Dalam penetapam KKM ini masih ada beberapa sekolah atau guru bidang study yang
belum memahaminya. Akibatnya beberapa diantara guru mengalami kesulitan untuk
menetapkam KKM pada Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) atau dulu kita kenal dengan
Rapor.
Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa rambu-rambu
yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah. Adapun rambu-rambu yang dimaksud
adalah :
Dari berbagai rambu-rambu yang ada itu, selanjutnya melalui kegiatan Musyawarah Guru
Bidang Study (MGMP) maka akan dapat diperoleh berapa KKM dari masing-masing bidang
study.
Kemudian dalam menafsirkan KKM dapat pula dilakukan dengan beberapa cara,
dainataranya :
A.Dengan cara memberikan point pada setiap kreteria yang ditetapkan (dalam bentuk %):
Jika indikatyor memiliki Kreteria sebagai berikut: kompleksitas sedang, daya dukung
tinggi, dan intake sedang, maka KKM-nya adalah rata-rata setiap unsur dari kreteria yang telah
kita tentukan. ( Dalam menentukan rentang nilai dan menentuikan nilai dari setiap kreteria
perlu kesepakatan dalam forum MGMP).
Contoh:
Kompleksitas sedang =75, daya dukung tinggi= 90, intake sedang = 70 maka KKM-nya adalah
( 75 + 90 +70) = 78,3
3
c. Dengan cara memberikan pertimbangan profesional judgment pada setiap kreteria
untuk menetapkan nilai :
Jika indikator memiliki kreteria sebagai berikut : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi
dan intake siswa sedang, maka dapat dikatakan bahwa dari ketiga komponen diatas hanya satu
komponen saja yang mempengaruhi untuk mencapai ketuntasan masimal 100 yaitu intake
(sedang). Jadi dalam hal ini guru dapat menetapkan kreteria ketuntasan antara 90-80.
( Pedoman penetapa KKM dar BSNP, 20006)
Karena sesuai dengan peraturan apabila sampai mata pelajaran diperoleh anak berada
dibawah KKM ( tidak tuntas ), maka anak tersebut tidak memenuhi syarat untuk naik kelas,
bila samapi minimimal tiga mata pelajaran yang tidak tuntas.. Artinya kompetensi dasar yang
diharapkan pada siswa tersebut tidak tercapai.
Setelah KKM diperoleh, maka selanjutnya KKM itu dimasukkan pada Laporan Hasil
Belajar Siswa. Dari KKM inilah kita nantinya akan dapat mengetahui apakah siswa tuntas atau
tidak tuntas dalam pencapaian Kompetensi Dasar serta indikator yang diharapkan.
Kalau nilai yang diperoleh siswa berada dibawah KKM maka diartikan bahwa siswa itu belum
tuntas, dan begitu juga sebaliknya bila nilai siswa berada diatas KKM maka siswa tersebut
dinyatakan tuntas dalam pencapaian kompetensi dasar serta indikator-indikator yang
dilaksanakan oleh guru.
Untuk itu, sebelum melaksanakan penilaian maka terlebih dahulu harus ditetapkan KKM
(Kreteria Ketuntasan Minimal ) terlebih dahulu. Selamat merumuskan penetapan KKM di
sekolah masing-masing. )* (Penulis adalah Wakil Kepala Sekolah pada SMP Negeri 2
Sirandorung/ Konselor Sekolah dan Pemerhati Masalah Pendidikan di Tapteng
Teknik Penilaian
A. Teknik Penilaian
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik sebagai sarana
untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik
dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang
dilakukan peserta didik, dan banyaknya/jumlah materi pembelajaran yang sudah disampaikan.
Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk
rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan mudah
digunakan oleh guru, misalnya: (1) tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi atau pengamatan,
(3) wawancara.
Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan
jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) tes objektif, misalnya bentuk pilihan panda, jawaban singkat atau isian, benar salah, dan
bentuk menjodohkan;
2) tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat dilakukan secara
objektif) dan tes uraian non-objektif (penskorannya sulit dilakukan secara objektif).
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya adalah: (1) dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki
peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi
peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran
dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat
menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil tes dapat langsung
diketahui peserta didik. Kelemahannya adalah (1) subjektivitas pendidik sering mencemari hasil
tes, (2) waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama.
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan
pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja. Penilaian tes perbuatan
dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil
yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format
pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan angka-
angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat
disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya
menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara
kelompok digunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan
kelompok.
Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan pendidik untuk mendapatkan informasi tentang
peserta didik dengan cara mengamati tingkah laku dan kemampuannya selama kegiatan
observasi berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada peserta didik secara perorangan atau
kelompok. Dalam kegiatan observasi perlu disiapkan format pengamatan. Format pengamatan
dapat berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2) batas waktu
pengamatan.
Teknik wawancara pada satu segi mempunyai kesamaan arti dengan tes lisan yang telah
diuraikan di atas. Teknik wawancara ini diperlukan pendidik untuk tujuan mengungkapkan atau
menanyakan lebih lanjut hal-hal yang kurang jelas informasinya. Teknik wawancara ini dapat
pula digunakan sebagai alat untuk menelusuri kesukaran yang dialami peserta didik tanpa ada
maksud untuk menilai.
Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel berikut
menyajikan teknik penilaian dan bentuk instrumen.
• Tes simulasi
Asesmen
A. Asesmen Otentik
Guru menggunakan pengamatan singkat untuk mengetahui seberapa baik para siswa menguasai
konsep-konsep dan keterampilan dasar. Sebagian besar pengamatan singkat dimulai dengan
stimulus, seperti soal matemaika, gambar politik, peta, atau kutipandari para ahli. Guru meminta
siswa untuk menginerpretasikan, mendeskripsikan, menghitung, merencanakan, atau
memprediksi. Pengamatan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan pilihan gandayang tingkatnya
agak sulit, atau menggunakan peta konsep. Tehnik seperti ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa bai siswa memahami hubungan-hubungan antar konsep.
c) Open-Response Questions
Pertanyaan dengan jawaban terbuka, seperti pengamatan singkat. Meminta siswa untuk
menggunakan pertanyaan dan dorongan untuk memberikan respon. Respon-respon tersebut
termasuk;
- jawaban pendek/singkat secara tertulis atau pun lisan
- penyelesaian matematika
- menggambar
- diagram, peta, atau grafik
d) Portofolio
Merupakan dokumen selama pembelajaran berlangsung dalam jangka panjang yang akan menjad
bahan pertimbangan untuk kemajuan dan pelajaran siswa tentang harga diri penilaian dirinya
sendiri, editing, dan revisi. Portofoliodari seorang siswa dapat berupa;
- Jurnal dan tulisan refleksi
- Perbaikan oleh teman sebaya
- Karya seni, diagram, peta, dan grafik
- Laporan kelompok
- Catatan dan garis besar tentang siswa
- Konsep-konsep kasar dan tulisan yang telah diperbaiki.
e) Self-Assessment
Menilai diri sendiri menuntut siswa untuk mengevaluasi partisipasi mereka, proses dan hasilnya.
Pertanyaan-pertanyaan evaluasi adalah merupakan peralatan dasardari menilai diri sendiri. Siswa
dapat memberi jawaban berupa lisan atau tulisan
Contoh; Bagian manakah dari proyek ini yang terasa sulit bagimu ?
Apa yang dapat kamu pelajari dari tugas ini ?
A. Bentuk Tagihan
Bentuk tagihan berkaitan erat dengan tujuan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan
indikator hasil belajar yang ingin dicapai. Data dalam bentuk formatif dihimpun
menggunakan tes formatif dalam bentuk kuis, pertanyan lisan, ataupun ulangan harian
sepanjang semester. Datanya diolah dan digunakan untuk memperoleh masukan tentang
tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Data penilaian sumatif di himpun
melalui tes sumatif pada akhir semester/akhir tahun. Hasilnya diolah dan digunakan
untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik untuk pelajaran tertentu.
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan
peserta didik dalam penguasaan kompetensi dasar diperlukan adanya berbagai penilaian.
Setiap jenis penilaian memerlukan seperangkat jenis penilaian.
Seperangkat bentuk tagihan yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Kuis
Digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prinsip dari pelajaran yang lalu secara
singkat, bentuknya isian singkat dan dilakukan 5-10 menit biasanya sebelum pelajaran
dimulai. Hal ini dilakukan agar peserta didik mempunyai pemahaman yang cukup
mengenai pelajaran yang diterima, sekaligus juga untuk membangun hubungan antara
pelajaran yang lalu dengan yang akan dipelajari (apersepsi).
2. Pertanyaan lisan
Digunakan untuk mengungkap penguasaan peserta didik tentang pemahaman mengenai
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
3. Ulangan harian dan ulangan blok (formatif)
Dilakukan secara periodik pada akhir pengembangan kopetensi, untuk menganggap
penguasaan kognitif peserta didik sekaligus untuk menilai keberhasilan penggunaan
berbagai perangkat pendukung pembelajaran.
Pada ulangan harian dilaksanakan setelah mempelajari satu kompetensi dasar sedangkan
ulangan blok gabungan beberapa kopetensi dasar.
4. Tugas individu
Dilakukan secara periodik untuk diselesaikan oleh setiap peserta didik dan dapat berupa
tugas di kelas atau di rumah. Tugas individu dipakai untuk mengungkap kemampuan
teoritis dan praktis penguasaan hasil belajar dalam penggunaan media, stategi dan rosedur
tertentu.
5. Tugas kelompok
Digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya memecahkan
masalah, sekaligus juga untuk membagun sikap kebersamaan pada diri peserta didik.
Tugas kelompok ini akan lebih baik kalau diarahkan pada penyelesaian mengenai hal-hal
yang bersifat empirik dan kausatik.
6. Ulangan semester (sumaitf tes)
Digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir program semester.
Kompetensi yang diujikan berdasarkan kisi-kisi yang mencerminkan kompetensi dasar,
hasil dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang dikembangkan dalam semester
yang bersangkutan.
7. Ujian akhir
Untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai materi pada suatu bidang
studi tertentu. Pemilihan kompetensi ujian harus mengacu pada komptensi dasar,
berkelanjutan, memiliki nilai aplikatif, atau dibutuhkan untuk belajar pada bidang lain
yang relevan.
8. Responsi atau ujian praktik
Digunakan untuk mata kuliah yang ada kegiatan praktiknya.
B. Teknik Penilaian
Ada beberapa teknk atau cara dalam penilaian berbasis kelas, yakni:
1. Penilaian Tes Tertulis (Peper and Pencil Test)
Penilaian tes tertulis sangat efektifuntuk mengukr kemampuan penguasaan materi
(kognitif).
Tes tertulis secara umum ada 2 macam :
· Tes obyektif : pilihan ganda (multiple choise), Benar-Salah (True-false), menjodohkan
(Matcing), isian singkat (short answer), melengkapi (completion).
· Tes uraian (esai) : uraian terbatas atau terstruktur dan uraian bebas.
Langkah langkah konstruksi tes
Konstruksi dan pengembanngan tes dimaksudkan untuk memperoleh tes valid sehingga
hasil ukur dapat mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi yang dicapai
peserta tes setelah selesai mengikuti proses pembelajaran.
Langkah langkah konstruksi tes yang ditempuh adalah sebagai berikt:
1) Menetapkan tujuan tes
a) Evaluasi belajar pada akhir program (harian, semesteran, kelulusan)
b) Seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke sekolah lebih lanjut
c) Diagnosis kesulitan belajar (tes diagnostik)
Untuk evaluasi bersifat akhir diperlukan tes yang terdiri atas butir-butir yang mudah
sampai yang sukar, tes samacam ini merupakan Master Test.
2) Analisa kurikulum/Analisis Kompetensi
Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan bobot setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar sebagai acuan dalam menentukan jumlah item atau butir soal baik soal
obyektif maupun soal bentuk uraian pada setiap materi pokok.
3) Membuat kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang membuat criteria tentang soal-soal yang
diperlukan oleh suat tes atau ujian. Kisi-kisi atau blueprint atau tabel of specification
bermanfaat untuk menjamin sampel soal yang baik, dalam arti mencakup semua
kompetensi secara proporsional.
kriteria kisi-kisi yang baik:
a) Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat
b) Komponennya banyak dan rinci
c) Komponennya jelas dan mudah dipahami
d) Dapat disusun soalnya
6) Reproduksi soal
Tes yang dibuat diperbanyak dalam jumlah yang cukup menurut jumlah sampel uji coba
atau jumlah peserta yang akan mengerjakan tes tersebut dalam suatu kegiatan uji coba
tes.
7) Uji coba tes
Res yang diproduksi atau diperbanyak itu diujicobakan pada sejumlah sampel yang telah
ditentukan.
8) Analisis Hasil Uji Coba
Berdasarkan data hasil uji coba dilakukan analisis meliputi validitas butir tingkat
kesukaran, dan fungsi pengecoh. Soal yang tidak valid akan di drop dan soal yang valid
akan ditetapkan atau dirakit menjadi tes yang valid.
9) Revisi Soal
Soal-soal yang valid berdasar kriteria validitas empirik dikonfirmasikan dengan kisi-kisi.
10) Merakit soal menjadi tes
Soal soal yang valid dan telah mencerminkan semua pokok bahasan saerta aspek
kemampuanyang hendak diukur dapat dirakir menjadi sebuah tes yang valid.
Dalam tes tertulis dapat digunakan beberapa bentuj butir soal, yaitu
a. Tes bentuk (objective test), yang terdiri dari butir
(1) Soal pilihan ganda (multiple choice)
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau
paling tepat.
(2) Benar-Salah (true-false)
Adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan. Sebagian pernyataan itu
merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah.