Anda di halaman 1dari 17

DISKUSI 4.

MANAJEMEN

NAMA : EKO YULIANTO


NIM : 04169593

1. Jelaskan tipe keputusan


a. Keputusan terprogram
b. Keputusan tidak terprogram
2. Jelaskan pengambil keputusan dengan metode:
a. Kuantitatif
b. Kualitatif
3.Jelaskan tipe organisasi !
Berikan sumber/ referensi (dari buku BMP, Jurnal ilmiah, situs/web resmi, bukan dari blogspot atau
wordpress)!
JAWABAN

1. TIPE KEPUTUSAN
Manajer harus mengambil keputusan. Secara umum, keputusan yang diambil manajer dalam
dua kategori :
1) Keputusan yang terprogram (programmed decision)
Keputusan yang terprogram merupakan keputusan yang terstruktur atau yang muncul
berulang-ulang atau keduanya. Hal ini menyebabkan organisasi biasanya mempunyai aturan,
kebijakan, dan prosedur, yang dipakai untuk memberi arahan bagaimana keputusan tersebut
dibuat. Misalnya dalam masalah persediaan, keputusan kapan melakukan reorder barang terjadi
berulang-ulang. Perusahaan mempunyai pedoman pada saat persediaan barang tinggal sekian unit.
Manajer dalam hal ini akan mengambil keputuan sesuai dengan pedoman yang ada. Kadang-
kadang keputusan yang terprogram mencakup keputusan yang cukup rumit, akan tetapi keputusan
terebut dianalisis menjadi keputusan yang terprogram.
SUMBER:
Hanafi, M. (2019).BMP, EKMA4116/4sks/Modul 4, Edisi. Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan: 4.5-4.7.

Keputusan terprogram atau direncanakan jika keputusan tersebut mempunyai karakteristik


yang berulang dan rumit serta telah dikembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya. Secara
tradisional, keputusan yang terprogram dapat diselesaikan dengan beberapa langkah yaitu norma,
prosedur kerja, struktur organisasi (Middle or Lower Mangement) yang dikembangkan prosedur
yang spesifik untuk menanganinya.
SUMBER:
Ali, M. (2011). Modul Kuliah Manajemen Industri. Universitas Negri Yogyakarta, Yogyakarta
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Sistem%20Pengambilan%20Keputusan.pdf

Keputusan terprogram/keputusan terstruktur, yaitu keputusan yang berulang dan rutin


sehingga dapat diprogram. Biasanya keputusan ini dilakukan pada manajemen tingkat bawah.
SUMBER:
Rusdiana, H.A & Moch Irfan. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Pustaka Setia, Bandung.
2) Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decisions)
Keputusan yang tidak terprogram merupakan keputusan yang tidak terstrukur, jarang muncul,
atau keduanya. Keputusan tersebut berasal dari masalah yang lura biasa atau tidak biasa muncul.
Hal ini menyebabkan tidak adanya pedoman yang cukup terperinci atau memadai dalam
menangani masalah tersebut. Contoh keputusan tersebut adalah keputusan meluncurkan produk
baru, memecahkan masalah penurunan penjualan produk tertentu, dan menangani gugatan hukum
terhadap perusahaan. Situasi semacam ini merupakan situasi luar biasa dan karena itu diperlukan
penanganan secara khusus. Pengalaman dan intiusi manajer diperlukan untuk memecahkan
masalah ini karena sebelum pedoman yang secara khusus menangani masalah tersebut.
Keterampilan memecahkan masalah semacam ini menjadi semakin penting dengan semakin
tingginya tingkatan manajemen. Hal inilah yang menyebabkan promosi manajer biasanya
melibatkan upaya peningkatan keterampilan untuk memecahkan masalah yang tidak terprogram.
Manajer yang akan dipromosikan dapat dilatih lebih dahulu untuk memecahkan masalah-masalah
tersebut dengan mengajari pemecahan problem secara sistematis dan membuat keputusan secara
logis.
SUMBER:
Hanafi, M. (2019).BMP, EKMA4116/4sks/Modul 4, Edisi. Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan: 4.5-4.7.

Keputusan tidak terpogram yaitu keputusan yang bersifat baru dan tidak rutin terjadi.
Pimpinan atau manajer yang berwenang mengambil keputusan yang tidak diprogramkan perlu
membuat keputusan yang terbaik dalam segala situasi dan kondisi dengan menggunakan model
keputusan yang ada. Keputusan tidak terprogram diselesaikan dengan langkah-langkah, antara
lain proses pemecahan masalah umum, pertimbangan dan kreativitas top management.
SUMBER:
Ali, M. (2011). Modul Kuliah Manajemen Industri. Universitas Negri Yogyakarta, Yogyakarta.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Sistem%20Pengambilan%20Keputusan.pdf

Keputusan tidak terprogramtidak terstruktur, yaitu keputusan yang tidak berulang dan tidak
selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan pada manajemen tingkat atas.
SUMBER:
Rusdiana, H.A & Moch Irfan. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Pustaka Setia, Bandung.
2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE
1) Peramalan Kuantitatif
Peramalan yang menggunakan data angka untuk memperkirakan kondisi masa mendatang.
Ada dua jenis peramalan kuantitatif yaitu:
1. Time Series; Metode ini dikerjakan dengan mengurutkan data berdasarkan waktu, kemudian
memperkirakan kondisi mendatang. Model time series relatif sederhanan dan cocok untuk
analisis data time series yang relatif stabil serta tidak mempunyai fluktuasi trend atau
musiman yang cukup besar. Ada beberapa cara untuk meramalkan data time series yaitu
dengan metode rata-rata bergerak dan metode penghalusan eksponensial.
2. Peramalan Sebab Akibat; Pada peramalan time series, diasumsikan tidak ada faktor-faktordi
luar sistem yang mempengaruhi variabel yang kita ramal. Dalam metode sebab akibat,
faktor-faktor di luar sistem diasumsikan mempengaruhi variabel yang diamati. Model sebab
akbiat mencakup metode regresi dan metode ekonometri.
SUMBER:
Hanafi, M. (2019).BMP, EKMA4116/4sks/Modul 4, Edisi. Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan: 4.31-4.37.
https://elearning.ut.ac.id/pluginfile.php/7316295/mod_resource/content/2/INISIASI%204.pdf

Metode peramalan kuantitatif juga dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut ini:
(Martiningtyas, 2004):
1) Tersedia informasi tentang masa lalu.
2) Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
3) Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu terus berlanjut di masa
mendatang.
Berikut ini beberapa metode peramalan kuantitatif statistik: (Makridakis, 2010)
1. Metode Moving Averages (rata-rata bergerak); Peramalan dilakukan dengan mengambil
sekelompok nilai pengamatan, mencari rata-ratanya, lalu menggunakan rata-rata tersebut
sebagai ramalan untuk periode berikutnya. Metode ini meliputi Single Moving Average
dan Double Moving Average.
2. Metode Exponential Smoothing; Metode ini juga meliputi metode Single Exponential
Smoothing, Double Exponential Smoothing dan Triple Exponential Smoothing
3. Metode Dekomposisi Metode dekomposisi didasarkan pada hal yang telah terjadi akan
berulang kembali dengan pola yang sama. Metode dekomposisi mempunyai 4 (empat)
komponen utama pola perubahan, yaitu:
a) Trend; Trend adalah rata-rata perubahan dalam jangka panjang. Faktor trend
menggambarkan perilaku data yang meningkat, menurun atau tidak berubah.
(Makridakis, 2010 : 155)
b) Variasi Musiman; Menurut Gitosudarmo (2001) bahwa variasi atau gelombang
musim adalah gelombang pasang surut yang berulang kembali dalam waktu tidak
lebih dari satu tahun. Faktor musiman berkaitan dengan fluktuasi periodik dengan
panjang konstan yang disebabkan oleh temperatur, curah hujan, bulan pada suatu
tahun, saat liburan dan kebijakan suatu perusahaan.
c) Variasi Siklis; Variasi siklis adalah perubahan sesuatu hal yang berulang kembali
lebih dari satu tahun. Sedangkan faktor siklus menggambarkan baik turunnya
ekonomi atau industri tertentu seperti pada deret data Produk Nasional Bruto (GNP),
permintaan untuk perumahan, penjualan barang industri seperti mobil, harga saham,
tingkat obligasi, penawaran uang, dan tingkat bunga.
SUMBER:
Indriyo. G. (2001). Teknik Proyeksi Bisnis, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Makridakis dan Steven W. (2010). Metode dan Aplikasi Peramalan, Jilid1. Binarupa Aksara
Publisher, Tangerang.
Martiningtyas, N. (2004). Buku Materi Kuliah STIKOM Statistika. STIKOM Surabaya, Surabaya.

Berikut ini beberapa metode peramalan kuantitatif statistik:


1. Teknik Deret Berkala (Time Series); Metode ini memperlakukan sistem seperti kotak hitam
dengan tidak adanya usaha untuk menemukan faktor yang berpengaruh pada perilaku sistem
tersebut. Metode ini cocok untuk peramalan jangka pendek atau menengah. Metode yang
sering dipakai dalam teknik deret berkala yaitu metode smoothing dan metode dekomposisi
Metode-metode yang termasuk metode smoothing adalah
a) Metode Average (rataan); Terdiri dari Mean (Simple Average), Single Moving Average,
Double Moving Average, Weighted Moving Average.
1) Metode Rata-rata (Simple Average); Metode rata-rata secara sederhana menghitung
rataan dari data yang tersedia (sejumlah T)
2) Single Moving Average; Istilah moving average menggambarkan prosedur jika ada
data baru, rata-rata baru dapat dihitung dan data yang lalu dihapus. Rata-rata baru
tersebut akan digunakan untuk meramal. Persamaan tersebut akan digunakan untuk
meramal.
3) Double Moving Average
b) Metode Exponential Smoothing;
1) Peramalan Single Exponential Smoothing dapat dihitung berdasarkan hasil peramalan
ditambah kesalahan peramalan periode sebelumnya. Jadi, kesalahan peramalan
sebelumnya digunakan untuk mengoreksi peramalan berikutnya.
2) Double Exponential Smoothing: Brown’s One Parameter Linear Linear Exponential
Smoothing dapat dilakukan jika tersedia 3 data dan satu nilai α.
3) Double Exponential Smoothing: Holt’s Two Parameter Metode Holt’s; mirip dengan
metode Brown dengan perbedaan melakukan smoothing trend secara terpisah.
Pemisahan ini menciptakan fleksibilitas dimana smoothing trend dapat dilakukan
dengan parameter yang berbeda dengan parameter yang dipakai series asli.
4) Triple Exponential Smoothing: Winter’s Three ParameterTrend and Seasonality
Metode Winter’s dapat digunakan untuk data musiman. Metode Winter’s didasarkan 3
persamaan smoothing: satu untuk kestasioneran, satu untuk trend dan satu untuk
musiman.
SUMBER:
Yulius, H. (2019). Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi
Ulang Al-Fitrah. Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan
Informatika Vol 5 (1): -14.
Peramalan kuantitatif adalah peramalan dengan dasar kuantitatif pada masa lampau.
Peramalan kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Metode kausal; Merupakan metode dengan mengembangkan suatu model sebab akibat antara
permintaan yang akan diramalkan dengan variabel-variabel yang dapat memengaruhinya.
Metode kausal dibagi lagi menjadi tiga bagian:
a. Metode korelasi regresi; Metode ini cocok bila digunakan untuk meramalkan dalam
jangka pendek dan data yang digunakan merupakan kumpulan dari data beberapa tahun.
Peramalan dengan metode ini sering digunakan untuk peramalan penjualan, peramalan
keuntungan, peramalan permintaan, dan peramalan keadaan ekonomi.
b. Metode ekonometrik; Metode ini cocok bila digunakan untuk meramalkan kumpulan data
beberapa tahun dan dengan peramalan jangka pendek atau jangka panjang. Peramalan
dengan metode ini sering digunakan untuk peramalan penjualan menurut kelas produksi
dan peramalan keadaan ekonomi masyarakat meliputi permintaan harga atau penawaran.
c. Metode input-output; Metode ini cocok bila digunakan untuk meramalkan kumpulan data
10-15 tahun dengan peramalan jangka panjang. Peramalan dengan metode ini sering
digunakan untuk peramalan penjualan perusahaan dan peramalan produksi dari sector
atau sub-sektor industri.
2. Metode deret berkala (Time Series); Merupakan metode dengan menganalisis suatu pola
hubungan antara variabel yang akan diramalkan dengan variabel waktu yang dapat
dipengaruhi keempat komponen utama tren (trend), siklus (cycle), musiman (seasonal) dan
acak (random). Dalam metode deret berkala, dibagi lagi menjadi dua metode yaitu metode
moving average dan metode ARIMA (box Jenkins). Kemudian ada metode winter,
smoothing, metode dekomposisi dan metode proyeksi tren dengan regresi.
SUMBER:
Dian, A. S. P. (2016). Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pengadaan Stok Barang
Untuk Toserba Dengan Metode Simple Moving Average. SKRIPSI Jurusan Teknik
Informatika Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2) Peramalan Kualitatif
Peramalan yang menggunakan pertimbangan serta pengetahuan dan pengalaman individu
atau kelompok, bukannya menggunakan analisis matematika dan statistik yang canggih. Ada
beberapa metode peramalan yang akan dibicarakan yaitu :
1. Metode Pendapat kelompok eksekutif (jury of executive opinion method); Dalam metode
ini, manajer dikumpulkan dan dimintai pendapatnya mengenai penjualan dimasa
mendatang. Pendapat yang dihasilkan merupakan gabungan pendapat-pendapat individu.
2. Metode delphi; Metode ini dikembangkan oleh Rand Corp, Amerika Serikat. Metode ini
menggunakan konsesus dari para ahli (pakar) yang memberikan konstribusi secara
individual. Ada 3 kunci kesuksesan metode tersebut yaitu orang-orang yang ahli di bidang
akan diramal, menggunakan brainstorming bukannya menganalisis secara alternatif tertentu,
dan membatasi kontak antar individu untuk mencegah terbentuknya konsensus yang terlalu
cepat atau pemikiran kelompok (group think) yang mecegah ide-ide kreatif.
3. Sales-force-composition; Dalam metode ini, salesman organisasi, bukannya manajer
digunakan salesman melakukan kontak langsung dengan konsumen dan dapat menggunakan
kontak tersebut sebagai prediksi penjualan di masa mendatang.
4. Analisis multikriteria atau analisis multiatribut; Analisis ini ditunjukkan untuk mencegah
kecendrungan manusia yang memfokuskan pada satu alternatif saja yang paling menarik
dan merupakan atribut lainnya yang penting.
5. Evaluasi Pelanggan; Evaluasi tersebut dari analisis kelompok salesman dan dilakukan
dengan mengumpulkan data langsung dari pelanggan. Pelanggan memberi informasi
kebutuhan barang dan jasa yang diproduksi organisasi di masa mendatang.
SUMBER:
Hanafi, M. (2019).BMP, EKMA4116/4sks/Modul 4, Edisi. Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan: 4.37-4.40
https://elearning.ut.ac.id/pluginfile.php/7316295/mod_resource/content/2/INISIASI%204.pdf

Kemajuan yang terjadi dalam pengambilan keputusan selama beberapa tahun belakangan
ini dikarenakan teknologi informasi. Sistem informasi manajemen (SIM), sistem pendukung
keputusan (DSS) melalui teknologi informasi, data warehousing dan mining, dan sistem canggih
dan para ahli semakin banyak digunakan untuk membantu manajer membuat keputusan yang
lebih baik. Pendekatan berdasarkan informasi mempunyai dampak dan kesuksesan besar. Teknik
pengambilan keputusan kelompok membantu pimpinan untuk mengambil keputusan lebih
efektif. Pada saat ini teknik perilaku partisipasi yang telah dibahas sejauh ini yang tersedia untuk
pimpinan. Kreativitas pengambilan keputusan dapat diterapkan pada individu atau kelompok.
Seringkali pengambilan keputusan dalam organisasi sangat terbantu oleh pengambilan keputusan
individu. Pada konteks ini pemahaman dinamika kelompok dan tim menjadi relevan dengan
pengambilan keputusan. Misalnya, pembahasan masalah dan fenomena kesesuaian nilai dan etika
kelompok seperti perubahan resiko (kemungkinan kelompok membuat keputusan lebih beresiko
daripada individu) membantu seseorang dalam memahami sulitnya pengambilan keputusan
kelompok dengan lebih baik. Dalam pengambilan keputusan sering terjadi kecenderungan terjadi
kondisi status quo (bawahan atau karyawan menolak perubahan dan cenderung bertahan dengan
tujuan atau rencana yang ada). Kondisi ini mempengaruhi pengambilan keputusan kelompok.
Saran seperti berikut ini dapat digunakan untuk membantu mengurangi dan melawan kekuasaan
status quo. Saran tersebut adalah:
a. Pada saat semuanya berjalan dengan baik, pimpinan sebaiknya tetap mewaspadai dan
meninjau kemungkinan adanya keputusan alternatif.
b. Sebaiknya memiliki kelompok terpisah yang mengawasi lingkungan, mengembangkan
teknologi baru, dan menghasilkan ide baru.
c. Untuk mengurangi kecenderungan mengabaikan informasi negatif jangka panjang, manajer
sebaiknya mengumpulkan skenario kasus yang buruk dan prediksi yang mencakup biaya
jangka panjang.
d. Membuat checkpoint dan batasan untuk semua rencana.
e. Ketika batasan sudah dilewati, perlu mempunyai tinjauan rencana lain yang independen
atau terpisah.
f. Menilai orang berdasarkan cara mereka mengambil keputusan, bukan pada keputusannya,
terutama ketika hasilnya tidak sesuai yang diharapkan
g. Menilai kualitas proses pengambilan keputusan apakah pimpinan konsisten dalam
prosesnya dan keberhasilan yang dicapai belum menunjukkan perubahan.
h. Organisasi dapat menetapkan tujuan, insentif, dan sistem pendukung yang mendorong
eksperimen dan pengambilan risiko.
Selain panduan sederhana di atas, teknik keputusan kelompok seperti Delphi dan
pengelompokan nominal juga dapat digunakan untuk membantu menghilangkan disfungsi
kelompok dan membantu membuat keputusan yang lebih efektif.
Teknik Delphi pertama kali dikembangan kurang lebih tahun 1950 an. Teknik tersebut baru
dipopulerkan akhir-kahir ini yaitu awal tahun 2000 nan sebagai teknik pengambilan keputusan
kelompok untuk prediksi jangka panjang. 17 Saat ini, berbagai organisasi bisnis, pendidikan,
pemerintahan, kesehatan, dan militer menggunakan Delphi. Teknik Delphi ini merupakan teknik
pengambilan keputusan yang sangat baik untuk dapat memprediksi masa depan dengan baik.
Teknik Delphi sangat aik untuk meprediksi masa depan atau meramal masa depan. Teknik ini
mempunyai beberapa variasi, tetapi umumnya bekerja sebagai berikut: (1)Sebuah kelompok
dibentuk, tetapi anggota tidak berinteraksi langsung satu sama lain; (2)Setiap anggota diminta
membuat prediksi atau input untuk keputusan kelompok; (3)Setiap anggota menerima umpan
balik gabungan dari orang lain; (4)Pengulangan terjadi pada waktu yang telah ditetapkan atau
sampai denga pada saat umpan balik disampaikan. Isian dengan tidak mencantumkan nama
tersebut merupakan kunci utama keberhasilan teknik ini. Meneruskan respons anggota kelompok
Delphi yang mengisi isian dengan tidak mencantumkan nama dapat digunakan untuk "menjaga
gengsi" dan mendorong para ahli untuk lebih fleksibel dan diuntungkan dalam menilai orang lain
SUMBER:
Imansyah, Y. (2017). Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Lembaga Pendidikan.
Pengambilam Keputusan Vol 1(1): 73-91
Penggunaan metode kualitiatif didasari ketersediaan data mentah disertai serangkaian kaidah
matematis untuk meramalkan hasil di masa depan. Terdapat beberapa macam model peramalan
yang tergolong metode kualitiatif, yaitu:
a. Model-model Regresi Perluasan dari metode Regresi Linier dimalan meramalkan suatu
variabel yang memiliki hubungan secra linier dengan variabel bebas yang diketahui atau
diandalkan.
b. Model Ekonometrik Menggunakan serangkaian persamaanpersamaan regresi dimana
terdapat variabel-variabel tidak bebas yang menstimulasi segmen-segmen ekonomi
seperti harga dan lainnya.
c. Model Time Series Analysis (Deret Waktu) Memasang suatu garis trend yang
representatif dengan data-data masa lalu (historis) berdasarkan kecenderungan datanya
dan memproyeksikan data tersebut ke masa yang akan datang. Prosedur Peramalan
menurut horizon waktunya, terdapat tiga tipe peramalan, yaitu : (1)Peramalan jangka
pendek yang memberikan hasil peramalan satu tahun atau kurang; (2)Peramalan jangka
menengah untuk meramalkan keadaan satu hingga lima tahun mendatang; (3)Peramalan
jangka panjang digunakan untuk pengambilan keputusan mengenai perencanaan produk
dan perencanaan pasar, pengeluaran biaya perusahaan, studi kelayakan pabrik, anggaran,
purchase order, perencanaan tenaga kerja dan perencanaan kapasitas kerja, serta segala
kegiatan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kejadian lebih dari lima tahun
mendatang.
SUMBER:
Yulius, H. (2019). Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi
Ulang Al-Fitrah. Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan
Informatika Vol 5 (1): -14.

Model peramalan yang digolongkan sebagai model kualitatif adalah:


1. Dugaan manajemen; Dugaan manajemen adalah metode peramalan dimana peramalan
berdasarkan pada pertimbangan manajemen. Metode ini cocok untuk situasi sensitif
terhadap intuisi dari satu atau sekelompok kecil orang yang karena pengalamannya mampu
memberikan opini yang kritis dan relevan.
2. Riset pasar; Riset pasar adalah metode peramalan berdasarkan hasil survey pasar dari
tenaga pemasaran produk atau yang mewakili hasil survey pasar tersebut. Metode ini
menggunakan informasi dari pelanggan untuk melihat rencana pembelian produk di masa
yang akan datang.
3. Metode kelompok terstruktur; Metode kelompok terstruktur adalah metode peramalan
berdasarkan proses konvergensi opini beberapa orang atau ahli secara interaktif dan
membutuhkan fasilitator untuk menyimpulkan hasil dari peramalan.
4. Analogi historis; Analogi historis merupakan metode peramalan beradarkan pola data
record dari sebuah produk yang disamakan secara analogi.
SUMBER:
Dian, A. S. P. (2016). Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pengadaan Stok Barang
Untuk Toserba Dengan Metode Simple Moving Average. SKRIPSI Jurusan Teknik
Informatika Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. TIPE ORGANISASI
Organisasi dapat disusun dalam tiga cara yang umum berdasarkan fungsi, produk atau pasar dan
matriks.
1) Berdasarka fungsi
Dalam bentuk ini organisasi disusun dalam bagian yang mempunyai aktivitas-aktivitas yang
sama atau yang berkaitan. Sebagai contoh organisasi dikelompokkan dalam bagian pemasaran,
keuangan, produksi dan personalia. Masing-masing bagian dipimpin oleh seorang manajer atau
kepala bagian yang melapor ke direktur utama. Direktur utama menjalankan tugas koordinasi dan
integrasi atar deprtemen atau bagian (Lihat gambar 1)

DIREKTUR
UTAMA

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


PRODUKSI) PEMASARAN KEUANGAN PERSONALIA

Gambar 1 Tipe Organisasi berdasarkan fungsi

Struktur ini mempunyai keuntungan, antara lain kerja yang lebih efisien yang diharapkan
karena disatukannya aktivitas-aktivitas yang berkaitan, pemgawasan menjadi lebih mudah karena
pengawasan dilakukan terhadap pekerjaan yang seragam, dan mobilisasi sumber daya lebih
mudah dilakukan. Semantara itu sisi negatif strukutr semacam ini anatara lain adalah lebih sulit
berbeda satu sama lain. Setiap departemen akan mempunyaikecenderungan berusaha mencapai
tujuan bagiannya meskipun barangkali dengan mengorbankan tujuan organisasi secara
keseluruhan. Karena beberapa kelemahan dan keuntungan terseut, organisasi fungsional
diguanakan terutama oleh organisasi yang kecil. Jika organisasi tumbuh semakin besar, baik
semakin berkembang secara geografis atau menawarkan lini produk yang semakin banya, bentuk
fungsional menjadi kurang menguntungkan. Pengambilan keputusan akan semakin lambat dan
pengawasan menjadi semakin sulit dilakukan. Dalam hal ini strukutr yang lain diperlukan.
3) Organisasi Pasar atau Produk
Jika organisasi semakin besar, organisasi dapt disusun berdasarkan produk., pasar atau
konsumennya. Bagan berikut ini menunjukkan orgaisasi yang disusun berdasarkan produk,
kemudian berdasarkan pasarnya dan berdasarkan geografis. Perhatikan bahwa disini digunakan
kata divisi. Divisi merupakan bagian dalam organisasi yang relatif otonom. Bagian tersebut dapat
mengambil keputusan sendiri, tanpa memerlukan persetujuan direktur utama, kecuali untuk
beberapa keputusan yangmenyakut divisi lain dan organisasi secara keseluruhan. Otonom tersebut
memungkinkan rganisasi melakukan respons yang lebih cepat terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi. Divisi berbeda dari departemen masih merupakan bagian dari organisasi.
Departemen tidak mempunyai otonom tsebesar divisi. Apabila organisasi menjadi semakin besar,
divisi barangkali cocok digunakan.

DIREKTUR
UTAMA

DEPARTEMEN DIVISI PRODUK


PRODUKSI KOSMETIK

DEPARTEMEN DIVISI PRODUK


PEMASARAN MAKANAN

DEPARTEMEN DIVISI PRODUK


KEUANGAN MINUM

DEPARTEMEN
PERSONALIA

Gambar 2.Organisasi Berdasarkan Produk


DIREKTUR
UTAMA

DEPARTEMEN DIVISI PRODUK


PRODUKSI KONSUMEN

DEPARTEMEN DIVISI PRODUK


PEMASARAN INDUSTRI

DEPARTEMEN DIVISI PRODUK


KEUANGAN LEMABAGA
PEMERINTAH

DEPARTEMEN
PERSONALIA

Gambar 3. Organisasi Berdasarkan Pasar/Konsumen

DIREKTUR
UTAMA

DEPARTEMEN
PRODUKSI DIVISI ASIA

DEPARTEMEN DIVISI DALAM


PEMASARAN NEGERI

DEPARTEMEN DIVISI
KEUANGAN AMERIKA

DEPARTEMEN
PERSONALIA

Gambar 4. Organisasi Berdasarkan Geografis


Jika setiap produk atau kelompok produk memerlukan teknologi produksi dan metode
pemasaran yang berbeda, organisasi berdasarkan produksi meru[pakan cara yangtepat.
Pengorganisasian secara geografis dilakukan arena beberapa alasan.

4) Struktur Matriks
Struktur organisasi matriks berusaha menggabungkan sisi positif struktur fungsional dan struktur
divisi. Struktur fungsional mempunyai sifat positif karena mendorong spesialisasi, tetapi koordinasi
menjadi sulit dilakukan .Struktur divisi mendoronmg koordinasi, tetapi tidak terlalu mendorong
spesialisasi keahlian. Dalam organisasi matriks, karyawan mempunyai dua atasan: fungsional dan
divisional. Bagan berikut ini menunjukkan struktur tersebut.

DIREKTUR
UTAMA

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR


UTAMA UTAMA UTAMA UTAMA

DIREKTUR
UTAMA

DIREKTUR
UTAMA

DIREKTUR
UTAMA

Garis Vertikal menunjukkan perintah fungsional, sedangkan garis horizontol menunjukkan


perintah divisional. Garis horizontal menunjukkan kegiatan yang sedang dilakukan oleh
organisasi yang dipimpin oleh manajer proyek. Karena struktur tersebut, strukutr matriks sering
disebut sebagai SISTEM GANDA (multiple command system). Struktur Matriks mempunyai
beberapa keuntungan, diantaranya yaitu:
a. Strukutr ini fleksibel karena tim kerja dapat dibentuk, diubah, atau dibubarkan apabila telah
selesai.
b. Karena bekerja sebagai tim, dengan mengambil keputusan bersama, karyawan akan semakin
termotifasi.
c. Karyawan memperoleh kesempatan yang baik untuk mempelajari ilmu yang baru.
d. Organisasi dapat memnafaatkan sumber daya yang efisien. Fleksibilitas dan penghematan
dapat diperoleh.
e. Karyawan dalam organisasi matriks juga merupakan karyawan dari departemen fungsional.
Dengan status ganda tersebut, mereka dapat menjembatani dua proyek dengan fungsional dan
semakin mendorong koordinasi.
f. Desain matriks mendorong desentralisasi. Manajemen puncak dapat lebih memfokuskan pada
tujuan jangka panjang.
SUMBER:
Hanafi, M. (2019).BMP, EKMA4116/4sks/Modul 5, Edisi. Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan: 5.13-5-20.

Tipe-tipe organisasi terbagi menjadi beberapa, yaitu:

1) Organisasi Formal dan Organisasi Informal


Pada klasifikasi popular organisasi dibagi dalam kelompok formal dan informal.
Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka yang terstruktur. Sesungguhnya
pembagian yang disajikan merupakan wujud ekstrim, karena dalam kenyataan tidak mungkin
kita menjumpai sebuah organisasi yang formal sempurna atau informal sempurna. Menurut
Sutarto (1991) kedua ekstrim berisikan suatu kontinum di antara tipe-tipe keorganisasian seperti
ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 1.1 Organisasi-organisasi formal dan informal berikut ciri-cirinya

Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritas, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya.
Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran, serta melalui apa
komunikasi berlangsung. Organisasi-organisasi formal, menunjukkan tugas-tugas
terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Organisasi-organisasi formal bersifat tahan
lama dan terencana. Mengingat bahwa organisasi formal ditekankan memiliki keteraturan,
maka biasanya organisasi formal relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh-contoh organisasi-
organisasi formal misalnya perusahaan besar, badan pemerintah dan universitas. Pada sisi
lain, dari kontinum pada gambar yang disajikan terdapat bentuk organisasi lain yang
dinamakan organisasi informal. Organisasi informal umumnya terorganisasi secara “lepas”,
fleksibel, tidak terumuskan dengan baik, dan bersifat spontan. Keanggotaan pada organisasi
informal dapat dicapai baik secara sadar maupun secara tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk
menentukan waktu yang pasti pada diri seseorang untuk menjadi anggota organisasi tersebut.
Sifat pasti hubungan antara para anggota, dan bahkan tujuan-tujuan organisasi yang
bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi demikian misalnya: suatu pertemuan
makan malam bersama, orang yang kebetulan lewat sewaktu kecelakaan mobil terjadi, dan
lain-lain.

Dikemukakan oleh Kartono (1991), organisasi formal adalah organisasi yang berada
di atas kertas, dengan relasi-relasi logis, peraturan konvensi dan kebijakan organisasi,
pembagian tugas pekerjaan serta hierarki kerja. Organisasi formal disebut pula kelompok
sekunder yang mempunyai bentuk hierarki resmi. Ciri-ciri organisasi formal adalah:

a. Bersifat impersonal dan objektif.


b. Kedudukan setiap individu didasarkan pada fungsi masing-masing di dalam satu sistem
hierarki, dengan tugas pekerjaan masingmasing.
c. Terdapat relasi formal berdasarkan alasan-alasan ideal dari status resmi dalam organisasi.
d. Suasana kerja dan komunikasi berlandaskan kompetisi/persaingan dan efisiensi.

Organisasi informal dapat dialihkan wujudnya menjadi organisasi formal, apabila


hubungan-hubungan di dalamnya dan kegiatannya terumuskan dan terstruktur. Organisasi
formal dapat menjadi organisasi informal, apabila hubungan yang dirumuskan dan yang
terstuktur tidak terlaksana, dan diganti dengan hubungan baru, yang tidak terspesifikasi dan
tidak dikendalikan. Organisasi informal ialah sistem interelasi manusiawi berdasarkan rasa
suka dan tidak suka, dengan iklim psikis yang intim, kontak muka berhadapan muka serta
moral tinggi (Kartono, 1991). Ciri-ciri organisasi informal adalah:

a. Terintregasi dengan baik.


b. Di luar kelompok informal atau primer terdapat kelompok lebih besar yaitu kelompok
formal atau sekunder.
c. Setiap anggota secara individual mengadakan interelasi berupa jaringan perikatan yang
pribadi atau personal disertai komunikasi akrab.
d. Terdapat iklim psikis suka dan tidak suka atau acuh dan tak acuh.
e. Sedikit atau banyak, setiap anggota mempunyai sikap yang pasti terhadap anggota-
anggota lainnya dan dimuati emosi-emosi tertentu.
2) Organisasi Berdasarkan Wujudnya (Organiasasi Primer dan Organisasi Sekunder)

Cara lain yang mengklasifikasikan organisasi-organisasi adalah dengan jalan


membedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder (Sutarto, 1991). Istilah-istilah
“primer” dan “sekunder” juga menyatakan dua wujud ekstrim, pada sebuah kontinum seperti
diperlihatkan pada Gambar.7.

Gambar 7. Organisasi-organisasi primer dan organisasi-organisasi sekunder

Cara lain untuk merumuskan atau mengklasifikasikan suatu organisasi adalah


berdasarkan keterlibatan emosional para anggotanya. Pada Gambar 7 terlihat dua wujud ekstrim
sebuah kontinum yang kiranya tidak akan dijumpai dalam bentuk murni dalam praktik nyata.
Organisasi primer menuntut keterlibatan lengkap pribadi dan emosional dari para anggotanya.
Organisasi demikian dicirikan dengan hubungan-hubungan yang bersifat pribadi, langsung,
spontan, dan tatap muka. Di lain pihak, pada organisasi sekunder, hubungan yang ada bersifat
intelektual, rasional dan kontraktual. Di sini terlihat hubungan yang bersifat formal dan
impersonal, dengan kewajiban yang dinyatakan secara eksplisit. Organisasi sekunder bukanlah
tujuan yang memberikan kepuasaan, tetapi organisasi ini memiliki anggota-anggota karena dapat
menyediakan alat-alat (seperti misalnya imbalan berupa gaji atau upah) yang memenuhi tujuan-
tujuan para anggota tersebut.

3) Organisasi Berdasarkan Sasaran atau Kepentingan tertentu


Setiap organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan berdasarkan sasaran atau kepentingan
tertentu, yang secara luas dapat dirumuskan antara lain untuk memuaskan kebutuhan, keinginan,
atau sasaran-sasaran para anggotanya. Berdasarkan hal tersebut, organisasi dapat diklasifikasikan
sesuai dengan sasaran-sasaran khusus para anggotanya yang berusaha dipenuhi olehnya. Sebagai
contoh misalnya dikemukakan adanya:
a. Organisasi-organisasi pelayanan (service organizations), yang siap membentuk orang-orang
tanpa menuntut pembayaran penuh dari masing-masing pihak yang menerima servis yang
bersangkutan (badanbadan amal, organisasi-organisasi, taman-taman, dan taman margasatwa
di luar negeri).
b. Organisasi-organisasi ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi-organisasi yang
menyediakan barang-barang dan jasa-jasa sebagai imbalan untuk pembayaran dalam bentuk
tertentu (korporasikorporasi penyewa apartemen-apartemen).
c. Organisasi-organisasi religius (religius organizations) yang memenuhi kebutuhan spiritual
dari anggotanya (mesjid-gereja).
d. Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations) yang memberikan
perlindungan kepada orang-orang dari bahaya (departemendepartemen kepolisian-TNI,
pemadam kebakaran, KOMNASHAM, dan lain-lain).
e. Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations) yang memenuhi kebutuhan
akan keteraturan atau kontinuitas (Pemerintah pusat-Pemerintah daerah).
f. Organisasi-organisasi sosial (social organizations) yaitu organisasiorganisasi yang memenuhi
kebutuhan sosial orang-orang untuk memenuhi kontak dengan orang-orang lain, kebutuhan
akan identifikasi dan bantuan timbal balik (organisasi-organisasi yang dinamakan
Fraternities, klub-klub, tim-tim untuk tujuan tertentu).

SUMBER:

http://repository.ut.ac.id/4454/1/LUHT4327-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai