Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN EKSEKUTIF

DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (DIKPLHD)
KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2020

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2021
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2020
Ringkasan Eksekutif
(Executive Summary)

I. Pendahuluan
Kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak
asasi dan hak konstitusional bagi seluruh masyarakat di negara Indonesia.
Oleh karena itu, pelaksana dan pemangku kebijakan berkewajiban
untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu dalam
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang mengamanatkan kepada pemerintah, swasta dan masyarakat
agar lebih memperhatikan aspek pengelolaan dan perlindungan
lingkungan. Peningkatan aspek tersebut ditunjukkan dengan lebih
memperketat peraturan dan perijinan lingkungan, pengawasan
lingkungan dan penilaian laporan dokumen informasi kinerja pengelolaan
lingkungan hidup daerah menjadi perangkat penting bagi pemerintah
dalam mengevaluasi kondisi lingkungan dan pengambilan keputusan yang
menyangkut perencanaan pembangunan suatu daerah.
Salah satu faktor kunci untuk memenuhi hak dan kewajiban dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah tersedianya data
dan lnformasi lingkungan bagi seluruh pihak. Hal ini sesuai dengan
Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi
publik. Berdasarkan surat Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH)
Tahun 2020 tentang pelaporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD).
Penyusunan DIKPLHD Kabupaten Bantul Tahun 2020 dimaksudkan untuk
memberikan data dan informasi mengenai kondisi lingkungan hidup dan
berbagai upaya yang telah dilakukan dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Dokumen ini dapat menjadi rujukan bagi para
pemangku kepentingan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan,

2
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

serta diharapkan dapat mendorong peningkatan partisipasi masyarakat


untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Dengan latar belakang berbagai uraian tersebut, Dinas Lingkungan


Hidup Kabupaten Bantul menyusun Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) dengan mengacu
kepada pedoman umum penyusunan yang dikeluarkan oleh Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dokumen DIKPLHD Kabupaten
Bantul Tahun 2020 ini disusun sebagai langkah dalam memenuhi
kewajiban Pemerintah Kabupaten Bantul tentang penyediaan informasi
lingkungan hidup.

II. ANALISIS DRIVING FORCE, PRESSURE, STATE, IMPACT,


DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

A. TATA GUNA LAHAN

Driving Force

a. Kondisi pertumbuhan penduduk yang tidak dikendalikan dapat


menjadi pemicu berbagai permasalahan lingkungan hidup terutama
penyediaan lahan untuk rumah dan kegiatan ekonomi. Jumlah
penduduk Kabupaten Bantul pada semester 2 tahun 2020 tercatat
sebanyak 954.706 dengan rincian 475.871 jiwa laki-laki dan 478.835
jiwa perempuan, meningkat sebesar 0,57% dibandingkan jumlah
penduduk pada tahun 2019 sebanyak 949.325 jiwa.
b. Perubahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian tidak dapat
dihindari seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk.
c. Sumber daya alam tambang galian industri khususnya batuan
jumlahnya berlimpah di beberapa wilayah kecamatan seperti seperti
Kretek, Pundong, Sewon, Piyungan, Banguntapan, Sedayu dan lain-
lain. Kegiatan penambangan umumnya dilakukan oleh kelompok,
perorangan, maupun pihak swasta.

3
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

d. Penyebaran penduduk di wilayah Kabupaten Bantul tidak merata,


daerah yang memiliki morfologi berbukit seperti di Kecamatan Dlingo
kepadatan penduduknya akan lebih rendah akibat adanya akses dan
jangkauan terhadap fasilitas umum.

Pressure

a. Dinamika perubahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian


tercatat di tahun 2020 luas perubahan penggunaan lahan adalah
156.302 Ha, sementara dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
terjadi perubahan sebesar 52004,3 Ha.
b. Pembangunan infrastruktur pendukung seperti gedung tinggi,
maupun sarana prasarana umum lainnya juga mempengaruhi
perubahan tata guna lahan yang ada. Wilayah Kabupaten Bantul
secara geologis di lewati oleh sesar aktif dan terdapat topografi terjal
yang meningkatkan resiko bencana.
c. Pembukaan lahan untuk tambang (WPR) juga semakin menekan
keadaan lingkungan hidup.

State

a. Tata Air (Kualitas & Kuantitas)


b. Hilangnya Sumberdaya Genetik
c. Pangan
d. Bencana Alam

Impact

a. Penurunan kualitas lahan Luas lahan kritis di kawasan hutan di


Kabupaten Bantul pada tahun 2020 mencapai 113,62 ha.
b. Perubahan mata pencaharian, penurunan kualitas lahan dan
menurunnya jumlah flora dan fauna.
c. Pencemaran sungai dan laut yang termasuk tercemar sedang indeks
pencemarannya.

4
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

d. ketahanan sumberdaya pangan, pencemaran udara atau kebisingan,


pencemaran kualitas air dan kerusakan jalan
e. Tingkat risiko bencana meningkat terutama banjir dan longsor
(pembangunan yang tidak sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah)
serta adanya kebakaran.
f. Pemanfaatan lahan yang melebihi daya dukung dan daya tampung.

Response

a. Adanya kebijakan rasio kenaikan pajak ketika mengalami perubahan


fungsi lahan yang cukup drastic untuk memberikan efek jera.
b. Upaya penangan lahan kritis dengan perbaikan kualitas tanah melalui
pemupukan dan penanaman penambahan luasan tutupan vegetasi
di kawasan lindung (sempadan pantai, mata air dan lahan kritis).
c. Upaya penanganan kerusakan lahan akibat kegiatan pertambangan
tidak berizin oleh masyarakat yang dilakukan dengan pendekatan
kepada warga melalui pembinaan-pembinaan.
d. Pengelolaan jasa ekosistem lintas kabupaten yang berkelanjutan.
e. Pengembangan sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.

B. KUALITAS AIR & SANITASI MASYARAKAT

Driving Force

a. Populasi dan sebaran (konsentrasi) kepadatan penduduk yang tidak


merata sehingga kebutuhan ruang meningkat yang akan
mempengaruhi kualitas air yang dapat dilihat pada jumlah pelanggan
PDAM yang cukup tinggi yakni sebanyak 24532 rumah tangga
dengan kebutuhan volume air mencapai 4489910 m3.
b. Bertambahnya volume sampah di TPA Piyungan yang sudah melebihi
kapasitasnya, menyebabkan penurnan kualitas air akibat dari proses
pelindian sampah terutama saat musim penghujan.

5
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

c. Kebutuhan ekonomi yang semakin mendesak menyebabkan


masyarakat melakukan tindakan yang dilarang seperti membuang
sampah sembarangan dan menebang pohon.
d. Perilaku masyarakat dalam mengelola lingkungan.

Pressure

a. Aktivitas pertanian dan non pertanian yang menyebabkan laju erosi


semakin mengalami peningkatan. Luasan lahan kritis di kawasan
hutan di Kabupaten Bantul pada tahun 2020 mencapai 113,62 ha.
b. Aktivitas pengelolaan dan mobilisasi sampah di TPA Piyungan
menghasilkan air lindi yang dapat mencemari air tanah dan sungai.
c. Kurangnya pemanfaatan embung dan semakin tingginya angka
pemanfaatan airtanah sebagai sumber air baku dalam pemenuhan
kebutuhan air sehari-hari.
d. Aktivitas perubahan penggunaan lahan yang semakin dinamis.
Tercatat di tahun 2020 luas perubahan penggunaan lahan adalah
156.302 Ha, untuk kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman
18664 Ha dan perkebunan sebesar 1341.21 Ha.

Gambar 1. Luas Perubahan Penggunaan lahan Kabupaten Bantul.


State

a. Kualitas air irigasi untuk kebutuhan pertanian dari sungai buruk. Hasil
pemantauan pada tahun 2020 diketahui bahwa 20% titik pantau
mengalami pencemaran ringan, 60% mengalami pencemaran

6
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

sedang dan 20% mengalami pencemaran berat dibandingkan baku


mutu klas II.
b. Meningkatnya rata rata tren indeks kualitas air sungai yang mencapai
nilai 51,8 atau capaian naik 103,6% dari target RPJMD pada tahun
2020 dibandingkan tahun 2019 sebesar 39,63.
c. Pencemaran yang dominan di sebabkan oleh bakteri E-Coli.

Impact

a. Meningkatkan kecepatan terjadinya reaksi kimia dan menurunkan


kualitas air sungai
b. Hilangnya spesies flora dan fauna di ekosistem sungai dan pesisir
c. Menurunkan kualitas kesehatan masyarakat, peningkatan beban
pencemar sungai dan menyebabkan biota air tercemar
d. Terganggunya kesuburan tanah yang diairi dari air sungai
e. menurunkan jumlah oksigen terlarut (DO)
f. Keseimbangan lingkungan terganggu

Response

a. Monitoring kualitas air secara berkala dan berkesinambungan


b. Monitoring kualitas air secara berkala melalui sumur pantau dan
mengelola air lindi di TPA Piyungan
c. Meningkatkan kegiatan penghijauan untuk mengurangi erosi
d. Penerapan ijin lingkungan bagi pelaku usaha dan/atau kegiatan
terutama industri
e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan
dan peningkatan potensi air permukaan untuk dapat dikelola
dan dimanfaatkan menjadi sumber air baku.

C. KUALITAS UDARA

Driving Force

7
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

a. Sumber emisi bergerak seperti kendaraan bermotor. Penggunaan


energi pada sektor transportasi tahun 2020 berjumlah 589.271
unit mengalami kenaikan dari tahun 2019 sebesar 450.392 unit.
b. Sumber tidak bergerak seperti pembakaran sampah atau bekas
tanaman padi yang dilakukan oleh masyarakat maupun industri.
c. Posisi geografis Indonesia terletak di daerah tropis, diantara
Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, menyebabkan
wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan cuaca/iklim.

Pressure

a. Semakin meningkatnya aktivitas transportasi disebabkan oleh


volume kendaraan yang terus meningkat. Panjang jaringan jalan
beraspal kategori jalan kabupaten tahun 2020 dengan kondisi baik
dan sedang mencapai 624,47 km atau 93,85%.
b. Pencemaran udara akibat dari kegiatan industri.
c. Pencemaran udara oleh aktivitas manusia dan bencana kebakaran
lahan atau hutan sebagai dampak dari perubahan iklim.

State

a. Hasil pengukuran kualitas udara ambeien di Kabupaten Bantul


masih relatif baik dengan 8 parameter sesuai bakumutu. Indeks
Kualitas Udara (IKU) Tahun 2020 turun yakni menjadi 85,18, dari
Tahun 2019 yang mencapai nilai sebesar 90,90.

Gambar 2. Grafik Tren Kualitas Udara Ambeien Kabupaten Bantul

8
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

b. Hujan asam yang tidak terlalu terjadi


c. Cuaca ekstrim akibat dari fenomena global dari sistem interaksi
lautan atmosfer yang ditandai dengan adanya anomali suhu
permukaan laut di wilayah Ekuator Pasifik Tengah.

Impact

a. Penurunan kesehatan masyarakat terutama pernapasan akibat


dari bencana kebakaran.
b. Perubahan suhu yang cukup drastis sehingga berdampak pada
ketidakseimbangan ekosistem.

Response

a. Pengawasan dan pengendalian pencemaran udara dari sumber


tidak bergerak dengan cara monitoring pada sejumlah titik-titik
pantai yang telah ditentukan.
b. Peningkatan RTH dan memperbanyak pohon penghijauan di
kanan kiri jalan serta hutan kota
c. Pengukuran emisi kendaraan bermotor dikarenakan polutan
seperti gas CO2 (karbon dioksida) merupakan salah satu dari
polutan penyebab efek gas rumah kaca (GRK).
d. Pengembangan ruang terbuka hijau publik dan hutan kota

D. RESIKO BENCANA

Driving Force

a. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai daya dukung dan daya


tampung lingkungan. Pemukiman yang berada di sekitar faktor
pengontrol longsor, dan alih fungsi pada daerah imbuhan.
b. Semakin padatnya kondisi permukiman yang distribusinya tidak
merata.
c. Alih fungsi lahan pada daerah imbuhan dan tingginya aktivitas
masyarakat kompleks

9
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

Pressure

a. Dari tahun ke tahun pengajuan izin perubahan penggunaan lahan


terus meningkat. Tercatat di tahun 2020 luas perubahan
penggunaan lahan adalah 156.302 Ha.
b. Semakin meningkatnya aktivitas transportasi disebabkan oleh
volume kendaraan yang terus meningkat.
c. Perubahan lahan yang terbesar untuk kegiatan pembangunan
infrastruktur permukiman 18664 Ha dan perkebunan sebesar
1341.21 Ha.

State

a. Wilayah Kabupaten Bantul secara geologis di lewati oleh sesar


aktif dan terdapat topografi terjal yang meningkatkan resiko
bencana.
b. Penggunaan alat listrik yang tidak aman dan pembukaan lahan
dengan cara dibakar
c. kondisi permukiman tidak tahan gempa

Impact

a. Kerugian bencana kebakaran tanah longsor di Kabupaten Bantul


mencapai 54,3 juta rupiah tanpa adanya kerugian jiwa
b. Adanya jumlah kejadian kebakaran yakni 227, hal ini dipicu oleh
adanya pembukaan lahan dengan cara dibakar sedangkan musim
kemarau pada tahun 2020 cukup Panjang.
Response
a. Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan
b. Penerapan RTRW berbasis bencana
c. Pendidikan bencana usia dini hingga SLTA
d. Pembuatan dan sosialisasi kebijakan Pencegahan dan
Penanganan Kebakaran

10
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

e. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pemadaman awal


kebakaran di daerahnya

E. PERKOTAAN

Driving Force

a. Semakin banyak penduduk, maka semakin banyak juga timbulan


sampah yang di hasilkan yang mencapai 2060,68 m3/hari pada
tahun 2020 Kabupaten Bantul.
b. Kebutuhan ekomoni yang tidak didukung layanan sanitasi dan
sampah. Angka total BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
Kabupaten Bantul tahun 2020 adalah sebanyak 7.577 KK, dengan
jumlah tertinggi terdapat di Kecamatan Pajangan
c. Sikap dan perilaku masyarakat

Pressure

a. Jumlah timbulan sampah yang semakin banyak seiring dengan


pertumbuhan penduduk, dari Tahun 2017 hingga Tahun 2020 selalu
mengalami peningkatan kurang lebih 100.000 m3/tahun.
b. Kebutuhan masyarakat meningkat
c. Luas TPA terbatas dan digunakan untuk regional Kabupaten Sleman
dan Kota Yogyakarta

State

a. Kualitas lingkungan yang mengalami penurunan diakibatkan oleh


(bau, air lindi) dari TPS dan titik-titik keramaian.
b. Kondisi TPA Piyungan kapasitas maksimal 2700000 M3 mengalami
over kapasitas di tahun 2020 telah mencapai 3857990 M3.
c. Ceceran Sampah Akibat Penutupan Sementara TPA Piyungan

Impact

a. Sering terjadinya penumpukan sampah di TPA

11
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

b. Pembuangan sampah di sungai


c. Penurunan kesehatan masyarakat

Response

a. Sosialisasi dan Pembinaan Pengelolaan Sampah dengan prinsip 3R


pada setiap lingkup masyarakat mulai dari RT/RW hingga tingkat
kecamatan
b. Intensifikasi dan ektensifikasi area TPA
c. Pengefektifan bank sampah dan kebijakan pembatasan plastik di
masyarakat

III. PENENTUAN ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

Hasil dari Focus Group Disscussion (FGD) dan diskusi intensif yang
dilakukan, menghasilkan ketetapan isu lingkungan prioritas di Kabupaten
Bantul sebagai berikut :

1. Tata Kelola TPST Piyungan Melebihi Kapasitas (Overload)


2. Penurunan Kuantitas Sumber Air
3. Penurunan Kualitas Air

Selanjutnya isu prioritas lingkungan di Kabupaen Bantul yang telah


ditetapkan akan menjadi landasan utama dalam pembahasan inovasi
pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup.

IV. INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP DI KABUPATEN BANTUL
Upaya inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Bantul meliputi
kegiatan atau program yg terkait dengan isu-isu perubahan iklim, perbaikan
kualitas lingkungan, perbaikan kualitas sumberdaya alam, dan perbaikan
tata kelola lingkungan.
A. Pembuatan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah (RDTR)
Pembuatan Peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kabupaten
Bantul meliputi, Kawasan Pantai Selatan, Kabupaten Bantul, Peta Pola

12
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

Ruang Kawasan Pedesaan, Kabupaten Bantul, Peta Pola Ruang Kawasan


Perkotaan, Kabupaten Bantul, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, dan
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
B. Program Persampahan (Komposter, Gropyok Sampah,
Kampung KB Hijau, Sosialisasi, dan Patroli Persampahan)
1. Pengadaan Komposter, Truck Amroll, dan Gerobak Sampah
2. Kegiatan Kerjasama Pengelolaan Sampah dan Launching
3. Patroli Lingkungan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Sampah dan
Penanganan COVID-19
4. Kegiatan Gropyok Sampah dan Kajian Persampahan
5. Pelatihan dan Workshop Pengelolaan Sampah
6. Kegiatan Evaluasi, monitoring, dan Pelaporan
C. Info Lingkungan SUDOKU (Susun Dokumen Lingkungan)
Program Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi Sumberdaya
Alam Dan Lingkungan Hidup info lingkungan SUDOKU (Susun Dokumen
Lingkungan). Rencana usaha/ kegiatan yang tidak wajib AMDAL harus
menyusun dokumen UKL-UPL/DPL atau SPPL.
D. Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
GreenPOTS merupakan kegiatan edukasi kepada masyarakat untuk
menciptakan, mempertahankan, dan memanfaatkan RTH privat yang
ada disekitarnya. Masyarakat diberikan pengetahuan dan penyadaran
bahwa dengan melakukan kegiatan penghijauan dalam skala kecil baik
di rumah maupun komunitas akan berkontribusi langsung dalam
mendukung pencapaian target RTH, serta telah dilaksanakan
pembugaran sebanyak 16 RTH di Kabupaten Bantul.
E. Reboisasi dan penghijauan lingkungan
Kegiatan reboisasi dilaksanakan di dalam kawasan hutan (hutan
negara), sedangkan kegiatan penghijauan dilakukan di luar areal
kawasan hutan (hutan negara) atau di lahan milik masyarakat/petani
(hutan rakyat). Reklamasi lahan bekas penambangan pasir

13
Ringkasan Eksekutif
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2020

dilaksanakan di Dusun Lanteng dan Siluk Desa Selopamioro Kabupaten


Bantul sejumlah pohon 3.200 batang, dengan jenis tanaman mahoni,
munggur, jati, sengon dan petai.
F. Penyelamatan flora fauna dan konservasi kawasan lindung
Pelaksanan progam konservasi pada tahun 2020 yang terlaksana
meliputi, penambahan luasan tutupan vegetasi di kawasan lindung
(sempadan pantai, mata air dan lahan kritis), penanaman bibit tanaman
penghijauan lingkungan srandakan sebanyak 10.000 batang,
penanaman bibit tanaman penghijauan lingkungan sanden sebanyak
4.000 batang, penanaman bibit tanaman sempadan sungai sebanyak
4.000 batang, penanaman bibit tanaman sempadan mata air sebanyak
2.500 batang, penanaman bibit mangrove sebanyak 10.000 batang,
penanaman mangrove sebanyak 10.000 batang.
G. Pelestarian Kearifan Lokal Labuhan dan Merti Dusun.
upaya manusia di dunia untuk hidup selalu berdekatan dengan Alam.
Masyarakat di Kabupaten Bantul terutama di daerah pesisir Parangtritis
dan Pandansimo mengadakan upacara Labuhan. Upacara Labuhan
menurut masyarakat setempat dimaknai sebagai pendekatan diri
kepada Tuhan yang telah menganugerahkan hidup dan alam yang terus
dimanfaatkan oleh manusia
H. Inovasi Produk Hukum Pengelolaan Lingkunga Hidup
Peraturan-peraturan sebagai landasan dalam mewujudkan
lingkungan yang baik sesuai amanat didalam UU no. 32 tahun 2009
sangatlah diperlukan. Sampai dengan tahun 2020, pemerintah
Kabupaten telah mengeluarkan sebanyak 20 produk hukum yang
berkaitan dalam bidang lingkungan hidup.

14

Anda mungkin juga menyukai