Anda di halaman 1dari 4

Buletin Al-Ribaath 17 (2020) 54-57

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Wanita dalam Upaya Peningkatan Kesehatan


Wanita di Desa Sungai Dungun

Sekar Wiji Utami a,* , Anandita Eka Setiadi a


a
Prodi PendidikanBiologi, Fakultas KeguruanDanIlmuPendidikan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
b
Prodi PendidikanBiologi, Fakultas KeguruanDanIlmuPendidikan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia

E-mail: sekarwijiutami32@gmail.com (sekar)

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Kata kunci: Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara
Sistem Reproduksi; fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan
Manusia; dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
Kesehatan; prosesnya. Kurangnya pengetahuan wanita di Desa Sungai Dungun tentang
Penyuluhan. kesehatan reproduksi mendorong peserta KKU untuk membuat program yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan reproduksi. Program
yang dirancang adalah kegiatan penyuluhan sebagai wadah bertanya dan menjadi
informasi agar kaum wanita di Desa Sungai dungun lebih peduli dengan kesehatan
reproduksinya. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan pada hari Senin, tanggal 19
Agustus 2018 puluk 13.00-selesai dihadiri oleh 21 peserta anggota PKK Desa Sungai
Dungun bertempatan di gedung Kepala Desa Sungai Dungun. Penyampaian materi
dilakukan dengan metode ceramah dengan bantuan proyektor dan power point. Pada
saat sesi terakhir dalam penyuluhan dibuat sesi pertanyaan oleh MC. Saat Tanya
jawab berlangsung peserta sangat antusias dalam bertanya dan menyampaikan
pendapatnya, terlihat bahwa peserta aktif ingin tahu lebih banyak mengenai tips dan
trik menjaga kesehatan reproduksi.

1. Pendahuluan

Berdasarkan survei kependudukan tahun 2007, Indonesia masih memiliki angka pernikahan dini yang sangat tinggi dengan
rata-rata 19,1 tahun usia pernikahan. Ini dikarenakan 20,9% remaja perempuan telah hamil diluar nikah, 38,75 melakukan seks
bebas. Survey kesehatan reproduksi remaja putri di beberapa kota besar menunjukkan selama tahun 2011 terdapat 41% telah
melakukan hubungan seksual sebelum nikah. Terdapat kenaikan yang cukup signifikan pada kasus aborsi yang dilakukan remaja
perempuan (Hasanah, 2016). Kuntari (2012) menyebutkan bahwa di Indonesia angka abortus remaja perempuan mencapai 2-2,6
juta kasus pertahunnya atau sekitar 43 kasus aborsi setiap 100 kehamilan usia muda antara 15-24 tahun. Kasus lain berkaitan dengan
problem penyakit menular seksual lainnya adalah meningkatnya jumlah angka penderita dengan HIV/AIDS. Tahun 2012 sebanyak
26.483 kasus HIV/AIDS terjadi pada kelompok usia muda antar 20-29 tahun. Tahun 2013 terdapat 29.031 kasus HIV/AIDS terjadi
pada keompok usia muda.
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan
semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya. Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya Atau
suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya
secara sehat dan aman (Budiono,2014).
S. W. Utami, A.D. Setiadi Buletin Al-Ribaath x (2020) x -x. E-ISSN: 2579-9495, P-ISSN: 1412-7156.

Fungsi memahami kesehatan reproduksi diantaranya adalah mengenal tubuhnya dan organ-organ reproduksinya;
memahami fungsi dan perkembangan organ reproduksi secara benar. Memahami perubahan fisik dan psikisnya; melindungi diri
dari berbagai risiko yang mengancam kesehatan dan keselamatannya; mempersiapkan masa depan yang sehat dan cerah;
mengembangkan sikap dan perilaku bertanggungjawab mengenai proses reproduksi (Hasanah, 2016).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada masyarakat Desa Sungai Dungun pada saat pelaksanaan KKU di desa
tersebut, menunjukkan bahwa hanya sebagian wanita yang ada di Desa Sungai Dungun sadar dan paham akan kesehatan reproduksi
mereka. Beberapa menjawab bahwa tidak ada perlakuan khusus yang mereka lakukan untuk menjaga kesehatan reproduksinya, dan
bahkan masih ada yang tidak tahu bahwa kebiasaan yang mereka lakukan dapat menggangu kesehatan reproduksnya. Hal ini
menunjukkan di Desa Sungai Dungun pemahaman masyarakat tentang seksualitas masih sangat kurang . Kurangnya pengetahuan
ini terlihat dari adanya berbagai ketidaktahuan yang ada di masyarakat tentang seksualitas yang seharusnya dipahami. Sebagian
dari masyarakat masih percaya pada mitos – mitos yang merupakan salah satu pemahaman yang salah tentang seksual. Pemahaman
tentang perilaku seksual remaja merupakan salah satu hal yang penting diketahui sebab masa remaja merupakan masa peralihan
dari perilaku seksual anak – anak menjadi perilaku seksual dewasa. Di desa Sungai Dungun masih banyak riwayat menikah muda
di usia dewasa. Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi wanita di Desa Sungai Dungun agar para
wanita di Desa Sungai Dungun sadar dan dapat menjaga kesehatan reproduksinya.

2. Metode

Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan program KKU UM Pontianak yang dilangsungkan di Desa Sungai Dungun.
Prosedur pelaksanaan pengabdian ini melalui tahapan Persiapan, Perizinan, Penentuan Waktu dan Tempat, Sosialisasi dan Kegiatan
Penyuluhan.
Persiapan yang dilakukan adalah menentukan tema, sasaran, kegiatan dan panitia kegiatan. Perizinan dilakukan dengan
mengirim surat permohonan mengisi acara kepada pemateri, perizinan pelaksanaan kegiatan ke kantor desa, dan pemberitahuan ke
kegiatan yang akan dilakukan kepada LPPM UM Pontianak.
Penentuan waktu dan tempat dilakukan dengan berdiskusi bersama sekretaris desa untuk menyesuaikan jadwal dengan
kegiatan yang ada di desa. Pengabdian ini dilakukan di kantor Desa, Desa Sungai Dungun, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten
Mempawah pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2019 pukul 13.00-selesai. Sosialisasi kegiatan dilakukan dengan menyebarkan
surat pemberitahuan kegiatan kepada ibu-ibu anggota PKK, menyampaikan informasi kegiatan yang biasa dilaksanakan warga
seperti tahlilan, saprahhan, dan srakalan serta seluruh wanita Desa Sungai Dungun. Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah
dan evaluasi dengan Tanya jawab bersama pemateri.
Adapun alur pelaksanaan kegiatan penyuluhan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Persiapan

Perizinan

Penentuan waktu dan tempat

Sosialisasi kegiatan

Penyuluhan

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

55
S. W. Utami, A.D. Setiadi Buletin Al-Ribaath x (2020) x -x. E-ISSN: 2579-9495, P-ISSN: 1412-7156.

3. Hasil dan Pembahasan

Kegiatan penyuluhan ini adalah salah satu bagian dari program kerja KKU UM Pontianak yang dilaksanakan di Desa Sungai
Dungun. Awal kegiatan yang dilakukan adalah persiapan dengan menentukan tema, sasaran kegiatan, dan panitia kegiatan. Tema
yang dipilih dalam kegiatan ini tentang kesehatan reproduksi wanita. Tema ini diambil karena melihat dan mendengar informasi
dari warga, bahwa masih kurang dan masih tabu untuk di bahas mengenai sistem reproduksi ini. Dipilihnya tema sebagai berikut
dimaksudkan arga warga lebih peduli dengan kesehatan organ intim masing-masing dan dapat menjaganya dengan baik. Di Desa
Sungai Dungun banyak sekali kasus pernikahan dini yang masih sering terjadi. Sasaran kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu
anggota PKK Desa Sungai Dungun. Panitia kegiatan yang dibuat adalah MC, dirijen, seksi konsumsi, seksi perlengkapan, bagian
registrasi dan seksi dokumentasi.
Perizinan dilakukan dengan mengirim surat permohonan mengisi acara kepada pemateri, perizinan pelaksanaan kegiatan ke
kantor desa, dan pemberitahuan kegiatan yang akan dilaksanakan kepada LPPM UM Pontianak. Mengirim surat kepada pemateri
untuk mengisi acara kami 3 minggu sebelum rencana pelaksanaan kegiatan. Pemateri yang dipilih adalah ibu Anandita Eka
Setiadi, M.Si. dosen program studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Pontianak. Perizinan dan penentuan tanggal
kegiatan kami lakukan selama dua minggu untuk mencocokkan tanggal kegiatan dengan kegiatan internal desa, serta menyatukan
waktu dengan ibu-ibu anggota PKK. Setelah waktu dua minggu diskusi bersama sekretaris desa akhirnya didapat kesimpulan
bahwa, kegiatan penyuluuhan dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2018 pukul 13.00 dan bertempatan di gedung Kantor Desa
Sungai Dungun. Pemilihan waktu pada pukul 13.00 disesuaikan dengan ketersediaan waktu dari ibu-ibu anggota PKK yang
menjadi anggota. Karena pada pagi hari sebagian ibu-ibu PKK masih bekerja di pabrik kelapa.
Sosialisasi kegiatan dilakukan dengan menyebarkan surat pemberitahuan kegiatan kepada ibu-ibu PKK. Penyebaran surat
dilakukan melalui ketua PKK, sekretaris, bendahara dan ketua bidang dalam PKK. Selain melalui penyebaran surat, sosialisasi
dilakukan juga pada saat ada kegiatan kampong seperti saprahan, srakalan, dan tahlilan. Hal tersebut dilakukan agar informasi
dapat tersebar dengan baik. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan pada hari Senin, tanggal 19 Agustus 2018 puluk 13.00-selesai
dihadiri oleh 21 peserta dari 25 anggota PKK yang ada. Pada saat kegiatan penyuluhan penyampaian materi oleh pemateri
dilakukan dengan metode ceramah dengan bantuan proyektor dan power point yang dibawa oleh pemateri. Pada saat sesi terakhir
dalam penyuluhan dibuat sesi pertanyaan oleh MC. Saat Tanya jawab berlangsung peserta sangat antusias dalam bertanya dan
menyampaikan pendapatnya, terlihat bahwa peserta akfit ingin tahu lebih banyak dalam menjaga kesehatan reproduksi mereka.
Tanya jawab berlangsung dengan tertib. Dengan berakhirnya tanya jawab berakhir pula kegiatan penyuluhan dengan peserta
yang sudah tidak tabu untuk membahas tentang kesehatan reprodusi wanita dan sudah lebih peduli dengan semua itu.

Gambar 2. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

56
S. W. Utami, A.D. Setiadi Buletin Al-Ribaath x (2020) x -x. E-ISSN: 2579-9495, P-ISSN: 1412-7156.

Gambar 3. Foto bersama peserta dan pemateri

4. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan kegiatan penyulihan yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu, latar belakang
masyarakat Desa Sungai Dungun khususnya kaum wanita masih kurang peduli dengan kesehatan reproduksinya dan masih tabu
untuk membahas tentang itu. Dengan dilakukannya penyuluhan ini dapat menjadi informasi bagi mashayarakat Desa Sungai
Dungun khususnya kaum wanita yang masih belum aware dengan kesehatan reproduksi mereka sendiri. Melalui penyuluhan ini
kaum wanita Desa Sungai Dungun sangat antusias dalam proses tanya jawab dalam kegiatan penyuluhan berlangsung.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih diucapkan kepada Kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas
Muhammadiyah Pontianak yang telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan ini, serta Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah
(LPPI) Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah mendiseminasikan artikel pengabdian ini. Kepada Kepala Desa Sungai
Dungun yang telah memfasilitasi kegiatan dan ibu-ibu PKK yang bersedia hadir. Kepada rekan-rekan anggota kelompok KKU
Desa Sungai Dungun atas kerjasamanya.

Daftar Pustaka

Budiono, A.M. 2014. Peran Uks (Usaha Kesehatan Sekolah) Dalam Penyampaian Informasi Kesehatan Reproduksi Terhadap
Siswa Smp Negeri X Di Surabaya. JURNAL PROMKES VOLUME 2 NO. 1
Hasanah, H. (2016). Pemahaman Kesehatan Reproduksi Bagi Perempuan: Sebuah Strategi Mencegah Berbagai Resiko Masalah
Reproduksi Remaja. SAWWA VOLUME 11 N0. 2
Kuntari, T. (2012). Angka Kejadian Aborsi di Indonesia tahun. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UII.

57

Anda mungkin juga menyukai