Anda di halaman 1dari 4

TEKS EKSPLANASI

Nama Anggota :
1. Enjelia Ayu Dwi Aryani P. (17)
2. Muhammad Ardiansyah N. (23)
3. Shofiyah Iklil Priasta (32)

XI IPA 2
Tahun Ajaran 2019/2020
Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang km 91

Kecelakaan menurut KBBI adalah perihal celaka, bencana, kemalangan, kesusahan, bukan
harta benda, melainkan kecelakaan yang diwariskan kepada anak cucunya. Salah satu contoh dari
kecelakaan adalah kecelakaan lalu lintas. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, kecelakaan lalu lintas adalah suatu
peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau
tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan / atau kerugian harta benda.
Salah satu peristiwa kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang masih hangat di perbincangkan
adalah kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang km 91.

Menurut Kompas.com kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan terjadi di


kilometer 91.200 jalur B Tol Cipularang arah Bandung menuju Jakarta, Senin (2/9/2019) sekitar
pukul 12.30 WIB. Jalur itu termasuk dalam wilayah Desa Cibodas, Kecamatan Sukatani,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Delapan orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.

Dirgakkum Korlantas Mabes Polri Brigjen Pol Pujiyono Dulrachman menjelaskan,


kecelakaan beruntun tersebut bermula dari kecelakaan tunggal dump truck yang terbalik di
kilometer 91. Kemudian saat ada empat kendaraan mengantre menunggu evakuasi dump truck
yang terbalik, ada dump truck bermuatan tanah yang bernopol B-9410-UIU hilang kendali
karena rem blong dan menabrak empat kendaraan yang tengah mengantre. Kemudian, di
belakang dump truck bermuatan tanah ada 15 kendaraan yang mengalami kecelakaan beruntun.
Empat kendaraan bahkan terbakar.

Berdasarkan data dari kepolisian, ada 20 kendaraan yang terlibat di kecelakaan ini.
Rinciannya adalah 2 Dump Truck, 13 mobil, 1 bus PO Budiman, 2 truk boks, 1 truk Hino dan 1
light truk

Sopir dump truk yang terguling di awal kecelakaan itu tewas di tempat kejadian. Menurut
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, sopir dump truk yang
terguling adalah DH (Dedi Hidayat). Adapun sopir truk yang menyusul di belakang, dan diduga
ikut menabrak iringan kendaraan lainnya adalah S (Subana) yang mengalami luka-luka.
Faktor yang mempengaruhi kecelakaan di Tol Cipularang salah satunya adalah kondisi
jalan. Daerah di ruas tol Cipularang kilometer 90 sampai dengan kilometer 100 merupakan
daerah rawan kecelakaan. Sepanjang 10 kilometer tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami
tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang. Setiap tanjakan panjang dan
curam terdapat penambahan lajur untuk truk dan bus yang berjalan lambat. Cekungan dan
tanjakan ini disebabkan karena tol Cipularang berada di pegunungan dan selain itu tol ini
memiliki banyak jembatan yang panjang dan tinggi.

Akibat kecelakaan tersebut, delapan orang meninggal dunia, tiga luka berat, dan 25 luka
ringan. Para korban dibawa ke Rumah Sakit MH Thamrin, Rumah Sakit Siloam dan Rumah
Sakit Umum Daerah Purwakarta. Selain korban tewas, kecelakaan tersebut menyebabkan empat
mobil hangus terbakar.

Terdapat tol ekstrem di China yang berada di Pegunungan Tianmen, Zhangjiaje, China.
Jalanan ini berada di atas ketinggian 1.041 meter, dengan medan berkelok dan tikungan tajam.
Terdapat sekitar 99 tikungan disana. Tetapi di wilayah tersebut jarang terjadi kecelakaan karena
jumlah kendaraan yang sedikit. Kendaraan juga selalu berhati-hati dalam mengatur kecepatan.
Jalanan tersebut juga selektif terhadap kendaraan yang masuk. Hanya bis yang khusus berada di
sana sebagai transportasi dan juga mobil tertentu yang diijinkan masuk.

Berkendara di jalan tol memiliki aturan atau etika-etika yang harus atau wajib ditaati demi
keselamatan diri dan orang lain. Etika tersebut antara lain

1. Masuk gerbang Tol, perhatikan marka garis utuh yang ada sebelum gerbang tol, usahakan
tidak melampaui garis tersebut, karena garis itu bukan hasil sebuah vandalisme, tapi
peringatan untuk kendaraan yang melintas. Dasar Hukum: Pasal 106 (4) UU No. 22/2009.
2. Berhati-hati ketika berpindah lajur untuk mendahului, gunakan lampu sign 2 detik sebelum
mulai berpindah lajur, hal ini dilakukan untuk memberikan waktu antisipasi kepada
pengemudi di belakang kita. Sewaktu berpindah lajur, pastikan lajur yang Anda tuju dalam
keadaan aman. Dasar Hukum: Pasal 52, PP No. 43/1993; diperbaharui di Pasal 109, UU
No.22/2009.
3. Ketika melihat orang lain telah menghidupkan sign di depan Anda, tanda akan berpindah
lajur, perlambat kendaraan, bukan menambah kecepatan, karena hal ini sangat
membahayakan diri Anda juga orang lain. Dasar Hukum: Pasal 52 (5) dan Pasal 56, PP.
No. 43/1993, diperbaharui di Pasal 109 (3), UU No.22/2009.
4. Berkendaralah sewajarnya. Gunakan lajur tengah atau lajur paling kiri bila ingin berjalan
pada kecepatan minimal yang telah ditetapkan. Lajur paling kanan hanya bila ingin
mendahului. Dasar Hukum: Pasal 41 (1) PP. No.15/2005, Pasal 51 PP No. 43/1993;
diperbaharui di Pasal 108 UU No.22/2009.
5. Tetap melakukan menjaga jarak minimal 3,5 detik dari kendaraan di depan And. Dasar
Hukum: Pasal 62, PP No.43/1993.
6. Selain menjaga jarak, jagalah jarak dengan kendaraan di belakang, Usahakan untuk
melakukan antisipasi dengan cara berpindah lajur. Jangan melakukan pengereman mendadak
karena akan membahayakan. Dasar Hukum: Pasal 61, PP No.43/1993.
7. Tidak menggunakan bahu jalan untuk mendahului kendaraan lain. (Pasal 41 (1) UU.
No.15/2005)
8. Tetap waspada dan memperhatikan semua rambu, serta marka yang ada di sepanjang jalan
tol, karena itu adalah petunjuk dasar keselamatan dan etika di jalan tol. Salah satu contohnya
adalah, perintah untuk menggunakan lampu utama ketika melewati terowongan di salah satu
ruas jalan tol, bukan menghidupkan lampu tanda bahaya (hazzard sign). Dasar Hukum:
Pasal 106 (4) UU. No.22/2009.

Anda mungkin juga menyukai