MANAJEMEN
Tim Penulis:
Ida Ayu Nursanty, Jusmarni, Minarni, Agus Khazin Fauzi,
Achmad Maqsudi, Anwar, Titiek Rachmawati,
Maria, Febrianty.
AKUNTANSI MANAJEMEN
Tim Penulis :
Ida Ayu Nursanty, Jusmarni, Minarni, Agus Khazin Fauzi,
Achmad Maqsudi, Anwar, Titiek Rachmawati, Maria, Febrianty.
ISBN: 978-623-99311-3-1
Redaksi:
Ayodhya Palace Blok C2. Jl. Raya Senggigi, Meninting, Batu Layar.
Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Website : www.penerbitseval.com
e-Mail : info@penerbitseval.com
sevalliterindo@gmail.com
Instagram : @penerbitseval
Dilarang keras memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam
bentuk apapun dan dengan cara apapun tanpa seizin tertulis dari penerbit.
ii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatnya, buku berjudul “Akuntansi Manajemen” akhirnya dapat
diterbitkan dan hadir di tengah sidang pembaca. Adapun kehadiran buku
ini bertujuan untuk memudahkan para pembacanya yang ingin memahami
konsep dan penerapan akuntansi manajemen sebagai alat informasi dan
keputusan dalam mengelola bisnis.
Materi yang disajikan di dalamnya tidak hanya berupa pemahaman
dasar teoritis, namun juga pemahaman praktis yang sesuai dengan alur
pokok akuntansi manajemen yang dijelaskan secara lugas dan
komprehensif.
Setiap materi bab yang disajikan merupakan kumpulan pemikiran luar
biasa dari para kontributor pakar, yang berasal dari kalangan profesional
baik akademisi maupun praktisi ahli.
Kami menyadari, bahwa di dalam kajian dan penulisan buku ini masih
ditemukan beberapa kekurangan. Untuk itu, kami sangat terbuka
menerima masukan dan saran perbaikan demi kesempurnaan penulisan
pada terbitan mendatang.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
terlibat dan mendukung hingga buku ini terbit.
Selamat membaca!
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA…………………………………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iv
iv
BAB 4 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN………………..…… 59
A. Pendahuluan……………………………………….….............................. 59
B. Desentralisasi Vs. Sentralisasi…………..……………….....................60
C. Definisi dan Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban…….……… 64
D. Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Vs.
Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer………................67
E. Pusat Pertanggungjawaban…………………………………………......... 70
F. Pengukuran Kinerja..................................................................75
G. Laporan Pertanggungjawaban................................................. 83
H. Rangkuman Materi...................................................................87
v
BAB 7 MANAJEMEN KUALITAS TOTAL (TQM)........................157
A. Pendahuluan…...................................................………………....157
B. Konsep Dasar TQM.......................………………………….............. 158
C. Prinsip-prinsip TQM.............................................................. 161
D. Konsep dan Aplikasi Total Quality Accounting (TQA)........... 162
E. Rangkuman Materi……………………………………………………………..164
GLOSARIUM.........………………………………………………………………..… 197
PROFIL PENULIS………………………………....…………………………………. 205
vi
KONSEP DASAR
AKUNTANSI MANAJEMEN
A. Pendahuluan
Akuntansi manajemen adalah proses mempersiapkan laporan
operasional bisnis yang membantu manajer atau pimpinan membuat
keputusan jangka pendek dan jangka panjang. Akuntansi manajemen
membantu bisnis mengejar tujuannya dengan mengidentifikasi, mengukur,
menganalisis, menafsirkan dan mengomunikasikan informasi kepada
manajer. Tujuan akuntansi manajemen adalah membantu manajer dalam
perusahaan membuat keputusan. Akuntansi manajemen adalah proses
mengidentifikasi, menganalisis, menafsirkan dan mengkomunikasikan
informasi kepada manajer untuk membantu mencapai tujuan bisnis.
Akuntansi Manajemen 1
1. Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Para Ahli
a. Charles T. Homgren (1993:4)
Akuntansi manajemen merupakan sebuah proses identifikasi,
penyiapan, pengukuran, akumulasi, analisa, dan penafsiran serta
komunikasi mengenai informasi yang dapat membantu eksekutif
dalam memenuhi tujuan perusahaan.
b. RA Supriyono (1993:8)
RA Supriyono mengatakan akuntasi manajemen berdasarkan
Management Accounting Practices (MAP) komite yang dibentuk oleh
National Association of Accountants (NAA) bahwa akuntansi
manajemen ialah suatu proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan
data, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang
digunakan manajemen untuk sebuah perencanaan, evaluasi,
pengendalian dalam suatu organisasi atau peusahaan, serta menjamin
ketepatan penggunaan sumber dan pertanggungjawaban atas segala
sumber tersebut. Dalam akuntansi manajemen juga terdiri dari
penyiapan laporan finansial untuk kelompok-kelompok non
manajemen seperti para kreditur, pemegang saham, penguasa
perpajakan dan lembaga-lembaga lain.
c. Halim dan Supomo (2000:3)
Akuntansi manajemen merupakan kegiatan atau proses yang
menghasilkan informasi dalam bentuk keuangan bagi manajemen
untuk pengambilan sebuah keputusan ekonomi dalam menjalankan
fungsi manajemen.
d. Mulyadi (2001:2)
Menurut Mulyadi, Akuntansi manajemen merupakan suatu informasi
keuangan yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen yang
digunakan terutama oleh pengguna intern suatu organisasi.
2. Fungsi Akuntansi Manajemen
Berikut adalah fungsi Akuntansi Manajemen bagi perusahaan:
a. Alat Analisis untuk Pengambilan Keputusan
Fungsi yang pertama adalah sebagai dasar pengambilan keputusan.
Baik keputusan yang berhubungan dengan data kuantitatif maupun data
2 Akuntansi Manajemen
Dr. Ida Ayu Nursanty, SE.,AK., MM., CSRS., CSRA
4 Akuntansi Manajemen
Dr. Ida Ayu Nursanty, SE.,AK., MM., CSRS., CSRA
1. Manajer Produksi
Ruang lingkup yang pertama adalah manajer produksi. Seorang
manajer produksi memang harus memegang laporan ini. Karena hampir
semua informasi yang ada di dalamnya dibutuhkannya. Seorang manajer
produksi membutuhkan rincian detail yang terkait dengan biaya harga
produk produksi. Termasuk di dalamnya semisal total biaya produksi, biaya
unit dan biaya tenaga kerja langsung. Ini semuanya ada di dalam akuntansi
manajemen.
2. Manajer Keuangan
Ruang lingkup yang kedua adalah manajer keuangan, di mana seorang
manajer keuangan pasti menerapkan akuntansi manajemen. Karena dari
sana mereka akan mendapatkan rincian terkait dengan informasi beban
biaya, tingkat pengembalian investasi, dan lain sebagainya.
3. Manajer Pemasaran
Ruang lingkup akuntasi manajemen yang ketiga adalah manajer
pemasaran. Karena tentunya, bidang ini tidak mungkin bisa menentukan
strategi pemasaran, jika rincian biaya tidak valid apalagi salah.
Selain itu dengan berdasarkan pada laporan akuntansi manajemen,
maka bisa ditentukan berupa kebutuhan biaya pemasaran yang harus
dialokasikan. Termasuk berapa diskon yang harus diberikan kepada
konsumen.
4. Manajemen Puncak
Manajemen puncak juga ruang lingkup akuntansi yang tidak boleh
dilupakan. Karena mereka juga membutuhkan informasi perusahaan
sebagai bahan kajian untuk menentukan kebijakan strategis berikutnya.
Bisa dibilang kerja manajemen puncak ini lebih rinci lagi. Bahkan dari
sinilah penyusunan anggaran, ekspansi usaha serta peluang investasi
dijalankan dan dimulai. Maka dari itu, akuntansi manajemen adalah opsi
yang memang sangat penting.
5. Investor Perusahaan
Mungkin juga perlu dimasukkan ke dalam ruang lingkup akuntansi
manajemen adalah investor perusahaan. Karena mereka juga perlu
mempelajari potensi keuntungan dari uang yang mereka simpan di unit
usaha. Sekalipun demikian perlu dilakukan koordinasi terlebih dahulu,
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen 5
apakah semua informasi perusahaan perlu diberitahukan pada investor. Ini
wewenangnya ada pada pihak pimpinan.
6 Akuntansi Manajemen
Dr. Ida Ayu Nursanty, SE.,AK., MM., CSRS., CSRA
Tabel 1.1.
Perbedaan Akuntasi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
8 Akuntansi Manajemen
Dr. Ida Ayu Nursanty, SE.,AK., MM., CSRS., CSRA
12 Akuntansi Manajemen
Dr. Ida Ayu Nursanty, SE.,AK., MM., CSRS., CSRA
H. Rangkuman Materi
1. Akuntansi manajemen ialah suatu proses identifikasi, pengukuran,
pengumpulan data, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi
finansial yang digunakan manajemen untuk sebuah perencanaan,
evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi atau peusahaan, serta
menjamin ketepatan penggunaan sumber dan pertanggungjawaban
atas segala sumber tersebut.
2. Tujuh fungsi akuntansi manajemen:
a. Alat analisis pengambilan keputusan;
b. Sistem informasi pihak eksternal;
c. Sumber data dan informasi keuangan yang relevan;
d. Sumber informasi pertanggungjawaban masing-masing tingkat
manajerial;
e. Mengukur dan memonitoring kinerja perusahaan;
f. Koordinasi berbagai kegiatan perusahaan;
g. Sebagai arsip audit.
3. Dalam praktinya, akuntansi manajemen bertindak sebagai pengawas
intern perusahaan (watchdog) atau sebagai pembantu pelaksana
manajemen (helpers).
14 Akuntansi Manajemen
KONSEP BIAYA
Akuntansi Manajemen 15
2. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya adalah proses pengelompokkan atas keseluruhan
elemen-elemen biaya secara sistematis ke dalam golongan tertentu untuk
dapat memberikan informasi biaya yang lengkap bagi pimpinan
perusahaan dalam mengelola dan menyajikan fungsinya. Pada dasarnya
biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan:
a. Ketertelusuran biaya;
b. Perilaku biaya;
c. Fungsi pokok perusahaan;
d. Elemen biaya produksi.
16 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
Konsep Biaya 17
Biaya tidak Langsung adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah
ditelusuri secara langsung terhadap produknya, biaya ini terjadi tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya overhead pabrik
(factory overhead cost). Contoh biaya tidak langsung adalah gaji mandor,
gaji pengawas, pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain yang tidak dapat
ditelusuri secara langsung.
Dari contoh produk yang diproduksi PT Gimmil Industrial di atas, untuk
pembuatan sweater dan celana training diperlukan benang untuk menjahit
yang merupakan bagian dari produk. Jika perusahaan hendak
memproduksi 850 unit baju sweater dan 800 unit celana training, maka
dibutuhkan 250 roll benang dengan harga Rp7.500 per roll. Pertanyaannya,
berapakah biaya benang untuk membuat satu unit baju sweater? Biaya
benang, kancing atau aksesoris lainnya yang ada pada baju sweater dan
celana training tidak mudah ditelusuri secara langsung hubungannya
terhadap produk.
b. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku.
Perilaku biaya adalah suatu hubungan antara total dengan perubahan
volume aktivitas pada suatu perusahaan. Berdasarkan perilakunya, secara
umum biaya dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Biaya variable (variable cost), adalah biaya yang berubah secara
proporsional dengan perubahan aktivitas, atau jumlah totalnya
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel
adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila
tingkat produksi bertambah, jumlah biaya variable juga bertambah,
sebaliknya apabila tingkat produksi menurun biaya variabel juga
menurun.
Sebagai contoh:
Unit Produk Biaya Unit (Rp) Total Biaya (Rp)
1 10.000 10.000
5 10.000 50.000
10 10.000 100.000
100 10.000 1.000.000
18 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
2. Biaya tetap (fixed cost), adalah biaya yang secara keseluruhan selalu
tetap tanpa dipengaruhi tingkat aktivitas, atau jumlah totalnya tetap
dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji
direktur produksi. Apabila tingkat produksi bertambah atau berkurang
total biaya konstan, kecuali dipengaruhi oleh keuatan dari luar seperti
perubahan harga.
Sebagai contoh:
Unit Produk Biaya Unit (Rp) Total Biaya (Rp)
1 3.000.000 3.000.000
100 30.000 3.000.000
200 15.000 3.000.000
300 10.000 3.000.000
Konsep Biaya 19
1. Biaya produksi (Production cost), adalah biaya yang digunakan untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya
tenaga kerja, dan biaya depresiasi mesin dan ekuipmen.
2. Biaya Pemasaran (Marketing expense). Biaya pemasaran merupakan
biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk. Contoh biaya pemasaran adalah biaya iklan, biaya promosi,
biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, dan gaji
karyawan bagian pemasaran.
3. Biaya Administrasi dan umum (General and administrative expense),
merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contoh biaya administrasi dan umum yaitu: biaya
gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, kehumasan, dan
biaya pemeriksaan Akuntan.
d. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Elemen Biaya Produksi:
Dalam proses produksinya suatu perusahaan manufaktur/industri/
pabrik yang akan menghasilkan produk membutuhkan berbagai elemen
biaya produksi. Elemen biaya produksi manufaktur terdiri dari:
1. Biaya bahan baku (Raw material cost). Bahan baku merupakan bahan
yang membentuk menyeluruh produk jadi. Dalam memperoleh bahan
baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli
bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya pembelian,
pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain. Jadi biaya bahan baku
adalah biaya yang dikeluarkan agar bisa memperoleh bahan baku yang
siap untuk digunakan, yang di dalamnya mencakup biaya angkut,
penyimpanan, dan juga operasional.
2. Biaya tenaga kerja (direct labor cost). Tenaga kerja merupakan usaha
fisik atau mental yang diberikan karyawan untuk mengolah produk.
Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan
tenaga kepada para pekerja (labour cost) tersebut. Ada beberapa
komponen yang perlu dihitung untuk mengetahui seberapa besar
biaya tenaga kerja, antara lain: biaya rekrutmen karyawan, upah
karyawan, kesejahteraan karyawan, dan kewajiban perusahaan atas
karyawan.
20 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
Konsep Biaya 21
2. Metode Pembebanan Biaya.
Dalam pembebanan biaya terhadap objek biaya ada tiga metode yang
bisa digunakan. Ketiga metode tersebut adalah:
a. Penelusuran Langsung (direct tracing), adalah proses indentifikasi dan
pembebanan biaya pada objek biaya yang secara spesifik atau fisik
berhubungan langsung antara biaya dengan objek biaya. Berikut ini
adalah ilustrasi penelusuran langsung.
Objek Biaya : Lemari di Departemen Produksi
Biaya : Bahan baku kayu dan upah tenaga kerja pabrik
Pembebanan : Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
untuk membuat produk tersebut merupakan biaya
yang dapat diamati dan diidentifikasi secara fisik. Oleh
karenanya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung dapat dikenakan secara langsung pada
produk.
Objek Biaya : Departemen Pemasaran
Biaya : Gaji Sales Supervisor
Pembebanan : Gaji Sales Supervisor merupakan biaya yang dapat
diamati secara fisik
22 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
Konsep Biaya 23
Berikut ini adalah ilustrasi penelusuran pemicu:
Objek Biaya : Mesin
Sumber daya : Memelihara mesin
Pemicu sumber daya : onderdil, peralatan, listrik tenaga kerja,
dll.
Aktivitas Pemicu
Pengesetan Jumlah pengesetan
Pemindahan bahan Jumlah pemindahan
Pemesanan bahan Jumlah order pembelian
Pendesain Kembali produk Jumlah order desain ulang
Pembayaran tagihan Jumlah faktur
Menginspeksi produk jadi Jumlah kelompok produksi
Pemeliharaan peralatan Jam pemeliharaan
Penyediaan listrik Jumlah kilowatt listrik
Pembungkus barang Jumlah kotak
Penjadwalan produksi Jumlah jenis produk
24 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
c. Alokasi (allocation). Ada biaya yang terjadi akan tetapi biaya tersebut
tidak ada hubungan penyebab antara biaya dan objek biaya. Apa bila
hal ini terjadi, maka alternatif metode yang tersedia untuk
pembebanan biaya ke objek biaya adalah Alokasi Biaya. Karena tidak
ada hubungan penyebab antara biaya dan objek biaya maka
pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan hubungan dekat atau
beberapa asumsi.
Berikut ini adalah ilustrasi Alokasi
Objek Biaya : Lemari
Aktivitas : Mendepresiasikan gedung
Biaya : Depresiasi gedung
Dasar alokasi : Jam mesin
Pembebanan : Tidak ada hubungan langsung sebab-
akibat antara depresiasi gedung dan
jumlah unit lemari. Perusahaan
memutuskan mengalokasikan
berdasarkan jam mesin. Besarnya
depresiasi dialokasikan ke lemari
ditentukan berdasarkan besarnya jam
mesin yang dikonsumsi untuk
memproduksi lemari.
Konsep Biaya 25
pemeliharaan kebun yang dialokasikan
ke departemen produksi ditentukan
berdasarkan besarnya luas lantai
departemen produksi.
26 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
Konsep Biaya 27
Heterogenitas 1. Variasi jasa banyak. 1. Pengukuran produktivitas
variatif.
2. Pengukuran kualitas
variatif.
28 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
Konsep Biaya 29
diakumulasi ke produk dalam pelaporan eksternal. Biaya produksi sering
dikelompokkan menjadi dua biaya unsur utama dan biaya konversi. Biaya
utama (primie cost) adalah jumlah biaya bahan baku dan tenaga kerja
langsung. Biaya konversi (conversion cost) adalah jumlah biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Biaya konversi menggambarkan biaya untuk
mengubah bahan baku menjadi produk akhir.
Penjualan Rp25.000.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal Rp2.000.000
Harga pokok produksi 13.000.000
Barang tersedia dijual 15.000.000
Persediaan akhir 1.000.000 14.000.000
Laba kotor 11.000.000
30 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
Biaya operasi :
Biaya pemasaran 2.750.000
Biaya adminstrasi 1.800.000 4.550.000
Laba bersih sebelum pajak 3.000.000
Penjualan Rp25.000.000
Biaya jasa jual:
Pekerjaan dalam proses awal Rp1.500.000
Biaya jasa ditambahkan Rp1.000.000
Bahan langsung 5.000.000
Tenaga kerja langsung 2.000.000
Overhead 8.000.000
Total biaya ditambahkan 9.500.000
Pekerjaan dalam proses akhir 500.000
Laba kotor 15.000,000
Biaya operasi 10.000.000
Biaya pemasaran 3.000.000
Biaya Administrasi 2.500.000 5.000.000
Laba bersih sebelum pajak 5.000.000
Konsep Biaya 31
D. Biaya Tujuan Pengambilan Keputusan
Dalam membuat keputusan, informasi biaya sangat dibutuhkan.
Informasi yang dibutuhkan adalah informasi yang relevan untuk proses
pembuatan keputusan. Informasi biaya relevan dalam pengambilan
keputusan membuat sendiri atau membeli produk setengah jadi sangat
berperan penting bagi Perusahaan, karena dapat mempengaruhi
peningkatan laba. Informasi tersebut didapat dari akuntan manajemen.
1. Biaya Relevan dan pendapatan Relevan
Biaya relevan (relevant cost) merupakan biaya yang terjadi pada suatu
alternatif tindakan tertentu, tetapi tidak terjadi pada alternatif tindakan
lain. Biaya relevan akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh
karena itu biaya relevan harus dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan. Sedangkan Biaya tidak relevan (irrelevant cost) merupakan
biaya yang tidak berbeda di antara alternatif tindakan yang ada. Biaya tidak
relevan tidak mempengaruhi pengambilan keputusan dan akan tetap sama
jumlahnya tanpa memerhatikan alternatif yang dipilih. Oleh karena itu
biaya tidak relevan tidak harus dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan. Terdapat dua kriteria biaya relevan, yaitu Biaya masa depan
yang berarti biaya tersebut belum tentu terjadi, dan Biaya berbeda antara
alternatif.
Untuk mendapatkan biaya yang relevan, biaya harus memenuhi kedua
kriteria di atas. Pada kriteria yang sama dan terkait dengan pendapatan,
maka pendapatan tersebut disebut pendapatan relevan (relevant revenue).
Pendapatan relevan adalah pendapatan masa depan yang diharapkan
berbeda di antara alternatif-alternatif tindakan yang sedang
dipertimbangkan. Tiga alasan mengapa pertimbangan pembuatan
keputusan memerlukan biaya relevan, yaitu:
1. Tidak semua biaya merupakan biaya relevan;
2. Produksi merupakan informasi yang mahal;
3. Kemampuan kognitif yang terbatas.
Sebagai ilustrasi, PT Mahardika memproduksi Tts kulit. Perusahaan
mampu memproduksi 1.000 tas dalam satu bulan. Saat ini perusahaan
32 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
memproduksi 800 unit tas setiap bulannya. Biaya produksi satu buah tas
pada kapasitas 1.000 unit tas adalah:
Biaya bahan baku Rp15.000
Biaya tenaga kerja langsung 10.000
Biaya Overhead variabel 8.000
Biaya overhead tetap 6.000
Biaya produk variabel Rp39.000
Konsep Biaya 33
4. Biaya overhead tetap untuk 200 unit tas adalah biaya relevan. Biaya
overhead tetap meliputi depresiasi mesin dan peralatan, asuransi
pabrik serta gaji mandor pabrik. Biaya overhead pabrik jumlahnya
tetap dan tidak berubah baik ketika pesanan diterima maupun
pesanan ditolak. Selain itu, biaya overhead tetap ini sudah terjadi,
misalnya biaya depresiasi dan asuransi pabrik. Kedua biaya ini
merupakan biaya yang sudah diputuskan untuk dikeluarkan di
masa lalu.
Pendapatan Relevan Rp36.000
Biaya Relevan:
Biaya bahan baku Rp15.000
Biaya tenaga kerja Rp10.000
langsung
Biaya Overhead variabel Rp8.000
Biaya relevan perunit Rp33.000
Laba Relevan Rp3.000
34 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
Harga pokok
penjualan (V) Rp25.000.000 Rp32.000.000 Rp7.000.000
Biaya iklan (T) Rp4.500.000 Rp2.700.000 (Rp1.800.000)
Komisi penjualan (V) Rp 4.100.000 Rp4.100.000
Depresiasi Gudang (T) Rp3.500.000 Rp4.200.000 Rp700.000
Biaya lain-lain (T) Rp3.000.000 Rp3.000.000 0
Total R36.000.000 Rp46.000.000 Rp10.000.000
Laba bersih Rp14.000.000 Rp19.000.000 Rp5.000.000
Konsep Biaya 35
berpindah ke distribusi jaringan, dapat ditentukan berdasarkan laba
bersih dari kedua alternatif. Sebagaimana yang terlihat dalam analisis di
atas, laba bersih dengan menggunakan distribusi ritel Rp14.000.000,
sedangkan dengan metode distribusi jaringan laba bersih diperkirakan
sebesar Rp19.000.000.
36 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
E. RANGKUMAN MATERI
1. Biaya (expense) adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh barang atau jasa yang manfaatnya sudah digunakan
untuk memperoleh pendapatan. Posisi biaya di dalam laporan
keuangan berada di dalam laporan laba rugi
2. Biaya diklasifikasikan secara berbeda berdasarkan informasi yang
dihasilkan. Terdapat empat dasar klasifikasi biaya: ketelusuran biaya;
perilaku biaya; fungsi pokok perusahaan; dan elemen biaya produksi.
3. Dalam pembebanan biaya kepada produk ada tiga konsep yang perlu
diketahui yaitu: biaya; objek biaya; dan metode pembebanan biaya.
4. Dalam pembuatan keputusan ada beberapa informasi penting yang
dibutuhkan, yaitu: biaya relevan dan pendapatan relevan; biaya
diferensial dan pendaptan diferensial; serta biaya kesempatan dan
biaya yang terbenam.
Konsep Biaya 37
LATIHAN DAN EVALUASI
Latihan 1
1. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan objek biaya?
Berikan contohnya pada perusahaan manufaktur yang memproduksi
makanan!
2. Apakah yang dimaksud dengan perilaku biaya?
3. Berdasarkan perilaku biaya, biaya terdiri atas biaya tetap, biaya
variabel, dan biaya campuran. Berikan contoh dari masing-masing
kategori tersebut!
4. Jelaskan dengan singkat pengertian pemicu biaya dan pemicu aktivitas,
serta berikan contoh pemicu biaya dan pemicu aktivitas!
5. Apakah yang dimaksud dengan biaya aktivitas? Berikan contoh
beberapa aktivitas dari perusahaan manufaktur!
6. Jelaskan tiga jenis perusahaan berdasarkan kegiatan usahanya (produk
yang dijual)? Berikan contohnya dari masing-masing perusahaan!
7. Jelaskan pentingnya akuntansi manajemen bagi seorang manejer?
8. Mengapa overhead pabrik dianggap sebagai biaya tidak langsung dari
setiap unit produksi ?
9. Jelaskan perbedaan biaya produk dengan biaya periodik?
10. Sebutkan tiga elemen biaya produksi pada perusahaan manufaktur!
Latihan 2.1
PT Putri Delima menyajikan informasi penggunaan biaya untuk bulan Juli
2020.
1. Bahan baku : Rp1.150.000
2. Bahan penolong : 475.000
3. Gaji buruh pabrik : 1.200.000
4. Gaji mandor : 350.000
5. Biaya pemasaran : 475.000
6. Biaya administrasi umum : 250.000
38 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
Pertanyaan:
a. Hitunglah biaya untuk setiap fungsi pokok perusahaan!
b. Hitunglah biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik!
c. Tentukan besarnya biaya utama dan biaya konversi!
d. Hitunglah berapa besar biaya periodik!
Latihan 2.2
PT Pangeran Gagah sedang mempertimbangkan untuk mengambil
keputusan taktis dan strategis. Hal pertama yang dilakukan adalah
mengidentifikasi biaya yang terkait dengan produk. Hasil identifikasi
berikut ini menunjukan biaya yang terkait suatu produk.
1. Riset dan pengembangan : Rp250.000
2. Produksi : 850.000
3. Pemasaran : 275.000
4. Layanan pelanggan : 150.000
Pertanyaan:
Tentukan biaya produk dengan menggunakan konsep:
a. Biaya produk rantai nilai;
b. Biaya produk operasional;
c. Biaya produk tradisional
Latihan 2.3
PT. Putra Mahkota adalah sebuah perusahaan manufaktur yang melakukan
beberapa aktivitas. Berikut adalah aktivitas perusahaan:
a. Mengeset peralatan.
b. Mengiklankan produk.
c. Menjawab pertanyaan pelanggan tentang produk baru.
d. Mengambil bahan dari gudang.
e. Memperbaiki produk yang masih bergaransi.
f. Menangani keluhan pelanggan melalui telepon.
g. Merancang proses baru.
h. Membangun prototipe model baru.
Konsep Biaya 39
i. Merakit produk.
j. Memindahkan barang dalam proses dari satu tempat ketempat lain.
k. Mengirim barang ke distributor.
l. Menginspeksi bahan yang dibeli.
m. Membangun pabrik untuk memproduksi produk baru.
n. Menyimpan produk jadi.
o. Menciptakan chip computer yang baru.
Pertanyaan:
Klasifikasikan setiap aktivitas tersebut dalam kategori aktivitas rantai
nilai yang sesuai, yaitu riset dan pengembangan, produksi, pemasaran,
dan layanan pelanggan!
Latihan 2.4
PT. Raja Perdana adalah perusahaan yang memproduksi sepeda motor.
Salah satu bahan pembuatan sepeda motor adalah ban. Selama ini
perusahaan membuat sendiri ban sepeda motor. Berikut biaya produksi
per unitnya:
Biaya bahan baku Rp325.000
Biaya tenaga kerja langsung 200.000
Biaya overhead pabrik variable 150.000
Biaya overhead pabrik tetap 150.000
Rp825.000
Pemasok ban mendatangi PT. Raja Perdana untuk memasukan ban dengan
kualitas yang sama sebanyak 1.000 unit per tahun dengan harga Rp550.000
per unit. Apabila perusahaan memutuskan memperoleh ban dari pemasok
luar, maka fasilitas produksi yang ada selama ini akan dijual dengan harga
dengan harga Rp120.000.000. Kerja sama pemasok ban diharapkan terjadi
dalam jangka waktu panjang
Pertanyaan:
Biaya mana saja yang relevan? Keputusan apa yang sebaiknya diambil
perusahaan?
40 Akuntansi Manajemen
Jusmarni, SE., M.Ak
DAFTAR PUSTAKA
Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto
Biyanto. (2013). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Blocher, et al. (2011). Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Jakarta:
Salemba Empat.
Brewer dan Noreen Garrison. (2013). Akuntansi Manajerial Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Merchant Kenneth A. dan Van der Stede, Wim A. (2017). Sistem
Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Wiwik Lestari dan Dhyka Bagus Permana. (2017). Akuntansi Biaya Dalam
Perspektif Manajerial. Depok: Rajawali Pers.
Konsep Biaya 41
42 Akuntansi Manajemen
BIAYA BERDASAR
AKTIVITAS
(Activity Based Costing)
A. Pendahuluan
44 Akuntansi Manajemen
Minarni, SE.I., MSI., AWP
46 Akuntansi Manajemen
Minarni, SE.I., MSI., AWP
48 Akuntansi Manajemen
Minarni, SE.I., MSI., AWP
Keterangan :
(1) Pemeliharaan mesin 350.000 : 7.000 jam = Rp 50 / jam
(2) Penanganan bahan 500.000 : 900 jam = Rp 556 / jam
(3) Persiapan mesin 650.000 : 350 jam = Rp 1.857 / jam
Tabel 3.1.4
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP)
50 Akuntansi Manajemen
Minarni, SE.I., MSI., AWP
Tabel 3.2.2
Konsumsi Activity Driver Quantity oleh Pasien Menurut Tingkat Keparahan
Kasusnya
Tabel 3.2.3
Perhitungan Activity Driver Rate
Activity Activity
Total Activity Activity
Activity Driver Driver Rate
Cost (Rp) Driver
Quantity (2)/(4)
(1) (2) (3) (4) (5)
Penginapan 80.000.000 Hari rawat 6.000 13.333
Pemantauan 130.000.000 Jumlah alat 10.000 13.000
Penyediaan 10.000.000 Hari rawat 6.000 1.667
Makanan
Perawatan 115.000.000 Jam 63.000 1.825
perawatan
52 Akuntansi Manajemen
Minarni, SE.I., MSI., AWP
Tabel 3.2.4
Penghitungan Activity Driver Rate
Tabel 3.2.6
Perhitungan Pembebanan Biaya Perawatan Pasien di Unit Pelayanan
Rawat Intensif dengan memperhitungkan Tingkat Keparahan Penyakit.
Pasien A
Biaya aktivitas penginapan dan makanan: 10 hari x Rp 150.000
Rp 15.000 Rp 1.950.000
Biaya aktivitas pemantauan:150 x Rp 13.000 Rp 365.000
Biaya perawatan :200 x Rp 1.825
Total biaya yang dibebankan kepada pasien A Rp 2.465.000
Pasien B
Biaya aktivitas penginapan dan makanan: 10 hari x Rp 150.000
Rp 15.000 Rp 650.000
Biaya aktivitas pemantauan: 50 x Rp 13.000 Rp 109.500
Biaya perawatan: 60 x Rp 1.825
Total biaya yang dibebankan kepada pasien B Rp 909.500
G. Rangkuman Materi
1. ABC system merupakan tools atau alat kalkulasi biaya berdasar
aktivitas yang didesain untuk perhitungan biaya secara akurat
mengikuti perkembangan kecanggihan teknologi dan informasi. ABC
system dapat diimplementasikan pada perusahaan manufaktur,
perusahaan dagang, dan perusahaan jasa.
54 Akuntansi Manajemen
Minarni, SE.I., MSI., AWP
56 Akuntansi Manajemen
Minarni, SE.I., MSI., AWP
Diminta:
Hitunglah total biaya produksi dan biaya produksi per unit dengan
menggunakan metode traditional costing dan dengan metode ABC !
Daftar Pustaka
A. Pendahuluan
Materi akuntansi pertanggungjawaban sangat penting untuk dibaca
dan diterapkan. Kenapa demikian? Karena dalam materi ini akan
memberikan pemahaman dan wawasan yang luas kepada para pembaca
mengenai penerapan dan pengukuran akuntansi pertanggungjawaban
pada sebuah organisasi. Akuntansi pertanggungjawaban di sini merupakan
salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang
dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang
ada di dalam organisasi.
Adapun pembahasan yang akan dibahas dan diuraikan terdiri dari :
1. Materi pertama mencakup tentang desentralisi vs sentralisasi, di mana
dalam materi ini akan diuraikan tentang pemilihan pendekatan dalam
pengambilan keputusan organisasi. Di sisi lain akan dibahas tentang
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pendekatan tersebut.
2. Materi kedua yang dibahas mencakup definisi dan tujuan dari
akuntansi pertanggungjawaban, di mana dalam materi ini akan dibahas
tentang apa itu akuntansi pertanggungjawaban dan tujuan diterapkan
akuntansi pertanggungjawaban
3. Materi ketiga berisi tentang perbandingan akuntansi
pertanggungjawaban tradisional dan akuntansi pertanggungjawaban
kontemporer. Dalam materi akan dibahas tentang kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing akuntansi pertanggungjawaban baik
tradisional maupun kontemporer.
Akuntansi Manajemen 59
4. Materi keempat berisi uraian tentang pusat pertanggungjawaban. Di
dalam materi ini akan dibahas definisi dari pusat pertanggungjawaban
dan jenis pusat pertanggungjawaban
5. Materi kelima berisi pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban.
Dalam materi ini akan diuraikan tentang ukuran dan tolok ukur kinerja
dari masing-masing pusat pertanggungjawaban. Tidak hanya ukuran
kinerja dari sisi keuangan saja melainkan juga dari sisi non keuangan
6. Materi keenam berisi tentang laporan pertanggungjawaban. Dalam
materi ini, hal yang terakhir dilakukan oleh masing-masing pusat
pertanggungjawaban adalah membuat laporan pertanggungjawaban
yang akan dilaporkan ke atasannya dan sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari kegiatan yang dikelolanya.
60 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
Akuntansi Pertanggungjawaban 61
pada unit yang terdesentralisasi. Hal ini dikarenakan manajer tingkat
bawah yang mempunyai akses informasi selama ini dapat terjun
langsung menangani persoalan organisasi.
4. Kapabilitas organisasional meningkat sehingga kecakapan organisasi
akan lebih baik karena sumber daya manusia yang terlatih dan teruji
dalam memimpin organisasi sudah tersedia. Dengan begitu,
perusahaan akan dapat meningkatkan daya saingnya.
5. Dikarenakan adanya tambahan tanggung jawab dan wewenang dalam
pengambilan keputusan bagi manajer yang berada di unit organisasi,
maka akan menghasilkan peningkatan kepuasan kerja dan
memberikan insentif yang lebih besar bagi manajer tersebut untuk
menjalankan segala kegiatannya dengan cara terbaik.
6. Proses pengambilan keputusan lebih cepat dikarenakan jenjang
pendelegasian wewenang yang lebih pendek. Di sini, manajer
diberikan kebebasan dalam mengambil keputusan, sehingga manajer
merasakan status yang lebih tinggi.
Di samping memberikan kelebihan, desentralisasi memiliki beberapa
kekurangan sebagai berikut :
1. Dikarenakan bahwa manajer tingkat bawah diberikan kebebasan
dalam pengambilan keputusan, bisa berdampak keputusan yang
diambil tidak sejalan dengan strategi umum perusahaan dan hanya
menguntungkan divisi yang dipimpinnya saja.
2. Bisa berdampak terhadap kurangnya koordinasi antarmanajer atau
antar pimpinan karena manajer cenderung untuk memiliki sendiri unit
organisasi di bawah tanggung jawabnya.
3. Dikarenakan bahwa para manajer membutuhkan informasi yang
berhubungan dengan divisi yang dipimpinnya, dibutuhkan biaya mahal
dan dalam pengelolaan usahanya bisa boros dan tidak efisien, karena
hal ini berhubungan dengan pengumpulan dan pengelolaan informasi.
Kelebihan sentralisasi bagi organisasi yang melaksanakannya adalah:
1. Pengambilan keputusan akan lebih mudah dikarenakan bahwa seluruh
efektivitas organisasi terpusat, sehingga organisasi menjadi lebih
ramping dan efisien.
62 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
Akuntansi Pertanggungjawaban 63
C. Definisi dan Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban
Perkembangan dunia bisnis yang semakin berkembang pada era
globalisasi saat ini yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi yang
canggih, perkembangan ilmu pengetahuan maupun persaingan bisnis yang
semakin kuat mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke
depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat
mempengaruhi perkembangan perusahaannya. Sebagaimana diketahui
bahwasanya tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan
maksimal, maka dari itu untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan
senantiasa berusaha untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi
kerja, sehingga disusun strategi sebagai petunjuk dalam pencapaian
tujuannya. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menerapkan
akuntansi pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban didefinisikan sebagai suatu sistem
akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja dari setiap pusat
pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer
untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian
dari sistem pengendalian manajemen (Samryn, 2001:258). Menurut
Hansen dan Mowen (2009), dijelaskan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang
dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang
dibutuhkan oleh manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka. Begitu juga dengan apa yang disampaikan
oleh Anthony & Govindarajan (2004), bahwasanya akuntansi
pertanggungjawaban merupakan bagian dari sistem pengontrolan
accounting yang merupakan salah satu faktor yang mendukung
implementasi strategi yang di mana strategi tersebut merupakan rencana
pencapaian tujuan organisasi.
Pada prinsipnya, akuntansi pertanggungjawaban yang baik dalam
penerapannya harus menetapkan atau memberi wewenang dan tanggung
jawab secara tegas. Karena dengan wewenang dan tanggungjawab
tersebut akan memudahkan pengendalian terhadap penyimpangan yang
terjadi. Akuntansi pertanggungjawaban menekankan proses akuntansi
yang melaporkan sampai sejauh mana manajer setiap pusat
64 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
66 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
Akuntansi Pertanggungjawaban 67
dilakukan tindakan untuk menjamin ketidakefisienan tersebut.
Dikarenakan bahwa adanya persaingan bisnis yang cepat, sangat tajam dan
inovasi teknologi yang cepat berkembang yang berdampak terhadap
perkembangan bisnis yang dinamis, tentu akuntansi pertanggungjawaban
tradisional di era kini sulit untuk diterapkan karena beberapa keterbatasan
sebagai berikut :
a. Berfokus pada internal yaitu pembuatan standar biaya, anggaran dan
analisis varian biaya dan pendapatan.
b. Penekanannya pada penghematan biaya dan pengukuran kinerja
keuangan return on investment (ROI) dan return on equity (ROE).
c. Model akuntansi pertanggungjawaban tradisional mengabaikan
klasifikasi biaya yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
d. Model akuntansi pertanggungjawaban tradisional menggunakan
varian sebagai alat untuk memberi insentif.
68 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
Tabel 4.1
Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan Kontemporer
Akuntansi Akuntansi
No Keterangan Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban
Tradisional Kontemporer
1 Lingkungan Stabil Dinamis
2 Orientasi Kemampuan individu Kemampuan Tim
3 Model berpikir Parsial, analitik Holistic, dialektik
4 Keuangan Unit organisasi Mata rantai nilai
5 Standar Standar yang biasa Kepuasan pelanggan
pengukuran dicapai
6 Kinerja Anggaran statis Proses yang optimal
7 Pengukuran Perbandingan biaya Efektivitas, just in time
kinerja actual dengan biaya
standar
8 Dasar imbalan Kinerja anggaran Kinerja tim, mata
kepada rantai, nilai kelompok
individu
9 Karakteristik Mudah dikendalilkan Tidak mudah atau sulit
biaya dikendalikan
Akuntansi Pertanggungjawaban 69
Berdasarkan tabel di atas, ditunjukkan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban tradisional dikembangkan pada saaat kebanyakan
perusahaan beroperasi di lingkungan yang relatif stabil, sehingga
pemberian tanggungjawab menitikberatkan pada unit organisasional dan
pengukuran kinerjanya hanya berfokus pada faktor keuangan yaitu
membandingkan hasil aktual dengan hasil yang dianggarkan. Sementara
itu, akuntansi pertanggungjawaban kontemporer lebih dinamis, di mana
tanggungjawab ditempatkan pada proses, sehingga pengukuran
kinerjanya tidak hanya dilakukakan pada perspektif keuangan saja
melainkan juga pada non keuangan.
E. Pusat Pertanggungjawaban
Hal yang terpenting ketika berbicara mengenai akuntansi
pertanggungjawaban adalah tidak terjadinya tumpang tindih mengenai
batas tanggung jawab. Manajer yang bertanggung jawab pada pekerjaan
yang sama tidak boleh lebih dari satu. Karena jika prinsip ini dilanggar,
maka bisa berdampak terhadap kekacauan, konflik maupun inefisiensi.
Walaupun pertanggungjawabannya terletak pada satu orang manajer saja
terhadap setiap aktivitas, manajer juga dituntut untuk bekerja sama dalam
tim dan antarunit organisasi. Jika ada manajer yang bertanggungjawab
terhadap beberapa aktivitas, sebaiknya dapat mendelegasikan pekerjaan
terkait aktivitas tertentu kepada bawahannya.
Konsep tersebut terlihat sederhana dan mudah namun terkadang sulit
untuk diterapkan dikarenakan ada beberapa aktivitas yang keputusannya
tentu tidak bisa dilakukan oleh manajer bawahannya, seperti contoh ketika
pembelian peralatan produksi yang digunakan oleh suatu unit operasi,
meskipun manajer bawahan tidak dalam posisi dapat mengevaluasi secara
tepat kualitas peralatan – jika manajer unit operasi tidak berwenang untuk
mengganti atau mengubah peralatannya, maka inefisiensi yang
ditimbulkan tidak dapat dilakukan.
Setiap manajer harus memahami tanggungjawabnya dengan jelas.
Oleh sebab itu, perusahaan harus memiliki bagan organisasi sebagaimana
dipersyaratkan dalam akuntansi pertanggungjawaban untuk
70 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
Akuntansi Pertanggungjawaban 73
kegiatan-kegiatan pada unit kerjanya dengan baik. Kinerja manajer pada
pusat pertanggungjawaban ini dievaluasi berdasarkan kemampuannya
memperoleh laba.
4. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban yang
manajernya bertanggung jawab pada perolehan pendapatan atau
penjualan. Kinerjanya tentu diukur dari pendapatan yang diperolehnya
namun tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukan (input)
karena pusat pertanggungjawaban ini tidak dapat mempengaruhi
pemakaian dari masukan tersebut.
Contoh dari pusat pendapatan adalah departemen pemasaran, di
mana departemen ini memiliki wewenang dalam menentukan strategi dan
taktik pemasaran seperti penentuan promosi, bauran produk, pemuasan
pelanggan, dan intinya meluaskan pangsa pasar untuk dapat meningkatkan
penjualan dan tentu efisiensi biaya pemasaran.
Namun, bila kita cermati bersama, jika kinerja pusat pendapatan hanya
diukur dari tingkat penjualan saja, kelihatan sangat sempit dan ini bukan
satu-satunya alat ukur prestasi pusat pertanggungjawaban ini. Bila hal itu
dilakukan akan mendorong manajer untuk mengejar penjualan dengan
cara yang kadang mungkin dapat merugikan profitabilitas perusahaan
seperti menjual dengan harga yang lebih murah untuk meningkatkan
penjualan, membuat iklan dengan biaya mahal untuk menggencarkan
promosi produk yang tentunya ini berdampak terhadap perolehan laba
yang kecil. Tindakan tersebut memang dapat menaikkan penjualan namun
di sisi lain tidak akan selalu diikuti dengan kenaikan laba secara
proporsional. Oleh sebab itu, penilaian kinerjanya perlu ditambah dengan
penilaian prestasi atas dasar laba atau kontribusi laba bruto yaitu dengan
menganalisis laba kotor dengan laba bruto yang dianggarkan atau
diharapkan.
74 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
F. Pengukuran Kinerja
1. Pengukuran Kinerja Pusat Pertanggungjawaban
Penilaian kinerja pada pusat pertanggungjawaban sangat penting
dilakukan untuk dapat mengetahui bagaimana kontribusi oleh suatu
bagian di dalam organisasi bagi pencapaian tujuan organisasi. Pengukuran
kinerja yang baik bersifat komprehensif dan meliputi ukuran finansial dan
non finansial, sehingga ukuran kinerja sebaiknya relevan dengan tujuan,
sasaran dan target perusahaan, dapat digunakan secara regular dan
berkelanjutan, dapat digunakan untuk menilai dan memberikan
penghargaan bagi para manajer maupun objektivitasnya dapat
dipertanggungjawabkan. Menurut Salman dan Farid (2016), dalam
mengevaluasi kinerja manajer pusat pertanggungjawaban ada tiga kriteria
yang digunakan, yaitu efisiensi, efektivitas dan ekonomis.
Dikatakan efisiensi apabila penggunaan sumber dana organisasi
seminimal mungkin tetapi output yang dicapai semaksimal mungkin. Hal ini
berarti efisiensi dilihat dari perbandingan antara output yang dihasilkan
dengan besarnya input yang digunakan. Sementara efektivitas adalah
hubungan antara output suatu pusat pertanggungjawaban dengan sasaran
yang harus dicapai, yang berarti efektivitas dikaitkan dengan tujuan
organisasi. Adapun ekonomis, secara sederhana mengacu pada perolehan
sumber daya dengan kemungkinan harga yang paling rendah. Jadi, pusat
pertanggungjawaban dalam melaksanakan operasinya haruslah memenuhi
ketiga kriteria tersebut, karena efisiensi tidak dapat dicapai tanpa
ekonomis dan efektivitas tidak dapat dicapai tanpa efisiensi, sementara
ekonomis dan efisiensi tidak selalu menghasilkan yang namanya
efektivitas.
Berdasarkan uraian dari jenis atau tipe pusat pertanggungjawaban di
atas, masing-masing pusat pertanggungjawaban tentu diukur kinerjanya
berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya. Namun, perlu diingat
seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa manajer pusat
pertanggungjawaban tidak hanya diukur kinerjanya menggunakan tolok
ukur keuangan saja melainkan masih ada tolok ukur non keuangan yang
digunakan untuk mengukur kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi Pertanggungjawaban 75
2. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi
Pengukuran kinerja pusat investasi dapat digunakan dengan return on
investment (ROI) dan laba residu atau economic value added (EVA) yang
dapat diuraikan berikut ini :
a. Return on Investment (ROI)
ROI merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan
dalam menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan aktiva yang
tertanam dalam perusahaan. Dengan kata lain, dalam menghitung ROI
digunakan dengan membagi laba yang diperoleh oleh pusat investasi
dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut.
Namun dalam penentuan ROI pada pusat investasi timbul masalah dalam
pemilihan konsep laba dan masalah penentuan aktiva yang dimasukkan
dalam unsur investasi serta pemilihan metode penilaian aktiva yang
digunakan oleh pusat investasi. Oleh sebab itu, konsep laba yang tepat
digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat investasi adalah laba
yang terkendali oleh divisi.
Adapun rumus untuk menghitung ROI sebagai berikut :
76 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
600.000 750.000
ROI = x
750.000 500.000
ROI = 120%
Seandainya dari contoh di atas ternyata terjadi pergantian aktiva berupa
peralatan baru di mana sebelumnya beban penyusutannya berjumlah
Rp25.000, maka perhitungannya adalah:
625.000 750.000
ROI = x
750.000 525.000
ROI = 119%
Akuntansi Pertanggungjawaban 77
Berdasarkan kedua contoh di atas, dapat dijelaskan bahwa pada kasus
1, metode nilai buku menunjukkan ROI sebesar 120% di mana pada metode
ini perhitugan laba bersih setelah dikurangi beban operasi termasuk
didalamnya beban penyusutan, sementara pada kasus 2, metode nlai
perolehan di mana laba operasi bersih diperhitungkan tanpa mengurangi
biaya penyusutan dikarenakan adanya pergantian aktiva berupa peralatan
baru. Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa nilai buku bersih
aktiva akan menurun dari waktu ke waktu sedangkan akumulasi
penyusutannya akan meningkat.
Selanjutnya, penyebut perhitungan ROI juga akan menurun yang
berdampak terhadap peningkatan ROI dari waktu ke waktu. Selain itu,
pergantian peralatan lama yang terdepresiasi dengan peralatan baru akan
meningkatkan nilai buku aktiva yang dapat didepresiasikan sehingga
menurunkan nilai ROI. Pada umumnya, pengukuran ROI memiliki
keunggulan yaitu mendorong manajer untuk meningkatkan profitabilitas
perusahaan melalui peningkatan penjualan, efisiensi biaya dan efisiensi
aktiva. Namun, di sisi lain ROI juga berdampak negatif, yaitu mendorong
para manajer cenderung untuk berfokus pada kepentingan jangka pendek
dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.
b. Laba Residu atau economic value added (EVA)
Konsep perhitungan laba residu atau yang biasa dikenal dengan istilah
lain yaitu nilai tambah ekonomi (economic value added) atau yang biasa
disingkat dengan EVA adalah laba operasi setelah pajak dikurangi dengan
total biaya modal tahunan. Istilah EVA pertama kali dipopulerkan oleh G. Benet
Stewart dan Joel M. Stern. EVA merupakan suatu metode untuk menentukan
apakah perusahaan telah menciptakan nilai ekonomis yang di atas atau
dibawah dari biaya modal yang dimiliki perusahaan dalam pengoperasian
kekayaan yang dimilikinya. Jika EVA positif, berarti perusahaan sedang
menghasilkan kekayaan, sementara jika EVA negatif, maka perusahaan sedang
menghancurkan modal. Adapun rumus dari EVA adalah :
EVA = Laba operasi setelah pajak – (biaya tertimbang rata-rata atas modal
x total modal terpakai)
Untuk dapat menghitung biaya tertimbang rata-rata atas modal,
perusahaan harus mengidentifikasi seluruh sumber dana yang diinvestasikan,
78 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
baik berasal dari pinjaman maupun ekuitas dari saham yang diterbitkan.
Sebagai ilustrasi dari perhitungan EVA misalnya PT Zea melakukan investasi
sebesar Rp1000 yang ditanam pada aktiva lancar sebesar Rp400 dan aktiva
tetap Rp600. Sumber pembiayaan diperoleh dari hutang sebear Rp200 dengan
bunga 20% dan modal sendiri sebesar Rp800 dengan hasil yang diharapkan
24%. Pada periode tahun berjalan, perusahaan mampu menghasilkan komoditi
dan menjualnya senilai Rp1.500, harga pokok penjualan Rp800, biaya
pemasaran Rp200 dan biaya administrasi Rp60. Diketahui pajak 20%.
Hitunglah EVA!
Biaya modal rata-rata tertimbang =
𝐵 𝑆
𝑘 = 𝑘𝑏 (1 − 𝑇) ( ) + 𝑘𝑠 ( )
𝑉 𝑉
200 800
= (0,20(1 − 0,20) ( ) + 0,24( )
800 1000
352
= = 1.517,24
23,2%
Akuntansi Pertanggungjawaban 79
Maka nilai tambah perusahaan :
laba operasi
b. operating profit margin =
penjualan
laba bersih
c. net profit margin = penjualan
laba bersih
d. return on asset (ROA) =
total aset
laba bersih
e. return on equity (ROE) = total ekuitas atau total modal sendiri
80 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
Akuntansi Pertanggungjawaban 81
menunjukkan bahwa pelanggan tersebut loyal. Hal ini tentunya berdampak
terhadap peningkatan laba perusahaan karena adanya hubungan
pelanggan dengan perusahaan. Oleh sebab itu, jika ada keluhan pelanggan,
perusahaan haruslah segera merespon hal tersebut dan diselesaikan
dengan baik.
c. Memperhatikan ratio perputaran karyawan
Adanya pelanggan yang loyal juga harus diikuti dengan loyalitas
karyawan. Hal ini dikarenakan bahwa jika pelanggan saja yang loyal tanpa
dibarengi dengan loyalitas karyawan, maka akan berdampak terhadap
penurunan produktivitas kerja perusahaan secara perlahan. Oleh sebab itu,
perusahaan yang baik adalah perusahaan yang karyawannya seumur hidup
tetap bekerja dalam perusahaan yang bersangkutan dalam arti karyawan
senang bekerja yang tentunya kesenangan tersebut ditandai dengan
perolehan imbalan yang layak dan dimanusiakan. Disamping itu, karyawan
sebuah perusahaan yang tidak pernah keluar masuk dan jumlahnya selalu
meningkat dan produktivitas berarti perusahaan itu memiliki kinerja yang
baik atau manajemennya profesional.
d. Pengembangan karyawan
Pengembangan karyawan adalah suatu keharusan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam hubungan kerja dikarenakan bahwa karyawan adalah
motor penggerak perusahaan. Kenapa demikian? Jika perusahaan
menginginkan untuk mencapai laba maksimal dalam arti gerak harta yang
diinginkan itu cepat memperoleh pendapatan dan laba, maka karyawan
haruslah dikembangkan dan ditingkatkan dengan cara diberikan pelatihan,
meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya, serta mempromosikan
karyawan tersebut. Pengembangan tidak lain bertujuan agar semangat
produktivitas kerjanya juga meningkat.
e. Penghargaan prestasi manajer
Pada hakikatnya manajer adalah mediator antara karyawan dengan
pemilik perusahaan di mana manajer mempunyai fungsi yang strategis dan
taktis, yaitu di satu sisi mewakili perusahaan di satu sisi mereka adalah
karyawan yang siap diberhentikan kapan saja jika kinerjanya jelek. Di
tangan manajerlah, visi, misi, dan tujuan perusahaan dapat terwujud. Oleh
sebab itu, manajer harus dihargai prestasinya dengan jalan memberi
82 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
insentif berupa material maupun non material. Jika hal itu dilakukan, tentu
manajer tersebut akan bekerja lebih efektif, efisien dan produktif. Secara
tidak langsung hal itu akan berdampak terhadap pencapaian laba yang
maksimal. Penghargaan secara material seperti bonus tahunan, saham
partisipasi, kenaikan jabatan dan sebagainya ditambah dengan
penghargaan secara non material seperti tanda jasa, penghargaan dan
sebagainya, menandakan bahwa perusahaan itu peduli pada manajer
karena hakikatnya seorang manajer memiliki tugas ganda yaitu mengelola
karyawan untuk memperoleh laba dan mengelola pemilik untuk berpikir
dan bertindak manusiawi.
G. Laporan Pertanggungjawaban
Laporan akuntansi pertanggungjawaban pada dasarnya disusun
berdasarkan hierarki atau tingkatan pertanggungjawaban yang ada dalam
bagan organisasi. Hal ini dikarenakan bahwa masing-masing tingkatan
tentu memiliki konsumsi biaya yang berbeda-beda satu sama lainnya,
sehingga akan diketahui bagian mana yang efisien dalam biaya dan bagian
mana yang boros dalam konsumsi biaya. Laporan pertanggungjawaban ini
identik dengan laporan akuntabilitas masing-masing manajer di dalam
pusat pertanggungjawaban, karena manajer lah yang mengetahui dan
memiliki wewenang untuk mengendalikan aktivitas, sehingga harus
mempertanggungjawabkan tindakannya. Biasanya laporan
pertanggungjawaban dibuat secara periodik dan disampaikan kepada
manajer yang ada di atasnya. Mengingat bahwa dari laporan
pertanggungjawaban ini, manajer akan dievaluasi dan dimintai keterangan.
Tentu manajer akan berhati-hati dan mendorong mereka secara ketat
untuk mengendalikan aktivitasnya. Karena nantinya akan dapat ditemukan
kemungkinan terjadinya inefisiensi pada pusat yang dipimpinnya, sehingga
bisa diambil tindakan dengan cepat dan segera untuk dilakukan koreksi.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi, laporan pertanggungjawaban
harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
Akuntansi Pertanggungjawaban 83
1. Laporan pertanggungjawaban yang dibuat haruslah sesuai dengan
struktur organisasi.
2. Setiap laporan yang diterbitkan, bentuk dan isinya harus konsisten. Di
sisi lain, harus diterbitkan secara teratur.
3. Laporan harus tepat waktu dan mudah dipahami.
4. Laporan memuat perincian yang memadai tetapi tidak berlebihan.
5. Laporan memuat dan menyajikan data perbandingan, yaitu
membandingkan anggaran atau standar yang sudah ditentukan
dengan hasil sesungguhnya
6. Laporan harus analitis dalam arti setiap unit organisasi menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi setiap manajer.
7. Laporan untuk manajer operasi harus menyajikan informasi mengenai
unit fisik sekaligus jumlah rupiahnya.
Pada dasarnya untuk mengembangkan sistem akuntansi
pertanggungjawaban yang baik sebuah organisasi haruslah memiliki
struktur organisasi yang baik sebab ketika perusahaan menemukan
kelemahan dalam struktur organisasinya, haruslah diperbaiki sebelum
proses perancangan dilanjutkan.
Adapun untuk menggambarkan tingkatan pertanggungjawaban dalam
sebuah organisasi dapat diilustrasikan sebagai berikut:
PT Zea merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi teh,
dipimpin oleh seorang Direktur Utama, kemudian di bawahnya ada posisi
Manajer Umum yang membawahi seorang Wakil Manajer dan beberapa
asisten yaitu Asisten Keuangan, Asisten Tanaman dan Asisten Teknik dan
Pengolahan. Asisten Keuangan bertanggungjawab atas pos dan arus keuangan
di dalam perusahaan, Asisten Tanaman bertanggungjawab atas masing-
masing kebun yang dimiliki perusahaan yang dikelolanya dan Asisten Teknik
dan Pengolahan baik Asisten Teknik dan Pengolahan Pabrik Teh dan Asisten
Teknik dan Pengolahan Kakao yang bertanggungjawab atas masing-masing
produksi pabriknya.
Dalam bagan struktur organisasi PT Zea, terdapat tiga garis penghubung
yaitu garis komando yang menunjukkan perintah dari direktur kepada manajer
umum dan bagaimana perintah dari manajer umum kepada wakil manajer.
Garis pembinaan menunjukkan bagaimana wakil manajer memiliki tugas untuk
84 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
Direktur Utama
Manajer Umum
Wakil Manajer
Akuntansi Pertanggungjawaban 85
Laporan Pertanggungjawaban Biaya Produksi
Per 31 Desember 2021
Keterangan Anggaran Realisasi Selisih
Asisten tanaman 10.913.620.000 8.338.025.028 1.855.594.972
Asisten Teknik 2.802.125.000 2.120.253.739 681.871.261
dan pengolahan
Jumlah 12.995.745.000 10.695.168.346 2.537.466.233
Koordinasi Sortasi
Laporan Biaya Pengepakan
Per 31 Desember 2021
Keterangan Anggaran Realisasi Selisih
Gaji bulanan/ 102.202.000 102.406.399 (204.399)
pembantu mandor
Biaya 58.420.000 24.124.066 34.295.934
sablon/pengepakan
Biaya bahan baku 620.598.000 319.513.866 301.084.134
dan pelengkap
Biaya alat-alat 0 3.198.500 (3.198.500)
perlengkapan
Biaya lain-lain 11.647.000 8.841.881 2.805.119
Jumlah 792.667.000 458.084.712 334.582.288
86 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
H. Rangkuman Materi
1. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu model pengendalian
dan evaluasi kinerja anak perusahaan, cabang ataupun divisi yang
didasarkan pada wewenang yang diberikan. Sistem tersebut diciptakan
untuk memberikan keleluasaan kepada manajer untuk mengelola
bagian organisasi yang dipimpinnya secara optimal.
2. Hal yang terpenting ketika berbicara mengenai akuntansi
pertanggungjawaban adalah tidak terjadinya tumpang tindih
mengenai batas tanggung jawab.
3. Manajer yang bertanggung jawab pada pekerjaan yang sama tidak
boleh lebih dari satu. Karena jika prinsip ini dilanggar maka bisa
berdampak terhadap kekacauan, konflik maupun inefisiensi.
4. Jika melihat dari kondisi bisnis sebuah perusahaan, pada dasarnya
akuntansi pertanggungjawaban diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok yaitu Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan
akuntansi pertanggungjawaban kontemporer.
5. Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban
biasanya akan memilih salah satu dari dua pendekatan pengambilan
keputusan mereka untuk mengelola kegiatannya yang kompleks dan
beragam yaitu sentralisasi dan desentralisasi.
6. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian dalam organisasi yang
memiliki kendali atas biaya, perolehan pendapatan atau penggunaan
dana investasi.
Akuntansi Pertanggungjawaban 87
7. Empat jenis pusat pertanggungjawaban yang lazim dikenal dan ada
dalam sebuah organisasi terdiri dari pusat biaya, pusat pendapatan,
pusat laba dan pusat investasi.
8. Untuk dapat mengevaluasi kinerja dari masing-masing pusat
pertanggungjawaban, digunakan tolok ukur kinerja baik itu dari sisi
keuangan maupun dari sisi non keuangan.
9. Setiap pusat pertanggungjawaban perlu membuat laporan akuntansi
pertanggungjawaban untuk mempertanggungjawabkan aktivitas atau
tindakan yang dikelolanya.
Jika diketahui laba bersih (earning after tax) dan total penjualan
masing-masing yaitu Rp600 dan Rp1.200, hitunglah ROE, ROA dan Net
Profit Margin!
88 Akuntansi Manajemen
Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Pertanggungjawaban 89
90 Akuntansi Manajemen
ANALISIS BIAYA
VOLUME LABA
Dr. Achmad Maqsudi., M.Si., Ak. CA
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 (UNTAG) SURABAYA
A. Pendahuluan.
Setiap perusahaan memiliki peran penting di bidang ekonomi mikro.
Perusahaan harus mampu mengelola setiap peluang yang mungkin ada di
masa mendatang dengan melakukan perencanaaan. Perencanaan meliputi
tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta membuat dan
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal
memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang
dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Perusahaan mempunyai tujuan yang akan dicapai, baik berupa laba
yang maksimal, kelangsungan hidup, pertumbuhan perusahaan maupun
menciptakan kesejahteraan anggota masyarakat. Pengaruh lingkungan dan
perkembangan suatu perusahaan yang semakin kompleks mengakibatkan
tugas manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan semakin
sulit dan kompleks pula. Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan
harus mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan
keputusan.
Perencanaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
suatu perusahaan karena akan mempengaruhi secara langsung faktor
kelancaran maupun keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuannya.
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka akan memudahkan tugas
manajemen itu sendiri, karena semua kegiatan perusahaan dapat
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, di mana
perencanaan yang baik akan memungkinkan manajemen untuk bekerja
lebih efektif dan efisien. Tujuan suatu perusahaan yang berorientasi laba
Akuntansi Manajemen 91
(profit seeking organization) selain untuk mendapatkan image, sangatlah
pasti bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimum mungkin. Laba
merupakan salah satu tolak ukur kesuksesan manajemen dalam mengelola
perusahaannya. Seperti yang kita ketahui bahwa laba merupakan selisih
dari pendapatan atas semua biaya yang dikeluarkan selama periode
akuntansi. Dalam roda perekonomian, perusahaan selalu menetapkan
tujuan operasionalnya yaitu umumnya bertujuan untuk memperoleh laba
sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. Dengan tujuan ini, perusahaan
harus merencanakan dan menggunakan sumber daya yang ada secara
optimal agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai.
Dalam melakukan peramalan, analisis hubungan biaya-volume-laba
merupakan salah satu faktor kunci dalam berbagai keputusan manajemen,
misalnya pemilihan jenis atau kelompok produk, strategi pemasaran,
pemanfaatan fasilitas produksi, dan sejenisnya. Konsep analisis hubungan
biaya-volume-laba di bidang manajemen sangat dibutuhkan karena konsep
ini berhubungan dengan bagaimana seorang manajer melaksanakan
tugasnya. Konsep analisis biaya-volume-laba memiliki manfaat yang besar
sehingga berfungsi sebagai alat manajemen yang penting untuk
mengetahui potensi laba yang belum dimanfaatkan oleh suatu
perusahaan.
Analisis hubungan biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis) (Sri
Endar Utami; 2020) memiliki keterkaitan dengan harga jual produk atau
jasa, volume atau tingkatan kegiatan, biaya variabel per unit, total biaya
tetap, dan komposisi produk atau jasa yang dijual. Analisis biaya-volume-
laba seringkali secara sederhana dijelaskan sebagai analisis break even. Hal
ini kurang tepat karena analisis break even hanyalah salah satu bagian dari
konsep analisis biaya-volume-laba. Kendati demikian, perusahaan juga
harus menyadari bahwa analisis break even adalah bagian kunci dari
analisis biaya-volume-laba.
92 Akuntansi Manajemen
Dr. Achmad Maqsudi., M.Si., Ak. CA
94 Akuntansi Manajemen
Dr. Achmad Maqsudi., M.Si., Ak. CA
Perusahaan Z
Anggaran Penjualan Untuk Kuartal Pertama
Unit 100.000
Harga per unit Rp 15
Penjualan Rp 1.500.000
Perusahaan Z
Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung Untuk Kuartal Pertama
Unit yang diproduksi 104.000
Bahan baku langsung per unit (pon) x4
Produksi yang dibutuhkan (pon) 416.000
Persediaan akhir yang dibutuhkan (pon) 6.000
Total yang dibutuhkan (pon) 422.000
Persediaan awal (pon) -4.000
Bahan baku yang perlu dibeli (pon) 418.000
Biaya per pon Rp 2,5
Total biaya pembelian Rp 1.045.000
96 Akuntansi Manajemen
Dr. Achmad Maqsudi., M.Si., Ak. CA
Biaya tetap
Titik impas dalam unit =
Margin kontribusi per unit
98 Akuntansi Manajemen
Dr. Achmad Maqsudi., M.Si., Ak. CA
Persentase
Rupiah
Penjualan
Penjualan Rp400.000 100%
Biaya variabel -325.000 81,25%
Margin kontribusi 75.000 18,75%
Biaya tetap -45.000
Laba operasi 30.000
Apabila data di atas disajikan dalam bentuk grafik, maka akan tampak
sebagai berikut:
Analisis biaya volume laba sangat mudah bila diterapkan dalam kasus
produk tunggal. Namun pada kenyataannya, banyak perusahaan yang
menghasilkan dan menjual beberapa macam produk dan jasa. Walaupun
Analisis Biaya Volume Laba akan terlihat lebih kompleks pada
permasalahan multi produk, pengoperasiannya akan sangat sederhana.
Dalam permasalahan multi produk, hanya pendekatan persamaan yang
dapat digunakan untuk menghitung titik impas. Dua solusi yang dapat
digunakan dalam permasalahan multi produk adalah:
1) Dengan melakukan analisis secara terpisah untuk setiap jenis produk.
Hal ini mungkin untuk menghitung titik impas secara individu ketika
pendapatan diartikan sebagai margin produk. Rumus yang digunakan
sama dengan rumus titik impas:
Titik impas dalam unit = Biaya tetap : (harga – Biaya Variabel per unit)
2) Mengkonversikan permasalahan multi produk ke dalam format analisis
biaya volume laba produk tunggal dengan membagi produk ke dalam
Analisis Biaya Volume Laba 103
paket-paket penjualan. Tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan asumsi paket penjualan;
b. Menghitung Titik impas per paket dengan rumus:
Paket impas = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit
Contoh: Perusahaan Abadi memutuskan untuk menawarkan dua model
mesin giling: masin giling manual dengan harga jual Rp 400,- dan mesin
giling otomatis dengan harga jual Rp 800,-. Bagian pemasaran yakin
bahwa sebanyak 1.200 mesin giling manual dan 800 mesin giling
otomatis dapat dijual tahun depan. Proyeksi laporan laba rugi sebagai
berikut:
Mesin Manual Mesin Otomatis Total
Penjualan Rp480.000 Rp640.000 Rp1.120.000
Beban
-Rp390.000 -Rp480.000 -Rp870.000
variabel
Kontribusi
Rp90.000 Rp160.000 Rp250.000
Margin
Beban tetap
-Rp30.000 -Rp40.000 -Rp700.000
langsung
Margin
Rp60.000 Rp120.000 Rp180.000
Produk
Beban tetap -Rp26.250
umum
Laba operasi Rp153.750
Pada titik impas, laba operasi sama dengan nol dan jumlah unit yang harus
dijual untuk mencapai impas adalah:
Biaya tetap + (Biaya pengaturan x Jumlah
Titik Impas (unit) = pengaturan) + (Biaya rekayasa x jumlah jam
rekayasa)
Harga – Biaya varibel per unit
Tingkat
Biaya variabel
penggerak
Penggerak aktivitas per unit
aktivitas
Unit yang terjual Rp10
Pengaturan 1000 20
Jam rekayasa 30 1000
Data lainnya:
Total biaya tetap Rp 100.000,-
(konvensional)
Total biaya tetap Rp 50.000,-
(ABC)
Harga jual per unit 20
E. Rangkuman Materi
1. Dalam melakukan peramalan, analisis hubungan biaya-volume-laba
merupakan salah satu faktor kunci dalam berbagai keputusan
manajemen, misalnya pemilihan jenis atau kelompok produk, strategi
pemasaran, pemanfaatan fasilitas produksi, dan sejenisnya. Kegiatan
pokok manajemen dalam perencanaan adalah memutuskan sekarang
berbagai macam alternatif dan perumusan kebijakan yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang.
2. Analisis biaya volume laba merupakan teknik untuk menghitung
dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap
laba untuk membantu manajer dalam perencanaan laba jangka
pendek. Analisis Biaya volume laba merupakan suatu proses
bagaimana perbedaan biaya dan laba dengan berubahnya volume.
Analisis biaya volume laba merupakan suatu alat yang menyediakan
informasi bagi manajemen tentang hubungan antara biaya, laba,
bauran produk dan volume penjualan untuk mencapai target laba pada
level tertentu.
3. Analisis titik impas adalah suatu cara atau alat atau teknik yang
digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi (usaha) di
mana dari volume produksi tersebut perusahaan tidak memperoleh
laba dan juga tidak menderita rugi.
4. Break Even Point adalah salah satu teknik analisis untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume
penjualan dan merupakan teknik untuk menggabungkan,
mengkoordinasikan, menafsirkan data dan distribusi untuk membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan.
5. Ada dua cara untuk menentukan impas: pendekatan teknik persamaan
dan pendekatan grafik. Penentuan impas dengan teknik persamaan
dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama
dengan biaya ditambah laba, sedangkan penentuan impas dengan
pendekatan grafik dilakukan dengan cara mencari titik potong antara
garis pendapatan penjualan dan garis biaya dalam suatu grafik yang
disebut grafik impas.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pendahuluan
Salah satu fungsi dari manajemen adalah perencanaan (planning),
yaitu suatu kegiatan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai
gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan suatu upaya
tindakan berhati-hati sebelum melakukan sesuatu agar yang dilakukan
dapat berhasil dengan baik.
Perencanan kegiatan yang berkesinambungan dilakukan untuk
memastikan ke mana arah perusahaan, dan apa tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan tersebut dalam periode waktu tertentu. Program yang
disusun oleh perusahaan disebut juga program kerja perusahaan yang
penyusunannya berdasarkan tahapan-tahapan kegiatan yang akan
dilakukan oleh setiap bagian atau departemen yang dimiliki oleh
perusahaan. Dimulai dari perencanaan kegiatan yang ingin dilakukan oleh
tiap bagian atau departemen tersebut, sehingga akan membentuk
program perusahaan. Program ini tentunya memerlukan pembiayaan
untuk pelaksanaannya. Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan
program perusahaan inilah yang dikenal sebagai penganggaran.
Penganggaran perusahaan (budgeting) merupakan suatu rencana
keuangan yang disusun secara sistematis dan terperinci yang berlaku pada
periode tertentu di masa mendatang. Anggaran memainkan suatu peranan
penting dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan.
Anggaran juga berfungsi untuk memperbaiki komunikasi dan koordinasi
seiring dengan berkembangnya ukuran perusahaan. Sebuah perusahaan
wajib memiliki anggaran, sebab memiliki peran sangat penting untuk
2. Fungsi Penganggaran
Peranan anggaran sebagai output dari penganggaran pada suatu
perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam fungsi
perencanaan, koordinasi dan pengawasan serta pedoman kerja dalam
menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
a. Fungsi perencanaan, di mana fungsi ini merupakan dasar dari
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Sebelum suatu
perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut
harus lebih dahulu merumuskan suatu kegiatan-kegiatan apa yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang dan hasil yang akan dicapai.
b. Fungsi koordinasi, di mana anggaran yang berfungsi sebagai suatu
perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk
berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga suatu rencana kegiatan
yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu, dalam anggaran ini
juga dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang
ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang saling berkaitan
antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik.
c. Fungsi pengawasan adalah hal untuk dapat mengevaluasi prestasi kerja
dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan adalah
sebagai hal untuk dapat membandingkan antara prestasi dengan yang
dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para
manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola suatu
perusahaan.
d. Anggaran sebagai pedoman kerja, di mana dalam penyusunan
anggaran ini berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran
pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi sebuah pedoman
kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan
kegiatannya. Tujuan yang paling utama dari suatu anggaran adalah
untuk pengawasan bagian luar, yaitu untuk dapat membatasi sumber-
Penganggaran 113
sumber daya keseluruhan yang tersedia untuk suatu instansi dan untuk
dapat mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau kegiatan
yang tidak dibenarkan oleh undang-undang.
3. Sistematika Penganggaran
Penganggaran dapat dilakukan dengan dua cara, yakni secara
sebagian demi sebagian (partial), dan secara keseluruhan
(comprehensive), karena itu dikenal Comprehensive budget.
Comprehensive budget (anggaran komprehensif) yakni penyusunan
rencana perusahaan (business budget) secara keseluruhan. Anggaran
komprehensif merupakan anggaran dengan ruang lingkup yang
menyeluruh. Aktivitas yang tercakup dalam anggaran komprehensif
mencakup seluruh aktivitas perusahaan baik dalam bidang pemasaran,
produksi, keuangan dan administrasi. Anggaran Parsial merupakan
anggaran yang disusun dengan ruang lingkup yang terbatas atau dalam
ruang lingkup yang sempit. Misalnya, perusahaan hanya menyususn
anggaran produksi saja, penjualan atau keuangan saja. Dalam anggaran
parsial, masing-masing bagian menyusun anggaran secara sendiri-sendiri,
sehingga rencana tersebut disusun tidak terpadu. Dibandingkan dengan
anggaran komprehensif, anggaran parsial lebih mudah disusun karena
belum begitu kompleks. Secara sistematis penyusunan anggaran dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Penganggaran 115
4. Penjabaran Materi Penganggaran dalam Kasus
Perusahaan Astrolence merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang fashion dan clothing. Perusahaan ini berdiri pada pada tanggal 21
Februari 2015. Berbagai produk yang dibuat oleh perusahaan adalah baju,
tas, topi, tumblr dan berbagai barang lainnya. Produk utama yang di jual
oleh perusahaan Astrolence adalah baju, yaitu produk Astro dan Velence.
Target pemasarannya adalah untuk semua kalangan. Penyusunan
anggaran perusahaan PT Astrolence dilakukan agar perencanaan kegiatan
produksi, pemasaran, personalia dan kegiatan lainnya dapat berjalan
sesuai dengan tujuan perusahaan.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa konveksi, aktivitas
utamanya adalah memberikan kualitas dan kuantitas terhadap kebutuhan
desain yang diinginkan oleh para konsumen. Dalam era persaingan bebas
sekarang ini, perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan-
perusahaan lain yang bergerak dalam bidang usaha yang sama. Untuk
terus dapat eksis dalam persaingan tersebut, perusahaan harus dapat
menghasilkan produk yang berkualitas bagi konsumen yang menggunakan
produknya.
Data penjualan perusahaan menggunakan data historis pada tahun
2019 dan 2020. Berikut ini data historis penjualan perusahaan Astrolence
triwulan 2 tahun terakhir:
Tabel 6.1.
Penjualan PT Astrolence tahun 2019-2020
Penjualan
Tahun Triwulan
Astro Velence
TW I 2.500 2.600
TW II 2.600 2.800
2019
TW III 2.800 2.850
TW IV 2.850 2.900
TW I 2.950 3.000
TW II 3.000 3.200
2020
TW III 3.100 3.250
TW IV 3.300 3.400
C. Peramalan Penjualan
Forecast penjualan berarti menentukan ramalan penjualan pada waktu
yang akan datang, dengan menggunakan suatu metode atau teknik tertentu.
Pada perusahaan Astrolence, digunakan teknik peramalan dengan
perhitungan manual sebagai berikut:
Berdasarkan data penjualan poduk perusahaan Astrolence, maka
perhitungan tren penjualan untuk kedua produk adalah sebagai berikut:
Persamaan tren:
Y = a + bX
Di mana:
∑Y = n.a + ∑X.b
∑XY = ∑X.b + ∑X2.b
1) Forecast Penjualan Produk Astro
Tabel 6.2.
Tabel Perhitungan Metode Least Square
Astro
Tahun
Triwulan Y X XY X2
TW I 2.500 0 0 0
TW II 2.600 1 2600 1
2019
TW III 2.800 2 5600 4
TW IV 2.850 3 8550 9
TW I 2.950 4 11800 16
TW II 3.000 5 15000 25
2020
TW III 3.100 6 18600 36
TW IV 3.300 7 23100 49
Jumlah 23.100 28 85250 140
Penganggaran 117
Sehingga nilai a dan b adalah:
23.100 = 8a + 28b
23.100 = 8a + 28 (105)
8a = 23.100 - 2.933
20.167
a=
8
a= 2.521
Velence
Tahun Triwulan Y X XY X2
TW I 2.600 0 0 0
TW II 2.800 1 2800 1
2019 TW III 2.850 2 5700 4
TW IV 2.900 3 8700 9
TW I 3.000 4 12000 16
TW II 3.200 5 16000 25
2020 TW III 3.250 6 19500 36
TW IV 3.400 7 23800 49
Jumlah 24.000 28 88500 140
24.000 = 8a + 28b
24.000 = 8a + 28 (30)
8a = 24.000 – 833
23.167
a=
8
a= 2.896
Persamaan tren peramalan penjualan produk velence yaitu:
Y = 2.896 + 30 (X), di mana X = 8 (peramalan penjualan Triwulan I tahun 2021)
Y = 2. 896 + 30(8)
Y = 3.136
Penganggaran 119
Peramalan penjualan produk Velence tahun 2021 pada triwulan I adalah
sebanyak 3.136 unit.
D. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan PT Astrolence disusun secara rinci dengan waktu
Triwulan I. Data yang relevan untuk anggaran penjualan PT Astrolence
salah satunya adalah data hasil proyeksi penjualan produk Astro dan
Velence selama tahun 2021 periode triwulan I. Kemudian data tambahan
lainnya yaitu sebagai berikut:
1. Pertimbangan kapasitas atau proyeksi kapasitas. Proyeksi kapasitas PT
Astrolence untuk kedua produk yaitu:
• kapasitas tenaga kerja 95%
• kapasitas mesin 90%
• kapasitas material 100%
2. Berdasarkan pertimbangan kapasitas mesin yang hanya mampu
melakukan produksi sebanyak 90% dari hasil peramalan yang di
lakukan, maka unit penjualan yang dianggarkan untuk periode
triwulan tahun 2021 untuk masing-masing produk adalah:
Triwulan I
• Astro = 90% X 3.361 = 3.025 Unit
• Velence = 90% X 3.136 = 2.822 Unit
Dengan pertimbangan kapasitas yang sama, maka unit penjualan yang
akan di anggarkan untuk triwulan II tahun 2021 pada kedua produk
yaitu:
Triwulan II
• Astro = 90% X 3.466 = 3.119
• Velence = 90% X 3.139 = 2.825
3. Penjualan dalam produksi unit Astro dan Velence selama triwulan I
dan triwulan II tahun 2021 dibagi berdasarkan atas bulan Januari,
Februari, Maret, April, Mei, dan Juni. Dengan daerah pemasaran yang
di bagi atas 3 kota besar yaitu Jakarta, Denpasar, dan Yogyakarta. Di
mana pembagian kedua produk untuk ke tiga kota tersebut yaitu
Jakarta sebesar 50%, Denpasar 25%, dan Yogyakarta 25%. Sehingga
unit produksi PT Astrolence yaitu:
Triwulan I
Astro
• Jakarta : 3.025 x 50% = 1.513
• Denpasar : 3.025 x 25% = 756
• Yogyakarta : 3.025 x 25% = 756
Velence
• Jakarta : 2.822 x 50% = 1.411
• Denpasar : 2.822 x 25% = 706
• Yogyakarta : 2.822 x 25% = 706
Triwulan II
Astro
• Jakarta : 3.119 x 50% = 1.560
• Denpasar : 3.119 x 25% = 780
• Yogyakarta : 3.119 x 25% = 780
Velence
• Jakarta : 2.825 x 50% = 1.413
• Denpasar : 2.825 x 25% = 706
• Yogyakarta : 2.825 x 25% = 706
Penganggaran 121
Tabel 6.4.
Proporsi Penjualan Masing-Masing Daerah
Yogyakarta
• Januari : 35% X 756 = 264 unit
• Februari : 35% X 756 = 264 unit
• Maret : 30% X 756 = 227 unit
• April : 40% X 780 = 312 unit
• Mei : 30% X 780 = 234 unit
• Juni : 30% X 780 = 234 unit
Denpasar
• Januari : 40% X 756 = 302 unit
• Februari : 30% X 756 = 227 unit
• Maret : 30% X 756 = 227 unit
• April : 30% X 780 = 234 unit
• Mei : 35% X 780 = 273 unit
• Juni : 35% X 780 = 273 unit
b. Produk Velence
Jakarta
• Januari : 30% X 1.411 = 423 unit
• Februari : 35% X 1.411 = 494 unit
• Maret : 35% X 1.411 = 494 unit
• April : 35% X 1.413 = 495 unit
• Mei : 35% X 1.413 = 495 unit
• Juni : 30% X 1.413 = 424 unit
Yogyakarta
• Januari : 35% X 706 = 247 unit
• Februari : 35% X 706 = 247 unit
• Maret : 30% X 706 = 212 unit
• April : 40% X 706 = 282 unit
• Mei : 30% X 706 = 212 unit
• Juni : 30% X 706 = 212 unit
Denpasar
• Januari : 40% X 706 = 282 unit
• Februari : 30% X 706 = 212 unit
• Maret : 30% X 706 = 212 unit
• April : 30% X 706 = 212 unit
• Mei : 35% X 706 = 247 unit
• Juni : 35% X 706 = 247 unit
Penganggaran 123
5. Harga per unit masing-masing produk yaitu:
Tabel 6.5.
Anggaran Penjualan PT Astrolence Triwulan I Tahun 2021
Astro
Keterangan Unit Harga Jumlah Total
Jakarta
Januari 454 Rp 27.240.000
Februari 530 Rp 31.800.000
Maret 529 Rp 31.740.000
April 546 Rp 32.760.000
Mei 546 Rp 60.000 Rp 32.760.000 Rp 184.380.000
Juni 468 Rp 28.080.000
Yogyakarta
Januari 264 Rp 17.160.000
Februari 264 Rp 17.160.000
Maret 227 Rp 14.755.000
April 312 Rp 20.280.000
Rp 65.000 Rp 99.775.000
Mei 234 Rp 15.210.000
Juni 234 Rp 15.210.000
Denpasar
Januari 302 Rp 18.120.000
Februari 227 Rp 13.620.000
Rp 60.000 Rp 123.900.000
Maret 227 Rp 45.360.000
April 273 Rp 16.380.000
Mei 234 Rp 14.040.000
Juni 273 Rp 16.380.000
TOTAL Rp 408.055.000
Velence
Keterangan Unit Harga Jumlah Total
Jakarta
Januari 423 Rp 25.380.000
Februari 494 Rp 29.640.000
Maret 404 Rp 60.000 Rp 24.240.000 Rp 164.100.000
April 495 Rp 29.700.000
Mei 495 Rp 29.700.000
Juni 424 Rp 25.440.000
Yogyakarta
Januari 247 Rp 16.055.000
Februari 247 Rp 16.055.000
Maret 212 Rp 65.000 Rp 13.780.000 Rp 91.780.000
April 282 Rp 18.330.000
Mei 212 Rp 13.780.000
Juni 212 Rp 13.780.000
Denpasar
Januari 282 Rp 16.920.000
Februari 212 Rp 12.720.000
Maret 212 Rp 60.000 Rp 12.720.000 Rp 84.720.000
April 212 Rp 12.720.000
Mei 247 Rp 14.820.000
Juni 247 Rp 14.820.000
TOTAL Rp 340.600.000
Penganggaran 125
E. Anggaran Produksi
Setelah anggaran penjualan PT Astrolence disusun, berikutnya adalah
menyusun anggaran produksi. Penyusunan anggaran produksi tahun 2021
menggunakan metode kebijakan produk konstan. Data yang dibutuhkan
dalam penyusunan anggaran produksi yaitu data pada anggaran penjualan
PT Astrolence triwulan I tahun 2021.
Tabel 6.6.
Anggaran Penjualan PT Astrolence Triwulan I dan II Tahun 2021
Tabel 6.7.
Anggaran Produksi Astro Kebijakan Konstan
Astro
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I
Anggaran Penjualan 1.020 1.021 1.521 3.562
Persediaan Akhir 601 801 501 501
Jumlah 1.621 1.822 2.022 5.465
Persediaan Awal 400 601 801 400
Anggaran Produksi 1.221 1.221 1.221 3.663
Tabel 6.8.
Anggaran Produksi Astro Kebijakan Konstan
Astro
Keterangan April Mei Juni Triwulan II
Anggaran Penjualan 1.131 1.014 975 3.120
Persediaan Akhir 591 798 1.044 1.044
Jumlah 1.722 1.812 2.019 5.553
Persediaan Awal 501 591 798 501
Anggaran Produksi 1.221 1.221 1.221 3.663
Penganggaran 127
2. Anggraran Produksi Velence tahun 2021
Triwulan I
• Persediaan awal bulan sebesar 400 unit.
• Persediaan akhir bulan direncanakan sebesar 490 unit.
• Anggaran produksi dihitung:
Anggaran Penjualan 2.733 unit
Persediaan Akhir 490 unit
Jumlah 3.223 unit
Persediaan Awal 400 unit
Anggaran Produksi 2.823 unit
• Anggaran produksi per-triwulan: 2.823/3 = 941
Tabel 6.9.
Anggaran Produksi Astro Kebijakan Konstan
Velence
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I
Anggaran Penjualan 952 953 828 2.733
Persediaan Akhir 389 377 490 490
Jumlah 1.341 1.330 1.318 3.989
Persediaan Awal 400 389 377 400
Anggaran Produksi 941 941 941 2.823
Triwulan I
• Persediaan awal bulan sebesar 400 unit.
• Persediaan akhir bulan direncanakan sebesar 490 unit.
• Anggaran produksi dihitung:
Anggaran Penjualan 2.826 unit
Persediaan Akhir 487 unit
Jumlah 3.313 unit
Persediaan Awal 490 unit
Anggaran Produksi 2.823 unit
• Anggaran produksi per-triwulan: 2.823/3 = 941
Tabel 6.10.
Anggaran Produksi Astro Kebijakan Konstan
Velence
Keterangan April Mei Juni Triwulan II
Anggaran Penjualan 989 954 883 2.826
Persediaan Akhir 442 429 487 487
Jumlah 1.431 1.383 1.370 4.184
Persediaan Awal 490 442 429 490
Anggaran Produksi 941 941 941 2.823
F. Anggaran Material
1. Anggaran Kebutuhan Material
PT Astrolence menggunakan kebijakan produksi konstan, maka dengan
ini kebijakan rencana produksi Triwulan I dan triwulan II apabila untuk
satu produk menggunakan 2 meter kain adalah sebagai berikut:
• Astro : 3.663/3 = 1.221 unit. (data anggaran produksi triwulan I
dan II)
• Velence: 2.823 /3 = 941 unit. (data anggaran produksi triwulan I
dan II)
Dengan ini rencana kebutuhan material per triwulan produk Astro dan
Velence tahun 2021 pada triwulan I dan Triwulan II adalah sebagai
berikut:
Tabel 6.11.
Anggaran Kebutuhan Material Triwulan I dan Triwulan II Produksi Konstan
Astro Velence
Bulan Produksi Standar Kebutuhan Produksi Standar Kebutuhan
Januari 1.221 2 2442 941 2 1882
Februari 1.221 2 2442 941 2 1882
Maret 1.221 2 2442 941 2 1882
April 1.211 2 2422 941 2 1882
Mei 1.211 2 2422 941 2 1882
Juni 1.211 2 2422 941 2 1882
Jumlah 7.296 2 14.592 5.646 2 11.292
Penganggaran 129
2. Anggaran Pembelian Material
Dalam periode triwulan I dan triwulan II tahun 2021, PT Astrolence
melakukan pembelian material yang direncanakan yaitu sebanyak 6
kali pada awal bulan dengan harga per meter kain yang berbeda di tiap
pembelian. Pembelian tersebut dilakukan pada toko yang berbeda
sehingga harga yang di tawarkan kepada perusahaan berbeda.
• Pembelian 1: Rp5.000
• Pembelian 2: Rp5.500
• Pembelian 3: Rp5.100
• Pembelian 4: Rp5.100
• Pembelian 5: Rp5.200
• Pembelian 6: Rp5.100
Pada akhir bulan Desember tahun 2020 yaitu triwulan IV, persediaan
yang disimpan perusahaan untuk periode berikutnya yaitu 500 m kain
untuk produk astro. Sedangkan untuk produk velence, persediaan awal
material yaitu 500 m kain. Dengan persediaan awal dan akhir untuk
produk astro dan velence adalah sebagai berikut:
Astro:
Persediaan awal sebesar 500 m Persediaan akhir sebesar 600m
Velence:
Persediaan awal sebesar 500 m Persediaan akhir sebesar 600m
Anggaran pembelian material PT Astrolence tahun 2021pada triwulan I
adalah sebagai berikut:
Tabel 6.13.
Anggaran Penggunaan Material Velence
Velence
Triwulan
Persd. Awal Pembelian Jumlah Kebutuhan Persd. Akhir
Januari 500 1.899 2.399 1.882 517
Februari 517 1.899 2.416 1.882 534
Maret 534 1.899 2.433 1.882 551
April 551 1.899 2.450 1.882 568
Mei 568 1.899 2.467 1.882 585
Juni 585 1.899 2.484 1.882 600
Tabel 6.14.
Penggunaan Jam Kerja
• Tarif upah pada departemen I sebesar Rp. 1500 per JKL dan pada
Departemen II sebesar Rp. 1000 per JKL.
1. Anggaran JKL Departemen I dan II
Departemen I
Tabel 6.15.
Anggaran JKL Departemen I
Astro Velence
Triwulan Total JKL
Produksi Standar Jam JKL Produksi Standar Jam JKL
Penganggaran 133
Departemen II
Tabel 6.16.
Anggaran JKL Departemen II
Astro Velence
Triwulan Total JKL
Jam JKL Jam JKL
Produksi Standar Produksi Standar
Januari 1.221 2 2442 941 2 1882 4324
Februari 1.221 2 2442 941 2 1882 4324
Maret 1.221 2 2442 941 2 1882 4324
April 1.221 2 2442 941 2 1882 4324
Mei 1.221 2 2442 941 2 1882 4324
Juni 1.221 2 2442 941 2 1882 4324
Jumlah 7.326 2 14.652 5.646 2 11.292 21.620
Astro
Biaya TKL Departemen I : 21.987 X Rp.1.500 = Rp 32.967.000
Biaya TKL Departemen II : 14.652 X Rp. 1.000 = Rp 14.652.000
Jumlah Rp 47.619.000
47.619.000
Biaya TKl/Unit = = Rp 6.500
7.326
Velence
Biaya TKL Departemen I : 16.938 x Rp. 1500 = Rp 25.407.000
Biaya TKL Departemen II : 11.292 x Rp. 1000 = Rp 11.292.000
Rp 36.699.000
Tabel 6.17.
Penggunaan Jasa
Pemakai Jasa
Pemberi Jasa
Pemeliharaan Pengiriman Produksi I Produksi II
Pemeliharaan - 20% 45% 60%
Jasa Pengiriman - 50% 40%
Penganggaran 135
Jasa Pengiriman : 20% x Rp5.000.000 = Rp1.000.000
Jasa Pemeliharaan : 10% x Rp5.000.000 = Rp500.000
Tabel 6.18.
Anggaran BOP
Jasa Jasa Produksi Produksi
Keterangan
pengiriman Pemeliharaan I II
BOP belum termasuk
7.000.000 2.600.000 25.000.000 15.000.000
depresiasi
Depresiasi 1.000.000 500.000 2.000.000 1.500.000
BOP sebelum alokasi 8.000.000 3.100.000 27.000.000 16.500.000
Alokasi dari:
Jasa Pengiriman 1.600.000 3.600.000 2.115.000
Jasa pemeliharaan 4.700.000 4.800.000 2.820.000
35.400.000 21.435.000
• Alokasi jasa pengiriman ke:
Jasa Pemeliharaan : 20% x Rp8.000.000 = Rp1.600.000
Produksi I : 45% x Rp8.000.000 = Rp3.600.000
Produksi II: 60% x Rp8.000.000 = Rp4.800.000
• Alokasi jasa pemeliharaan ke:
Produksi I : 45% x Rp4.700.000 = Rp2.115.000
Produksi II: 60% x Rp4.700.000 = Rp2.820.000
• BOP departemen produksi setelah alokasi:
Produksi I 35.400.000
Produksi II 21.435.000
56.835.000
Besarnya BOP TW I tahun 2021 adalah:
56.835.000
BOP Triwulan I = = Rp4.381
12.927
Penganggaran 137
6. Biaya depresiasi kendaraan, gedung, dan lain-lain.
Biaya depresiasi mecapai Rp6.000.000 dengan proporsi 35%, 30%, dan
35%.
1. Gaji karyawan
Gaji karyawan : Rp288.000.000
• Administrasi : 40% x Rp288.000.000 = Rp19.200.000
• Akuntansi : 20% x Rp288.000.000 = Rp9.600.000
• Pemasaran : 40% x Rp288.000.000 = Rp19.200.000
2. Peralatan Kantor
Peralatan Kantor : Rp8.000.000
Peralatan Kantor : 120% x Rp8.000.000 = Rp9.600.000
• Administrasi : 60% x Rp9.600.000 = Rp5.600.000
• Akuntansi : 30% x Rp9.600.000 = Rp2.880.000
• Pemasaran : 10% x Rp9.600.000 = Rp960.000
3. Pemeliharaan Gedung
Biaya tetap : Rp7.000.000
• Administrasi : 25% x Rp7.000.000 = Rp1.750.000
• Akuntansi : 30% x Rp7.000.000 = Rp2.100.000
• Pemasaran : 45% x Rp7.000.000 = Rp3.150.000
4. Pemeliharaan Alat
Pemeliharaan alat : Rp5.000.000
• Administrasi : 30% x Rp5.000.000 = Rp1.500.000
• Akuntansi : 40% x Rp5.000.000 = Rp2.000.000
• Pemasaran : 30% x Rp5.000.000 = Rp1.500.000
5. Listrik dan air
Biaya Listrik dan air : Rp5.000.000
• Administrasi : 30% x Rp5.000.000 = Rp1.500.000
• Akuntansi : 40% x Rp5.000.000 = Rp2.000.000
• Pemasaran : 30% x Rp5.000.000 = Rp1.500.000
6. Depresiasi
Biaya Depresiasi : Rp. 6.000.000
• Administrasi : 35% x Rp6.000.000 = Rp2.100.000
• Akuntansi : 30% x Rp6.000.000 = Rp1.800.000
• Pemasaran : 35% x Rp6.000.000 = Rp2.100.000
Tabel 6.19.
Anggaran Biaya Administrasi
Penganggaran 139
1. Biaya administrasi penjualan tahun 2021 triwulan I yaitu:
Astro : 13% x Rp408.055.000 = Rp53.047.150
Velence: 13% x Rp340.600.000 = Rp44.287.000
2. Rincian Biaya pada setiap triwulan adalah:
Astro:
Rp 10.609.430
Per bulan = = Rp 1.768.238
6
Velence:
Tabel 6.20.
Anggaran Biaya Penjualan
Astro
No. Jenis Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah
Biaya
1 Biaya 2.652.358 2.652.358 2.652.358 2.652.358 2.652.358 2.652.358 15.914.145
promosi
2 Biaya 1.326.179 1.326.179 1.326.179 1.326.179 1.326.179 1.326.179 7.957.073
komisi
3 Biaya 3.094.417 3.094.417 3.094.417 3.094.417 3.094.417 3.094.417 18.566.503
Akomodasi
4 Biaya 1.768.238 1.768.238 1.768.238 1.768.238 1.768.238 1.768.238 10.609.430
Tunjangan
Jumlah 8.841.192 8.841.192 8.841.192 8.841.192 8.841.192 8.841.192 53.047.150
Velence
No. Jenis Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah
Biaya
1 Biaya 2.214.350 2.214.350 2.214.350 2.214.350 2.214.350 2.214.350 13.286.100
promosi
2 Biaya 1.107.175 1.107.175 1.107.175 1.107.175 1.107.175 1.107.175 6.643.050
komisi
3 Biaya 2.583.408 2.583.408 2.583.408 2.583.408 2.583.408 2.583.408 15.500.450
Akomodasi
4 Biaya 1.476.233 1.476.233 1.476.233 1.476.233 1.476.233 1.476.233 8.857.400
Tunjangan
Jumlah 7.381.167 7.381.167 7.381.167 7.381.167 7.381.167 7.381.167 44.287.000
Pendapatan:
Penjualan Rp 748.655.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal Rp 5.000.000
Pembelian Rp 135.195.000
Barang yang tersedia Rp 140.195.000
Persediaan akhir (Rp 6.120.000)
Penganggaran 141
HPP (Rp134.075.000)
Laba Kotor Rp 614.580.000
Beban Usaha:
Beban Operasional
Gaji Karyawan Rp 288.000.000
Peralatan Kantor Rp 9.600.000
Listrik dan air Rp 3.000.000
Biaya promosi Rp 29.200.245
Biaya akomodasi Rp 34.066.953
Total Rp 363.867.198
Beban Administrasi:
Pemeliharaan gedung Rp 7.000.000
pemeliharaan alat Rp 5.000.000
Biaya Depresiasi Rp 6.000.000
Biaya Komisi Rp 14.600.123
Biaya Tunjangan Rp 19.466.830
Total Rp 52.066.953
Total beban (operasional (Rp415.934.150)
dan adm)
Laba atau Rugi Rp 198.645.850
L. Anggaran Piutang
Berikut ini data dalam perhitungan anggaran piutang PT
Astrolence untuk Triwulan I dan triwulan II tahun 2021.
Tabel 6.21.
Anggaran Penjualan
Periode Bulan Penjualan
Januari Rp 120.875.000
Februari Rp 120.995.000
Triwulan I
Maret Rp 142.595.000
April Rp 130.170.000
Mei Rp 120.310.000
Triwulan II
Juni Rp 113.710.000
Tabel 6.22.
Penjualan Tunai dan Kredit
Astro
Triwulan Penjualan Tunai (45%) Kredit (55%) Bad Debt Piutang Neto
I (7%)
Januari Rp 120.875.000 Rp54.393.750 Rp66.481.250 Rp4.653.688 Rp61.827.563
Februari Rp 120.995.000 Rp54.447.750 Rp66.547.250 Rp4.658.308 Rp61.888.943
Maret Rp 142.595.000 Rp64.167.750 Rp78.427.250 Rp5.489.908 Rp72.937.343
April Rp 130.170.000 Rp58.576.500 Rp71.593.500 Rp5.011.545 Rp66.581.955
Mei Rp 120.310.000 Rp54.139.500 Rp66.170.500 Rp4.631.935 Rp61.538.565
Juni Rp 113.710.000 Rp51.169.500 Rp62.540.500 Rp4.377.835 Rp58.162.665
Penganggaran 143
144
Tabel
Tabel 6.23 8.23.
Anggaran Piutang Triwulan I
Akuntansi Manajemen
Penerimaan
Bulan Piutang Piutang
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Juli Agustus
Agustus
Januari Rp61.827.563 - Rp40.187.916 Rp21.639.647
Februari Rp61.888.943 - Rp40.227.813 Rp21.661.130
Maret Rp72.937.343 - Rp47.409.273 Rp25.528.070
April Rp66.581.955 - Rp43.278.271 Rp23.303.684
Mei Rp61.538.565 - Rp21.538.498
Rp40.000.067 Rp21.538.498
Juni Rp58.162.665 - Rp37.805.732 Rp20.356.933
Rp37.805.732 Rp20.356.933
Jumlah Rp196.653.848 - Rp59.344.230 Rp20.356.933
Rp40.187.916 Rp61.867.460 Rp69.070.403 Rp25.528.070 Rp63.303.752 Rp59.344.230 Rp20.356.933
Dr. Anwar, SE., M.Si
M. Anggaran Persediaan
Pada tahun 2021 untuk triwulan II dan triwulan I perusahaan Astrolence
memproduksi 2 jenis produk yaitu Produk Astro dengan jumlah produksi
3.663 unit dan produk Velence sebanyak 2.823 unit sebagai produk
andalan perusahaan. Pemakaian material produk Astro sebesar 14.652 m
kain sedangkan untuk produk Velence kain yang dibutuhkan sebanyak
11.292 m kain untuk dua triwulan. Berikut ini rencana pembelian material
pada triwulan I dan triwulan 2 dengan jumlah dan harga yang ditawarkan
sebagai berikut:
Tabel 6.24.
Anggaran Penggunaan Material
Astro Velence
Triwulan
Material Material
Harga Harga
Kain Kain
Januari 1882 Rp5.000 2442 Rp5.000
Februari 1882 Rp5.500 2442 Rp5.500
Maret 1882 Rp5.100 2442 Rp5.100
April 1882 Rp5.100 2442 Rp5.100
Mei 1882 Rp5.200 2442 Rp5.200
Juni 1882 Rp5.100 2442 Rp5.100
Tabel 6.25.
Pembelian Material
Astro Velence
Keterangan
Jumlah Harga Jumlah Harga
1) Pembelian desember 2020 1.800 Rp5000 2.400 Rp5.000
2) Pembelian Triwulan I
dan II 2021
Pembelian 1 1.882 Rp5.000 2.442 Rp5.000
Pembelian 2 1.882 Rp5.500 2.442 Rp5.500
Pembelian 3 1.882 Rp5.100 2.442 Rp5.100
Pembelian 4 1.882 Rp5.100 2.442 Rp5.100
Pembelian 5 1.882 Rp5.200 2.442 Rp5.200
Pembelian 6 1.882 Rp5.100 2.442 Rp5.100
Penganggaran 145
Pada akhir Desember tahun 2020, perusahaan memiliki persediaan akhir
sebesar 2.400 m untuk produk astro sedangkan untuk produk velence
sebanyak 1.800 m
Penganggaran 147
148
Tabel 6. 27.
Pembayaran Utang Per Bulan PT Astrolence
Akuntansi Manajemen
Dr. Anwar, SE., M.Si
Penganggaran 149
P. Anggaran Kas
Anggaran kas PT Astrolence triwulan I tahun 2021 belum melakukan
penambahan ataupun pengurangan aktiva tetap. Akan tetapi, setelah
memasuki awal periode Triwulan II perusahaan melakukan pembelian
beberapa aset tetap sehingga anggaran kas PT Astrolence untuk aktivitas
operasional dan investasi pada periode Triwulan I dan Triwulan II adalah
sebagai berikut:
1. Penerimaan Kas
Anggaran penerimaan kas berasal dari aktivitas penjualan baik tunai
maupun kredit, rincian penerimaan kas perusahaan pada triwulan I dan
triwulan II adalah:
Tabel 6.29.
Penerimaan Kas PT Astrolence (Dalam Rupiah)
2. Pengeluaran Kas
Terdiri atas pengeluaran dan pembayaran beban-beban yang di lakukan
oleh perusahaan baik untuk menunjang aktivitas operasional perusahaan
maupun investasi.
Tabel 6.30.
Pengeluaran kas PT Astrolence (Dalam Rupiah)
Q. Rangkuman Materi
1. Penganggaran perusahaan (budgeting) merupakan suatu rencana
keuangan yang disusun secara sistematis dan terperinci yang berlaku pada
periode tertentu di masa mendatang.
2. Permalan penjualan (sales forecasting) merupakan teknik proyeksi
permintaan langganan yang potensial untuk suatu waktu tertentu dengan
berbagai asumsi sehingga hasil dari suatu peramalan penjualan lebih
merupakan pernyataan atau penilaian yang dikuantifisir terhadap kondisi
masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari permintaan
konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu.
3. Anggaran penjualan dapat didefinisikan sebagai anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan
selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang
yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta
tempat (daerah) penjualannya.
4. Budget produksi adalah suatu perencanaan secara terpisah mengenai
jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan
datang, yang di dalamnya mencakup rencana mengenai jenis (kualitas),
jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan serta tempat
(daerah) penjualannya.
5. Budget material adalah merupakan suatu perencanaan penggunaan
Penganggaran 151
taksiran bahan baku untuk memproses suatu produk menjadi produk jadi
pada suatu periode di masa yang akan datang.
6. Budget upah tenaga kerja langsung adalah rencana biaya untuk taksiran
pembayaran tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses memproduksi
produk yang telah direncanakan pada suatu periode tertentu.
7. Budget biaya pabrik tidak langsung adalah suatu perencanaan yang
terperinci mengenai biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan
sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan datang,
meliputi jenis biaya, waktu serta tempat (departemen) di mana biaya
tersebut terjadi.
8. Budget Biaya Administrasi adalah semua rencana biaya yang berkaitan
dengan aktivitas operasional kantor utnuk mengatur dan mengendalikan
organisasi secara umum.
9. Budget biaya pemasaran merupakan taksiran biaya-biaya yang akan
dikeluarkan bagian pemarasan dalam memasarkan produk perusahaan.
10. Budget laba/rugi adalah anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang estimasi/taksiran pendapatan perusahaan dan biaya-
biaya yang dikeluarkan perusahaan selama satu periode.
11. Budget piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang jumlah piutang perusahaan beserta perubahannya dari
waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
12. Budget persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara
sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah persediaan barang dari
waktu ke waktu selama periode tertentu yang akan datang.
13. Budget perubahan aktiva tetap (Capital Addition Budget) ialah anggaran
yang merencanakan secara lebih terperinci tentang perubahan-
perubahan aktiva tetap dari waktu-waktu selama pereiode yang akan
datang.
14. Budget utang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang jumlah utang perusahaan beserta perubahannya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang.
15. Budget kas menunjukan rencana sumber dan penggunaan kas selama
tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas
masuk) dan perencanaan kas (aliran kas keluar).
Rencana Rencana
Bulan Bulan
Penjualan (Unit) Penjualan (Unit)
Januari 2.500 Juli 2.000
Pebruari 1.800 Agustus 1.000
Maret 2.600 September 1.800
April 1.600 Oktober 1.200
Mei 1.100 Nopember 2.000
Juni 2.500 Desember 2.400
Penganggaran 153
Diminta:
a. Berapakah jumlah produksi tahun 2020, bila persediaan awal tahun
2020, sebesar 4.200 unit dan persediaan akhir tahun 2020
direncanakan sebesar 4.000 unit?
b. Susunlah anggaran produksi bulanan tahun 2020, jika perusahaan
menganut kebijakan stabiltas produksi atau produksi bergelombang
pilih salah satu.
Penganggaran 155
Utang jatuh tempo yang harus dibayarkan adalah sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pendahuluan
Manajemen Kualitas Total atau Total Quality Management (TQM),
filosofi manajerial berorientasi untuk kepuasan pelanggan/pengguna
dengan cara menghasilkan barang ataupun jasa yang berkualitas. Hal ini
dapat dicapai melalui keterlibatan manajemen pada seluruh tingkatan,
perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dari produk, layanan,
dan proses, pendidikan serta pelatihan untuk seluruh karyawan dan
pemecahan masalah (problem solving). TQM bukan hal baru terutama bagi
akuntan manajemen dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelia
informasi akuntansi, melakukan analisis terhadap biaya pemborosan yang
seharusnya tidak perlu terjadi.
Pendekatan TQM dilakukan secara terus-menerus untuk masa depan
entitas dengan melibatkan setiap orang dalam perusahaan untuk
memenuhi apa yang diinginkan pelanggan/pengguna. Penerapan TQM di
perusahaan diharapkan dapat mendukung semua kegiatan baik proses,
orang-orang dan produk yang dihasilkan supaya dapat dipertahankan dan
terus diperbaiki kualitasnya.
TQM memiliki dua komponen utama, yaitu:
(1) Pelanggan/pengguna adalah tujuan akhir kualitas; dan
(2) Kualitas dibangun dalam desain produk bukan diinspeksi sesudah
produk diproduksi. Pada tulisan ini diuraikan konsep dasar TQM,
prinsip-prinsip TQM, serta Konsep dan Aplikasi Total Quality
Accounting (TQA).
PRODUK PROSES
ORGANISASI
PEMIMPIN KOMITMEN
Produk
Produk dapat berwujud barang ataupun jasa. Produk, berhubungan
langsung dengan konsumen (pengguna). Konsumen berusaha untuk
mendapatkan produk sesuai ekspektasinya atau mungkin lebih dari itu.
Peningkatan produk dapat dilakukan dengan upaya:
a. Peningkatan nilai produk (rasa, tampilan, kemasan, dan lain-lain);
b. Layanan yang responsif dan cepat;
c. Pengetahuan akan layanan;
d. Harga yang terjangkau.
Proses
Usaha peningkatan kualitas produk tidak akan berarti bila proses
menghasilkan luaran (output) tidak ditingkatkan. Peningkatan proses ini
dapat diupayakan dengan cara:
a. Upgrade mesin
b. Peningkatan kualitas material/input yang digunakan
c. Sumber daya manusia yang kompeten
Organisasi
Seluruh anggota organisasi harus dilibatkan untuk memahami arti penting
“kualitas”. Penerapan TQM akan berjalan optimal jika organisasi
memberikan edukasi kepada seluruh anggotanya tentang makna TQM.
C. Prinsip-prinsip TQM
Crash (1995) mengemukakan bahwa program TQM harus mempunyai
empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya. Keempat prinsip
tersebut adalah:
1. Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan
beorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang
program, termasuk dalam setiap proses dan produk.
2. Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat
dalam memberlakukan karyawan, mengikutsertakan, dan
memberinya inspirasi.
3. Program TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi
yang memberikan wewenang di semua tingkat, terutama di garis
depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama
dapat terwujud.
4. Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga
semua prinsip, kebijakan dan kebiasaan mencapai setiap celah
organisasi.
Penerapan TQM dapat dilakukan di entitas skala besar maupun Usaha
Kecil Menengah (UKM). Untuk membuktikan TQM dapat diterapkan pada
UKM, Singh et al (2018) telah melakukan penelitian terhadap perusahaan
manufaktur dan jasa di India yang menunjukkan elemen TQM
berhubungan positif terhadap kinerja organisasi di India.
Di sisi lain, pertumbuhan dan kelangsungan hidup industri bergantung
pada berbagai strategi yang diikuti oleh organisasi dan implementasinya
yang sukses, yang membantu organisasi untuk menjadi hemat biaya,
responsif dalam operasi dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dalam
lingkungan yang kompetitif (Singh dan Ahuja, 2014). Semua persyaratan
tersebut telah memaksa industri untuk menggunakan alat-alat seperti
manajemen kualitas total (Kaur et al:2020).
Penelitian di sektor publik (pemerintah daerah) yang dilakukan oleh
Haider et al (2019) menjelaskan faktor-faktor mendasar yang menyebabkan
motivasi kerja pegawai pemerintah daerah secara berkelanjutan dan
jangka panjang. Prinsip-prinsip TQM disesuaikan dan dirancang untuk
penggunaan alat pengujian kualitas produk, gaji dan upah bagian penilaian
kualitas, evaluasi lapangan, maupun biaya untuk membuktikan laporan
kualitas atas tekstil tersebut.
Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure)
Biaya ini dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang dijumpai mulai
penilaian awal hingga penyampaian barang ke konsumen. Biaya ini sifatnya
nonvalue added. Contoh: biaya yang dikeluarkan untuk merancang ulang
produk, biaya gaji/upah yang dikeluarkan selama inspeksi ulang.
Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure)
Biaya ini dibebankan untuk memperbaiki cacat kualitas produk sampai
ke konsumen. Contoh: biaya untuk menangani retur penjualan, biaya
administrasi pertanggungjawaban produk, dan terjadinya penurunan
margin kontribusi akibat menurunnya pangsa pasar.
Dengan demikian, biaya kualitas berlangsung sejak adanya bahan baku
hingga digunakannya produk oleh konsumen. Pada perusahaan
manufaktur, aktivitas yang paling mendapat perhatian adalah tahap proses
produksi (biaya pencegahan/preventif). Jika produk yang dihasilkan
berkualitas, maka biaya lainnya seperti penilaian, kesalahan internal dan
eksternal dapat dikurangi bahkan dapat dieliminasi. Jadi apabila biaya yang
dikeluarkan untuk mencegah terjadi produk rusak (defect product)
ditingkatkan jumlahnya, hal ini akan meminimalkan produk rusak. Produk
rusak yang berkurang menyebabkan proporsi biaya kegagalan (baik
internal maupun eksternal) menurun jumlahnya.
Salah satu elemen TQM sebagaimana dinyatakan oleh Blocher et al
(1999), yaitu perbaikan terus menerus (continuous improvement)
termasuk pula program reduksi biaya terus menerus. Program ini disusun
secara sistematis untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas melalui
pengurangan biaya yang tidak ber-value added dan bagian dari TQA. Guna
mendukung keberhasilan program ini, maka perlu diketahui langkah-
langkah dalam siklus program reduksi biaya sebagaimana ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
Tahap 4: Tahap 2:
Reduksi Biaya Evaluasi Biaya
Terus-menerus
Tahap 3:
Perencanaan
Program
Reduksi Biaya
E. Rangkuman Materi
Manajemen kualitas total atau TQM sangat populer di lingkungan
entitas profit. Namun, TQM juga dapat diterapkan di entitas nirlaba seperti
halnya pemerintahan. setiap pekerjaan dalam manajemen kualitas harus
dilakukan melalui tahap perencanaan, persiapan (termasuk alat dan
bahan), pelaksanaan teknis dengan metode yang efektif dan efisien untuk
menghasilkan produk berupa barang/jasa yang bermanfaat bagi
penggunan.
A. Pendahuluan
Biaya berdasarkan tujuan pengambilan keputusan manajemen, dapat
dikelompokkan ke dalam: biaya relevan (relevant cost) dan biaya tidak
relevan (irrelevant cost). Biaya relevan (relevant cost) merupakan biaya
yang berbeda di antara berbagai alternatif tindakan tertentu, sehingga
biaya relevan harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan biaya tidak relevan (irrelevant cost) merupakan biaya yang tidak
berbeda di antara berbagai alternatif. Biaya tidak relevan akan tetap sama
jumlahnya dari berbagai alternatif, sehingga biaya tidak relevan tidak
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Keputusan manajerial dilihat dari jangka waktunya, dapat
dikelompokkan menjadi keputusan bersifat jangka panjang (keputusan
strategis) dan keputusan bersifat jangka pendek (keputusan taktis).
Keputusan jangka panjang (keputusan strategis) merupakan keputusan
pemilihan strategi untuk mencapai keunggulan bersaing. Penyelesaian
persoalan keputusan jangka panjang yang biasanya terjadi di perusahaan
sudah ada dan tidak perlu melalui proses pengambilan keputusan.
Sedangkan keputusan yang bersifat jangka pendek (keputusan taktis)
berdampak jangka panjang. Pemecahan permasalahan keputusan taktis
yang sifatnya insidental, juga berguna untuk jangka panjang. Selain itu juga
ada keputusan yang sifatnya rutinitas atau kebiasaan.
Pengambilan keputusan strategis mempunyai tujuan keunggulan
bersaing jangka panjang dapat tercapai, yaitu dengan cara menentukan
dijual langung dalam bentuk kemasan atau diproses lebih lanjut menjadi
selai roti, perhitungannya sebagai berikut:
D. Rangkuman Materi
1. Biaya berdasarkan tujuan pengambilan keputusan manajemen, dapat
dikelompokkan ke dalam: biaya relevan (relevant cost) dan biaya tidak
relevan (irrelevant cost). Biaya relevan (relevant cost) merupakan
biaya yang berbeda di antara berbagai alternatif tindakan tertentu,
sehingga biaya relevan harus dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan.
2. Berdasarkan jangka waktunya, keputusan manajerial dapat
dikelompokkan menjadi keputusan bersifat jangka panjang (keputusan
strategis) dan keputusan bersifat jangka pendek (keputusan taktis).
Pemecahan permasalahan keputusan taktis yang sifatnya insidental,
juga berguna untuk jangka panjang. Selain itu juga ada keputusan yang
sifatnya rutinitas atau kebiasaan.
3. Dalam pengambilan keputusan taktis tidak hanya mencapai
pemecahan permasalahan yang sifatnya insidental saja, tetapi juga
berguna untuk jangka panjang. Pengambilan keputusan taktis adalah
proses memilih salah satu yang menguntungkan dari dari beberapa
alternatif keputusan taktis. Analisis terhadap biaya relevan sebagai
konsep dasar dalam pengambilan keputusan taktis.
4. Keputusan taktis ada lima, yaitu: a) keputusan membeli atau membuat
sendiri; b) keputusan menghentikan atau meneruskan; c) keputusan
menerima atau menolak pesanan khusus; d) keputusan menjual atau
memproses lebih lanjut; e) keputusan bauran produk.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pendahuluan
Ketika dihadapkan pada situasi ekonomi dan usaha yang tidak
menggembirakan, perusahaan seringkali terpaksa wajib bertahan dengan
apa yang telah terdapat atau “memperkecil diri", agar tidak mengalami
kesulitan yang makin parah. Reorganisasi pada aspek finansial dilakukan
untuk memperkecil beban finansial yang permanen sifatnya. Perusahaan
melakukan reorganisasi finansial jika dievaluasi bahwa prospek perusahaan
masih baik, sehingga bisa tertolong.
Untuk menyelamatkan perusahaan, maka dibutuhkan suatu
pengorbanan oleh semua pihak (pemilik, kreditur, karyawan, supplier,
pemerintah), meskipun pemiliklah yang bertanggung jawab terakhir.
Kreditur mungkin terpaksa kehilangan sebagian tagihannya, mungkin pula
mereka wajib mengubah kreditnya menjadi penyertaan. Pemilik kapital
sendiri mungkin harus kehilangan kepemilikan atas perusahaan tadi.
Secara holistik, para kreditur mungkin harus bersedia menerima jumlah
yang lebih sedikit yang dari pada tagihan semula. Cara semacam ini
mungkin dipilih jika dievaluasi lebih baik daripada lewat proses likuidasi.
Planning reorganisasi berdasarkan pada prinsip keadilan serta
kelayakan. Prinsip keadilan berarti seluruh pihak harus diperlakukan secara
adil (fair). Prinsip kelayakan berarti rencana tadi wajib layak (bisa)
dilakukan. Contohnya, Jika perusahaan mempunyai beban hutang terlalu
tinggi, sedangkan kedapatan penjualan sangat kecil, maka reorganisasi
tidak layak dilakukan.
B. Reorganisasi
1. Pendahuluan
Reorganisasi berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan agar dapat bertahan serta atau memperkecil/mengurangi
skala usahanya, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan
pada situasi ekonomi yang kurang menguntungkan. perkiraan dasar
mengapa perusahaan melakukan reorganisasi, artinya bahwa perusahaan
masih memiliki kedapatan operasional yang relatif baik pada situasi
ekonomi yang kurang menguntungkan. Hal ini umumnya ditekankan pada
efisiensi biaya (khususnya biaya tetap) yang terdapat pada struktur biaya
perusahaan. Penekanan pada efisiensi porto yang sifatnya permanen ini
dalam kata reorganisasi diklaim sebagai reorganisasi finansial
Jika fokus di efisiensi porto sudah tidak memungkinkan lagi untuk
dilakukan, maka saatnya perusahaan melakukan reorganisasi operasional.
Reorganisasi operasional ini dilakukan dalam rangka mengubah mesin-
mesin maupun peralatan agar penggunaannya jauh lebih efisien,
mengurangi tenaga kerja, serta melakukan pemangkasan porto-porto yang
semestinya tidak perlu terjadi.
Tentunya pengambilan keputusan melakukan reorganisasi operasional
ini akan membawa akibat yang relatif besar bagi perusahaan, yakni
timbulnya konsekuensi akan kebutuhan dana yang juga cukup besar ketika
dilakukannya reorganisasi.
Reorganisasi finansial tidak jarang dibarengi dengan upaya konsolidasi,
yaitu membentuk perusahaan jadi lebih “ramping” secara operasional.
Reorganisasi dan konsolidasi dilakukan dengan cara sebagai berikut (Ema
Yunita, 2019):
a. Melakukan penghematan biaya, di mana pengeluaran-pengeluaran
yang tidak penting ditunda atau dibatalkan.
b. Menjual aktiva-aktiva yang tidak diharapkan.
c. Divisi (unit usaha) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau
digabung.
d. Menunda rencana perluasan sampai dengan situasi dievaluasi lebih
menguntungkan
e. Memanfaatkan kas yang tersedia, tidak menambah utang (kalau bisa
dikurangi dari penjualan aktiva yang tidak diharapkan), serta menjaga
likuiditas. Pada jangka pendek mungkin sekali profitabilitas
dikorbankan (profitabilitas terpaksa negatif),
2. Pengertian Reorganisasi
Reorganisasi artinya suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap
hidup dengan mengganti struktur modalnya (pemodelan ulang struktur
kapital). Pada situasi ekonomi serta bisnis yang tidak menggembirakan,
perusahaan tidak jarang terpaksa wajib bertahan dengan keadaannya.
Reorganisasi pada aspek finansial dilakukan untuk memperkecil beban
finansial yang permanen sifatnya.
Pada umumnya, reorganisasi adalah pengaturan atau pemugaran
mengenai susunan kapital suatu perseroan, umumnya meliputi penarikan
semua pengaruh yang belum diselesaikan, dan penggantiannya dengan
imbas yang baru. Reorganisasi pada khususnya, adalah suatu rekapitalisasi
mengenai suatu perseroan yang jatuh bangkrut, yang memutuskan, bahwa
para pemegang saham, pemegang obligasi, dan para kreditur menyetujui
satu sama lain akan menyerahkan kepentingan-kepentingan dan tuntutan-
tuntutannya, dan membentuk suatu perseroan yang baru untuk
menyelesaikan segala utang perseroan yang lama dan melanjutkan usaha-
usahanya (Ridho GR, n.d).
Reorganisasi dan Merger 181
Usaha perusahaan tidak selalu berjalan sesuai rencana, suatu saat
perusahaan pasti akan menghadapi kesulitan. Kesulitan yang relatif
menghambat kelancaran perjalanan perusahaan artinya yang terkait
mengenai keuangan perusahaan, baik kesulitan keuangan ringan serta
yang lebih serius yaitu masalah solvabilitas.
Saat sudah memasuki tahap solvabel ini terdapat dua penyelesaian
untuk mengatasinya, yaitu likuidasi atau reorganisasi. Likuidasi dipilih Bila
nilainya lebih besar dibandingkan dengan nilai perusahaan semula bila
diteruskan. Reorganisasi dipilih Jika perusahaan masih menerangkan
prospek yang baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
reorganisasi adalah situasi di mana aktiva asal perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan dinyatakan dalam nilai pasar serta penyusunan kembali
struktur permodalan perusahaan untuk mencerminkan setiap perubahan
di sisi aktiva. Dalam reorganisasi, perusahaan terus berjalan sedangkan
perusahaan pailit dilikuidasi.
3. Pembedaan Reorganisasi Perusahaan
Pengertian Reorganisasi menurut aturan kepailitan Indonesia PKPU
yang disebut sejalan dengan pendirian Reorganization yang diatur oleh UU
Kepailitan Amerika Serikat (Bankruptcy Code). PKPU diatur dalam Bab II,
Pasal 212 – Pasal 279 UU Kepailitan Indonesia, sedangkan Reorganization
diatur dalam Chapter 11 U.S. Bankruptcy Code. Kamus istilah Keuangan dan
Investasi mendefinisikan bahwa Reorganisasi Perusahaan adalah
menstrukturkan kembali keuangan perusahaan pada kebangkrutan.
Reorganisasi perusahaan berarti pula menyusun kembali organisasi yang
dapat dibedakan:
a. Reorganisasi Yuridis, terjadi bila terdapat perubahan bentuk
perusahaan. Contohnya, perusahaan perseorangan diubah penjadi
Perseroan Terbatas (PT).
b. Reorganisasi Struktural, yaitu penyusunan balik struktur organisasi.
misalnya struktur organisasi fungsional diubah menjadi struktur
organisasi garis.
c. Reorganisasi finansial, ialah capital restucturing yang menyangkut
perubahan menyeluruh dari struktur modal sebab perusahaan sudah
C. Merger
Merger merupakan proses difusi atau penggabungan dua perseroan
dengan salah satu antara yang lain permanen berdiri dengan nama
perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan
kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tadi
(Khairany, 2018).
Salah satu penggunaan merger, contohnya adalah untuk
menggabungkan perusahaan yang sangat menguntungkan dengan
perusahaan yang pailit untuk mengimbangi keuntungan, serta sementara
waktu bertujuan memperluas perusahaan secara holistik.
1. Tipe-Tipe Merger
Berdasarkan kegiatan ekonomi, merger dapat diklasifikasikan ke dalam
lima tipe, yaitu:
a. Merger Horizontal
Merger horizontal merupakan merger antara dua atau lebih
perusahaan yang beranjak dalam industri yang sama. Sebelum terjadi
merger, perusahaan-perusahaan ini bersaing satu sama lain pada pasar-
industri yang sama. Tujuan utama merger dan akuisisi horizontal adalah
untuk mengurangi persaingan atau untuk menaikkan efisiensi melalui
penggabungan aktivitas produksi, pemasaran serta distribusi, riset dan
pengembangan dan fasilitas administrasi. Dampak dari merger horizontal
ini ialah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industri tadi. Bila
hanya ada sedikit pelaku usaha, maka struktur pasar bisa mengarah pada
bentuk oligopoli, bahkan akan menunjuk pada monopoli.
b. Merger Vertikal
Merger vertikal merupakan integrasi yang melibatkan perusahaan-
perusahaan yang berkecimpung dalam tahapan proses produksi atau
operasi. Merger dan akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaan yang berada
pada industri hulu memasuki industri hilir atau sebaliknya. Merger dan
akuisisi vertikal dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud
untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok serta atau pengguna
produk pada rangka stabilisasi pasokan dan pengguna. Seluruh perusahaan
memiliki bidang usaha yang lengkap mulai dari penyediaan input sampai
pemasaran. untuk mengklaim bahwa pasokan input berjalan dengan
lancar, maka perusahaan tersebut dapat mengakuisisi atau merger dengan
pemasok.
Merger dan akuisisi vertikal ini dibagi pada dua bentuk, yaitu integrasi
ke belakang atau ke bawah (backward/downward integration) dan
integrasi ke depan atau ke atas (forward/upward integration).
c. Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang
masing-masing berkecimpung pada industri yang tidak terkait. Merger dan
akuisisi konglomerat terjadi jika sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi
bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang tidak sesuai sama
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai saat merger membentuk taraf skala ekonomi.
Tingkat skala ekonomi terjadi sebab perpaduan biaya overhead menaikkan
pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan
ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang
melakukan merger berada pada bisnis yang sama, sebab fungsi dan tenaga
kerja yang berlebihan bisa dihilangkan.
c. Menaikkan Dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan
perluasan internal, namun dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan
perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi, sehingga menyebabkan
peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan.
Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan porto rendah.
d. Menambah Keterampilan Manajemen atau Teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik sebab
tidak adanya efisiensi di manajemennya atau kurangnya teknologi.
Perusahaan yang tidak bisa mengefisiensikan manajemennya dan tidak bisa
membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri
dengan perusahaan yang mempunyai manajemen atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan bisa membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke
depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang
mempunyai kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan
yang memperoleh keuntungan untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada
perkara ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi
pendapatan selesainya pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum
pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun, merger tidak hanya
dikarenakan keuntungan pajak, namun berdasarkan tujuan memaksimalkan
kesejahteraan pemilik.
f. Mempertinggi Likuiditas Pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan mempunyai
likuiditas yang lebih besar. Bila perusahaan lebih besar, maka pasar saham
D. Rangkuman Materi
1. Reorganisasi pada khususnya, adalah suatu rekapitalisasi mengenai
suatu perseroan yang jatuh bangkrut, yang memutuskan, bahwa para
pemegang saham, pemegang obligasi, dan para kreditur menyetujui
satu sama lain akan menyerahkan kepentingan-kepentingan dan
tuntutan-tuntutannya, dan membentuk suatu perseroan yang baru
untuk menyelesaikan segala utang perseroan yang lama dan
melanjutkan usaha-usahanya.
2. Terdapat tiga jenis reorganisasi pada perusahaan yaitu: a) reorganisasi
yuridis; b) reorganisasi struktural; dan c) reorganisasi finansial.
3. Merger merupakan proses difusi atau penggabungan dua perseroan
dengan salah satu antara yang lain permanen berdiri dengan nama
perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan
kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tadi.
4. Berdasarkan kegiatan ekonomi, merger dapat dibagi ke dalam lima
jenis:
a) Merger Horizontal;
b) Merger Vertikal;
c) Merger Konglomerat;
d) Merger Keberadaan Pasar; dan
e) Merger Eksistensi Produk.
A
ABC (Activity Based Costing): Suatu sistem pendekatan perhitungan
biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di
perusahaan.
Aktivitas: Setiap kejadian atau transaksi yang menjadi pemicu biaya.
Akuntansi Pertanggungjawaban: Sistem akuntansi yang disusun
berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas,
wewenang dan tanggungjawab di setiap tingkatan manajemen.
________________________________________________________
B
Biaya: Kos barang atau jasa yang telah memberikan manfaat yang
digunakan untuk memperoleh pendapatan.
Biaya Bahan Baku: Nilai bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi yang kemudian diubah menjadi produk jadi.
Biaya Campuran: Biaya yang memiliki karakter biaya variabel sekaligus
biaya tetap.
Biaya Diferensial: Biaya yang berbeda antara alternatif keputusan satu
dengan lainnya.
Biaya Kesempatan: Manfaat potensial yang akan hilang bila salah satu
alternatif telah dipilih dari jumlah alternatif yang tersedia.
Biaya Langsung: Biaya yang dapat ditelusuri ke produk secara
langsung.
Biaya Overhead Pabrik: Semua biaya produksi selain bahan baku dan
tenaga kerja langsung.
Biaya Produk Operasional: Biaya produk yang mempertimbangkan
aktivitas lain mulai dari proses produksi, pemasaran, hingga layanan
pelanggan.
197
Biaya Produk Rantai Nilai: Biaya produk yang mempertimbangkan
semua biaya mulai dari riset dan pengembangan, produksi, pemasaran,
sampai layanan pelanggan.
Biaya Produk Tradisional: Akumulasi biaya bahan, tenaga kerja, dan
overhead pabrik yang digunakan dalam menghasilkan produk.
Biaya Produksi: Biaya untuk membuat bahan baku menjadi produk
jadi.
Biaya Relevan: Biaya masa depan yang berbeda pada masing-masing
alternatif dalam rangka pengambilan keputusan.
Biaya Tenaga Kerja Langsung: Biaya atas semua tenaga kerja yang
melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusuri ke produk
setengah jadi maupun produk jadi dan bagian terbesar dari biaya
tenaga kerja.
Biaya Terbenam: Biaya yang timbul pada masa lalu yang tidak akan
terpengaruh dan mempengaruhi pengambilan keputusan pada saat ini
ataupun masa yang akan datang.
Biaya Tetap: Biaya yang secara total cenderung bersifat konstan/tidak
berubah (dalam rentang relevan tertentu) untuk suatu periode
tertentu.
Biaya Tidak Langsung: Biaya yang tidak dapat ditelusuri langsung pada
suatu objek biaya.
Biaya Variabel: Biaya yang secara total selalu mengalami perubahan
searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan, tetapi
jumlah perunutnya tetap.
________________________________________________________
C
Cost Center: Pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya
bertanggungjawab untuk mengendalikan biaya tanpa menghubungkan
dengan pendapatan yang diterima.
Company: Perusahaan atau tempat terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua faktor produksi.
198
Customer: Pelanggan (juga dikenal sebagai klien, atau pembeli)
adalah penerima layanan, baik, produk, atau ide, yang diperoleh dari
penjual, atau pemasok untuk pertimbangan berharga moneter atau
lainnya.
________________________________________________________
D
Demografi: Mempelajari jumlah, persebaran wilayah, dan komposisi
penduduk, perubahan dan sebab perubahan itu yang biasanya timbul
karena kelahiran, perpindahan penduduk, dan mobilitas sosial.
Desentralisasi: Pendelegasian wewenang dari manajemen puncak
terhadap bawahannya.
________________________________________________________
E
______________________________________
F
Fleksibilitas Manajemen: Restrukturisasi pola manajemen agar cara
kerjanya lebih lincah, pengambilan keputusan lebih cepat, dan
perbaikan yang dilakukan lebih tepat guna.
________________________________________________________
G
________________________________________________________
H
________________________________________________________
I
Investment Center: Pusat pertanggungjawaban yang manajernya
bertanggungjawab untuk mengendalikan biaya, pendapatan dan
investasi sekaligus
________________________________________________________
199
J
Jasa: Pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu
pihak kepada pihak lain.
_________________________________________________________
K
Kos: Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau
jasa yang diharapkan memberi manfaat sekarang atau di masa yang
akan datang.
________________________________________________________
L
Level Unit (Output Unit Level): sumber daya yang digunakan untuk
aktivitas yang akan meningkat pada setiap unit produksi/jasa yang
dihasilkan.
Level Kelompok Unit Tertentu (Batch Level): Sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas yang akan terkait dengan sekelompok unit
produk/jasa yang dihasilkan.
Level Produk/Jasa Tertentu (Product/Service Sustaining Level):
Sumber daya yang digunakan untuk aktivitas menghasilkan suatu
produk dan jasa.
Level Fasilitas Tertentu (Facility Sustaining Level): Sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas yang tidak dapat dihubungkan secara
langsung dengan produk/jasa yang dihasilkan tetapi untuk
mendukung organisasi secara keseluruhan.
Likuiditas: Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek yang dimilikinya pada saat jatuh
tempo.
________________________________________________________
200
M
Manajemen: merupakan seni dalam mengelola sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya untuk menjalankan aktifitas-aktifitas mulai
dari perencanaaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengawasan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
tertentu.
Merger: proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan
salah satu antara yang lain permanen berdiri dengan nama
perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan
kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tadi.
________________________________________________________
N
________________________________________________________
O
Objek Biaya: Sesuatu (dapat berupa apapun seperti produk,
pelanggan, departemen, proyek, aktivitas dan sebagainya) yang
diukur biayanya dan dibebankan, atau sesuatu yang menjadi dasar
pengukuran biaya.
Organisasi: Kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan manajemen dan kepemimpinan.
________________________________________________________
P
Pemicu: Faktor yang menyebabkan besarkecilnya konsumsi biaya oleh
objek biaya yang dapat diamati.
Pemicu Aktivitas: Faktor yang menentukan besar atau kecilnya
permintaan aktivitas oleh objek biaya.
Pemicu Biaya: Faktor yang menentukan besar atau kecilnya
permintaan aktivitas oleh objek biaya atau faktor penyebab dalam
pengeluaran biaya pada perusahaan.
201
Pendapatan Diferensial: Pendapatan yang berbeda antara alternatif
dan keputusan.
Pendapatan Relevan: Pendapatan masa depan yang berbeda antara
satu alternatif dan alterbatif lain.
Penelusuran Langsung: Proses penentuan biaya yang dikonsumsi
objek biaya dengan mengamati hubungan langsung antara biaya dan
objek biaya.
Penelususran Pemicu: Proses penelusuran biaya yang dikonsumsi
objek biaya dengan mengamati hubungan sebab akibat antara pemicu
dan objek biaya.
Pengelompokan biaya (cost pool): Proses pengelompokan biaya-
biaya yang sama.
Profit Center: Pusat pertanggungjawaban yang manajernya
bertanggungjawab terhadap biaya dan pendapatan secara bersama-
sama.
Pusat Pertanggungjawaban: Segmen bisnis di mana manajernya
bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu.
Produk: Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dipakai, dimiliki, atau dikonsumsi, sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
profit/pro·fit/ n 1 untung; keuntungan; 2 manfaat.
________________________________________________________
Q
________________________________________________________
R
Reorganisasi: Pada khususnya, adalah suatu rekapitalisasi mengenai
suatu perseroan yang jatuh bangkrut, yang memutuskan, bahwa para
pemegang saham, pemegang obligasi, dan para kreditur menyetujui
satu sama lain akan menyerahkan kepentingan-kepentingan dan
tuntutan-tuntutannya, dan membentuk suatu perseroan yang baru
untuk menyelesaikan segala utang perseroan yang lama dan
melanjutkan usaha-usahanya.
202
Revenue Center: Pusat pertanggungjawaban yang manajernya
bertanggungjawab terhadap penjualan atau perolehan pendapatan.
________________________________________________________
S
Sentralisasi: Pemusatan seluruh wewenang kepada manajer atau
orang-orang yang berada di puncak struktur organisasi.
Strategi: Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas
dalam kurun waktu tertentu; Posisi kompetitif organisasi dalam
memberikan beragam nilai untuk organisasi; Cara organisasi
memahami kompetitor dan pasar yang sudah ditetapkan untuk
menentukan bagaimana organisasi bereaksi.
_________________________________________________________
T
Target Market: Kelompok pembeli yang akan dilayani perusahaan
dengan karakteristik kebutuhan sama.
Total Quality Accounting (TQA): Suatu pendekatan dalam akuntansi
manajemen yang menggunakan metode TQM guna menghasilkan
informasi biaya kualitas yang dibutuhkan pihak manajemen.
Total Quality Management (TQM): Filosofi manajerial berorientasi
untuk kepuasan pelanggan/pengguna dengan cara menghasilkan
barang ataupun jasa yang berkualitas.
_________________________________________________________
U
Usaha Patungan (Joint Venture): merupakan pola kemitraan yang
bersifat patungan atau bersama-sama ikut berkontribusi dalam
melakukan akitvitas dalam bidang ekonomi dengan membentuk badan
baru.
_________________________________________________________
V
________________________________________________________
203
W
________________________________________________________
X
________________________________________________________
Y
________________________________________________________
Z
Zero Defect: Upaya perusahaan untuk mengeliminasi kerusakan
(cacat) dalam proses produksi industri hingga mencapai titik nol.
________________________________________________________
204
PROFIL PENULIS
205
Minarni, SE.I., M.SI, AWP
Penulis menyelesaikan S1 Jurusan Ekonomi Islam
Prodi Akuntansi Syari’ah di STAIN (Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri) Surakarta (2005). Lulus S2
Ekonomi Islam Program Pascasarjana Magister Studi
Islam dari Universitas Islam Indonesia (UII)
Yogyakarta (2013). Pernah menjadi dosen di
Fakultas Ekonomi Prodi Ekonomi Islam Universitas
Wahid Hasyim Semarang. Selanjutnya menjadi
dosen tetap di STIE AMM Mataram (2018-sekarang).
Memperoleh gelar Associate Wealth Planner (AWP) dari Departemen
Ekonomi Syariah Universitas Internasional Semen Indonesia (2022).
Semasa karier di STIE AMM, penulis mendalami dan mengajar mata kuliah
Ekonomi Islam, Pengantar Akuntansi, Akuntansi Manajemen, Akuntansi
Syari’ah, Pengantar Bisnis, Kewirausahaan, dan lainnya. Di samping
mengajar, penulis juga aktif sebagai dosen pembina pada unit kegiatan
Mahasiswa Forum Studi Ekonomi Islam (FORSEI) STIE AMM Mataram.
Penulis pernah menulis buku berjudul Falsifikasi Kebijakan Fiskal di
Indonesia Perspektif Islam dan pernah menulis beberapa jurnal
terakreditasi nasional dengan topik Ekonomi Islam dan Akuntansi Syari’ah.
206
Dr. Achmad Maqsudi., M.Si., Ak. CA.
Penulis adalah dosen tetap di Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya sejak tahun 1988
dengan pendidikan S1 Sarjana Jurusan
Akuntansi Universitas Brawijaya Malang, S2
Program Studi Akuntansi Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta, dan S3 Doktor Ilmu Ekonomi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan
peminatan bidang akuntansi. Selain itu, dirinya
juga menjadi dosen luar biasa perguruan tinggi
swasta yang lain di Surabaya. Jabatan yang
pernah dipegang antara lain sebagai: Ketua Program Studi Akuntansi;
Ketua Gugus Penjaminan Mutu (GPM) dan saat ini menjabat sebagai Ketua
Badan Penjaminan Mutu (BPM) di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Sebagai seorang dosen telah banyak karya penelitian yang diterbitkan, baik
di jurnal internasional maupun jurnal nasional.
Selain menjadi dosen sehari-hari juga sebagai pengusaha, trainer, dan
tenaga ahli di bidang akuntansi dan manajemen. Dirinya menjabat sebagai
Direktur LSP P3 Akuntansi Profesional Surabaya; Direktur CV Menara Abi
Surabaya, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan dan
konsultan bidang manajemen dan akuntansi. Di dalam organisasi profesi
aktif sebagai pengurus di organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Bidang
Pengembangan, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Hubungan
Masyarakat, serta menjabat sebagai Ketua Bidang Akuntansi Keuangan
Forum Dosen di Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Surabaya
perwakilan Jawa Timur.
207
Dr. Anwar, SE., M.Si
Penulis merupakan sarjana dari Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri Makassar
Konsentrasi Manajemen Keuangan, Magister dari
Pascasarjana Universitas Hasanuddin Konsentrasi
Manajemen Keuangan, Doktoral dari
Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang
Konsentrasi Ilmu Manajemen Kauangan Strategik.
Sebagai dosen tetap di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Negeri Makassar Prodi
Manajemen sejak tahun 2015. Mengampu beberapa mata kuliah, di
antaranya Budgeting, Manajemen Operasional, Pengantar Manajemen
Keuangan, Manajemen Keuangan Strategik, Manajemen Keuangan UMKM,
Manajemen Investasi dan Portofolio, Manajemen Keuangan Internasional,
Pengantar Bisnis, Pengantar Manajemen. Penulis aktif dalam berbagai
kegiatan akademik, bisnis dan sosial kemasyarakatan.
208
Dr. Maria, S.E., M.Si., Ak., CA
Lahir di Sungailiat (Bangka) 18 November 1966.
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas
Sriwijaya (1993), Magister Sains bidang Kajian
Akuntansi dari Universitas Padjajaran (2006), dan
Doktor dari Universitas UPI Y.A.I (2017) untuk
konsentrasi Akuntansi Manajemen.
Saat ini penulis sebagai dosen tetap jurusan
Akuntansi di Politeknik Negeri Sriwijaya (sejak
tahun 1997). Mata Kuliah Akuntansi Manajemen merupakan salah satu
mata kuliah yang diampu.
209