Anda di halaman 1dari 22

Making Higher

Education Open to
All

Alat Perencanaan dan Pengambilan Keputusan


Inisiasi TTM Ke – 1
Mata Kuliah Manajemen (EKMA4116)
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi

Penulis : Kelompok 4

Abdullah Kosim
Yusuf Ade Yahsya

www.ut.ac.id
A. PENDEKATAN MANAJEMEN ILMIAH

Penggunaan alat-alat perencanaan semakin banyak. Ada beberapa alas an mengapa hal tersebut terjadi.
Pertama, lingkungan organisasi menjadi semakin kompleks dari hari ke hari. Perekonomian global dan
perkembangan teknologi yang cepat membuat lingkungan berubah semakin cepat, dan lingkungan semakin
tidak stabil dan sulit diprediksi. Manajemen ilmiah membantu manajemen menguasai lingkungan dengan
jalan membuat prediksi lingkungan menjadi lebih baik. Kedua, seperti telah diceritakan diatas, organisasi
menjadi semakin besar dan semakin kompleks tanpa alat-alat bantu manajer akan kualahan membuat dan
menjalankan keputusan. Dua hal tersebut membuat alat bantu seperti manajemen ilmiah menjadi semakin
dibutuhkan.

www.ut.ac.id
Proses Manajemen Ilmiah

Penentuan Masalah

Pembuatan Model

Penyusunan Algoritma

Implementasi

www.ut.ac.id
Langkah pertama adalah penentuan masalah. Meskipun masalah tampaknya ada dimana-mana, tetapi
manajer tidak selalu dapat mendefinisikan (menjelaskan) masalahnya. Dengan demikian manajer harus
belajar merumuskan atau melihat masalah yang sesungguhnya. Langkah berikutnya adalah pembuatan model
(modelling). Model didefinisikan sebagai representasi (penyederhanaan) dunia nyata. Dunia nyata sangat
kompleks, karena itu agar dapat dianalisis perlu disederhanakan. Model dapat berupa model yang sederhana,
misal proses manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing, leading, dan pengendalian.
Setelah model dirumuskan, Langkah berikutnya adalah penyusunan algoritma. Algoritma merupakan
Langkah-Langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah. Algoritma dapat berupa algoritma
verbal, seperti resep masakan, dan algoritma matematik. Sebagai contoh, juka manajer ingin membuat
ramalan penjualan, ia dapat membuat model sebab akibat. Langkah selanjutnya, adalah tahap pelaksanaan.
Rekomendasi diberikan kepihak yang akan melaksanakan, pelatihan kepada calon pemakai, dan penyiapan
dokumentasi manual.

www.ut.ac.id
B. ALAT PERAMALAN

1. Arti Peramalan
Peramalan merupakan proses yang sistematis memperkirakan (meramalkan) kondisi masa mendatang
dengan menggunakan informasi masalalu dan informasi lain yang relevan, untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan. Sebagai contoh :
• Manajer memperkirakan penjualan yang akan terjadi tahun mendatang. Perkiraan penjualan
tersebut akan bermanfaat untuk merencanakan aktivitas perusahaan ditahun mendatang.
• Manajer memperkirakan perubahan-perubahan dalam variabel sosial, ekonomi, politik, dan
teknologi yang diperkirakan akan mempengaruhi organisasi. Apabila organisasi dapat meramal
perubahan variabel-variabel tersebut, dan mampu melakukan antisipasi yang tepat maka
organisasi mampu memanfaatkan situasi tersebut.
• Peramalan teknologi juga penting dilakukan terutama untuk organisasi dengan lingkungan
teknologi yang dinamis.
www.ut.ac.id
2. Metode-metode Peramalan

Jenis

Kuantitatif Time series Modal Rata-rata bergerak


Model penghalusan
eksponensial
Model Box-Jenkins
Sebab akibat Model regresi tunggal atau
berganda
Model ekonometri
Kualitatif Jury of Selection Method
Sales-force-composition
Metode Delphi
Metode Kriteria Ganda
(Multicriteria)
Metode evaluasi pelanggan

www.ut.ac.id
3. Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif menggunakan data angka (kuantitatif) untuk memperkirakan konduisi masa mendatang. Ada dua jenis peramalan
kuantitatif : peramalan time-series dan casual forecasting. Dalam peramalan time-series, kondisi masalalu diasumsikan akan mempengaruhi
kondisi masa mendatang, tanpa pengaruh dari luar. Dalam permasalahan sebab akibat, factor-factor lain diperkirakan akan mempengaruhi suatu
variabel. Sebagai contoh, penjualan masa mendatang, dalam time-series diperkirakan hanya dipengaruhi oleh penjualan di masa lalu. Dalam
peramalan sebab akibat, penjualan masa mendatang diperkirakan dipengaruhi oleh factor lain, missal : promosi, jumlah salesman, dan kondisi
perokonomian.

a. Time series
Peramalan time-series terutama bermanfaat apabila manajer mempunyai data yang cukup banyak dan pola pergerakan variabel relative
stabil. Metode tersebut dikerjakan dengan mengurutkan data berdasarkan urutan waktu, kemudian memperkirakan kondisi mendatang.

• Metode Rata-Rata Bergerak


Dalam metode rata-rata bergerak, setiap periode diberi bobot yang sama. Jika manajer percaya bahwa bobot tersebut harus lain, manajer
dapat menggunakan variasi Ketika bobot untuk setiap periode lain. Biasanya observasi yang lebih baru diberi bobot yang lebih tinggi.

• Metode Penghalusan Eksponensial


Metode penghalusan eksponensial memasukkan kesalahan peramalan di masa lalu sebagai input peramalan di masa mendatang.
Model penghalusan eksponensial dapat dituliskan sebagai berikut :

Ft = w.At-1+(1-w)Ft-1

Ket : Ft = peramalan untuk periode t


At-1 = data sesungguhnya pada periode t-1
Ft-1 = peramalan untuk periode t-1
w = konstanta (0-1) yang menjadi pembobot peramalan

www.ut.ac.id
b. Peramalan Sebab Akibat
pada peramalan time-series, diasumsikan tidak ada faktor-faktor diluar sistem yang mempengaruhi variabel yang kita ramal. Dalam metode sebab akibat,
faktor-faktor diluar sistem diasumsikan mempengaruhi variabel yang kita diamati. Model sebab akibat mencakup metode regresi dan metode ekonometri.

• Model Regresi
Misalkan kita mempunyai keyakinan bahwa anggaran pemasaran mempengaruhi penjualan maka anggaran pemasaran dapat dipakai sebagai variabel
bebas dan penjualan dapat dipakai sebagai variabel tidak bebas. Model hubungan antara keduanya dapat dituliskan sebagai berikut ini :

Y = a+b.X

Ket : Y = penjualan
a = intercept
b = koefisien regresi
X = anggaran pemasaran

• Model Ekonometri
Model ekonometri pada dasarnya merupakan gabungan beberapa model regresi yang membentuk sistem persamaan regresi. Model-model tersebut
saling berkaitan satu sama lain, dan dapat terdiri atas puluhan atau bahkan ratusan persamman regresi. Model ekonometri tersebut dapat dipakai untuk
memprediksi banyak hal, mulai kondisi ekonomi dimasa mendatang, migrasi penduduk, atau penjualan perusahaan. Sebagai contoh, jika kita ingin
memprediksi konsumsi nasional, kita dapat mengembangkan model manakala konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan. Dengan demikian, konsumsi
dipengaruhi oleh pendapatan. Berdasarkan informasi diatas, dapat dirumuskan model konsumsi nasional sebagai berikut ini :

C = a0+a1.Y
Y = b0+b1.C
Y = C+1
1 = c0+c1.i
Ket : C = konsumsi nasional
Y = pendapatan nasional
1 = investasi
I = tingkat bunga
www.ut.ac.id
a0,a1,b0,b1,c0,c1 merupakan parameter dalam regresi
4. Peramalan Kualitatif

Peramalan kualitatif menggunakan pertimbangan serta pengetahuan dan pengalaman individu atau kelompok, bukannya menggunakan analisis matematika dan
statistic yang canggih. Ada beberapa metode peramalan yang akan dibicarakan berikut ini.

a. Metode Pendapat Kelompok Eksekutif (Jury of Executive Opinion Method)


Dalam metode ini manajer dikumpulkan dan dimintai pendapatnya mengenai penjualan dimasa mendatang.

b. Metode Delphi
Metode tersebut dinamakan sesuai dengan orang suci Yunani di kota Delphi. Metode tersebut berusaha mencari pendapat sekelompok ahli mengenai topik tertentu,
dengan tujuan ingin memperoleh pandangan terhadap kejadian dimasa mendatang.

Metode ini dikembangkan oleh Rand Corp Amerika Serikat. Metode ini menggunakan konsensus dari para ahli yang memberikan kontribusi secara individual.
Ada 3 kunci kesuksesan metode tersebut, yaitu memilih orang-orang yang ahli dibidang yang akan diramal, menggunakan brainstorming, bukannya menganalisis
secara kritis alternatif tertentu, dan membatasi kontak antar individu untuk mencegah terbentuknya consensus yang terlalu cepat atau pemikiran kelompok yang mencegah ide-
ide yang kreatif.

c. Sales-force-composition
Dalam metode ini salesman organisasi, bukannya manajer, digunakan. Salesman melakukan kontak langsung dengan konsumen dan dapat menggunakan kontak
tersebut sebagai dasar prediksi penjualan dimasa mendatang.

d. Analisis Multikriteria atau Analisis Multi-atribut


Analisis ini ditujukan untuk mencegah kecenderungan manusia yang memfokuskan pada satu alternatif saja yang paling menarik, dan melupakan atribut lainnya yang
penting.

Langkah-Langkah dalam analisis tersebut adalah :


1. Sekelompok orang yang akan terkena pengaruh suatu keputusan dipilih dari beberapa lapangan yang berbeda
2. Secara individual merak diminta untuk menuliskan faktor sukses untuk suatu keputusan tertentu
3. Kemudian, dalam pertemuan kelompok, daftar yang telah ditulis dievaluasi, dan daftar tersebut dapat dikelompokkan kedalam beberapa kategori yang besar
4. Kemudian, mereka diminta memberi bobot terhadap kategori atribut tersebut, kemudian kategori tersebut didiskusikan didalam kelompok sampai konsensus tercapai
5. Bobot tersebut kemudian dipakai untuk menganalisis proyek secara kuantitatif.

www.ut.ac.id
Contoh dalam pemilihan lokasi pabrik, kategori atribut dan bobot dapat
ditentukan sebagai berikut ini :

Kategori Bobot Lokasi


A B C
Jarak dengan 0,3 60 70 50
bahan baku
Jarak dengan 0,2 40 80 30
pasar
Kondisi 0,3 80 50 40
infrastruktur
Tenaga kerja 0,15 90 60 90
Kondisi social 0,05 60 80 80
Nilai total 66,5 65 50,5

Dari analisis diatas, tampak bahwa alternatif C paling tidak menarik. Dengan demikian, alternatif A
dan B dapat dianalisis lebih lanjut.

www.ut.ac.id
e. Evaluasi pelanggan
Evaluasi tersebut lebih dari analisis kelompok salesman, dan dilakukan dengan mengumpulkan data langsung dari
pelanggan. Pelanggan memberi informasi kebutuhan barang atau jasa yang diproduksi organisasi dimasa mendatang.
Manajer kemudian menggabungkan, menginterpretasikan, dan bertindak atas dasar informasi tersebut. Metode tersebut
mempunyai kelemahan : pelanggan tidak begitu tertarik memberi jawaban sehingga mereka dapat asal menjawab, dan
pelanggan baru (calon pelanggan) tidak masuk dalam analisis tersebut.
Beberapa model mempunyai kelebihan untuk situasi tertentu. Sebagai contoh, sales-force-composition akan sesuai
untuk peramalan penjualan, untuk metode Delphi lebih sesuai untuk peramalan produk baru atau teknologi baru. Metode
Delphi juga memakan waktu dan biaya yang lama. Model ekonometrik membutuhkan penggunaan komputer yang
ekstensif, sementara metode lain seperti sales-force-composition membutuhkan analisis matematik yang sedikit.

www.ut.ac.id
5. Akurasi Metode Peramalan

Ilmu statistic dalam peramalan menjadi canggih. Kecanggihan metode statistic tidak menjamin akurasi yang lebih
baik. Metode statistic yang sederhana tidak lebih buruk dibandingkan dengan metode statistic yang canggih. Akurasi
yang melibatkan pertimbangan kualitatif cenderung akan memperbaiki peramalan karena metode statistic akan terlihat
lebih mekanis.
Tabel berikut ini menunjukkan hasil penelitian akurasi penelitian dengan beberapa metode, dengan menggunakan
data tahun 1978 dan 1979.

Dari data tersebut, terlihat bahwa consensus analis, yaitu estimasi beberapa analis yang digabungkan, merupakan
metode paling akurat. Analis akan banyak menggunakan pertimbangan kualitatif, di samping metode kualitatif. Metode
tersebut selalu berada pada rangking pertama. Metode statistik yang lebih canggih, yaitu metode elsponensial, tidak
lebih akurat dibandingkan dengan metode statistik yang lebih sederhana, seperti tren linear.

www.ut.ac.id
C. ALAT PENJADWALAN

1. Gambar Gantt
Gambar atau chart Gantt dikembangkan oleh Henry L. Grantt (1861-1919). Gambar Gantt
digunakan untuk menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh organisasi.
Gambar Gantt bermanfaat untuk mengawasikegiatan-kegiatan yang sederhana dan tidak
kompleks. Untuk kegiatan yang kompleks, Ketika komponen kegiatan saling berhubungan, Gambar
Gantt tidak dapat dipakai lagi. Lebih baik digunakan metode PERT.

www.ut.ac.id
2. PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Metode PERT dikembangkan pada waktu Angkatan Laut Amerika Serikat mengembangkan kapal selam
pada tahun 1950-an. Lebih dari 3.000 kontraktor dan agen terlibat, dan banyak yang mengerjakan pekerjaan
ganda. Semua pekerjaan harus dikoordinasi. Untuk mengatasi tugas tersebut, tim proyek Angkatan Laut dengan
Lockheed dan konsultan manajemen Booz, Allen & Hamilton mengembangkan metode PERT untuk perencanaan
dan pengendalian kegiatan proyek tersebut.

Langkah-Langkah yang harus dikerjakan sebagai berikut :


a. Mengidentifikasikan aktivitas yang akan dilakukan, yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
b. Mengembangkan jaringan yang memperlihatkan kaitan antara aktivitas-aktivitas tersebut.
c. Menghitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Waktu biasanya terdiri atas
atas tiga macam : optimis, wajar, dan pesimis.
d. Menggambarkan jaringan kerja.
e. Jaringan kerja tersebut kemudian dianalisis.
f. Menggunakan jaringan tersebut untuk pengendalian proyek.

www.ut.ac.id
Contoh PERT. PERT tersebut digunakan untuk mengawasi proyek pembuatan
produk baru

Berikut meringkas kegiatan yang diperlukan, perkiraan waktu yang terdiri atas perkiraan waktu
yang optimis, waktu yang pesimis, dan waktu yang paling mungkin. Kemudian, waktu yang diharapkan
dihitung dengan memberi bobot ketiganya sebagai berikut ini.

Untuk desain produk, waktu yang diharapkan adalah (2+(4x2,5+3)/6 = 2,5

www.ut.ac.id
Waktu Kegiatan dalam PERT
Kegiatan Penjelasan Kegiatan Waktu Waktu Waktu Waktu
Sebelumnya Optimal Pesimis Mungkin Diharapkan
A Desain Produk - 2 3 2,5 2,5
B Riset Pasar - 2 4 3 3
C Produksi Terbatas A 1 2 1,5 1,5
D Penyususnan Lay-out A 1 2 1,5 1,5
E Produksi D,C 3 5 4 4
JalurF kritis adalah A-C-E-G-H
Tes Pasar yang mempunyai
D total waktu 13,7
1 bulan. Jalur
2 lainnya yang
1,5merupakan 1,5
jalur sub-
kritis diidentifikasikan
G
sebagai berikut ini .
Estimasi Biaya F 2 4 3 3
H
A-D-F-G-H =Promosi Produksi Massal
11,2 bulan G 2 4 2,5 2,7

B-E-G-H = 12,7 bulan

Proyek akan selesai paling cepat 13,7 bulan, yang berarti waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan jalur kritis.

www.ut.ac.id
D. ALAT PEMBANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Gambar Positif dan Negatif (Gambar-T)


T-Chart atau Gambar Positif dan Negatif merupakan penyajian poin-poin tang berkaitan dengan keputusan tertentu. Sebagai contoh,, T-
Chart bisa diwujudkan dalam daftar positif dan negative dari keputusan tertentu. Dengan menyajikan sisi positif dan negatif dari keputusan
tertentu, semua aspek yang berkaitan dengan keputusan tersebut diharapkan bisa masuk dalam analisis kita.
2. Matriks Multi Kriteria
Dengan tehnik ini, kita akan menyajikan sejumlah kriteria yang berkaitan dengan alternatif keputusan tertentu, memberi skor, dan
menjumlah skor-skor tersebut. Alternatif dengan skor tertinggi merupakan alternatif yang paling menarik. Sebagai ilustrasi, misalkan kita akan
pergi keluar kota (missal dari Yogyakarta ke Jakarta). Ada tiga alternatif, yaitu naik pesawat terbang, kereta api, dan bus. Kemudian,
kitamengembangkan kriteria yang akan kita perhitungkan berkaitan dengan perjalanan ke luar kota. Misalkan kriteria tersebut adalah :
Kenyamanan, Waktu, Biaya, dan Keamanan. Untuk setiap kriteria, skor maksimal adalah 100. kemudian, kita memberi skor untuk setiap kriteria
untuk tiga alternatif di atas.
Analisis Skoring Multikriteria

Dari tabel tersebut terlihat bahwa pesawat terbang mempunyai skor paling tinggi, sedangkan bus mempunyai skor paling rendah.
Dengan demikian alternatif naik pesawat terbang merupakan alternatif paling menarik.

www.ut.ac.id
Analisis Multi Kriteria dengan Menggunakan Bobot

Kriteria Bobot Pesawat Terbang Kereta Api Bus


Kenyamanan 0.2 80 85 60
Waktu 0.5 90 60 50
Biaya 0.1 60 70 90
Keamanan 0.2 80 85 70
Total 1 83 71 60

Untuk setiap alternatif, bisa dilakukan perhitungan total skor sebagai berikut ini.

Pesawat Terbang = (0,2x80)+(0,5x90)+(0,1x60)+(0,2x80) = 83


Kereta Api = (0,2x85)+(0,5x60)+(0,1x70)+(0,2x85) = 71
Bus = (0,2x60)+(0,5x50)+(0,1x90)+(0,2x70) = 60

Dari perhitungan tersebut, alternatif pesawat terbang masih memiliki skor paling tinggi. Alternatif
tersebut merupakan alternatif paling menarik dibandingkan dengan alternatif lainnya.

www.ut.ac.id
3. Matriks Pay-off (Pay-offMatrix)
Matriks pay-off bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan. Matriks tersebut terdiri atas beberapa
alternatif keputusan dengan kemungkinan hasilnya. Risiko atau ketidakpastian setiap alternatif keputusan
kemudian dapat dianalisis. Berikut ini contoh matriks tersebut.

Skenario Penjualan
Kondisi Ekonomi Baik Sedang Resesi Hasil yang
Diharapkan
Probabilitas 25% 50% 25%
Alternatif 1 10.000.000 7.500.000 5.000.000 7.500.000
Alternatif 2 25.000.000 10.000.000 2.000.000 11.750.000
Alternatif 3 50.000.000 15.000.000 -5.000.000 18.750.000

Misal manajer menghadapi tiga macam alternatif, yaitu 1,2, dan 3. Kemudian, ada 3 scenario perekonomian, yaitu baik, sedang,
dan resesi. Probabilitas masing-masing alternatif adalah 25%, 50%, 25%. Untuk setiap alternatif, hasil yang diharapkan adalah:

Alternatif 1 : (25%x10.000.000)+(50%x7.500.000)+(25%x5.000.000) = 7.500.000


Alternatif 2 : (25%x25.000.000)+(50%x10.000.000)+(25%x2.000.000) = 11.750.000
Alternatif 3 : (25%x50.000.000)+(50%x15.000.000)+(25%x-5.000.000) = 18.750.000

Alternatif 3 tampaknya memberikan keuntungan yang diharapkan yang paling tinggi, yaitu 18.750.000.
www.ut.ac.id
4. Programasi Linear (Linear Programming)
Programasi linear merupakan tekhnik optimasi yang ditujukan untuk mencari kombinasi optimal bahan atau sumber daya yang
dipakai untuk memproduksi produk-produk tertentu. Programasi linear akan tepat apabila kita ingin memaksimumkan suatu (missal
keuntungan), dengan beberapa pembatasan (constraints).

5. Analisis Titik Impas (Analisis Break-even)


Analisis titik impas bertujuan melihat sejauh mana atau seberapa banyak produk yang harus terjual agar tercapai titik impas (total
penjualan sama dengan total biaya, atau keuntungan sama dengan nol). Dengan analisis semacam itu manajer dapat mengetahui penjualan
minimum agar perusahaan tidak merugi. Cara untuk menghitung titik impas adalah :

Titik impas = Total Biaya Tetap


Harga penjualan/Unit-Biaya Variabel/Unit

Sebagai contoh, jika biaya tetap Rp 100.000, harga penjualan per unit ditetapkan Rp 50, biaya variabel per unit adalah Rp 30 maka
titik impas adalah :
Titik impas = 100.000/(50-30) = 5000 unit
Jika perusahaan menjual kurang dari 5000 untit, perusahaan akan mengalami kerugian. Jika perusahaan menjual 5000 unit,
keuntungan yang diterima = 0, seperti terlihat berikut ini.
Penjualan = 5000x50 = 250.000
Total Biaya = (5000x30)+100.000 = 250.000 -
Keuntungan Bersih 0
Jika perusahaan berhasil menjual lebih dari 5000, perusahaan akan memperoleh keuntungan.

www.ut.ac.id
www.ut.ac.id
TERIMA KASIH

www.ut.ac.id

Anda mungkin juga menyukai