Anda di halaman 1dari 9

Analisis Perangkat Pembelajaran

1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan
acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta
didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM harus ditetapkan sebelum awal
tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak
lulus pembelajaran. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa
satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik
atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
 Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) menurut Hamdany (2020) adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat
diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus
memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam
bentuk pemberian layanan remidial atau layanan pengayaan.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian
mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar ( KD ) dan indikator ditetapkan KKM yang
harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan
hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM
sebagai tolok ukur.
d. Merupakan kontrak pedagodik antara pendidik dengan peserta didik dan antara
satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM
merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta
didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua.
e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk
melampui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan
salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program
pendidikan.
 Adapun tahapan penetapan KKM adalah sebagai berikut:
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake
peserta didik. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM
mata pelajaran.
b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh
kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian
c. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan
d. KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik
 Langkah dalam penentuan KKM mata pelajaran pada satuan Pendidikan sebagai
berikut:
a. Menghitung jumlah KD tiap mata pelajaran di masing-masing tingkat kelas dalam 1
tahun Pelajaran.
b. Menentukan nilai Intake (karakteritik peserta didik), kompleksitas (karakteristik
mata pelajaran) dan daya dukung (satuan pendidikan) yang dimiliki baik siswa
maupun sekolah.
Table1.1 Kriteria dan Skala penetapan KKM
Aspek yang Dinilai Kriteria dan Skala Penilaian
Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
1 2 3
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
1 2 3
Tinggi Sedang Rendah
Intake Peserta Didik
1 2 3
Adapun cara menghitung nilai KKM adalah:
jumlah total setiap aspek
KKM = ×100
jumlah total aspek
Berikut contoh KKM yang diperoleh dari guru mata pelajaran Biologi SMAN 1 Mataram

Berdasarkan KKM yang dijabarka oleh Ibu Fatmi tersebut telah sesuai dengan tahapan
pertama pada penyusunan KKM yaitu menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta
didik. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD dan KKM mata pelajaran. Akan
tetapi tidak ada penjabaran KKM untuk SK.

2. Analisis Minggu Efektif


Analisis minggu efektir merupakan perthitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun
pelajaran berlangsung. Minggu efektif adalah jumlah minggu kalender pendidikan yang
dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Selain minggu efektif, terdapat juga minggu
tidak efktif. Minggu tidak efektif merupakan banyaknya pekan yang terdapat dalam kalender
pendidikan, tetapi tidak dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran terstruktur di kelas.
Analisis minggu efektif perlu disusun oleh guru untuk pedoman waktu dalam merencanakan
pembelajaran selama satu semester pada tahun pelajaran tertentu, yang meliputi minggu
dalam kegiatan pembelajaran tiap semester sesuai dengan ketentuan kalender pendidikan.
Minggu efektif untuk tiap semester selalu berubah-ubah sesuai kalender tahun berjalan.
Perincian minggu efektif diperlukan dalam penyusunan perangkat pembelajaran, karena
menjadi penentu awal pembuatan Program Tahunan (Prota) dan Program Semester
(Prosem).
Adapun manfaat menghitung minggu efektif adalah sebagai berikut:
a. Pedoman guru untuk distribusi alokasi waktu pada penyusunan Program Tahunan (Prota)
dan Program Semester (Promes).
b. Untuk menentukan hari-hari yang tidak efektif dalam satu pekan.
c. Untuk memudahkan guru menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
d. Untuk membantu memudahkan guru dalam pembuatan RPP pada satu pekan.
e. Sebagai acuan dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas.
Pada umumnya perhitugan minggu efektif terdiri dari tiga bagian, yaitu identitas mata
pelajaran, perhitungan alokasi waktu, dan distribusi alokasi waktu.
a. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi komponen: satuan Pendidikan, Mata Pelajaran,
Kelas/Program, Semester dan Tahun Pelajaran.
b. Perhitungan alokasi waktu
Di dalam melakukan perhitungan alokasi waktu, maka perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
 Jumlah bulan dalam tiap semester
Jumlah bulan dalam tiap semester selalu tetap, yaitu enam bulan per semester. 
Semester Ganjil dimulai dari bulan Juli sampai dengan Desember, sedangkan
semester Genap dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni.
 Jumlah minggu dalam setiap bulan
Jumlah pekan dalam setiap bulan disesuaikan dengan kalender resmi dari
pemerintah. misalnya bulan Januari tahun 2017 terdiri dari lima minggu, bulan
Februari tahun 2017 terdiri dari empat minggu, dan seterusnya.
 Jumlah minggu dalam tiap semester
Jumlah minggu dalam tiap semester ditentukan oleh total seluruh minggu tiap bulan
pada satu semester.
 Jumlah minggu tidak efektif dalam tiap semester
Jumlah minggu tidak efektif dalam tiap semester dihitung dengan memperhatikan,
beberapa kegiatan sesuai yang ditetapkan dalam kalender pendidikan. Misalnya,
libur awal semester, libur ujian nasional, libur awal puasa, libur awal puasa, libur
hari raya idul fitri, dan seterusnya.
 Jumlah minggu efektif dalam tiap semester
Jumlah minggu efektif dalam tiap semester dihitung berdasarkan rumus berikut.
Jumlah minggu efektif = Jumlah minggu per semester – jumlah minggu tidak efektif.
 Jam pelajaran tiap minggu
Jam pelajaran (JP) tiap minggu sudah diatur sesuai kurikulum yang berlaku,
berdasarkan permendikbud nomor 22 tahun 2016, alokasi waktu pelajaran untuk
jenjang SMA/SMK adalah 45 menit per jam pelajaran. Untuk mata pelajaran IPA
(Biologi, Fisika dan Kimia) jumlah jam pelajaran dalam seminggu adalah 3JP untuk
kelas X, 4JP untuk kelas XI dan 4JP untuk kelas XII.
 Jumlah jam pelajaran efektif
Jumlah jam pelajaran efektif (JP Efektif) dihitung berdasarkan rumus berikut.
JP Efektif = Jumlah Minggu Efektif x Jumlah JP Per Minggu.
c. Distribusi Alokasi Waktu
Distribusi alokasi waktu berisi rencana pembagian waktu (alokasi waktu) dalam
pembelajaran tiap kompetensi dasar yang akan disusun dalam Rencana Pelaksanaan
Pelajaran (RPP). Misalnya sebuah Kompetensi Dasar membutuhkan 8 jam pembelajaran,
maka alokasi waktunya adalah 8 JP dengan empat kali pertemuan dalam satu minggu.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, analisi minggu efektif telah sesuai dengan teori
yang ada, dimana terdiri dari tiga bagian, yaitu identitas mata pelajaran, perhitungan alokasi
waktu, dan distribusi alokasi waktu. Pada analisi minggu efektif yang dibuat, terdapat
kelebihan yaitu guru menampilkan jumlah jam pelajaran dalam semester tersebut serta
jumlah jam pelajaran berdasarkan silabus dan pada bagian akhir dituliskan pula kesimpulan
dari penjabaran analisis minggu efektif apakah materi dan jam biologi mencukupi atau tidak
selama satu semester tersebut sesuai dengan minggu efektif.

C. Analasis Program
Analisis program merupakan prota yang memuat gambaran pembelajaran dan penjabaan
yang inin diraih selama satu semester. Program pembelajaran juga disesuikan dengan alokasi
waktu dan disesuikan dengan jam pelajaran efektif yang telah dianalisis pada analisis
minggu efektif.

Distribusi minggu efektif yang dibuat telah sesuai dengan analisis minggu efektif yg telah
dibuat sebelumnya. Diberi keterangan pula kapan minggu efektif tersebut dalam setiap
bulannya serta kapan waktu pramuka, PLS dan PAS. Hal ini dapat mempermudah guru
untuk melakukan proses pembelajaran sehingga menjadi terarah dan mencapai tujuan yang
diharapkan.
D. Silabus
Berdasarkan Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang sdandar proses, Silabus diartikan
sebagai acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.
Silabus paling sedikit memuat:
 Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
 Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
 Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
 Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
 Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
 Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
 Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
 Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
 Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu
semester atau satu tahun;
 Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.

Negeri, S. S. (2017). Peningkatan Kinerja Guru Dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
Melalui Pembinaan Dan Pendampingan. IJER-Indonesian Journal on Education and
Research, 2(4).

Anda mungkin juga menyukai