Tawuran antar pelajar SMK Pijar Alam dan SMK Karya Bahana Mandiri
terjadi di Jalan Raya Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi pada Kamis
(16/8/2018) lalu.
Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Wijonarko mengatakan, tawuran
berawal dari pelajar SMK KBM mengirim pesan WhatsApp kepada pelajar
SMK PA untuk mengajak tawuran. "Awalnya antara SMK PA dan KBM ini
melalui WhatsApp sepakat untuk bertemu dan melaksanakan tawuran di
tempat yang sudah disepakati di jalan sumur batu Bantar Gebang," kata
Wijonarko di Mapolres Metro Bekasi Kota, Selasa (28/8/2018).
Satu pelajar SMK Karya Bahana Mandiri berinisial IP tewas akibat terkena
bacok di bagian kepala dan tangan. Lalu terdapat dua pelajar SMK KBM
lainnya yang mengalami luka berat berinisial AL dan MDP, mereka
mendapatkan luka bacok masing-masing di bagian tangan dan kepala.
AL dan MDP pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bakti Husada,
Bantargebang untuk mendapatkan perawatan. "Korban tewas di tempat,
jadi memang pada saat kejadian sempat mengalami luka dan memang
diketahui korban meninggal di lokasi kemudian dua orangnya di Rumah
Sakit," ujar Wijonarko.
Pasca tawuran antara SMK Pijar Alam dan SMK Karya Bahana Mandiri di
Jalan Raya Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi, Pada Senin
(20/8/2018) terjadi penyerangan terhadap Gedung SMK Pijar Alam yang
diduga dilakukan oleh para pelajar SMK Karya Bahana Mandiri. "Terjadi
serangan, sekolah kita dilempari batu oleh puluhan anak, sekolah kita
dilempari petasan, batu bata, batu kali, bendera juga dicabut-cabutin," kata
Sapto Agus Kepala SMK Pijar Alam, Rabu (29/8/2018). Saat kejadian
penyerangan, lanjut Agus, dirinya bersyukur siswa-siswanya sedang
melakukan shalat bersama di ruangan yang letaknya jauh dari jangkauan
penyerangan.
Kasus ini tersebar hanya di beberapa kota terdekat dari masalah tersebut.