Anda di halaman 1dari 14

 

  BAB II
  TINJAUAN PUSTAKA
 
II.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
 
Pembangkit listrik tenaga diesel merupakan pembangkit listrik yang
 
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula. Prime mover ini memiliki fungsi
  sebagai penghasil energi mekanis yang diperlukan guna memutar rotor pada generator.
 
Pada mesin diesel, energi dari bahan bakar akan diubah menjadi energi mekanik
dengan   proses pembakaran di dalam mesin. Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga

 
Diesel biasanya digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan listrik dalam jumlah beban
yang kecil, terutama untuk daerah yang terpencil atau untuk pedesaan dan untuk
memasok kebutuhan listrik suatu perusahaan.
Unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel merupakan unit pembangkitan yang
tersusun dalam sistem kerja untuk mengubah energi bahan bakar minyak menjadi
energi mekanis dengan menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utamanya dan
seterusnya, energi mekanis tersebut diubah oleh generator menjadi energi listrik.
(Timotius. 2007).
.
II.1.1. Kegunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Di daerah-daerah yang terpencil atau pada pedesaan Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam kapasitas
kecil, dan juga untuk ketersediaan bahan bakar yang mudah ditemui dipasaran dimana
minyak sangat murah jika dibandingkan dengan batubara.
Kegunaaan utama PLTD adalah penyediaan daya listrik yang memiliki fungsi
sebagai berikut:
- Pusat pembangkitan,
- Cadangan (stand by plant),
- Beban puncak,
- Cadangan untuk keadaan darurat (emergency).

II-1
 
  II-2

 Selain itu, keunggulan lain yang merupakan pertimbangan pilihan sesuai untuk

  PLTD adalah:
1. Bahan bakar yang murah.
 
2. Konsumsi bahan bakar pada mesin diesel lebih efisien, hal ini karena beberapa
 
faktor yaitu; proses pembakaran lebih sempurna, tekanan kompresi lebih tinggi,
 
dan nilai pembakaran bahan bakar lebih tinggi.
  3. Sistem bahan bakar sederhana.
4. Bisa  ditempatkan dekat dengan pusat beban.
5. Dapat
  dioperasikan dengan mudah dan cepat dan dibebani dalam waktu singkat.
6. Tidak membutuhkan air pendingin yang banyak.
 
7. Bila dibandingkan dengan PLTU, Efisiensi thermal PLTD lebih baik untuk
kapasitas yang sama.
8. Dapat beroperasi sepanjang waktu selama masih tersedianya bahan bakar.

II.1.2. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)


Prinsip kerja pada pembangkit listrik tenaga diesel, bahan bakar yang berada
dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke pengabut (nozzle), pada saat
inilah bahan bakar dinaikkan temperaturnya hingga berbentuk kabut. Udara bersih
masuk kedalam tangki udara melalui saluran masuk dengan menggunakan kompresor
lalu dialirkan ke turbocharge, lalu pada saat itulah terjadi penaikan tekanan dan
temperatur sebesar 500 psi dengan suhu mencapai kurang lebih 600°C yang selanjutnya
diinjeksikan kedalam ruang bakar (combustion chamber). Prinsip kerja PLTD dapat
dilihat dari gambar II.1 sebagai berikut:

 
  II-3

Gambar II. 1 Skema Diagram Alat Uji Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(sumber : Timotius. 2007)
Keterangan:

1. Tangki penyimpanan bahan bakar.


2. Penyaringan bahan bakar.
3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara
4. Pengabut.
5. Turbo charge.
6. Penyaring gas pembuang.
7. Tempat pembuangan gas
8. Generator
9. Beban/Trafo.

Mesin diesel menggunakan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder


dengan tekanan yang tinggi (35-50 atm), pada saat bahan bakar diinjeksikan di dalam
silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar
sehingga terjadi proses penyalaan sendiri yang menimbulkan ledakan bahan bakar.
Proses tersebut akhirnya menggerakkan piston yang kemudian diubah menjadi energi
mekanis pada poros engkol yang menyebabkan terjadinya gerakan bolak-balik
(reciprocating). Gerakan tersebut akhirnya diubah menjadi gerak bolak-balik torak

 
  II-4

pada langkah
  kompresi. Posisi tertinggi dari piston disebut Titik Mati Atas (TMA),

  sedangkan posisi paling bawah yang dicapai piston disebut Titik Mati Bawah (TMB).
Poros engkol pada mesin diesel selanjutnya dapat digunakan untuk
 
menggerakan rotor generator yang diubah dari energi mekanis menjadi energi listrik
 
sehingga terjadi gaya gerak listrik (GGL). Selanjutnya tegangan yang dihasilkan pada
 
generator disampaikan ke beban atau ke trafo jika dalam pembangkit berskala besar.
  Mesin diesel atau motor diesel ini merupakan mesin jenis gerak bolak-balik
(reciprocating
  engine). Komponen dasar pada mesin ini terdiri dari mekanisme engkol
dan piston
  yang komponen utamanya meliputi; silinder, piston, batang piston, dan
poros engkol. Dari mekanisme tersebut terbentuklah suatu ruangan di atas piston yang
 
biasa disebut sebagai ruang bakar (Timotius. 2007).
Menurut Rabiman dan Zainal Arifin (2011) prinsip kerja dari mesin diesel yang
menggunakan ruang bakar langsung (direct injection) 4 langkah :
1. Langkah Hisap
langkah pertama pada cara kerja dari mesin diesel ini, yakni langkah
hisap, piston bergerak ke bawah (dari TMA ke TMB) sihingga membuat kevakuman
melalui intake manifold, kevakuman ini membuat udara terhisap dan masuk ke dalam
silinder. Pada saat ini katup hisap membuka dan katup buang menutup.

2. Langkah Kompresi
Pada langkah kedua disebut juga dengan langkah kompresi, katup masuk dan
katu buang tertutup, udara yang sudah masuk ke dalam silinder akan ditekan oleh piston
yang bergerak ke atas (TMA). Perbandingan kompresi pada motor diesel berkisar
diantara 1:15 sampai 1:22. Akibat proses kompresi ini udara menjadi panas dan
temperaturnya bisa mencapai sekitar 800 °C. Pada akhir langkah kompresi
injector/nozel menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara panas yang tekanannya
dapat mencapai 40 bar.

3. Langkah Usaha
Diikuti oleh pembakaraan tertunda, pada akhir langkah kompresi, injector
nozzle menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi dalam bentuk kabut ke

 
  II-5

dalam ruang
  bakar dan selanjutnya bersama sama dengan udara terbakar oleh panas

  yang dihasilkan pada langkah kompresi tadi. Diikuti oleh pembakaran tertunda, pada
awal langkah usaha akhirnya pembentukan atom bahan bakar akan terbakar sebagai
 
hasil pembakaran langsung dan membakar hampir seluruh bahan bakar.
 
Mengakibatkan panas silinder meningkat dan tekanan silinder yang bertambah besar.
 
Tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran diteruskan ke piston. Piston terdorong dari
  titik mati atas ke titik mati bawah akibat tekanan pembakaran dan tenaga pembakaran
dirubah  menjadi tenaga mekanik. Pada saat ini kedua katup juga dalam posisi tertutup.
 
4. Langkah Buang
  Dalam langkah ini piston akan bergerak naik ke TMA dan mendorong sisa gas
buang keluar melalui katup buang yang sudah terbuka, pada akhir langkah buang udara
segar masuk dan ikut mendorong sisa gas bekas keluar dan proses kerja selanjutnya
akan mulai. Pada langkah ini katup buang terbuka sehingga udara segar masuk kr dalam
silinder dan ikut mendorong gas buang keluar. (Rabiman dan Zainal Arifin. 2001)

Sistem kerja motor diesel dapat dibedakan atas motor diesel dua langkah dan
empat langkah. Pada motor diesel empat langkah, bekerja dalam empat kali gerakan
piston (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu kali putaran kerja seperti pada
gambar II.2 sebagai berikut.

Gambar II. 2 Prinsip kerja mesin diesel empat langkah


(sumber: Encyclopedia Britannica, Inc. 2007)

 
  II-6

 Unjuk kerja mesin diesel dapat dilihat dengan menguji mesin tersebut pada

  putaran tetap maupun pada putaran berubah. Pada putaran tetap beban berubah karena
efisiensi mesin CI adalah lebih besar daripada mesin SI. Kerugian pendinginan lebih
 
besar pada beban rendah dan kerugian-kerugian radiasi dan lain-lain lebih besar pada
 
beban tinggi. (Pudjanarsa dan Nursuhud. 2006)
 

  II.2. Generator

 Generator adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk menghasilkan daya

listrik.  Generator pada sistem PLTD biasa disebut genset atau generator set yang

  merupakan peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator.
Engine berfungsi sebagai perangkat pemutar sedangkan generator berfungsi sebagai
perangkat pembangkit listrik. Arus listrik yang dihasilkan oleh generator mempunyai
perbedaan tegangan pada kedua kutubnya. Apabila dihubungkan dengan beban dapat
menghasilkan daya listrik.
Power factor atau faktor daya merupakan bagian yang penting dalam
pengoperasian suatu generator listrik. Penurunan faktor daya (cos ϕ) dapat
mengakibatkan menurunnya efisiensi pembangkit dalam menampung beban kerja dan
memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan sistem pembangkit atau sistem beban
listrik, sehingga perlu perbaikan faktor daya tersebut (Muslim, Joko, Wanarti. 2008)

II.3. Bahan Bakar

Perbedaan bahan bakar diesel dengan bahan bakar bensin, bahan bakar diesel
cenderung lebih berat dibandingkan dengan bahan bakar bensin, karena bahan bakar
diesel memiliki atom karbon yang banyak dengan rantai karbon yang panjang yang
mengakibatkan bahan bakar diesel jauh lebih stabil jika dibandingkan dengan bahan
bakar bensin, dan juga bahan bakar pada mesin diesel sebagian besar terdiri dari
senyawa hidrokarbon dan non-hidrokarbon yang mengandung senyawa non-logam.
Akan tetapi, bahan bakar diesel memerlukan temperatur yang lebih tinggi untuk terjadi
penguapan.

 
  II-7

 Bahan bakar mesin diesel ini digolongkan berdasarkan jenis putaran mesinnya,

  yaitu:
• Automotive Diesel Oil (ADO), bahan bakar untuk mesin berkecepatan diatas 1000
 
rpm, bahan bakar ini biasanya digunakan untuk kendaraan bermotor.
 
• Industrial Diesel Oil (IDO), bahan bakar ini digunakan untuk mesin berkecepatan
 
kurang dari atau sama dengan 1000 rpm, biasanya digunakan untuk kebutuhan
  industry.
 Untuk menilai kinerja dari bahan bakar diesel perlu diketahui mengenai

karakteristik
  minyak diesel. Karakteristik yang harus diketahui salah satunya adalah

  viskositas dan angka cetane. Viskositas adalah tahanan aliran yang dimiliki oleh suatu
fluida dalam pipa kapiler terhadap gaya grafitasi. Karakteristik ini penting karena
mempengaruhi kinerja injector pada mesin diesel. Viskositas juga mempengaruhi sifat
pelumasan mesin diesel. Bila viskositas rendah maka fluida tersebut mudah mengalir,
putaran mesin tinggi dan injeksi bahan bakar berjalan lebih cepat, namun memiliki sifat
pelumasan yang kurang baik dibanding dengan viskositas tinggi tetapi cukup untuk
meminimalisir keausan akibat gerakan piston yang cepat. Sedangkan angka cetane
menunjukan kemampuan bahan bakar untuk menyala sendiri. Pada bahan bakar mesin
diesel yang mempunyai angka cetane yang relatif tinggi maka bahan bakar dapat
menyala pada temperatur yang rendah. Hal ini dapat mencegah terjadinya knocking
karena bahan bakar akan langsung terbakar ketika diinjeksikan kedalam silinder.
Knocking sendiri muncul saat waktu sebelum pembakaran (retarded ignition timing)
menjadi lama, ketika menggunakan bahan bakar yang memliki angka cetane yang
rendah, saat interval sebelum pengapian menjadi jauh lebih panjang dan menimbulkan
suara mendesis karena bahan bakar yang tersisa dalam silinder akan terbakar atau
meledak seluruhnya (Turnip, 2009).

II.4.1. Bahan Bakar Solar


Solar berasal dari minyak bumi mendidih yang memiliki temperatur sekitar
175-370 ᵒC yang memiliki karakteristik warna yang kuning kecoklatan yang jernih dan
mengandung kadar belerang yang cukup tinggi yaitu diatas 500 ppm. Penggunaan solar

 
  II-8

pada umumnya
  adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan

  putaran tinggi (diatas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada
pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan pembakaran
 
yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High
 
Speed Diesel (Pertamina: 2005).
 
Pada bahan bakar solar memiliki kemampuan untuk terbakar sendiri (auto
  ignition), kemampuan mengalir di dalam saluran bahan bakar, kemampuan untuk
teratomisasi,
  kemampuan lubrikasi, nilai kalor serta karakteristik lainnya. Minyak
diesel lebih
  unggul dengan fraksi-fraksi yang berat atau merupakan campuran dari
distilat fraksi ringan dan frakasi berat (residual fuel oil) yang berwarna hitam gelap.
 
Ketentuan karakteristik bahan bakar solar ditunjukkan pada Tabel II-1 berikut:

Tabel II- 1 Ketentuan Karakteristik Bahan Bakar Solar

Batasan Metode Uji


No. Karakteristik Satuan
Min. Maks. ASTM Lain
Bilangan Cetana Angka Cetana D 613 D
1 48/45
atau Indeks Cetana 4737
D 1298 atau
2 Berat Jenis (pada suhu 15ᵒC) Kg/𝑚𝑚3 815 860
D 4052
3 Viskositas (pada suhu 40ᵒC) 𝑚𝑚𝑚𝑚3 /s 2 4.5 D 445
4 Kaandungan sulfur % m/m - 0.25 D 4052
5 Distilasi: 90% vol. penguapan ᵒC - 370 D 86
6 Titik Nyala ᵒC 52 D 93
7 Titik Tuang ᵒC - D 97
D 4530 atau
8 Residu Karbon % m/m -
D 189
9 Kandungan air mm/kg - 500 D 6304
10 Kandungan FAME % v/v - -
11 Penampilan Visual Jernih dan Terang
12 Warna No. ASTM - 3 D 1500

(sumber: Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 2013)

II.4.2. Bahan Bakar Biodiesel


Biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri atas mono-alkil ester dari fatty acid
rantai panjang, yang diperoleh dari minyak tumbuhan atau lemak binatang yang

 
  II-9

merupakan
  bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang diolah khusus untuk mesin

  diesel dengan beberapa kelebihan yaitu tidak perlu memodifikasi mesin, mudah
digunakan, ramah lingkungan, dapat dicampur dengan minyak diesel (solar),
 
mempunyai cetane number tinggi, memiliki daya pelumas tinggi, biodegradable, serta
 
bebas dari sulfur dan bahan aromatik. Produk samping reaksi ini adalah gliserin, suatu
 
bahan kimia yang juga berpangsa-pasar besar. merupakan jenis bahan bakar yang
  cukup baik sebagai pengganti solar. Biosolar merupakan sumber energi yang dapat
dibaharui
  karena berasal dari minyak nabati dan hewan. Secara kimia, biosalar

dihasilkan
  dari pencampuran monoalkyl ester, yang merupakan rantai panjang asam
lemak. Transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester
 
yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas yang tidak digunakan. Merupakan
fermentasi dari tumbuhan). Biosalar mempunyai sifat pembakaran yang hampir sama
dengan bahan bakar solar. Tidak mengandung nitrogen atau senyawa aromatik dan
hanya mengandung kurang lebih 15 ppm sulfur. Mengandung ± 11 % oksigen dalam
persen berat yang mengakibatkan berkurangnya kandungan energi (LHV lebih rendah
bila dibanding dengan solar), namun menurunkan kadar emisi gas buang yang berupa
CO, HC, PM dan jelaga. Mempunyai bilangan cetana 48. Selain dapat digunakan
langsung, biosolar dapat dicampur dengan solar atau minyak diesel. (Cappenberg,
2017).
Sampai saat ini berbagai negara sudah memproduksi dan menggunakan
biodiesel secara komersial dengan memanfaatkan bahan mentah minyak nabati yang
banyak tersedia diwilayahnya. Negara-negara seperti : Jerman, Perancis, dan Austria
menggunakan biodiesel berbahan baku minyak lemak dari tanaman Kanola (repeseed)
yang tumbuh baik di Negara subtropis. Amerika serikat (USA) tertumpu pada minyak
bunga matahari (sunflower oil), Mali dan Afrika Selatan pada minyak jarak pagar,
Filipina pada minyak kelapa dan Malaysia pada minyak sawit. Selain itu dibeberapa
kota besar di negara maju juga memanfaatkan minyak jelantah (used flying oil).
Biodiesel atau Biosolar ini memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan
bentuk energi lain yaitu:

 
  II-10

a. Lebih
  mudah ditransportasikan.

  b. Memiliki kerapatan energi per volume yang lebih tinggi.


c. Memiliki karakter pembakaran yang relatif bersih.
 
d. Ramah lingkungan.
 
Shell Dieselbio merupakan bahan bakar solar pengganti sebelumnya yaitu Shell
 
diesel murni yang tidak terkandung bahan bakar nabati dalam formulasinya. Bahan
  bakar nabati yang digunakan Shell Dieselbio ini berasal dari minyak kelapa sawit
dengan  prsentasi bahan bakar nabati dalam formulanya mengandung 20% lebih tinggi
dari bahan
  bakar biodiesel yang ada dipasaran. Yang artinya bahan bakar yang
dipasarkan Shell ini merupakan jenis solar B20 yang telah memenuhi peraturan
 
pemerintah pada Pasal 3 dan Pasal 9 dari peraturan Menteri ESDM no 32 Tahun 2008
dan Perubahan-perubahannya (Shell Indonesia: 2016)
Biosolar yang dipasarkan oleh pertamina sendiri merupakan jenis solar B5 yang
artinya presentasi kandungan minyak nabati yang ada di Biosolar ini sebesar 5% dan
sisanya merupakan solar murni. Biosolar B5 dapat digunakan untuk berbagai jenis
spesifikasi mesin diesel tanpa harus merubah atau memodifikasi mesin. Dengan adanya
kandungan nabati, biosolar menjadi jauh lebih ramah lingkungan. Djaelani Sutomo
mengatakan Biosolar memiliki cetane number 51-55 atau lebih tinggi dari solar standar
biasa (Restituta dan Paryanto. 2015).
Standar mutu Biodiesel telah dikeluarkan dalam bentuk SNI No. 04-7182-2006,
melalui keputusan Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Nomor
73/KEP/BSN/2/2006 tanggal 15 Maret 2006. Standar mutu biodiesel tersebut dapat
dilihat pada tabel II-2 sebagai berikut:
Tabel II- 2 Standar Mutu Bahan Bakar Biodiesel

No. Parameter Satuan Nilai Metode Uji

1 Massa jenis pada 40ºC Kg/ 850-890 ASTM D 1298


Viskositas kinematic
2 2.3-6.0 ASTM D 445
pada 40ºC
3 Angka setana Min. 51 ASTM D 613

 
  II-11

No.   Parameter Satuan Nilai Metode Uji


  Titik nyala (mangkok
4 ºC Min. 100 ASTM D 93
tertutup)
 
Maks. ASTM D 2709 atau
5  Air dan sedimentasi %-vol
0,05 ASTM D 1796
  Temperatur destikasi Maks.
6 ºC ASTM D 1160
90% 360
 
Maks.
7 Abu tersulfatkan %-massa ASMT D 874
  0,02
Ppm-m Maks.
8 Belerang. AOCS Ca 12-D 664
  (mg/Kg) 100
Ppm=m
  9 Fosofor Maks. 10 AOCS CA 12-55
(mg/Kg)
AOCS Cd 3d-63
10 Angka asam Mg-KOH/Kg Maks. 0,8
atau ASTM D 664
Maks. AOCS Ca 14-56
11 Gliserol bebas %-massa
0,02 atau ASTM D 6584
AOCS Ca 14-56
12 Gilserol total %-massa
atau ASTM D 6584
13 Kadar ester alkil %-massa Min. 96.5 Dihitung*
Maks.
14 Angka iodium %-massa AOCS Cd 1-25
115
15 Uji halphen Negatif AOCS Cb 1-25

(sumber: Badan Standarisasi Nasional. 2006)

Berikut cara pembacaan untuk tabel II-2:


100(As −Aa −4,57Gttl )
*kadar ester (%-massa)=
As

Dengan pengertian:
As : adalah angka penyabunan yang ditentukan dengan metoda AOCS Cd 3-25, mg
KOH/g biodiesel
Aa : adalah angka asam yang ditentukan dengan metiode AOCS Cd 3d-63 atau
ASTMD 664, mg KOH/g biodiesel

 
  II-12

Gttl : adalah
  kadar gliserol total dalam biodiesel yang ditentukan dengan metoda

  AOCS Ca 14-56 %-massa

 
II.4.3. Pertamina Dex
 
Pertamina Dex (Diesel Environment Extra) adalah produk baru berkualitas
 
tinggi dan ramah lingkungan, karena emisi gas buangnya telah memenuhi standar
 
EURO II, Pertamina Dex juga mendukung program hemat energi karena sistem
 
pembakarannya lebih sempurna dan efektif sehingga mengurangi konsumsi bahan
bakar. Pertamina
  dex memiliki keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar lainnya

  yaitu dilengkapi dengan 3 paket aditif diantaranya adalah sebagai berikut : (a) anti
foaming, (b) anti korosi, (c) detergenasi aditif. Fungsi dari ketiga aditif ini adalah
membersihkan injektor, mencegah korosi pada bagian mesin yang dilalui bahan bakar
serta membantu menyempurnakan pembakaran karena memecah molekul bahan bakar
menjadi lebih kecil. Pembakaran yang sempurna dan emisi yang rendah membuat
konsumsi bahan bakar menjadi lebih hemat.
Pertamina Dex memiliki warna yang lebih jernih dibandingkan bahan bakar
yang lainnya dan memiliki kandungan sulfur 300 ppm. Dengan kandungan sulfur 300
ppm sudah memenuhi standar karena ukuran nosel yang halus dan akurat atau presisi
memiliki kandungan sulfur dalam bahan bakar dibawah 500 ppm. Perpaduan antara
teknologi mesin diesel jenis common rail atau indirect injection dan Pertamina Dex
akan menghasilkan kinerja mesin yang sangat maksimal karena pembakaran mesin
menjadi lebih efektif, lebih bersih, dan hemat dalam konsumsi bahan bakar (Thoyib,
2007).

II.4. Parameter Unjuk Kerja PLTD

Pada pelaksaan Tugas Akhir ini dibutuhkan parameter pengujian yang sesuai
dengan metode yang akan digunakan. Untuk mengetahui seberapa besar unjuk kerja
dari mesin diesel ketika menggunakan berbagaimacam bahan bakar solar seperti
pertamina dex, pertamina solar, pertamina biosolar dan shell dieselbio dibutuhkan
beberapa paramameter-parameter yang harus diperhitungkan yaitu sebagai berikut:

 
  II-13

1. Konsumsi
  Bahan Bakar

  Konsumsi bahan bakar (𝑚𝑚𝑏𝑏𝑏𝑏 ) merupakan laju aliran bahan bakar per satuan waktu.
Pemakaian konsumsi bahan bakar ini sangat bergantung dari massa jenis bahan
 
bakar itu sendiri, sebab semakin kecil konsumsi bahan bakar per satuan waktu maka
 
pemakaian bahan bakar akan semakin sedikit (hemat). Sebelum mencari konsumsi
 
bahan bakat, diperlukan mencari volume bahan bakar dengan cara membagi
  volume bahan bakar 20 ml dengan waktu konsumsi bahan bakar. (Maridjo. 1995)
 
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣.𝑏𝑏𝑏𝑏 (𝑚𝑚𝑚𝑚)
Volume bahan bakar = 𝑡𝑡 (𝑠𝑠)
 

 
Dimana: vol.bb = volume bahan bakar per 20 ml
t = waktu konsumsi bahan bakar (s)
Lalu mencari konsumsi bahan bakar dengan persamaan sebagai berikut:

𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 𝜌𝜌𝜌𝜌𝜌𝜌 𝑥𝑥 𝑣𝑣.....................................................................................................(1)


Dimana : 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = Konsumsi Bahan Bakar ( Kg/s)
𝜌𝜌𝜌𝜌𝜌𝜌 = Massa Jenis Bahan Bakar (kg/𝑚𝑚3 )
𝑣𝑣 = Volume Injeksi Bahan Bakar (𝑚𝑚3 /s)

2. Energi Bahan Bakar


Energi bahan bakar merupakan energi panas yang berasal dari pembakaran bahan
bakar (Maridjo. 1995). Energi bahan bakar dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 = 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 ..............................................................................................(2)


Dimana : 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 = Energi Bahan Bakar (kJ/s)
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 = Nilai Kalor Bawah bahan bakar (kJ/kg)
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = Konsumsi Bahan Bakar (kg/s)

3. Daya Output Generator

 
  II-14

Daya
  Output Generator merupakan daya yang keluar yang dapat dihasilkan

  generator berdasarkan pada tenaga kuda (HP) dari mesin. Daya output generator
digunakan untuk mengetahui besarnya effisiensi.Daya output generator dapat
 
diperoleh dari persamaan berikut :
 
𝑃𝑃 = v 𝑥𝑥 𝐼𝐼 𝑥𝑥 cos 𝜑𝜑 ..................................................................................................(3)
 
Dimana : 𝑃𝑃 = Daya output generator (kW)
  𝑉𝑉 = Tegangan Saluran (V)
  𝐼𝐼 = Arus Saluran (A)
  cos 𝜑𝜑 = Faktor Daya

  pengukuran menggunakan data daya output generator yang dijumlahkan antar


fasanya sehingga untuk mencari daya output generator adalah sebagai berikut:
P (kW) = 𝑃𝑃1 + 𝑃𝑃2 + 𝑃𝑃3
Dimana : P = daya (kW)

4. Effisiensi
Effisiensi merupakan perbandingan antara daya yang dihasilkan persiklus terhadap
jumlah energi yang disuplai per siklus yang dapat dilepaskan selama pembakaran.
Efisiensi bahan bakar dan effisiensi panas sangat menentukan bagi effisiensi mesin
itu sendiri. Effisiensi dapat dihitung dengan persamaan:

𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 (𝑘𝑘𝑘𝑘)


η= 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
𝑥𝑥 100% =
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
𝑥𝑥 100%..............................................................(4)

Dimana : 𝜂𝜂 = Efisiensi (%)


𝑃𝑃3φ = Daya Output Generator (kW)
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 = Energi Bahan Bakar (kJ/s)

Anda mungkin juga menyukai