Anda di halaman 1dari 5

1.

Hendak Wisata, Ini Kronologi Kecelakaan Kereta Kelinci di Boyolali yang Tewaskan Ibu
dan Anak

KOMPAS.com - Kereta kelinci "Super Tayo" yang mengangkut 22 penumpang yang sebagian
besar ibu dan anak mengalami kecelakaan pada Rabu (11/5/2022). Kecelakaan terjadi di Dukuh,
Desa Sempu, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Akibat kecelakaan tersebut,
dua penumpang tewas dan belsan orang lainnya mengalami luka-luka. Peristiwa tersebut
berawal saat rombongan yang naik kereta kelinci tersebut hendak wisata dari Klego menuju
Bandara Adi Soemarmo, Ngempal.

Sopir kereta kelinci memilih jalan pintas di perkampungan dan kebun jati di Dusun Sempu,
Andong. Saat melintasi jalan ini lah, kereta kelinci mengalami masalah dan tiba-tiba mogok di
tengah jalan. Setelah itu beberapa penumpang mendorong keretakelinci tersebut agar bisa
berjalan. Setelah didorong, kereta kelinci itu berjalan kencang dan terbalik di ladang yang lebih
rendah setengah meter dari jalan. "Awalnya kereta mogok, lalu di dorong. Ternyata terkendala
gas terkunci dan sepur kelinci berjalan kencang dan lurus, lalu terbalik di tegalan," kata Kasat
Lantas Polres Boyolali, AKP Abdul Mufid.

Akibat kejadian tersebut seorang perempuan berusia 32 tahun dan anak laki-laki usia 4 tahun
tewas. "Korban meninggal dunia dua, luka ringan tiga. Penumpang jumlahnya ada 22 orang dan
satu sopir. Jadi ada 23 orang," kata Mufid. Ia mengatakan masih belum bisa memintai
keterangan sopir yang juga ikut dirawat di rumah sakit.

opir kondisinya masih dirawat di rumah sakit. Sementara belum bisa dimintai keterangan karena
kondisi dalam perawatan," terang dia.

Sementara itu Budiawan (25), warga di sekitar kejadian mengaku melihat kereta kelinci tersebut
melaju dengan kencang sebelum terperosok di tepi jalan. "Tadi sebelum kejadian ini, saya
sempat dengar suara ramai meriah dari anak-anak yang menumpangi kereta kelinci itu, tapi
sesat kemudian terdengar suara benturan keras," katanya. Diapun seketika langsung mendatangi
lokasi kejadian dan melihat ada korban yang tertimpa badan kereta kelinci. Selain itu penumpang
bergelimpangan dan ada yang terpental. "Saya mau angkat tapi tidak kuat. Kemudian nunggu
warga yang lain dan akhirnya bisa terangkat," jelasnya.

Dia mengaku kaget dengan suara benturan keras dan suara jeritan dari para penumpang. "Tadi
ada dua yang meninggal dunia. tertimpa badan badan kereta dan satu yang terpental di
pematang ladang," ungkap dia. Sementara itu pihak RSUD Waras Wiris Andong menerima 12
pasien korban kecelakaan dan dua di antaranya meninggal dunia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor : Robertus Belarminus), Tribun Solo

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hendak Wisata, Ini Kronologi Kecelakaan
Kereta Kelinci di Boyolali yang Tewaskan Ibu dan Anak", Klik untuk
baca: https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/05/12/072500078/hendak-wisata-ini-
kronologi-kecelakaan-kereta-kelinci-di-boyolali-yang?page=all.

Editor : Rachmawati

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6

2. Fakta Kecelakaan Maut Kereta Kelinci di Madiun: 2 Penumpang Tewas, Sopir Resmi Jadi
Tersangka

Sebuah kereta kelinci atau Odong-odong Terjun ke Parit di Dusun Mranggen, Desa Joho,
Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Minggu (6/2/2022) 

TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut yang melibatkan sebuah kereta kelinci atau odong-


odong terjadi di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Akibat kejadian dua orang penumpang yang terdiri dari lansia dan anak tewas.
Sementara sopir odong-odong resmi jadi tersangka.
Ia terancam dipenjara selam 6 tahun.
Bagaimana kelengkapan informasi dari insiden ini? Berikut fakta-faktanya:
Kronologi kejadian
Insiden odong-odong terguling terjadi di Dusun Mranggen, Desa Joho, Kecamatan
Dagangan, Kabupaten Madiun, Minggu (6/2/2022).
Dari pantauan TribunJatim.com, kereta kelinci tersebut jatuh terperosok ke saluran air di area
persawahan.
Kereta tersebut oleng ke kiri sehingga terjun ke saluran air setinggi 3 meter tepat sebelum
Jembatan Gasiran.

kapolsek Dagangan, AKP Dwi Heru mengatakan insiden tersebut terjadi pada pukul 9.30 WIB.
"Ada kereta kelinci yang masuk ke dalam area persawahan. Korban MD (meninggal dunia) ada 1
dari jumlah semua penumpang lebih kurang 40 orang," ucap Dwi ditemui di Tempat Kejadian
Perkara (TKP).
Kondisi kereta kelinci sendiri saat itu sedang penuh penumpang. Dari 40 penumpang tersebut
25 di antaranya anak-anak

Kereta Kelinci Terjun ke Saluran di Desa Joho Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun
(TRIBUNJATIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA)

"Kita limpahkan ke Satlantas Polres Madiun. Sopir sudah diamankan dan diserahkan ke


Satlantas Polres Madiun," lanjutnya.
Puluhan korban luka-luka sendiri langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Mulai dari
Puskesmas Dagangan dan RSUD Dolopo.

"Kereta kelinci ini memang hanya beroperasi pada hari Minggu saja. Muter-muter kampung,
pelanggannya ya masyarakat sekitar," lanjutnya
Dwi menegaskan pengoperasian kereta kelinci sebenarnya memang dilarang karena kendaraan
bermotor tersebut tidak sesuai spektek dan tidak mempunyai standar keamanan yang
memadai.
"Jika memang masih ada terutama di Kecamatan Dagangan, tentu akan kita tertibkan,"
pungkasnya.

2 penumpang tewas
Korban meninggal dunia kecelakaan kereta kelinci di Desa Joho, Kecamatan
Dagangan, Kabupaten Madiun bertambah.
Setelah sebelumnya salah satu penumpang yaitu Nyamir (50) tewas di lokasi kejadian, kali ini
seorang anak AKZ (7) yang juga seorang penumpang kereta maut tersebut juga meninggal dunia.
"Meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di RSUD Dr Soedono Madiun," kata Kanit
Gakkum Satlantas Polres Madiun Ipda Nanang Setiawan, Minggu (6/2/2022).
Dari hasil pemeriksaan, kecelakaan tersebut disebabkan karena sopir Odong-odong yaitu Nur
Rohim (37) tidak bisa mengendalikan kereta kelinci tersebut.

Kereta Kelinci yang merupakan modifikasi dari kendaraan Minibus Chevrolet NoPol AD 8659 BV
tersebut diduga mengalami rusak kemudi di tengah jalan.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Madiun Ipda Nanang Setiawan (depan) Memberikan Keterangan
Penetapan Tersangka Nur Rohim (baju tahanan) (TRIBUNJATIM.COM/Sofyan Arif Candra)

Penetapan tersangka ini dilakukan setelah Satlantas Polres Madiun melakukan pemeriksaan


terhadap warga Desa Geger Kecamatan Geger tersebut.
"Kita tetapkan satu orang tersangka, karena pengemudi dan pemilik kereta kelinci ini satu
orang," kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Madiun Ipda Nanang Setiawan, Senin (7/2/2022).
Dari pemeriksaan, kecelakaan maut tersebut disebabkan karena memang kereta kelinci tidak
sesuai spektek kendaraan.
"Awalanya Chevrolet dimodifikasi menjadi sedemikian rupa," lanjutnya.
Nur Rohim sendiri sudah menjadi sopir kereta kelinci mulai tahun 2019 dengan wilayah operasi
mulai dari Kecamatan Dagangan, Kecamatan Geger, dan Kecamatan Dolopo.
Nur Rohim dijerat dengan UU RI No 22 tahun 2009 pasal 310 ayat 4 dan ayat 2 jo 277 dengan
ancaman hukuman 6 tahun dan 1 tahun.
Nanang menegaskan kereta kelinci memang tidak diperbolehkan untuk beroperasi di jalan raya.
"Langkah selanjutnya kita lakukan tindakan kepada kereta kelinci yang ada di jalan raya,"
terangnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul  Terungkap Penyebab Kecelakaan
Maut Kereta Kelinci di Madiun, Tewaskan Seorang Nenek dan Anak 7 Tahun  dan  Kecelakaan
Maut Tewaskan 2 Penumpang, Sopir Kereta Kelinci di Madiun Ditetapkan Jadi Tersangka

Anda mungkin juga menyukai