Abstrak
Bahan kimia sering digunakan sebagai desinfektan untuk pengendalian infeksi parasit, bakteri dan jamur pada
ikan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis cupri sulfat (CuSO4) yang efektif terhadap
infeksi lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis) pada ikan kerapu hibrida cantang (Epinephelus
fuscoguttatus x E. lanceolatus). Ikan kerapu hibrida cantang (panjang total 11,9±0,83 cm, dan berat
26,43±6,70 g) diinfeksikan dengan lintah laut melalui metode kohabitasi selama 1 bulan. Masing-masing
sebanyak 10 ekor ikan sakit direndam dengan larutan CuSO4 dalam air laut dengan dosis 0, 25, 50, 75, 100
dan 150 ppm. Sebanyak 10 ekor ikan lainnya direndam dalam air tawar sebagai pembanding. Perendaman
dilakukan selama 30 dan 60 menit dalam bak plastik dengan volume air 10 liter yang dilengkapi dengan
aerasi. Masing-masing perlakuan menggunakan dua buah bak plastik dengan 5 ekor ikan sakit/bak. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa CuSO4 dosis 100 dan 150 ppm mampu melepaskan dan membunuh lintah laut
yang menginfeksi ikan kerapu hibrida cantang dengan prevalensi 30% dan intensitas mencapai 0,40±0,73-
0,30±0,50 setelah perendaman selama 30 menit. Prevalensi dan intensitas tersebut menurun hingga 0% setelah
perendaman selama 60 menit. Prevalensi dan intensitas lintah laut dengan perendaman CuSO4 dosis 100-150
ppm lebih kecil dibandingkan dengan perendaman CuSO4 dosis 25-75 ppm dan air tawar. Sintasan ikan
setelah perlakuan dan satu hari dipelihara dalam air laut mencapai 100% di semua perlakuan. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa CuSO4 dosis 100-150 ppm efektif untuk pengendalian infeksi lintah laut
pada ikan kerapu hibrida cantang dan dapat menjadi alternatif bahan kimia anti lintah laut pengganti air tawar.
Kata kunci: ikan kerapu hibrida cantang, cupri sulfat, lintah laut.
Abstract
Chemicals are often used as disinfectants for the control of parasitic, bacterial and fungal infections in cultured
fish. The objective of this study was to determine the effective dose of copper sulfate (CuSO 4) against sea
leech (Zeylanicobdella arugamensis) infection in hybrid grouper (Epinephelus fuscoguttatus x E.
lanceolatus). Hybrid grouper fish (total length 11.9 ± 0.83 cm, and weight 26.43 ± 6.70 g) were infected with
marine leeches through the cohabitation method for 1 month. Each of 10 sick fish was immersed in CuSO4
solution in sea water (33 ppt) at doses of 0, 25, 50, 75, 100 and 150 ppm. A total of 10 other fish were
immersed in fresh water as a comparison control. Immersing was carried out for 30 and 60 minutes in a plastic
tank with a volume of 10 liters of sea water with aeration. Each treatment used two plastic tanks with 5 sick
fish/tank. The results showed that CuSO4 at a dose of 100 and 150 ppm was able to remove and kill sea
leeches that infected hybrid groupers with a prevalence of 30% and an intensity of 0.40 ± 0.73 - 0.30 ± 0.50
after immersion for 30 minutes. The prevalence and intensity decreased to 0% after immersion for 60 minutes.
The prevalence and intensity of sea leeches by immersing CuSO4 at a dose of 100-150 ppm were smaller than
that of CuSO4 at a dose of 25-75 ppm and fresh water. The survival rate of fish after treatment and one day
reared in sea water reached 100% in all treatments. These results can be concluded that CuSO4 at a dose of
100-150 ppm is effective for controlling sea leech infection in hybrid groupers and can be an alternative
chemical anti-sea leech.
Tabel 1. Efektivitas perendaman CuSO4 dosis rendah selama 7 jam terhadap lintah laut yang
menginfeksi ikan kerapu hibrida cantang.
Waktu
Dosis CuSO4
perendaman
(jam) 1 ppm 5 ppm 10 ppm 20 ppm 30 ppm
1 100 100 100 100 100
2 100 100 100 100 100
Prevalensi lintah laut (%) 3 100 100 100 100 75
5 100 100 100 100 75
7 100 100 100 100 75
Intensitas lintah laut
7 30,0±0,04 13,5±5,26 10,0±3,65 3,3±2,06 2,0±1,63
(ind./ekor)
Jumlah lintah laut di
7 121 128 133 150 165
air/bak
Sintasan ikan (%) 24 100 100 100 100 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa prevalensi ikan walaupun telah direndam dengan CuSO4
yang terinfeksi lintah laut masih tinggi selama 7 jam. Demikian pula intensitas lintah
649 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
Mahardika, et al. / Journal of Fisheries and Research Vol 5 No.3 (2021) 646-654
laut yang masih menempel dan menginfeksi Intensitas lintah laut juga terlihat menurun
ikan kerapu hibrida cantang masih terlihat, dengan bertambahnya dosis CuSO4. Intensitas
walaupun menurun seiring dengan lintah laut pada kontrol jauh lebih banyak
pertambahan dosis CuSO4. Jumlah lintah laut (12,50±16,0) dibandingkan dengan
yang terlepas dari tubuh ikan dan mengendap perendaman dengan CuSO4 dan air tawar.
di dasar bak tampak tinggi yaitu 121-165 Hal tersebut diperkuat dengan jumlah lintah
ekor/perlakuan. Hal tersebut menunjukkan laut yang terlepas dari tubuh ikan dalam
perendaman CuSO4 dosis rendah dalam waktu kondisi mati atau lemah atau hidup di dasar bak
7 jam mampu membunuh sebagian besar lintah pemeliharaan. Jumlah rata-rata lintah laut
laut (75-99%) dan tidak membuat ikan mati tersebut lebih sedikit di kelompok kontrol (4
(sintasan ikan 100%). Jika dilihat dari ekor lintah laut hidup) dibandingkan dengan
prevalensi ikan yang masih terinfeksi lintah perendaman dengan CuSO4 dosis 25-150 ppm
laut menunjukkan bahwa CuSO4 dosis 1 ppm dan air tawar yaitu antara 82-147 ekor lintah
hingga 30 ppm masih belum mampu laut dalam kondisi lemah dan mati.
melepaskan semua lintah laut dari tubuh ikan Tabel 2 juga menunjukkan bahwa kondisi
kerapu hibrida cantang. Oleh karena itu ikan kerapu hibrida cantang setelah
dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis perendaman CuSO4 dan air tawar masih
yang lebih tinggi dan waktu yang lebih singkat. terlihat sehat dengan sintasan mencapai 100%
Hasil pengamatan perendaman CuSO4 dan pada semua perlakuan setelah satu hari
air tawar selama 30 menit menunjukkan bahwa dipelihara dalam air laut.
prevalensi dari ikan kerapu hibrida cantang Prevalensi lintah laut pada ikan kerapu
yang terinfeksi lintah laut lebih rendah hibrida cantang yang diberi perlakuan CuSO4
dibandingkan dengan kontrol (0 ppm CuSO4) dosis 100 dan 150 ppm mencapai 0% setelah
(Tabel 2). Prevalensi dari infeksi lintah laut dilakukan perendaman selama 60 menit (Tabel
pada dosis 100 dan 150 ppm dari CuSO4 lebih 3). Hal tersebut menunjukkan bahwa CuSO4
rendah (30%) dibandingkan dengan dosis 50 dosis 100-150 ppm mampu melepaskan dan
dan 75 ppm (60%) serta 25 ppm dari CuSO4 membunuh semua lintah laut yang menempel
dan air tawar (80%). dan menginfeksi ikan kerapu hibrida cantang.
Sedangkan perendaman CuSO4 dosis 50 dan 75
Tabel 2. Efektivitas perendaman CuSO4 dosis ppm serta air tawar menunjukkan prevalensi
0-150 ppm dan air tawar selama 30 yang sama (50%) dan lebih tinggi
menit terhadap lintah laut yang dibandingkan dengan perendaman CuSO4
menginfeksi ikan kerapu hibrida dosis 100 dan 150 ppm. Prevalensi ikan kerapu
cantang. yang terinfeksi lintah laut pada perendaman
CuSO4 dosis 25 ppm masih terlihat paling
Lintah laut (Z. tinggi (70%), namun masih lebih rendah
Jumlah
arugamensis) Sintasan
Perlakuan
lintah
ikan dibandingkan dengan kontrol (100%).
Prevalensi Intensitas laut di
(%)
(%) (ind./ekor) bak/air
150 ppm
30 0,30±0,50 147 100
CuSO4
100 ppm
30 0,40±0,73 94 100
CuSO4
75 ppm
60 0,90±1,03 95 100
CuSO4
50 ppm
60 1,70±2,43 100 100
CuSO4
25 ppm
80 2,90±3,10 82 100
CuSO4
0 ppm
100 12,50±16,0 4 100
CuSO4
Air tawar 80 2,40±2,68 142 100
Tabel 3. Efektivitas perendaman CuSO4 dosis Air tawar 50 0,50±0,55 326 100
0-150 ppm dan air tawar selama 60
menit (1 jam) terhadap lintah laut
Tabel 3 juga menunjukkan bahwa
yang menginfeksi ikan kerapu hibrida
intensitas lintah laut pada perlakuan
cantang.
perendaman CuSO4 dosis 75 ppm dan air
Lintah laut (Z. tawar hampir mirip yaitu 0,70±0,50 dan
Jumlah Sintasan 0,50±0,55. Intensitas tersebut sedikit lebih
arugamensis)
Perlakuan lintah laut ikan
Prevansi Intensitas tinggi dibandingkan dengan perendaman
di bak/air (%)
(%) (Ind./ekor)
150 ppm dengan CuSO4 dosis 100 dan 150 ppm yaitu 0.
0 0 331 100
CuSO4 Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
100 ppm perendaman ikan kerapu hibrida cantang yang
0 0 270 100
CuSO4
75 ppm terinfeksi lintah laut dengan CuSO4 dosis 100
50 0,70±0,50 262 100
CuSO4 ppm dan 150 ppm selama 60 menit (1 jam)
50 ppm memberikan persen prevalensi terbaik
50 2,0±1,57 315 100
CuSO4
25 ppm (P<0,05) dibandingkan dengan perendaman
70 5,90±2,64 293 100
CuSO4 CuSO4 dosis 25 – 75 ppm dan kontrol (air laut
0 ppm tanpa penambahan CuSO4) serta air tawar
100 73,80±25,57 54 100
CuSO4
(Tabel 4). Hasil analisis tersebut menunjukkan
bahwa perendaman CuSO4 dosis 100 kelangsungan hidup ikan kakap, sunshine bass
hingga 150 ppm efektif dalam membasmi (white bass Morone chrysops x striped bass M.
infeksi lintah laut pada ikan kerapu hibrida saxatilis) hingga 87,5% selama 5 hari pasca
cantang. perlakuan. Penggunaan CuSO4 (0,55 mg/L)
Tabel 4. Hasil analisis statistik prevalensi ikan yang terinfeksi lintah laut setelah perendaman dengan
CuSO4 dosis tinggi hingga 30 dan 60 menit.
Perlakuan
CuSO4
Air tawar
150 ppm 100 ppm 75 ppm 50 ppm 25 ppm 0 ppm
Menit 30 60 30 60 30 60 30 60 30 60 30 60 30 60
Prevansi
30 b 0a 30 b 0a 60 cd 50 bc 60 cd 50 bc 80 fg 70 ef 100 gh 100 gh 80 fg 50 bc
(%)
necator dan mampu mempertahankan batas bawah dan atas yaitu pada kisaran 37,47
dilaporkan efektif dalam mengontrol hingga 44,58 ppm. Kerentanan ikan lele
kemunculan ichthyophthiriasis yang terhadap efek mematikan dari CuSO4
disebabkan oleh protozoa Ichthyophthirius tergantung pada peningkatan mortalitas ikan
multifilis pada benih ikan lele, Ictalurus dengan peningkatan konsentrasi CuSO4 yang
punctatus yang dibesarkan di tambak 9. Ikan digunakan 17. Selain dosis, fisiologis,
bandeng (Chanos chanos) dilaporkan mampu konsentrasi, dan struktur internal organisme
mentolerir CuSO4 hingga dosis 29 mg/L akuatik, karakteristik fisiokimia media air di
selama 96 jam pada suhu 29,9 °C dengan sekitarnya, seperti di akuarium, kolam, danau,
tingkat kelangsungan hidup rata-rata 95% 8. dan lautan, juga mempengaruhi pelarutan Cu
Lebih lanjut dilaporkan bahwa CuSO4 dosis 2 dan toksisitasnya. Oleh karena itu penting
mg/L selama 1 jam atau CuSO4 dosis 1 mg/L untuk memahami mekanisme toksisitas CuSO4
selama 24 jam efektif dalam mengobati parasit untuk menetapkan pedoman dan memastikan
dinoflagellata, Amyloodinium ocellatum pada penggunaan yang aman bagi organisme
benih ikan bandeng umur 24 hingga 48 hari. akuatik dan tetap aman untuk dikonsumsi
Akan tetapi pada ikan kerapu hibrida cantang manusia 18.
dengan panjang total 11,9±0,83 cm, dan berat
26,43±6,70 g memerlukan dosis CuSO4 yang KESIMPULAN
lebih tinggi (100-150 mg/L atau 100-150 ppm)
Dari hasil penelitian tersebut dapat
untuk penanggulangan infeksi lintah laut (Z.
disimpulkan bahwa perendaman CuSO4 dosis
arugamensis). Hasil tersebut menunjukkan
100-150 ppm efektif untuk melepaskan dan
bahwa efektivitas penggunaan CuSO4
membunuh lintah laut (Z. arugamensis) yang
tergantung pada patogen target
menginfeksi benih ikan kerapu hibrida
penanggulanngannya, jenis ikan, umur atau
cantang. CuSO4 dapat digunakan sebagai
berat ikan, konsentrasi CuSO4 dan durasi
bahan kimia alternatif pengganti air tawar
pemakaiannya.
maupun bahan kimia lainnya untuk
Perendaman 0,2 mg cupri atau tembaga
+ penanggulangan infeksi lintah laut pada
(Cu ) selama 96 jam dilaporkan bersifat toksik
budidaya ikan kerapu.
terhadap dinding tubuh lintah (Hirudo verbana
Namun demikian perlu dilakukan
Carena, 1820). Paparan Cu+ dapat merusak
penelitian lebih lanjut mengenai efek toksik
serat otot lintah, penurunan sel epitel dan sel
dari penggunaan CuSO4 terhadap pertumbuhan
fibroblast, penurunan lipatan kutikula dan
dan kesehatan ikan kerapu jika digunakan
ondula tubuh, serta memperpendek mikrovili
dengan konsentrasi tinggi dan durasi yang lama
yang tersebar di permukaan tubuh lintah 15. secara berulang.
Rusaknya sel-sel tubuh kemungkinan
menyebabkan lintah menjadi lemah dan
terlepas dari tubuh ikan. Lintah tersebut Ucapan Terimakasih
sebagian besar menjadi mati dan yang lainnya
hidup lemah di dasar bak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
CuSO4 selain memiliki efek toksik teknisi litkayasa Laboratorium Patologi
terhadap lintah, juga memiliki efek toksik BBRBLPP yang telah membantu dalam
terhadap ikan jika penggunaannya tidak penelitian ini.
terkontrol. Toksisitas dari CuSO4 dilaporkan
tergantung dari ukuran ikan dan suhu air. DAFTAR PUSATAKA
Toksisitas dari CuSO4 akan menurun seiring 1 K. Mahardika, I. Mastuti, D. Roza, D.
dengan pertambahan ukuran ikan dan Syahidah, W.W. Astuti, S. Ismi, &
penurunan suhu air 16. Dosis toksik dari Zafran. “Pemantauan insidensi penyakit
CuSO4 pada ikan lele (Clarias gariepinus) pada ikan kerapu dan kakap di hatchery
dengan ukuran berat 98,43 ± 24,09 g dan dan keramba jaring apung di bali utara”.
panjang 20,5 ± 2,5 cm dilaporkan memiliki
652 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
Mahardika, et al. / Journal of Fisheries and Research Vol 5 No.3 (2021) 646-654
Jurnal Riset Akuakultur, 15(2), 89-102, chanos) fry”. AACL Bioflux, 10(2), 365-
2020 371, 2017
2 B.C. Kua, M.A. Azmi, & N.K.A. Hamid, 9 D.L. Straus. “Comparison of copper sulfate
“Life cycle of the marine leech concentrations to control
(Zeylanicobdella arugamensis) isolated ichthyophthiriasis in fingerling channel
from sea bass (Lates calcarifer) under catfish”. Journal of Applied
laboratory conditions”. Aquaculture, Aquaculture, 20(4), 272-284, 2008
302, 153–157, 2010.
10 D.L. Straus, M.M. Hossain, & T.G.
3 K. Mahardika, I. Mastuti, Sudewi, & Clark. “Copper sulfate toxicity to
Zafran, “Identification and life cycle of two isolates of Ichthyophthirius
marine leech isolated from cultured multifiliis relative to alkalinity”.
hybrid grouper in the Northern Bali Diseases of Aquatic Organisms, 83,
water of Indonesia”. Indonesian
31-36, 2009
Aquaculture Journal, 13(1), 41-49, 2018
11 B.D. Farmer, D.L. Straus, B.H. Beck, A.J.
4 Murwantoko, S.L.C. Negoro, A.
Mitchell, D. Freeman, & T. Meinelt.
Isnansetyo, & Zafran, “Life cycle of
“Effectiveness of copper sulphate,
marine leech (Zeylanicobdela
potassium permanganate and peracetic
arugamensis) from cultured cantik
acid to reduce mortality and infestation
hybrid grouper (Ephinephelus sp.) and
of Ichthyobodo necator in channel
their susceptibility against chemicals”.
catfish Ictalurus punctatus (Rafinesque
Aquacultura Indonesia, 18(2), 72-76,
1818)”. Aquaculture Research, 44,
2017.
1103-1109, 2013
5 K. Mahardika, I. Mastuti, A. Muzaki, &
12 B.D. Farmer, D.L. Straus, A.J. Mitchell,
Zafran. “Efektivitas beberapa bahan
B.H. Beck, S.A. Fuller, & L. M. Barnett.
kimia terhadap cocoon dan lintah laut
“Comparative effects of copper sulfate
laut hirudinea (Zeylanicobdella
or potassium permanganate on channel
arugamensis)”. Jurnal Riset Akuakultur,
catfish concurrently infected with
14(1), 29-38, 2019.
Flavobacterium columnare and
6 K.B. Chu, M.N.A. Malek, & H.C. Kok. Ichthyobodo necator”. Journal of
“Reoccurrence of marine leech Applied Aquaculture, 26, 71-83, 2014
Zeylanicobdella Argumensis, a marine
13 S.B.M. Sembiring, G.S. Wibawa, K.
fish parasite following a freshwater
Mahardika, Z. Widiastuti, & Haryanti.
bath”. Biomedical Journal of Scientific
“Prevalensi infeksi penyakit viral
& Technical Research, 2(4), 16881-
nervous necrosis (VNN) dan iridovirus
16884, 2019
pada budidaya ikan laut”. Media
7. K. Mahardika, I. Mastuti, & Zafran. Akuakultur, 13(1), 1-9, 2018
“Respon lintah laut laut
14 A.J. Mitchell, A. Darwish, & A. Fuller.
(Zeylanicobdella arugamensis) terhadap
“Comparison of tank treatments with
salinitas berbeda secara laboratorium”.
copper sulfate and potassium
Journal of Fisheries and Marine
permanganate for sunshine bass with
Research, 2(3), 208-214, 2018.
ichthyobodosis”. Journal of Aquatic
8 J.C. Virgula, E.R. Cruz-Lacierda, E.G. Animal Health, 20, 202-206, 2008
Estante, & V.L. Corre Jr. “Copper
15 M. Kutlu, M. Tanatmış, A. İşcan, N.
sulfate as treatment for the ectoparasite
Ertorun, & M. Çalım. “Effect of copper
Amyloodinium ocellatum
on the body wall structures of the
(Dinoflagellida) on milkfish (Chanos
medicinal leech Hirudo verbana Carena,
653 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
Mahardika, et al. / Journal of Fisheries and Research Vol 5 No.3 (2021) 646-654