Anda di halaman 1dari 24

PENILAIAN (KRITERIA

KKM, MODEL KKM,


REMEDIAL, DAN
PENGAYAAN)
KElOMPOK 2
Qaysa
Ridwan Najjini I.
Maulana F T.
1802065 1806948
KKM
1) Definisi
2) Fungsi kriteria ketuntasan minimal
3) Prinsip Penetapan KKM
4) Langkah-Langkah Penetapan KKM
5) Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
6) Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal
7) Model KKM
Definisi

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum


berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan
kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta
didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Fungsi
 sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi
peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang
diikuti.
 sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri
mengikuti penilaian mata pelajaran.
 dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam
melakukan evaluasi program pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah.
 merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan
peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan
masyarakat.
 merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian
kompetensi tiap mata pelajaran.
Prinsip Penetapan KKM
● Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan
keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif
dan atau kuantitatif.
● Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan
melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap
indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi
● Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)
merupakan rata- rata dari indikator yang terdapat dalam
Kompetensi Dasar tersebut.
● Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi
(SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD)
yang terdapat dalam SK tersebut;
Prinsip Penetapan KKM

● Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan


rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu
semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan
dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;
● Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk
membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH),
Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir
Semester (UAS).
● Pada setiap indikator atau kompetensi dasar
dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.
Langkah-Langkah Penetapan
KKM
● Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik
● Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan
patokan guru dalam melakukan penilaian;
● KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua,
dan dinas pendidikan;
● KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.
Penentuan Kriteria
Ketuntasan Minimal

● Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator,


kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik.
● Kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.
● Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di
sekolah yang bersangkutan
Analisis Kriteria
Ketuntasan Minimal
Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk
dapat ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak
lanjut diperlukan untuk melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun
penilaian. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan
pertimbangan penetapan KKM pada semester atau tahun
pembelajaran berikutnya
Model KKM

1. Lebih dari satu KKM 2. Satu KKM


Satuan pendidikan dapat memilih Satuan pendidikan dapat memilih satu
setiap mata pelajaran memiliki KKM untuk semua mata pelajaran.
KKM yang berbeda. Misalnya, Setelah KKM setiap mata pelajaran
KKM IPA (65), Matematika (63), ditentukan, KKM satuan pendidikan
dapat ditetapkan dengan memilih KKM
Bahasa Indonesia (70), dan yang terendah, rata-rata, atau modus
seterusnya. Di samping itu, KKM dari seluruh KKM mata pelajaran.
juga dapat ditentukan Misalnya, SMP Indonesia Pintar
berdasarkan rumpun mata berdasarkan hasil analisis menentukan
pelajaran (kelompok mata satu KKM untuk seluruh mata
pelajaran). pelajaran (KKM 78).
Remedial dan Pengayaan

● Peserta didik yang belum mencapai KKM berarti belum tuntas, wajib mengikuti
program remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM dinyatakan
tuntas dan dapat diberikan pengayaan.

● Remedial dan pengayaan ini merupakan proses yang harus dilakukan berdasarkan
hasil penilaian selama proses pembelajaran (assessment as learning dan for learning)
maupun akhir pembelajaran (assessment of learning).
Remedial

Remedial merupakan program pembelajaran


yang diperuntukkan bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM dalam satu KD
tertentu. Pembelajaran remedial diberikan
segera setelah hasil penilaian dianalisis oleh
guru dan hasil tersebut diberikan pada peserta
didik sehinga dapat dipergunakan untuk
mengetahui kelemahan dan kesulitannya.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan
tingkat kesulitan peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:

1. Pemberian bimbingan secara individu.

2. Pemberian bimbingan secara kelompok.

3. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.

4. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
● Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta
didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan
pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai
KKM dengan waktu hingga batas akhir semester.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran
remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH), dapat dipilih
beberapa alternatif berikut.

a) Alternatif 1
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
remedial.

Contoh :
Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) memiliki KKM sebesar 64. Seorang peserta didik,
Andi memperoleh nilai PH-1 (KD 3.1) sebesar50. Karena Andi belum mencapai KKM,
maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti remedial dan
diakhiri dengan penilaian, Andi memperoleh hasil penilaian sebesar 80. Berdasarkan
ketentuan tersebut, maka nilai PH-1 (KD 3.1) yang diperoleh Andi adalah sebesar 80.
b) Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara merata-rata antara nilai capaian awal (sebelum
mengikuti remedial) dan capaian akhir (setelah mengikuti remedial), dengan ketentuan,
apabila nilai rata-rata lebih dari KKM, maka nilai akhirnya adalah nilai ratarata tersebut;
sedangkan jika nilai rata-rata kurang dari KKM, maka nilai akhirnya adalah sebesar nilai
KKM.
Contoh :
1. Badar memperoleh nilai awal 60. Nilai KKM 64. Setelah remedial Badar memperoleh
nilai 90. Rata-rata nilai awal dan remedial sebesar 75 (melebihi KKM), maka Badar
memperoleh nilai akhir 75.

2. Badar memperoleh nilai awal 50. Nilai KKM 64. Setelah remedial Badar memperoleh
nilai 70. Rata-rata nilai awal dan remedial sebesar 60 (di bawah KKM), maka Badar
memperoleh nilai akhir sebesar KKM yaitu 64.
c) Alternatif 3
Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk suatu
mata pelajaran, meskipun nilai yang dicapai melampaui KKM. Keuntungan dari alternatif
ini adalah memotivasi siswa untuk belajar sungguh-sungguh dan tidak mengandalkan
kesempatan mengikuti

Contoh :
Budi memperoleh nilai setelah remedial sebesar 90 (melampaui KKM). Nilai KKM 75.
maka Budi memperoleh nilai akhir sebesar kkm yaitu 75.
Pengayaan

Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang
telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik
diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil PH.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:

1. Belajar Kelompok

Contoh : Pendidik mengelompokkan peserta


didik yang memiliki minat tertentu lalu
memberikan tugas untuk memecahkan
permasalahan. Selain itu, peserta didik dapat
diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek
atau penelitian ilmiah.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:

2. Belajar Mandiri

Contoh : Menjadi tutor bagi teman yang


membutuhkan. Selain itu, peserta didik dapat
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian
secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati
secara individu.
● Pendidik dapat menyelenggarakan penilaian terhadap peserta didik yang mengikuti
program pengayaan. Mekanisme dan pengolahan hasil penilaian dalam program
pengayaan diserahkan kepada pendidik dan atau satuan pendidikan. Pemanfaatan hasil
penilaian dapat digunakan sebagai bagian dari portofolio peserta didik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai