Anda di halaman 1dari 5

Metrotvnews.com, Depok: Perkelahian pelajar kembali terjadi di Depok.

Seorang tewas
dan beberapa lainnya luka parah akibat sabetan senjata tajam.

Korban tewas yakni Wandi Setiawan, 17, siswa kelas II Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Baskara, Pancoran Mas, Kota Depok. Dia tewas seketika di lokasi kejadian dengan luka
parah. Sedangkan beberapa rekannya mengalami cedera di bagian kepala dan punggung.
Mereka dilarikan warga ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan perawatan medis.

Tawuran terjadi di pertigaan Parung Bingung, Jalan Raya Sawangan, Kelurahan
Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Rabu (13/8/2014) pukul
14.30 WIB. Kapolsek Pancoran Mas, Komisaris Purwadi, Wandi mengalami luka bacok
celurit di bagian leher dan kepala.

Pihaknya telah mengamankan empat pelajar yang diduga terlibat tawuran, Kamis
(14/8/2014). Dua dari empat pelajar itu adalah Syafwidi Ade Putra alias Ojey dan Faisal.
Mereka pelajar SMK Pancoran Mas, Kota Depok.

Kejadian bermula ketika korban dan sejumlah rekannya bertemu dengan sekelompok
pelajar yang mengaku dari SMK Pancoran Mas. Kedua kelompok ini, saling serang di
kawasan Jalan Raya Sawangan kemarin siang. Hingga akhirnya Wandi terkena luka sabet
dan meninggal dunia dan beberapa rekan korban luka dibagian kepala dan punggung.

Mendengar rekannya tewas, pelajar SMK Baskara langsung melakukan penyerangan
balasan. Mereka menggeruduk gedung SMK Panmas. Akibatnya banyak kaca-kaca
sekolah yang pecah dan rusak. "Mereka masuk ke area sekolah dan merusak. Banyak
kaca gedung sekolah yang rusak," kata Kasi Humas Polresta Depok Ipda Bagus Suwardi.

Jajaran Polres Depok akhirnya menggelar razia di kedua sekolah itu. Mereka membekuk
dua orang pelajar SMK Panmas yang diduga terlibat. "Kedua sekolah dirazia. Untuk
antisipasi adanya serangan lagi," tukasnya.

Kasat Reskrim Polres Depok, Komisaris Agus Salim menambahkan, dari empat yang
diamankan dua diantaranya diduga terlibat. Syafwidi adalah pelaku utama dan Faisal si
pemilik celurit. "Ya, celurit yang digunakan adalah milik Faisal yang merupakan temannya,"
kata Agus.




DEPOK ? Peristiwa tawuran antar siswa sekolah menengah kembali terjadi pukul 14.00 WIB di
Depok. Tawuran yang melibatkan siswa SMA Yapemri, Siswa SMK 1 Perintis dan SMA Kasih
Pemuda terjadi di dua lokasi di Jalan Siliwangi, dekat RS Ibu dan Anak Hermina Depok dan Jalan
Tole Iskandar.

Pantuan okezone, peristiwa bermula saat pelajar tiga orang pelajar SMK 1 Perintis dan SMA Kasih
Pemuda yang baru pulang sekolah melihat belasan pelajar SMA Yapemri yang tengah berada di
dalam angkutan umum melintas di Jalan Siliwangi.

Saat itu, sontak terjadi aksi saling ejek antara para pelajar. Merasa tersinggung, para siswa SMK
Yapemri kemudian turun dari angkutan yang mereka tumpangi dan berusaha menghajar "musuh"
mereka. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran antara para pelajar yang bertikai tersebut di pinggir jalan
yang tengah dipadati kendaraan. Aksi tawuran tersebut juga menyebabkan kemacetan di sepanjang
Jalan Siliwangi.

Geram melihat aksi jalanan para pelajar, sejumlah petugas keamanan SMK 1 Perintis langsung
berusaha melerai, bersama sejumlah warga sekitar. Mengetahui hal itu, para pelajar SMA Yapemri
kocar-kacir melarikan diri dengan menumpang angkutan umum.

Namun, ternyata aksi tawuran tersebut berlanjut di Jalan Tole Iskandar, sekitar 1 km dari lokasi
tawuran pertama. Di tempat tersebut, belasan siswa SMA Yapemri yang masih mengenakan
seragam terlihat tengah menghajar tiga orang siswa dari SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda.
Tak hanya dengan tangan kosong, mereka juga terlihat mengayu-ayunkan sabuk berkepala besi ke
arah ketiga siswa tersebut.

Karena ketakutan, ketiga siswa, tersebut lari kocar-kocar meninggalkan sepeda motor yang mereka
tumpangi. Para pelajar SMA Yapemri kemudian melampiaskan kemarahannya dengan menendang
dan memukul skuter musuhnya tersebut. Beruntung beberapa saat kemudian, muncul sejumlah
warga yang berhasil menghentikan aksi perusakan tersebut.

Yuri,36 salah seorang saksi mata mengatakan peristiwa tersebut dipicu oleh tindakan ketiga siswa
SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda yang melempari angkutan yang ditumpangi belasan siswa
SMA Yapemri. "Tiga anak itu sengaja menunggu mereka disini. Waktu anak SMA Yapemri lewat,
langsung mereka lempari," ujar Yuri di tempat kejadian kemarin.

Pernyataan tersebut dibantah Indra,16 siswa kelas 2 SMA Kasih pemuda dan Bayu,16 siswa kelas 2
SMK 1 Perintis salah satu siswa yang terlibat tawuran tersebut. "Bukan kami yang mulai," kata Indra
yang langsung melarikan diri.

Sementara itu, Kapolsek Sukmajaya AKP Lilik Aryanto mengatakan pihaknya sudah melakukan
upaya untuk mencegah terjadinya tawuran di wilayah hukumnya. Dia mengaku sudah menempatkan
anggotanya di lokasi-lokasi dan waktu rawan terjadinya tawuran. "Jika ada yang terlibat kita akan
berikan sanksi khusus dan memanggil orang tuanya," jelas Lilik.
(http://news.okezone.com/read/2009/08/06/1/245712/belasan-pelajar-di-depok-terlibat-tawuran)

Liputan6.com, Depok: Sejumlah pelajar dari Sekolah Menengah Atas Yapemri dan Purnama,
Selasa siang, terlibat tawuran. Dengan menggunakan ikat pinggang berkepala besi dan bambu
panjang, sejumlah siswa Yapemri, Depok Timur, Jawa Barat, mencari pelajar Purnama yang kabur.
Namun upaya itu gagal.

Siswa Yapemri kemudian menghentikan bus kota dan memeriksa ke dalam untuk mencari pelajar
Purnama. Ulah siswa Yapemri membuat kesal sejumlah satuan pengaman dan warga di Jalan Raya
Keadilan, Jakarta. Aksi kejar-kejaran pun terjadi.
(http://news.liputan6.com/read/160646/pelajar-di-depok-tawuran)

DEPOK - Guna menyikapi kasus kematian siswa SMK Baskara Depok, Wandi, akibat tawuran,
maka Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ) akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan Kota
Depok. Rencananya pemanggilan akan dilakukan Senin pekan depan.
Komisioner KPAI Susanto, mengatakan tawuran antar siswa terus terjadi di beberapa titik rawan
terutama di Jabodetabek. Jika dikaji secara utuh, banyak faktor yang menyebabkan pelajar
melakukan tawuran, baik faktor pencarian identitas diri, gengsi sekolah hingga solidaritas
pertemanan.

"Apapun motifnya, tawuran pelajar tidak dibenarkan, karena bertentangan dengan semangat
pendidikan, semangat berbangsa dan bernegara bahkan bertentangan dengan hukum. Kasus
kematian siswa SMK di Depok, adalah satu fakta tragis dalam dunia pendidikan," tegasnya kepada
wartawan, Sabtu (16/08/2014).

Menurutnya siswa yang seharusnya berproses mengenyam pendidikan justru mengorbankan diri
tawuran dengan kelompok siswa sekolah lain yang sangat berbahaya. Ini adalah perilaku naif dan
kultur primitif yang harus dicegah.

"Mengingat kasus tawuran di Depok terus terjadi bertahun tahun, maka dalan kasus ini, KPAI besok
Senin memanggil Dinas Pendidikan Kota Depok untuk meminta klarifikasi apa saja yang telah,
sedang dan akan dilakukan dalam rangka penanganan dan pencegahan tawuran pelajar di Depok.
Jangan sampai Dinas Pendidikan sebagai pelaksana mandat penyelenggara pendidikan lalai
terhadap upaya preventif tawuran antar pelajar," paparnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Hery Pansila, menegaskan pihaknya memberikan
sanksi dengan meliburkan kedua sekolah yang terlibat tawuran. Alasannya, kata dia, sambil
menunggu proses penyelidikan dan konfirmasi kedua belah pihak.
"Kepsek dari kedua sekolah, kita panggil hari ini. Sementara sekolah diliburkan seminggu," urai
Hery.
Ia menambahkan, sanksi lainnya yakni terkait ancaman memotong satu generasi sekolah tersebut.
Artinya, kata dia, dengan tidak mengizinkan pihak sekolah menerima murid baru. "Akan kita bahas
hari ini, kita potong satu generasi," tuntasnya
(http://jakarta.okezone.com/read/2014/08/17/501/1025609/marak-tawuran-kpai-panggil-dinas-
pendidikan-depok)
Tawuran SMK Baskara vs SMK Pancoran Mas, 1
Tewas
- - depoknews.com | Thursday, 13/9/12 , 09:05 WIB | 3887 Views | 2 Comments
depoknews.com | Abu alias Dedi Triyuda (17), siswa
SMK Baskara, Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, tewas dalam tawuran yang melibatkan pelajar SMK Baskara
dengan SMK Pancoran Mas, Rabu (12/9/2012) sore.
Menurut Pandu, pegawai Klinik Depok Dua, korban dibawa oleh seorang temannya ke Klinik Depok Dua di
Jalan Keadilan Raya No 41, Depok, dalam keadaan luka parah.
Saya dengar orang minta tolong. Pas saya intip, ternyata anak SMA bawa temannya yang luka parah, ungkap
Pandu.
Suhaebah, petugas klinik lainnya menuturkan, korban diseret dari sebuah angkot, oleh seorang temannya yang
juga berseragam SMA. Setelah membawa korban ke klinik, siswa berseragam SMA yang membawa korban,
langsung melarikan diri menggunakan angkutan kota (angkot) yang mengarah ke Sawangan.
Kebetulan, di klinik saat itu tidak ada dokter, sehingga korban tidak sempat mendapatkan penanganan medis.
Meski begitu, beberapa saksi mata mengatakan, saat dibawa, korban sudah dalam kondisi meninggal.
Setelah mengetahui korban dalam kondisi tak bernyawa, Komarudin, pemilik toko dekat klinik, langsung
menelepon polisi. Polisi kemudian menelepon siswa SMK Baskara lainnya, untuk mengidentifikasi korban.
Aldiansyah, seorang siswa SMK Baskara yang dijadikan saksi, mengaku tidak tahu apa-apa soal insiden yang
mengakibatkan hilangnya nyawa rekan sekolahnya.
Enggak tahu apa-apa, saya ditelepon, katanya dia meninggal. Katanya kena timpukan, kepala belakang, jelas
Aldi.
Menurut keterangan Aldi, pelajar SMK Pancoran Mas yang memulai penyerangan. Mereka disebutkan
menggunakan truk semen, dan langsung menyerang 15 siswa SMK Baskara yang saat itu tengah berkumpul di
depan Depok Town City.
Jumlah siswa SMK Pancoran Mas yang terlibat dalam penyerangan, menurut Aldi berjumlah sekitar 15 orang.
Kasus ini masih ditangani aparat Polsek Pancoran Mas, dengan memeriksa saksi-saksi terkait.

DEPOK (Pos Kota) Seorang pelajar SMK swasta di Depok meregang nyawa terkena sabetan samurai oleh
kelompok pelajar SMA swasta di pertigaan Parung Bingung, Jalan Raya Sawangan, Kel.Rangkapan Jaya
Baru, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Rabu (13/8) siang.
Kapolsek Pancoran Mas, Kompol Purwadi SH, mengatakan tawuran antara terjadi sekitar pukul 12:00. Dalam
peristiwa tersebut, seorang pelajar menjadi korban.
Korban meninggal Wandi Setiawan, 15, pelajar kelas 1 jurusan Tehnik Video SMK Baskara terkena sabetan
pedang di leher dan punggung oleh lawannya. Korban meninggal dalam perawatan di RS. Fatmawati malam
ini. Dalam keadaan meninggal korban masih menggunakan seragam putih abu-abu,ujarnya kepada Pos Kota.
Purwadi mengatakan petugas reserse berhasil mengamankan 10 pelajar yang terlibat tawuran.
Sekarang kesepuluh pelajar itu dalam proses penyelidikan, diharapkan dapat menemukan pelaku utama yang
membacok korban dengan menggunakan pedang,katanya.
Mantan Wakasat Reskrim Polresta Depok ini menambahkan, pihak keluarga korban sudah mengambil jenasah
untuk dimakamkan di TPU tidak jauh dari lokasi tempat tinggalnya. Pihak keluarga akan memakamkan korban
hari ini juga di kediamannya daerah Sawangan,ungkapnya.
Kapolsek menambahkann permusuhan telah terjadi lama antara kedua sekolah yang dikenal menjadi biang
tawuran di daerah Pancoran Mas.
Sudah kita upayakan mempertemukan kedua kepala sekolah untuk berdamai dan membuat program kegiatan
tambahan kepada anak muridnya dibawa pantauan Kepala Disdik Depok. Namun tawuran kerap terjadi,
bahkan sudah beberapa kali memakan korban,tambahnya.
Dari kejadian ini, kita akan melakukan sweping terhadap kedua sekolah,janinya (Angga)

(http://poskotanews.com/2014/08/13/tawuran-pelajar-di-depok-tewas-disabet-samurai/)

Anda mungkin juga menyukai