KINERJA UTAMA
(IKU)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 1
C. Landasan Hukum 1
BAB IV PENUTUP 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas
suatu instansi pemerintah, maka ditetapkan sistem pengukuran kinerja dalam bentuk Indikator
Kinerja Utama (IKU) sebagai alat ukur yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan dan
kegagalan secara objektif dan terukur dari pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPA.
Berdasarkan hal tersebut, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh
selaku Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) juga menetapkan suatu indikator kerja utama yang
mengacu pada tugas pokok dan fungsi dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Aceh sebagai instansi teknis dalam pembangunan keciptakaryaan disesuaikan dengan Visi dan
Misi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh.
Adapun maksud dan tujuan penetapan IKU pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Aceh adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam melakukan
fungsi pelaksanaan tugas keciptakaryaan yang berdampak pada pembangunan daerah dan
bermanfaat bagi masyarakat sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan.
2. Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh sehingga dapat digunakan
untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Adapun peraturan atau dasar hukum dalam penyusunan IKU Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Aceh adalah sebagai berikut :
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
9. Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2014 tentang Perubahan Qanun Aceh Nomor 1 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Keuangan;
10. Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh;
11. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 110 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Aceh;
12. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 16 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2017 – 2022;
13. Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Aceh 2017 - 2022.
BAB II
PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA
A. Definisi
Dalam rangka peningkatan kinerja serta lebih menekankan akuntabilitas kinerja, setiap
instansi pemerintah wajib menetapkan indikator kinerja utama (key performance indicators) di
lingkungan instansi masing-masing. Indikator kinerja utama adalah ukuran keberhasilan dari
suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan
metode Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Metode ini menggunakan indikator
kinerja sebagai dasar penetapan capaian kinerja. Untuk pengukuran kinerja digunakan formulir
Pengukuran Kinerja (PK). Penetapan indikator berdasarkan pada masukan (input), keluaran
(output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impacts). Sependapat dengan hal
tersebut Mardiasmo (2001) mengatakan bahwa dalam mengukur kinerja suatu program tujuan
dari masing-masing program harus disertai dengan indikator-indikator kinerja yang digunakan
untuk mengukur kemajuan dalam pencapaian tujuan tersebut.
Syarat dan kriteria Indikator Kinerja Umum harus memenuhi karakteristik indikator yang
baik dan cukup memadai guna pengukuran kinerja unit organisasi yang bersangkutan :
1. Spesifik, yaitu jelas dan terfokus sehingga tidak menimbulkan interprestasi yang berbeda;
2. Dapat dicapai (measurable), yaitu dapat diukur/ dikuantifikasi secara obyektif;
3. Relevan, yaitu selaras denga sasaran dan kegiatan yang akan diukur;
4. Menggambarkan keberhasilan sesuatu yang diukur;
5. Dicapai dalam kurun waktu tertentu yang telah ditetapkan.
Penetapan IKU diharapkan dapat memberikan informasi kinerja yang penting dan
diperlukan dalam penyelenggaraan manajemen kinerja secara baik, dan sebagai dokumen tolak
ukur kinerja utama dalam pencapaian target.
BAB III
GAMBARAN UMUM DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN
KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh yang dibentuk berdasarkan
Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh,
merupakan unit kerja di lingkungan Pemerintah Aceh yang memiliki otoritas di bidang
perumahan dan permukiman. Peran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh
diarahkan untuk mendukung pencapaian visi pembangunan daerah Provinsi Aceh sesuai dengan
Visi dan Misi Gubernur yaitu:
3 (tiga) sasaran strategis merupakan arahan bagi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Aceh untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian
program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
Tugas Pokok dan Fungsi Qanun Aceh Nomor 110 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Aceh. Struktur Organisasi pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Aceh sebagai berikut :
Uraian tugas dan fungsi sampai dengan eselon di bawah Kepala Dinas, sebagai berikut :
(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan perencanaan umum, pemrogaman dan
anggaran, pemantauan dan evaluasi, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
penataan organisasi dan tata laksana, koordinasi penyusunan hukum dan perundangan,
pengelolaan barang milik negara, kerumahtanggaan dan pelayanan administrasi kantor.
Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretaris mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan dan pengkoordinasian urusan ketatausahaan dinas;
b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan rencana, program dan anggaran
dinas;
c. Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan
serta pelaksanaan advokasi hukum;
d. Pelaksanaan dan pengendalian penyelenggaraan pengelolaan barang
milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan
e. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Sekretariat terdiri dari beberapa subbagian, yaitu :
a. Subbagian Program, Informasi dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas
melakukan urusan pelaksanaan hubungan masyarakat, pengkajian, pengembangan
data dan informasi, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kinerja serta
koordinasi penyusunan anggaran dan program kegiatan perumahan rakyat dan
kawasan permukiman.
b. Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset mempunyai tugas melakukan
pengelolaan administrasi keuangan, verifikasi, perbendaharaan, pembukuan,
pelaporan realisasi fisik dan keuangan, penyusunan laporan keuangan dan barang
inventaris serta aset di lingkungan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Aceh.
c. Subbagian Hukum, Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melakukan
urusan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, peralatan, pemeliharaan,
perpustakaan dan protokoler serta melakukan urusan kepegawaian, organisasi,
ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan.
(2) Bidang Tata Bangunan mempunyai tugas melakukan kegiatan penataan bangunan,
pembinaan inventarisasi bangunan milik negara, pengendalian teknik, serta kelayakan
dan pemanfaatan bangunan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Tata
Bangunan mempunyai fungsi:
a. Pengelolaan dan penghapusan bangunan gedung dan rumah negara serta bangunan
umum lainnya dan lingkungannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. Pengendalian dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan inventarisasi
pendaftaran dan pengaturan bangunan gedung dan rumah negara;
c. Pengendalian teknis kegiatan penyelenggaraan (pembinaan, pelaksanaan dan
pengendalian) bangunan, sarana dan prasarana serta gedung dan rumah negara;
d. Pengelolaan dan perawatan bangunan gedung dan rumah negara;
e. Pengendalian teknis pemberian bantuan teknis terhadap dinas-dinas non teknis yang
membutuhkan;
f. Pengendalian teknis terhadap pelaksanaan tugas monitoring, evaluasi dan pelaporan
secara periodik dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
g. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(5) Bidang Sarana dan Prasarana Umum mempunyai tugas melakukan penyelenggaraan
sarana dan prasarana umum di lingkungan hunian dan kawasan permukiman. Dalam
melaksanakan tugas pokok, Bidang Sarana dan Prasarana Umum mempunyai fungsi:
a. Pemanfaatan dan pengendalian kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum;
b. Pemanfaatan dan pengendalian kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum;
c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan penyediaan, prasarana dan
sarana umum;
d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan penyediaan prasarana dan sarana
umum;
e. Penyusunan rencana teknik di bidang penyediaan prasarana dan sarana umum
perumahan;
f. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria prasaran dan sarana
umum perumahan;
g. Fasilitasi penyediaan lahan prasarana dan sarana umu peumahan;
h. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang penyediaan prasarana dan sarana
umum perumahan dan kawasan permukiman; dan
i. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
BAB IV
IKU Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh merupakan penjabaran
dari sasaran strategis Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh dimana setiap
indikator mewakili dari masing-masing kegiatan dan program Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Aceh. Adapun uraian IKU Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Aceh sebagai berikut :
(1) Sasaran Strategis 1 yaitu : Meningkatkan kualitas lingkungan dan aksesibilitas permukiman
melalui layanan air bersih, sanitasi dan prasarana dan sarana dasar dalam lingkungan
permukiman, terdiri dari :
a. Persentase penduduk berakses air minum
b. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak,
perkotaan dan perdesaan
c. Persentase areal kawasan kumuh
(2) Sasaran Strategis 2 yaitu : Memenuhi kebutuhan akan ketersediaan rumah layak huni bagi
masyarakat miskin, terdiri dari :
a. Rasio rumah layak huni terhadap jumlah penduduk
b. Cakupan penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat miskin
c. Persentase rumah layak huni
d. Rasio pemukiman layak huni
e. Cakupan ketersediaan rumah layak huni
f. Persentase lingkungan pemukiman kumuh
(3) Sasaran Strategis 3 yaitu : Memenuhi Kebutuhan akan ketersediaan sarana dan prasarana
gedung/fasilitas publik, terdiri dari :
a. Persentase bagunan gedung/fasilitasi publik yang fungsional
b. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
Penetapan IKU Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh disajikan dalam
Lampiran Tabel IV.1.