPL cover depan 117 122 115 121 119 594 118.8
3 Pemotongan HPL cover belakang 109 114 107 113 111 554 110.8
1 Drilling Besi siku rangka cover samping 55 52 59 59 57 282 56.4
1 Drilling besi holo rangka bawah 45 42 49 49 47 232 46.4
1 Drilling Besi plat penyangga baut cover samping 67 64 71 71 69 342 68.4
2 Drilling besi siku rangka cover depan 59 56 63 63 61 302 60.4
Pengedrillian 2 Drilling besi holo rangka belakang 62 59 66 66 64 317 63.4
1 Drilling komponen Kayu multiplek samping 72 69 76 76 74 367 73.4
1 Drilling komponen Kayu multiplek cover depan 61 58 65 65 63 312 62.4
2 Drilling komponen Kayu multiplek belakang 59 56 63 63 61 302 60.4
Bending 1 Bending Besi Holo rangka bawah 41 38 45 45 43 212 42.4
Pengeleman 1 Pelapisan HPL&Multiplek 250 247 254 254 252 1257 251.4
Pengelasan 1 Pengelasan rangka cover 425 422 429 429 427 2132 426.4
Pengecatan 1 Pengecatan cover 375 372 379 379 377 1882 376.4
Perakitan 1 Assembling PLC 440 437 444 444 442 2207 441.4
Jumlah Rata-Rata 3581
11.4. Tabel Aktifitas Kerja

11.4.1. Tabel Aktifitas Kerja


SIMBOL AKTIFITAS
A Pengukuran Besi siku rangka cover samping
B pengukuran besi holo rangka bawah
C Pengukuran Besi plat penyangga baut cover samping
D pengukuran besi siku rangka cover depan
E pengukuran besi holo rangka belakang
F Pengukuran Kayu multiplek cover samping
G Pengukuran Kayu multiplek cover depan
H Pengukuran Kayu multiplek cover belakang
I Pengukuran HPL cover samping
J Pengukuran HPL cover depan
K Pengukuran HPL cover belakang
L Pemotongan Besi siku rangka cover samping
M Pemotongan besi holo rangka bawah
N Pemotongan Besi plat penyangga baut cover samping
O Pemotongan besi siku rangka cover depan
P Pemotongan besi holo rangka belakang
Q Pemotongan Kayu multiplek cover samping
R Pemotongan Kayu multiplek cover depan
S pemotongan Kayu multiplek cover belakang
T Pemotongan HPL cover samping
U Pemotongan HPL cover depan
V Pemotongan HPL cover belakang
W Drilling Besi siku rangka cover samping
X Drilling besi holo rangka bawah
Y Drilling Besi plat penyangga baut cover samping
Z Drilling besi siku rangka cover depan
AA Drilling besi holo rangka belakang
AB Drilling komponen Kayu multiplek samping
AC Drilling komponen Kayu multiplek cover depan
AD Drilling komponen Kayu multiplek belakang
AE Bending Besi Holo rangka bawah
AF Pelapisan HPL&Multiplek
AG Pengelasan rangka cover
AH Pengecatan cover
AI Assembling PLC
11.5. Tabel Tugas Pendahuluan

11.5.1. Tabel Tugas Pendahuluan


TUGAS TUGAS PENDAHULUAN WAKTU PROSES
A - 31.8
B - 26.8
C - 36.8
D - 29.8
E - 40.8
F - 43.8
G - 41.8
H - 46.8
I - 42.8
J - 44.8
K - 39.8
L A 56.8
M B 97.8
N C 90.8
O D 91.8
P E 111.8
Q F 127.8
R G 105.8
S H 111.8
T I 101.8
U J 118.8
V K 110.8
W A,L 56.4
X B,M 46.4
Y C,N 68.4
Z D,O 60.4
AA E,P 63.4
AB F,Q 73.4
AC G,R 62.4
AD H,S 60.4
AE B,M,X 42.4
AF F,G,H,I,J,K,Q,R,S,T,U,V,AB,AB,AC,AD 251.4
AG A,B,C,D,E,L,M,N,O,P,W,X,Y,Z,AA,AE 426.4
AH A,B,C,D,E,L,M,N,O,P,W,X,Y,Z,AA,AE,AG 376.4
AI A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T,U,V,W,X,Y,Z,AA,AB,AC,AD,AE,AF,AG,AH 441.4
11.6. Membuat Diagram Jaring

31.8 " 97.8"56.4 "


AL W

26.8 " 90.8"46.4" 42.4 "


B M X AE 426.4 " 376.4 "
AG AH
36.8 "91.8 " 68.4"
C N Y

40.8 "111.8"60.4 "


OZ

43.8 "127.8" 63.4" 441.4"


E P AA
AI

41.8 "105.8"73.4"
FQAB

GR
46.8"111.8"62.4" AC

251.4 "
101.8" 60.4"
42.8"
H S AD AF

44.8 " 118.8"


I T

39.8 " 110.8"


J U

128.8"
56.8" V
K

11.6.1. Gambar Diagram Jaring

11.7. Menghitung Kapasitas Keluaran

Waktu Siklus Minimal : 26,8 detik

Waktu Siklus Maksimal : 441,4 detik

11.8. Menghitung Kapasitas Keluaran


WO
𝐾𝑚𝑖𝑛 = = 480
WS = 65,25 unit/hari
7,36

Ws Kmin di dapat dari waktu max (441,4) detik ke menit (7,36)

480
𝐾max = 𝑊𝑂 = = 8,04 unit/hari
𝑊𝑆 59,68
Ws Kmax di dapat dari waktu rata rata (3581) detik ke menit (59,68)

K = 65

11.9. Menghitung Waktu Siklus

WS = 𝑊𝑂 = 480 = 7,38 menit/ unit ( 443detik)


𝐾 65

11.10. Menghitung jumlah minimum stasiun kerja

K. T 65 . 59,68 3879,2
N= = = = 8,082 = 9 stasiun
WO 480 480

11.11. Trial and Error

31.8 " 97.8"56.4 "


AL W

26.8 " 90.8"46.4" 42.4 "


B M X AE 426.4" 376.4"
AG AH
36.8 "91.8 " 68.4"
C N Y

40.8 "111.8"60.4 "


OZ

43.8 "127.8" 63.4" 441.4"


E P AA
AI

41.8 "105.8"73.4"
FQAB

GR
46.8"111.8"62.4" AC

251.4"
101.8" 60.4"
42.8"
H S AD AF

44.8 " 118.8"


I T

39.8 " 110.8"


J U

128.8"
56.8" V
K

11.11.1. Gambar Trail and Error


11.11.1. Tabel Trail and Error

STASIUN I STASIUN II STASIUN III STASIUN IV


A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K L,M,N,O P,Q,R S,T,U
31.8 56.8 111.8 111.8
26.8 97.8 127.8 101.8
36.8 90.8 105.8 118.8
29.8 91.8
40.8
43.8
41.8
46.8
42.8
44.8
39.8

425.8 337.2 345.4 332.4

STASIUN V STASIUN VI STASIUN VII STASIUN VIII STASIUN IX


V,W,X,Y,Z,AA AB,AD,AE,AF AC, AH AG AI
110.8 73.4 62.4 426,4 441,4
56.4 60.4 376.4
46.4 42.4
68.4 251.4
60.4
63.4

405.8 427.6 438.8 426,4 441,4


11.12. Tabel Metode Heuristik

11.12.1. Tabel Data Heuristik


STASIUN KERJA WAKTU YANG TERSEDIA TUGAS YANG DIPILIH TUGAS YANG COCOK PENUGASAN WAKTU YANG KOSONG
443 A A 31.8 -
411.2 B B 26.8 -
384.4 C C 36.8
347.6 D D 29.8
317.8 E E 40.8
277 F F 43.8
STASIUN I 233.2 G G 41.8 -
191.4 H H 46.8 -
144.6 I I 42.8 -
101.8 J J 44.8 -
57 K K 39.8 -
17.2 - - - 17.2
443 L L 56.8 -
386.2 M M 97.8 -
STASIUN II 288.4 N N 90.8 -
197.6 O O 91.8 -
105.8 - - - 105.8
443 P P 111.8 -
331.2 Q Q 127.8 -
STASIUN III 203.4 R R 105.8 -
97.6 - - - 97.6
443 S S 111.8 -
331.2 T T 101.8 -
STASIUN IV 229.4 U U 118.8
110.6 - - - 110.6
443 V V 110.8 -
332.2 W W 56.4 -
275.8 X X 46.4 -
STASIUN V 229.4 Y Y 68.4 -
161 Z Z 60.4 -
100.6 AA AA 63.4 -
37.2 - - - 37.2
443 AB AB 73.4
369.6 AD AD 60.4 -
STASIUN VI 309.2 AE AE 42.4 -
266.8 AF AF 251.4 -
15.4 - - - 15.4
443 AC AC 62.4 -
STASIUN VII 380.6 AH AH 376.4 -
4.2 - - - 4.2
443 AG AG 426.4 -
STASIUN VIII
16.6 - - - 16.6
443 AI AI 441.4 -
STASIUN IX
1.6 - - - 1.6

JUMLAH TOTAL WAKTU KOSONG 406.2


11.13. Menghitung waktu kosong

𝑇 59,68
Efisiensi = 𝑋 100 % = 𝑋100 = 59,68 = 1,5%
𝑁 .𝑊𝑆 9.443 3987

11.14. Presentasi Waktu Kosong

Waktu kosong = 100 – 1,5 = 98,5 %


11.15. KESIMPULAN

Dalam perhitungan line balancing dengan metode heuristic maka

dihasilkan pembagian stasiun , sebanyak 7 stasiun yaitu:

 Stasiun I : A,B,C,D,E,F,G,H,I,J&K

 Stasiun II : L,M,N,O

 Stasiun III : P,Q,R

 Stasiun IV : S,T,U

 Stasiun V : V,W,X,Y,Z,AA

 Stasiun VI : AB,AD,AE,AF

 Stasiun VII : AC, AH

 Stasiun VIII : AG

 Stasiun IX : AI

Dalam line balancing kita juga menghitung waktu kosong , waktu kosong

yang di dapat dalam pembuatan PLC tersebut adalah 406,2 detik


MODUL 12

ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM REVISI (ARDR)

12.1 LANDASAN TEORI

Perubahan ini dibuat untuk mendapatkan susunan hubungan aktifitas yang

lebih ideal yaitu menghasilkan biaya material yang optimal. ARD-R ini hampir

sama dengan ARD yaitu dengan menggunakan skala prioritas.

Bedanya ARD-R ini lebih memprioritaskan susunan departemen pada

layout lantai produksi.untuk itu diperlukan beberapa alternatif rancangan yang

memungkinkan untuk menghasilkan susunan aktifitas yang lebih ideal. Jadi

bias saja ARD-R yang terjadi merupakan revisi yang ke- 2,3,4 atau seterusnya.

Sebagai salah satu dasar revisi ARDR ini adalah melihat dari Line Balancing

yang dibuat setelah ARD dimana hasil dari line balancing.

Keuntungan model ADR bisa dilihat dari sisi proses pengambilan

keputusan yang relatif lebih cepat karena tidak ada lagi yang namanya proses

banding dan kasasi. Eksekusinya pun bisa langsung dilakukan dan tanpa diadili

oleh siapa pun, karena penyelesaian dilakukan sendiri oleh penggugat dengan

tergugat, atau pihak yang bersengketa.

Diagram activity pastinya diciptakan dengan suatu tujuan. Beberapa tujuan

dari activity diagram antara lain sebagai berikut :


 Memberikan penjelasan mengenai suatu urutan aktivitas atau kegiatan di

dalam sebuah proses.

 Dapat menjadi model urutan proses bisnis jika diagram ini digunakan di

dalam dunia bisnis.

 Dengan adanya diagram ini, semakin mudah untuk mengerti dan memahami suatu

proses yang terdapat di dalam sebuah sistem secara menyeluruh.

 Digunakan sebagai metode perancangan yang terstruktur, yang

serupa dengan flowchart atau data flow diagram.

 Bertujuan untuk mengetahui kegiatan atau aktivitas para pengguna yang

berdasar dengan use case atau diagram yang telah dibuat sebelumnya.

12.2. Pengolahan Data

12.2.1. Gambar Pengelompokkan Stasiun Kerja

1 2 3 4 5
A,B,C,D,E,F, G,H,I,J,K
(2.926) V,W,X,Y,Z,A
L,M,N,O P,Q,R S,T,U A (1.579)
(1.421) (1.075) (1.114)
STASIUN 5
STASIUN 1

STASIUN 2

STASIUN 3

STASIUN 4

6 7 8 9

AB,AD,AE,AF AC,AH (827) AG (459) AI (444)


(1.404)
STASIUN 6

STASIUN 7

STASIUN 8

STASIUN 9
12.2.2. Gambar ARDR Fabrikasi

GAMBAR ARD

STASIUN SYMBOL PANJANG LEBAR


1 A,B,C,D,E,F,G,H 5 5
2 L,M,N,O 3 3
3 P,Q,R 6 5
4 S,T,U 6 4
5 V,W,X,Y,Z,AA 6 5
6 AB,AD,AE,AF 7 7
7 AC,AH 5 5
GAMBAR ARDR 8
9
AG
AI
4
2
3
2
WIRE
WH 10 12
HOUSE

STASIUN 1

STASIUN 3 STASIUN 4 STASIUN 5 STASIUN 6

STASIUN 2

STASIUN 8

WIRE HOUSE
STASIUN 9
STASIUN 7

Skala : 1 : 100 Digambar: Kelompk 9 Keterangan :


Satuan Ukuran : cm Kelas : RJM Teknik Industri D1
Tanggal : 17/ 11/ 22 Diperiksa : Asisten Laboratorium PTLF
UNIVERSITAS KRISNA DWIPAYANA ARDR FABRIKASI

No . 9 / 11/ 22 A4
MODUL 13

MATERIAL COST HANDLING REVISI (MHCR)

13.1. LATAR BELAKANG


13.1.1. Pendahualan
Material Handling Cost adalah suatu tabel yang
menunjukkan kalkulasi biaya yang dibutuhkan dalam penanganan
bahan dari gudang bahan baku (storage) ke mesin, biaya
penanganan material antar mesin maupun antar bagian produksi,
dan biaya penanganan bahan dari bagian assembling ke gudang
produksi jadi (warehouse).
Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah
untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu, material
handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan perancangan
fasilitas yang diimplementasikan.
Banyak orang berpendapat bahwa kegiatan material
handling merupakan kegiatan yang kurang penting terutama pada
perusahaan-perusahaan kecil, namun kenyataan tidak demikian
bagi perusahaan-perusahaan industri besar. Pada perusahhan
industri padat modal yang memiliki teknologi maju atau tinggi,
pekerjaan material handling merupakan sebagian besar kegiatan
perusahaan atau pabrik yang memakan biaya 50% - 75% dari
seluruh biaya produksi.
Mengingat besarnya material handling terhadap produksi
secara keseluruhan, maka sangat sukar untuk menentkan besarnya
biaya material handling dengan tepat disebabkan unsur biaya
material handling terpisah dengan unsur biaya produksi lainnya.
Oleh sebab itu sebagian besar perusahaan dalam kegiatan material
handling melakukan usaha-usaha mendapatkan sumber-sumber
kemungkinan mengadakan perbaikan material handling yang
terdapat dalam perusahaan atau pabrik. Pekerjaan atau kegiatan
suatu perusahaan atau pabrik dilihat dari segi material handling,
terdiri dari :
1. Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja
(ready).
2. Melakukan pengolahan barang (do)
3. Memindahkan barang-barang atau bahan-bahan ditempat kerja
(put away)
Dari kegiatan diatas terlihat bahwa kegiatan produksi
tidak dapat berjalan tanpa adanya kegiatan material handling.
Apabila terdapat kesalahan pada waktu memindahkan atau
menyediakan bahan-bahan dalam proses produksi, maka akan dapat
menimbulkan biaya material handling yang besar dan waktu
pemindahan yang cukup panjang. Hal ini sekaligus akan
memperbesar biaya produksi dan lamanya waktu produksi

13.1.2. Maksud dan Tujuan


1. Praktikan mampu menghitung biaya aliran mulai dari receiving
ke storage sampai ke bagian assembling yang lebih optimum
lagi dengan menggunakan jarak yang telah ditentukan kepada
luas masing-masing departemen dan luas masing-masing yang
telah dibuat ADR sebelumnya.
2. Praktikan mampu menghitung dan menentukan bobot ideal
produk yang lebih baik dari bobot sebelumnya.
3. Praktikan mampu mengerti dan bisa menyelidiki serta bisa
menganalisa untuk menentukan bagaiman sistem material
handling yang akan dilakukan.
4. Praktikan mampu mengembangkan pola pikir untuk dituangkan
dalam menelaah dan mencari rute atau jarak tempuh material
handling yang lebih efisien dengan berbagai alternatif.
5. Praktikan mampu menghitung cost material per unit produk
yang lebih minim lagi.
6. Sebagai dasar penyusunan proposal dan template.
13.2. PENGOLAHAN
DATA 13.2.1.Tabel
MHCR
13.3.1.1. Tabel MHCR

MATERIAL HANDLING COST


PLC
Dari Ke Komponen Jml Pcs Produksi/jam Berat Penerimaan Berat/jam (kg) Jarak (m) Ongkos/meter(Rp) Ongkos Angkut (Rp)
SIMBOL
Luas Sisi Luas Sisi Nama P(m²) L(m²) T(m²)
STORAGE STASIUN I (PENGUKURAN)
121 11.00 25 5 A Pengukuran Besi siku rangka cover samping 6 0.02 0.02 2 2 0.013 0.0000264 8.00 3000 24000
B pengukuran besi holo rangka bawah 4 0.04 0.02 1 1 0.020 0.0000202 8.00 3000 24000
C Pengukuran Besi plat penyangga baut cover samping 6 0.02 0.02 4 4 0.067 0.0002688 8.00 3000 24000
D pengukuran besi siku rangka cover depan 6 0.04 0.02 1 1 0.026 0.0000264 8.00 3000 24000
E pengukuran besi holo rangka belakang 4 0.04 0.02 1 1 0.020 0.0000202 8.00 3000 24000
F Pengukuran Kayu multiplek cover samping 2.4 1.2 0.004 1 1 0.0046 0.0000046 8.00 2000 16000
G Pengukuran Kayu multiplek cover depan 2.4 1.2 0.004 1 1 0.0046 0.0000046 8.00 2000 16000
H Pengukuran Kayu multiplek cover belakang 2.4 1.2 0.004 1 1 0.0046 0.0000046 8.00 2000 16000
I Pengukuran HPL cover samping 2.44 1.22 0.001 2 2 0.00045 0.0000009 8.00 1000 8000
J Pengukuran HPL cover depan 2.44 1.22 0.001 1 1 0.00045 0.0000004 8.00 1000 8000
K Pengukuran HPL cover belakang 2.44 1.22 0.001 1 1 0.00045 0.0000004 8.00 1000 8000
TOTAL 88.00 192000
STASIUN I (PENGUKURAN) STASIUN II (PEMOTONGAN BESI)
25 5 9 3 L Pemotongan Besi siku rangka cover samping 6 0.02 0.02 2 2 0.013 0.0000264 4.00 2000 8000
M Pemotongan besi holo rangka bawah 4 0.04 0.02 1 1 0.020 0.0000202 4.00 2000 8000
N Pemotongan Besi plat penyangga baut cover samping 6 0.02 0.02 4 4 0.067 0.0002688 4.00 2000 8000
O Pemotongan besi siku rangka cover depan 6 0.04 0.02 1 1 0.026 0.0000264 4.00 2000 8000
TOTAL 16.00 32000
STASIUN II (PEMOTONGAN BESI) STASIUN III (PEMOTONGAN MULTIPLEK)
9 3 30 6 P Pemotongan besi holo rangka belakang 4 0.04 0.02 1 1 0.020 0.0000202 4.50 2000 9000
Q Pemotongan Kayu multiplek cover samping 2.4 1.2 0.004 1 1 0.0046 0.0000046 4.50 2000 9000
R Pemotongan Kayu multiplek cover depan 2.4 1.2 0.004 1 1 0.0046 0.0000046 4.50 2000 9000
TOTAL 13.50 27000
STASIUN II (PEMOTONGAN BESI) STASIUN III (PEMOTONGAN MULTIPLEK)
9 3 30 6 P Pemotongan besi holo rangka belakang 4 0.04 0.02 1 1 0.020 0.0000202 4.50 2000 9000
Q Pemotongan Kayu multiplek cover samping 2.4 1.2 0.004 1 1 0.0046 0.0000046 4.50 2000 9000
R Pemotongan Kayu multiplek cover depan 2.4 1.2 0.004 1 1 0.0046 0.0000046 4.50 2000 9000
TOTAL 13.50 27000
STASIUN III (PEMOTONGAN MULTIPLEK) STASIUN IV (PEMOTONGAN MULTIPLEK&HPL)
30 6 24 6 S pemotongan Kayu multiplek cover belakang 2.4 1.2 0.004 1 1 0.0046 0.0000046 6.00 2000 12000
T Pemotongan HPL cover samping 2.44 1.22 0.001 2 2 0.00045 0.0000009 5.00 1000 5000
U Pemotongan HPL cover depan 2.44 1.22 0.001 1 1 0.00045 0.0000004 5.00 1000 5000
TOTAL 16.00 22000
STASIUN IV (PEMOTONGAN MULTIPLEK&HPL) STASIUN V (PEMOTONGAN HPL& DRILL)
36 6 30 6 V Pemotongan HPL cover belakang 2.44 1.22 0.001 1 1 0.00045 0.0000004 6.00 1000 6000
W Drilling Besi siku rangka cover samping 0.82 0.02 0.02 2 2 0.002 0.0000036 5.74 2000 11480
X Drilling besi holo rangka bawah 2.02 0.04 0.02 1 1 0.010 0.0000102 5.74 2000 11480
Y Drilling Besi plat penyangga baut cover samping 0.05 0.02 0.02 4 4 0.001 0.0000022 5.74 2000 11480
Z Drilling besi siku rangka cover depan 0.65 0.04 0.02 1 1 0.003 0.0000029 5.74 2000 11480
AA Drilling besi holo rangka belakang 2.15 0.04 0.02 1 1 0.011 0.0000108 5.74 2000 11480
TOTAL 34.70 63400
STASIUN V (PEMOTONGAN HPL& DRILL) STASIUN VI (DRILL,BENDING& PELAPISAN )
30 6 49 7 AB Drilling komponen Kayu multiplek samping 0.71 0.33 0.003 1 1 0.0003 0.0000003 6.50 2000 13000
AD Drilling komponen Kayu multiplek belakang 0.72 0.57 0.003 1 1 0.0005 0.0000005 6.50 2000 13000
AE Bending Besi Holo rangka bawah 2.02 0.04 0.02 1 1 0.010 0.0000102 6.50 2000 13000
AF Pelapisan HPL&Multiplek 0.65 0.35 0.78 1 1 0.0976 0.0000976 6.50 2000 13000
TOTAL 26.00 52000
STASIUN VI (DRILL,BENDING& PENGELASAN) STASIUN VII (DRILL&PENGECATAN)
49 7 25 5 AC Drilling komponen Kayu multiplek cover depan 0.65 0.82 0.003 1 1 0.000640 0.00000064 6 1000 6000
AH Pengecatan cover 0.7 0.4 0.8 1 1 8.9152 0.00891520 6 2000 12000
TOTAL 12 18000
STASIUN VII (DRILL&PENGECATAN) STASIUN VIII (PENGELASAN)
25 5 12 4 AG Pengelasan rangka besi 0.7 0.4 0.8 1 1 8.9152 0.00891520 4.5 2000 9000
TOTAL 4.50 9000
STASIUN VIII (PENGELASAN) STASIUN IX (PERAKITAN SEMUA PART)
12 4 4 2 AI Rangka Cover Besi PLC 0.7 0.4 0.8 1 1 8.9152 0.00891520 3 2000 6000
TOTAL 3.00 6000
Total MHCR 421400
13.3.2. Tabel
Resume
13.3.2.1. Tabel Resume
Dari Ke Total Berat / Jam (Kg) Total Ongkos Angkut (Rp)
storage pengukuran 88.00 192000
pengukuran pemotongan besi 16.00 32000
pemotongan besi pemotongan multiflek 13.50 27000
pemotongan multiflek pemotongan multiflek & hpl 16.00 22000
pemotongan multiflek & hpl pemotongan hpl & drill 34.70 63400
pemotongan hpl & drill drill, bending & pelapisan 26.00 52000
drill, bending & pelapisan drill & pengecatan 12.00 18000
drill & pengecatan pengelasan 4.50 9000
pengelasan perakitan semua part 3.00 6000

TOTAL 213.7 421400.000

13.3. KESIMPULAN
Pada kesimpulan kali ini MHC yang sebelum di revisi mempunyai
11 stasiun & hasil total berat / jam (kg) nya 21.953.423 kg dan total
ongkos nya RP. 43.224.842.846,dan setelah di revisi menjadi 9 stasiun
seperti contoh diatas yang memiliki total berat /jam 213.70 kg dan total
ongkosnya Rp. 421.400.000, Mengingat besarnya material handling
terhadap produksi secara keseluruhan, maka sangat sukar untuk
menentkan besarnya biaya material handling dengan tepat disebabkan
unsur biaya material handling terpisah dengan unsur biaya produksi
lainnya. Oleh sebab itu sebagian besar perusahaan dalam kegiatan
material handling melakukan usaha-usaha mendapatkan sumber-sumber
kemungkinan mengadakan perbaikan material handling yang terdapat
dalam perusahaan atau pabrik.
11
13

14

12
13 9

10

13

7
6 13

S kala

Satuan Ukura n

Anda mungkin juga menyukai