Anda di halaman 1dari 47

MODUL ANALISIS FAKTOR

KUALITATIF
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

METODE ANALISA PERENCANAAN II

Nama : Oktavianus Y.A Nau


Nim : 1824023

Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan


Program Studi Perencanaan Wilayah Dan
Kota Institut Teknologi Nasional Malang
2020

i
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Definisi Analisis Faktor Kualitatif...............................................................................1
1.2 Langkah dalam Analisis Faktor Kualitatif....................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
ELEMEN-ELEMEN ANALISIS FAKTOR KUALITATIF....................................................2
2.1 Analisa Deskrisptif Kualitatif 2
2.1.1 Definisi Analisa Deskriptif 2
2.1.2 Tujuan Analisa Deskriptif 2
2.1.3 Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif.......................................................................2
2.1.4 Kriteria Pokok Metode Deskriptif6
2.1.5 Langkah-langkah Analisa Deskriptif............................................................6
2.2 Analisis StakeHolder 8
2.2.1 Pengertian Analisis Stakeholder.......................................................................8
2.2.2 Peran Stakeholder 10
2.2.3 Tujuan Analisis Stakeholder 10
2.2.4 Konsep Dasar Analisis Stakeholder................................................................11
2.2.5 Langkah – langkah melakukan analisis stakeholder.......................................12
2.3 Analisis Delphi 16
2.3.1 Definisi Analisis Delphi 16
2.3.2 Tujuan Analisis Delphi 17
2.3.3 Dasar-dasar Delphi 17
2.3.4 Langkah – Langkah Dalam Analisis Delphi...................................................19
2.3.5 Kelebihan Metode Delphi 20
2.3.6 Kekurangan Metode Delphi 21
BAB III..................................................................................................................................22
LANGKAH ANALISIS FAKTOR KUALITATIF................................................................22
3.1 Studi Kasus 22
3.2 Tahapan Analisis Faktor Kualitatif.................................................................22

ii
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

3.2.1 Analisis Deskriptif..........................................................................................22


3.2.2 Analisis Stakeholder.......................................................................................31
3.2.3 Analisis Delphi...............................................................................................35

iii
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Analisis Faktor Kualitatif


Analisis faktor adalah salah satu teknik statistika yang dapat
digunakan untuk memberikan deskripsi yang relatif sederhana melalui reduksi
jumlah peubah yang disebut faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk
mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan
tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang
memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor.
Prinsip dasar dalam analisis faktor adalah menyederhanakan deskripsi tentang
data dengan mengurangi jumlah variabel/ dimensi. Analisis dengan teknik
kualitatif, Teknik analisis data kualitatif secara prinsipal dan prosedural
berbeda dengan teknik analisis data kuantitatif. Proses pengumpulan data
kualitatif yang umumnya menitikberatkan pada wawancara dan observasi
partisipasipatoris membuat analisis datanya berupa analisis tekstual dari hasil
transkrip atau catatan lapangan yang tidak terstruktur.
Analisis faktor kualitatif merupakan prosedur untuk mengidentifikasi
item atau variable berdasarkan kemiripannya dan menyederhanakan dengan
mengurangi jumlah variable yang dimana teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menitikberatkan pada wawancara dan observasi partisipasi yang
membuat analisis datanya berupa analisis tekstual dari hasil transkrip atau
hasil catatan lapangan yang tidak terstruktur.
1.2 Langkah dalam Analisis Faktor Kualitatif
Ada beberapa jenis analisis faktor kualitatif yang akan dibahas pada modul
pembelajaran ini yaitu adalah sebagai berikut.
a. Analisis Deksriptif
b. Analisis Stakeholder
c. Analisis Delphi

1
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

BAB II

ELEMEN-ELEMEN ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

2.1 Analisa Deskrisptif Kualitatif


2.1.1 Definisi Analisa Deskriptif
Metode deskriptif merupakan mempelajari variable –variabel atau
standarstandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normatif.
Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan
masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan
antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau
penelitian deskriptif. Perspektif waktu yang dijangkau dalam penelitian
deskriptif, adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang
masih terjangkau dalam ingatan responden.
Menurut Hidayat Syah Analisa Deskriptif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap
objek penelitian pada suatu masa tertentu. Dalam penelitian deskriptif, peneliti
tidak mempunyai kontrol terhadap variabel tertentu untuk menjelaskan
fenomena sosial. Kontrol terhadap variabel berada di tangan subjek penelitian
Metode penelitian deskriptif memungkinkan untuk melibatkan berbagai
variabel, hanya satu variabel saja yang bisa digunakan untuk menjelaskan.
Misalnya, penelitian tentang motivasi perilaku selfie di Instagram. Peneliti bisa
merancang banyak variabel, dengan menggunakan satu satu sasaran yaitu
motivasi perilaku selfie.
2.1.2 Tujuan Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif bertujuan untuk memperoleh variable-variabel yang
paling berpengaruh terhadap penelitian.

2.1.3 Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif


Penelitian deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:
a. Metode Survei

2
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh


fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan
secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu
kelompok ataupun suatu daerah. Metode survai membedah dan menguliti
serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap
keadaan dan praktikpraktik yang sedang berlangsung. Dalam metode
survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap
hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah
yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pebuatan rencana dan
pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan
dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik
secara sensus atau dengan menggunakan sampel.
b. Metode Deskriptif Berkesinambungan
Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive
research) adalah kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara
terus-menerus atas suatu objek penelitian. Pengetahuan yang lebih
menyeluruh dari masalah serta fenomena dan kekuatan-kekuatan sosial
dapat diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu
interval perkembangan dalam suatu periode yang lama. Dengan
memperlihatkan secara detail perubahan-perubahan yang dinamis dalam
suatu interval tertentu, maka generalisasi suatu situasi atau fenomena
secara dinamis dapat dibuat.
Meneliti yang berkehendak menjangkau informasi faktual yang
mendetail secara interval dinamakan penelitian deskriptif
berkesinambungan. Jika perhatian dipusatkan pada perubahan-perubahan
perilaku atau pandangan, maka teknik dalam meneliti dinamakan teknik
panel. Teknik ini berupa wawancara dengan kelompok-kelompok manusia
yang sama pada situasi yang berbeda. Informasi yang diinginkan bisa saja
kuantitatif, seperti jumlah konsumsi, anggaran belanja keluarga, dan
sebagainya.

3
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

c. Studi atau Penelitian Komparatif


Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis
penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang
sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya
ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Dalam studi komparatif ini,
memang sulit untuk mengetahui faktor-faktor penyebab yang dijadikan
dasar pembanding, sebab penelitian komparatif tidak mempunyai kontrol.
Metode penelitian komparatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai
berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan
menguji hubungan sebab-akibat dari data-data yang tersedia.
d. Analisis Kerja dan Aktivitas
Menurut Nazir (2005: 61) analisis kerja dan aktivitas (job and activity
analysis) merupakan peneltian dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan
pekerjaan manusia, dan hasil penelitan tersebut dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-
kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain-lain terhadap gerak-gerik
mereka dalam melaksanakan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan
efektif, dan sebagainya. Data mengenai hal-hal yang ingin diselidiki,
kemudian dianalisis, diberikan interpretasi, dan diadakan generalisasi
dalam rangka menetapkan sifat-sifat dan kriteria-kriteria pekerjaan yang
baik, rencana upgrading, keseimbangan berusaha dan bekerja serta
aktivitas sangat berkembang. f. Studi Waktu Gerakan
Studi gerakan dan waktu (time and motion study) adalah penelitian
dengan metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisiensi
produksi dengan mengadakan studi yang mendetail tentang penggunaan
waktu serta perilaku pekerja dalam proses produksi (Nazir, 2005: 61).
Gerak-gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat, diluksikan serta

4
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

dianalisis. Generalisasi dan interpretasi tentang waktu yang digunakan


serta gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga suatu kesimpulan tentang
gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang tidak
diperlukan yang dapat menghambat serta saran-saran dalam rangka
memperbaiki pekerjaan dan menambah efisiensi kerja. Dalam rangka
efisiensi, juga perlu dikaji alat-alat produksi yang digunakan, serta
bagaimana alat-alat produksi tersebut diatur demi peningkatan efisiensi
kerja.
e. Studi Kasus
Yang dimaksud dengan studi kasus atau penelitian kasus subjek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari
keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja berupan individu,
kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari
secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit
sosial yang menjadi subjek.
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang
khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifatsifat
khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada mulanya
studi kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan dengan
tujuan diagnosis, tetapi kemudian penggunaan studi kasus telah meluas
sampai ke bidang-bidang lain.
Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari
polapola yaitu tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya.
Tergandung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat mencakup
segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan
dari individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap
faktor-faktor kasus tertentu, ataupun meliputi keseluruhan faktor-faktor
dan fenomena-fenomena.

5
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Studi kasus lebih menekankan mengkaji varaibel yang cukup


banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survei, di
mana peneliti cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi
dengan unit sample yang relatif besar.

2.1.4 Kriteria Pokok Metode Deskriptif

Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, Yang termasuk


ke dalam kriteria pokok adalah:
a. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai tambah ilmiah serta
tidak terlalu luas.
b. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu
umum.
c. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan
merupakan opini.
d. Standar yang digunakan untuk memberi perbandingan harus
mempunyai validitas.
e. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan.
f. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi
kepustakaan yang dilakukan.

2.1.5 Langkah-langkah Analisa Deskriptif

. Adapun tahapan dalam mensisntesis jurnal ialah:

1. Mencari/mengumpulkan jurnal yang memiliki tema yang sama.


Analisa Deskriptif untuk membantu mahasiswa menentukan
variable penelitian dengan mengumpulkan informasi terkait
penelitiannya, disarankan untuk mencari tema yang berkaitan

6
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun persyaratan jurnal


yang baik adalah:
a. Terakreditasi nasional atau terindeks internasional
sebagai acuan kualitas jurnal. (ctt: jika jurnal nasional
maka dapat dilihat dari NSSI apakah ada atau tidak.
Sedangkan jurnal internasional maka dapat dicek quality
of journals in Journal Rankings on Education/ SJR).
b. Untuk mencari beberapa jurnal internasional dapat dicari
di beberapa laman web, antara lain:
2. Setelah jurnal dikumpulkan (misalnya, 5 jurnal dengan tema
sama) kemudian buat beberapa kolom untuk mempermudah
melakukan analisis deskriptif yang berisi; Judul, Tujuan, Sasaran,
Metode Persasaran, Variabel Persasaran, Indikator Persasaran,
Parameter Persasaran.. Seperti yang terlihat dibawah ini:

METODE
TUJUA SASARA VARIABLE INDICATOR PARAMETER
JUDUL PERSASAR
N N PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN
AN

3. Setelah selesai mengisi seluruh kolomnya dengan data yang


diperoleh, dan kemudian hasil analisis juga telah dikemukan,
maka lengkaplah tahapan analisis deskripsi terhadap jurnal-jurnal
yang kita pilih.
4. Terakhir, jangan lupa menambahkan daftar isi, alamat/sumber
jurnal yang kita cari

7
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Kumpulkan jurnal – jurnal


terkait tema studi kasus

Analisis deskriptif
dengan membuat
table dari jurnal jurnal
yang telah dipilih

Tentukan variable
yang paling
berpengaruh dan
sesuai dengan studi
kasus

2.2 Analisis StakeHolder


2.2.1 Pengertian Analisis Stakeholder
Stakeholder Adalah orang-orang, atau kelompok-kelompok, atau
lembaga-lembaga yang kemungkinan besar terkena pengaruh dari
satu kegiatan program / proyek baik pengaruh itu positif maupun

8
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

negatif, atau sebaliknya yang mungkin memberikan pengaruh


terhadap hasil keluaran program / proyek.
Stakeholders dibagi menjadi 3 kelompok (Maryono et
al.2005) dalam penelitian (Yosevita:25), antara lain:

Stakeholders primer
Stakeholder primer merupakan stakeholder yang terkena dampak
secara langsung baik dampak positif maupun dampak negatif
dari suatu rencana serta mempunyai kaitan kepentingan
langsung dengan kegiatan tersebut.
Stakeholders yang memiliki pengaruh dan kepentingan dikatakan
sebagai stakeholder primer dan harus dilibatkan penuh dalam
tahapan-tahapan kegiatan.
Stakeholders kunci
Stakeholder kunci adalah mereka yang memiliki kewenangan legal
dalam hal pengambilan keputusan. Di dalam penelitian ini
stakeholders kunci adalah stakeholders yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata Rowo Bayu. Desa
Rowo Bayu.
Stakeholders sekunder atau pendukung
Stakeholders pendukung merupakan stakeholder yang tidak
memiliki kepentingan langsung terhadap suatu rencana

9
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

tetapi memiliki kepedulian yang besar terhadap proses


pengembangan.
Stakeholders 3 pendukung menjadi fasilitator dalam proses
pengembangan suatu kegiatan dan berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan. Stakeholders pendukung meliputi para
investor atau pihak swasta, LSM, dan peneliti.
2.2.2 Peran Stakeholder
Menurut Nugroho (2014, h.16-17) dalam penelitian Ali dkk,
stakeholder dalam program pembangunan diklasifikasikan berdasarkan
peranannya, antara lain:
1. Policy creator yaitu stakeholder yang berperan sebagai
pengambil keputusan dan penentu suatu kebijakan.
2. Koordinator yaitu stakeholder yang berperan
mengkoordinasikan stakeholder lain yang terlibat.
3. Fasilitator yaitu stakeholder sebagai fasilitator yang berperan
menfasilitasi dan mencukupi apa yang dibutuhkan kelompok
4. Implementer yaitu stakeholder pelaksana kebijakan yang di
dalamnya termasuk kelompok sasaran.
5. Akselerator yaitu stakeholder yang berperan mempercepat
dan memberikan kontribusi agar suatu program dapat
berjalan sesuai sasaran atau bahkan lebih cepat waktu

2.2.3 Tujuan Analisis Stakeholder


1. Untuk mengidentifikasi minat, kepentingan, dan pengaruh para
stakeholder terhadap kegiatan program / proyek yang sedang
berjalan.
2. Untuk mengidentifikasi kelembagaan-kelembagaan lokal
berikut proses-proses untuk pengembangan kapasitasnya
3. Untuk membangun pondasi dan strategi partisipasi masyarakat.

10
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Analisis stakeholder ini merupakan instrumen yang sangat penting


untuk memahami konteks sosial dan kelembagaan dari satu
kegiatan program/proyek. Hal-hal yang diungkap dari tools ini
bisa memberikan informasi sangat penting seawal mungkin
tentang:
1. siapa saja yang akan dipengaruhi oleh program/proyek baik
positif ataupun negatif;
2. siapa saja yang mungkin memberikan pengaruh terhadap
program/proyek baik positif ataupun negatif;
3. individu, kelompok, dan lembaga apa saja yang perlu
dilibatkan dalam program/proyek serta bagaimana caranya
dan siapa saja yang perlu dibangun kapasitasnya agar turut
berpartisipasi aktif di dalamnya.
2.2.4 Konsep Dasar Analisis Stakeholder

Analisis stakeholder diperlukan untuk mengetahui siapa saja


yang memiliki kepentingan/peran secara langsung maupun tidak
langsung terhadap program/proyek yang akan dilaksanakan. Analisis
stakeholder atau disebut juga analisis peran, peran pihak-pihak yang
terkait dalam program DRR.
Stakeholder (pemangku kepentingan) adalah individu maupun
organisasi yang secara umum dibedakan dalam 4 (empat) kelompok
utama, yaitu: 1). Penerima manfaat/Kelompok Sasaran (KSM,
anggota), 2). Pelaksana (Guswil, LSM pelaksana program DRR,

11
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

aktivis, Dinas, organisasi sosial, dll), 3). Pengambil keputusan (Kepala


Desa, Camat, Bupati, Satkorlak, Satlak, pemuka masyarakat, dll), dan
4). Pendana (NGO /INGO, Pemerintah, dll)
Setiap stakeholder memiliki pengaruh dan kekuasaan, semakin
besar pengaruh yang dimiliki seorang stakeholder, maka akan semakin
penting untuk memperhitungkan keterlibatan mereka dalam
proyek. Oleh sebab itu dapat ditentukan stakeholder yang perlu
dijadikan prioritas dalam perencanaan maupun pelaksanaan program.
Analisis stakeholder merupakan suatu alat untuk:
1. Memberikan gambaran mengenai semua lembaga,
kelompok dan individu yang berkaitan atau
berkepentingan dengan program
2. Mengidentifikasi kepentingan pihak-pihak tersebut
3. Menelaah konsekuensi dan implikasi yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan rencana program
maupun kegiatan.
2.2.5 Langkah – langkah melakukan analisis stakeholder
Langkah I, identifikasilah stakeholder-stakeholder kunci antara lain:
1. Siapa saja penerima manfaat yang potensial dari kegiatan ini?
2. Siapa saja yang mungkin menerima dampak buruk dari
kegiatan ini?
3. Apakah kelompok-kelompok yang rentan telah diidentifikasi?
Siapa saja?
4. Apakah kelompok-kelompok pendukung dan kelompok-
kelompok lawan juga telah diidentifikasi? Siapa saja?
5. Apa saja hubungan-hubungan yang terjadi di antara
stakeholder-stakeholder tersebut?
Langkah II, lakukan assessment terhadap kepentingan-kepentingan
para stakeholder dan dampak-dampak potensial yang muncul dari
kepentingan-kepentingan ini:

12
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

1. Apa saja harapan-harapan yang muncul dari para stakeholder


terhadap program/proyek ini?
2. Keuntungan-keuntungan/manfaat-manfaat apa saja yang
mungkin akan diperoleh para stakeholder?
3. Sumberdaya-sumberdaya apa saja yang bisa atau bahkan
mungkin sangat ingin dimobilisasi oleh para stakeholeder?
4. Apa saja kepentingan-kepentingan para stakeholder yang
berlawanan dengan tujuan-tujuan program/proyek?
Langkah III, lakukan assessment terhadap pengaruh dan
kepentingan para stakeholder ini :

Untuk setiap kelompok stakeholder lakukan lakukan assessment


terhadap;
1. Kekuasaan dan statusnya (politik, sosial, dan ekonomi)
2. Derajat / level lembaga / organisasinya
3. Penguasaan terhadap sumber-sumber daya yang strategis
4. Pengaruh-pengaruh informal (seperti hubungan-hubungan
personal)
5. Relasi kekuasaan dengan stakeholder lainnya
6. Arti penting terhadap keberhasilan program/proyek
Terdapat dua hal penting di sini, yaitu stakeholder yang mempunyai
pengaruh (influence) dan stakeholder yang sangat
berkepentingan/mempunyai arti penting (importance).
1. Pengaruh/influence lebih menunjukkan tingkat kekuasaan
yang dimiliki stakeholder terhadap jalannya
program/proyek. Hal ini dapat diuji melalui cara-cara
pengendalian dan penguasaan mereka terhadap proses-
proses pengambilan keputusan baik secara langsung maupun
melalui penguasaan terhadap jalannya program/proyek atau
sebaliknya melalui perintangan terhadap jalannya
program/proyek. Penguasaan ini bisa berasal dari status

13
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

atau kekuasaan yang memang dimiliki, ataupun melalui


hubungan informal dengan pemimpin-pemimpin formal
yang dia miliki selama ini.
2. Kepentingan/importance berkaitan dengan tingkatan di
mana pencapaian tujuan program/proyek sangat tergantung
pada keterlibatan aktif yang diberikan oleh kelompok
stakeholder bersangkutan. Stakeholder yang berkepentingan
terhadap program/proyek pada umumnya adalah yang
kebutuhan-kebutuhannya bersesuaian dengan tujuan
program/proyek. Beberapa kelompok stakeholder mungkin
sangat penting/importance terhadap satu program /proyek
(seperti: kelompok perempuan perdesaan pada program
kesehatan reproduksi), namun boleh jadi
pengaruhnya/influence sangat-sangat terbatas terhadap
program/proyek. Kelompok stakeholder ini membutuhkan
upaya-upaya khusus untuk lebih meningkatkan partisipasi
mereka serta lebih meyakinkan mereka bahwa kebutuhan-
kebutuhan mereka sungguh-sungguh sejalan dengan
program/proyek.
Baik pengaruh/influence maupun kepentingan/importance
dari berbagai stakeholder ini bisa diranking dengan skala
sederhana dan dipetakan satu sama lainny, sebagai langkah awal
untuk menentukan strategi yang cocok bagi pelibatan mereka.
Kedua variabel utama ini juga bisa dilakukan assessment di
tahap-tahap awal berdasarkan pengetahuan/informasi yang
dimiliki oleh pihak-pihak yang sangat mengenal “kepedulian”
para stakeholder tersebut terhadap program/proyek. Namun
demikian, assessment yang lebih mendalam perlu dilakukan
melalui wawancara-wawancara secara langsung (diperlukan
keterampilan bertanya).

14
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Langkah IV, buatlah satu kerangka untuk menentukan strategi


pelibatan stakeholder:
Rencana pelibatan stakeholder ini didasarkan pada:
1. Ketertarikan, pengaruh, dan kepentingan dari setiap kelompok
stakeholder
2. Upaya-upaya khusus yang diperlukan untuk melibatkan
stakeholder-stakeholder yang penting / yang bekepentingan
namun tidak mempunyai pengaruh.
3. Bentuk-bentuk partisipasi yang memadai pada keseluruhan
siklus program / proyek.
Berdasarkan hasil 4 tahap analisis stakeholder di atas, maka beberapa
rencana pendahuluan dapat disusun untuk melibatkan kelompok-
kelompok stakeholder tersebut dalam tahapan-tahapan program /
proyek secara berurutan.
Bagan 2 1 Matriks analisis peran stakeholder menurut brysson

Sumber: Brysson,John M.2004. What Do When Stakeholders Matter: Stakeholder


Indentification And Analysis Techniques. Minneapolis: Hubbert H.Humphrey
Institute Of Public Affairs,30.Diolah Penulis

1. Contest setter, memiliki pengaruh yang tinggi tetapi


sedikit kepentingan. Oleh karena itu, mereka dapat
menjadi risiko yang signifikan untuk harus dipantau.
2. Players, merupakan stakeholder yang aktif karena mereka
mempunyai kepentingan dan pengaruh yang tinggi
terhadap pengembangan suatu proyek/program.

15
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

3. Subject, memiliki kepentingan yang tinggi tetapi


pengaruhnya rendah dan walaupun mereka mendukung
kegiatan, kapasitasnya terhadap dampak mungkin tidak
ada. Namun mereka dapat menjadi pengaruh jika
membentuk aliansi dengan stakeholder lainnya.
4. Crowd, merupakan stakeholder yang memiliki sedikit
kepentingan dan pengaruh terhadap hasil yang diinginkan
dan hal ini menjadi pertimbangan untuk
mengikutsertakannya dalam pengambilan keputusan.
Pengaruh dan kepentingan akan mengalami perubahan dari
waktu ke waktu, sehingga perlu menjadi bahan
pertimbangan.
2.3 Analisis Delphi
2.3.1 Definisi Analisis Delphi
Analisis Delphi adalah metode yang banyak digunakan dan diterima
untuk mengumpulkan data dari responden dalam domain penelitian mereka.
Analisis ini dirancang sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan
untuk mencapai konvergensi pendapat tentang isu isu nyata. Proses Delphi
telah digunakan di berbagai bidang studi seperti perencanaan program,
penilaian assesment, penetuan kebijakan, dan pemanfaatan sumber daya untuk
mengembangkan berbagai alternatif, menjelajahi atau mengekspos yang
mendasari asumsi, serta berkorelasi penilaian pada suatu topik yang
mencakup berbagai disiplin ilmu. Analisis Delphi cocok sebagai metode
untuk pembangunan konsensus dengan menggunakan serangkaian kuesioner
dikirimkan menggunakan beberapa iterasi untuk mengumpulkan data panel
dari subyek yang dipilih. Analisis Delphi telah digambarkan sebagai sebuah
metode untuk penataan proses komunikasi kelompok agar dalam proses ini
efektif yang memungkinkan sekelompok individu, secara keseluruhan, untuk
menangani masalah yang kompleks. Analisis Delphi adalah salah satu dari
beberapa metode peramalan/perkiraan.

16
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

2.3.2 Tujuan Analisis Delphi


Tujuan dari Analisis Delphi adalah untuk mengembangkan suatu
perkiraan konsensus masa depan dengan meminta pendapat para ahli, dan
pada saat yang sama menghilangkan masalah sering terjadi yaitu komunikasi
tatap muka. Sedangkan menurut Delbecq, Van de Ven dan Gustafson,
Analisis Delphi dapat digunakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
 Untuk menentukan atau mengembangkan berbagai alternatif program
yang mungkin
 Untuk menjelajahi atau mengekspos asumsi yang mendasari atau
informasi yang mengarah ke penilaian yang berbeda
 Untuk mencari informasi yang dapat menghasilkan konsensus sebagai
bagian dari kelompok responden
 Untuk menghubungkan penilaian informasi pada topik yang mencakup
berbagai disiplin, dan
 Untuk mendidik kelompok responden mengenai aspek beragam dan
saling terkait dari topik.
2.3.3 Dasar-dasar Delphi
Konsep dasar dan karakteristik dari Metode Delphi antara lain:
1) Analisis Delphi memiliki 4 fase :
2) Merupakan metode peramalan kualitatif (Non – Statistik)
3) Responden yang digunakan adalah pakar/ahli yang berhubungan dengan
objek yang diteliti
4) Suatu konferensi jarak jauh dengan menggunakan kuisioner
5) Menurut Maassen dan Van Vught (1984) hasil Delphi lebih teliti dan
tingkat konsensus lebih tinggi karena delphi memperhatikan
ketidaksetujuan.
6) Tim Monotoring/ fasilitator mengirimkan kuesioner dan panel
ahli mengikuti petunjuk dan pandangan mereka. Jika konsensus tidak
tercapai, proses itu berjalan terus hingga membangun konsensus.
7) Anonymity of the participants (anonimitas peserta)

17
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Secara umum, prinsip dasar Delphi adalah :


 Anonimitas: para pakar yang memberikan pendapat tidak saling
mengenal (dirahasiakan)
 Iterasi: penilaian oleh para pakar dihimpun dan dikomunikasikan
kembali dalam dua putaran atau lebih, sehingga berlangsung proses
belajar sosial dan dimungkinkan berubahnya penilaian awal
 Tanggapan balik yang terkontrol: pengkomunikasian penilaian
dilakukan dalam bentuk rangkuman jawaban terhadap kuisioner
 Jawaban statistik: rangkuman dari jawaban setiap orang disampaikan
dalam bentuk ukuran tendensi sentral: distribusi frekuensi
 Konsensus pakar: kesepakatan opini dari suatu kasus (hasil akhir)

Dengan berbagai literatur dari berbagai studi, diperoleh beberapa


kekurangan dalam penggunaan analisis Delphi, diantaranya:
 Lambat dan menghabiskan banyak waktu
 Tidak mengijinkan untuk kemungkinan komunikasi verbal melalui
pertemuan langsung perseorangan
 Responden dapat salah mengerti terhadap kuisioner
 Tidak mengijinkan untuk kontribusi perspektif yang berhubungan
dengan masalah
 Tidak terdapat proses konfrontasi untuk mempertahankan argumen
masing-masing.
 Penggunaannya lemah dalam menentukan peramalan kompleks dalam
memperhatikan banyak faktor.

Selain itu, diperoleh beberapa kelebihan dalam penggunaan analisis


Delphi, diantaranya:
 Delphi mengabaikan nama dan mencegah pengaruh yang besar satu
anggota terhadap anggota lainnya sehingga tercapai objektivitas.

18
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

 Masing-masing responden memiliki waktu yang cukup untuk


mempertimbangkan masing-masing bagian dan jika perlu melihat
informasi yang diperlukan untuk mengisi kuisioner.
 Menghindari tekanan sosial psikologi.
 Perhatian langsung pada masalah.
 Memenuhi kerangka kerja.
 Menghasilkan catatan dokumen yang tepat.
 Bermanfaat dalam menjawab satu pertanyaan, khusus, dan dalam
sebuah (satu) dimensi.

2.3.4 Langkah – Langkah Dalam Analisis Delphi

Menurut Fowles (1978), terdapat beberapa langkah dalam metode Delphi:


1. Membentuk sebuah tim kerja yang mengambil keputusan dan
meminitor analisis Delphi pada partisipan.
2. Pemilihan satu atau lebih responden untuk berpartisipasi. Biasanya
secara teratur kepada partisipan pada suatu daerah investigasi, seperti
penelitian dan proyek.
3. Melaksanakan tahap pertama questionnaire I Delphi.
4. Menguji pengejaan (mengenai ambiguitas, kejanggalan, dsb.) pada
lembar questionnaire untuk penulisan lebih baik seperlunya.
5. Menyerahlan lembar questionnaire pertama pada panelis.
6. Analisis respon-respon dari tahap pertama.
7. Persiapan terhadap tahap dua lembar pertanyaan Delphi (dengan
pengujian yang memungkinkan).
8. Menyerahkan lembar questionnaire II pada panelis.
9. Analisis respon-respon dari tahap kedua (iterasi atau pengulangan
proses langkah 7 hingga 9 dapat dilakukan menurut keperluan hingga
tercapai stabilitas hasil yang didapatkan).
10. Persiapan mengenai laporan oleh tim analisis untuk menyimpulkan
hasil dari analisis.

19
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Analisis Delphi menggunakan instrument penelitian


berupa questionnaire. Questionnaire merupakan alat pemeroleh data primer
yang disusun berdasarkan parameter-parameter analisis yang dibutuhkan
dan relevan sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian.
Penyusunan questionnaire dalam Delphi biasanya dibentuk dalam format
tabulasi (matriks). Pada questionnaire I, disusun pernyataan hasil transformasi
dari sub-indikator variabel, kemudian diverifikasi dan divalidasi oleh para
pakar terkait. Setelah mendapatkan masukan dan pendapat dari beberapa
pakar, kemudian pernyataan-pernyataan tersebut ditransformasikan menjadi
pertanyaan yang dituangkan dalam bentuk questionnaire II, dan digunakan
sebagai instrument pengumpulan data yang didistribusikan kepada responden
yang dapat merepresentasikan populasi terkait variabel tersebut.

2.3.5 Kelebihan Metode Delphi

 Hasil berdasarkan dari para ahli.


 Anonimitas dan isolasi memungkinkan kebebasan yang maksimal dari
aspek-aspek negative dari interaksi sosial.
 Opini yang diungkapkan para ahli luas, karena dari pendapat masing-
masing ahli.

20
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

2.3.6 Kekurangan Metode Delphi

 Biaya yang besar untuk mengundang para ahli.


 Hasil berdasarkan anggapan-anggapan (asumsi).
 Tidak semua hasil berjalan sesuai prediksi.
 Memakan waktu yang lama
 Metode ini mengumpulkan pendapat dari para ahli yang paling
berkualitas dan pada saat yang sama mengeliminasi masalah
(mendesak, rasa malu, pemikiran-kelompok) pada kelompok.

21
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

BAB III

LANGKAH ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

3.1 Studi Kasus


Wisata Rowo Bayu yang terletak di Desa Bayu Kecamatan Songgon Kota Banyuwangi. Rowo Bayu merupakan salah satu
tujuan wisata yang sekarang lagi Hits dibicarakan di berbagai media sosial ini dapat dijadikan sebagai potensi Desa Bayu untuk
mengembangkan wisata Rowo Bayu. Pemerintah Desa Bayu dapat menyebarluaskan potensi lain yang dimiliki oleh Rowo Bayu
seperti wisata yang kaya akan social budayanya Rowo Bayu. Meski demikian meskipun Rowo Bayu sudah dikenal oleh banyak
orang namun akibat kondisi fasilitas yang di sediakan oleh Wisata Rowo Bayu ini Pengunjung atau wisatawan yang berkunjung
hanya sekali saja dan jarang untuk kembali lagi. Maka dari itu berdasasrkan uraian diatas Rumusan Masalah disini adalah “ Apa
saja Rekomendasi Strategi Pengembangan Wisata Rowo Bayu untuk mempersiapkan pengelolaan Rowo Bayu yang akan
dikelola oleh Pemerintah Desa Bayu?”

3.2 Tahapan Analisis Faktor Kualitatif


3.2.1 Analisis Deskriptif
Berdasarkan dari hasil kajian teori dapat ditemukan beberapa variable dan indikator penelitian, dimana inidikator tersebut
untuk menentukan variabel yang akan digunakan untuk penelitian. Maka dari itu kami menggunakan analisis deskriptif untuk
mendapatkan variable yang sesuai dengan studi kasus penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut.

22
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Tabel 3. 1 Analisis Deskriptif berdasarkan jurnal terkait


METODE VARIABLE INDICATOR PARAMETER
JUDUL TUJUAN SASARAN
PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN
- Wisatawan asing
Pangsa pasar - Wisatawan nasional
- Wisatawan lokal
- Nilai sejarah
- Keaslian
Untuk metode survey, Tourist Attraction - Panorama alam
Mengetahui dimana - Flora & fauna
Strategi informasi - Skala Even
STRATEGI Perencanaan diperoleh dari -Ketersediaan
PERENCANAAN DAN Dan responden yang Infrastruktur
PENGEMBANGAN Pengembangan dikumpulkan - Kebersihan
OBJEK WISATA
Objek Wisata Pengembangan secara empiric Infrastruktur
(STUDI KASUS
- Kondisi Infrastruktur
PANTAI
(Studi Kasus Wisata Bahari untuk - Ketersediaan
PANGANDARAN Pantai memperoleh Akomodasi
KABUPATEN CIAMIS Pangandaran pendapat dari - Prasarana Transportasi
Kabupaten sebagian Aksebilitas
JAWA BARAT) - Kepastian Transportasi
Ciamis Jawa populasi
Barat) terhadap obyek - Interprestasi
Fasilitas dan
penelitian - Kelengkapan
pelayanan
- Kualitas SDM
wisatawan
- Sistem penanganan

- Kerjasama
Institusional
- Penerimaan Masyarakat
FAKTOR YANG Untuk teori Yoeti
pengukuran
MEMPENGARUHI mengetahui Jarak dalam Mukiroh
dengan observasi
PERBEDAAN kelebihan dan Jenis Kendaraan (2012) yang
dan wawancara
JUMLAH kekurangan Potensi Wisata Aksesibilitas Wktu menyatakan jika
PENGUNJUNG
menggunakan
masingmasing Biaya suatu obyek
OBYEK WISATA pedoman
pengembangan Kondisi medan tidak didukung
PANTAI kuesioner
objek wisata. oleh
aksesibilitas

23
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

METODE VARIABLE INDICATOR PARAMETER


JUDUL TUJUAN SASARAN
PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN
BALEKAMBANG DAN yang memadai
PANTAI NGLIYEP DI maka obyek
KABUPATEN yang memiliki
MALANG atrakasi sangat
susah untuk
menjadi industri
pariwisata
teori yang
disampaikan
Murtini
(2007:32) yang
menyatakan
bahwa suatu
lokasi obyek
Tidak menarik wisata akan
Kurang Menarik menarik
Atraksi Menarik perhatian
Sangat Menarik wisatawan untuk
mengunjunginya
jika didalam
suatu lokasi
tersebut terdapat
beraneka atraksi
dengan kualitas
yang tinggi.
teori yang
disampaikan
Buruk
Middleton dalam
Kurang Baik
Fasilitas penunjang Yoeti (2008:4)
Baik
yang
Sangat Baik
menyatakan
bahwa fasilitas

24
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

METODE VARIABLE INDICATOR PARAMETER


JUDUL TUJUAN SASARAN
PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN
wisata fungsinya
adalah
memenuhi
kebutuhan
wisatawan
selama tinggal
untuk sementara
waktu di lokasi
wisata yang
dikunjungi.
The Chartered
Institute of
Personnel and
Development
(CIPD) dalam
Mullins (2005)
yang
menyatakan
bahwa sumber
Buruk daya manusia
Sumber Daya Kurang Baik dinyatakan
Manusia dan Sikap Baik sebagai strategi
Sangat Baik perancangan,
pelakasanaan
dan
pemeliharaan
untuk mengelola
manusia untuk
kinerja usaha
yang optimal
termasuk
kebijakan

25
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

METODE VARIABLE INDICATOR PARAMETER


JUDUL TUJUAN SASARAN
PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN
pengembangan
dan proses untuk
mendukung
strategi yang
berdampak pada
jumlah
kunjungan
wisatawan
- Adanya dana untuk
penggembangan
wisata berbasis
Ekonomi masyarakat konsep CBT
-Terciptanya lapangan (Suansri, 2003
pekerjaan dan Sumber
untuk - Timbulnya pendapatan Lainnya) yaitu
mengembangkan masyarakat lokal :
Konsep Pengembangan pariwisata - Peningkatan kualitas Dimensi
Pariwisata Berbasis berbasis hidup ekonomi
Masyarakat (CBT) Di Persepsi Analisis
masyarakat Di - Peningkatan 58
Kawasan Danau Masyarakat Deskriptif Sosial
Napabale Dan Danau kawasan Danau kebangaan komunitas
Motonuno Napabale dan - Kesediaan dan
Danau kesiapan masyarakat
Motonuno -Membantu Dimensi sosial
berkembangnya Dimensi
pertukaran budaya
budaya Dimensi
Budaya
- Mendorong masyarakat lingkungan
untuk menghormati
Dimensi politik
budaya yang berbeda
Fasilitas
- Mengenalkan budaya
Pendukung
lokal
-Kepedulian akan
Lingkungan perlunya
konservasi

26
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

- Mengatur pembuangan

27
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

METODE VARIABLE INDICATOR PARAMETER


JUDUL TUJUAN SASARAN
PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN
sampah dan limbah
- Ketersediaan air bersih
-Meningkatkan partisipsi
dari penduduk local
- Peningkatan kekuasaan
Politik
komonitas yang lebih
luas
- Menjamin hak-hak
dalam pengelolaan SDA
Mampu dikembangkan
Fasilatas Pendukung Sarana dan prasarana
pendukung
Eren Dea Ajeng
Inggil Santosa,
Choirul Shaleh,
Minto Hadi,”
Pengembangan
Untuk Objek Pariwisata
Menganalisa
mengetahui Sebagai Upaya
ANALISIS PENGARUH pengaruh
pengaruh Untuk
PENGEMBANGAN pengembangan
pengembangan 1. Lokasi Meningkatkan
PARIWISATA pariwisata
PUNCAKMAS pariwisata Pengembanga n 2. Promosi Pariwisata Ekonomi Lokal
Puncak Mas statistik
TERHADAP Puncak Mas Pariwisata 3. Aksesbilitas (Studi Kasus
terhadap deskriptif
PENINGKATAN terhadap 4. Sarana dan Prasarana Objek Wisata
peningkatan
PENDAPATAN peningkatan 5. Akomodasi Banyu Biru di
pendapatan
EKONOMI pendapatan Kabupaten
MASYARAKAT
ekonomi
ekonomi Pasuruan)”.
masyarakat
masyarakat Jurnal
sekitar
sekitar Administrasi
Publik (JAP)
Vol. 3, No. 1,
hlm. 89
Pendapatan 1. Usia Deddi

28
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

METODE VARIABLE INDICATOR PARAMETER


JUDUL TUJUAN SASARAN
PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN
Masyarakat 2. Curahan Waktu Kerja Nordiawan,
3. Tingkat Pendidikan Iswahyudi Sondi
4. Jumlah Pendapatan Putra, Maulidah
Rahmawati,
(2009)
Metode 1. Jenis ragam Daya Prinsip
theoretical tarik desa wisata pengembangan
Budaya seni dan
analytic 2. Jenis keunikan desa wisata
tradisi khas setempat
menggunakan kebudayaan dan adalah sebagai
konstruksi teori kesenian salah satu
untuk melandasi tradisiona produk wisata
perumusan Kegiatan sehari-hari alternatif yang
1. Jenis kegiatan
faktor-faktor masyarakat dapat
perekonomian yang unik
pemilihan lokasi setempat yang memberikan
dan khas yang berkaitan
kawasan desa sebagian besar dorongan bagi
dengan desa wisata
ARAHAN menyusun wisata yang bermata pencaharian pembangunan
Menganalisa sebagai petani
PENGEMBANGAN arahan paling potensial pedesaan yang
faktor-faktor
KAWASAN DESA pengembangan untuk 1. Partisipasi berkelanjutan
pendukung
WISATA DI DESA kawasan desa dikembangkan. masyarakat serta memiliki
pengembangan Partisipasi
TULUNGREJO, wisata di desa Kemudian setempat yang prinsip-prinsip
KECAMATAN PARE, kawasan Desa masyarakat lokal
Tulungrejo, metode mendukung pengelolaan
KABUPATEN KEDIRI Wisat dalam
Kecamatan Pare. empirical pengembangan kawasan antara lain, ialah
pengembangan
analytic desa wisata (Gumelar, 2010),
kawasan desa wisata
menjadikan teori 2. Partisipasi dan Untuk
sebagai batasan kelompok pariwisata menjadi suatu
lingkup di kawasan daerah tujuan
kemudian penelitian wisata, agar
mengidentifikasi 1. Ketersediaan sarana dapat menarik
faktor empiris kesehatan 2. untuk dikunjungi
sebagai faktor Ketersediaan oleh wisatawan,
Sarana dan
yang juga sarana peribadatan harus memiliki 3
prasarana dasar yang
berpengaruh 3. Kondisi jalan syarat
tersedia di kawasan
dalam pemilihan 4. Jenis sarana
desa wisata
transportasi

29
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

5. Ketersediaan
prasana listrik
6. Ketersediaan prasarana

30
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

METODE VARIABLE INDICATOR PARAMETER


JUDUL TUJUAN SASARAN
PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN PERSASARAN
lokasi kawasan telekomunikasi (Putra,2006)
desa wisata yang 7. Ketersediaan prasarana
paling potensial air bersi
untuk 1. Ragam daya tarik
dikembangkan. wisata
2. Aksesbilitas tinggi
menuju kawasan desa
Ketersediaan
wisata
fasilitas
3. Menyediakan sarana
pendukung desa
dan prasarana
wisata yang berciri
pendukung
khas setempat
kegiatan wisata
4. Ketersediaan fasilitas
rumah makan yang
menyajikan menu berciri
khas Desa.
Kelembagaan yang 1. Ketersediaan pengelola
mengelola desa wisata
pengembangan 2. Kualitas SDM
kawasan desa wisata 3. Kesempatan investasi

31
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Dari hasil analisis deskriptif dengan menelaah jurnal-jurnal dan teori yan g
berhubungan dengan pemngembangan pariwisata didapatkan lima (6) variable yang
paling berpengaruh dan sering dipakai sebagai pertimbangan dalam pengembangan
pariwisata Variabel penelitian tersebut diperoleh dari variable-variabel dan indikator
yang ditemukan dalam kajian pustaka. Didalam variabel tersebut terdapat beberapa
indicator yang relevan untuk diobservasi terkait pengembangan kawasanwisata.
Sehingga komponen tersebut dapat dijadikan sebagai variabel penenlitian, Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut

Variabel Alasan Memilih Variabel


Fasilitas Pendukung Keberadaan Fasilitas pendukung sangat penting karena fasilitas
wisata fungsinya adalah memenuhi kebutuhan wisatawan
selama tinggal untuk sementara waktu di lokasi wisata yang
dikunjungi. Semakin lengkap dan nyaman fasilitas pendukung
di kawasan wisata tersebut semakin tenang wisatawan yang
hadir karena semua sudah tersedia di kawasan tersebut.
Atraksi Atraksi merupakan identitas suatu lokasi wisata yang mana
suatu lokasi obyek wisata akan menarik perhatian wisatawan
untuk mengunjunginya jika didalam suatu lokasi tersebut
terdapat beraneka atraksi dengan kualitas yang tinggi.
Aksebilitas Aksebilitas tinggi akan menentukan seberapa banyak
pengunjung suatu objek wisata , obyek wisata yang tidak
didukung oleh aksesibilitas yang memadai maka obyek tersebut
memiliki potensi sangat susah untuk menjadi industri
Pariwisata
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dinyatakan sebagai strategi perancangan,
pelakasanaan dan pemeliharaan untuk mengelola manusia
untuk kinerja usaha yang optimal untuk mendukung strategi
yang berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan
Institusional Institusional sangat berperan dalam kebijakan pengembangan

30
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

dan proses untuk mendukung strategi yang berdampak pada


jumlah kunjungan wisatawan
Promosi Promosi berperan dalam peningkatan kunjungan wisatawan
wisata Rowo Bayu

Setelah melakukan analisis deskriptif selanjutnya yang harus kita lakukan adalah
menentukan stakeholder nya penentuan stakeholder ini bertujuan untuk
mengetahui siapa saja yang akan dipengaruhi dan mungkin akan memberikan
pengaruh terhadap program/proyek serta individu atau kelompok mana yang
perlu dilibatkan dalam program atau proyek terkait pengembangan pariwisata
Rowo Bayu di Desa Bayu, dengan menggunakan analisis selanjutnya yaitu
analisis stakeholder.

3.2.2 Analisis
Stakeholder
Tahapan analisis:

Identifikasilah Stakehoder- stakeholder kunci. Stakehoder- stakeholder kunci


adalah mereka yang memiliki kewenangan legal dalam hal pengambilan
keputusan. Di dalam penelitian ini stakeholders kunci adalah stakeholders yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata Rowo Bayu
Desa Bayu.

Tabel 3. 2 I
dentifikasi Peran Stakeholder dalam pengembangan wisata Rowo Bayu, Desa Bayu

Stakeholder Peran

Pemilik lahan dan juga investor dalam


pengembangan Rowo Bayu,
merancang denah pengembangan
Perhutani
Rowo Bayu berdasarkan rekomendasi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan
juga Pokmas

31
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Stakeholder Peran

Ada 2 peran yang dimiliki Dinas


Dinas Kebudayaan dan
Kebudayaan dan Pariwisata, yaitu
Pariwisata
Promosi dan pelatihan mengenai menjamu
Kabupaten Banyuwangi
wisatawan.

BUMDes BUMDes Desa Bayu berperan melindungi


Desa Bayu unit-unit usaha yang dilakukan Pokmas
Sebagai Pelaksana Lapangan, Pokmas
bertugas menyediakan
Pokmas faktor-faktor penunjang suatu destinasi
wisata seperti penginapan, warung-
warung, dan lain-lainya.

Setelah melakukan tahap indentifikasi dan mendaftar seluruh stakeholder


dalam pengembangan wisata Rowo Bayu berdasarkan perannya langkah
selanjutnya yang dijalankan adalah melakukan assestment terhadap kepentingan
para stakeholder. Hal ini dilakukan karena kecamatan madapangga menghadapi
begitu banyak stakeholder dan harus memilih untuk mengedepankan stakeholder
yang mana dengan tetap memperhatikan stakeholder sisanya.
Dalam melakukan pengembangan destinasi wisata Rowo Byu ada beberapa
pihak yang terlibat, yaitu Dinas pariwisata, perhutani, bumdes desa bayu, dan
kelompok masyarakat (Pokmas) Desa Bayu. Rowo bayu ini dalam
pengembangannya di tangani oleh dinas pariwisata dan perhutani, Rowo Bayu
menjadi salah satu cabang usaha BUMdes, Pokmas sebagai pelaksana lapangan.
Hal ini mengakibatkan adanya pembagian kepentingan-kepentingan yang akan
terjadi dalam pengembangan wisata ini. Berikut adalah pembagian pendapatan
berdasarkan interest (kepentingan) nya.

32
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

CHART TITLE

POKMA
S

DINASPARIWISATA

BUMDE
S

PERHUTAN
I

0% 10% 20% 30% 40% 50%

Bagan 3. 1 Skoring Interest (kepentingan)

Kesimpulan dari tahap analisis stakeholder adalah sebagai berikut:


1. Stakeholder primer
Masyarakat berperan sebagai stakeholder primer karena masyarakat
memiliki kepentingan langsung sebagai pihak yang berperan aktif
dalam pelaksana kegiata di lapangan, menyediakan faktor-faktor yang
diperlukan sebuah area wisata seperti warung makan, parkiran ,
penginapan dan lain-lain. Masyarakat tersebut ialah masyarakat yang
tergabung dalam Kelompok masyarakat Desa Bayu (POKMAS) Desa
Bayu.
2. Stakeholder sekunder
Stakeholder sekunder dalam pengembangan destinasi wisata rowo
bayu ini adlah pemerintah dinas pariwisata dan kebudayaan. karena
meskipun mereka tidak memilki pengaruh yang besar terhadap
perkembangan Wisata Rowo Bayu, mereka memiliki
kepentingan yang mengharuskan mereka untuk ikut terlibat di dalam
proses pengembangannya.
1. Stakeholder contest setter

33
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Masyarakat Desa Bayu yang memiliki tanah di sekitar Rowo


Bayu yang kemudian tanah miliknya dijadikan lahan untuk
mengembangkan Rowo Bayu merupakan stakeholder contest setter
karena mereka memiliki pengaruh yang tinggi terhadap
perkembangan Wisata Rowo Bayu sebab tanah miliknya dijadikan
sebagai lahan untuk mengembangkan Wisata Rowo Bayu tetapi
mereka memiliki sedikit kepentingan karena tidak terlalu ikut
campur dalam proses pengelolaan dan pembangunan-pembangunan
dibidang lainnya. Selain itu juga pihak pemerintah yaitu Dinas
Pariwisata dan Budaya mereka memiliki kekuasaan atau pengaruh
yang tinggi namun seikit kepentingan karena tidak berperan secara
langsung dalam pengembangan wisata rowo bayu.
2. Stakeholder players
Stakeholder players dalam pengembangan Wisata Rowo Bayu
adalah pihak BUMdes dan pihak PERHUTANI karena mereka
bertindak sebagai pihak yang paling dominan dalam
mengembangkan Wisata Rowo Bayu. PERHUTANI memiliki
kepentingan dan pengaruh yang tinggi telah melakukan berbagai
pembangunan yang mendukung pengembangan Wisata Rowo Bayu
yaitu: Pembuatan jalan dan tugu selamat datang, Pembuatan loket
masuk dan loket keluar, Pembuatan jalur masuk untuk pejalan kaki,
Penataan area parkir kendaraan pengunjung, Pembuatan pagar di
samping talang air, Pembangunan mushola dan toilet,
Pembangunan jalan alternatif, dan Pembuatan loket kesekretariatan
Wisata Rowo Bayu.
3. Stakeholder subject
Stakeholder subject dalam pengembangan Wisata Rowo Bayu
adalah
pemerintah, yaitu Masyarakat Desa Bayu yang berada disekitaran
area wisata kelompok ini memiliki kepentingan (interest) yang

34
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

tinggi karena bergerak langsung dalam pelaksanaan dilapangan


seperti berdagang di warung, penginapan, penjaga parkiran, dll.
Namun tidak memiliki kekuasaan (power) yang tinggi sehingga
tidak aktif dalam penentuan kebijakan pengembangandaerah wisata
Rowo Bayu.
4. Stakeholder crowd
Stakeholder crowd dalam pengembangan Wisata Rowo Bayu
adalah pengunjung. Pihak ini memiliki kepentingan dan kekuasaan
yang rendah namun pendapatnya perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan.

3.2.3 Analisis Delphi

Tabel 3. 3 Tabel Data Umum Respoden (Stakeholder)


No Responden Jabatan
1 I Perhutani
2 II Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi
3 III BUMDES

35
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

4 IV Pokmas

Kemudian 4 orang pakar diatasdiberikan Questionnaire I atas variabel


penelitian ini, maka dapat ditabulasikan hasilnya pada tabel berikut:
Tabel 3. 4 Tabel Eksplorasi Analisis Delphi Tahap I
Panel X(n) Variabel R1 R2 R3 R4
X1 Fasilitas Pendukung TS S S S
X2 Atraksi S S S S
X3 Aksesibilitas S S S S
X4 Infrastruktur S S S S
X5 Sumber Daya Manusia S S S S
X6 Institusional TS S S S

 Variable yang disetujui Responden alasannya adalah sebagai berikut:


1. Fasilitas pendukung: Keberadaan Fasilitas pendukung sangat penting
karena fasilitas wisata fungsinya adalah memenuhi kebutuhan wisatawan
selama tinggal untuk sementara waktu di lokasi wisata yang dikunjungi.
Semakin lengkap dan nyaman fasilitas pendukung di kawasan wisata tersebut
semakin tenang wisatawan yang hadir karena semua sudah tersedia di
kawasan tersebut. (di setujui oleh Responden 2,3, dan 4)
2. Atraksi merupakan identitas suatu lokasi wisata yang mana akan menjadikan
wisata Rowo Bayu menjadi suatu lokasi obyek wisata akan menarik
perhatian wisatawan untuk mengunjunginya jika didalam suatu lokasi
tersebut terdapat beraneka atraksi dengan kualitas yang tinggi. (di setujui
oleh Responden 1,2,3, dan 4)
3. Aksebilitas tinggi akan menentukan seberapa banyak pengunjungsuatu
objek wisata, obyek wisata yang tidak didukung oleh aksesibilitas yang
memadai maka obyek tersebut memiliki potensi sangat susah untuk
menjadi industri pariwisata. (di setujui oleh Responden 1, 2,3, dan 4)

36
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

4. Sumber daya manusia dinyatakan sebagai strategi perancangan,


pelakasanaan dan pemeliharaan untuk mengelola manusia untuk
kinerja usaha yang optimal untuk mendukung strategi yang berdampak
pada jumlah kunjungan wisatawan rowo bayu . (di setujui oleh
Responden 1,2,3, dan 4)
5. Institusional sangat berperan dalam kebijakan pengembangan dan
proses untuk mendukung strategi yang berdampak pada jumlah
kunjungan wisatawan di wisata rowo bayu. . (di setujui oleh Responden
2,3, dan 4)

 Stakeholders Konsensus
Nilai stakeholders konsensus pada setiap variable penelitian yang dianalisa
harus diatas 80%. Dimana variable tersebut dikatakan berpengaruh jika lebih dari
80% disetujui oleh Steholders. Rumus Perhitungan Stakeholders Konsensus
adalah:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑆𝑡𝑢𝑗𝑢


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 × 100% = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑘𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑠𝑢𝑠

Tabel Stake Holders Konsensus


Stakeholders
Panel X(n) Variabel
Konsensus
X1 Fasilitas Pendukung ¾=75%
X2 Atraksi 4/4=100%
X3 Aksesibilitas 4/4=100%
X4 Infrastruktur 4/4=100%
X5 Sumber Daya Manusia 4/4=100%
X6 Institusional ¾=75%

37
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Dari hasil rekapitulasi diatas maka didapatkan, terdapat 2 variabel


yang masih belum mencapai sebuah konsensus yaitu fasilitas pendukung dan
institusional. Variable yang tidak disetujui Responden adalah sebagi berikut:

1. Fasilitas pendukung fasilitas pendukung dalam artian lengkap sekali


sesuai standar wisata sepertinya tidak sesuai dengan kondisi eksisting
lahan yang ada di rowo bayu. Selain lahan juga biaya yang diberikan
tidak cukup untuk melakukan pembangunan yang berlebih.
( Responden 1)
2. Institusional institutional sepertinya tidak perlu dilibatkan langsung
dlam proses pengembangan wisata Rowo Bayu, untuk skala
pengembangan wisata Rowo Bayu sepertinya dapat dilakukan secara
internal antar pihak desa dan Perhutani saja. . ( Responden 1)

Menurut hasil dari eksplorasi bahwa salah satu responden secara


implisit menyebutkan bahwa perlu variabel baru dalam pengembangan
kawasan wisata.

Tabel 3. 5 Tabel Basis Variabel Untuk Tahap Iterasi I


Variabel Keterangan
Fasilitas Pendukung Belum
Institusional Konsensus
Promosi Variabel baru

Setelah didapatkan hasil eksplorasi analisis Delphi, maka dilakukan


pengembangan kuesinoer pada tahap selanjutnya. Variabel yang belum
mencapai konsensus dan penambahan variabel pada tahap eksplorasi
sebelumnya dijadikan basis dalam penyusunan kuesioner wawancara di tahap
iterasi.

38
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Tabel 3. 6 Tabel Hasil Iterasi Analisis Delphi Tahap I


Variabel R1 R2 R3 R4
Fasilitas Pendukung S S TS S
Institusional TS TS TS S
Promosi S S S TS

 Stakeholders Konsensus
Nilai stakeholders konsensus pada setiap variable penelitian yang dianalisa
harus diatas 80%. Dimana variable tersebut dikatakan berpengaruh jika lebih dari
80% disetujui oleh Steholders. Rumus Perhitungan Stakeholders Konsensus
adalah:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑆𝑡𝑢𝑗𝑢


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 × 100% = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑘𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑠𝑢𝑠

Tabel Stake Holders Konsensus


Stakeholders
Variabel
Konsensus
Fasilitas Pendukung ¾=75%
Promosi 1/4=25%
Institusional ¾=75%

Dilihat dari tabel diatas bahwa kesemua responden masih memiliki


perbedaan pendapat dari variabel yang telah diajukan dalam kuisoner Delphi.
Dan nilai consensus pada tiap variablelnya kurang dari 80%. Maka dari itu
perlu dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap Iterai II dikarenakan pada tahap
sebelumnya penentuan variabel masih belum mencapai konsensus.

Tabel 3. 7 Tabel Basis Variabel Untuk Tahap Iterasi II


Variabel Keterangan
Fasilitas Pendukung Belum

39
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Variabel Keterangan
Institusional Konsensus
Promosi

Setelah didapatkan hasil dari tahap Iterasi I analisis Delphi, maka


dilakukan pengembangan kuesinoer pada tahap selanjutnya. Variabel yang
belum mencapai konsensus pada Iterasi I sebelumnya dijadikan basis dalam
penyusunan kuesioner wawancara di tahap Iterasi II.

Tabel 3. 8 Tabel Hasil Iterasi Analisis Delphi Tahap II


Variabel R1 R2 R3 R4
Fasilitas Pendukung S S S S
Institusional TS TS TS TS
Promosi S S S S

 Stakeholders Konsensus
Nilai stakeholders konsensus pada setiap variable penelitian yang dianalisa
harus diatas 80%. Dimana variable tersebut dikatakan berpengaruh jika lebih dari
80% disetujui oleh Steholders. Rumus Perhitungan Stakeholders Konsensus
adalah:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑆𝑡𝑢𝑗𝑢


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 × 100% = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑘𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑠𝑢𝑠

Tabel Stake Holders Konsensus


Stakeholders
Variabel
Konsensus
Fasilitas Pendukung 4/4=100%
Promosi 4/4=100%
Institusional 0%

40
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

Dari hasil rekapitulasi diatas maka didapatkan, terdapat 2 variabel


yang telah mencapai sebuah konsensus yaitu fasilitas pendukung dan
Promosil. Kemudian variable Institusional yang tidak disetujui oleh seluruh
Responden dan memiliki nilai consensus 0%. Jadi variable tersebut
dihilangkan karena dinilai tidak berpengaruh dalam pengembangan wisata.

Setelah dilakukan tahap Iterasi II maka didapatkan hasil bahwa


kesemua zona telah mencapai konsensus. Dilihat dari tabel diatas bahwa
kesemua responden telah sepakat dalam Rekomendasi Strategi Pengembangan
Wisata Rowo Bayu untuk mempersiapkan pengelolaan Rowo Bayu yang akan
dikelola oleh Pemerintah Desa Bayu.

Tabel 3. 9 Hasil kuisioner Iterasi II yang telah mencapai konsensus

Variabel Alasan variabel mencapai konsensus


Fasilitas Pendukung Keberadaan Fasilitas pendukung sangat penting karena fasilitas
Konsensus wisata fungsinya adalah memenuhi kebutuhan wisatawan selama
tinggal untuk sementara waktu di lokasi wisata yang dikunjungi.
Semakin lengkap dan nyaman fasilitas pendukung di kawasan
wisata tersebut semakin tenang wisatawan yang hadir karena
semua sudah tersedia di kawasan tersebut.
Atraksi Atraksi merupakan identitas suatu lokasi wisata yang mana suatu
Konsensus lokasi obyek wisata akan menarik perhatian wisatawan untuk
mengunjunginya jika didalam suatu lokasi tersebut terdapat
beraneka atraksi dengan kualitas yang tinggi.
Aksebilitas Aksebilitas tinggi akan menentukan seberapa banyak
Konsensus pengunjung suatu objek wisata , obyek wisata yang tidak
didukung oleh aksesibilitas yang memadai maka obyek tersebut
memiliki potensi sangat susah untuk menjadi industri pariwisata
Sumber Daya Sumber daya manusia dinyatakan sebagai strategi perancangan,
Manusia pelakasanaan dan pemeliharaan untuk mengelola manusia untuk
Konsensus kinerja usaha yang optimal untuk mendukung strategi yang

41
MODUL ANALISIS FAKTOR KUALITATIF

berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan


Promosi Promosi berperan dalam peningkatan kunjungan wisatawan
Konsensus wisata Rowo Bayu

Maka dari hasil dari tahap Iterasi II ini yaitu semua responden telah
mencapai konsensus dalam penentuan Rekomendasi Strategi Pengembangan
Wisata Rowo Bayu untuk mempersiapkan pengelolaan Rowo Bayu yang akan
dikelola oleh Pemerintah Desa Bayu. Sehingga proses Analisis Delphi ini
telah selesai karena semua responden telah mencapai konsensus yang dimana
pada tahap sebelumnya di Iterasi I belum mencapai konsensus.

Tabel 3. 10 Tabel Analisis Delphi


Variabel
Fasilitas Pendukung
Atraksi
Aksesibilitas
Sumber Daya Manusia
Promosi

Sehingga pada penelitian ini, zonasi yang akan digunakan dalam


penentuan Rekomendasi Strategi Pengembangan Wisata Rowo Bayu yaitu
fasilitas pendukung, atraksi, aksesibilitas, sumber daya manusia dan promosi.

42

Anda mungkin juga menyukai