0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan2 halaman
Robohnya tembok pembatas di MTsN 19 Jakarta akibat hujan deras menyebabkan tiga siswa meninggal dan dua lainnya luka-luka. Korban sedang bermain di panggung sekolah ketika tembok roboh menimpa mereka. Gubernur DKI menyampaikan duka cita dan menyediakan santunan serta konseling bagi keluarga korban, serta akan mereviu kejadian untuk mencegah hal serupa terulang.
Robohnya tembok pembatas di MTsN 19 Jakarta akibat hujan deras menyebabkan tiga siswa meninggal dan dua lainnya luka-luka. Korban sedang bermain di panggung sekolah ketika tembok roboh menimpa mereka. Gubernur DKI menyampaikan duka cita dan menyediakan santunan serta konseling bagi keluarga korban, serta akan mereviu kejadian untuk mencegah hal serupa terulang.
Robohnya tembok pembatas di MTsN 19 Jakarta akibat hujan deras menyebabkan tiga siswa meninggal dan dua lainnya luka-luka. Korban sedang bermain di panggung sekolah ketika tembok roboh menimpa mereka. Gubernur DKI menyampaikan duka cita dan menyediakan santunan serta konseling bagi keluarga korban, serta akan mereviu kejadian untuk mencegah hal serupa terulang.
Tembok Roboh Timpa Siswa MTsN 19 Jakarta yang Bergembira di Bawah Hujan
Pengenalan Isu ( tesis )
Hujan deras dan banjir menyebabkan tembok pembatas di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 roboh. Akibatnya, ada siswa MTsN 19 yang dilaporkan meninggal dan dirawat di rumah sakit. Hujan deras yang berlangsung sekitar 20 menitan menyebabkan air masuk ke lapangan MTsN 19 Jakarta Selatan dan tembok pembatas roboh. Tembok itu menimpa tembok panggung tempat anak bermain. Akibatnya, ada tiga siswa yang wafat dan dua siswa dirawat. Penyampaian Pendapat / Argumen Sejumlah pelajar MTsN 19 yang saat itu tak ada jam belajar nekat keluar. Mereka bermain hujan hingga banjir yang merendam sekolah. Para siswa itu bermain di panggung milik MTsN 19 yang berada di sisi kanan sekolah. Lokasi panggung itu berbatasan dengan akses jalan permukiman warga yang hanya dibatasi dinding. "Mereka lagi pada di balik tembok panggung itu," kata Edison, salah satu guru MTsN 19 saat ditemui di lokasi. Saat itu tembok panggung MTsN 19 yang berada di belakang siswa itu roboh. Tembok itu disebut terdorong dinding pembatas antara sekolah dan permukaman warga yang roboh lebih awal. "Roboh tembok ada dua. Pertama tembok pembatas sekolah dengan permukiman warga, terus menimpa tembok panggung. Nah anak ada di bawah panggung," kata Edison. Para siswa yang sedang bermain saat itu terimpa dua dinding yang roboh. Para korban itu umumnya merupakan kelas 8 MTsN 19 Pondok Labu. Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Cilandak, Kompol Multazam mengatakan, tembok pembatas di MTsN 19 itu roboh diduga akibat dorongan air banjir. "Air mendorong tembok sehingga roboh dan mengakibatkan korban luka maupun korban meninggal dunia," ujar Multazam. Sementara BPBD menilai, robohnya tembok pembatas di MTsN 19 itu diduga karena pondasi dinding tak kuat menahan luapan air gorong-gorong. Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, luapan air dari gorong-gorong itu menyebabkan banjir MTsN 19 dan wilayah sekitar sekolah. “Kejadian bermula saat hujan deras menyebabkan air gorong- gorong meluap dan menggenangi area sekolah MTsN 19.” Ujar Isnawa. Penegasan Ulang Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan pesan duka dan memberikan santunan kepada korban meninggal akibat ambruknya tembok MTs Negeri 9 Jakarta. Bentuk perhatian Pemprov DKI tersebut juga berupa santunan. Meskipun demikian, Gubernur Anies menegaskan bahwa seberapa pun besaran santunan tak dapat menggantikan kehilangan seorang anak dan ini merupakan musibah bagi semua. Sehingga, Pemprov DKI Jakarta juga akan melakukan pendampingan konseling agar orang tua korban dapat melewati masa sulit. Selain itu, Anies juga menegaskan bahwa pihaknya akan mereviu bagaimana proses terjadinya musibah sebagai bahan pembelajaran agar di masa mendatang musibah serupa tak terulang kembali. Lebih lanjut, Pemprov DKI Jakarta akan memfasilitasi kebutuhan MTsN 19 Jakarta dengan menyediakan tempat belajar-mengajar sementara bagi siswa, karena sekolah yang mengalami kerusakan.