Anda di halaman 1dari 14

Rabu, 28 Juli 2010 , 15:31:00

Tawuran, Bus Miniarta Rusak





PECAH: Satgas Pelajar memperlihatkan bagian bus yang rusak dilempari batu oleh siswa yang tawuran, kemarin.
BOGOR - Aksi tawuran antarpelajar kembali terjadi. Kemarin, sebuah bus Miniarta jurusan
Bogor-Depok dengan Nopol B 7569 UM rusak karena diserang sekelompok siswa. InIormasi
yang dihimpun Radar Bogor, sekitar pukul 13:30. Sebanyak 25 siswa SMK PGRI 2 pulang
sekolah dan akan menuju kawasan Cibinong dengan menumpang bus.

Namun, saat berada di lampu merah Plaza Jambu Dua. Bus yang ditumpangi, tiba-tiba dihentikan
puluhan siswa SMK Mekanika dan Yapis. Tanpa alasan jelas, mereka (SMK Mekanika dan
Yapis, red) kemudian menyerang siswa yang berada di dalam bus.

Mendapat serangan tersebut, para pelajar yang berada di dalam bus sempat panik. Beruntung,
bentrokan tak sempat meluas dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Pasalnya, Satgas Pelajar Kota Bogor dan aparat kepolisian segera tiba ke lokasi untuk
menghentikan aksi anarkis. Melihat aparat, para pelaku berpencar melarikan diri.Akibat
peristiwa ini, kaca bus bagian depan pecah karena terkena lemparan batu. 'Saat itu, siswa PGRI
2 yang ada di dalam bis tiba-tiba diserang siswa SMK Mekanika dan Yapis, ujar Anggota
Satgas Pelajar Kota Bogor Aryadi saat berada di lokasi kejadian, kemarin.

Hingga kemarin, belum ada satu pun pelajar yang diamankan aparat Satgas Pelajar dan
kepolisian untuk mempertangungjawabkan perbuatannya.(luc)


Selasa, 10 Agustus 2010 , 11:36:00
Hindari Tawuran, Pelajar Tewas


SUKABUMI - Renaldi (15), pelajar kelas IX SMP Warungkiara, Kecamatan Warungkiara,
Kabupaten Sukabumi hanyut terbawa arus sungai Cicatih di Kampung Bojong Kopo, Ubrug,
Kecamatan Warungkiara, (7/8).

Menurut inIormasi, korban tenggelam setelah menghindari tawuran dengan beberapa pelajar
SMP yang menjadi "musuhh sekolahnya selama ini.

Sampai berita ini dimuat, tim SAR gabungan dari Riam Jeram Sungai Cicatih, Polsek
Warungkiara dibantu warga sekitar, terus melakukan pencarian terhadap korban yang
diperkirakan tewas.

"Kemungkinan Renaldi terpaksa mencebukan diri ke sungai Cicatih karena sebelumnya
berusaha menghindari kejaran pelajar dari SMP lainnya,h ujar Wahyu Hasbilloh, saksi mata
kepada Radar.

Dirinya sempat melihat korban dan sejumlah pelajar lainnya dikejar-kejar pelajar SMP lainnya
di sekitar jembatan Ubrug. Aksi mereka tidak dapat dicegah karena berlangsung cepat.

"Saya hanya melihat sepintas. Ada pelajar yang saling kejar-kejaran di dekat jembatan. Hanya
saja saya tidak tahu sekolah mana,h akunya.(wan)



Kamis, 14 Oktober 2010 , 09:56:00
Orangtua Berperan Cegah Tawuran



ELUM JERA: Tampak beberapa siswa yang melakukan aksi tawuran diamankan aparat kepolisian, beberapa waktu lalu.
BOGOR - Masih maraknya tawuran yang dilakukan pelajar, bukan hanya membuat masyarakat
dan pelaku dunia pendidikan resah. Hal itu juga mengundang keprihatinan dari Pemerintah Kota
(Pemkot) Bogor. Seperti yang dituturkan Wakil Walikota Bogor Achmad Ru`yat di sela-sela
dialog lintas agama di Aula Sipatahunan, kemarin.

Menurut Ru`yat, aksi premanisme yang dilakukan pelajar merupakan tindakan yang tidak bisa
dibiarkan terus-menerus. Meski pemerintah telah berupaya mencari solusi, benang merah akan
permasalahan tersebut sulit ditemukan.

'Kami telah berkoordinasi dengan jajaran Disdikpora Kota Bogor beserta pihak kepolisan, untuk
meminimalisir aksi tawuran yang melibatkan pelajar di Kota Bogor, ujar Ru`yat usai membuka
dialog lintas agama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) tersebut.

Orang nomor dua Kota Bogor ini mengatakan, peran serta orangtua perlu ditingkatkan, karena
salah satu penyebab siswa melakukan kekerasan berasal dari pergaulan dalam keluarga. 'Faktor
lingkungan sekitar juga ikut mempengaruhi, orangtua harus lebih sering memantau
perkembangan anak, imbuhnya.

Faktor komunikasi, imbuh Ru`yat, juga harus ditingkatkan kualitasnya. Terutama, dari orangtua
kepada guru dan siswa, yang bertujuan membangun karakter kepribadian pelajar. Karena di usia
remaja, sangat rentan terpengaruh halhal negatiI dari teman sebaya.

Ru`yat membeberkan, seringkali penyebab tawuran berasal dari hal-hal sepele. Apalagi, remaja
usia 15-20 tahun mudah tersulut emosi. Sehingga, permasalahan yang sebenarnya kecil dan bisa
diselesaikan, berubah menjadi dendam kepada pelajar lainnya. 'Sangat disayangkan, karena
kerukunan antarumat dan budaya saat ini mulai langka. Dan berimbas pula kepada pelajar,
sesalnya.

Politisi PKS ini menilai, aparat penegak hukum telah sesuai dalam memberikan sanksi bagi
pelaku tawuran. Hanya, semua itu berpulang kembali kepada Iungsi kontrol orangtua di rumah
dan pihak sekolah dalam mengawasi pelajar. 'Pastinya jika mengarah kepada perbuatan
melanggar hukum, akan ditindak sesuai undang-undang yang berlaku, pungkasnya.(rur)


Selasa, 20 Juli 2010 , 11:50:00
Pelajar Tawuran, Mikrobus Dirusak



AMANKAN: Puluhan siswa yang terlibat tawuran dan merusak bus diamankan di Mapolres ogor, kemarin.
CIBINONG - Deklarasi damai pelajar di Lapangan Sempur, Kota Bogor, masih sebatas
seremoni. Buktinya, tawuran pelajar Kota Bogor masih terjadi meski lokasinya berada di wilayah
Kabupaten Bogor. Kemarin, pelajar tanpa indentitas menyerang puluhan pelajar SMK Bina
Warga I dan SMA PGRI 2 Kota Bogor yang menumpang mikrobus miniarta nopol B 7895 UL
jurusan Bogor-Kampung Rambutan di Jalan Raya Bogor-Jakarta tepatnya depan Gerbang
Kompleks Pemkab Bogor. Akibatnya, seorang pelajar SMA Bina Warga bernama Ipul (16),
terkena hantaman batu hingga hidungnya berdarah. Sementara kaca bus pecah-pecah, karena
dilempari sekelompok pelajar tak dikenal tersebut.

Peristiwa ini berawal saat puluhan pelajar SMK Bina Warga I menyetop bus di depan sekolahnya
di pertigaan Pomad pada pukul 12:10. 'Begitu masuk bus, saya sudah takut sebenarnya.
Makanya, semua pelajar itu saya suruh masuk ke dalam dan tidak boleh ada yang bergelantungan
di pintu bus, ujar sopir mikrobus miniarta, Nurdin (38), warga Kelurahan Rambutan, RT 2/3,
Kecamatan Ciracas, Jakarta.

Kekhawatiran Nurdin terjawab saat melintas di Jalan Raya Bogor, persis di gerbang masuk
Kompleks Pemkab Bogor. Puluhan pelajar ini yang berada di dalam mikrobus miniarta terlibat
ejek-ejekan dengan puluhan pelajar lain yang berada di luar. 'Mereka bicara dalam logat sunda.
Urang yeuh budak bogor, begitu katanya, imbuh kernet Mikrobus, Edi (35).

Akibatnya, puluhan pelajar ini mencegat mikrobus, lalu membabi buta melempari bus dengan
batu. Bahkan, beberapa di antaranya memukuli kaca menggunakan benda-benda berbahan besi,
seperti kopel, gir dan samurai. Sial bagi Ipul, dirinya terkena lemparan batu. Akibatnya, warga
Kampung Leuwiliang, Kecamatan Cibinong ini hidungnya bercucuran darah. Beruntung, petugas
Polres Bogor ke tempat kejadian perkara (TKP), sehingga siswa SMK Bina Warga yang ada di
dalam bus bisa terselamatkan. Mengetahui polisi datang, puluhan pelajar tanpa identitas ini
melarikan diri dari kejaran polisi.

Polisi tetap mengamankan siswa SMK Bina Warga I ini di Mapolres. Hingga kemarin sore,
pelajar ini tidak diperbolehkan pulang, karena banyak dari mereka tidak mau memberikan nomor
HP dan rumahnya. Alasannya bermacam-macam, mulai dari hilang, sampai orangtuanya tidak
punya HP.

'Kalau begitu, kalian tidak pulang saja, kalau tak mau memberikan nomor HP orangtua.
Semuanya boleh pulang, setelah dijemput orangtuanya, tegas salah satu Polwan Polres Bogor.

Akibat peristiwa ini, kaca depan bus pecah, dan kaca-kaca di samping kiri bus berantakan
terkena lemparan batu dan hantaman gear. Menurut pengakuan sopir Mikrobus, Nurdin, akibat
peristiwa ini dirinya merugi Rp2 juta. (ote)


Selasa, 21 Desember 2010 , 10:46:00
Dua SMK Terlibat Tawuran


RUMPIN-Puluhan pelajar dari dua sekolah menengah kejuruan (SMK) di Rumpin terlibat
perkelahian massal (tawuran), kemarin. Beruntung, aparat kepolisian dibantu warga sekitar bisa
membubarkan aksi tersebut sehingga perkelahian tidak meluas.

Tak hanya itu, polisi mengamankan tiga pelajar, yakni SaIrudin (18), RaIik (15) dan Rizki.
Ketiganya diamankan karena diduga kuat sebagai pelaku tawuran. Selain tiga pelajar, polisi
mengamankan dua unit sepeda motor.

InIormasi yang dihimpun Radar Bogor, tawuran pecah di Kampung Gobang, Desa Gobang,
Kecamatan Rumpin. Bahkan, sejumlah pelajar mempersenjatai diri dengan senjata tajam dan
tumpul. Namun, sebelum aksi meluas, warga yang geram dengan perilaku para pelajar langsung
membubarkan mereka.

Kapolsek Rumpin Kompol Nundun R menuturkan, tak ada korban jiwa dalam tawuran kali ini.
Pihaknya pun tak menemukan barang bukti berupa senjata tajam maupun tumpul yang dibawa
para pelajar.

Sementara itu, ketiga pelajar yang tertangkap hanya diberikan pengarahan dan diminta untuk
membuat surat pernyataan. 'Selain membuat pernyataan tak akan mengulangi perbuatannya,
kami juga memanggil orangtua dan pihak sekolah agar tawuran ini tak lagi terulang,
tegasnya.(sdk)


Rabu, 19 Januari 2011 , 09:52:00
Bawa Samurai, Pelajar Ditangkap


BOGOR-Tujuh belas pelajar dari salah satu sekolah kejuruan yang ada di Bogor, diciduk petugas
dari Mapolsek Sukaraja.

Mereka digelandang lantaran tertangkap basah membawa senjata tajam berupa samurai serta gir
di simpang Pomad saat terjadi tawuran, kemarin.

InIormasi yang dihimpun, tawuran terjadi saat 17 pelajar itu dilempari batu oleh pelajar lainnya
saat melintas di Pomad dengan menggunakan angkot.

Tidak terima, mereka pun turun dari angkot sambil mengacungacungkan samurai ke lawannya.

Beruntung, sejumlah Polisi Militer (PM) dan anggota lantas Polres Bogor Kota ada di lokasi.

Melihat ada petugas, pelajar dari kedua belah pihak ngibrit dan menaiki angkot. Namun, petugas
tetap mengejar dan menangkapnya. Lalu, pelajar itu dibawa ke Mapolsek Sukaraja guna dimintai
keterangan.

Di hadapan petugas, Heru (16), salah seorang pelajar mengelak jika senjata tajam yang dibawa
itu miliknya. 'Tidak tahu, itu ada di bawah jok angkot, kelitnya. Sementara itu, Wakapolsek
Sukaraja, AKP Ana Agung Raka menuturkan, pihaknya hanya memberikan pembinaan.

'Mereka diperbolehkan pulang setelah mengucapkan janji tak akan mengulang tawuran lagi,
tukasnya.(ote)


Rabu, 02 Februari 2011 , 10:18:00
Tawuran, Satu Pelajar Dibacok


JONGGOL-Tawuran antarpelajar kembali terjadi. Kemarin, pelajar dua SMA di Kecamatan
Jonggol dan Cariu terlibat bentrok. Satu di antaranya mengalam luka sobek akibat bacokan
celurit.

Tawuran bermula saat siswa salah satu SMA di Jonggol sedang nongkrong di Jalan Raya
Jonggol-Cariu. Tepatnya, di Kampung Jemblung, Desa Sirnagalih, Kecamatan Jonggol, sekitar
pukul 16:00. Kemudian, dari arah Cariu, datang kawanan siswa salah satu SMK di Cariu.

Bentrokan pun tak terhindarkan. Beberapa siswa bahkan terlihat sudah mempersiapkan diri
dengan beberapa peralatan.Seperti gir sepeda, rantai motor, sabuk besi, parang, samurai hingga
celurit.

Salah seorang siswa SMK Cariu berhasil menyabetkan celurit ke muka salah seorang siswa SMA
Jonggol. Sontak, muka korban pun berlumuran darah dan pipi bagian kirinya sobek.

Mengetahui kejadian ini, orangtua korban lalu melaporkan pembacokan tersebut kepada jajaran
Polsek Jonggol.

Tanpa butuh waktu lama, pelaku dibekuk di daerah Jalan Raya Jonggol-Cariu, saat hendak
pulang ke rumahnya di Desa Cariu. "Tersangka kita jerat Pasal 351 KUHP. Karena masih di
bawah umur, hukuman paling berat tujuh bulan penjara," ujar Wakapolsek Jonggol AKP Pol
SyaIrudin Gayo, kepada Radar Bogor, kemarin.(yus)


Jum'at, 04 Maret 2011 , 10:43:00
Tawuran, Puluhan Pelajar Ditangkap



TAWURAN: Para pelajar SMP yang ditangkap, saat dikumpulkan di halaman Mapolres ogor, kemarin.
CIBINONG-Tawuran kembali pecah di Cibinong, kemarin. Puluhan pelajar SMP dari tiga
sekolah swasta nyaris baku hantam. Beruntung, aksi tersebut berhasil dihalau warga sekitar
sehingga tawuran tidak meluas.

Alhasil, sedikitnya 63 pelajar digelandang ke Mapolres Bogor untuk didata dan diberi
pengarahan.

Dari tangan mereka, petugas mengamankan sejumlah barang bukti berupa gir motor yang diikat
dengan sabuk.

InIormasi yang dihimpun Radar Bogor, aksi tawuran pecah sekitar pukul 16:00, tepat di depan
CarreIour, Cibinong. Saat itu, rombongan pelajar salah satu sekolah swasta hendak melintas di
Ily over Cibinong dengan menumpang sebuah truk.

Tiba-tiba, rombongan pelajar tersebut dilempari siswa dari dua sekolah yang berbeda.

Merasa terancam, puluhan pelajar yang masih di bawah umur itu membalas serangan tersebut
hingga terjadi aksi kejar-kejaran. "Saat tawuran, saya dan warga sedang di lokasi. Karena takut
berimbas pada perusakan, kami menangkap dan mengamankan pelajar tersebut," ujar Suhandi
(35), warga sekitar.

Selanjutnya, puluhan pelajar itu dibawa ke Mapolres Bogor. Menurut salah satu petugas yang
namanya enggan dikorankan, selain pelajar, pihaknya mengamankan sembilan gir.

"Mereka akan didata dan disuruh membuat surat pernyataan. Kemudian kita panggil kepala
sekolahnya masingmasing," katanya.(bac)


Kamis, 21 April 2011 , 09:12:00
Ratusan Pelajar Dibekuk Polisi



TANGKAP: Puluhan pelajar yang ditangkap polisi sedang menjalani pembinaan di Markas Polsek Cileungsi. Mereka
ditangkap karena melakukan aksi corat-coret dan berkonvoi di jalan usai mengikuti ujian nasional (UN).

SATUAN Reskrim Polsek Cileungsi membekuk 200-an pelajar yang melakukan aksi corat-coret
dan bergerombol di sepanjang Jalan Raya Transyogi, Kecamatan Cileungsi. Pelajar yang
melakukan konvoi tak hanya dari wilayah Cileungsi, tapi sebagian besar pelajar dari Kota Bogor.

Semula, aksi berjalan damai. Namun, sekitar pukul 14:00, ratusan pelajar dari berbagai wilayah
Cileungsi berdatangan memenuhi jalan. Beberapa pelajar membawa cat semprot berbagai warna
untuk aksi coratcoretnya. Tak mau kecolongan, Polsek Cileungsi kemudian menerjunkan
personel untuk mengamankan lokasi. Alhasil, sedikitnya 200 pelajar ditangkap dan digelendang
ke Mapolsek Cileungsi untuk mendapatkan pembinaan. 'Mereka sedang berkumpul dan
melakukan aksi corat-coret. Kita khawatirkan terjadi aksi tawuran, makanya diamankan, ujar
Wakapolsek Cileungsi, AKP Pahyuniati kepada Radar Bogor, kemarin.

Berdasarkan pendataan polisi, ratusan pelajar tersebut merupakan siswa dari STM Karya
Nugraha dan STM PGRI 2 Pajajaran. 'Kedua sekolah tersebut berada sangat jauh dari Cileungsi.
Agar tidak terjadi tawuran, mereka kami amankan, tegasnya.

Sementara itu, Robby (17) salah satu siswa Karya Nugraha mengaku, ia bersama teman-
temannya hanya ingin merayakan berakhirnyaUN. Perayaan tersebut sengaja dilakukan di
wilayah Kecamatan Cileungsi karena banyak pelajar Karya Nugraha yang tinggal di wilayah
Cileungsi dan Klapanunggal. 'Saya cuma main ke tempat teman saja. Bukan untuk tawuran,
kilahnya.(yus)



Rabu, 15 Juni 2011 , 11:05:00
Celurit Pelajar Tebas Janda
Tawuran Pecah di Jalan Sholeh Iskandar

BOGOR- Aksi tawuran antarpelajar di Kota Bogor semakin memprihatinkan. Kemarin, tawuran
yang melibatkan pelajar SMK kembali pecah di Jalan Raya Sholeh Iskandar atau di sekitar
underpass, Kelurahan Kedungbadak, Kecamatan Tanahsareal. Yang bikin terenyuh, seorang
janda empat anak, Salamah (40), ikut menjadi sasaran amukan para pelajar tersebut. Ia terkena
sabetan celurit darisejumlah pelajar dan mengenai bagian kaki hingga nyaris putus.

Salamah pun harus dilarikan ke Klinik 24 Jam di Jalan Raya Talang, Cibuluh, untuk
mendapatkan perawatan intensiI. Salamah yang mengontrak rumah di Jalan Kedungbadak RT
08/01, Kedungbadak, Kecamatan Tanahsareal, harus mendapat rentetan jahitan di kakinya.

Ia terlihat merintih kesakitan saat lukanya dijahit dokter Eva di klinik tersebut. Beberapa kali
Salamah yang hanya bekerja sebagai buruh cuci dengan penghasilan hanya Rp250 ribu per bulan
itu, harus manahan sakit. 'Saat kejadian, waktu sedang bantu-bantu di warung, tiba-tiba belasan
pelajar turun dari truk. Celurit pelajar tiba-tiba terlempar dan kena kaki ibu Salamah, ujar Yeti,
tetangga korban saat ditemui Radar Bogor.

Yeti mengungkapkan, selama ini Salamah tinggal di rumah kontrakan bersama anaknya yang
berusia 12 tahun. Sedangkan anak pertamanya sudah berkeluarga dan anak keduanya tinggal
bersama saudaranya yang lain. 'Selama ini ia hidup mengandalkan dari penghasilan buruh cuci
yang cuma Rp250 ribu sebulan, terangnya.

Usai menjalani perawatan, Salamah dibawa pulang ke rumahnya dengan menggunakan angkutan
kota. Kapolsek Tanahsareal Kompol Indrat Riyani mengatakan, tawuran terjadi sekitar pukul
13:00 antara dua pelajar SMK swasta. Belasan pelajar SMK yang terlibat dalam tawuran itu
sudah diamankan petugas Mapolsek Tanahsareal.

'Dari lokasi kejadian, kita menyita sejumlah senjata tajam yang digunakan, seperti celurit, pisau,
gir sepeda motor yang diikat dengan tali, serta pedang pendek, ujar Indrat saat dikonIirmasi
wartawan. Kapolsek mengaku masih menyelidiki penyebab aksi tawuran itu. Namun diduga,
ratusan pelajar dari dua SMK ternama di Kota Bogor ini sengaja janjian untuk tawuran di lokasi
itu. 'Mereka ngakunya mau pulang sekolah, tapi saya yakin mereka sengaja janjian di lokasi itu
untuk tawuran, terangnya. (sdk)



Rabu, 21 September 2011 , 12:35:00
Tujuh Korban Melayang akibat Tawuran Pelajar
Polisi Didesak Tangkap Siswa Penyerang Wartawan


TAWURAN: Satgas Pelajar menangkap dua siswa yang kedapatan membawa celurit, kemarin
BOGORAksi brutal ratusan pelajar SMAN 6 Jakarta yang mengeroyok wartawan, telah
mencoreng dunia pendidikan. Apalagi, ke kerasan yang dilakukan para pelajar tak hanya terjadi
di ibukota, tapi juga di berbagai daerah, termasuk Kota Bogor.

Selama satu tahun terakhir, jumlah korban jiwa akibat tawuran pelajar di kota hujan mencapai
tujuh orang. Lima di antaranya pela jar dan dua pengguna jalan yang sedang melintas. Selain itu,
puluhan pelajar lukaluka dan belasan Iasilitas umum rusak.

Angkutan umum dan mobil pribadi pun tak luput dari sasaran. Pekan lalu, truk dan mobil sedan
bertabrakan akibat menghindari lemparan batu pelajar. Akibatnya, mobil tersebut rusak berat.

Guna meminimalisir aksi tawuran di Kota Bogor, Satgas Pelajar Dinas Pendidikan te lah
berupaya melakukan razia dan pengawasan di titik rawan tawuran. Kemarin, Satgas Pelajar
kembali menggelar razia.

Dalam operasi tersebut, dua pelajar SMA dan SMK kedapatan membawa celurit. Petugas juga
mendapati pelajar yang membawa gir, tapal sabuk serta minuman keras (miras) oplosan.

Razia dilakukan di lima titik yang kerap dijadikan lokasi tawuran. Yakni Warungjambu, Tugu
Narkoba, Pajajaran, Bogor Trade Mall (BTM) dan Bale Binarum. Ironinya, para pelajar itu
memiliki tato di anggota badannya.

Ketua Harian Satgas Pelajar Kota Bogor, M TB Ruhjani Atmakusumah mengatakan, razia
dilakukan guna mengantisipasi tawuran pelajar yang cenderung meningkat di Kota Bogor. Dia
menyebutkan, dua pelajar kedapatan membawa celurit saat razia di sekitar Tugu Narkoba.

Sementara di Plaza Jambu Dua, petugas mendapati pelajar tengah membawa gir motor dan tapal
sabuk. Mereka yang terjaring dibawa ke Polsek Bogor Utara untuk ditindaklanjuti. 'Setiap hari
selalu ada rencana tawuran dari mereka (pelajar, red).

Namun, kerap digagalkan Satgas Pelajar, termasuk hari ini. Bukan hanya membawa sajam dan
miras, dari temuan kami di lapangan, terdapat sejumlah pelajar yang memiliki tato di bagian
tubuhnya, kata TB Ruhjani kepada Radar Bogor, kemarin.

Dia mengakui, sweeping pelajar ini juga terkait aksi brutal siswa SMA 6 Jakarta terhadap
wartawan. 'Kecaman masyarakat dan dunia pendidikan, kami jawab dengan razia. Kami tak mau
kejadian serupa terjadi di Kota Bogor, katanya.

Sebelum menggelar razia, puluhan wartawan Bogor yang tergabung dalam Forum Wartawan
Harian Bogor (FWHB), serta Satgas Pelajar Kota Bogor mengungkapkan keprihatinannya di
Kantor Disdik Kota Bogor. Aksi keprihatinan diawali dengan doa bersama.

TB Ruhjani mengungkapkan, aksi tawuran pelajar tak hanya selesai dengan razia, melainkan
harus ada pembinaan serius dan berkesinambungan dari pihak sekolah masing-masing. Sehingga,
sekolah harus selalu berupaya meningkatkan mutu pendidikannya dan menegakkan disiplin
terhadap siswa.

'Kalau ada yang melanggar, ya sekolah harus berani mengeluarkan siswa tersebut. Jangan
sampai dibiarkan merusak siswa lainnya. Disdik Kota Bogor juga harus lebih serius membina
sekolah, katanya.

Sementara itu, aksi premanisme siswa SMAN 6 Jakarta dalam bentuk penyerangan terhadap para
wartawan, disesalkan banyak pihak. Tak terkecuali, Ketua Dewan Pers Bagir Manan. Bahkan,
mantan Ketua MA ini mendesak kepolisian untuk memproses pelaku kekerasan secara hukum,
meski pelaku masih di bawah umur sekalipun.

'Polisi harus tetap melakukan penyidikan dan menjamin proses hukum tetap berjalan. Cara
memperlakukannya saja yang berbeda, kata Bagir Manan, saat menerima perwakilan wartawan
di Kantor Dewan Pers Jalan Kebonsirih, Jakarta Pusat, kemarin.

Bagir menjelaskan, pengeroyokan dan perampasan kaset liputan adalah tindakan melawan
hukum. Sehingga, para siswa yang bertindak brutal ini tak bisa lepas dari tanggung jawab begitu
saja. Selain itu, pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan guru, seharusnya bisa mencegah
kasus tersebut. Jangan lepas tangan dengan dalih peristiwa terjadi di luar jam sekolah. 'Pihak
sekolah juga wajib memberikan penjelasan mengenai kasus ini, ujarnya.

Hal senada dikatakan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Jaya Kamsul Hasan. Ia
meminta wartawan yang menjadi korban penganiayaan, tidak mencabut laporannya dari
kepolisian. 'Kalau laporan sudah dijalankan, jangan dicabut dengan alasan apa pun, sergah dia.

Jika kasus tersebut telah sampai di aparat penegak hukum, sambung Kamsul, maka harus tuntas
hingga ke ranah pengadilan. 'Kalaupun wartawan melanggar etika, tidak harus dipukuli. Kan ada
hak masyarakat melaporkan ke media atau organisasi pers, bahkan ke Dewan Pers. Bukannya
main hakim sendiri, tambah dia.

Sementara itu, Kasat Reskrim Jakarta Selatan, AKBP Budi Irawan mengatakan, kasus bentrokan
wartawan dan SMAN 6 sudah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Pihaknya juga sudah
mengidentiIikasi barang-barang yang dirusak dalam bentrokan kemarin. Rekan media yang
mengalami memar di sekujur badannya pun sudah dilaporkan oleh Banar dan Panca. 'Sudah
divisum di RSPP, ujarnya. 'Kini prosesnya sedang berlanjut, penyidikannya sedang kita
lengkapi.

Akan kita tindak lanjuti berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ada. Kita gunakan asas praduga tak
bersalah, dengan petunjuk itu kita akan lihat peranan orang yang kita panggil sebagai saksi atau
yang menyaksikan hingga nanti mencapai pada tahapan diduga sebagai pelaku, tambahnya.

Saat ditanya siapa yang dipanggil? AKBP Budi melanjutkan, ada beberapa nama yang sudah
disiapkan untuk pemanggilan hari ini (kemarin, red). 'Dari saksi wartawan juga kita sudah
panggil, Saksi yang menyaksikan dan warga yang ada di situ yang dijadikan saksi, jelasnya.
(nad/wok)


Jum'at, 25 Februari 2011 , 09:44:00
Tawuran, Tiga Siswa Diamankan



GRNG KE POLSEK: Tiga pelajar yang terlibat tawuran diamankan di Mapolsek ogor Tengah.
BOGOR-Tawuran antar pelajar kembali pecah. Aksi brutal pemilik seragam putih abu-abu ini
berlangsung di Jalan Raya Tanjakan Empang, Kecamatan Bogor Tengah,tepatnya samping
Bogor Trade Mall (BTM), kemarin.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kaca jendela mobil Angkot 02 jurusan
Sukasari-Bubulak bernopol F 1932 AJ pecah terkena sabetan sabuk berkepala gir milik salah
seorang pelajar.

Warga dan petugas kepolisian dari Polsek Bogor Tengah berusaha membubarkan pelajar yang
saling serang dan kejar. Tiga pelajar yang diduga pelaku tawuran,yakni DM (19), AB (17) dan
JM (17) berhasil diamankan petugas. Sementara, puluhan pelajar lainnya melarikan diri.

InIormasi yang dihimpun, aksi tawuran tersebut berawal saat beberapa pelajar SMK menaiki
angkot 02 melintas depan BTM. Pada saat bersamaan, belasan pelajar SMK lainnya dari sekolah
berbeda berada di lokasi.

Aksi saling ejek dan cela pun terjadi. Tak lama kemudian,belasan siswa yang tengah nongkrong
di depan BTM langsung menyerang angkot yang dinaiki siswa SMK lainnya. 'Waktu itu, di
dalam mobil banyak pelajar SMK lain, terang Endang (35) sopir Angkot 02.

Karena panik, terang Endang,pelajar dan penumpang umum yang berada di dalam angkot pun
berhamburan keluar. Mereka takut terkena aksi saling serang antarpelajar yang tampak brutal
dan membabi buta.

'Bahkan, ketika itu ada salah seorang pelajar yang menyerang di depan BTM langsung
memecahkan kaca mobil angkot yang saya kemudikan, terangnya.

Aksi tawuran pelajar tersebut berhasil dibubarkan warga dan polisi. 'Saya kesal karena kaca
mobil saya pecah, makanya satu pelajar saya tangkap dan dua lagi ditangkap polisi, sementara
yang lainnya lari, terangnya.

Kanit Reskrim Polsek Bogor Tengah AKP Ahmad Choirudin mengungkapkan, tawuran pelajar
itu bisa dilerai oleh warga dan petugas yang tengah patroli. Pihaknya juga mengamankan tiga
pelajar yang menjadi pelaku aksi tawuran. 'Tak ada korban jiwa atau korban luka karena
langsung dilerai,terangnya.

Ia menambahkan, pelajar yang ditangkap itu akan didata dan membuat surat pernyataan tidak
akan mengulangi perbuatannya. 'Mereka tidak ditahan, hanya harus menandatangani pernyataan
tidak akan mengulang perbuatannya. Kami juga akan memanggil orangtua dan pihak sekolah
agar aksi tawuran ini tak terulang kembali, tegasnya.(sdk/pkl2)

Anda mungkin juga menyukai