Oleh :
Erryvan Nugroho
1110121017
4 D4 Elektronika A
Dosen :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasus kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan serius yang menjadi
masalah kesehatan di negara maju maupun berkembang. Di negara berkembang
seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri memberikan dampak
kecelakaan lalu lintas yang cenderung semakin meningkat.
Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah
kendaraan (14-15% per tahun) dengan pertambahan prasarana jalan hanya sebesar
4% per tahun. Lebih dari 80% pasien yang masuk keruang gawat darurat adalah
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, berupa tabrakan sepeda motor, mobil,
sepeda, dan penyeberang jalan yang ditabrak. Sisanya merupakan kecelakaan yang
disebabkan oleh jatuh dari ketinggian, tertimpa benda, olah raga, dan korban
kekerasan.
Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan
yang cukup serius, menurut data dari Mabes Polri setiap tahun tercatat 9.856 orang
meninggal akibat kecelakaan lalu lintas jalan tersebut. Tingginya korban kecelakaan
tersebut disadari telah mendorong tingginya biaya pemakai jalan, dan secara
ekonomi
Hingga saat ini kecelakaan jalan raya masih memegang predikat pembunuh
terbesar ketiga di dunia, setelah penyakit jantung dan TBC. Data Kepolisian RI tahun
2009 menyebutkan, sepanjang tahun itu terjadi sedikitnya 57.726 kasus kecelakaan
di jalan raya. Artinya, dalam setiap 9,1 menit sekali terjadi satu kasus kecelakaan.
Kemudian di tahun 2010 Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melaporkan jumlah
kematian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 31.186 jiwa. Rata-rata sebanyak 84
orang meninggal setiap harinya atau antara tiga hingga empat orang setiap jamnya.
Masalah dan beban karena kecelakaan lalu lintas bervariasi menurut wilayah
secara geografi. Lebih dari separuh kematian karena kecelakaan lalu lintas jalan
terjadi di Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat dan angka tertinggi kecelakaan
terjadi di wilayah Afrika.
Risiko kecelakaan lalu lintas bervariasi menurut tingkat ekonomi negara. Di
negara-negara dengan tingkat ekonomi tinggi, mayoritas korban kecelakaan lalu
masih
cukup
tinggi
yaitu
sebesar
25%
dan
upaya
untuk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Menurut UU NO.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, Pasal
1 No.24 disebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan
yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan yang lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian
harta benda.
Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi kapan saja. Namun terdapat saat-saat
dimana jumlah dapat meningkat seperti pada saat menjelang Idul fitri dimana terjadi
arus mudik besar-besaran. Sekitar 70 persen kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di
jalan raya di Indonesia disebabkan oleh para pengendara sepeda motor, menurut
pakar transportasi,
Berdasarkan UU NO.22 Tahun 2009 Pasal 229 No.1-5 membagi kecelakaan
lalu lintas sendiri menjadi 3, yaitu:
a.
b.
Kecelakaan lalu lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan
dan kerusakan kendaraan dan/atau barang.
c.
Pemeriksaan hariaN
Pemeriksaan mingguan
Pemeriksaan bulanan
Pemeriksaan tahunan
Hal yang harus dilakukan dalam pemeriksaan sebelum beraktifitas di jalan raya:
Memeriksa secara visual bagian luar kendaraan amati dan cermati sedetail
mungkin.
Memeriksa secara cermat di bagian mesin.
Memeriksa dokumen / surat-surat kendaraan.
Memeriksa
sistem
operasional
kendaraan
dan
memeriksa
mabuk alkohol & obat-obatan terlarang, mematuhi seluruh rambu lalu lintas,
memprioritaskan pejalan kaki).
6. Seluruh pengemudi di lalu lintas umum harus patuh pada peraturan yang
berlaku dan peraturan pemerintah sebagai syarat minimum.
7. Sabuk Keselamatan (seat belt) harus digunakan ketika mengendarai
kendaraan bermotor. Jika anda pengemudi, dilarang menjalankan kendaraan
sebelum semua penumpang dalam keadaan aman.
8. Laporkan segera setiap kecelakaan atau tindakan/perilaku tidak aman
selama mengendarai kendaraan.
2.4 Aturan Batas Kecepatan
1. Batas kecepatan maksimum tersedia di ruas jalan, semua sopir atau
pengemudi wajib mengikutinya. Dilarang melampaui batas kecepatan harus
mengemudi di batas yang sudah ditentukan.
2. Bila jarak pandang tidak jelas atau kondisi jalan buruk dan licin, batas
kecepatan maksimum dikurangi sampai cukup aman untuk kondisi yang
sedang dihadapi.
3. Kecepatan kendaraan yang melintasi jalan umum harus disesuaikan dengan
arus lalu lintas dan tidak boleh terlalu pelan hingga mengganggu perjalanan
kendaraan lainnya.
2.5 APD Bagi Pengendara Di Lalu Lintas
Pakaian
dan
peralatan
pelindung
untuk
pengendara
motor:
Studi menunjukkan bahwa kepala, lengan dan kaki yang paling sering terluka dalam
kecelakaan. Pakaian dan peralatan pelindung memberikan perlindungan tiga kali
lipat lebih baik bagi pengendara sepeda motor: Kenyamanan dan perlindungan dari
unsur-unsur berbahaya, beraneka ukuran untuk perlindungan cedera, dan melalui
penggunaan warna atau bahan reflektif, memberikan sinyal bagi pengendara motor
lain untuk melihat sepeda motor.
Helm
Ini
adalah
bagian
paling
penting
dari
peralatan.
Helm
pengaman
kecelakaan. Helm yang baik banyak tersedia. Pastikan cocok dengan nyaman dan
pas, dan diikat untuk naik. Dalam memilih helm, mencari label SNI di helm. Label
SNI pada helm merupakan sertifikasi produsen helm yang sesuai dengan standar
mutu. Di banyak negara, penggunaan helm bagi pengendara motor diwajibkan oleh
hukum. Penumpang juga harus memakai helm.
Perlindungan mata
Sejak sepeda motor banyak yang tidak memiliki kaca depan, pengendara
motor harus melindungi mata mereka terhadap serangga, kotoran, batu atau bahan
udara lainnya. Bahkan angin yang dapat menyebabkan mata mengeluarkan air
mata dan mengaburkan penglihatan, dan penglihatan yang baik adalah penting
ketika mengendarai motor. Pilih kacamata berkualitas baik, kacamata dengan lensa
plastik cukup aman, atau helm yang dilengkapi dengan pelindung wajah.
Pelindungan alat pengindraan (mata), mata kita sangat sensitif terhadap
benda dan zat yang ada disekitar kita. Maka kita harus mengunakan kaca pelindung
mata (safety glasses).
Jaket dan Celana
Pakaian yang dikenakan saat mengendarai sepeda motor harus menyediakan
beberapa ukuran perlindungan dari abrasi dalam hal tumpahan. Ini harus menjadi
bahan yang tahan lama (misalnya, bahan sintetis khusus atau kulit). Jaket harus
memiliki lengan panjang.
2.6 Contoh Kasus Kecelakaan Di Lalu Lintas
Salah satu kasus kecelakaan yang menarik perhatian massa di Indonesia
yakni pada 22 Januari 2012 adalah kasus tabrakan pengemudi mobil yang
menabrak 12 pejalan kaki. Akibatnya, 5 orang tewas di lokasi, 4 orang tewas dalam
perawatan pertolongan di RSPAD Gatot Soebroto, dan 3 orang luka berat.
Berdasarkan pengusutan polisi terbukti bahwa hasil tes urine pengemudi
tersebut menunjukkan kandungan metamfetamin, yang unsur ini bisa ditemukan
pada ekstasi dan sabu. Tersangka juga mengaku minum minuman beralkohol, yakni
Whisky dan bir sebelum kejadian. Tersangka pengemudi mobil maut itu menjadi
hilang kendali diri dalam mengemudi.
Kasus Afriyani, merupakan tanda orang yang tidak mengikuti aturan yang
berlaku. Apalagi Afriyani juga tidak memiliki kemampuan mengemudikan kendaraan
secara baik karena terpengaruh oleh obat dan alkohol. Kesalahan yang dilakukan
Afriyani bisa berlipat ganda, yakni tidak mengikuti aturan dan tidak berkesadaran
penuh dalam mengemudi.
2.7 Data Kecelakaan di Indonesia Tahun 2000-2013
Tahap
Manusia
Kendaraan
Pra
Apakah manusia lebih
Kecelakaan rentan atau tidak
terhadap faktor resiko
Apakah
kendaraan layak
jalan (tidak
membahayakan)
Saat
Apakah manusia dapat
Kecelakaan menerima/mentoleransi
benturan akibat
kecelakaan
Apakah
kendaraan bisa
memberikan
perlindungan
terhadap
kecelakaan
Apakah kondisi
kendaraan
berperan
terhadap tingkat
keparahan
cedera akibat
kecelakaan
Pasca
Bagimana tingkat
Kecelakaan keparahan cedera
akibat kecelakaan
Lingkungan
Fisik
Sosial
(Prasarana)
Ekonomi
Apakah
Apakah
lingkungan
sosial
(prasaranan
ekonomi
berbahaya)
menambah
resiko
Apakah
Apakah
lingkungan
sosial
berperan
ekonomi
terjadinya
berperan
cedera
terjadinya
cedera
Apakah
Apakah
lingkungan
ekonomi
menambah
sosial
keparahan
mendukung
cedera
terhadap
akibat
pemulihan
kecelakaan
cedera
akibat
kecelakaan
KKL
Kelanjutan Kemampuan
kehidupan pertolongan awal
Akses ke
pelayanan
kesehatan
Pasca
Kecelakaan
Aksesibilitas ke
lokasi kecelakaan
terhadap
menyebabkan cedera.
3%
peningkatan
resiko
kejadian
KLL
yang
G.
untuk
memperbaiki
keadaan
sekitarnya
sesuai
dengan
kemampuannya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan faktor resiko
kendaraan dan lingkungan, antara lain :
Desain
sistem
lalu
lintas
untuk
keamanan
dan
pemakaian
yang
berkelanjutan :
A. Kerjasama lintas sektor dalam penyusunan rencana strategis sistem
lalu lintas dengan mempertimbang 3 elemen utama yaitu kendaraan,
pemakai jalan dan infrastruktur jalan.
B. Upaya rekayasa kendaraan dan jalan harus mempertimbangkan
kebutuhan keamanan dan keterbatasan kondisi fisik pemakai jalan.
C. kendaraan dengan perlengkapan jalan harus selaras.
Kajian
dampak
keselamatan
untuk
mendukung
perencanaan
pengelolaan jalan
Menyediakan jalur jalan yang lebih pendek dan lebih aman
Menyediakan trotoar dan penyebrangan jalan yang aman dan nyaman
untuk pejalan kaki.
B. Mengurangi frekuensi perjalanan, dengan cara penyediaan teknologi
komunikasi, pengelolaan transportasi khusus yang lebih baik (bus
sekolah, bus kantor, dan sejenisnya), pengelolaan transpor untuk
pariwisata yang lebih baik, pengaturan transport kendaraan berat,
pengaturan perparkiran dan pemanfaatan jalan.
C. Menyediakan akses yang efisien dalam hal jarak tempuh, kecepatan
dan keamanan.
D. Mendorong
masyarakat
untuk
memilih
alat
transportasi
yang
terhadap
pembatasan
pemakaian
jalan
tertentu
seperti
pelarangan pejalan kaki, pengendara sepeda dan kendaran roda dua di jalan
bebas hambatan.
Pentingnya pembatasan kecepatan kendaraan bermotor sesuai jenis jalan.
Perilaku aman bagi pejalan kaki.
Tidak minum minuman beralkohol dan obat yang menyebabkan ngantuk pada
saat mengendarai kendaraan.
4. Pelayanan Kesehatan
Penanganan pra rumah sakit yang kurang memadai
A. Memberikan pelatihan untuk kelompok masyarakat yang dapat menjadi
penolong yang pertama (first responder) seperti: Pengemudi alat
transportasi massal, polisi, kader kesehatan, tokoh masyarakat. Materi
pelatihan mengenai pertolongan medik dasar (Basic Life Support),
antara lain meliputi :
Studi banding.
Melakukan kegiatan reward dan punishment, dengan cara melakukan
identifikasi lokasi rawan kecelakaan dan waktu pelaksanaan, kemudian
melaksanakan operasi patuh lalu lintas. Pemberian sanksi bagi pengendara
yang melanggar peraturan lalu lintas, sebaliknya memberikan pengahargaan
bagi pengendara yang mematuhi peraturan lalu lintas, secara acak.
Kegiatan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Kegiatan pemeriksaan kesehatan
b. Faktor Kendaraan
Kegiatan pemeriksaan rutin kondisi kendaraan sebelum pemakaian, seperti
melakukan pemeriksaan ban, rem, lampu, bahan bakar, mesin dan radiator.
pemakaian kendaraan sesuai dengan peruntukannya, seperti melakukan
pembatasan kapasitas angkut dan melakukan kesesuaian angkutan.
Kesesuaian antara kendaraan dan pengemudi, seperti melakukan pemeriksaan
kesehatan, melakukan peningkatan sistem pemberian Surat Izin Mengemudi
(SIM), dan melakukan/menerapkan sertifikasi pengemudi angkutan umum.
Pemeliharaan kendaraan secara rutin, seperti melakukan pemeliharaan secara
berkala.
Uji kelayakan dan keamanan kendaraan, dengan cara melakukan pemeriksaan
kelengkapan fasilitas keselamatan dan kelayakan secara berkala.
c. Faktor risiko lingkungan
Mendesain jalan dan jembatan sesuai dengan peruntukannya.
Pemeriksaan dan pemeliharaan jalan dan jembatan yang aman untuk
berkendara.
Pemasangan dan pengaturan penempatan rambu-rambu lalu lintas dan
marka jala sesuai dengan standar keselamatan.
Menginformasikan kondisi cuaca dan ajalanan yang tiba-tiba berubah secara
ekstrim oleh petugas pemakai jalan, dengan cara menginventariassi
karakteristik alam (cuaca, daerah patahan, suhu, dan lain-lain), melakukan
penyesuaian disain dengan meninggikan faktor keamanan, dan melakukan
pemantauan secara berkala.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia masih cukup tinggi.
Oleh sebab itu, kecelakaan lalu lintas masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang perlu mendapat perhatian karena kecelakaan lalu lintas adalah
masalah yang luas dan kompleks dengan faktor penyebab utamanya adalah
manusia, angka kematian yang ditimbulkan cukup tinggi, dan kejadiannya dapat
terjadi di semua tempat.
Sampai saat ini, kecelakaan masih menjadi permasalahan pemerintah di
bidang transportasi. Untuk mengatasinya perlu terlebih dahulu diketahui faktor-faktor
penyebab kecelakaan lalu lintas. Ada 3 faktor yang dianggap menjadi penyebab
kecelakaan lalu lintas yaitu manusia, kendaraan, dan lingkungan. Pemerintah juga
menempatkan tingginya jumlah kecelakaan sebagai permasalahan lalu lintas dan
angkutan jalan.
3.2 Saran dan Rekomendasi
Saran kepada pemerintah, agar semakin berusaha mengurangi terjadinya
kecelakaan lalu lintas, harus lebih jelas dalam membuat peraturan berlalu
lintas dan meningkatkan lagi peraturan lalu lintas, serta yang terakhir
memberi kemudahan dan kenyamanan bagi para pengguna saran dan
prasarana transportasi.
Saran kepada pihak polisi, berusaha mengarahkan seluruh anggota agar
terjun langsung kejalan raya mengatur jalannya lalu lintas, serta mengadakan
penyuluhan ketertiban lalu lintas.
Saran untuk kita semua setelah dijelaskan semoga kita memiliki kesadaran
yang tinggi dalam mematuhi peraturan lalu lintas serta menggunakan sarana
dan prasarana transportasi
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk dapat mengurangi angka
kecelakaan lalu lintas adalah melaksanakan kampanye Global Road Safety
lebih dari satu bulan dan melakukan revitalisasi kawasan tertib lalu lintas
seperti memberikan sosialiasi mengenai jarak aman antar kendaraan