Tesis Widia
Tesis Widia
Oleh;
NIM : 7773170013
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian tesis yang berjudul : IMPLIKASI
REKLAMASI PANTAI TERHADAP KETAHANAN PANGAN DI BIDANG
PERIKANAN DI KABUPATEN SERANG MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN. yang saya buat ini
merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya dapat
dipertanggungjawabkan. Apabila ternyata terbukti bahwa penulisan dan penelitian
dalam thesis ini adalah palgiat dar karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik sesuai ketentuan yang berlaku di Pascasarjana Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Termasuk pencautan gelar.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan dalam keadaan sadar, sehat wal’afiat
dan tanpa ada paksaan dari siapapun dan apapun.
Serang, 2021
Yang menyatakan
Widiatul Arafah
NIM 7773170013
LEMBAR PERSETUJUAN
Pengetahuan.”
-IBNU SINA-
ABSTRACT
Food security in the fisheries sector in Banten Province, especially the Serang
Regency in Kramatwatu District, Bojonegara District, and Pulo Ampel District is
an area with good local production potential in the field of fisheries and waters
prior to reclamation. The problem of reclamation in the Districts of Kramatwatu,
Bojonegara, and Pulo Ampel is an action that can result in not realizing food
security. The purpose of this study is to analyze the implications of coastal
reclamation on food security in the fishery sector according to Law No. 18 of
2012 concerning Food and to analyze the food security targets in the fishery
sector in Serang Regency achieved by the existence of the Food and Fisheries
Security Service.The method used in this research is normative juridical and
sociological juridical, with descriptive analytical research type. The collection of
research data from secondary data which is the main data source in the study, and
primary data as a supporting data source in the form of interviews with the Head
of the Food Division of the Serang City Agriculture Office. Analyzed qualitatively
normative.
The result of the research is that the issuance of reclamation permits that are
contrary to the welfare of coastal communities in the Pulo Ampel, Kramatwatu,
and Bojonegara sub-districts has an impact on the non-fulfillment of fish
availability. not in accordance with the mandate in Article 12 paragraph (2) and
paragraph (4) of Law Number 18 of 2012 concerning Food states that the
government and local governments are responsible for the availability of food in
the regions. The consequences of reclamation greatly affect fish production and
the catch of fishermen. This means that the Serang Regency Food and Fisheries
Security Service did not achieve the food security targets in the sub-districts that
were completely affected by the reclamation. The problem of food security should
be taken seriously. So that there is a need for synergy between policies and
legislation.
KATA PENGANTAR
tesis ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan umatnya hingga akhir zaman. Tidak lupa
penulis panjatkan doa untuk kedua orang tua yang tercinta ayahanda Dahyar
Sopyan dan ibunda Mamay Mukaromah. Dengan ikhtiar, doa, serta ridho Allah
sebagai syarat dalam meraih gelar Magister Hukum di Universitas Sultan Ageng
yang sebesar-besarnya kepada Dr. Danial SH., MH sebagai pembimbing I dan Dr.
kasih kepada :
6. 6. Dr. Azmi Polem, S.Ag., SH., MH sebagai Ketua Prodi Ilmu Hukum
Tirtayasa.
8. 8. Sahabat/teman mahasiswa angkatan 2017/2 Program Studi Ilmu
memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Thesis ini tidak akan
berjalan baik tanpa ada semangat yang diberikan oleh suamiku tercinta Idrus S.Fil
mengharapkan saran dan kritik yang positif demi penyempurnaan penulisan ini.
Semoga tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Khususnya
civitas akademik maupun dunia pendidikan. Dan penulis berharap semoga Allah
Serang, 2021
WIDIATUL ARAFAH, SH
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN 1
MOTTO 1
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI x
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Kegunaan Penelitian 9
E. Kerangka Pemikiran 9
F. Metode Penelitian 19
BAB II 26
C. Teori Kewenangan 44
BAB III 50
BAB IV 68
BAB V 79
PENUTUP 79
A. Kesimpulan 79
B. Saran 80
DAFTAR PUSTAKA 82
sDAFTAR TABEL
Tabel 3. 2 Data Umum Potensi Kelautan Perikanan Kabupaten Serang Tahun 2017
58
A. A.
BIODATA………………………………………………………………
81
B. B. SK
PEMBIMBING……………………………………………………... 82
C. C. SURAT IZIN
PENELITIAN…………………………………………... 84
PENDAHULUAN
A. A. Latar Belakang
mempunyai hak untuk dijamin kebutuhan dasarnya, salah satunya adalah hak
hak asasi dari manusia yang sudah tidak bisa ditawar lagi. Karena kekurangan
pangan dan gizi buruk yang menimpa seseorang atau keluarga merupakan
Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati
dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
tertentu, karena pangan tidak terbatas pada bidang pertanian, tetapi juga
termasuk didalamnya bidang perikanan, perairan, dan air. Artinya tidak semua
ke tingkat rumah tangga. Dalam era otonomi daerah, peranan daerah otonom
terwujud.
sub sistem ketahanan pangan secara umum, yaitu terdiri dari tiga sub sistem
penyerapan pangan merupakan sub sistem yang harus dipenuhi secara utuh,
jika salah satu subsistem tersebut tidak dipenuhi maka suatu negara belum
walaupun pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan regional, tetapi jika
pangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah, dapat diakses oleh masyarakat
pribadi.
Republik Indonesia 1945 sampai Peraturan Daerah. Dalam Pasal 27 ayat (2)
dsebutkan pula dalam Pasal 12 ayat (2) bahwa pangan merupakan urusan
daerah terdapat dalam Pasal 12 ayat (2) dan ayat (4) Undang-undang Nomor
Pasal 17 ayat (2) dan ayat (3) dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi menyatakan bahwa dalam
pangan disuatu wilayah, hal tersebut harus disesuaikan dengan poteni sumber
daya yang ada di wilayah tersebut, dalam hal ini wilayah yang dimaksud
telah diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 5 Peraturan Daerah Provinsi Banten
yang meliputi salah satunya adalah sumber daya air. Dan dalam pelaksanaan
produksi lokal bidang perikanan dan perairan yang cukup baik pada awalnya.
Tetapi sejak tahun 2016 telah terjadi reklamasi di perairan Banten oleh PT
reklamasi mencapai Rp130 triliun degan panjang 2,5 kilometer dari darat ke
lau, dan luas mencapai 8000 hektare. Menurut salah seorang nelayan di
seluas 548 hektare dengan total area industry yang akan dibangun mencapai
1.748 hektar. Proyek ini dimlai sejak tahun 2016 setelah izin reklamasinya
sekarang. Hal tersebut membuat nelayan tidak bisa lagi mencari ikan di
pesisir pantai, bahkan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang cukup banyak
para nelayan perlu mencari ikan dengan kejauhan minimal 3 mil dari bibir
jawab dari pemerintah daerah, akan tetapi di sisi lain pemerintah daerah
bagi masyarakat, yang dalam hal ini tindakan tersebut adalah reklamasi.
pangan khususnya di bidang perikanan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
A. B. Identifikasi Masalah
tentang Pangan ?
dan Perikanan ?
A. C. Tujuan Penelitian
berikut :
dan Perikanan.
A. D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dalam kajian thesis ini ada dua, yaitu kegunaan
teoritis dan kegunaan praktis :
Indonesia.
A. E. Kerangka Pemikiran
yang tinggi, dan lain sebagainya. Golongan pekerja buruh berada pada
(welfare state).
Pembatasan Negara dan pemerintahan dalam praktinya ternyata
rakyatnya, yaitu welfare state. Ciri utama Negara ini adalah munculnya
keamanan.
kesejahteraan bagi warganya. Agar tujuan ini dapat tercapai maka dalam
katas property serta diberikan berdasar basis kewargaan dan bukan atas
hokum.
dari Negara atas hokum berupa kewajiban Negara atau pemerintah untuk
1. 2. Ketahanan Pangan
terus meningkat. Hal tersebut akan memberi dampak yang luas, pertama-
dahulu, baru kemudian pakaian dan setelah itu tempat tinggal. Selain itu
masih banyak hal lain yang perlu ditangani pemerintah, seperti masalah
tersebut jelas terlihat bahwa kebutuhan akan pangan menjadi hal yang
hal tersebut karena kebutuhan akan pangan merupakan hak yang tidak
memenuhinya.
masyarakat tidak mandiri dalam bidang pangan, bangsa ini akan mudah
pangan masyarakat.
dan Gizi, yaitu kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam
negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber
di daerah.
1. 3. Teori Kewenangan
menyebutnya sebagai konsep inti dalam hukum tata negara dan hukum
Nicolai artinya dapat dimiliki oleh setiap orang yang telah cakap hukum,
hak dan kewajiban. Hak tersebut berisi kebebasan untuk melakukan atau
bahwa :
yang diperoleh secara atribusi itu bersifat asli yang berasal dari peraturan
A. F. Metode Penelitian
1. 1. Metode Pendekatan
penulisan hukum.
1. 2. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif analitis:
tentang Pangan.
keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis
data sekunder, yang merupakan sumber data pokok dalam penelitian ini.
putusan hakim. Dalam penelitian ini bahan hukum primer yang akan
tentang Pangan.
ketahanan pangan.
penelitian.
1. 4. Analisis Data
1. 5. Lokasi Penelitian
A. G. Sistematika Penulisan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
KABUPATEN SERANG
TENTANG PANGAN
BAB V PENUTUP
BAB II
PERIKANAN
papan, pangan, kesehatan, tingkat kematian anak-anak yang tinggi, dan lain
sebagainya. Golongan pekerja buruh berada pada posisi yang tidak memiliki
warga masyarakat. Melihat hal tersebut, maka mau tidak mau pemerintah
reaksi dan kerusuhan social. Dengan kata lain konsepsi Negara penjaga
Negara dan pemerintah teribat aktif dalam kehidupan ekonomi dan social
bagi warganya. Agar tujuan ini dapat tercapai maka dalam menggerakan roda
Negara kesejahteraan mengacu pada peran Negara yang aktif mengelola dan
dasar dalam tingkat tertentu bagi warganya. Secara umum suatu Negara dapat
system, dan right to education and the expansion of modern mass eduction
hak social kepada warga negaranya. Hak social ini mendapat jaminan
hubungan dan pergaulan tersebut adalah berkat jasa daripada hokum atau
bermasyarakat.
satu sama lain, akan tetapi juga untuk mendapatkan keseimbangan antara
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
nasional, baik secara fisik maupun non fisik. Kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat adalah kata kunci yang harus menjadi focus dari setiap kebijakan
mengatakan bahwa Negara yang ingin dibentk oleh bangsa Indonesia adalah
Negara kesejahteraan baru dikenal sekitar tahun 1960, maka bangsa Indonesia
Manan menyebitkan bahwa dimensi social ekonomi dari Negara atas hokum
kemakmuran menurut asas keadilan bagi seluruh rakyat, dimensi spesifik ini
melahirkan paham Negara kesejahteraan. Dengan merujuk pada unsur Negara
manusia.
citizenship; (2) full democracy; (3) modern industrial relation systems; dan
(4) rights to education and the expansion of modern mass educations systems.
tersebut mendapat jaminan seperti layaknya hak atas properti, tidak dapat
dan bukan atas dasar kinerja atau kelas. Terlepas dari ideologinya, setiap
Menegakkan keadilan.
(promoting autonomy).
Secara umum, paling tidak terdapat tiga model utama tentang Negara
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dalam
social, ekonomi, dan politik telah menimbulkan tantangan dan masalah yang
pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersama masyarakat dalam arti luas
kesejahteraannya.
pertama kali pada 1974, ketika dilaksanakan Konferensi Pangan Dunia. Hasil
dari The First World Food Conference 1974 tersebut, PBB pada tahun 1975
cukup dalam segala waktu dan harga. Menurut FAO 1922, menyatakan bahwa
ketahanan pangan adalah situasi dimana semua orang dalam segala waktu
memiliki kecukupan jumlah atau pangan yang aman dan bergizi demi
Di era krisis pangan saat ini merupakan sebuah isu yang menjadi
tahun perlu diiringi dengan kecukupan bahan makanan yang layak. Harapan
fakta di jalanan, khususnya sebagian negara Asia dan Afrika juga Pasifik
Selatan. Sebagian bangsa Asia-Afrika masih hidup dalam naungan kaum yang
secara tidak langsung masih menjajah dan mengeruk sumber daya alam
baru kemudian pakaian dan setelah itu tempat tinggal. Selain itu masih
banyak hal lain yang perlu ditangani pemerintah, seperti masalah kesehatan,
terlihat bahwa kebutuhan akan pangan menjadi hal yang perlu diprioritaskan
kebutuhan akan pangan merupakan hak yang tidak dapat ditawar lagi, dan
kondrat sebagai Negara Maritim, sumber daya kelautan yang luar biasa
tanamnya. Dua kultur yang memiliki makna akan hidup baik di darat maupun
di lautan. Ironisnya saat ini Indonesia mebgalami masalah serius yang
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yaitu pangan adalah segala sesuatu
perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah
termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam
dan pelaku usaha pangan. Hal ini menunjukan kesejahteraan nelayan dan
terberdayakan atau tidaknya nelayan dan pembudidaya ikan. Hal ini perlu
masyarakat tidak mandiri dalam bidang pangan, bangsa ini akan mudah sekali
kebutuhan penduduk bangsa Indonesia yang mencapai 250 juta, namun disisi
Gizi, yaitu kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan
cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak
pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan
merupakan suatu sistem yang masif dari dua subsistem utama yang saling
dan vitamin dan mineral. Dalam Pasal 3 disebutkan bahwa sumber protein
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas kerbau, sapi, ikan,
Hal tersebut karena ketahanan pangan terkait dengan tiga isu utama yaitu
kuat, maka rantai ketahanan pangan tersebut sulit untuk diatasi dengan baik.
Karena kelembagaan hakikatnya merupakan urat nadi dari suatu system antar
institusi dan juga bidaya atau nilai-nilai, yang terkait dengan pengetahuan,
lainnya dari tingkat nasional sampai ke tingkat lokal adalah hal yang penting,
karena sifat dari masalah pangan dan gizi yang multikompleks. Oleh karena
itu parameter pangan dan gizi dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan
pembangunan.
dimensi secara lintas sektoral. Bukan hanya pemerintah, bukan juga ahli
pangan.
berjalan sesuai dengan program dan agenda pemerintah, salah satunya dalam
pada bidang-bidang yang tidak mungkin atau belum mampu dilkerjakan oleh
luas baik dari sisi jangkauan tindakan atau perbuatan yang begitu luas dan
masyarakat di daerahnya.
Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan
lembaga yang berperan dalam ketahanan pangan, baik secara hirearkis dari
dapat dikatakan sudah mencukupi, haya saja perlu penguatan fungsi dan
ketahanan pangan nasional. Upaya kearah itu harus sejalan dengan paradigm
bangsa.
dari luar maupun dari dalam negeri, dalam bentuk apapun yang langsung atau
serasi, dan selaras, dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan terpadu
bangsa, harus bersandar pada prinsip dan konsep ketahanan pangan nasional.
Jika petani dan nelayan sejahtera pasti akan meningkatkan ketahanan pangan
dan tujuan yang jelas, tentang eksistensi bangsa dan negara, sehingga tetap
berada dalam kondisi yang tangguh dan ulet. Pemerintah Indonesia selalu
dalam proses pembangunan bangsa dan negara yang dalam hal ini adalah
A. C. Teori Kewenangan
masyarakat, baik yang masih sederhana maupun yang sudah besar atau rumit
susunannya, Akan tetapi kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepada semua
dalam hukum dapat sekaligus berarti hak dan kewajiban (rechten en plichten),
oleh sebagian orang dengan eksekutif dan sebagian orang lain juga
negara tidak hanya memiliki kekuasaan tetapi juga mempunyai hak untuk
mati), hak untuk merebut kekuasaan (dalam arti memungut pajak), dan
dan janji. Sehingga dalam hal ini kewenangan pemerintah pada hakikatnya
sebagai konsep inti dalam hukum tata negara dan hukum administrasi.
Nicolai adalah :
Het vermogen tot het verrichten van bepaalde rechtshandelingen
(handelingen die op rechtsgevolg gericht zijn en dus ertoe stekken dat
bepaalde rechtgevolgen onstaan of teniet gaan). Een recht houdt in de
(recht gegeven) vrijheid om een bepaalde feitelijke handeling te
verrichten of na te laten, of de (rechtens gegeven) aanspraak op het
verrichten van een handeling door een ander. Een plicht impliceert een
verplichting om een bepaale handeling te verrichten of na te laten.
artinya dapat dimiliki oleh setiap orang yang telah cakap hukum, karena
Sehingga setiap orang yang memiliki kewenangan juga memiliki hak dan
juga dimiliki oleh pemerintah sebagai organisasi tertinggi dalam suatu negara.
diperoleh secara atribusi itu bersifat asli yang berasal dari peraturan
kewenangan secara lansung dari redaksi pasal tertentu dalam suatu peraturan
Tahun 2012 tentang Pangan, yang menyatakan bahwa dalam pemerintah dan
BAB III
Kabupaten Serang
Serang Nomor 56 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
perikanan tangkap;
bermutu dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah
tersebut melalui :
masyarakat;
beras perkapita;
5. 5. Mengembangkan system penanganan keamanan pangan segar;
swasta.
pemerintah sebesar 175 ton setara beras pada tahun 2021, membangun
pangan.
Serang
Dalam hal ini Bidang Perikanan Tangkap memiliki tugas pokok untuk
sumberdaya ikan;
sumberdaya ikan;
3. 3. Pelaksanaan penyelenggaraan tugas pemberdayaan nelayan
kecil;
kecil;
sumberdaya ikan;
Ket ((+)
Jumlah Kebutuhan Jumlah
Jenis Jumlah Surplus/(-)
Tahun Ketersedia Perkapita/h Kebutuhan
Komoditas Penduduk defisit)
an (Kg) (Kg) (Kg)
(kg)
1 2 3 4 5 6 7
Padi- 416.126.00 415.728.58
2015 padian 0 1.419.358 0,28 397.420 0
Kacang-
kacangan 4.028.000 0,04 56.774 3.971.226
Umbi-
umbian 17.480.000 0,10 141.935 17.338.065
Sayur&bua 711.606.00 711.251.16
h 0 0,25 354.839 1
Protein
hewani 25.264.000 0,15 212.903 25.051.097
Padi- 406.314.00 405.904.33
2016 padian 0 1.463.094 0,28 409.666 4
Kacang-
kacangan 2.845.000 0,04 51.208 2.793.792
Umbi-
umbian 16.702.000 0,10 146.309 16.555.691
Sayur&bua 530.842.00 530.476.22
h 0 0,25 365.773 7
Protein 159.185.00 158.965.53
hewani 0 0,15 219.464 6
Tabel 3. 1Perkembangan Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan di Kabupaten Serang Tahun 2015-2016
hal ini termasuk kedalam protein hewani pada tahun 2015-2016 di Kabupaten
Serang termasuk dalam keadaan tersedia, tabel tersebut menunjukan keseluruhan
protein hewani yang termasuk didalamnya adalah ikan, perlu diketahui bagaimana
ikan dan non ikan. Selain itu Kabupaten Serang juga memiliki potensi kelautan
No Uraian Jumlah
Jumlah Nelayan Kecil
1 Dalam Wilayah
Kab/Kota (orang) 4.849
Jumlah Tempat
2 Pelelangan Ikan (unit) 12
Jumlah SIUP Dibidang
3 Pembudidaya Ikan 821
Jumlah Luas Lahan
Potensi Budidaya Ikan
4 (Ha) 15.796
Air Laut 4.416
Air Tawar 6.233
Air Payau 5.147
Jumlah Rumah Tangga
Pembudidaya Ikan
5 (orang) 4.230
Air Laut 1.045
Air Tawar 1.635
Air Payau (tambak) 1.550
Jumlah Kapal Sampai
6 Dengan 5 GT (unit) 1.225
Tabel 3. 2Data Umum Potensi Kelautan Perikanan Kabupaten Serang Tahun 2017
Serang pada tahun 2017 sejumlah 4.849 orang, artinya Kabupaten Serang
Jumlah nelayan yang tergolong cukup banyak dari total jumlah penduduk
Kabupaten Serang, telah menghasilkan produksi ikan di tahun 2015 dan 2016
sebagai berikut :
Skor
PPH
Tahun Energi Ketersed
(kal/hr) Protein iaan
Nabati Hewani Total Nabati Hewani Total
2015 1.795 317 2.112 49,8 31,4 81,2 78,1
2016 2.032 241 2.273 48,4 11 59,66 73,18
Pertumbu
6,19 13,62 3,67
han (%)
Rata-rata 1.913,50 279 2.192,50 49,1 21,33 70,43 75,64
Tabel 3. 3 Data Ketersediaan Energi dan Protein Tahun 2015-2016
Jumlah Jumlah
Sumber
Pend. Konsumsi
Tahun Pangan
Kab. (kg/kap/th
Protein
Serang n)
Nabati 13,3
2015 1.419.358
Hewani 73,3
Nabati 18,8
2016 1.463.094
Hewani 80,4
Tabel 3 4 Perkembangan Tingkat Konsumsi Masyarakat terhadap Pangan Sumber Protein Tahun 2015-2016
yang mulanya 73,3 menjadi 80,4. Namun tingkat konsumsi ikan ini masih
Tabel 3 5 Produksi dan NIlai Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan
DI Provinsi Banten (Ton) 2017
Pada tahun 2017 total produksi perikanan tangkap sebesar 109,52 ribu ton,
dimana 108,70 ribu ton, atau 99,25 persen diantaranya dihasilkan dari perikanan
produksi perikanan tangkap di laut sebanyak 2.802 ton di tahun 2017 Untuk
101,66 ribu ton dengan nilai produksi sebesar 2,56 triliun rupiah. Produksi
perikanan tangkap di laut terbesar dicapai oleh Kabupaten Pandeglang (40,43 ribu
16.654 ton, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak
2.802 ton. Berikut adalah table produksi dan nilai produksi perikanan tangkap di
tahun 2019 :
186,10 ribu ton dengan nilai produksi sebesar 5,99 triliun rupiah. Produksi
ribu ton), sedangkan produksi perikanan perairan umum daratan terbesar yaitu di
Kota Cilegon (1,5 ribu ton). Sedangkan untuk Kabupaten Serang memperoleh
volume produksi perikanan tangkap di laut sebanyak 7.542 ton. Hal ini
menunjukan adanya penurunan jumlah volume dari tahun 2018 yang semula
masyarakat.
reklamasi wajib memiliki izin lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi, hal ini
diseutkan dalam Pasal 15 Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang
izin pelaksanaan reklamasi pada kawasan strategis nasional tertentu dan kegiatan
di pelabuhan perikanan yang dikelola oleh pemerintah daerah. Hal ini berdasarkan
pelaksanaan reklamasi.
No Komponen Uraian
1 Produk Pelayanan Pelayanan Izin Pelaksanaan
Reklamasi
seharusnya berada pada pola ruang yang telah ditetapkan dengan fungsi lahan dan
pemanfaatan lahannya.
dan kawasan hutan lindung. Hingga saat iniumlah kegiatan industry yang berada
kegiatan industry.
diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 5 Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2
satunya adalah sumber daya air. Dan dalam pelaksanaan kebijakan pemanfaatan
Kecamatan Pulo Ampel merupakan wilayah dengan potensi produksi lokal bidang
perikanan dan perairan yang cukup baik pada awalnya. Tetapi sejak tahun 2016
ANB, investasi PT Wilmar untuk proyek reklamasi mencapai Rp130 triliun degan
panjang 2,5 kilometer dari darat ke lau, dan luas mencapai 8000 hektare. Menurut
Provinsi Banten selama ini tutup mata dengan reklamasi PT Wilmar yang telah
Kecamatan Kramatwatu, dan akan membangun pulau buatan seluas 548 hektare
dengan total area industry yang akan dibangun mencapai 1.748 hektar. Proyek ini
dimlai sejak tahun 2016 setelah izin reklamasinya terbit. Selain PT Wilmar, masih
dengan Bapa Salim selaku ketua rukun nelayan di Desa Salira Kecamatan Pulo
2018 sampai sekarang. Hal tersebut membuat nelayan tidak bisa lagi mencari ikan
di pesisir pantai, bahkan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang cukup banyak
para nelayan perlu mencari ikan dengan kejauhan minimal 3 mil dari bibir pantai.
sangat besar.
masyarakat akan pangan perikanan. Hal ini dapat terlihat dari menurunnya
pangan lokal dan tidak terpenuhinya pangan perikanan bagi masyarakat, yang
dalam hal ini tindakan tersebut adalah reklamasi. sehingga perlu adanya penelitian
BAB IV
IMPLIKASI REKLAMASI PANTAI TERHADAP KETAHANAN PANGAN
daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan social ekonomi dengan cara
kualitas air laut, kualitas air tanah, kualitas udara, kondisi ekosistem
pesisir (mangrove, lamun, terumbu karang), flora dan fauna, serta biota
perairan. Dalam hal ini ikan termasuk kedalam biota perairan yang harus
yaitu ikan.
Ketersediaan pangan dapat menyangkut hajat hidup masyarakat, baik
berakar pada terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, yang tercermin dari
aman, merata, dan terjangkau. Untuk itu, perlu pemikiran bahwa ketahanan
pangan lebih merupakan suatu sistem yang masif dari dua subsistem utama
yang lain, agar ekonomi pasar berjalan sesuai dengan program dan agenda
Utrecht yang mengatakan bahwa sejak Negara turut serta akif dalam
daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan social ekonomi dengan cara
kualitas air laut, kualitas air tanah, kualitas udara, kondisi ekosistem
pesisir (mangrove, lamun, terumbu karang), flora dan fauna, serta biota
perairan. Dalam hal ini ikan termasuk kedalam biota perairan yang harus
yaitu ikan.
masyarakat pesisir. Dapat dilihat pada tabel 3.4 yang merupakan data
sejumlah 31,4 persen menjadi 11 persen di tahun 2016. Dapat dilihat pula
pada table 3.6 sampai table 3.8 yang merupakan data volume dan nilai
laut wilayah Kabupaten Serang dari Tahun 2018 ke tahun 2019, yang
wilayah dengan potensi ikan yang baik pada awalnya, namun mulai terjadi
juga pada tingkat konsumsi ikan yang menurun karena menurunnya hasil
tangkap nelayan.
ketahanan pangan di wilayah pesisir, hal ini tentunya tidak sesuai dan tidak
dan Perikanan
negara tidak hanya memiliki kekuasaan tetapi juga mempunyai hak untuk
mati), hak untuk merebut kekuasaan (dalam arti memungut pajak), dan
dan janji. Sehingga dalam hal ini kewenangan pemerintah pada hakikatnya
yang diperoleh secara atribusi itu bersifat asli yang berasal dari peraturan
Serang Nomor 56 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
bermutu dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah
secara berkelanjutan.
pangan.
Dalam hal ini Bidang Perikanan Tangkap memiliki tugas pokok untuk
memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengawasi
perkapita per tahun sesuai dengan angka kecukupan gizinya. Widya Karya
ikan yang dalam hal ini termasuk kedalam protein hewani pada tahun
hasil tangkap para nelayan, saat ini untuk mencari ikan para nelayan harus
kurang dari 3 mil para nelayan sudah mendapatkan hasil tangkapan yang
cukup banyak. Sehingga para nelayan yang terbiasa melakukan one day
BAB V
PENUTUP
A. A. Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi masalah yang teliti, maka diperoleh
terdmpak reklamasi, hal ini tidak sesuai dngan amanat dalam Pasal 12
ayat (2) dan ayat (4) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang
Hal ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah dalam hal ini adlah
DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Serang tidak
A. B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat
A. A. BUKU-BUKU
Buku Profil Dinas Ketanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Serang Tahun 2017.
Didit Herdiawan. Kedaulatan Pangan Maritim dinamika dan problematika.
Lembaga Ketahan Pangan Nasional RI. Jakarta. 2016.
Edi Susilo dkk. Adaptasi Manusia, Ketahanan Pangan dan Jaminan Sosial
Sumberdaya. UB Press. Malang. 2017.
Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat. Hukum Administrasi Negara dan
Kebijakan Peayanan Publik. Nuansa Cendikia. Bandung. 2014.
Letkol Laut (P) Salim. My Fish My Life Ketahanan Pangan dari Laut. Diandra
Pustaka Indonesia. Yogyakarta. 2016.
Sri Soemantri. Hukum Tata Negara Indonesia Pemikiran dan Pandangan. Remaja
Rosdakarya. Bandung. 2015.
A. B. JURNAL
Harmiati. "Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan." Jurnal IDEA
Fisipol UMB, 2010: Vol. 4 No. 15.
Oman Sukmana. “Konsep dan Desain Negara Kesejahteraan (Welfare State)”.
Jurnal Sospol. 2016: Vol. 2 No. 1.
Rowland B. F Pasaribu. "Ketahanan Pangan Nasional."
Yunastisi Purwaningsih. "Ketahanan Pangan: Situasi, Permasalahan, Kebijakan,
dan Pemberdayaan Masyarakat." Jurnal Ekonomi Pembangunan. 2008:
Vol. 11 No. 1.
A. C. HUKUM/PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
A. D. KAMUS/ENSIKLOPEDIA/INTERNET/MEDIA LAINNYA
Kamus Indonesia-Inggris
Kamus Inggris-Indonesia
https://www.radarbanten.co.id/nelayan-bojonegara-tolak-reklamasi-pt-wilmar/
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2986349/ini-penampakan-
calon-pulau-buatan-milik-wilmar-di-banten
http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika/user/setLocale/id_ID?source=
%2Fagriekonomika%2Farticle%2Fview%2F446
https://dpmptsp.bantenprov.go.id/services/topic/5,
BIODATA
DATA PRIBADI
Nama : WIDIATUL ARAFAH
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
RIWAYAT PENDIDIKAN
TK : TK Tunas Mekar (2001)