MANAJEMEN
1. TIPE KEPUTUSAN
Manajer harus mengambil keputusan. Secara umum, keputusan yang diambil manajer dalam
dua kategori :
1) Keputusan yang terprogram (programmed decision)
Keputusan yang terprogram merupakan keputusan yang terstruktur atau yang muncul
berulang-ulang atau keduanya. Hal ini menyebabkan organisasi biasanya mempunyai aturan,
kebijakan, dan prosedur, yang dipakai untuk memberi arahan bagaimana keputusan tersebut
dibuat. Misalnya dalam masalah persediaan, keputusan kapan melakukan reorder barang terjadi
berulang-ulang. Perusahaan mempunyai pedoman pada saat persediaan barang tinggal sekian unit.
Manajer dalam hal ini akan mengambil keputuan sesuai dengan pedoman yang ada. Kadang-
kadang keputusan yang terprogram mencakup keputusan yang cukup rumit, akan tetapi keputusan
terebut dianalisis menjadi keputusan yang terprogram.
SUMBER:
Hanafi, M. (2019).BMP, EKMA4116/4sks/Modul 4, Edisi. Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan: 4.5-4.7.
Keputusan tidak terpogram yaitu keputusan yang bersifat baru dan tidak rutin terjadi.
Pimpinan atau manajer yang berwenang mengambil keputusan yang tidak diprogramkan perlu
membuat keputusan yang terbaik dalam segala situasi dan kondisi dengan menggunakan model
keputusan yang ada. Keputusan tidak terprogram diselesaikan dengan langkah-langkah, antara
lain proses pemecahan masalah umum, pertimbangan dan kreativitas top management.
SUMBER:
Ali, M. (2011). Modul Kuliah Manajemen Industri. Universitas Negri Yogyakarta, Yogyakarta.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Sistem%20Pengambilan%20Keputusan.pdf
Keputusan tidak terprogramtidak terstruktur, yaitu keputusan yang tidak berulang dan tidak
selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan pada manajemen tingkat atas.
SUMBER:
Rusdiana, H.A & Moch Irfan. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Pustaka Setia, Bandung.
2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE
1) Peramalan Kuantitatif
Peramalan yang menggunakan data angka untuk memperkirakan kondisi masa mendatang.
Ada dua jenis peramalan kuantitatif yaitu:
1. Time Series; Metode ini dikerjakan dengan mengurutkan data berdasarkan waktu, kemudian
memperkirakan kondisi mendatang. Model time series relatif sederhanan dan cocok untuk
analisis data time series yang relatif stabil serta tidak mempunyai fluktuasi trend atau
musiman yang cukup besar. Ada beberapa cara untuk meramalkan data time series yaitu
dengan metode rata-rata bergerak dan metode penghalusan eksponensial.
2. Peramalan Sebab Akibat; Pada peramalan time series, diasumsikan tidak ada faktor-faktordi
luar sistem yang mempengaruhi variabel yang kita ramal. Dalam metode sebab akibat,
faktor-faktor di luar sistem diasumsikan mempengaruhi variabel yang diamati. Model sebab
akbiat mencakup metode regresi dan metode ekonometri.
SUMBER:
Hanafi, M. (2019).BMP, EKMA4116/4sks/Modul 4, Edisi. Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan: 4.31-4.37.
https://elearning.ut.ac.id/pluginfile.php/7316295/mod_resource/content/2/INISIASI%204.pdf
Metode peramalan kuantitatif juga dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut ini:
(Martiningtyas, 2004):
1) Tersedia informasi tentang masa lalu.
2) Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
3) Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu terus berlanjut di masa
mendatang.
Berikut ini beberapa metode peramalan kuantitatif statistik: (Makridakis, 2010)
1. Metode Moving Averages (rata-rata bergerak); Peramalan dilakukan dengan mengambil
sekelompok nilai pengamatan, mencari rata-ratanya, lalu menggunakan rata-rata tersebut
sebagai ramalan untuk periode berikutnya. Metode ini meliputi Single Moving Average
dan Double Moving Average.
2. Metode Exponential Smoothing; Metode ini juga meliputi metode Single Exponential
Smoothing, Double Exponential Smoothing dan Triple Exponential Smoothing
3. Metode Dekomposisi Metode dekomposisi didasarkan pada hal yang telah terjadi akan
berulang kembali dengan pola yang sama. Metode dekomposisi mempunyai 4 (empat)
komponen utama pola perubahan, yaitu:
a) Trend; Trend adalah rata-rata perubahan dalam jangka panjang. Faktor trend
menggambarkan perilaku data yang meningkat, menurun atau tidak berubah.
(Makridakis, 2010 : 155)
b) Variasi Musiman; Menurut Gitosudarmo (2001) bahwa variasi atau gelombang
musim adalah gelombang pasang surut yang berulang kembali dalam waktu tidak
lebih dari satu tahun. Faktor musiman berkaitan dengan fluktuasi periodik dengan
panjang konstan yang disebabkan oleh temperatur, curah hujan, bulan pada suatu
tahun, saat liburan dan kebijakan suatu perusahaan.
c) Variasi Siklis; Variasi siklis adalah perubahan sesuatu hal yang berulang kembali
lebih dari satu tahun. Sedangkan faktor siklus menggambarkan baik turunnya
ekonomi atau industri tertentu seperti pada deret data Produk Nasional Bruto (GNP),
permintaan untuk perumahan, penjualan barang industri seperti mobil, harga saham,
tingkat obligasi, penawaran uang, dan tingkat bunga.
SUMBER:
Indriyo. G. (2001). Teknik Proyeksi Bisnis, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Makridakis dan Steven W. (2010). Metode dan Aplikasi Peramalan, Jilid1. Binarupa Aksara
Publisher, Tangerang.
Martiningtyas, N. (2004). Buku Materi Kuliah STIKOM Statistika. STIKOM Surabaya, Surabaya.
Kemajuan yang terjadi dalam pengambilan keputusan selama beberapa tahun belakangan
ini dikarenakan teknologi informasi. Sistem informasi manajemen (SIM), sistem pendukung
keputusan (DSS) melalui teknologi informasi, data warehousing dan mining, dan sistem canggih
dan para ahli semakin banyak digunakan untuk membantu manajer membuat keputusan yang
lebih baik. Pendekatan berdasarkan informasi mempunyai dampak dan kesuksesan besar. Teknik
pengambilan keputusan kelompok membantu pimpinan untuk mengambil keputusan lebih
efektif. Pada saat ini teknik perilaku partisipasi yang telah dibahas sejauh ini yang tersedia untuk
pimpinan. Kreativitas pengambilan keputusan dapat diterapkan pada individu atau kelompok.
Seringkali pengambilan keputusan dalam organisasi sangat terbantu oleh pengambilan keputusan
individu. Pada konteks ini pemahaman dinamika kelompok dan tim menjadi relevan dengan
pengambilan keputusan. Misalnya, pembahasan masalah dan fenomena kesesuaian nilai dan etika
kelompok seperti perubahan resiko (kemungkinan kelompok membuat keputusan lebih beresiko
daripada individu) membantu seseorang dalam memahami sulitnya pengambilan keputusan
kelompok dengan lebih baik. Dalam pengambilan keputusan sering terjadi kecenderungan terjadi
kondisi status quo (bawahan atau karyawan menolak perubahan dan cenderung bertahan dengan
tujuan atau rencana yang ada). Kondisi ini mempengaruhi pengambilan keputusan kelompok.
Saran seperti berikut ini dapat digunakan untuk membantu mengurangi dan melawan kekuasaan
status quo. Saran tersebut adalah:
a. Pada saat semuanya berjalan dengan baik, pimpinan sebaiknya tetap mewaspadai dan
meninjau kemungkinan adanya keputusan alternatif.
b. Sebaiknya memiliki kelompok terpisah yang mengawasi lingkungan, mengembangkan
teknologi baru, dan menghasilkan ide baru.
c. Untuk mengurangi kecenderungan mengabaikan informasi negatif jangka panjang, manajer
sebaiknya mengumpulkan skenario kasus yang buruk dan prediksi yang mencakup biaya
jangka panjang.
d. Membuat checkpoint dan batasan untuk semua rencana.
e. Ketika batasan sudah dilewati, perlu mempunyai tinjauan rencana lain yang independen
atau terpisah.
f. Menilai orang berdasarkan cara mereka mengambil keputusan, bukan pada keputusannya,
terutama ketika hasilnya tidak sesuai yang diharapkan
g. Menilai kualitas proses pengambilan keputusan apakah pimpinan konsisten dalam
prosesnya dan keberhasilan yang dicapai belum menunjukkan perubahan.
h. Organisasi dapat menetapkan tujuan, insentif, dan sistem pendukung yang mendorong
eksperimen dan pengambilan risiko.
Selain panduan sederhana di atas, teknik keputusan kelompok seperti Delphi dan
pengelompokan nominal juga dapat digunakan untuk membantu menghilangkan disfungsi
kelompok dan membantu membuat keputusan yang lebih efektif.
Teknik Delphi pertama kali dikembangan kurang lebih tahun 1950 an. Teknik tersebut baru
dipopulerkan akhir-kahir ini yaitu awal tahun 2000 nan sebagai teknik pengambilan keputusan
kelompok untuk prediksi jangka panjang. 17 Saat ini, berbagai organisasi bisnis, pendidikan,
pemerintahan, kesehatan, dan militer menggunakan Delphi. Teknik Delphi ini merupakan teknik
pengambilan keputusan yang sangat baik untuk dapat memprediksi masa depan dengan baik.
Teknik Delphi sangat aik untuk meprediksi masa depan atau meramal masa depan. Teknik ini
mempunyai beberapa variasi, tetapi umumnya bekerja sebagai berikut: (1)Sebuah kelompok
dibentuk, tetapi anggota tidak berinteraksi langsung satu sama lain; (2)Setiap anggota diminta
membuat prediksi atau input untuk keputusan kelompok; (3)Setiap anggota menerima umpan
balik gabungan dari orang lain; (4)Pengulangan terjadi pada waktu yang telah ditetapkan atau
sampai denga pada saat umpan balik disampaikan. Isian dengan tidak mencantumkan nama
tersebut merupakan kunci utama keberhasilan teknik ini. Meneruskan respons anggota kelompok
Delphi yang mengisi isian dengan tidak mencantumkan nama dapat digunakan untuk "menjaga
gengsi" dan mendorong para ahli untuk lebih fleksibel dan diuntungkan dalam menilai orang lain
SUMBER:
Imansyah, Y. (2017). Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Lembaga Pendidikan.
Pengambilam Keputusan Vol 1(1): 73-91
Penggunaan metode kualitiatif didasari ketersediaan data mentah disertai serangkaian kaidah
matematis untuk meramalkan hasil di masa depan. Terdapat beberapa macam model peramalan
yang tergolong metode kualitiatif, yaitu:
a. Model-model Regresi Perluasan dari metode Regresi Linier dimalan meramalkan suatu
variabel yang memiliki hubungan secra linier dengan variabel bebas yang diketahui atau
diandalkan.
b. Model Ekonometrik Menggunakan serangkaian persamaanpersamaan regresi dimana
terdapat variabel-variabel tidak bebas yang menstimulasi segmen-segmen ekonomi
seperti harga dan lainnya.
c. Model Time Series Analysis (Deret Waktu) Memasang suatu garis trend yang
representatif dengan data-data masa lalu (historis) berdasarkan kecenderungan datanya
dan memproyeksikan data tersebut ke masa yang akan datang. Prosedur Peramalan
menurut horizon waktunya, terdapat tiga tipe peramalan, yaitu : (1)Peramalan jangka
pendek yang memberikan hasil peramalan satu tahun atau kurang; (2)Peramalan jangka
menengah untuk meramalkan keadaan satu hingga lima tahun mendatang; (3)Peramalan
jangka panjang digunakan untuk pengambilan keputusan mengenai perencanaan produk
dan perencanaan pasar, pengeluaran biaya perusahaan, studi kelayakan pabrik, anggaran,
purchase order, perencanaan tenaga kerja dan perencanaan kapasitas kerja, serta segala
kegiatan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kejadian lebih dari lima tahun
mendatang.
SUMBER:
Yulius, H. (2019). Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi
Ulang Al-Fitrah. Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan
Informatika Vol 5 (1): -14.
DIREKTUR
UTAMA
Struktur ini mempunyai keuntungan, antara lain kerja yang lebih efisien yang diharapkan
karena disatukannya aktivitas-aktivitas yang berkaitan, pemgawasan menjadi lebih mudah karena
pengawasan dilakukan terhadap pekerjaan yang seragam, dan mobilisasi sumber daya lebih
mudah dilakukan. Semantara itu sisi negatif strukutr semacam ini anatara lain adalah lebih sulit
berbeda satu sama lain. Setiap departemen akan mempunyaikecenderungan berusaha mencapai
tujuan bagiannya meskipun barangkali dengan mengorbankan tujuan organisasi secara
keseluruhan. Karena beberapa kelemahan dan keuntungan terseut, organisasi fungsional
diguanakan terutama oleh organisasi yang kecil. Jika organisasi tumbuh semakin besar, baik
semakin berkembang secara geografis atau menawarkan lini produk yang semakin banya, bentuk
fungsional menjadi kurang menguntungkan. Pengambilan keputusan akan semakin lambat dan
pengawasan menjadi semakin sulit dilakukan. Dalam hal ini strukutr yang lain diperlukan.
3) Organisasi Pasar atau Produk
Jika organisasi semakin besar, organisasi dapt disusun berdasarkan produk., pasar atau
konsumennya. Bagan berikut ini menunjukkan orgaisasi yang disusun berdasarkan produk,
kemudian berdasarkan pasarnya dan berdasarkan geografis. Perhatikan bahwa disini digunakan
kata divisi. Divisi merupakan bagian dalam organisasi yang relatif otonom. Bagian tersebut dapat
mengambil keputusan sendiri, tanpa memerlukan persetujuan direktur utama, kecuali untuk
beberapa keputusan yangmenyakut divisi lain dan organisasi secara keseluruhan. Otonom tersebut
memungkinkan rganisasi melakukan respons yang lebih cepat terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi. Divisi berbeda dari departemen masih merupakan bagian dari organisasi.
Departemen tidak mempunyai otonom tsebesar divisi. Apabila organisasi menjadi semakin besar,
divisi barangkali cocok digunakan.
DIREKTUR
UTAMA
DEPARTEMEN
PERSONALIA
DEPARTEMEN
PERSONALIA
DIREKTUR
UTAMA
DEPARTEMEN
PRODUKSI DIVISI ASIA
DEPARTEMEN DIVISI
KEUANGAN AMERIKA
DEPARTEMEN
PERSONALIA
4) Struktur Matriks
Struktur organisasi matriks berusaha menggabungkan sisi positif struktur fungsional dan struktur
divisi. Struktur fungsional mempunyai sifat positif karena mendorong spesialisasi, tetapi koordinasi
menjadi sulit dilakukan .Struktur divisi mendoronmg koordinasi, tetapi tidak terlalu mendorong
spesialisasi keahlian. Dalam organisasi matriks, karyawan mempunyai dua atasan: fungsional dan
divisional. Bagan berikut ini menunjukkan struktur tersebut.
DIREKTUR
UTAMA
DIREKTUR
UTAMA
DIREKTUR
UTAMA
DIREKTUR
UTAMA
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritas, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya.
Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran, serta melalui apa
komunikasi berlangsung. Organisasi-organisasi formal, menunjukkan tugas-tugas
terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Organisasi-organisasi formal bersifat tahan
lama dan terencana. Mengingat bahwa organisasi formal ditekankan memiliki keteraturan,
maka biasanya organisasi formal relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh-contoh organisasi-
organisasi formal misalnya perusahaan besar, badan pemerintah dan universitas. Pada sisi
lain, dari kontinum pada gambar yang disajikan terdapat bentuk organisasi lain yang
dinamakan organisasi informal. Organisasi informal umumnya terorganisasi secara “lepas”,
fleksibel, tidak terumuskan dengan baik, dan bersifat spontan. Keanggotaan pada organisasi
informal dapat dicapai baik secara sadar maupun secara tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk
menentukan waktu yang pasti pada diri seseorang untuk menjadi anggota organisasi tersebut.
Sifat pasti hubungan antara para anggota, dan bahkan tujuan-tujuan organisasi yang
bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi demikian misalnya: suatu pertemuan
makan malam bersama, orang yang kebetulan lewat sewaktu kecelakaan mobil terjadi, dan
lain-lain.
Dikemukakan oleh Kartono (1991), organisasi formal adalah organisasi yang berada
di atas kertas, dengan relasi-relasi logis, peraturan konvensi dan kebijakan organisasi,
pembagian tugas pekerjaan serta hierarki kerja. Organisasi formal disebut pula kelompok
sekunder yang mempunyai bentuk hierarki resmi. Ciri-ciri organisasi formal adalah:
SUMBER:
http://repository.ut.ac.id/4454/1/LUHT4327-M1.pdf