Anda di halaman 1dari 3

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Budaya Positif di Sekolah

  Disukai 2

  Dilihat 2430

BACAAN

sumber ilustrasi : Dokumen pribadi

Diterbitkan : 31 Mei 2022 22:50

Sumber : Modul Program guru Penggerak

Penulis : SURATMIN

A.Latar Belakang

Pendidikan dan pengajaran dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara merupakan sebuah cara dalam
memerdekakan anak untuk belajar. Pengajaran merupakan transfer ilmu pengetahuan kepada anak
untuk bekal dalam kehidupan di masyarakat, sedangkan pendidikan merupakan proses
pembentukan karakter anak sebagai manusia dan sebagai masyarakat untuk mencapai kebahagiaan
dan keselamatan dalam hidupnya.

Sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD), pendidikan dan pengajaran saat ini dituntut
untuk dapat membekali siswa dalam menghadapi kebutuhan hidup dan tantangan global. Dengan
melaksanakan tiga semboyan KHD, diharapkan seorang pendidik dapat menuntun siswa tidak hanya
mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga mendidik karakter yang di butuhkan siswa untuk
mempersiapkan diri sebagai manusia dan masyarakat antara lain sikap gotong royong, berpikir kritis,
beriman, berkebhinekaan global, bertakwa kepada Tuhan TME dan berakhlak mulia, dan mandiri.

Kerangka Filosofi “Merdeka Belajar” mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, yaitu: beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan global,
bernalar kritis, dan mandiri. Dalam mendukung Program Merdeka Belajar pemerintah menyiapkan
Guru Penggerak yang diharapkan akan mampu menjadi penggerak dalam usaha peningkatan kualitas
pendidikan dimana guru tersebut berada. Seorang Guru Penggerak menjadi sosok yang selalu akan
tergerak untuk mengabdikan yang terbaik yang selanjutnya bergerak dan menggerakkan lingkungan
sekitarnya dalam rangka menuju pendidikan yang lebih berkualitas. Guru Penggerak harus memiliki
nilai dan peran. Nilai-nilai Guru Penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta
berpihak pada murid. Sedangkan perannya adalah menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan
komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antara guru, dan
mewujudkan kepemimpinan murid.

Sebagai pendukung dalam mewujudkan profil Pelajar Pnacasila, perlu ditanamkan Budaya Positif di
sekolah. Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-
kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi
yangbertanggung jawab, kritisn dan penuh hormat (Sumber: Modul PGP). Budaya Positif menuntun
siswa untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan
bermanfaat untuk hidupnya. 

B. Rancangan Program Aksi Nyata

Kegiatan aksi nyata dari penerapan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dilakukan dalam rangka
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui kegiatan merdeka belajar.

Aksi nyata yang dilakukan guru penggerak memiliki tujuan antara lain: 
a) Terwujudnya perbaikan pembelajaran bagi siswa; 
b) Terwujudnya perbaikan karakter budaya positif siswa (kerjasama, tanggung jawab, keberanian
berbicara di depan orang banyak/teman); 
c) Memberikan klinik belajar bersama untuk siswa dalam kelompok belajar. 

C. Kegiatan Aksi Nyata

Beberapa kegiatan aksi nyata yang telah dilakukan di SMA Negeri 3 Semarang antara lain:

1) Terwujudnya keyakinan kelas

a. Langkah awal sebelum kegiatan aksi nyata adalah menemui kepala sekolah untuk menyampaikan
rencana kegiatan serta memohon arahan dan persetujuan dari kepala sekolah.

b. Kegiatan Sosialisasi 

Kegiatan sosialisasi kepada bapak/ibu guru untuk berbagi pengalaman penerapan Budaya Positif
sebagai penerapan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.

c. Membuat Kesepakatan Kelas

Bersama dengan siswa di beberapa kelas membuat kesepakatan kelas tentang budaya positif,
sebagai aksi nyata untuk melatih kepemimpinan murid, bernalar kritis , mandiri dan kreatif.

2. Tumbuhnya karakter baik dalam diri siswa seperti kerjasama, tanggung jawab, keberanian
berbicara di depan orang banyak/teman.
a. Menumbuhkan keberanian pada diri siswa untuk berbicara

b. Melaksanakan kebersihan kelas sebagai pelaksanaan kesepakatan kelas

c. Pembelajaran proyek berkelompok

3. Peningkatan perbaikan hasil belajar siswa

a. Menggali kekuatan, hambatan, harapan dan tindakan pada diri siswa

b. Melaksanakan pendampingan pembelajaran

c. Pelaksanaan restitusi kepada peserta didik

Pelaksanaan restitusi untuk pemecahan masalah yang dialami siswa diharapkan dapat membantu
siswa menumbuhkan kembali kepercayaan diri, meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya.

d. Pembelajaran yang menyenangkan

D. Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Dengan menggali kekuatan, hambatan, harapan dan tindakan yang dimiliki masing-masing siswa,
dapat mengidentifikasi karakteristik siswa. Dengan identifikasi ini dapat digunakan untuk
pembelajaran berdiferensiasi. Dengan proses pembelajaran yang baik akan menghasilkkan hasil
belajar siswa yang baik seperti harapan kita.

Anda mungkin juga menyukai