KELAS : C1
NIM : 1361121012
FAKULTAS TEKNIK
Akibat ulah dua sopir bus kopajamasing-masing bernomor polisi B 7357 LE dan B
7762 DG yang saling kebut-kebutan, dua nyawa melayang, yaitu seorang kondektur
kopaja 95 yang identitasnya belum diketahui dan seorang penumpang bernama
Yuliani Rumiris (19), warga Pangkalan, Kalideres. Sementara tiga lainnya luka-luka.
Pasca-kejadian itu, kedua sopir justru kabur dan masih buron sampai saat ini.
Sementara itu, sekitar akhir Juli 2013 lalu, tepatnya pada Selasa (23/7/2013) sore,
sebuah bus metromini bernomor polisi B 7669 AS menabrak tiga siswi SMP di Jalan
Pemuda, tak jauh dari Halte Transjakarta Layur, Rawamangun, Jakarta Timur.
Berdasarkan pemeriksaan, bus tersebut dalam kondisi tidak laik jalan. Rem dan
kopling bus hanya diikat karet ban dalam. Si sopir metromini, WAS (35), ternyata
juga tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM).
Kedua peristiwa tersebut tentu saja sudah cukup untuk menggambarkan betapa
amburadulnya sistem manajemen transportasi publik, khususnya bus sedang di
Jakarta. Selain karena bus yang tak laik karena sudah beroperasi sejak 20-30 tahun
lalu, perilaku sopir juga menjadi penyebab utama seringnya terjadi kecelakaan maut.
Karena itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sempat berulang kali melontarkan
keinginannya membentuk sebuah badan usaha milik daerah (BUMD) yang khusus
mewadahi bus-bus sedang seperti kopaja dan metromini.
Kopaja Kebut-kebutan, Dua Orang
Tewas
Kecelakaan tersebut, lanjutnya, diawali dua bus. Kopaja 95 jurusan Slipi Kalideres,
dan Kopaja 98 jurusan Tomang-Rawabokor saling mendahului di Jalan Raya Daan
Mogot, Jakbar.
"Kedua kendaraan umum ini kebut-kebutan, memanfaatkan jalan raya yang sudah
lengang," ucap Boediono.
"Kopaja 98 hanya oleng ke kanan saat diseruduk Kopaja 95. Tetapi, Kopaja 98
masuk ke jalur transjakarta setelah menabrak truk," ujar Boediono.
Akibat tabrakan tersebut, sisi kanan hingga bagian depan Kopaja 95 rusak. Kopaja
98 rusak di bagian depan. "Kopaja 95 rusak parah karena terpental dan terbalik,"
tutur Boediono.
Peristiwa ini menelan lima korban. Dua orang tewas, sementara tiga lainnya luka.
Semua korban berasal dari Kopaja 95. "Kedua sopir kini buron, sementara semua
korban sudah kami bawa," tutur Boediono.
Korban luka berat, Bustomi (35). Ia dibawa ke Rumah Sakit Hermina Daan Mogot.
Penumpang bernama Novi Aprilia (25) dan satu penumpang lainnya yang luka
ringan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Boediono mengatakan, saat ini petugas Satlantas dan Satreskrim Polres Jakbar
masih memburu dua sopir bus.
Rebutan Penumpang, Kopaja Hantam
Pagar Rumah di Kebayoran
Kepala Unit Kecelakaan Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Selatan Ajun Komisaris
Sigit Purwanto mengatakan, akibat insiden tersebut lima orang penumpang
mengalami luka. Tiga di orang antaranya pingsan. "Biasa, (gara-gara) rebutan
penumpang dengan Kopaja lainnya. Di tikungan yang satu nabrak pagar," ujarnya
kepada Kompas.com, Kamis petang.
Sigit melanjutkan, tiga orang yang pingsan langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat
Pertamina, Jakarta Selatan, untuk menjalani perawatan. Ketiga korban dibantu oleh
warga dan polisi. Pagar yang dihantam Kopaja tersebut diketahui rusak berat.
Demikian juga bagian depan kiri bus Kopaja.
Hingga pukul 18.00, badan Kopaja itu masih dibiarkan di lokasi kecelakaan. Adapun
sopir dan kernet bus dibawa ke kantor polisi. "Sebentar lagi badan bus akan kita
evakuasi agar tidak memacetkan jalanan. Kita fokus ke korban dan sopir Kopaja-nya
dulu," kata Sigit.