Anda di halaman 1dari 30

TUGAS K3LL

TEMA : KNKT
Disusun oleh :
Muhammad Fathan Aziz
1206261024
Departemen Metalurgi dan Material FTUI
KNKT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi
Komite Nasional Keselamatan Transportasi
Atau disingkat KNKT adalah sebuah lembaga non-struktural atau tidak
berada dalam kementrian yang berdiri dibawah dari naungan presiden
langsung yang mana memiliki tugas dan fungsi untuk menginvestigasi
berbagai kecelakaan di transportasi darat, laut, maupun udara, dengan
maksud sebagain konsultan kementrian agar kejadian yang sama
tidak berulang kembali.
KNKT
KNKT dibentuk berdasarkan dekrit presiden pada perpres No.2 tahun
2012 sebagai institusi independen.

Aspek terpenting dalam KNKT adalah untuk menginvestigasi sebuah


kecelakaan untuk menghindari kecelakaan yang memiliki sebab yang
sama dimasa mendatang.
Hukum dan Regulasi
1. Peraturan presiden nomor dua tahun 2012 tentang komite nasional
keselamatan transportasi

2. Peraturan menteri perhubungan nomor KM 48 tahun 2012 tentang organisasi


dan tata keskretariatkomite nasional keselamatan transportasi.
Konsep Dasar KNKT
- Untuk meningkatankan tingkat keselamatan diluar dari instansi yang
bersangkutan.

- KNKT tidak memiliki otoritas untuk membuat regulasi atau peraturan yang
mempengaruhi operasi transportasi.

- Fungsi dari KNKT adalah melakukan investigasi untuk membuat rekomendasi


secara objektif untuk peningkatan keselamatan dalam transportasi.

- Investigasi yang dilakukan KNKT berhubungan pada sistem keselamatan


transportasi dan kecelakaan atau insiden transportasi.
Metode Investigasi
Cont’d
1. Pengulasan keamanan

2. Mengevalusi keefektifan program keamanan instansi lain.

3. Penentuan dan pengulasan perihal transportasi.


Sub KNKT
KNKT terbagi dalam 4 sub bagian, yaitu :

1. Transportasi pada jalan raya

2. Transportasi pada kereta

3. Transportasi udara

4. Transportasi laut
Transportasi Jalan Raya
Tujuan pelaksanaan investigasi dan penelitian kecelakaan lalu lintas
jalan adalah memantau, meneliti, menganalisis, mengevaluasi dan
membuat rekomendasi keselamatan serta melakukan penyusunan
laporan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan dengan
penyebab yang sama.
Transportasi Jalan Raya
Kriteria kecelakaan yang diinvestigasi dan diteliti adalah kecelakaan lalu lintas
jalan yang bersifat luar biasa, yaitu :

1. Kecelakaan lalu lintas jalan yang menimbulkan korban manusia yang meninggal
8 (delapan) orang atau lebih.

2. Kecelakaan lalu lintas jalan yang mengundang perhatian publik secara luas,
karena melibatkan tokoh ternama/penting atau figur publik.
Kecelakaan lalu lintas jalan yang menimbulkan polemik/kontroversi
Cont’d
3. Kecelakaan lalu lintas jalan yang menyebabkan prasarana rusak berat.
4. Kecelakaan yang berulang-ulang pada merk dan tipe kendaraan yang
sama.
5. Kecelakaan yang sama pada satu titik lokasi lebih dari tiga kali dalam
setahun.
6. Kecelakaan lalu lintas jalan yang mengakibatkan
kerusakan/pencemaran lingkungan akibat bahan/limbah berbahaya
beracun (B3).
Transportasi Kereta
Investigasi kecelakaan KA oleh KNKT tidak dilaksanakan pada setiap
kecelakaan KA yang terjadi tetapi hanya pada kecelakaan yang
memenuhi kategori luar biasa yang artinya adalah kecelakaan kereta
api yang mengakibatkan orang tewas, luka parah atau menimbulkan
kekusutan hebat.
Transportasi Kereta
Kecelakaan luar biasa apabila kecelakaan tersebut mengakibatkan:

1. Kerusakan pada sarana dan prasarana kereta api.

2. Kereta api sebagian atau seluruhnya keluar rel atau tabrakan.

3. Kereta atau gerbong rusak hebat karena ditabrak kereta api atau bagian langsir.

4. Bahaya karena kelalaian pegawai dalam melakukan urusan perjalanan kereta


api atau langsir (termasuk didalamnya tabrakan teoritis dan meluncur/larat).
Cont’d
5. Terhentinya operasi kereta api atau kereta api mengalami kegagalan operasi
yaitu batalnya perjalanan kereta api selama 6 (enam) jam atau lebih pada lintas
terjadinya kecelakaan.

6. Kecelakaan yang sering terjadi di lokasi yang sama atau kecelakaan yang
terjadi pada tipe sarana/prasarana yang sama.
Transportasi Udara
Tujuan pelaksanaan investigasi dan penelitian kecelakaan lalu lintas
udara adalah memantau, meneliti, menganalisis, mengevaluasi dan
membuat rekomendasi keselamatan serta melakukan penyusunan
laporan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas udara
dengan penyebab yang sama.
Transportasi Laut
Mengingat penting dan strategisnya jasa angkutan laut, perlu
diselenggarakan tindakan pencegahan dan penanganan kecelakaan
kapal. Tujuan utama investigasi dan penelitian kecelakaan dan insiden
kapal tersebut adalah agar kecelakaan atau insiden tersebut tidak
terulang dengan faktor penyebab yang sama dikemudian hari serta
segera membuat rekomendasi keselamatan transportasi laut tanpa
bermaksud untuk mencari kesalahan atau pertanggungjawaban
perorangan atau lembaga.
Transportasi Laut
Investigasi dan Penelitian kecelakaan laut adalah:
1) KNKT berwenang melakukan investigasi dan penelitian kecelakaan kapal niaga
yang terjadi di dalam wilayah perairan Indonesia (termasuk kapal berbendera asing)
dan kapal berbendera Indonesia yang mengalami kecelakaan di luar wilayah perairan
Indonesia.
2) KNKT melaksanakan investigasi dan penelitian terhadap kejadian yang dapat
mengancam dan/atau membahayakan keselamatan kapal termasuk kapal berbendera
asing yang terjadi di dalama wilayah perairan Indonesia.
3) KNKT dapat melaksanakan investigasi dan penelitian terhadap kecelakaan
kapal berbendera asing yang berada di luar wilayah perairan Indonesia atas permintaan
Negara Bendera (Flag State) yang bersangkutan.
Contoh Kasus
Kasus Transportasi Kereta
Tumburan Kereta Api 116 Senjautama Semarang dan Kerta Api 4
Agrobromo Anggrek
Kronologis
1. Pada tanggal 1 oktober 2010, KA 116 diberangkatkan dari stasiun
pasarsenen pada pukul 19.30 yang mana terlambat sepuluh menit
dari jadwal yang seharusnya, hingga stasiun pemalang tanpa
gangguan.
2. KA 4 diberangkatkan dari stasiun gambirpada pukul 21.37 yang
mana seharusnya berangkat pada pukul 21.30.

3. Pada tanggal 2 oktober 2010 pukul 02.09 KA 4 melakukan


komunikasi dengan pusat komnikasi semarang untuk memastikan KA
4 telah masuk oantauan melalui radio lokomotif.
4. Pada pukul 02.21 KA 116 tiba di stasiun pemalang dan
diberangkatkan kembali menuju stasiun petarukan pada pukul 02.23
yang seharusnya KA 116 sudah berangkat dari stasiun petarukan pada
pukul 00.46 (terlambat 97 menit)

5. KA 116 tiba di stasiu oetarukan pafa oukul 02.32 yang mana telah
terlambat dari jadwal 100 menit, sehungga yang seharusnya KA116
langsung direncanakan berangkat harus dijeda beberapa menit
menghindari persilangan dengan KA 3 Surabaya pasarturi.
6. KA 4 tiba di stasiun pemakang pada pukul 02.38, yang seharusnya
pada pukul 01.41 dan berjalan langsung dengan kecepatan 62 km per
jam.

7. Pukul 02.40 KA 4 sudah memasuki km 117 di antar stasiun


oemalang dan stasiun petarukan dan menurunkan kecepatan hingga
42 km perjam pada pukul 02.42.
8. 02.43 pusa komunikasi semarang menyampaikan KA 116 akan
disusul dengan KA 4 sehingga masinis KA 4 melakukan pengereman
hingga kecepatan 28 km per jam.

9. 02.44 pusat komunikasi melaporkan KA 4 melanggar sinyal j710


yang beraspek merah seharusnya berhenti sehingga pusat komunikasi
berusaha menghubungin KA 4 untuk berhati-hati tetapi tidak
mendapat jawaban. KA 4 terlihat di GPS berada pada kecepatan 52 km
per jam.
10. Pada pukul 02.45, KA 4 masuk jalur 3 stasiun petarukan sehungga
menumbur bagian belakang dari rangkaian gerbong dari KA 116.
Kesimpulan
Penyebab kecelakaan adalah KA 4tidak melakukan pengereman pada
sinyal J710 diberikan sehingga terjadi tumburan dengan KA 116.
Dengan ditambah beberapa faktor pendukung.
Faktor Pendukung
1. Padatnya dinasan masinis sehingga memungkinkan kelelahan.

2. Komunikasi pada saat saat kecelakaan adalah jam rawan mengantuk.

3. Pusat komunikasi dinilai kurang informatif dalam memberitahu adanya


persilangan atau penyusulan.

4. Tidak adanya perangkat pengaman yang mencegah kecelakaan akibat


pelanggaran sinyal.

5. Tidak jelas pembagian tugas antara masinis dan asisten masinis.

6. Informasi dari pusat komunikasi kepada masinis tentang perubahan jalan


tidak berkesinambungan.
Rekomendasi
1. Pembuatan gapeka harus melihat sarana dan prasarana yang ada sehingga
pemindahan jadwal KA yang berakibat persilangan dapat diminimalkan.

2. Memperhatikan kelayakan struktur struktur pada kereta yang sudah tua.

3. Mengkaji penerapan automatic train control untuk meningkatkan keamanan


dalam transportasi kereta.

4. Mencatatkan oembatasan kecepatan pada KA

5. Mewajibkan pusat komunikasi memberitahukan kereta persilangan di wilayah


tersebut.

Anda mungkin juga menyukai