Anda di halaman 1dari 8

PROSES PENENTUAN KKM

A. Latar Belakang :

 Ketuntasan belajar : Tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta didik mengikuti pembelajaran
 Pertama dikenal dengan SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimal)
 Dilanjutkan dengan istilah KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal)
 Didasari oleh paradigma Kurikulum KBK menuju pada KTSP
 Salah-satu filosofis KTSP

B. Pengertian :

KKM adalah batas minimal ketercapaian kompotensi pada setiap aspek penilaian
mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik.

C. Bagaimana Cara Menentukan KKM

KKM dibuat berdasarkan analisis 3 (tiga) hal yaitu :


a. Teknik memberikan poin pada setiap aspek:
1. Tingkat Kerumitan (kompleksitas) dengan ketentuan:
Tinggi = 1
Sedang = 2
Rendah = 3
2. Daya Dukung dengan ketentuan :
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1
3. Intake Siswa dengan ketentuan :
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1

Adapun proses penentuan KKM sebagai berikut :


JUMLAH SKOR PEROLEHAN X 100
JUMLAH SKOR MAKSIMAL
Penentuan KKM diperoleh dari KKM indikator menjadi KKM KD kumpulan KKM KD menjadi KKM SK dari
KKM SK menjadi KKM Mata Pelajaran, kumpulan KKM mata pelajaran diperolehlah KKM sekolah. Jika
dipandang perlu menentukan KKM kabupaten dapat diperoleh dari KKM sekolah.
b. Dengan teknik memberikan rentang nilai pada setiap aspek/kreteria :
a. Kompleksitas :
Tinggi : 50-65
Sedang : 66- 80

[Type text] Page 1


Rendah : 81-100
b. Daya dukung :
Tinggi : 85-100
Sedang : 70-84
Rendah : 55-69
c. Intake (tingkat kemampuan rata-rata siswa)
Tinggi : 80-100
Sedang : 60-79
Rendah : 40-59

D. Muaranya :

Bila belum mencapai KKM :


pakan program pembelajaran yang membantu peserta didik

a. Remedial :

Merupakan program pembelajaran yang membantu peserta didik mencapai atau menguasai kompetensi dasar
dengan KKM yang ditetapkan.
Bentuk : penugasan atau tes
Penugasan :

1. Penugasan terstruktur (Kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa dirancang oleh guru batas
penyelesaian ditentukan oleh pendidik)

2. Kegiatan Mandiri tidak terstruktur (Kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa dirancang oleh
pendidik batas penyelesaian ditentukan oleh peserta didiK)

Namun batas waktu maksimal penyelesaian tugas terstruktur dan mandiri tidak terstruktur 50% dari jumlah waktu
kegiatan tatap muka.

B. Penghayaan :

Program pendalaman materi yang diberikan kepada peserta didik, yang sudah mencapai KKM agar peserta didik
yang bersangkutan memiliki kompetensi yang lebih luas dan tinggi.
Analisis Kreteria KKM :

1. Kompleksitas :
a. Cakupan materi
b. Tingkat kesukaran
c. Tingkat Kerumitan

[Type text] Page 2


2. Daya Dukung

a. Sarana
b. Kurikulum
c. Pengelolaan/Manajemen
d. Pembiayaan
e. SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
3. Intake

a. Nilai ujian SD atau nilai lain yang relevan


b. Nilai Rapor
c. Nilai atau hasil belajar siswa yang mendukung penyusunan KKM

Sebagai catatan :
Dengan adanya jenjang KKM, maka fungsi dari KKM diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pemetaan kemapuan siswa


2. Untuk mengetahui ketercapaian tercapainya pembelajaran dalam satu atau lebih kompetensi dasar.
3. Untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran dalam satu standar kompetensi atau lebih
4. Sebagai tolak ukur ketercapaian siswa dalam satu semester
5. Sebagai tolak ukur ketercapaian hasil belajar siswa dalam penentuan kenaikan kelas
6. Sebagai tolak ukur dalam ketercapaian hasil belajar sebagai salah-satu penentuan kelulusan siswa

Melihat begitu pentingnya fungsi KKM, maka proses penentuan KKM, sangat mutlak harus dipahami secara
mendetail.

CARA PENENTUAN NILAI KKM

Bagaimana Menetapkan KKM?

KKM yang merupakan singkatan dari Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu tuntutan dari
kurikulum KTSP yang berlaku sejak tahun 2006 di Indonesia. Tuntutan ini merupakan kriteria untuk menentukan
kelulusan peserta didik. Jika nilai peserta didik berada di atas atau sama dengan KKM maka peserta didik
dinyatakan lulus, dan sebaliknya jika nilai peserta didik di bawah KKM, maka peserta didik itu belum dapat
dikatakan sudah lulus. Jadi kita sebagai guru harus melihat pentingnya KKM dalan kurikulum KTSP. Pada jaman
dulu, penilaian menggunakan sistem merah atau tidak. Nilai di bawah 6 dianggap merah dan nilai 6 ke atas
dianggap sudah baik. Sekarang tidak lagi demikian.

Tanpa nilai KKM, maka guru tidak punya acuan menentukan siswa lulus atau tidak. Siswa mendapat nilai
50 pun bisa dianggap lulus jika KKM yang ditetapkan sebesar 50 dan siswa dengan nilai 70 juga bisa tidak lulus
jika KKM yang ditetapkan sebesar 75. Satu lagi yang penting, yaitu guru tidak bisa menentukan KKM mata
pelajaran dengan metoda kira-kira atau asal menebak saja. Ada kriteria-kriteria tertentu untuk dapat menentukan
KKM. Tulisan ini akan merangkum seluk-beluk penentuan KKM dengan ringkas tanpa teori-teori yang njlimet
dengan harapan semua guru yang membaca tulisan ini langsung dapat menentukan KKM mata pelajarannya
sendiri dengan benar. Hanya saja saya mohon maaf jika contoh-contoh yang saya gunakan saya ambil dari mata
pelajaran Fisika SMA/MA karena saya adalah seorang guru Fisika SMA.

Pertama-tama yang perlu kita ketahui adalah tingkatan-tingkatan KKM, yaitu :

[Type text] Page 3


1. KKM Indikator

2. KKM Kompetensi Dasar

3. KKM Standar Kompetensi

4. KKM Mata Pelajaran selama 1 Semester atau 1 Tahun

5. KKM seluruh mata pelajaran (atau KKM Satuan Pendidikan)

Tingkatan tersebut berurutan, artinya tanpa ada KKM Indikator, tidak mungkin ada KKM Kompetensi
Dasar, dan tanpa ada KKM Kompetensi Dasar, tidak mungkin ada KKM Standar Kompetensi, dan seterusnya.
KKM Satuan Pendidikan adalah rata-rata dari seluruh KKM setiap Mata Pelajaran, sehingga semua guru yang
mengajar harus dapat memberikan KKM mata pelajarannya kepada pihak sekolah. Jika satu mata pelajaran saja
belum ada KKM-nya, maka perhitungan KKM Satuan Pendidikan tidak bisa dihitung.

Jadi, guru harus mulai menghitung KKM-nya berdasarkan KKM yang paling awal, yaitu KKM Indikator, jadi
minimal, guru harus mempunyai indikator yang selalu tercantum dalam silabus mata pelajaran. Karena Standar Isi
KTSP yang diberikan oleh Pemerintah hanyalah berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar saja, maka
setiap guru harus dapat membuat indikatornya masing-masing. Indikator ini berfungsi utuk membuat soal-soal
ujian, karena semua soal ujian harus bertolak dari indikator yang dibuat oleh guru tersebut. MGMP (Mus yawarah
Guru Mata Pelajaran) telah mempermudah hal ini dengan memberikan acuan indikator yang seragam
berdasarkan hasil musyawarah bersama para guru mata pelajaran di setiap sekolah di suatu wilayah (misalnya :
MGMP Fisika Kota Bandung), meskipun demikian, guru mata pelajaran dapat menambahkan atau mengurangi
indikator dari MGMP tersebut sesuai tujuannya sendiri (atau membuat sendiri indikatornya) karena itulah inti dari
KTSP, yaitu memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada Tingkat Satuan Pendidikan (contoh : SMA, SMP,
MA, dll) untuk dapat mengembangkan kurikulumnya sendiri. Indikator yang ditentukan oleh MGMP hanyalah
bersifat acuan saja.

Untuk permasalahan indikator, saya menganggap semua guru sudah memilikinya sehingga saya tidak akan
membahas cara membuat indikator di tulisan ini. Nah, sekarang bagaimana cara menentukan KKM Indikator?
Setidaknya guru harus memperhitungkan 3 aspek yang sangat penting, yaitu :

1. Tingkat Kompleksitas => Berhubungan dengan tingkat kesukaran dari suatu indikator

2. Daya Dukung Sekolah => Berhubungan dengan fasilitas sarana/prasarana dari sekolah masing-masing

3. Intake (Tingkat Kemampuan) Siswa => Berhubungan dengan kemampuan siswa sendiri.

Jadi, ketiga aspek dari KKM telah mencakup 3 segi yang penting, yaitu dari segi pelajaran itu sendiri, dari segi
pihak sekolah dan dari segi siswa, sehingga nilai KKM untuk setiap indikator berbeda, juga nilai KKM untuk setiap
pelajaran berbeda bahkan juga nilai KKM untuk semester 1 dan semester 2 dari pelajaran yang sama juga
berbeda. Perbedaan nila KKM ini perlu disadari oleh guru karena setiap indikator memiliki tingkatan-tingkatan
yang berbeda baik dari segi kesukaran pejarannya, daya dukung sekolah atau kemampuan siswanya.

Contoh :

Mata pelajaran Fisika SMA Kelas XI Semester 2


Standar Kompetensi :

2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah

Kompetensi Dasar :

2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II
Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegarIndikator :

2.1.1 Menerapkan dan memformulasikan konsep torsi pada berbagai bentuk benda tegar yang berhubungan
dengan rotasi benda itu

[Type text] Page 4


2.1.6 Menganalisis masalah dinamika rotasi benda tegar dalam berbagai keadaan dengan menggunakan prinsip
torsi, hukum II Newton maupun kekekalan energi

Perhatikan kedua indikator yang berasal dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sama. Guru Fisika
pasti mengerti perbedaan jelas dari kedua indikator tersebut. Indikator yang pertama (nomor 2.1.1) jauh lebih
mudah dibandingkan indikator kedua (nomor 2.1.6), karena indikator kedua membutuhkan analisis gaya dan
analisis torsi yang tidak mudah, karena itu dari segi tingkat kompleksitas, indikator no. 2.1.6 labih tinggi daripada
indikator no. 2.1.1.

Segi daya dukung sekolah juga harus diperhitungkan dalam menilai KKM, dari contoh di atas, tentu setiap
sekolah akan berbeda-beda pendukungnya. Dukungan tersebut antara lain :

1. Buku pelajaran yang merata pada semua siswa

2. Modul pelajaran yang dibuat sendiri oleh guru

3. Metode pembelajaran yang sesuai dengan materi

4. Alat-alat Demo yang sesuai dengan materi

5. Alat-alat eksperimen

6. Animasi komputer (file flash, file swf, file mpg, dll) beserta komputer/note book dan proyektor LCD yang
mendukung.

7. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak dalam kelas.

8. Suasana kelas yang menyenangkan.

9. Dll.

Sekolah yang memiliki dukungan-dukungan tersebut tentu dapat memberi poin yang lebih pada segi ini
dibandingkan sekolah yang hanya mempunyai 1 atau 2 pendukung-pendukung tersebut. Inilah sebabnya
penentuan KKM tidak bisa hanya melalui forum MGMP, karena tidak semua sekolah merata dalam hal daya
dukung.

Satu segi lagi adalah dari Intake siswa atau kemampuan dasar siswa. Bagi sekolah-sekolah yang memberikan
kriteria penerimaan siswa dari rata-rata nilai yang tinggi tentu akan berbeda dengan sekolah-sekolah yang
menetapkan kriteria penerimaan siswa dari rata-rata yang lebih rendah. Ini juga yang menyebabkan guru setiap
mata pelajaran harus dapat membuat nilai KKM-nya sendiri. Juga aspek intake siswa juga perlu memperhatikan
gaya belajar siswa. Ada siswa yang gaya belajarnya kinestetik, gaya belajar audio maupun gaya belajar visual.
Jika materi pelajaran yang disajikan dengan metode tertentu sudah sesuai dengan gaya belajar siswa atau kelas,
maka kita bisa mengharapkan nilai yang tinggi pada aspek ini untuk indikator yang tertentu

Setelah kita mengerti hal ini, marilah kita melangkah lebih jauh untuk dapat membuat sendiri nilai KKM untuk
mata pelajaran kita masing-masing.

Langkah 1 Buat indikator (berdasarkan SK dan KD pada standar isi)

Langkah 2 Buat KKM untuk setiap indikator berdasarkan 3 aspek (Tingkat kompleksitas, daya dukung
sekolah dan intake siswa)

Langkah 3 Buat KKM KD, yaitu rata-rata seluruh KKM Indikator pada KD tersebut.

Langkah 4 Buat KKM SK, yaitu rata-rata seluruh KKM KD pada SK tersebut.

[Type text] Page 5


Langkah 5 Buat KKM Semester, yaitu rata-rata seluruh KKM SK pada semester tersebut.

Langkah yang pertama tidak akan dibahas pada postingan ini karena saya menganggap
semua guru sudah memiliki indikator di silabus mereka masing-masing.

Langkah ketiga sampai kelima hanyalah merata-ratakan nilai dari langkah yang sebelumnya, sehingga tidak usah
dibahas dengan detil di sini.

Yang sangat perlu dibahas dengan detil adalah langkah ke-2, yang merupakan dasar dari seluruh KKM yang ada.
Untuk setiap indikator, harus dianalisa tiga aspek KKM. Setiap aspek KKM memiliki cara penilaian yang berbeda.
Setidaknya ada dua cara menilai KKM indikator. Perhatikan contoh di bawah ini :

Menilai KKM menggunakan skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran

Perhatikan aspek penilaian Kompleksitas, semakin tinggi kompleksitas maka nilainya semakin rendah. Hal
ini berbeda dengan daya dukung dan intake siswa, semakin tinggi daya dukung, semakin tinggi juga
nilainya. Demikian juga dengan intake siswa, semakin tinggi kemampuan siswa, maka smakin tinggi juga
nilainya. Nilai-nilai di atas yang menyatakan mana nilai yang tinggi, sedang maupun rendah, bukanlah nilai yang
mutlak, karena nilai tersebut bisa ditetntukan oleh guru itu sendiri, oleh kumpulan guru mata pelajaran, oleh pihak
sekolah maupun oleh MGMP, jadi nilai yang ada di atas hanyalah sekedar gambaran saja.

Cara yang kedua dapat juga dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan. Cara ini
lebih mudah daripada cara pertama, tetapi cara pertama lebih teliti daripada cara kedua.

Perhatikan penilaian kompleksitas yang berkebalikan dengan penilaian daya dukung maupun intake siswa.

Setiap indikator yang ada harus diberikan tiga penilaian di atas lalu jika hasilnya dirata-ratakan, maka jadilah yang
namanya KKM indikator. Mudah kan???

Untuk penilaian cara kedua, jangan lupa untuk merata-ratakan sehingga diperoleh nilai tertinggi seratus,
untuk itu perlu membagi dengan 9.

Contoh : Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik
sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

(1 + 3 + 2)/9 x 100 = 66,7

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

Contoh dari mata pelajaran fisika untuk satu Kompetensi Dasar :

Mata Pelajaran : FISIKA


Kelas/semester : XI IPA / semester 2
Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyeles aikan
masalah

Untuk diperhatikan, nilai KKM SK (Standar Kompetensi) belum bisa ditentukan karena perlu mengetahui nilai
KKM KD (Kompetensi Dasar) dulu dengan lengkap, karena pada SK tersebut, ada 2 KD. Tabel di atas hanya
memperhitungkan satu KD saja. Demikian juga dengan KKM Semester yang adalah rata-rata dari KKM SK, harus
menghitung dulu KKM SK pada semester 2 tersebut, yaitu ada 2 SK, maka KKM semester bisa dihitung.

Untuk melihat nilai KKM lengkap semester 2 kelas XI IPA SMA dalam pelajaran fisika, ..

Dengan tetap mengingat bahwa nilai aspek daya dukung dan intake siswa pasti berbeda untuk tiap sekolah
meskipun nilai kompleksitas mungkin sama.

[Type text] Page 6


Untuk kelas X di semester awal, tentu kita tidak bisa mengetahui bagaimana intake siswa yang sesungguhnya,
karena itu bisa dicari dengan beberapa cara :

1. Dengan mengambil dulu nilai minimal sebagai batas masuk sekolah tersebut.

2. Dengan melihat nilai pretest untuk masuk ke sekolah (jika ada)

3. Dengan melihat nilai raport SMP dari siswa secara rata-rata

4. Dengan mengadakan pretest sendiri

Tips Cara Sukses Mengerjakan Soal Ujian Nasional

Tujuan Ujian Nasional Pertama, menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Kedua mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu. Sedangkan hasil UN digunakan
sebagai salah satu pertimbangan untuk : pemetaan mutu satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan
berikutnya, penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan dasar pembinaan dan pemberian bantuan
kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Karena itu dalam menghadapi Ujian Nasional perlu beberapa tips yang dapat membantu mengerjakan soal-soal.
Beberapa hal yang menjadi tips cara sukses bagi pelajar dalam menyiapkan Ujian Nasional adalah:

a. Kuasai Materi Pelajaran, dengan pelajari materi apa yang akan diujikan, belajarlah dengan menggunakan
teori-teori singkat yang mudah dipahami, dimengerti dan diingat dalam waktu cepat serta pelajari soal-soal Ujian
Nasional sebelumnya, lalu bandingkan satu atau dua tahun terakhir dengan indikator yang akan keluar.

b. Siapkan mental dan fisik, dengan kesiapan mental yang kuat maka saat melaksanakan Ujian Nasional, pelajar
akan menghadapinya dengan tenang, percaya diri, dan tidak dalam kondisi yang takut atau stress

kondusif agar anak terhindar dari suasana tekanan.

c. Tingkatkan motivasi belajar, dalam menghadapi Ujian Nasional sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya
motivasi pelajar dalam mempersiapkan diri. Pelajar akan memiliki semangat belajar yang dahsyat manakala
memiliki motivasi yang kuat dan hebat

d. Siapkan keterampilan teknis

Keterampilan teknis yang dimaksud adalah siswa dibekali tidak hanya menguasai materi dan kesiapan mental juga
harus menguasai keterampilan teknis lainya, antara lain :

1) Keterampilan mengerjakan lembar jawaban computer

Ujian Nasional tahun 2011 diprediksi masih menggunakan lembar jawaban komputer dengan sistem silang.
Keterampilan menjawab soal melalui Lembar Jawaban ini juga sangat menentukan hasil Ujian Nasional pelajar.

Misalnya apabila pengisian biodata salah, penomoran peserta salah termasuk cara memberi silang dan menghapus
jawaban yang diganti ikut menentukan hasil Ujian Nasional pelajar. Oleh karena itu tips untuk keterampilan ini
adalah selalu mengikuti kegiatan-kegiatan try out secara rutin.

2) Keterampilan menjawab soal-soal

Keterampilan teknis ini sangatlah penting untuk dikuasai pelajar dalam menjawab soal-soal Ujian Nasional.
Menguasai keterampilan menjawab soal ini dimaksud agar pelajar dapat mengerjakan soal-soal dengan cepat, tepat

[Type text] Page 7


dan benar dalam waktu yang singkat, sehingga waktu yang tersedia selama 120 menit dapat dimanfaatkan bukan
hanya mengerjakan soal tetapi juga sampai pada pemeriksaan dan pengerjaan ulang soal Ujian Nasional.

Bagian yang sangat penting untuk menyiapkan siswa sukses UN adalah dengan tetap berdoa karena sesungguhnya
manusia itu hanya berusaha dengan semaksimal mungkin dan keputusan akhir yang paling menentukan adalah
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

[Type text] Page 8

Anda mungkin juga menyukai