Anda di halaman 1dari 1

Jerat Rindu

Oleh:Nafi'atunnisa'

Bagiku, Rindu ialah ungkapan yang meliuk tajam lantas menancap di hati, aromanya
menimbulkan rasa sesak tak terkira pada rongga dada. Sudah tiga tahun aku menderita
perasaan ini, rindu yang amat tak terkira pada seorang pemuda. "Ah si pemilik wajah rupawan
itu, ia masih saja menyiram bunga-bunga di hati ini, padahal raganya tak ada di sisi."

"Hey kenapa melamun," ucap seorang pemuda, tangan kekarnya merangkul pundak Tia.

Aku terlonjak demi melihat tangan Dion sudah bertengger di pundakku, jikalau statusnya
bukan suamiku sudah pasti ku halau tangannya. "Tak apa, aku hanya teringat pada Angga,"
jawabku.

"Rupanya kau belum bisa melupakannya," ucap Dion. Rangkulannya semakin erat.

Air mataku menerobos begitu saja, teringat bagaimana pengorbanan Angga demi
mempersatukan hubungan kami. Aku terisak dalam balut peluk Dion, tak mampu menjawab
pertanyaannya.

"Tak apa, menangislah, aku tahu kebahagiaanmu bersama Angga, jadi tolong maafkan
aku yang pernah menjadi duri dalam cinta kalian," ucapnya. Tangannya mengelus surai
rambutku.

Anda mungkin juga menyukai