Anda di halaman 1dari 7

Serumen prop atau dikenal juga dengan impaksi serumen adalah akumulasi serumen berlebih

yang menyebabkan timbulnya tuli konduktif, dan/atau membuat pemeriksaan telinga tidak
dapat dilakukan. Serumen sendiri merupakan sekresi normal dari kelenjar seruminosa dan
sebasea yang berasal dari 1/3 bagian luar saluran pendengaran. Serumen terdiri dari
glikopeptida, lipid, asam hialuronat, asam sialat, enzim lisosom dan imunoglobulin. Serumen
memberikan efek perlindungan terhadap telinga dengan mempertahankan keseimbangan
asam (pH 5,2–7,0) di auditori kanal eksterna dan juga melumasi kanal serta memiliki sifat
antibakteri dan antijamur.[1,2]

Serumen prop umumnya disebabkan oleh faktor genetik. Hal inilah yang menyebabkan
mengapa beberapa orang membentuk serumen lebih cepat dan banyak dibandingkan yang
lain. Faktor berikutnya adalah variasi bentuk anatomi berupa penyempitan saluran telinga,
baik bawaan ataupun didapat. [2-4]

Diagnosis serumen prop dapat ditegakkan jika terdapat gejala berupa otalgia, tinnitus,
vertigo, batuk, rasa gatal dan penuh pada telinga serta terdapatnya gangguan pendengaran,
atau terdapat akumulasi serumen berlebih saat pemeriksaan telinga. [2-4]

Sebelum memberikan penatalaksanaan, dokter harus dapat melakukan anamnesis dan


pemeriksaan fisik yang tepat untuk menilai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pengobatan, seperti stenosis saluran telinga, membran timpani tidak intak, diabetes mellitus,
imunokompromais atau terapi antikoagulan.[2-4]

Penatalaksanaan serumen prop dapat meliputi pemberian edukasi berupa membersihkan


bagian luar telinga dengan kain, memberikan serumenolitik ke dalam saluran telinga (contoh:
gliserin, hidrogen peroksida, karbogliserin), dilanjutkan dengan mengirigasi telinga dengan
air atau cairan salin, atau membersihkan serumenolitik dengan instrumen khusus yang
dilakukan oleh tenaga medis (alat hisap, forsep atau sendok serumen). [2,5]

Salah satu komplikasi yang umum terjadi dari serumen prop adalah terjadinya infeksi berupa
otitis eksterna yang juga disertai dengan gejala-gejala seperti rasa gatal, nyeri dan penuh pada
telinga.[2,5]
Sumber: Anand2202, Wikimedia commons, 2016.

Refrensi
1. Oladeji SM, Babatunde OT, Babatunde LB, Sogebi OA. Knowledge of Cerumen and Effect of
Ear Self-cleaning Among Health Workers in A Tertiary Hospital LA Connaissance De. 2015
June; 2(3): 117-133.
2. Armstrong C. Diagnosis and Management of Cerumen Impaction. American Family
Physician. 2009. Diakses dari: https://www.aafp.org/afp/2009/1101/p1011.html
3. Schwartz SR, Magit AE, Rosenfeld RM, Ballachanda BB, Hackell JM et al. Clinical Practice
Guideline (Update): Earwax (Cerumen Impaction). 2017; 156(IS): 1-29.
4. Wetmore S. Cerumen Impaction. Epocrates. 2018. Diakses dari:
https://online.epocrates.com/diseases/103211/Cerumen-impaction/Key-Highlights
5. Wetmore S, Shah RK, Schwartz SR, Youngs R. Cerumen Impaction. BMJ. 2018. Diakses dari:
https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/1032
Patofisiologi serumen prop/impaksi serumen dapat disebabkan akibat dua proses yaitu
akumulasi serumen dan/atau deformitas anatomi kanal telinga. Sebelum membahas mengenai
patofisiologi serumen prop, perlu terlebih dahulu mengerti mengenai fisiologi serumen.

Fisiologi Serumen

Fisiologi serumen merupakan hasil dari produksi kelenjar sebasea dan seruminosa di lapisan
luar kulit telinga. Lapisan dermis kulit kanal pada rawan telinga mengandung dua kelenjar
eksokrin yang terlibat dalam produksi serumen. Dua kelenjar eksokrin di saluran telinga
adalah kelenjar sebasea (minyak) dan kelenjar apokrin (keringat).[6]

Kelenjar Sebasea (Minyak)

Kelenjar sebasea menghasilkan zat yang disebut sebum. Sebum ini terdiri dari lemak (lipid)
dan debris dari sel lemak yang mati. Sebum ini berfungsi melindungi dan membasahi rambut
dan kulit pada telinga agar tidak kering, rapuh dan pecah-pecah. Tingkat sekresinya
meningkat selama masa remaja.[6]

Kelenjar sebasea biasanya ditemukan di telinga bagian luar. Sifat sebum tidak berbau, tetapi
ketika dipecah oleh bakteri dapat menghasilkan bau. Komposisi sebum terdiri dari squalene,
ester gliserol, kolesterol bebas dan asam lemak. Asam lemak pada manusia terdiri dari 25%
lilin monoester, 41% trigliserida, 16% asam lemak bebas dan 12% squalene. Kandungan
lemak yang tinggi dalam sebum ini memberikan pelumasan yang baik pada telinga.[6]

Kelenjar Seruminosa

Kelenjar seruminosa ini termasuk dalam kelenjar eksokrin yang terdiri dari dua jenis yaitu
ekrin (merokrin) dan apokrin.

Kelenjar ekrin menutupi sebagian besar tubuh kecuali saluran telinga. Kelenjar ini
mensekresikan air dan natrium klorida yang berfungsi menghasilkan keringat dan membuang
kotoran. Saluran kelenjar keringat ekrin berakhir di pori-pori pada lapisan epidermis yang
berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh melalui pendinginan evaporatif.[6]

Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar sudoriferosa yang bermodifikasi dan pada saluran
telinga hanya ditemukan di lapisan saluran telinga bagian luar. Kelenjar apokrin lebih besar,
lebih dalam dan menghasilkan sekresi lebih banyak dari kelenjar ekrin. Sekresi yang lebih
banyak ini mencegah masuknya partikel ataupun serangga ke dalam telinga serta melumasi
gendang telinga.[6]

Patofisiologi Serumen Prop

Patofisiologi serumen prop dapat disebabkan oleh dua proses yaitu akumulasi serumen yang
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni penuaan, faktor mekanik dan deformitas
anatomi kanal telinga.

Akumulasi Serumen

Akumulasi serumen dalam telinga dapat disebabkan oleh beberapa faktor:


 Faktor usia: mengurangi jumlah dan aktivitas kelenjar seruminosa sehingga
menghasilkan jenis serumen yang lebih kering
 Proses penuaan: meningkatkan produksi rambut saluran telinga yang meningkatkan
potensi serumen terperangkap di kanal telinga
 Faktor mekanik: penggunaan cotton bud menyebabkan terdorongnya kotoran ke
telinga yang lebih dalam sehingga kotoran tertumpuk

Deformitas Anatomi Kanal Telinga

Deformitas anatomi kanal telinga lebih sering disebabkan oleh faktor genetik Hal inilah yang
menyebabkan mengapa beberapa orang membentuk serumen lebih cepat dan banyak
dibandingkan yang lain. Faktor berikutnya adalah variasi bentuk anatomi berupa
penyempitan saluran telinga, baik bawaan ataupun didapat.[2-4]

Patofisiologi Gejala Serumen Prop

Efek oklusif dari impaksi serumen akan menyebabkan gejala utama berupa rasa penuh pada
telinga dan gangguan pendengaran. Terkadang impaksi serumen ini juga dapat menimbulkan
gejala berupa tinnitus, batuk dan vertigo. Masuknya air dalam saluran telinga pada saat mandi
atau sisa air dari tindakan irigasi serumen dapat menyebabkan pembengkakan pada serumen.
Serumen yang mengalami pembengkakan ini dapat mengumpulkan bakteri di saluran telinga
bagian tengah sehingga menyebabkan infeksi dalam bentuk otitis eksterna.[4]

Refrensi

2. Armstrong C. Diagnosis and Management of Cerumen Impaction. American Family


Physician. 2009. Diakses dari: https://www.aafp.org/afp/2009/1101/p1011.html
3. Schwartz SR, Magit AE, Rosenfeld RM, Ballachanda BB, Hackell JM et al. Clinical
Practice Guideline (Update): Earwax (Cerumen Impaction). 2017; 156(IS): 1-29.
4. Wetmore S. Cerumen Impaction. Epocrates. 2018. Diakses dari:
https://online.epocrates.com/diseases/103211/Cerumen-impaction/Key-Highlights
6. Guest JF, Greener MJ, Robinson AC, Smith AF. Impacted cerumen: composition,
production, epidemiology and management. 2013 July; 97(8): 477–88.
Etiologi serumen prop, atau disebut sebagai impaksi serumen, adalah faktor internal dan
eksternal yang menyebabkan terjadinya oklusi saluran telinga oleh serumen.

Faktor Internal

Faktor internal yang berperan terhadap terjadinya serumen prop adalah faktor genetik,
anatomi saluran telinga, dan usia. Faktor genetik membuat beberapa orang membentuk lebih
banyak serumen dibandingkan yang lain. Faktor anatomi saluran telinga membuat orang yang
memiliki saluran telinga kecil, lebih rentan terhadap impaksi serumen karena produksi
serumen yang sedikit saja dapat menutupi salurannya. Faktor usia pada pria tua menghasilkan
sekresi serumen yang lebih kering dan banyaknya rambut pada saluran telinga juga
meningkatkan risiko gangguan pendengaran.[4]

Faktor Eksternal

Faktor eksternal berupa kebiasaan atau penggunaan alat yang meningkatkan risiko terjadinya
oklusi, seperti adanya benda asing telinga dan kebiasaan membersihkan telinga menggunakan
cotton bud. Faktor lainnya berupa instrumentasi saluran telinga dengan aplikator dan
penggunaan alat bantu dengar yang berulang.[4]

Faktor Risiko

Faktor risiko serumen prop adalah kondisi psikologis yang menyebabkan peningkatan
produksi kotoran telinga, yaitu kondisi cemas, stres, atau ketakutan.[7]

Refrensi

4. Wetmore S. Cerumen Impaction. Epocrates. 2018. Diakses dari:


https://online.epocrates.com/diseases/103211/Cerumen-impaction/Key-Highlights
7. Adegbiji WA, Alabi BS, Olayujin OA, Nwawolo CC. Earwax Impaction: Symptoms
Predisposing Factors and Perception among Nigerians. 2014 October; 3(4): 379-382.
Epidemiologi serumen prop paling sering terjadi pada usia lanjut dan anak-anak. Pada orang
dewasa dengan retardasi mental dan pada orang dewasa yang lebih tua, prevalensi serumen
berkisar antara 22-36%. Proses penuaan mengurangi jumlah dan aktivitas kelenjar
seruminosa, menghasilkan jenis serumen yang lebih kering. Peningkatan jumlah rambut
saluran telinga pada pria yang lebih tua juga merupakan faktor dalam peningkatan insiden
serumen pada populasi geriatri, terutama di kalangan pria. Sedangkan pada anak-anak lebih
disebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap kebersihan telinga anaknya.[5]

Global

Serumen prop terjadi pada sekitar 6% populasi, dengan penderita terbanyak adalah populasi
lanjut usia. Selain itu, populasi anak-anak juga merupakan populasi yang sering terkena
serumen prop. Studi pada Tiongkok mendapatkan prevalensi serumen prop pada anak TK
sebesar lebih dari 10%.[16,17]

Refrensi

5. Wetmore S, Shah RK, Schwartz SR, Youngs R. Cerumen Impaction. BMJ. 2018. Diakses dari:
https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/1032
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pendengaran Sehat untuk Hidup Bahagia. 2013
Maret; 1-2.
9. Khan NB, Thaver S, Govender SM. Self-ear cleaning practices and the associated risk of ear injuries
and ear-related symptoms in a group of university students. 2017 December 31; 8(2): 149-154
16. Sevy JO, Singh A. Cerumen Impaction. NCBI. 2018. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448155/
17. Ping C, Yanling H, Youhua W, et al. Epidemiology of cerumen impaction among municipal
kindergartens children in Wuhan, China. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 2017 Sep;100:154-156.
Penatalaksanaan pada serumen prop berupa pengangkatan serumen, irigasi saluran telinga,
atau penggunaan agen serumenolitik. Serumen prop perlu ditangani untuk mencegah
terjadinya komplikasi infeksi telinga akibat akumulasi serumen.[2,5]

Pengangkatan Serumen

Pengangkatan serumen secara manual dapat dilakukan pada anak-anak ataupun orang dewasa
menggunakan instrumen khusus. Pasien yang kooperatif yang tidak bergerak selama prosedur
dilakukan sangat membantu operator melakukan pembersihan. Namun, beberapa pasien anak
kecil perlu ditahan atau dipegang oleh orang tuanya maupun dengan bantuan orang lain.
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien anak dipangku oleh orang tua, kaki orang tua pasien
bersilangan dengan kaki pemeriksa dan mengapit kaki anak. Sedangkan tangan orang tua
memegang kedua tangan anak, lalu tangan perawat akan memegangi kepala pasien dan
pemeriksaan dapat dimulai.[2,5]

2. Armstrong C. Diagnosis and Management of Cerumen Impaction. American Family Physician.


2009. Diakses dari: https://www.aafp.org/afp/2009/1101/p1011.html
5. Wetmore S, Shah RK, Schwartz SR, Youngs R. Cerumen Impaction. BMJ. 2018. Diakses dari:
https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/1032

Serumenolitik tetes telinga adalah salah satu tata laksana untuk melunakkan serumen pada
serumen prop, selain tindakan ekstraksi dengan irigasi telinga ataupun ekstraksi manual.
Adanya akumulasi serumen harus diterapi apabila menimbulkan gejala, seperti nyeri dan
gangguan pendengaran, dan/atau menghalangi pemeriksaan telinga.[1,2,10]

Metode dengan serumenolitik tetes telinga hingga saat ini bukan merupakan pilihan utama
untuk ekstraksi serumen. Akan tetapi, metode ini lebih mudah dan nyaman bagi pasien.
Selain itu, terdapat beberapa sediaan serumenolitik baru yang memiliki efikasi lebih baik dan
dapat menjadi pertimbangan lebih lanjut bagi pasien.[1,2]

Sekilas Mengenai Serumen Prop

Anda mungkin juga menyukai