Anda di halaman 1dari 1

Francis Fukuyama, seorang akademisi, komentator politik, dan penasihat pemerintah

Amerika Serikat, benar-benar telah menggemparkan dunia politik internasional ketika


awal tahun 1990-an mendeklarasikan telah berakhirnya sejarah. Dengan tegas dia
menyatakan bahwa runtuhnya Soviet dan ambruknya tembok Berlin adalah dua
diantara sekian banyak pertanda signifikan telah terjadinya perubahan dramatis pasca
Perang Dingin yang mempresentasikan secara akurat kemenangan kapitalisme dan
demokrasi liberal di seluruh dunia. Dengan mendasarkan argumennya pada tulisan-
tulisan Kant, Hegel, dan pembacaan kritis terhadap Marx, dia meramalkan bahwa di
penghujung sejarah dan masa depan tidak akan pernah lagi tersedia ruang bagi
pertarungan antar ideology besar.

Sejak publikasi pertamanya, The End Of History And The Last Man, telah
mengundang begitu banyak perdebatan pro-kontra. Faktanya lebih banyak lontaran
gugatan dan kritikan dari hampir setiap sudut pandang. Buku ini disebut-sebut sebagai
sebuah karya yang sangat optimistic sekaligus deterministic; fenomenal sekaligus
controversial,; ilmiah sekaligus profokatif. Walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit,
telah muncul sikap simpatik yang berusaha memahami sisi positif dari tesisnya ini.
Lebih jauh, muncul pelbagai upaya untuk mengevaluasinya sebagai sebuah instrumen
analisis dan perangkat resolusi untuk mengatasi beragam problem kontemporer di
dalam dunia politik dan teori ideology-politik

Anda mungkin juga menyukai