Oleh
I KOMANG AGUS ADITYA JULIANTARA
NIM. 1816011084
ii
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR
TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA PESERTA DIDIK
KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 RENDANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Oleh
I Komang Agus Aditya Juliantara, NIM 1816011084
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
ABSTRAK
Kata-kata kunci: kooperatif tipe NHT, hasil belajar, passing sepak bola.
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
siswa berinteraksi dengan informasi dan lingkungan untuk mencapai tujuan. Agar
l l l l l l l l l l l
sedemikian rupa sehingga antara komponen satu dengan yang lainnya dapat l l l l l l l l l l l l l
guru, sumber, media dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan l l l l l l l l l
berkualitas. Upaya tersebut, salah satunya dapat dilakukan melalui mata pelajaran
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
yang ada di sekolah adalah pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
dan sikap. Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 PJOK adalah bagian
l l l l l l l l l
terjadi perubahan perilaku pada peserta didik. Maka itu, guru PJOK dituntut
l l l l l l l l l
jasmani serta pola hidup sehat melalui aktivitas jasmani, (b) meningkatan
l l l l l l l l l l l l
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, (c) meningkatkan l l l l l l l l
dalam dua regu, dan kedua tim tersebut sama-sama berupaya mencetak gol dan
l l l l l l l l l l l l l
penjaga gawang. Dengan demikian sepak bola dapat dikatakan permainan yang
l l l l l l l l l l l l l l l l
dilakukan selama 2x45 menit, permainan dilakukan dengan beregu dan setiap
l l l l l l l l l l l
regunya terdiri dari 11 pemain. Tujuan utama dari permainan ini adalah untuk
l l l l l l l l l l l l
dan dengan melibatkan semua unsur kondisi fisik, dan menggunakan teknik yang
l l l l l l l l l
Salah satunya adalah teknik dasar passing dengan menggunakan kaki bagian
l l l l l l l l l l l l l l l l
dalam dan kaki bagian luar olahraga dan permainan beregu sepak bola. Apabila
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
kita menguasai teknik dasar dengan baik, maka kita dapat bermain dengan baik.
l l l l l l l l l l l l l l l
Dan sebaliknya, apabila kita tidak bisa menguasai teknik dasar bermain sepak
l l l l l l l l l l l l l l l
bola dengan baik, maka kita akan kesusahan dalam bermain sepak bola.
l l l l l l l l l l l l l l l
dilihat dari proses pembelajaran yang masih dilakukan secara klasikal atau
l l l l l l l l l l l l l l l
karakteristik siswa. Peranan guru juga masih dominan dalam proses pembelajaran
l l l l l l l l l l l l l
yaitu guru memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur dan menentukan proses
l l l l l l l
kemampuan berpikirnya. l l l
Maka dari itu peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting,
l l l l l l l l l l l l
dalam suatu proses pembelajaran (peserta didik, sumber, media, dan lingkungan
l l l l l l l l l l
belajar). Kualitas proses pembelajaran menentukan hasil belajar, oleh karena itu
l l l l l l l l l l l l l
guru harus mampu merancang proses pembelajaran dengan baik. Faktor guru
l l l l l l l l l l
pembelajaran dengan baik dan tepat sehingga peserta didik lebih mudah
l l l l l l l l l l
pembelajaran yang dipilih berpengaruh pada peran peserta didik dalam proses
l l l l l l l l l l l
pembelajaran teknik dasar passing sepak bola bisa dikatakan masih kurang, Hal
l l l l l l l l l l l l l l l
ini disebabkan karena peserta didik cenderung kurang fokus dalam mengikuti l l l l l l l l
luar dari apa yang diajarkan oleh guru, sibuk mengerjakan pekerjaan lain yang
l l l l l l l l l l l l l l
tugas lain di luar mata pelajaran yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan
l l l l l l l l l l l l l l l
Berdasarkan nilai harian peserta didik yang peneliti peroleh mengenai hasil
l l l l l l l l l l
belajar dari guru PJOK kelas X MIPA SMA Negeri 1 Rendang tahun pelajaran
l l l l l l l l l l l
2022/2023 mengenai proses pembelajaran PJOK materi sepak bola, bahwa dari l l l l l l l l l l
hasil ulangan harian materi sepak bola kelas X MIPA masih banyak ditemukan
l l l l l l l l l l l l l l
Berikut adalah penjabaran dari ulangan harian sepak bola peserta didik kelas l l l l l l l l l l l l l l l
X MIPA dengan total peserta didik 130 orang: Peserta didik kelas X MIPA 1
l l l l l l l l
memperoleh nilai 65, 5 orang peserta didik yang memperoleh nilai 70, 8 orang l l l l l l
peserta didik yang memperoleh nilai 75, 7 orang peserta didik yang memperoleh
l l l l l l
5
nilai 80, 4 orang peserta didik yang memperoleh nilai 85. Pada kelas X MIPA 2
l l l l l l l l l
dengan jumlah peserta didik 33 orang dengan perolehan nilai, 7 orang peserta
l l l l l l l l l
didik yang memperoleh nilai 60, 8 orang peserta didik yang memperoleh nilai 65,
l l l l l l
4 orang peserta didik yang memperoleh nilai 70, 9 orang peserta didik yang
l l l l l l l
memperoleh nilai 75, 2 orang peserta didik yang memperoleh nilai 80, 3 orang
l l l l l l
peserta didik yang memperoleh nilai 85. Pada kelas X MIPA 3 dengan jumlah
l l l l l l l l l
peserta didik 32 orang dengan perolehan nilai, 9 orang peserta didik yang
l l l l l l l l
memperoleh nilai 60, 7 orang peserta didik yang memperoleh nilai 65, 10 orang
l l l l l l
peserta didik yang memperoleh nilai 70, 3 orang peserta didik yang memperoleh
l l l l l l
nilai 75, 2 orang peserta didik yang memperoleh nilai 80, 1 orang peserta didik
l l l l l l l
yang memperoleh nilai 85. Pada kelas X MIPA 4 dengan jumlah peserta didik 33
l l l l l l l l l
orang dengan perolehan nilai, 7 orang peserta didik yang memperoleh nilai 60, 8
l l l l l l l l
orang peserta didik yang memperoleh nilai 65, 7 orang peserta didik yang
l l l l l l l
memperoleh nilai 70, 4 orang peserta didik yang memperoleh nilai 75, 4 orang
l l l l l l
peserta didik yang memperoleh nilai 80, 3 orang peserta didik yang memperoleh
l l l l l l
nilai 85. l
Berdasarkan hasil data di atas bahwa masih banyak terdapat nilai peserta
didik yang berada dibawah nilai KKM, rendahnya hasil belajar peserta didik
dikarenakan proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga peserta didik
aktivitas peserta didik menjadi pasif. Melihat kenyataan tersebut maka peran guru
PJOK sebagai pendidik perlu mendapat perhatian khusus dalam memilih model
tepat akan memacu semangat para peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
6
dimiliki dengan pengetahuan yang diperoleh dari sekolah sehingga peserta didik
pembelajaran PJOK pada materi teknik dasar passing sepak bola dengan
Untuk itu di perlukan sebuah model pembelajaran lain yang di rancang pada
peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Rendang yang sudah merasakan beberapa
kali tatap muka pembelajaran yang diberikan oleh guru. Ini di lakukan agar
peserta didik lebih tertarik dengan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan
dapat menambah kemampuan peserta didik dalam menguasai gerak dasar passing.
didik saja, tetapi juga peran guru. Peserta didik dan guru harus berperan aktif
gaya mengajar dengan tepat agar prestasi belajar peserta didik dapat meningkat.
Harapan yang tidak pernah sirna dari seorang guru adalah bagaimana agar bahan
sesuai dengan situasi dan kondisi disekolah. Diperlukan cara penyajian materi
pelajaran permainan sepak bola ini atau metode penyampaian materi yang mampu
mengembangkan cara belajar peserta didik aktif, berpikir analitis dan mampu
pemahaman peserta didik dalam pembelajaran permainan Sepak bola pada peserta
mengatasi kesulitan peserta didik. Menurut Spencer Kagen 1993 NHT adalah
suatu pendekatan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap
Tipe Numbered Head Together terhadap Hasil Belajar Passing Sepak bola pada
2022/2023.
8
guru.
rendah.
5. Hasil belajar Sepak bola peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1
2. Penelitian ini terbatas pada hasil belajar teknik dasar passing sepak bola
diteliti dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh penerapan model
dasar passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar sepak bola pada peserta
tipe NHT terhadap peningkatan hasil belajar Passing kaki bagian dalam dan kaki
bagian luar sepak bola pada peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Rendang
a. Bagi guru
c. Bagi sekolah
d. Bagi peneliti
BAB II
KAJIAN TEORI
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan
dampak pengiring. dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur dengan
segera atau secara langsung, sedangkan dampak pengiring adalah hasil belajar
peserta didik yang tampak secara tidak langsung atau merupakan transfer hasil
belajar. Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka peserta didik memperoleh
Menurut Moh. Suryo (dalam Sawin, 2020:6) belajar dapat diartikan suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru
2009) pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek yaitu
ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak
11
dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata ajar selalu mengandung ketiga ranah
ranah tersebut.
a) Ranah Kognitif
b) Ranah afektif
Sedangkan ranah afektif Ranah berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa
jenis kategori ranah afektif hasil belajar yang perlu dipahami guru. Secara
hirearkhis, kategori ini dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat
yang kompleks.
c) Ranah Psikomotor
Untuk ranah psikomotor, berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan
dasar, gerakan persepsi, gerakan keterampilan, dan gerakan indah dan kreatif.
Berdasarkan ketiga ranah yang telah diuraikan di atas, peneliti menekankan pada
ranah Kognitif dan Psikomotor untuk menunjang dalam proses penelitian, pada
teknik dasar passing kaki bagian dalam dan passing kaki bagian luar sepak bola
sepak bola.
13
dengan menggunakan kaki yang dilakukan dengan tangkas, sigap, cepat, dan baik
dalam mengontrol bola dengan tujuan untuk mencetak gol atau skor sebanyak-
banyaknya sesuai aturan yang ditetapkan dalam waktu dua kali 45 menit. Menurut
Agus Salim (dalam Irianto, 2011) Sepakbola dapat dikatakan permainan beregu
dan kerjasama tim selama dua kali 45 menit menggunakan teknik yang baik dan
berasal 11 pemain. salah satu pemain berperan menjadi penjaga gawang atau
kiper. Kiper merupakan satu satunya pemain yang bertugas untuk menangkap
Sepak bola terdiri dari beberapa komponen kondisi fisik yang saling
Teknik dalam permainan sepakbola terdiri dari : 1) teknik tanpa bola dan,
2) teknik dengan bola. Teknik dengan bola seperti: menendang, menendang bola
merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ketempat lain
14
dengan menggunakan kaki atau bagian sisi kaki. Menendang bola dapat dilakukan
Teknik dasar merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai
bagi seseorang pemain untuk dapat bermain sepak bola. Selain itu teknik dasar
itu sudah dapat bermain sepak bola. Teknik permainan sepak bola berkembang
dikembangkan dari teknik-teknik dasar sepak bola. Sehingga gerakan teknik dasar
kesimpulan bahwa terdapat enam teknik dasar sepak bola yaitu menguasai bola,
bagian tubuh yang sah (kepala, tubuh, dan kaki) agar bola berdekatan dengan
tubuh.
Mengontrol bola terdiri dari dua bagian, yang pertama menghentikan bola
dan yang kedua mengatur posisi bola. Menghentikan bola merupakan proses
menahan laju bola agar bola dalam kendali pemain. Setelah bola dapat
15
memposisikan bola untuk pemain dapat melakukan teknik lain. Misal, mengontrol
Menggiring bola merupakan teknik dalam usaha membawa bola dari suatu
daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang berlangsung. Kemudian secara
antara bola dengan tubuh dapat dikontrol sedemikian rupa, sehingga sulit bagi
lawan untuk merampas bola. Dengan demikian dapat diartikan bahwa teknik
menggiring bola (dribbling) merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan
sepak bola yang sangat penting, agar seseorang dapat bermain dengan baik.
Dibutuhkan faktor fisik power tungkai dan kecepatan, termasuk juga faktor
mental yaitu kepercayaan diri. Pemain secara otomatis akan menjadi pusat
perhatian lawan saat melakukan teknik ini karena memainkan bola dalam waktu
yang relatif lama dibanding teknik yang lain. Praktek teknik dribbling dilakukan
dengan cepat karena fungsi dari dribbling adalah melewati lawan. Menggiring
bola memiliki fungsi untuk membawa bola melewati lawan dan membuka ruang
permainan. Sering terjadi momen atraktif saat skill pemain ditunjukkan untuk
melewati lawan.
16
Passing terbagi menjadi dua yaitu passing atas (melambung) dan passing
bawah (menyusur tanah). Pilihan teknik passing tergantung pada situasi dan jarak
dimana bola harus diberikan. Kegunaan kedua jenis operan ini tergantung pada
jarak antar pemain kawan yang akan dituju. Passing bawah digunakan untuk
posisi teman berada didekat pemain pembawa bola dan tidak terhalangi oleh
pemain lawan. Passing atas digunakan saat pemain terdekat dijaga oleh lawan dan
bola harus diberikan pada teman yang berada disisi lapangan yang berjauhan.
Volley, side Volley, dan Banana Kick. Dalam permainan sepak bola teknik
tendangan ke gawang yang benar sangat dibutuhkan dalam keadaan apapun baik
Sepak bola tidak hanya dimainkan menggunakan kaki tetapi anggota badan
yang lain tidak terkecuali kepala. Teknik memainkan bola dengan kepala
dinamakan heading. Teknik ini digunakan saat bola berada diudara dan memiliki
dua tujuan untuk ofensif maupun defensif. Tendangan gawang, tendangan sudut,
Tujuan ofensif dilakukan saat tim menyerang berada dikotak penalti lawan,
heading dilakukan untuk mencetak gol. Posisi heading saat bola berada diudara
sulit ditebak oleh penjaga gawang karena terjadi dalam waktu singkat dan jarak
Tujuan defensif digunakan saat bola dioper menggunakan operan atas oleh
permainan tersebut. Ada sebelas pemain yang secara bersamaan memiliki tujuan
yang sama. Memiliki passing yang akurat sangat penting untuk kesuksesan
pemain sepak bola dan menyatukan tujuan tim dapat dilakukan dengan teknik
operan.
momentum bola dari satu pemain ke pemain lain. Passing paling baik dilakukan
dengan kaki, tetapi bagian tubuh lain juga bisa digunakan. Passing membutuhkan
menggunakan kaki bagian dalam (inside-of the-foot) terdiri dari tiga fase
d a
c
Gambar 1.1
Teknik Dasar Sikap Awal Passing Menggunakan Kaki Bagian Dalam
(Sumber: Foto Buatan Peneliti Dengan model : I Komang Agus Aditya Juliantara
Pada jumat, 15 April 2022 di Lapangan Sepak Bola kampus tengah Undiksha).
1) Sikap awal
b. Arah kaki tumpu sejajar dengan arah sasaran atau ujung jari menuju ke
arah sasaran.
c. Lutut kaki tumpu ditekuk sehingga berada tegak lurus di atas ujung jari.
tegak lurus arah sasaran, atau kaki yang menendang tegak lurus kaki
tumpu.
19
b
c
Gambar 1.2
Teknik Dasar Sikap Pelaksana Passing Menggunakan Kaki Bagian Dalam
l l l l l l l l l l l l l l
(Sumber : Foto Buatan Peneliti Dengan model : I Komang Agus Aditya Juliantara l l l l l l l l l l
Pada jumat, 15 April 2022 di Lapangan Sepak Bola kampus tengah Undiksha).
l l l l l l l l l l l l
b. Pada waktu menendang bola, mata melihat pada bagian bola yang
l l l l l l l l l l l l l l
d
c
Gambar 1.3 l l
(Sumber : Foto Buatan Peneliti Dengan model : I Komang Agus Aditya Juliantara l l l l l l l l l l
Pada jumat, 15 April 2022 di Lapangan Sepak Bola kampus tengah Undiksha).
l l l l l l l l l l l l
keseimbangan badan. l l l l
pada sumbu menuju ke sasaran. Adapun cara passing dengan menggunakan kaki
l l l l l l l l l l l l l l
bagian luar terdiri dari tiga fase (Kusuma, 2018: 47) yaitu sebagai berikut: 1)
l l l l l l l l l l
21
akhir/lanjutan.
l l l
c a
Gambar 2.1 l l
(Sumber : Foto Buatan Peneliti Dengan model : I Komang Agus Aditya Juliantara l l l l l l l l l l
Pada jumat, 15 April 2022 di Lapangan Sepak Bola kampus tengah Undiksha).
l l l l l l l l l l l l
1) Sikap awal l l l
keseimbangan. l l
c
a
Gambar 2.2 l l
(Sumber : Foto Buatan Peneliti Dengan model : I Komang Agus Aditya Juliantara l l l l l l l l l l
Pada jumat, 15 April 2022 di Lapangan Sepak Bola kampus tengah Undiksha).
l l l l l l l l l l l l
c. Perkenaan kaki dengan bola adalah punggung kaki bagian luar dengan
l l l l l l l l l l l l l
Gambar 2.3 l l
(Sumber : Foto Buatan Peneliti Dengan model : I Komang Agus Aditya Juliantara
l l l l l l l l l l
Pada jumat, 15 April 2022 di Lapangan Sepak Bola kampus tengah Undiksha).
l l l l l l l l l l l l
strategi pengajaran yang bisa guru terapkan pada saat proses belajar adalah
l l l l l l l l l l l l l l l l l
perubahan peserta didik yaitu yang bersifat langsung dan tidak langsung.
l l l l l l l l l l
Mengetahui kedua jenis pengaruh ini bagi guru sangat penting agar ia dapat
l l l l l l l l l l l
dan tidak langsung dapat dimanfaatkan sebagai kreteria efesien tidaknya suatu
l l l l l l l l l l l l l l l
model pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu mempertimba ngankan pengaruh l l l l l l l l l
mengakibatkan perubahan tingkah laku dan dapat diamati relatif lama. Dalam
l l l l l l l l l l l l l l l l l
proses belajar, setiap peserta didik harus diupayakan untuk terlibat secara aktif l l l l l l l l l l l l
guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini memerlukan bantuan dari guru untuk
l l l l l l l l l l l l
memotivasi dan mendorong agar peserta didik dalam proses belajar terlibat secara l l l l l l l l l l l l
totalitas. Guru harus menguasai baik materi maupun strategi dalam pembelajaran.
l l l l l l l l l l l l l l
Slamet (2003: 92-94) menyatakan bahwa guru dalam mengajar harus efektif baik
l l l l l l l l l l l l
mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai
l l l l l l l l l l l l l l l l
25
model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model l l l l l l l l l l l l l l
pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu,
l l l l l l l l l l l l
peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi
l l l l l l l l l l l l l
guru itu sendiri. Berikut ini disajikan beberapa model-model pembelajaran, untuk l l l l l l l
dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang
l l l l l l l l l
dihadapi: l l
ketidaksesuaian pembelajaran yang Selama ini dilakukan guru, di mana pada saat
l l l l l l l l l l l l l l l l l
itu guru menjadi pusat segala sesuatu yang mendominasi kegiatan pembelajaran di l l l l l l l l l l l l
dalam kelas.
l l l
menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan bagi semua peserta didik. Hal ini
l l l l l l l l l l l
dapat terjadi karena para peserta didik lebih banyak melakukan aktivitas dalam
l l l l l l l l l l l l l l l l
Brent, 2007).
26
menekankan pada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat
l l l l l l l l l l l
cara).
l l
inovatif yang sesuai untuk semua jenjang pendidikan dan untuk semua pelajaran.
l l l l l l l l l l l
pada peserta didik yaitu salah satunya dalah pembelajaran berbasis masalah.
l l l l l l l l l l l l l l l l l
masalah adalah suatu metode atau cara pembelajaran yang ditandai oleh adanya
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
masalah nyata, a real-world problems sebagai konteks bagi peserta didik untuk
l l l l l l l l l l l
pengetahuan. l l
ruang kelas yang tradisional. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, guru
l l l l l l l l l l l l l
28
menyajikan kepada peserta didik sebuah masalah, bukan tugas. Sehingga peserta
l l l l l l l l l l l l l
didik menjadi lebih aktif belajar untuk menemukan dan menyelesaikan masalah. l l l l l l l l l l l
pengetahuan yang luas. Guru mempunyai peran untuk memberikan inspirasi agar
l l l l l l l l l l
Dari uraian di atas jelas bahwa dalam pembelajaran berbasis masalah dimulai
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
muncul dari peserta didik atau guru. Sehingga peserta didik dapat memilih l l l l l l l l
4. Pembelajaran Konvensional l l l l
ada model pembelajaran baru bukan berarti model pembelajaran lama tidak
l l l l l l l l l l l l l l
digunakan salah satu model pembelajaran yang masih digunakan yaitu model
l l l l l l l l l l l l l
pembelajaran konvensional. l l l l
atau praktek, dan metode penugasan. Salah satu yang paling dominan diterapkan
l l l l l l l l l l l l l l
secara lisan yang dilakukan oleh guru baik dengan media ataupun tidak
l l l l l l l l l l l l
menggunakan media, tugas guru yaitu memberikan ilmu sedangkan peserta didik
l l l l l l l l l
disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini tela h l l l l l l l l
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik
l l l l l l l l l l l l l
dan sebuah jawabannya hanya melibatkan daya ingat dasar dari pembelajar.
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
Suandika, dkk., (2018) Terdapat lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif
l l l l l l l l l l l l l
hanya membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, tetapi membuat
l l l l l l l l l l l l
peserta didik juga bisa bertanggung jawab atas diri sendiri dan kelompok mereka.
l l l l l l l l l l
proses pembelajaran. l l l
adalah model pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dapat bekerja sama
l l l l l l l l l l l l l l l
dalam kelompok kecil dan setiap peserta didik mampu saling berkolaborasi untuk
l l l l l l l l l
diberikan. Adapun tujuan dari pembelajaran kooperatif ini menurut Slavin (dalam
l l l l l l l l l l l l
Anonim, 2010) adalah untuk memberikan para peserta didik pengetahuan, konsep,
l l l l l l l l l l
kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan dan memiliki pengaruh yang
l l l l l l l l l l l l
pembelajaran lainnya menurut Jarolimek dan Parker (dalam Sujana dan Sopandi,
l l l l l l l l l l l l l l
2020) yaitu : l
c. Setiap peserta didik dilibatkan dalam semua aktivitas baik dalam perencanaan
l l l l l l l l l l l l l l l
e. Hubungan antara peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik l l l l l l l l l
motivasi siswa
l pelajaran yang ingin dicapai pada l l l l l l l l l
2. Menyajikan informasi
l Guru menyajikan informasi kepada
l l l l l l l
4. Membimbing.kelompok Guru.membimbing.kelompok-
bekerja dan belajar
l kelompok
l belajar dengan l l l l l
yang tersedia l l
5. Evaluasi
l l Guru mengevaluasi hasil belajar materi l l l l l l
masing.kelompok.mempresentaikan l l l
hasil kerjanya l l l
penghargaan.kepada.peserta.didik, l l l l l l
secara individu/kelompok l l
pembelajaran kooperatif tipe STAD, NHT, Jigsaw, Group Investigation, TGT, dan
l l l l l l l l
TPS.
secara beragam berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, ras, dan etnis. Metode ini
l l l l l l l l l l l l
membuat peserta didik berinteraksi satu sama lain dan saling berdiskusi guna
l l l l l l l l l l
Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dkk dari universitas Jhon l l l l l l
Hopkins. Metode ini dipandang sebagai yang paling sederhana, yang mana l l l l l l l l l l l
heterogen.
4) Tes atau kuis, bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
l l l l l l l l
mempengaruhi pola interaksi peserta didik. Tipe ini pertama kali dikembangkan
l l l l l l l l l
oleh Spenser Kagen (1993) bertujuan untuk melibatkan lebih banyak peserta didik l l l l l l l
dalam menelaah materi yang akan tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
l l l l l l l l l l l l l l l l
ini guru membagi peserta didik ke dalam kelompok 3 -5 orang dan kepada setiap l l l l l l l l l
c. Model Jigsaw l
34
memfasilitasi peserta didik untuk berpikir secara aktif, kreatif, dan inovatif dalam
l l l l l l l l l l l
kemampuan intelektual peserta didik tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk
l l l l l l l l l
personal dan proses kelompok. Penggunaan model pembelajaran ini secara efektif
l l l l l l l l l
dan efisien akan mengurangi dominasi guru dalam proses pembelajaran, sehingga
l l l l l l l l l l l
tingkat kebosanan peserta didik dalam menerima pelajaran akan berkurang (Lie,
l l l l l l l l l l l l l
2010).
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 2-6 orang tiap
l l l l l l l l l l l l
kelompok dan memiliki satu ketua yang akan membantu menjelaskan materi l l l l l l l l l l
peserta didik dalam memahami materi serta berpola pikiran, dimana setiap
l l l l l l l l l l l l
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model l l l l l l l l l l l l
tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran peserta didik sebagai
l l l l l l l l l l l l l l
Pemberian nilai didasarkan pada jumlah peningkatan skor total hasil tim. l l l l l l l l l l l l
Skor yang diperoleh dari setiap individu dalam tim pada dasarnya merupakan skor
l l l l l l l l l l l l
tim, dengan demikian para peserta didik akan termotivasi meningkatkan skor l l l l l l l l l l
efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa l l l l l l l l l l l l
keseluruhan, dan prosedur yang yang digunakan dapat memberi peserta didik l l l l l l l l l
yang dirancang untu membuat peserta didik bekerja sama untuk mencapai suatu
l l l l l l l l l l l
tujuan. Model ini dapat meningkatkan aktivitas dan akademik peserta didik.
l l l l l l l l l l l
peserta didik dalam materi yang tercakup dalam pembelajaran dan memeriksa
l l l l l l l l l l l l l
pemahaman mereka tentang isi pembelajaran (Lince, 2016). Yang paling penting
l l l l l l l l l l
dalam model ini adalah semua peserta didik memiliki nomor dan peserta didik
l l l l l l l l l
kelompoknya. Tahap terakhir seorang peserta didik akan ditunjuk secara acak l l l l l l l l l l l l
kelompoknya. l
bersifat heterogen baik dari jenis kelamin dan kemampuan akademik. Hal ini
l l l l l l l l l l
bertujuan agar peserta didik lebih mudah bekerja dalam tim sehingga peserta didik
l l l l l l l l l l
dan harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Semua anggota kelompok
l l l l l l l l l l
yang terdiri dari 4-6 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor.
l l l l l l l
lebih menarik. l
c. Peserta didik diberi waktu berfikir dan bekerja. Berfikir bersama peserta didik
l l l l l l l
peserta didik dan sebagai alternatif terhadap kelas tradisional. NHT pertama kali
l l l l l l l l l l l l l l
dikembangkan oleh Spenser kagen pada tahun 1993 untuk meliba tkan lebih
l l l l l l l l
banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran
l l l l l l l l l l l l l l l l
struktural tipe NHT terancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik
l l l l l l l
menggunakan struktural empat langkah berikut ini: (a) penomoran, (b) pengajuan l l l l l l l l l l
peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama peserta didik yang
l l l l l l l l l l l
berbeda-beda. l l
paling baik ketika mereka dapat saling mendorong dan membimbing satu sama
l l l l l l l l l l l
kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari pada l l l l l l l l l
tujuan kognitif yang hendak dicapai adalah berupa informasi akademik sederhana,
l l l l l l l l l l l l l l
didik
Fase-2 l Guru.menyajikan.informasi.kepada l l l l l Peserta.didik.mendengar l l
Guru.memberikan.setiap.anggota l l l l
Membimbing agar.dapat.diketahui.masing-masing
l didik.diberikan.kesempat
l l l l l l l l
dan belajar
l l l kan.bimbingan.kepada.peserta.didik
l l l l l konsep/prinsip.yg.terkait l
apabila.ada.yang.mengalami.kesulita
l l l l l l l l l dalam materi. l l l
n
Bepikir bersama (NHT) l l
untuk.memecahkan.masalah.atau l l l l l l l
mendiskusikan.terkait.materi.yang l l l l
dipelajari l l
diskusi kelompoknya. l
kelompoknya.di.kelas.sedangkan l l l l
anggota.kelompok.lain.yang.tidak
l l l l l
ditunjuk.tidak.boleh.membantu l l
temannya l l
Memberikan l baik.upaya.maupun.hasil.belajar
l l l l l l l memberikan l
kelompok.maupun.indivi l
du.untuk.menghargai l l
upaya.maupun.hasil l l l l
Ada beberapa kelebihan pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu:
l l l l l l l l l l l l
kelompok meningkat. l
c. Peserta didik siap semua untuk menjawab pertanyaan dari guru sehingga l l l l l l l l l l
dikelas. l
adalah:
l l l
waktu yang agak panjang agar peserta didik memahami materi yang
l l l l l l l l l l l l l
diajarkan. l l l
hanya membuat peserta didik percaya diri, namun dapat membuat peserta
l l l l l l l l l l l
didik grogi atau panik. Hal ini terlihat ketika peserta didik yang dipanggil l l l l l l l l l
memberikan gairah belajar peserta didik, menghindari rasa bosan, dan akan
l l l l l l l l l l l l l
42
berimplikasi pada minat serta motivasi peserta didik dalam mengikuti proses l l l l l l l l l
pembelajaran pun beragam, dan mereka tidak terpaku hanya pada model tertentu,
l l l l l l l l l l l l l
1. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini juga pernah l l l l l l l l
Terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli. Hasil ini menyatakan
l l l l l l l l l l l l l
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar passing bola voli antara
l l l l l l l l l l l l l l l l
siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
l l l l l l l l l
hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siswa XI SMA Saraswati
l l l l l l l l l l l l l l
meningkatkan hasil belajar pada materi teknik dasar passing dalam permainan l l l l l l l l l l l l l l l
43
Bola Voli, sedangkan peneliti ingin meningkatkan hasil belajar dalam materi
l l l l l l l l l l l
2. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini juga pernah
l l l l l l l l
Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola
l l l l l l l l l l
hasil belajar teknik dasar passing bola basket siswa yang dibelajarkan dengan
l l l l l l l l l l l l l l
NHT berpengaruh terhadap hasil belajar teknik dasar passing bola basket l l l l l l l l l l l
belajar dalam materi teknik dasar passing dalam permainan sepak bola.
l l l l l l l l l l l l l l
3. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini juga pernah
l l l l l l l l
dilakukan oleh Suriantika, Rai, Suwiwa (2019) yang berjudul Pengaruh Model
l l l l l l l l
Hasil Belajar Teknik Dasar Pukulan Pencak Silat. Berdasarkan analisis data
l l l l l l l l l l l l l l l
belajar teknik dasar pukulan pencak silat pada siswa VIII di SMP Negeri 2
l l l l l l l l l l
4. Tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini juga pernah dilakukan
l l l l l l l l l
oleh Yendi Bagus Setyawan, I Wayan Rai, Kadek Yogi Parta Lesmana (2017) l l l l l l l l l l l
Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O’brien.
l l l l l l l l l
terhadap hasil belajar teknik dasar tolak peluru gaya o’brien pada siswa kelas
l l l l l l l l l l l l l l
belajar pada materi tolak peluru gaya O’brien, sedangkan peneliti ingin
l l l l l l l l l l
5. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini juga pernah
l l l l l l l l
dilakukan oleh Sabrina Pratama Sari dan Heryanto Nur Muhammad (2014)
l l l l l l l l l l l l
6. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini juga pernah
l l l l l l l l
dilakukan oleh Putu Tia Vivi Muliandari (2019) yang berjudul Pengaruh
l l l l l l l
Apakah ada
perbedaan?
46
Gambar 2.7 l l
Kerangka berpikir l l
Rendang pada kelas X MIPA pembelajaran PJOK khususnya pada materi teknik
l l l l l l l l l l l l
dasar passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar sepak bola ditemukan
l l l l l l l l l l l l l l l l
passing kaki bagian dalam sepak bola peserta didik. Hal ini dapat dilihat
l l l l l l l l l l l l l
MIPA SMA Negeri 1 Rendang yaitu dari segi hasil belajar peserta didik aspek
l l l l l l l l l l
psikomotor teknik dasar passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar sepak l l l l l l l l l l l l l l
dan belum ada media sebagai bahan pendukung pembelajaran. Di mana proses
l l l l l l l l l l l l l
mendengarkan materi yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran berpusat pada gurul l l l l l l l l l l l l
sehingga peserta didik kurang aktif dalam mencari informasi terkait materi yang
l l l l l l l l l l l
dianjurkan. Hal tersebut dapat menyebabkan peserta didik susah untuk memahami
l l l l l l l l l l l
materi dan berdampak pada rendahnya hasil belajar teknik dasar passing sepak
l l l l l l l l l l l l l l l
bola. l
tawarkan oleh peneliti adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT Dengan
l l l l l l l l l l l
pembelajaran materi teknik dasar passing menggunakan kaki bagian dalam dan
l l l l l l l l l l l l l l l
47
kaki bagian luar sepak bola diduga memberikan dampak positif terhadap
l l l l l l l l l l l l
baik digunakan karena sederhana dengan membagi peserta didik belajar ke dalam
l l l l l l l l l l l l l l
bertanggung jawab pada dirinya sendiri terkait pemahaman materi yang diberikan.
l l l l l l l l l l l l l
terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terha dap
l l l l l l l l l l l
peningkatan hasil belajar passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar sepak
l l l l l l l l l l l l l l l l l
bola pada peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Rendang Tahun Pelajaran
l l l l l l l l l l l l
2022/2023.
48
BAB III l
METODE PENELITIAN l
penelitian, yaitu bulan September sampai dengan Desember 2022, (2) pelaksanaan
l l l l l l l l l l
penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu bulan oktober sampai dengan bulan
l l l l l l l l l l l l l
november, dan (3) penyusunan laporan penelitian selama satu bulan yaitu bulan
l l l l l l l l l l l
Desember.
mengenakan satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi
l l l l l l l l l
posttest control group the same subject design (yang ditampilkan pada Gambar 3 l l l l l l l l
berikut)
X T2
T1
P R S 1
T1 O T2
Gambar 2.8 l l
Keterangan: l l
P = Populasi l
R = Random l
S = Sampel l
NHT
a. Tahap Persiapan
l l l l
50
X MIPA. l
kelompok control.
b. Tahap pelaksanaan
l l l l l l
1. Mengadakan tes awal (pretest) pada kelas eksperimen dan kelas control.l l l l l l l l l l
masing kelompok l
3. Mengadakan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas control
l l l l l l l l l
hasil belajar teknik dasar passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar
l l l l l l l l l l l l l l l l
sepak bola. Tes akhir yang diberikan sama dengan tes awal.
l l l l l l l l l l
51
c. Tahap Akhir l l l
tersebut.
jalannya penelitian.l l l l
masing-masing kelompok dirancang pada hari yang sama, dalam waktu yang
l l l l l l l l l l l l l l
sama dan prosi materi pelajaran yang sama, kelompok eksperimen menggunakan
l l l l l l l l l l l l
eksperimen dalam Tabel dan sampel pada kelas kontrol dalam Tabel 3.1 dan 3.2 l l l l l l l l l l l l
sebagai berikut.
l l
Tabel 3.1 l
sangat menyenangkan. l l l l
passing
l kaki l
yang dijelaskan
l l l
oleh peneliti.
Fase-3 l Penomoran (NHT) l Peserta didik l
masing-masing l l
bola l
kaki bagian l l l
b. Peserta didik l
menjawab l l
berupa l
pertanyaan l l l
soal materi l l
teknik dasar l l
passing kaki l l
53
bagian dalam l l l l
diberikan oleh l
peneliti
b. Peserta didik l
menerima l
jawaban yang l l l l
benar dari l l
guru
Fase-6
l Peneliti.memberikan penghargaaan baik Peserta didik l l l l l l l
kepada kelompok l l
maupun individu l
untuk menghargai l l
upaya maupun l l l
diraih. l
Tabel 3.2 l
Apersepsi
l Menyampaikan pokok bahasan atau l l l l l l l l Mendengarkan informasi l l l
guru.
Menugaskan siswa melakukan Melakukan tugas gerak l l l l l l l l l
guru.
54
Berikut ini akan disajikan Tabel 3.3 tentang rancangan perlakuan pada penelitian
l l l l l l l l l l l l l l
ini.
Tabel 3.3 l
Tatap Muka
l l l terdiri dari : 2 x 40 menit l terdiri daari : 2 x 40 menit l l
Didik
Waktu l Diakhir setiap topik materi
l l l Diakhir setiap topik materi
l l l
berikutnya. l berikutnya. l
Perlakuan
l l Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
e. Apersepsi, yaitu:
l l pembelajaran dengan l l l l
dengan permainan l l l
inovatif. l
Pembelajaran Inti l l l
akhir
l dianggap mampu
l l l
akhir.
l bahasan. l l l
Perlakuan
l l Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
gerak passing kaki h. Peserta didik
l l l l
bagian luar
l memperhatikan hasil
l l l l l
berbagai sumber. l l
h. Guru memfasilitasi l l
refleksi untuk
memperoleh pengalaman l l l
i. Memfasilitasi peserta l l l
dalam mencapai
l l l l
dilakukan: l l
j. berfungsi sebagai l l
narasumber dan
l l l
fasilitator dalam
l l l l
menjawab pertanyaan l l l l l
menghadapi kesulitan, l l l
dengan menggunakan l l l
benar,membantu l l
menyelesaikan masalah, l l l l l
mempraktikkan l l
pengecekan hasil l l
eksplorasi, l
l. memberikan informasi l l
untuk bereksplorasi. l
57
aktifitas gerak. l l l
pembelajaran) mengenai l l l l
bola. l
e. Memberikan apresiasi l l l
dalam bentuk
l l
individu.
f. Berdoa menurut agama l l l l
pengucapan salam l l l l
di bubarkan. l l
Perlakuan
l l g.
Pensekoran l Menggunakan rubik Menggunakan rubik penilaian l l l l l l
psikomotor
Nilai Akhir
l l Penilaian aspek kognitif, l Penilaian aspek kognitif, aspek
l l l l l l
psikomotor
58
3.3.1 Populasi l
dimana pengertian populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri
l l l l l l l l l l l l
yang sama. populasi dapat berupa sekelompok orang, benda “benda hidup atau
l l l l l l l l l l l l
benda mati” kejadian kasus, waktu atau tempat dengan sifat dan ciri yang sama.
l l l l l l l l l l l l l l l
(Kanca, 2010) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X
l l l l l l l l l l l
Tabel 3.4 l
1
X MIPA 1 l 33 Orang l
2
X MIPA 2 l 33 Orang l
3
X MIPA 3 l 32 Orang l
4
X MIPA 4 l 33 Orang l
3.3.2 Sampel l
yaitu teknik pengambilan sampel atau elemen secara acak sederhana, dimana
l l l l l l l l l l l l l l
setiap elemen mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
l l l l l l l l l l
sampel dapat dilakukan dengan bantuan atau melalui lotre (undian) bilangan
l l l l l l l l l l l l l l
random.
l
Sampel Sampel yang dirandom pada penelitian ini yaitu kelas X MIPA SMA
l l l l l l l l l l l
59
sehingga keseluruhan jumlah sampel penelitian ini adalah 66 orang. Dua kelas
l l l l l l l l l l l
yang terpilih selanjutnya akan diundi untuk menetapkan kelas yang menjadi kelas
l l l l l l l l l l l
penelitian untuk masing-masing perlakukan seperti tertera pada tabel dibawah ini.
l l l l l l l l l l l
Tabel 3.5 l
(subjek penelitian) l
Digunakan l l
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
l l l l l l l l l l l l l l l
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
l l l l l l l l
(dependent) Menurut Sugiyono (dalam Mulyani, 2014). Ada dua jenis variabel l l l l l l l l
yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
l l l l l l l l l l l l l
a. Variabel bebas
l l l
b. Variabel terikat
l l l
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar teknik dasar passing
l l l l l l l l l l l l l l l
a. Variabel Bebas l l l
nomor dada yang nantinya akan digunakan guru menunjuk nomor tersebut
l l l l l l l l l
secara acak, dan setiap nomor yang disebutkan mempresentasikan hasil belajar
l l l l l l l l l l l l l
kelompoknya. l
b. Variabel Terikat
l l l
permainan sepak bola adalah hasil yang diperoleh peserta didik melalui tes
l l l l l l l l l l l
dimulai dari sikap awal, sikap pelaksana, dan sikap akhir di dalam materi
l l l l l l l l l l l l l l l
passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar sepak bola.
l l l l l l l l l l l l l
a. Variabel Bebas
l l l l
61
penghargaan. l l l
c. Variabel Terikat
l l l
Variabel terikat yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar
l l l l l l l l l l l l l
yang telah dicapai dalam proses kegiatan belajar dengan pengambilan nilai
l l l l l l l l l l l l l l
aspek kognitif, dan psikomotor dalam materi passing kaki bagian dalam dan
l l l l l l l l l l l l
antara lain: 1) ranah kognitif, 2) ranah afektif, dan 3) ranah psikomotor. Adapun
l l l l l l l l l l l l l l
1. Ranah Kognitif l l
Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku antara lain sebagai berikut.
l l l l l l l l l l l
yang dipelajari. l l l
Berdasarkan enam jenis perilaku kognitif diatas maka ranah kognitif yang
l l l l l l l l l l l l
2. Ranah Psikomotor l l
contoh.
keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat.
l l l l l l l l l l l l l l
Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah berdasarkan hasil penilaian
l l l l l l l l l l l l l l l
asesmen teknik dasar Passing sepak bola kaki bagian dalam dan kaki bagian luar
l l l l l l l l l l l l l l l l
yang dilakukan oleh evaluator dari guru PJOK SMA Negeri 1 Rendang. Prosedur
l l l l l l l l
yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah tes yang
l l l l l l l l l
63
sama. Dalam teknik pengumpulan data. Tes Dalam teknik pengumpulan data,
l l l l l l l l l l l l
keterampilan teknik dasar passing sepak bola yang berupa assesmen penilaian,
l l l l l l l l l l l l
sikap awalan, sikap pelaksanaan dan sikap akhiran yang diberikan pada
l l l l l l l l l l l l l l l l l
Tabel 3.6 l
Soal l
20 C1
Tabel 3.7 l
Butir
1.Passing l 1.Sikap l a. Kaki.tumpu disamping bola l l l 1 5
Kaki l Awal l l dengan jauh lebih kurang 10 l l l
Bagian
l l cm sampai 15 cm dari bola. l l l l
Dalam l l b. Arah.kaki.tumpu.sejajar.dengan
l l l l l l
arah.sasaran.atau.ujung.jari
l l l l l l l l 1
menuju ke arah sasaran. l l l l l
c. Lutut.kaki.tumpu.ditekuk l
tumpu.
e. Badan condong ke depan,kedua
l l l l
tangan terbuka.kesamping
l l l l
keseimbangan badan. l l l l 1
2.Sikap l a. Kaki.yang.menendang.diayunk l l l l 1 5
Pelaksanal l l an ke arah depan sehingga kaki
l l l l l l
an
l bagian.dalam.tepat.mengenai
l l l l l l
bola. l
d. Tangan.berada.disamping l l l l l
Butir
1
3.Sikap l a. Setelah kaki yang menendang l l l l 1 5
Akhirl mengenai bola segera l l l
diletakkan di tanah. l l l l
semula. l 1
2.Passing l 1.Sikap l 1 Posisikan badan agak l l l l l 1 5
Kaki l Awal l l menyerong dari bola. l l
Bagian
l l 2 Letakan kaki tumpu disamping l l l l
yang akan l l l 1
ditendang.hhhhhhhhhhhhhhhh l
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhjj 1
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjddssdiohhd
vdv8
an
l dengan ujung kaki diputar ke l l l 1
dalam sehingga ujung kaki
l l l l
atau ditegangkan.
l l l l 1
4. Perkenaan kaki dengan bola l l l l l
tengah.bola.kjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj l l
j
3.Sikap l a. Lanjutkan gerakan kaki l l l l l 1 5
Akhirl tendang searah bola. l l l l
Butir
sebagai penjaga keseimbangan
l l l l l l
badan.lmkmmkmkknjnjnjnjnnj
l l 1
njkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
j 1
instrumen yang dipakai terdiri dari dua aspek yaitu pengetahuan dan
l l l l l l l l l l
dahulu diuji validitas dan perhitungan reliabilitas. Dapat dilihat sebagai berikut.
l l l l l l l l l l l l
Penilaian aspek kognitif teknik dasar passing sepak bola (passing kaki bagian
l l l l l l l l l l l l
dalam dan kaki bagian luar) dilaksanakan dengan cara memberikan tes dalam
l l l l l l l l l l l l l l l l l
bentuk pilihan ganda yang sesuai dengan materi pembelajaran. Rubrik tes l l l l l l l l l l
kognitif (terlampir) l
b. Penilaian Keterampilan l l l l
teknik dasar passing sepak bola (passing kaki bagian dalam dan kaki bagian
l l l l l l l l l l l l l l l
luar). l
3.7.2 Validitas l l
67
Validitas merupakan taraf sejauh mana perangkat tes itu mengukur apa
l l l l l l l l l l l l l
yang seharusnya diukur. Makin tinggi kesahihan suatu perangkat tes itu dapat
l l l l l l l l l l l
(Nyoman Dantes, 2012:125). Agar memenuhi sebagai instrumen yang baik, maka
l l l l l l l l l l
instrumen hasil belajar harus melalui uji pakar. Adapun validitas yang dicari l l l l l l l l l l l l l
yang ingin diukur, namun hanya menunjukkan bahwa dari segi rupanya suatu alat
l l l l l l l l l l l l l
ukur tampaknya mengukur apa yang ingin diukur. Validitas ini sangat penting
l l l l l l l l l l
dan keterampilan.
l l l
Dalam penyusunan instrument tes hasil belajar teknik dasar Passing sepak
l l l l l l l l l l
bola, peneliti mencari masukan melalui penilaian ahli untuk menentukan validitas
l l l l l l l l l l l
tampang. Masukan diberikan oleh 2 orang ahli yaitu kualifikasi akademik dan
l l l l l l l l l l l l l
terhadap tes hasil belajar teknik dasar Passing sepak bola. Telaah terhadap butir
l l l l l l l l l l l l l l
instrumen hasil belajar secara kualitatif ditinjau dari tiga hal, yaitu segi materi, isi l l l l l l l l l l l l l
oleh para ahli. Berdasarkan penilaian ahli, bahwa tes hasil belajar teknik dasar
l l l l l l l l l l l l l l l l
Passing sepak bola yang disusun telah sesuai dengan kemampuan peserta didik
l l l l l l l l l l
dan sudah sesuai dengan indikator pada kisi-kisi sebelumnya. Namun ada
l l l l l l l l l l l
2. Validitas Isi l l
Untuk mengetahui validitas isi tes hasil belajar passing control sepakbola l l l l l l l l l
digunakan penilaian rater atau dengan teknik moderator. Dua orang ahli dalam
l l l l l l l l l l l l l l
isi instrumen hasil belajar keterampilan sepakbola. “Hasil penilaian dari dua orang l l l l l l l l l l l l l
rater tersebut dianalisis dengan teknik dari Gregory yang kemudian disubstitusi ke
l l l l l l l
dalam tabulasi silang (2x2) yang terdiri dari empat kolom sebagai berikut.”
l l l l l l l l l l
Tabel 3.8 l
Tabulasi Silang l l l
Penilai 1 l
(skor 1-2)
l
Penilai 2
Sangat Relevan
l
C D
l l l
(skor 3-4)
VI/VK = D
A+B+C+D l
Keterangan: l l
penilaian kedua. l l l
peneliti.
69
Setelah dianalisis tes hasil belajar passing sepak bola yang disusun dalam
l l l l l l l l l l l l
3.6.2 Reliabilitas l l
1. Pengertian Reliabilitas l l l
sejauh mana tes itu sama dengan dirinya sendiri. Dengan demikian, untuk
l l l l l l l l l
mengetahui reabilitas suatu perangkat tes, alat pembandingnya adalah tes itu
l l l l l l l l l l l l l
reliabilitas berasal dari kata reliability (bahasa inggris, berasal dari kata dasar
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
2. Jenis-jenis reliabilitas l l
a. Teknik tes-retest
d. Teknik Kuder-Richardson l
ulang (test-retest) yaitu seperangkat tes yang diberikan dua kali kepada testee
l l l l l l l l l l
(Koyan, 2011:137). l
reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang
l l l l l l l l l l l l l
berdistribusi normal atau tidak. l l l l Apabila data berdistribusi normal, maka uji
l l l l l l l l
hipotesis dapat dipilih yang jenis uji parametrik. Pengujian normalitas sebaran
l l l l l l l l l l
dapat digunakan untuk sampel besar maupun sampel kecil dan berupa data
l l l l l l l l l l l l
H 0 : data hasil belajar passing sepak bola peserta didik berasal dari
l l l l l l l l l l l l
H 1 : data hasil belajar passing sepak bola peserta didik berasal dari
l l l l l l l l l l l l
Uji normalitas untuk hasil belajar passing sepak bola peserta didik l l l l l l l l l
digunakan uji Kolgomorov Smirnov pada taraf signifikansi 5%. Apabila nilai
l l l l l l l l l l l
signifikansi lebih besar nilainya dari atau sama dengan 0,05 maka H 0 yang
l l l l l l l l l l l l l
menyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dapat
l l l l l l l l l l l l l l l
diterima. l
Tabel 3.9 l
71
Z di batas l l di batas l l
bawahnya l l l atasnya
l l l
(Candiasa, 2010:231)
l l l
Keterangan: l l
FK = frekuensi kumulatif l
N = banyak data l l l l
F(Z) = frekuensi data atau luas wilayah dibawah kurva normal dengan batas Z l l l l l l l l l l l l l l
harga Dtabel, yang diperoleh dari tabel Kolgomorov Smirnov. Pada taraf
l l l l l l l l l l
signifikansi 5%. Apabila nilai Dhitung lebih kecil nilainya dari pada nilai Dtabel maka
l l l l l l l l l l l l l l
H 0 yang menyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
l l l l l l l l l l l l l l
dapat diterima.
l l l
72
data pemahaman hasil belajar peserta didik yang belajar dengan model
l l l l l l l l l l l l l
varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas varians antara kelompok belajar
l l l l l l l l l l l l l l l l
juga digunakan untuk memastikan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji
l l l l l l l l l l l l l
Error Variance. l l
diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data memiliki varian yang sama (homogen). l l l l l l l l l l l
Sedangkan jika angka signifikasi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka varian
l l l l l l l l l l l l
paramatrik. Namun apabila data tidak berdistribusi normal dan homogen maka uji
l l l l l l l l l l l l l l
sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) l l l l l l l l
berikut.
memiliki perbedaan dengan hasil belajar Passing sepak bola peserta didik l l l l l l l l l l
daripada hasil belajar Passing sepak bola peserta didik yang dibelajarkan dengan
l l l l l l l l l l l l l l l
Keterangan: l l
ϻ1: rata-rata skor hasil belajar Passing sepak bola peserta didik kelompok
l l l l l l l l l l l
eksperimen.
ϻ2: rata-rata skor hasil belajar Passing sepak bola peserta didik kelompok kontrol.
l l l l l l l l l l l
Pengambilan Keputusan l l l
jika Sig t Fhitung > 0,05 maka Ho diterima jika Sig t Fhitung < 0,05 maka Ho
l l l l l l l
ditolak l
Jika dari hasil uji normalitas dan homogenitas varians, diketahui bahwa data
l l l l l l l l l l l l l l
pengujian Passing sepak bola H0 jika >0,05. Apabila data yang diperoleh tidak
l l l l l l l l l l l l
memenuhi prasyarat uji normalitas dan uji homogenitas, maka analisis data yang l l l l l l l l l l l l l l
Analisis data pada penelitian ini secara keseluruhan dikerjakan dengan aplikasi
l l l l l l l l l l l l l l l
1. H0:1=2yaitu hasil belajar passing sepak bola peserta didik yang diberi
l l l l l l l l l
2. H1:1 ¿ 2yaitu hasil belajar passing sepak bola peserta didik yang diberi
l l l l l l l l l
perbedaan dari hasil belajar passing sepak bola peserta didik yang diberi
l l l l l l l l l l l
Keterangan:
l l
1: rata-rata skor hasil belajar passing sepak bola peserta didik kelompok
l l l l l l l l l l l
eksperimen.
3.4 2: rata-rata skor hasil belajar passing sepak bola peserta didik
l l l l l l l l l l l
kelompok control
75
BAB IV l
model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas X MIPA1 dan pada l l l l l l l l l l l
di lapangan SMA Negeri 1 Rendang. Data berupa nilai yang diperoleh dari
l l l l l l l l l l l
pretest dan post-test hasil belajar. Kemudian nilai-nilai tersebut dicari perhitungan
l l l l l l l l l
nilai gain score ternormalisasi. Setelah dihitung nilai gain score ternormalisasi
l l l l l l l l l
selanjutnya dianalisis dalam SPSS 26.0 for Windows. Nilai nilai gain score
l l l l l l l l l
76
Tabel 4.1 l
Descriptive Statistics l
Selain rangkuman hasil analisis data hasil belajar teknik dasar passing
l l l l l l l l l l l l l l
sepak bola dapat dilihat juga hasil histrogam pada penelitian ini yang menjelaskan
l l l l l l l l l l l l l l
perbedaan hasil rata rata dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
l l l l l l l l l l
Gambar 4.1 l l
didapatkan hasil rata-rata 0,505 dengan jumlah total peserta didik 33 orang.
l l l l l l l l l l l l l
Gambar 4.2 l l
asumsi klasik berupa uji prasyarat terhadap sebaran data berupa uji normalitas
l l l l l l l l l l l l l l l
sebaran data dan uji homogenitas varians. Hasil pengujian normalitas sebaran data
l l l l l l l l l l l l l l l l
dan homogenitas varians terhadap nilai hasil belajar teknik dasar passing sepak
l l l l l l l l l l l l l l
nilai hasil belajar teknik dasar passing sepak bola berdistribusi normal. Pengujian
l l l l l l l l l l l
78
bantuan program SPSS 26.0 for Windows pada signifikansi 0,05. Hipotesis
l l l l l l
(p) > 0,05 dan tolak H0 jika nilai probabilitas (p) < 0,05. Hasil uji normalitas l l l l l l l l l
Tabel 4.2 l
Kolmogorov-Smirnov
Variabel Kelompok Keterangan
Statistic df Sig.
l l l l
kelompok kontrol sebesar 0,200. Nilai probabilitas (p) tersebut lebih besar dari l l l l l l
0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data gain score l l l l l l l l l l l
ternormalisasi hasil belajar teknik dasar passing sepak bola pada kelompok
l l l l l l l l l l l l
program SPSS 26.0 for Windows pada signifikansi 0,05. Hipotesis statistik yang
l l l l l l
(p) > 0,05 dan tolak H0 jika nilai probabilitas (p) < 0,05. Hal ini berarti kelompok
l l l l l l l l
eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang sama. Hasil uji l l l l l l l
Tabel 4.3 l
0,704. Nilai probabilitas (p) > 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan
l l l l l l l
tipe NHT terha dap peningkatan hasil belajar passing kaki bagian dalam dan kaki l l l l l l l l l l l l l l l
bagian luar sepak bola pada peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Rendang
l l l l l l l l l l l l
tipe NHT terha dap peningkatan hasil belajar passing kaki bagian l l l l l l l l l l l
dalam dan kaki bagian luar sepak bola pada peserta didik kelas X
l l l l l l l l l l l l l
dan kaki bagian luar sepak bola pada peserta didik kelas X MIPA
l l l l l l l l l l l l
(p) < 0,05 dan terima H0 jika nilai probabilitas (p) > 0,05. Hal ini berarti terdapat
l l l l l l l l l l
peningkatan hasil belajar passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar sepak
l l l l l l l l l l l l l l l l l
bola pada peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Rendang tahun pelajaran
l l l l l l l l l l l l
Tabel 4.4 l
Levene's Test
for Equality l t-test for Equality of Means l l
of Variances l l
Nilai Equal l l
0,145 0,704 5,450 64,000 0,000 0,157 0,029
Hasil l variance l l
Belajar s l l
assumed l
81
s not
assumed l
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh nilai probabilitas (p) uji t pada equal
l l l l l l l l l l
variances assumed sebesar 0,000. Nilai probabilitas (p) < 0,05, sehingga H0
l l l l l l l l
pembelajaran kooperatif tipe NHT terha dap peningkatan hasil belajar passing
l l l l l l l l l l l l
kaki bagian dalam dan kaki bagian luar sepak bola pada peserta didik kelas X
l l l l l l l l l l l l l l l l
mean difference (perbedaan rata-rata) sebesar 0,157 terlihat bahwa rata-rata gain
l l l l l l l l l l l l l l l l
score ternormalisasi hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih besar dari pada l l l l l l l l l l l
kelompok kontrol. Jadi, disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar teknik dasar l l l l l l l l l l l
passing sepak bola pada peserta didik yang diberi perlakuan dengan model
l l l l l l l l l l
pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada peserta didik yang diberi
l l l l l l l l l
4.2 Pembahasan l l l
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh tentang hasil belajar teknik
l l l l l l l l l l l l l
dasar passing sepak bola bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT
l l l l l l l l l l l
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar teknik dasar passing sepak bola
l l l l l l l l l l l l
pada peserta didik X SMA Negeri 1 Rendang. Dalam penelitian ini masing-
l l l l l l l l l
tidak hanya membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, tetapi
l l l l l l l l l l l l
membuat peserta didik l l juga bisa bertanggung jawab atas diri sendiri dan l l l l l l l l
tersebut menuntut peserta didik untuk bisa saling bekerjasama anatar anggota l l l l l l l l l l l
didik bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar l l l l l l l l l l l l
(Dewi dan Masruhim, 2016). Hal ini berarti model pembelajaran kooperatif
l l l l l l l l
sebagai belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain, dan
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mampu mencapai tujuan atau
l l l l l l l l l l l l l l
menyelesaikan tugas yang telah ditentukan. Jadi, dapat peneliti simpulkan bahwa
l l l l l l l l l l l l
didik aktif dapat bekerja sama dalam kelompok kecil dan setiap peserta didik
l l l l l l l l l l l
kooperatif tipe NHT dapat mempermudah pendidik dan peserta didik dalam
l l l l l l l l
Together adalah model yang dirancang untu membuat peserta didik bekerja sama l l l l l l l l l l l
untuk mencapai suatu tujuan. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat l l l l l l l l l l
kooperatif tipe NHT adalah pendekatan yang melibatkan lebih banyak peserta
l l l l l l l l l l l l
dibagi dalam beberapa kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-6 orang dan
l l l l l l l l l l l
yang akan disampaikan dalam pembelajaran lebih menarik. Ketiga, peserta didik
l l l l l l l l l l l l l l
diberi waktu berfikir dan bekerja. Berpikir bersama peserta didik menyatukan l l l l l l l l
ntimnya mengetahui jawaban itu. Keempat, guru memanggil salah satu nomor
l l l l l l l l l l
dalam
l l pengembangan l l dan l mendukung strategi l interaktif l pada l l proses
kegiatan terkait hasil pembelajaran karena fokus kepada interaksi siswa, sehingga
l l l l l l l l l l l l l l
siswa lebih aktif. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang digunakan pada
l l l l l l l l l l l
mencapai tujuan bersama. Hal ini sejalan dengan pernyataan Trianto (2007)
l l l l l l l l l l l l l
tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu sasaran utama kegiatan
l l l l l l l l l l l l l
kesempatan kepada peserta didik untuk berintera ksi dan belajar bersama-sama
l l l l l l l l l l l l l
terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar passing bola voli antara siswa yang
l l l l l l l l l l l l l l l l
diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa
l l l l l l l l l
yang diberi perlakuan dengan model konvensional. Senada dengan itu, hasil
l l l l l l l l l
perbedaan hasil belajar teknik dasar passing bola basket siswa yang dibelajarkan
l l l l l l l l l l l l l l l
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang dibelajarkan
l l l l l l l l l l l
dengan model konvesional, ini berarti model pembelaaran kooperatif tipe NHT
l l l l l l l
berpengaruh terhadap hasil belajar teknik dasar passing bola basket siswa.
l l l l l l l l l l l l
kontrol dilakukan dengan model ceramah oleh guru dalam penyampaian materi l l l l l l l l l l l
diharapkan peserta didik mampu memahami dan bisa melakukan gerakan dengan
l l l l l l l l l l l l l l
benar. l
materi pelajaran menyebabkan pembelajaran hanya berpusat pada guru dan masih
l l l l l l l l l l l l l l l l
banyak peserta didik yang kurang aktif dalam proses pembelajaran yang
l l l l l l l l l l l l
peserta didik yang memiliki kemampuan lebih saja yang mau aktif dalam proses
l l l l l l l l l l l
melakukan teknik dasar passing sepak bola menjadi terhambat dan tidak merata.
l l l l l l l l l l l l l l
aktivitas siswa yang melibatkan seluruh siswa sebagai anggota kelompok dalam
l l l l l l l l l l l l l
kooperatif tipe NHT tidak hanya membuat peserta didik aktif dalam proses
l l l l l l l l l
pembelajaran, tetapi membuat peserta didik juga bertanggung jawab atas diri
l l l l l l l l l l l l
NHT dalam pembelajaran materi passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar
l l l l l l l l l l l l l l l l l
sepak bola dapat memudahkan peserta didik dalam proses memahami teori teknik
l l l l l l l l l l l
bantuan yang besar dalam proses pengajaran, karena model pembelajaran ini
l l l l l l l l l l l l l l
mengajarkan peserta didik secara bertahap sampai peserta didik dapat menguasai
l l l l l l l l l l l l l l l
materi pembelajaran.
l l l l
penerapan model pembela jaran kooperatif tipe NHT terhadap peningkatan hasil
l l l l l l l l l l l
belajar passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar sepak bola pada peserta
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
didik. Hasil penelitian ini memberikan perbedaan terhadap hasil belajar teknik l l l l l l l l l l
dasar passing sepak bola antara peserta didik dengan perlakuan menggunakan
l l l l l l l l l l l l l l
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan peserta didik yang diberikan l l l l l l l l
4.3 Implikasi l
kooperatif tipe NHT sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena
l l l l l l l l l l l
model pembela jaran kooperatif tipe NHT berpusat pada peserta didik. Selain itu, l l l l l l l l l
didik dalam proses pembelajaran, namun juga dapat membuat peserta didik lebih
l l l l l l l l l l l
aktif dalam proses pembelajaran. Namun, ditemui kendala pada saat pembelajaran
l l l l l l l l l l l l l l l l
terbatasnya waktu dalam menerapkan model pembela jaran kooperatif tipe NHT.
l l l l l l l l l l l l
Hal ini disebabkan seringkali guru dihadapkan dengan kondisi peserta didik yang
l l l l l l l l l l
kurang mengerti dan memahami materi yang diberikan sehingga banyak waktu
l l l l l l l l l l l
87
adalah meskipun sering terkendala soal waktu, akan tetapi penelitian dapat
l l l l l l l l l l l l l
BAB V l
PENUTUP
5.1 Rangkuman l l
Rendang diperoleh bahwa (1) pembelajaran PJOK yang dilakukan sebagian besar
l l l l l l l l l l l l
masih berpusat pada guru, (2) kurangnya perhatian peserta didik terhadap proses
l l l l l l l l l l l
pembelajaran masih rendah, (3) peserta didik kurang antusias dalam mengikuti
l l l l l l l l l l l
proses pembelajaran, (4) keaktifan peserta didik akan mempengaruhi hasil belajar l l l l l l l l l l l l
Sepak Bola, dan (5) hasil belajar Sepak bola peserta didik kelas X MIPA SMA
l l l l l l l l l l l l
SMA Negeri 1 Rendang pada proses pembelajaran PJOK perlu dicarikan alternatif
l l l l l l l l l l l
inovatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satu solusi yang
l l l l l l l l l l l
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, yang sangat efektif untuk
l l l l l l l l l
kooperatif tipe NHT berpusat pada peserta didik. Selain itu, model pembelajaran
l l l l l l l l l
kooperatif tipe NHT mempermudah pendidik dan pesrta didik dalam proses
l l l l l l
pembelajaran, namun juga dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam proses
l l l l l l l l l l l l
Together terhadap Hasil Belajar Passing Sepak bola pada Peserta Didik Kelas X l l l l l l l l l l l l
randomized pretestposttest control group the same subject design, yang mana
l l l l l
diawal peneliti mengadakan pretest untuk mengetahui nilai awal peserta didik,
l l l l l l l l l l
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas X MIPA 1 dan pada kelompok
l l l l l l l l l l l
MIPA 4. l
terhadap peningkatan hasil belajar passing kaki bagian dalam dan kaki bagian
l l l l l l l l l l l l l l l l l
luar sepak bola pada peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Rendang tahun
l l l l l l l l l l l
pelajaran 2022/2023. l l l
5.2 Simpulan l
NHT terhadap peningkatan hasil belajar passing kaki bagian dalam dan kaki l l l l l l l l l l l l l l l
90
bagian luar sepak bola pada peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Rendang
l l l l l l l l l l l l
5.3 Saran l l
beberapa saran untuk proses pembelajaran dan penelitian lebih lanjut sebagai
l l l l l l l l l l l l
berikut.
1. Bagi guru PJOK, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dijadikan salah
l l l l l l l l l
2. Penelitian ini dilaksanakan pada pokok bahasan teknik dasar passing sepak l l l l l l l l l l l l l l
bukti yang lebih umum dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe l l l l l l l l
NHT diharapkan peneliti lain untuk mencoba pada pokok bahasan lain untuk l l l l l l l l l l l
3. Penelitian ini hanya mengukur ada atau tidaknya pengaruh dari model l l l l l l l l l l l
pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar teknik dasar passing l l l l l l l l l l l l
sepak bola tanpa meneliti lebih jauh arah pengaruh yang diberikan. Di waktu
l l l l l l l l l l l
mendatang dapat dilakukan suatu penelitian untuk meneliti sejauh mana arah
l l l l l l l l l l l l l