Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA

PEMBESARAN IKAN GURAME KELOMPOK TANI


MINA MAKMUR, KECAMATAN DRAMAGA,
KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

DERITA WATI VERA WAKINA BR SITEPU


H34104128

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS


EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
iii
RINGKASAN

DERITA WATI VERA WAKINA BR SITEPU. Analisis Kelayakan ngembangan


PeUsaha Pembesaran Ikan Gurame Kelompok Tani Mina akmur, Kecamatan
MDramaga, Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen ribisnis, Fakultas Ekonomi
Agdan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di wah bimbingan SITI JAHROH).
ba
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang menjadi
yoritas di Indonesia, sehingga aktivitasnya sangat berperan dalam menyokong
marekonomian bangsa. Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian lebih
peik dari pemerintah maupun masyarakat, agar dapat berkembang dan lebih mpetitif
babersama pelaku ekonomi lainnya.
ko Pembesaran gurame merupakan salah satu usaha budidaya perikanan yang
miliki potensi dalam menumbuhkembangkan industri kecil dan menengah.
meaha pembesaran gurame dinilai sebagai salah satu usaha yang sangat prospektif,
Usngingat tingginya permintaan pasar terhadap gurame konsumsi. Hal ini juga
mekait dengan peningkatan perekonomian masyarakat yang berakibat pada
terningkatan konsumsi protein, yang salah satunya bersumber dari daging ikan.
penomena ini terlihat terutama di kota-kota besar yang ditandai dengan semakin
Fenyaknya pusat-pusat kuliner berbahan dasar ikan.
ba Berdasarkan persentase produksi ikan gurame, sampai saat ini tercatat lima
vinsi penghasil ikan gurame terbesar di Indonesia, yaitu Jawa Barat (34,04%),
a Tengah (18,67%), Sumatera Barat (15,44%), Jawa Timur (14,98%), dan
prosa Tenggara Barat (2,7%) (Khairuman, 2011). Desa Petir Kecamatan Dramaga
Jawbupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi ikan gurame di provinsi a
NuBarat. Meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat yang didukung dengan anya
Kaprogram germani (gemar makan ikan) merupakan peluang bagi Kelompok ni
JawMina Makmur sebagai salah satu kelompok pembudidaya ikan gurame. Oleh rena
aditu, dalam rangka memenuhi peluang tersebut Kelompok Tani Mina kmur
Taberencana untuk menambah skala usahanya.
ka Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengembangan
Ma ha ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak atau tidak untuk
alankan. Dalam hal ini, peneliti melakukan analisis kelayakan usaha dengan
usangkaji dua aspek yaitu aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non
dij ansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan ek
mesosial lingkungan yang dilakukan secara kualitatif.Sedangkan aspek ansial
findilihat dari kriteria kelayakan investasi yang terdiri dari Net Present lue
asp(NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), yback
Period (PP) serta menganalisis tingkat switching value terhadap variabel put
fin
maupun variabel input yang dilakukan dengan metode kuantitatif dan aparkan
Vasecara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 gga
PaDesember 2012.
out Berdasarkan analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek pasar maka dapat
dipimpulkan bahwa usaha Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk
hinaksanakan, karena produk yang ditawarkan merupakan produk yang sesuai
ngan permintaan pasar, harga yang ditawarkan juga harga yang dapat dijangkau
dis h konsumen, kontinuitas produk yang dapat dijaga untuk memenuhi
dil
de
ole
i
permintaan konsumen, dan saluran tata niaga yang tidak terlalu panjang sehingga
dapat menjaga keuntungan pemilik usaha. Berdasarkan analisis kelayakan usaha
aspek teknis dapat disimpulkan bahwa usaha Kelompok Tani Mina Makmur layak
untuk dilaksanakan karena lokasi usaha dekat dengan sumber bahan baku dan
pasar, sarana dan prasarana yang mendukung, serta peralatan yang memadai.
Berdasarkan analisis kelayakan usaha aspek manajemen dan hukum dapat
dis impulkan bahwa usaha Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk
dil aksanakan karena terpenuhinya empat fungsi manajemen yaitu planning,
org anizing, actuating, dan controlling. Sedangkan dari aspek hukum, Kelompok
Ta ni Mina Makmur sudah memiliki kekuatan hukum yang akan memberikan
jam inan untuk memperlancar kegiatan bisnis. Berdasarkan analisis kelayakan
us aha aspek sosial lingkungan dapat disimpulkan bahwa usaha Kelompok Tani
Mi na Makmur layak untuk dilaksanakan karena tidak menimbulkan limbah yang
da pat menganggu masyarakat sekitar perusahaan dan mendukung pendapatan
rum ah tangga karena telah mempekerjakan orang-orang yang berasal dari sekitar
perusahaan yang masih memiliki hubungan keluarga dengan pemilik usaha.
Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan dua kondisi. Kondisi
pe rtama merupakan kondisi tanpa pengembangan yaitu dimana usaha belum
me ngalami penambahan kapasitas produksi dan kondisi kedua merupakan kondisi
di mana
fin usaha mengalami peningkatan kapasitas produksi. Analisis kelayakan
NPansial usaha ikan gurame tanpa pengembangan dinyatakan layak dengan nilai
seb V sebesar Rp 40.458.531 yang dihasilkan lebih besar dari nol, nilai Net B/C
tin esar 1,63 lebih besar dari satu, nilai IRR sebesar 18 persen lebih besar dari
mogkat discount rate yang ditentukan (5,25 persen), dan waktu pengembalian
Se dal investasi sudah sesuai dengan umur proyek 10 tahun yaitu delapan tahun.
pe dangkan analisis kelayakan finansial Kelompok Tani Mina Makmur dengan
dihngembangan dinyatakan layak dengan nilai NPV sebesarRp 451.876.066 yang
nil asilkan lebih besar dari nol, nilai Net B/C sebesar 34,7 lebih besar dari satu,
(5, ai IRR sebesar 28 persen lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan
pr 25 persen), dan waktu pengembalian modal investasi sudah sesuai dengan umur
usoyek 10 tahun yaitu satu tahun. Analisis switching value menunjukkan bahwa
pea ha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur tanpa
prongembangan lebih peka terhadap peningkatan harga pakan dari pada penurunan
pe
duksi, dimana switching value kenaikan harga pakan sebesar 2,35 persen dan
gu
lebnurunan produksi sebesar 8 persen. Sedangkan untuk usaha pembesaran ikan
di rame dengan pengembangan relatif sama dengan sebelum pengembangan, yaitu
da ih peka terhadap peningkatan harga pakan dari pada penurunan produksi,
bemana switching value menunjukkan kenaikan harga pakan sebesar 22,21 persen
pe n penurunan produksi sebesar 9,05 persen. Incremental Net Benefit (manfaat
24rsih) yang diperoleh dari hasil pengurangan manfaat bersih (net benefit) tanpa
Mingembangan dari manfaat bersih dengan pengembangan yakni sebesar Rp
8.656.024 menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani
na Makmur layak untuk dikembangkan.

ii
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA
PEMBESARAN IKAN GURAME KELOMPOK TANI
MINA MAKMUR, KECAMATAN DRAMAGA,
KABUPATEN BOGOR

DERITA WATI VERA WAKINA BR SITEPU


H34104128

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS


EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
iii
Ju
dul Skripsi : Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Kelompok
Tani Mina Makmur, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor
Nama : Derita Wati Vera Wakina Br Sitepu
NIM : H34104128

Disetujui,
Pembimbing

Siti Jahroh, Ph.D


NIP. 19771126 200812 2001

Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS


NIP. 19580908 198403 1002

Tanggal Lulus :

iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Kelayakan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Kelompok Tani Mina
Makmur, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri dan belum
pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Derita Wati Vera Wakina Br Sitepu


H34104128

v
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Namurih, Sumatera Utara pada tanggal 06 Mei 1986.


Penulis adalah anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak M. Laris epu
Sitdan Nursiah Br. Ginting.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri No.028303
Kotamadya Binjai (1992-1998), kemudian melanjutkan pendidikan sekolah
menengah pertama di SLTP Negeri 10 Kotamadya Binjai (1998-2001). Jenjang
pendidikan sekolah menengah atas ditempuh oleh penulis di SMA Taman Siswa
Kotamadya Binjai (2001-2004).
Penulis diterima sebagai Mahasiswi di Direktorat Program Diploma,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada
Program Keahlian Manajemen Agribisnis (2006-2009). Penulis meneruskan
pendidikan program sarjana Ahli Jenis pada Departemen Agribisnis, Fakultas onomi
Ekdan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (2010-2013).

vi
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembesaran
Ikan Gurame Kelompok Tani Mina Makmur, Kecamatan Dramaga, Kabupaten gor”.
BoSkripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk meraih gelar Sarjana onomi
Ekpada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulisan skripsi ini bertujuan menganalisis kelayakan usaha baik dari


segi non finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen dan
asek
p sosial lingkungan) dan segi finansial terhadap Kelompok Tani Mina kmur.
MDiharapkan
a hasil kajian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan han
bapertimbangan dalam mengambil keputusan bagi Kelompok Tani Mina kmur
Mdan
a semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Maret 2013

Derita Wati Vera Wakina Br Sitepu

vii
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya atas
rahmat dan karunia-Nya penelitian ini dapat terselesaikan. Penyelesaian skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Siti Jahroh, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, serta saran mulai dari persiapan penelitian sampai
penulisan selesai.
2. Dr. Ir. Suharno, MAdev selaku dosen penguji utama dan Arief Karyadi
Uswandi, SP selaku penguji akademis pada sidang penulis yang bersedia
memberikan waktu memeriksa skripsi ini dan memberikan kritik serta
saran demi perbaikan skripsi ini.
3. Tintin Sarianti, Sp, MM selaku dosen evaluator pada saat kolokium yang
sudah memberikan masukan, arahan serta saran dalam persiapan
penelitian.
4. Pihak Kelompok Tani Mina Makmur yang telah memberikan data-data
yang penulis butuhkan untuk kelancaran penulisan skripsi.
5. Orang tua, keluarga dan calon suami yang selalu ada memberikan cinta,
doa, semangat yang tiada henti kepada penulis.
6. Sahabat seperjuangan Ibu Shinta, Sherly Marcelina, Nanda, Ani, Naya,
Imel, fince, Wilma, Dewinta dan Deo yang selalu memberikan semangat dan
dorongan dalam penyelesaian penelitian ini.
7. Teman-teman Agribisnis Angkatan 7 dan Ahlijenis 1 atas dukungan,
semangat, saran dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Bogor, Maret 2013

Derita Wati Vera Wakina Br Sitepu

viii
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR
I LAMPIRAN ............................................................................. xiii
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
II 1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
2.1. Agribisnis Perikanan Budidaya Gurame .................................... 9
2.2. Karakteristik Ikan Gurame ......................................................... 9
2.3. Pembesaran Ikan Gurame ........................................................... 11
2.3.1. Sistem Pembesaran Gurame .................................... 11
2.3.2. Pangaturan Kepadatan Ikan ..................................... 12
2.3.3. Pemberian Pakan...................................................... 12
III 2.4. Studi Kelayakan Budidaya Ikan Gurame ................................... 12
KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................. 17
3.1.
Teori Investasi ............................................................................ 17
3.2.
Teori Biaya dan Manfaat ............................................................ 18
3.3.
Studi Kelayakan Bisnis............................................................... 19
3.4.
Kriteria Kelayakan Bisnis........................................................... 20
3.4.1 Aspek Non Finansial ................................................ 21
3.4.2 Aspek Finansial........................................................ 23
IV 3.5. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................... 26
METODE PENELITIAN.................................................................. 29
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 29
4.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 29
4.3. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 29
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 30
4.4.1 Aspek Non Finansial .................................................................. 30
4.4.1.1 Aspek Pasar .......................................................... 30
4.4.1.2 Aspek Teknis........................................................ 31
4.4.1.3 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ................... 31
4.4.1.4 Aspek Manajemen dan Hukum ............................ 31
4.4.1.5 Aspek Lingkungan ............................................... 32
4.4.2 Aspek Finansial .......................................................................... 32
4.5. Asumsi Dasar.............................................................................. 36

ix
Halaman
V DESKRIPSI PERUSAHAAN DAN PETANI ................................. 39
5.1. Sejarah Singkat Kelompok Pembudidaya .................................. 39
5.2. Gambaran Umum Lokasi Perusahaan ........................................ 39
5.2.1 Letak dan Keadaan Umum....................................... 39
5.2.2 Kependudukan ......................................................... 40
5.2.3 Sarana dan Prasarana ............................................... 42
VI ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL .............................. 43
6.1. Analisis Aspek Teknis ................................................................ 43
6.1.1. Lokasi dan Sumberdaya Produksi Usaha
Ikan Gurame............................................................. 43
6.1.2. Fasilitas Penunjang Usaha Ikan Gurame ................. 43
6.1.3. Teknik Pengembangan Pembesaran Ikan Gurame .. 44
6.2. Analisis Aspek Pasar .................................................................. 47
6.3. Aspek Organisasi, Manajemen dan Hukum ............................... 50
6.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ........................... 51
6.5. Analisis Aspek Lingkungan........................................................ 52
VII ASPEK KELAYAKAN FINANSIAL .............................................. 54
7.1. Analisis Finansial “Tanpa Pengembangan Usaha” .................... 54
7.1.1. Arus Penerimaan (Inflow) ........................................ 54
7.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow) .................................... 56
7.1.3. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran
Ikan Gurame Mina Makmur .................................... 58
7.1.4. Analisis Laba Rugi................................................... 60
7.1.5. Analisis Switching Value ......................................... 60
7.2. Analisis Finansial “Dengan Pengembangan Usaha” .................. 61
7.2.1. Arus Penerimaan (Inflow) ........................................ 61
7.2.2. Arus Pengeluaran (Outflow) .................................... 63
7.2.3. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan
Gurame Mina Makmur ............................................ 65
7.2.4. Analisis Laba Rugi................................................... 67
7.2.5. Analisis Switching Value ......................................... 67
7.3. Manfaat Bersih Tambahan Usaha Pembesaran Ikan Gurame
“Dengan Pengembangan”dibandingkan dengan Usaha
“Tanpa Pengembangan” ............................................................. 68
7.4. Incremental Net Benefit Usaha Pembesaran Ikan Gurame
“Dengan Pengembangan”Dibandingkan dengan“Tanpa
Pengembangan” .......................................................................... 69
VIII KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 70
8.1. Kesimpulan ................................................................................. 70
8.2. Saran ........................................................................................... 71
D
AFTAR PUSTAKA ................................................................................ 72
LAMPIRAN............................................................................................... 74

x
DAFTAR TABEL

mor
No Halaman
1. Produk Domestik Bruto Pertanian, Peternakan, Kehutanan
dan Perikanan atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 - 2011 (miliar
rupiah) ............................................................................................. 1
2. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Tahun 2008-2010 (dalam
satuan ton) ....................................................................................... 3
3. Jumlah Produksi Ikan Konsumsi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2011 (dalam satuan ton).............................................. 4
4. Permintaan Ikan Gurame pada Beberapa Rumah Makan atau
Restoran di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2012............................ 6
5. Jumlah Penduduk Desa Petirberdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2011...................................................................................... 41
6. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2011 .......... 41
7. Sarana dan Prasarana Desa Petir Tahun 2011 ................................. 42
8. Perkembangan Produksi Ikan Konsumsi Kabupaten Bogor ......... 48
9. Kriteria Kelayakan Aspek Non Finansial........................................ 53
10. Proyeksi Arus Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame
“Tanpa Pengembangan Usaha” Selama 10 Tahun .......................... 55
11. Biaya Tetap Kelompok Mina Makmur
“Tanpa Pengembangan Usaha” ....................................................... 57
12. Biaya Variabel Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”...... 58
13. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur
“Tanpa Pengembangan Usaha” ....................................................... 60
14. Proyeksi Arus Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame
“Dengan Pengembangan Usaha” Selama 10 Tahun........................ 62
15. Biaya Tetap Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” ........ 64
16. Biaya Variabel Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” .. 65
17. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur
“Dengan Pengembangan Usaha”..................................................... 67

xi
DAFTAR GAMBAR

mor
No Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ........................................ 28
2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Mina Makmur ....................... 51

xii
DAFTAR LAMPIRAN

mor
No Halaman
1. Produksi Perikanan per Komoditas di Kolam Air Tenang 2011..... 75
2. Kuesioner ........................................................................................ 77
3. Investasi Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa
Pengembangan Usaha”.................................................................... 81
4. Laba Rugi Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa
Pengembangan Usaha”.................................................................... 81
5. Cashflow Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa Pengembangan” 81
6. Switching Value Penurunan Produksi 8 Persen Kelompok Tani
Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”............................... 81
7. Switching Value Kenaikan Pakan 2,35 Persen Kelompok Tani
Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”............................... 80
8. Investasi Kelompok Tani Mina Makmur “Dengan
Pengembangan Usaha”.................................................................... 81
9. Laba rugi Kelompok Tani Mina Makmur “Dengan
Pengembangan Usaha”.................................................................... 82
10. Cashflow Kelompok Tani Mina Makmur “Dengan Pengembangan” 83
11. Switching Value Penurunan Produksi 9,05 Persen Kelompok Tani
Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” ........................... 84
12. Switching Value Kenaikan Pakan 22,21Persen Kelompok Tani
Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” ............................ 85
13. Manfaat Bersih Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa
dan Dengan Pengembangan Usaha” ............................................... 86
14. Incremental Net Benefit “Tanpa dan Dengan
Pengembangan Usaha”.................................................................... 87
15. Perbandingan Incremental Net Benefit “Tanpa dan
Dengan Pengembangan Usaha” ...................................................... 88
16. Jadwal Kegiatan Usaha Pembesaran Ikan Gurame ......................... 89

xiii
I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang terus tumbuh dan
me miliki peran strategis dalam pembangunan perekonomian masyarakat
onesia. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan ekonomi dapat dilihat
Indda
de ri fungsinya sebagai penyedia bahan baku penunjang agroindustri, peningkatan
pe visa melalui kegiatan ekspor hasil perikanan, penyedia lapangan kerja,
pe ningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta
1
sekningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup . Peran
Pr tor perikanan terhadap peningkatan devisa negara dapat dilihat dari nilai
peoduk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan yang mengalami tren
ningkatan dibandingkan dengan sektor lainnya yang terdapat pada Tabel 1.
Ta
bel 1. Produk Domestik Bruto Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 - 2011 (miliar
rupiah)
Lapangan Perkembangan
P Usaha 2010* 2011**
(%)
Pertanian 985.448,8 1.093,466 11,095

Peternakan 119.371,7 129.578,3 0,085

Kerikanan 199.383,4 227.761,2 0,143


Su ehutanan 48.289,8 51.638,1 0,069
Ket
* mber :Badan Pusat Statistik (2012)
** erangan:
Angka Sementara
Angka Sangat Sementara

ke Tabel 1 menunjukkan bahwa usaha pertanian, perikanan, peternakan, dan


na hutanan memiliki peran yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi
pe sional. Hal ini terlihat dari perkembangan kontribusi pertanian, peternakan,
pe rikanan dan kehutanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,
tahrkembanganjumlah unit pertanian yang terus meningkat dari tahun 2010 hingga
pe un 2011. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan Badan Pusat Statistik,
(P rkembangan kontribusi bidang perikanan terhadap Produk Domestik Bruto
1 D B) periode tahun 2010 hingga 2011 sebesar 0,143 persen terbesar kedua
htt
p://www.dkp.go.id. Trend Pasar Ikan Dunia. Diakses tanggal 11 Agustus 2012
setelah bidang pertanian sebesar 11,095 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa
usaha di bidang perikanan mengalami tren peningkatan dan akan memiliki
pengaruh positif dalam kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal
tersebut juga didukung kondisi geografis Indonesia yang sesuai untuk usaha di
bidang perikanan dan sumber daya Indonesia yang melimpah dan berpotensi
untuk dikembangkan.
Peranan sektor perikanan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
mendorong pemerintah untuk meningkatkan produksi perikanan nasional yang
diimbangi dengan perbaikan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung. Oleh
karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui visi tahun 2010
menargetkan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar
di dunia pada tahun 2015. Proyeksi peningkatan volume produksi perikanan yang
sedang dibangun pemerintah tersebut turut ditopang dengan adanya program
Gerakan Gemar Makan Ikan (Germani). Program ini telah dicanangkan sejak
tahun 1996 dengan tujuan mendekatkan masyarakat terhadap produk-produk rikanan
pedan mengenal manfaat yang terkandung di dalamnya, Selain itu untuk
meningkatkankesadaran masyarakat terhadap produk makanan yang lebih sehat,
yaitu dengan mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani yang pada
akhirnya turut meningkatkan produksi hasil kelautan dan perikanan.
Program gerakan gemar makan ikan dalam beberapa tahun terakhir telah
me mberi hasil yang efektif. Menurut Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pe rikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2010, gerakan gemar
ma kan ikan berkontribusi positif dalam peningkatan konsumsi ikan secara
na sional. Rata-rata konsumsi ikan nasional dalam sepuluh tahun terakhir telah
me ncapai 82,29 persen dari target konsumsi ikan nasional sebesar 31,00 kg per
ka pita per tahun atau realisasi tingkat konsumsi rata-rata nasional sebesar 25,51
kg per kapita per tahun. Pada akhir 2011 tingkat konsumsi ikan mencapai 30,48
kg per kapita per tahun (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011). Pencapaian
ter sebut telah memenuhi standar konsumsi ikan suatu negara yang ditetapkan
Fo od and Agriculture Organization (FAO) sebesar 30 kg per kapita per tahun.
Ke menterian Kelautan dan Perikanan Indonesia berupaya meningkatkan konsumsi
ikan masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk perbaikan gizi masyarakat

2
Indonesia, yaitu berpengaruh terhadap perkembangan tingkat kecerdasan
masyarakat serta kesejahteraan dan pendapatan pembudidaya ikan.
Produk perikanan di Indonesia diperoleh melalui dua cara yaitu dengan
cara penangkapan dan budidaya. Perikanan budidaya juga dapat dihasilkan
melalui berbagai media, seperti yang dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Tahun 2008-2010 (dalam
satuan ton)
Produksi Perikanan
Tahun
Tangkap Budidaya
2008 63.882,75 147.941
2009 80.527,01 158.871
2010 120.287,57 244.764
Su mber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011)

Budidaya menggunakan kolam air tawar merupakan suatu cara


memproduksi ikan dengan hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara
lainnya berdasarkan informasi pada Tabel 2. Budidaya air tawar cenderung lebih
mudah jika dibandingkan dengan menggunakan media lainnya. Oleh karena itu,
produksi budidaya ikan menggunakan kolam air tawar sangat berpeluang untuk
meningkatkan produksi ikan, mengingat proses pembuatannya yang terbilang
mudah dengan lahan yang tersedia. Selain itu, budidaya ikan dengan
menggunakan kolam air tawar ini cenderung lebih digemari oleh masyarakat
Indonesia.
Salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi sentra produksi perikanan
air tawar adalah Provinsi Jawa Barat. Komoditas yang menjadi unggulan dari
bu didaya air tawar di Jawa Barat adalah ikan gurame, nila, mas, lele, patin dan
ba wal. Adanya program gemar makan ikan yang dicanangkan oleh pemerintah
be rpengaruh terhadap tingkat konsumsi hasil perikanan yang semakin meningkat.
Un tuk memenuhi permintaan konsumen, maka kegiatan produksi perikanan mulai
me nunjukkan peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah produksi ikan
ko nsumsi di Jawa Barat yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun yang dapat dilihat pada Tabel 3.

3
Tabel 3. Jumlah Produksi Ikan Konsumsi Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011
(dalam satuan ton).
Jenis Ikan
Tahun
Ikan Mas Lele Nila Nilem Gurame
2009 36.503 47.200 33.239 11.413 9.894
2010 43.596 89.529 49.536 18.613 12.186
2011 59.724 110.527 62.929 19.334 12.974
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011)

Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa produksi ikan gurame di


Jaw a Barat masih rendah dibandingkan dengan ikan konsumsi lainnya. Oleh
ka rena itu peluang budidaya ikan gurame masih terbuka untuk memenuhi
ke butuhan ikan konsumsi di pasar. Bogor merupakan salah satu sentra budidaya
ika n air tawar di Provinsi Jawa Barat yang memiliki sumberdaya alam maupun
ma nusia yang potensial untuk kegiatan budidaya tersebut. Selain itu, sesuai
de ngan tujuan pemerintah Bogor untuk menjadikan Kabupaten Bogor sebagai
sen tra budidaya ikan gurame, maka peluang untuk membudidayakan ikan
gu ramedi Kabupaten Bogor masih dapat dimanfaatkan bagi produsen ikan air
tawar.
Salah satu daerah sentra budidaya ikan gurame di Kabupaten Bogor adalah
di Desa Petir yaitu Kelompok Tani Mina Makmur, Kecamatan Dramaga. Hal ini
da pat dilihat dari luas wilayah Desa Petir yang memiliki luas 448,25 ha yang
ter diri dari persawahan 210 ha, pekarangan 20 ha, empang 20 ha, perumahan 190
ha, dan lainnya 8,25 ha (Data Potensi Desa Petir, 2011). Dengan adanya lahan
kosong yang belum terpakai pengembangan pembesaran ikan gurame masih dapat
dilakukan di Desa Petir.
Hal ini membuat kegiatan investasi pada pengembangan usaha
pe mbesaran ikan gurame perlu diyakinkan oleh suatu alat analisis yang dapat
me nilai kelayakan usaha serta tingkat pengembalian terhadap investasi. Alat
an alisis tersebut berupa analisis Studi Kelayakan Bisnis guna mengetahui
ke layakan dan besarnya keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan budidaya ikan
gurame di Kelompok Tani Mina Makmur.

4
1.2. Perumusan Masalah

Pengusahaan ikan gurame di Kabupaten Bogor memiliki potensi untuk


dikembangkan, hal tersebut didukung kondisi iklim dan geografis Kabupaten
Bogor yang sesuai untuk budidaya ikan terutama ikan air tawar. Salah satu
kelompok tani usaha budidaya ikan air tawar di Bogor adalah Kelompok Tani
Mina Makmur di Kecamatan Dramaga. Kelompok Tani Mina Makmur berpotensi
untuk mengembangkan usahanya terutama untuk budidaya ikan gurame karena
selain memiliki sumberdaya yang melimpah, apabila dilihat dari sisi permintaan
gurame di Kabupaten Bogor juga memiliki peluang pasar yang menguntungkan
bagi petani.
Pada umumnya petani ikan di Kabupaten Bogor menjual ikan hasil
bu didayanya melalui tengkulak atau pengumpul. Hal tersebut dikarenakan petani
leb ih mudah dalam memasarkan produk melalui tengkulak karena memperoleh
jam inan pasar untuk produk yang dihasilkan. Dari data yang diperoleh
me nunjukkan bahwa rata-rata permintaan tengkulak di Kecamatan Dramaga
ter hadap ikan gurame mencapai 600 kg per bulan sedangkan jumlah yang dapat
dip enuhi oleh Kelompok Tani Mina Makmur baru mencapai 280 kg per bulan2.
Selisih antara permintaan dengan jumlah ikan yang dihasilkan tersebut dapat
menjadi peluang bagi petani ikan gurame terutama Kelompok Tani Mina Makmur
untuk memenuhi kekurangan permintaan tersebut. Permintaan tengkulak tersebut
akan terus meningkat melihat adanya peluang Bogor menjadi sentra budidaya
gurame dan permintaan konsumen yang terus meningkat.
Bogor sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Barat memiliki banyak
res toran yang menyediakan hidangan dari hasil produk ikan yang ramai
dik unjungi pada saat akhir pekan maupun libur panjang. Selain itu, adanya
pro gram pemerintah Bogor untuk menjadikan Bogor sebagai sentra budidaya
gu rame juga berpengaruh terhadap permintaan ikan gurame dan peningkatan
ke giatan investasi budidaya gurame. Potensi sumberdaya alam dan manusia yang
me ndukung kegiatan budidaya gurame juga menjadi modal bagi pengembangan
usaha budidaya ikan air tawar khususnya gurame.

2
Wawancara dengan tengkulak Desa Petir, Kecamatan Dramaga.padatanggal 22 Februari 2013

5
Adanya permintaan pasar yang terus meningkat terhadap ikan gurame
dapat dilihat dari data permintaan konsumen terhadap ikan gurame di beberapa toran
resdi Kabupaten Bogor. Permintaan ikan gurame di beberapa restoran di bupaten
KaBogor dapat dilihat pada Tabel 4.

bel 4. Permintaan Ikan Gurame pada Beberapa Rumah Makan atau Restoran
Ta
di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2012
Permintaan gurame
(Kg)/Thn Perkembangan*
No Nama Restoran /RM.Makan
(%)
2011 2012
1 Kedai Sunda Cipayung 12.150 14.200 12,14
2 R.M Ma’Pinah 12.150 13.100 12,14
3 gurame Bakar Saung Melayang 3.960 4.150 3,95
4 Saung Kuring 27.000 32.150 26,99
5 Sinar Alam 2 2.700 2.750 2,69
6 Rindu Alam 13.500 15.250 13,49
7 Sinar Alam 1 21.600 23.700 21,59
8 Bumi Nini 6.480 7.570 6,47
9 R.M Lembur Kuring Parung 25.350 28.400 25,34
10 Restoran Rafles 23.430 25.150 23,42
11 R.M Kedai Sunda 1 13.200 15.500 13,19
12 R.M Warung Gumati 5.100 5.300 5,09
13 Restoran MM Juice 2.800 3.120 2,79
14 R.M Kedai Sunda 2 13.200 13.750 13,19
15 Rest.Food Court Cilengsi 10.000 12.500 9,99
Jumlah 192,60
Rata-rata 12,84
Su mber: Hasil wawancara dengan pemilik rumah makan di Kabupaten Bogor(Desember2012)
Keterangan :
*
Perkembangan dari tahun 2011 sampai tahun 2012

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa permintaan atas ikan gurame di restoran
ya ng ada di Kabupaten Bogor dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
me ngalami peningkatan, yaitu dengan rata-rata persentase peningkatan sebesar
12,84 persen. Hal ini menunjukan bahwa pengusaha ikan gurame yang ada di
Kabupaten Bogor khususnya Kelompok Tani Mina Makmur memiliki peluang
yang cukup besar untuk meningkatkan usahanya.
Kelompok Tani Mina Makmur merupakan salah satu pelaku usaha
budidaya ikan air tawar dengan komoditi unggulan ikan gurame. Anggota
Kelompok Tani Mina Makmur telah memiliki pengalaman dalam hal budidaya

6
ika n air tawar dan hal tersebut merupakan modal dalam pengembangan usaha. Di
sam ping itu, lokasi Desa Petir memiliki iklim yang sesuai untuk budidaya ikan air
ta war, infrastruktur yang memadai dan memiliki potensi sumberdaya alam
maupun manusia yang mendukung.
Kondisi iklim yang mendukung serta tersedianya sumberdaya menjadikan
usaha budidaya ikan gurame memiliki peluang untuk dikembangkan oleh anggota
Kelompok Tani Mina Makmur. Selain itu, meningkatnya tingkat konsumsi
masyarakat dengan adanya program germani (gemar makan ikan) merupakan
peluang bagi Kelompok Tani Mina Makmur, sehingga untuk memenuhi peluang
tersebut Kelompok Tani Mina Makmur berencana akan mengembangkan usaha
dengan menambah skala usaha. Mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan
untuk upaya perluasan skala usaha ini, maka perlu dilakukan analisis kelayakan
investasi untuk mengetahui apakah usaha yang akan dikembangkan ini layak atau
tidak, dengan mengefisiensikan modal yang akan di investasikan.
Aspek-aspek yang akan dikaji dalam pengembangan usaha milik
Ke lompok Tani Mina Makmur meliputi aspek non finansial yang terdiri dari
asp ek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan
da n aspek pasar. Kemudian juga dilakukan analisis dari aspek finansial untuk
me ngetahui kelayakan pengembangan usaha ikan gurame milik Kelompok Tani
Mi na Makmur. Dalam kegiatan sehari-hari terdapat faktor ketidakpastian, hal
ya ng sama juga berlaku dalam kegiatan usaha budidaya perikanan. Untuk itu perlu
dil akukan analisis switching value guna menilai apa yang akan terjadi terhadap
an alisis kelayakan usaha milik Kelompok Tani Mina Makmur apabila terjadi
pe rubahan di dalam perhitungan biaya dan manfaat. Perubahan ini didasarkan
pa da kejadian sebelumnya yang pernah terjadi dalam kegiatan usaha budidaya
gu rame milik Kelompok Tani Mina Makmur, seperti kenaikan harga input utama
ata u penurunan harga jual ikan gurame yang akan mempengaruhi penerimaan
seh ingga akan berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu,
pe rlu dilakukan analisis switching value untuk mengetahui tingkat perubahan
pe nurunan produksi yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur, serta
ad anya kenaikan harga pakan berupa pelet, sehingga keuntungan lebih besar dari
nol atau sama dengan nol.

7
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian, yaitu:

1. Layakkah Kelompok Tani Mina Makmur mengembangkan usahanya jika


ditinjau dari aspek finansial maupun non finansial?
2. Perubahan apa saja yang akan mempengaruhi kelayakan usaha pembesaran
ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan


di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha pembesaran ikan gurame
Kelompok Tani Mina Makmur ditinjau dari aspek finansial dan non finansial.
2. Mengetahui perubahan-perubahan yang akan mempengaruhi kelayakan usaha
pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, informasi, serta


masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu:
1. Dapat memberikan masukan bagi Kelompok Tani Mina Makmur sebagai

pertimbangan dalam melakukan peningkatan kapasitas produksi


2. Sebagai media belajar dan referensi bagi mahasiswa akademik untuk melakukan

penelitian lanjutan
3. Pemerintah Kabupaten Bogor memperoleh informasi mengenai analisis

kelayakan pembudidayaan gurame sehubungan dengan adanya program


pemerintah Kabupaten Bogor menjadikan Kabupaten Bogor sebagai salah satu
sentra produksi gurame.

8
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Agribisnis Perikanan Budidaya Gurame

Agribisnis merupakan salah satu sektor dalam kegiatan perekonomian rbasis


bekekayaan alam yang dimanfaatkan dalam melakukan kegiatan usaha rorientasi
bekeuntungan (Ramadya, 2012). Agribisnis meliputi berbagai bidang, ara lain
antagribisnis pertanian, agribisnis peternakan dan agribisnis perikanan. dang-bidang
Bitersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal kegiatan ha dan
usakomoditas usaha.
Menurut Silvy (2012), perikanan budidaya adalah kegiatan ekonomi yang
melibatkan manusia dalam membudidayakan hewan dan tumbuhan air. Budidaya
perikanan di Indonesia merupakan salah satu komponen yang penting di sektor
perikanan. Hal ini berkaitan dengan perannya dalam menunjang persediaan
pangan nasional, penciptaan pendapatan dan lapangan kerja, serta sebagai sektor
penting untuk mendukung perkembangan ekonomi pedesaan.
Salah satu bidang usaha agribisnis perikanan yang memiliki potensi cukup
besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumberdaya manusia di
Indonesia adalah usaha budidaya ikan gurame (Saparinto,2011). Hal ini didukung
dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat akan protein hewani serta
masih tersedianya sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di Indonesia. gkat
Tinkonsumsi masyarakat terhadap konsumsi ikan yang diperkirakan terus ningkat
memerupakan suatu peluang bagi usaha budidaya ikan gurame. Para tani dapat
pememanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan profit usaha dan ara tidak
seclangsung dapat menciptakan lapangan kerja.
2.2. Karakteristik Ikan Gurame
Gurame merupakan ikan air tawar yang memiliki pertumbuhan agak
lam bat dibandingkan ikan air tawar yang lain, Namun ikan gurame merupakan
sal ah satu jenis ikan yang digemari masyarakat. Kebutuhan ikan gurame selalu
me ningkat dalam setiap tahunnya, Meskipun pertumbuhan badan gurame relatif
lam a, pasarnya cukup besar, oleh sebab itu gurame masih terus dikenalkan dan
dik embangkan oleh masyarakat, Seperti umumnya ikan, bentuk tubuh gurame
ter lihat pipih hampir oval.Tubuh gurame muda ditutupi sisik berwarna biru
kehitaman, sedangkan bagian perutnya berwarna keputihan. Menjelang dewasa,
warna badan akan berubah menjadi merah kecoklatan, punggungnya menjadi
merah sawo tua (kecoklatan), sedangkan perutnya berwarna keperak-perakan atau
kekuningan. Sisik badan berukuran relatif lebih besar dan semakin mendekati
kepala ukurannya semakin mengecil, dan tepi sisik kepala semakin kasar.
Habitat atau lingkungan ikan gurame adalah air tawar.Gurame dapat
tu mbuh dan berkembang pada perairan tropis maupun subtropis.Seperti sungai
ya ng alirannya air tidak terlalu deras atau perairan yang tenang misalnya danau,
wa duk, rawa serta genangan-genangan kecil (kolam). Gurame termasuk golongan
ikan Labyrinthici, yaitu sebangsa ikan yang memiliki alat pernapasan berupa
insang dan insang tambahan (Labirin). Labirin adalah alat pernapasan selaput bahan
tamyang berbentuk tonjolan pada tepi atas lapisan insang pertama.Pada aput ini
selterdapat pembuluh darah kapiler sehingga memungkinkan gurame uk
untmengambil oksigen langsung dari udara (Saparinto, 2011).
Dalam pengusahaaan ikan gurame perlu juga diperhatikan keadaan suhu
air dan tingkat keasamaan air (pH) yang berkisar 7-8. Gurame dapat hidup dengan
ba ik di daerah dengan ketinggian antara 50–600 m dpl dengan suhu optimal
ha bitat hidup gurame berkisar 24–28OC. Kepekaan gurame yang rendah terhadap
se nyawa-senyawa beracun di dalam air sangat menguntungkan. Kebanyakan ikan
air tawar akan mati pada kadar karbondioksida (CO2) terlarut sebesar 15 ppm.
Gu rame masih mampu bertahan hidup meskipun kadar karbondioksidanya
me ncapai 100 ppm. Kehidupan gurame juga tidak terganggu dengan adanya bahan
be racun dalam air seperti nitrogen dalam bentuk amoniak (NH3) atau ammonium
(NH4) maupun sulfide dalam bentuk asam sulfida (H2S).
Gurame merupakan ikan pemakan segala (omnivora). Larva gurame yang
ma sih kecil memakan binatang renik (rotifera, infusoria, moina, daphnia) yang
hid up sebagai perifiton (melayang dalam kolom air), Namun benih gurame lebih
me nyenangi larva serangga, crustaceae, zooplankton, dan cacing sutra. Setelah
be sar, gurame cenderung menjadi pemakan dedaunan dari tumbuhan air. Pakan
da n kebiasaan makan gurame bisa berubah sesuai dengan keadaan lingkungan
hidupnya.

10
2.3. Pembesaran Ikan Gurame
Usaha pemebesaran ikan gurame mengandung risiko yang lebih kecil anding
dibtingkat usaha lain, kerena tingkat mortalitas ikan yang dibudidayakan dah. Ada
rentiga faktor penting yang harus di perhatikan dalam usaha pembesaran n gurame
ikayaitu kualitas benih, kualitas pakan yang diberikan, dan kualitas air urniawan,
(K2011).
2.3.1. Sistem Pembesaran Gurame
Budidaya pembesaran gurame dapat dilakukan dalam dua sistem
pembesaran, yaitu monokultur dan polikultur. Sistem pembesaran monokultur
merupakan usaha budidaya untuk satu jenis ikan tanpa ada campuran ikan lain.
Dengan sistem monokultur, budidaya dapat lebih terkonsentrasi hanya pada satu
ikan saja sehingga padat penebaran lebih optimal dan pertumbuhan gurame tidak
terganggu oleh ikan lain.
Sistem pembesaran polikultur merupakan usaha budidaya dengan jenis
ikan lebih dari satu dengan harapan semua jenis ikan memberikan kontribusi
ekonomis yang sama atau sebagai hasil sampingan. Dengan sistem polikultur, satu
kolam ikan menghasilkan jenis ikan yang bervariasi. Pemilihan jenis ikan
disesuaikan dengan tingkah laku makannya sehingga pembudidaya dapat
memanfaatkan pakan seefisien mungkin sehingga meminimalkan pakan yang
tersisa di dalam kolam. Jenis ikan yang dapat dibudidayakan bersama gurame
diantaranya ikan mas, nilam, tambakan, koan, mola, mujair, lele, nila, dan lobster
airtawar.
Sistem pembesaran longyam atau mina ayam merupakan usaha budidaya
ika n gurame bersama ayam, baik ayam petelur maupun pedaging. Pada sistem ini
ay am dipelihara di dalam kandang yang ditempatkan di atas kolam budidaya ikan
gu rame. Ciri khas sistem budidaya ini adalah memanfaatkan kotoran ayam dan
pa kan yang tercecer sebagai pupuk organik kolam dan pakan ikan. Dengan begitu
pe nggunaan pupuk pada waktu pengelolaan lahan dan pupuk penyelang dapat
dik urangi. Takaran pemberian pakan pun juga lebih hemat karena memanfaatkan
pakan dari sisa pakan ayam.

11
2.3.2. Pangaturan Kepadatan Ikan
Kepadatan atau kerapatan ikan yang dibudidayakan harus sesuai dengan
sta ndar atau tingkatan budidaya. Peningkatan kepadatan akan menyebabkan daya
du kung kehidupan ikan perindividu menjadi menurun. Tingkat kepadatan ikan
ya ng terlalu tinggi (overstocking) akan meningkatkan kompetisi pakan dalam
kol am/media, ikan menjadi mudah stress dan akhirnya akan menurunkan
ke cepatan pertumbuhan. Kepadatan ikan yang dibudidayakan di keramba jaring
apung (KJA) sebanyak 3-5 kg/m2, sedangkan di kolam air tenang antara 10-15
2
kg/m (Kurniawan, 2011).
2.3.3. Pemberian Pakan
Ikan gurame termasuk dalam golongan ikan omnivora atau pemakan
segala.Pakan yang digunakan dalam budidaya ikan gurame ada dua jenis, yaitu
pakan alami dan pakan buatan.Pakan alami ikan gurame berupa jasad-jasad renik,
kutu air, cacing, jentik-jentik serangga, dan sebagainya, Sedangkan pakan ernatif
altyang dapat diberikan adalah berupa dedaunan seperti daun talas, daun paya, daun
pakangkung, daun ubi, dan daun sente. Hal yang perlu dicermati dalam mberian
pepakan alternatif ini adalah pakan tersebut pada dasarnya merupakan ervoir parasit
resatau mikro organisme, sehingga pemanfaataan makanan tersebut an melengkapi
aksiklus hidup beberapa parasit ikan yang dapat meningkatkan ko kematian ikan
risigurame. Oleh karena itu pemberian pakan altenatif, terutama ng kualitasnya
yarendah sejauh mungkin dihindari.
Pakan buatan merupakan pakan yang diproduksi oleh pabrik pembuat
pakan. Kebersihan pakan, cara pemberian dan penyimpanannya perlu diperhatikan
secara benar agar transmisi parasit dan penyakit tidak terjadi pada hewan
budidaya. Pemberian pakan buatan harus diperhatikan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas, karena hampir 50 persen dari biaya produksi merupakan biaya
pakan (Kurniawan, 2011).
2.4. Studi Kelayakan Budidaya Ikan Gurame
Penelitian mengenai budidaya ikan air tawar telah banyak
dilakukansebelumnya, diantaranya adalah Istikharoh (2008) meneliti Perencanaan
Usaha Pengembangan Budidaya Ikan Gurame (Osphronemus Gouramy) dan Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus) di Kabupaten Nganjuk, Propingsi Jawa Timur.

12
Berdasarkan penelitian tersebut dijelaskan bahwa kelayakan usaha ikan gurame
dan ikan nila salah satunya dapat dilihat dari aspek pasar, dimana usaha tersebut
memiliki peluang yang cukup luas. Usaha ikan gurame dan ikan nila ini
menggunakan sistem semi intensif dengan umur usaha 10 tahun. Analisis terhadap
aspek
ter hukum menunjukkan bahwa usaha hanya mempunyai surat pengakuan
terdaftar dari kantor Sub Dinas Perikanan Kabupaten Nganjuk. Sedangkan analisis
guhadap aspek sosial ekonomi dan lingkungan menyatakan bahwa usaha ikan
marame dan nila dikatakan layak karena membuka lapangan pekerjaan bagi syarakat
sekitar.
lay Selanjutnya pada analisis aspek finansial menunjukkan bahwa usaha sudah
sebak dijalankan dengan keuntungan bersih (EAT) pengusahaan ikan gurame
pe esar Rp 50.109.179 dan ikan nila sekitar Rp 84.888.944. Nilai REC
ikangusahaaan ikan gurame mencapai 64,03 persen dan 102,87 persen terhadap
rat n nila. Sedangkan analisis kelayakan investasi dengan menggunakan discount
NPe mencapai 16 persen pertahun, untuk ikan gurame dan ikan nila diperoleh
IRV sebesar Rp 287.501.653 dan Rp 510.422.496, Net B/C ratio 5,91 dan 3,5,
tahR sebesar 125,71 persen dan 75,73 persen, Payback Period 2,17 tahun dan 4,25
anun
da yang lebih kecil dari Payback Period maksimum yakni 6,25 tahun. Hasil alisis
masensitivitas menunjukkan bahwa penurunan pendapatan maksimum yang pat
terditerima usaha sebesar 7 persen. Sedangkan kenaikan biaya operasional ksimum
sebesar 10 persen. Perubahan terhadap kombinasi kedua komponen sebut adalah
sec4 persen.
Ke Perdana (2007) melakukan penelitian tentang “Analisis Kelayakan Usaha
dil ara Partisipasif pada Usaha Budidaya Pembesaran Ikan gurame (Studi Kasus
gu lompok Tani Tirta Maju, Desa Situgede)”. Analisis kelayakan usaha yang
da akukan menunjukkan bahwa usaha keseragaman budidaya pembesaran ikan
Anrame pada kelompok Tani Tirta Maju layak untuk diimplementasikan, hal ini
16.pat dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen maupun finansial.
us alisis pendapatan usahatani menunjukkan nilai keuntungan sebesar Rp
10.238.500dan R/C sebesar 1,29. Sedangkan dalam analisis penilaian investasi
aha diperoleh nilai NPV, PI, IRR, dan PBP masing-masing sebesar Rp
433.512; 1,67; 28,9 persen; dan 2,9 periode. Usaha ini dinilai masih kurang

13
pro fitable dan kurang menarik bagi bank atau investor untuk menanamkan
mo dalnya.Hal ini dikarenakan keuntungan usaha per bulan selama 5 periode
be rjalan hanya sebesar Rp 260.838. Selain itu, pendapatan per bulan setiap
an ggota yang terlibat berdasarkan nilai keuntungan satu periode hanya sebesar Rp
5.535 sementara kebutuhan rumah tangga mencapai Rp 450.000 per bulan.
22

Selanjutnya hasil perhitungan dari analisis sensitivitas menunjukkan hwa


bakelayakan usaha Tirta Maju cukup peka terhadap perubahan yang terjadi da
pafaktor harga jual ikan gurame dan volume produksi.Sementara itu,
perubahan pada faktor harga pakan buatan (pelet) tidak terlalu berpengaruh
terhadap kelayakan usaha ini.Namun terjadinya kenaikan harga pelet hingga
ncapai 61 persen dapat menyebabkan usaha ini menjadi tidak layak.
me
Soemarmo (2008) mengkaji Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Nila
M erah di Klaten, Jawa Tengah dilihat dari aspek finansial dan non finansial. Dari
ha sil analisis secara non finansial menunjukkan bahwa kegiatan usaha pembesaran
ika n nila merah layak untuk diusahakan berdasarkan aspek pasar, teknis,
ma najemen, sosial dan budaya, serta aspek lingkungan. Analisis kelayakan usaha
be rdasarkan aspek finansial menggunakan indikator NPV, IRR dan Net B/C
Ra tio. Berdasarkan aspek finansial diperoleh hasil bahwa usaha pembesaran ikan
nil a merah layak untuk dilaksanakan dengan NPV positif sebesar Rp 29.782.631
IRR sebesar 43,80 persen, dan Net B/C Ratio sebesar 1,40. Sedangkan hasil
analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan pendapatan usaha maksimal
yang dapat ditoleransi sebesar 7 persen dan kenaikan biaya operasional sebesar 10
persen. Sementara perubahan terhadap kombinasi kedua komponen tersebut
adalah 4 persen.
Penelitian lain yang terkait dengan kelayakan usaha budidaya komoditas
pe rikanan juga dilakukan oleh Rosmawati (2010) dengan judul “Analisis
Ke layakan Pengusahaan Ikan Lele Dumbo Kelompok Tani LPPMPU Kecamatan
Ba belan, Kabupaten Bekasi”. Pengusahaan ikan lele dumbo pada kelompok tani
LP PMPU dari aspek non finansial yaitu analisis pasar, analisis teknis, analisis
ma najemen, dan analisis sosial lingkungan layak untuk dilaksanakan.Hal ini
ter lihat dari analisis parameter masing-masing aspek non finansial yang

14
menuhi kriteria kelayakan investasi pengusahaan ikan lele dumbo di Kelompok
me
Tani LPPMPU.
Selanjutnya analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa
kri teria kelayakan finansial yang bertujuan untuk menganalisis sejauh mana
tin gkat kelayakan usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele dapat dilakukan.
Da ri penelitian Rosmawati (2010) pada pengusahaan pembenihan ikan lele
dip eroleh nilai NPV Rp 190.564.150, IRR 51 persen, nilai Net B/C Ratio 3,77,
dan nilai payback period 1,35 tahun. Sedangkan untuk usaha pembesaran ikan lele
dumbo diperoleh nilai NPV sebesar 118.979.694, IRR 25 persen, nilai Net B/C
2,08, dan Payback period 1,40. Berdasarkan kedua skenario tersebut pengusahaan
ikan lele layak untuk dilaksanakan baik untuk usaha pembenihan maupun
pembesaran ikan lele dumbo.
Ervina (2011) melakukan penelitian terkait dengan Analisis Kelayakan
Investasi Pengusahaan Ikan gurame di Perusahaan Mekar Tambak Sari,
Kecamatan Sawangan, Kabupaten Depok. Dari hasil analisisnya diperoleh bahwa
kegiatan usaha pembesaran dan pembenihan ikan gurame layak untuk
dikembangkan secara non finansial maupun finansial. Sehingga berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan terhadap aspek teknis, pasar, manajemen dan hukum,
sosial dan ekonomi, serta aspek lingkungan, dapat disimpulkan bahwa
pengusahaan pembesaran dan pembenihan ikan gurame di Mekar Tambak Sari
layak untuk dilaksanakan.
Selanjutnya secara finansial kegiatan pembesaran dan pembenihan yang
dil akukan Mekar Tambak Sari layak untuk diusahakan, hal tersebut didasarkan
pa da hasil perhitungan dari kegiatan usaha pembesaran yang menghasilkan
kri teria investasi NPV sebesar Rp 17.736.295, Net B/C sebesar 1,3, IRR sebesar
20 persen, dan Payback Period 8,1 tahun. Sedangkan hasil analisis kegiatan
pembenihan ikan gurame menghasilkan nilai kriteria investasi NPV Rp
28.775.051, Net B/C sebesar 2,3, IRR sebesar 44 persen dan Payback Period 1,7
tahun. Berdasarkan kriteria investasi, kedua skenario pengusahaan ikan gurame
tersebut layak untuk dilaksanakan, namun dari hasil analisis kedua skenario
tersebut pengusahaan pembenihan lebih menguntungkan dan lebih layak untuk
dijalankan karena mempunyai nilai NPV, Net B/C, dan IRR yang lebih besar,

15
ser ta tingkat pengembalian investasi yang lebih singkat dibandingkan dengan
usa ha pembesaran ikan gurame. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan
me nunjukkan bahwa pengusahaan pembesaran ikan gurame lebih sensitif terhadap
pe nurunan harga jual output produksi sebesar 3,2 persen, sedangkan pembenihan
ika n gurame lebih sensitif terhadap penurunan harga jual output sebesar 2,5
persen.
Hasil penelitian Pitanto (2012) dengan judul “Analisis Kelayakan
Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah pada Unit Usaha Teaching
Farm Institut Pertanian Bogor” menunjukkan bahwa kegiatan usaha yang
dilakukan layak secara finansial maupun non finansial. Berdasarkan aspek pasar,
aspek teknis, aspek ekonomi, sosial dan budaya, aspek manajemen dan aspek
lingkungan kegiatan usaha pembesaran ikan nila merah layak untuk diusahakan.
Selanjutnya berdasarkan analisis kriteria investasi yang dilakukan pada
kegiatan usaha pembesaran ikan nila merah diperoleh nilai NPV Rp 320.892.749,
nilai IRR 37 persen, Net B/C 3, dan nilai payback period 3 tahun 4 bulan 29 hari
yang menunjukkan bahwa pengusahaan pembesaran ikan nila merah pada unit
usaha Teaching Farm IPB layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis sensitivitas
menunjukkan bahwa penurunan produksi sebesar 12,9 persen dan peningkatan
harga pakan 14,55 persen berpengaruh terhadap kelangsungan usaha pembesaran
ikan nila merah.
Penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan
be berapa penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
seb elumnya terletak pada kriteria analisis kelayakan usaha dengan kriteria
inv estasi antara lain NPV, Net B/C, IRR, Payback period, dan analisis
sen sitivitas. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yaitu terkait dengan jenis komoditas dan tempat penelitian yang akan dikaji.

16
III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Teori Investasi

Laporan rugi laba mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh


dengan
(2 biaya yang dikeluarkan perusahaan. Menurut Husnan dan Muhammad
ka000), bahwa dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relevan terhadap
mes bukan terhadap laba, karena dengan kas seseorang bisa berinvestasi dan
finmbayar kewajibannya, sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan
ansial perusahaan, perlu dilakukan analisis aliran kas (cashflow).

me Analisis kriteria investasi merupakan analisis untuk mencari suatu ukuran


krinyeluruh tentang baik tidaknya suatu usaha yang telah dikembangkan. Setiap teria
bemenggunakan present value (PV) yang telah didiscount dari arus-arus nefit
invdan biaya selama umur suatu usaha (Kadariah et al.1999). Penelitian estasi
madalam suatu usaha dilakukan dengan membandingkan antara semua nfaat
selyang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan ama
proses investasi dilaksanakan.
su Analisis kelayakan usaha adalah penelitan tentang pengevaluasian apakah tu
suausaha layak atau tidak untuk dilaksanakan atau dilanjutkan, dilihat dari ut
usdpandang badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modalnya. Suatu ha
al.adikatakan layak apabila usaha mendatangkan keuntungan (Kadariah et
1999).
jik Suatu usaha atau proyek dikatakan layak atau tidak untuk dilaksanakan
bea sesuai dengan ukuran kriteria investasi yang dapat digunakan, yaitu sebagai
rikut :
1) Net Present Value adalah nilai kini dari keuntungan bersih yang
diperoleh pada masa mendatang, yang merupakan selisih dari biaya.
2) Net Benefit-Cost Ratio (rasio manfaat dan biaya) adalah perbandingan
antara jumlah nilai kini dari keuntungan bersih pada tahun dimana
keuntungan bersih bernilai positif denga keuntungan bersih yang
bernilai negatif.
3) Internal Rate of Return (tingkat pengembalian internal) adalah tingkat
bunga dimana nilai kini dari total biaya sama dengan nilai kini dari total
penerimaan. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas
investasi bersih dalam suatu proyek dengan syarat setiap manfaat yang
diwujudkan, yaitu setiap selisih benefit (Bt) dan Cost (Ct) yang bernilai
positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan
mendapatkan tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek.
4) Payback Period (masa pembayaran kembali) digunakan untuk
mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk melunasi
investasi yang ditanamkan. Metode payback period merupakan metode
yang menghitung seberapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali,
karena itu hasil perhitungannya dinyatakan dalam satuan waktu yaitu
tahun atau bulan (Husnan dan Muhammad 2000).
3.2. Teori Biaya dan Manfaat
Tujuan analisis dalam suatu usaha harus disertai dengan definisi mengenai
biaya dan manfaat. Biaya adalah sesuatu yang membantu tujuan (Gittinger, 1986).
Biaya yang umumnya dimasukkan dalam analisis usaha adalah biaya-biaya yang
langsung berpengaruh terhadap suatu investasi, antara lain seperti biaya investasi n
dabiaya operasional.
Biaya yang diperlukan dalam suatu usaha terdiri dari biaya modal, biaya
operasional dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaaan suatu usaha. Biaya
modal merupakan dana untuk investasi yang penggunannya bersifat jangka
panjang, contohnya tanah, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesin, biaya
pendahuluan sebelum operasi, biaya-biaya lainnya seperti biaya penelitian.
Biaya operasional termasuk dalam modal kerja, karena biaya ini
dikeluarkan untuk menutupi kebutuhan dan didasarkan pada situasi produksi,
biasanya dibutuhkan sesuai dengan tahap operasi contohnya biaya bahan mentah,
tenaga kerja, biaya perlengkapan serta biaya penunjang.Biaya operasional terdiri
dari biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variabel Cost).
Usaha pada sektor pertanian atau bisnis, hal yang perlu diperhatikan
ad alah manfaat bersih tambahan (Incremental Net Benefit) yaitu manfaat
be rsihdengan bisnis (Net Benefit With Business) dikurangi dengan manfaat bersih
tan pa bisnis (Net Benefit Without Business). Hal ini dimungkinkan karena ada
fak tor-faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai

18
ataupun belum termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor tersebut
memberikan manfaat (benefit) atau tidak bagi bisnis yang dijalankan.
3.3. Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Nurmalina et al.(2010), studi kelayakan bisnis merupakan nelaahan
peatau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan nfaat atau
mahasil bila dilaksanakan. Studi kelayakan bisnis telah banyak dikenal h
olemasyarakat, terutama masyarakat yang bergerak dalam bidang bisnis. Banyak
peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis menuntut adanya
penilaian, sejauhmana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan
manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan.
Studi kelayakan bisnis merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan
investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Selain itu studi kelayakan
bisnis juga dapat diartikan sebagai penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis
(biasanya merupakan bisnis investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan &
Muhammad 2000). Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan berbeda- da.
bePihak Swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. dangkan
Sepemerintah dan lembaga non profit dikatakan berhasil dilihat dari nfaat yang
madiberikan kepada masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga rja,
kepemanfaatan sumberdaya yang melimpah, dan penghematan devisa.
Hal-hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan bisnis
investasi jika suatu pihak atau seseorang melihat kesempatan usaha, yaitu apakah
kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita
bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut.
Semakin luas skala usaha maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi
maupun sosial juga akan semakin besar. Oleh karena itu studi kelayakan
dilengkapi dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost
and benefit analisis). Menurut Husnan dan Muhammad (2000), suatu studi
kelayakan bisnis akan menyangkut tiga aspek yaitu :
1) Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi bisnis itu sendiri atau manfaat
finansial, artinya apakah bisnis tersebut cukup menguntungkan bila
dibandingkan dengan risiko bisnis.

19
2) Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi negara tempat bisnis tersebut
dilaksanakan, yang menunjukkan manfaat bisnis tersebut bagi ekonomi
makro suatu negara.
3) Manfaat sosial bisnis tersebut bagi masyarakat disekitar bisnis.
Investasi bisnis umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan
dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah menghindari keterlanjuran penanaman
modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil
dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu bisnis yang menyangkut investasi
dalam jumlah besar. Banyak alasan yang mengakibatkan suatu bisnis ternyata
kemudian menjadi tidak menguntungkan (gagal) diantaranya yaitu: (1) kesalahan
perencanaan, (2) kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, (3) kesalahan
dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku, (4) kesalahan dalam mperkirakan
mekebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, ta (5)
serpelaksanaan bisnis yang tidak terkendali sehingga biaya pembangunan nis
bismenjadi membengkak serta penyelesaian bisnis menjadi tertunda.
Tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah
untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. mun
Natujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin ak
tidbegitu dipegang teguh lagi. Jika proyek akan dinilai dari perspektif yang ih
lebluas, maka tujuannya seharusnya adalah memaksimumkan net present value ri
dasemua social cost and benefit.
3.4. Kriteria Kelayakan Bisnis
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan kelayakan bisnis
ad alah aspek finansial dan aspek non finansial. Nurmalina et al. (2010) membagi
an alisis kelayakan menjadi aspek finansial dan non finansial. Aspek non finansial
me ncakup aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek
hu kum, aspek sosial, ekonomi dan budaya, dan aspek lingkungan. Masing-masing
asp ek tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam memenuhi krtiteria
kelayakan suatu bisnis.

20
3.4.1 Aspek Non Finansial
Menurut Nurmalina et al.(2010), dalam tahap persiapan dan analisis suatu
kelayakan bisnis perlu dipertimbangkan berbagai aspek yang mungkin terlibat dan
satu sama lain saling berkaitan. Aspek non finansial terdiri dari:
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam
studi kelayakan bisnis. Sebelum melaksanakan bisnis, analisis aspek pasar ensial
potperlu diketahui agar produk yang dihasilkan perusahaan mampu nempatkan diri
medalam pasar potensial yang akan dimasuki. Besar permintaan duk dan
prokecenderungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan nis yang
bisakan datang juga perlu diperkirakan dengan cermat agar kegiatan nis dapat
bisberoperasi dengan efisien. Pemasaran kegiatan bisnis dapat roperasi dengan
besehat ketika produk yang dihasilkan mendapat tempat di saran serta mampu
pamenghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan nguntungkan.
me Aspek pasar dan pemasaran perlu menganalisis tentang permintaaan baik ara
rinci sesuai daerah, jenis konsumen, dan proyeksi permintaan komoditas masa
secyang akan datang. Aspek penawaran diketahui baik penawaran komoditas ri
didalam maupun terhadap produk impor, kebijakan pemerintah, daya saing duk
dasubsitusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran. Analisis harga lam
aspek pasar diperlukan untuk mengetahui perubahan, pola harga dan rbandingan
pro
daterhadap barang-barang impor, harga barang subsitusi. Program masaran juga
peperlu dirancang terhadap strategi pemasaran, siklus hidup produk n pada tahap
peapa produk akan dibuat. Perkiraan penjualan yang mampu dicapai rusahaan juga
daperlu diketahui perusahaan (Nurmalina et al.2010).
pe Aspek Teknis
2. Penilaian aspek teknis didasarkan pada hal-hal yang bersifat teknis baik
da saat perencanaan maupun pengoperasian budidaya pembesaran ikan gurame.
pa nilaian tersebut meliputi layoutusaha pengembangan pembesaran ikan gurame
Peda kelompok tani setelah pengembangan bisnis, skala operasidan alat-alat yang
pa ah tersedia, serta bagaimana tahapan proses produksi yang akan diterapkan
sudh petani setelah adanya rencana peningkatan produksi bisnis tersebut. Secara
ole

21
teknis rencana pengembangan bisnis dalam peningkatan kapasitas produksi
pembesaran ikan gurame dapat dilaksanakan apabila kebutuhan bisnis dapat
dipenuhi, baik kebutuhan akan bahan-bahan maupun kebutuhan akan fasilitas dan
teknologi. Hasil dari aspek teknis akan menentukan nilai-nilai yang terdapat
dalam aspek finansial dan ekonomi sehingga menentukan menguntungkan (layak)
atau tidaknya bisnis secara finansial.
3. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya yang akan dinilai adalah
seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah
penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran serta mempelajari
adanya pemerataan kesempatan kerja dan pengaruh bisnis terhadap lingkungan
sekitar lokasi bisnis. Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial
yang mungkin dialami oleh masyarakat di sekitar lokasi bisnis.Dari aspek
ekonomi, suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan syarakat,
mapendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak, dan dapat nambah aktivitas
meekonomi. Suatu bisnis tidak akan ditolak oleh masyarakat itar bila secara sosial
sekbudaya diterima dan secara ekonomi memberikan sejahteraan (Nurmalina et
keal.2010).
4. Aspek Organisasi dan Manajemen dan Hukum
Aspek organisasi dan manajemen merupakan deskripsi mengenai peranan
fun gsi manajemen dalam pelaksanaan rencana penelitian tersebut. Deskripsi ini
ak an menjelaskan tentang perencanaan manajemen organisasi (struktur organisasi
da n uraian pekerjaan), perencanaan manajemen sumberdaya manusia (pembagian
tug as, perekrutan tenaga kerja, dan pembagian jam kerja untuk setiap bagian
pe kerjaan),perencanaan manajemen pemasaran, dan perencanaan manajemen
ke uangan. Sedangkan aspek hukum mempelajari tentang bentuk usaha yang akan
dig unakan dan mempelajari jaminan-jaminan yang dapat disediakan seperti akta,
ser tifikat, dan izin usaha bila menggunakan sumber dan berupa pinjaman. Aspek
hu kum dari suatu usaha diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar
ke giatan usaha pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain
(Nurmalina et al. 2010)

22
5. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut
terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan yang
akin baik atau semakin rusak. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas
sem
lingkungan dalam analisis suatu bisnis akan menunjang kelangsungan suatu
bisnis, karena tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat
dengan lingkungan (Pitanto et al. 2012).
3.4.2 Aspek Finansial
Aspek finansial akan menguraikan perencanaan biaya dan pendanaan yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian melalui peningkatan jumlah produksi
dan perbaikan sistem manajemen pada penilaian aspek finansial diperlukan untuk
menilai kelayakan usaha dari segi finansial. Alat ukur kelayakan usaha yang
digunakan antara lain terdiri dari beberapa komponen yaitu Proyeksi Laba Rugi,
Proyeksi Cashflow, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net
Benefit Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), Analisis Switching Value.
1. Laba Rugi
Salah satu analisis finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan laba rugi. Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam
upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu (Nurmalina et al.2010).
Laporan laba rugi terdiri dari beberapa komponen yaitu Total Revenue (TR), Total
Fixed Cost (TFC), Total Variable Cost (TVC), laba kotor, pajak dan laba bersih
setelah pajak. Pendapatan bersih atau laba adalah apa yang tersisa setelah
dikurangkandengan pengeluaran–pengeluaran yang timbul di dalam memproduksi
barang dan jasa atau penerimaan yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa
tersebut. Melalui laporan laba rugi, perusahaan dapat memperoleh informasi
keuangan mengenai usaha yang dijalankan, apakah usaha tersebut memberikan
keuntungan atau sebaliknya. Laporan laba rugi dapat diperoleh dari selisih antara
penerimaan dengan biaya–biaya yang telah dikeluarkan untuk usaha tersebut pada
periode tertentu.
a. Total Penerimaan
Penerimaan perusahaan dapat diperoleh dari total penjualan terhadap
produk yang dihasilkan selama periode yang tertentu. Penjualan

23
merupakan sumber penghasilan utama bagi perusahaan.Penerimaan dapat
diperoleh dari perkalian antara harga produk dengan kuantitas produk yang
dihasilkan.
b. Biaya
Biaya merupakan sejumlah nilai atau pengorbanan yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan usaha. Secara umum,
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan suatu
usaha terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan
biaya yang jumlahnya tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh jumlah
produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya
berubah seiring dengan jumlah produksi dan besarnya proposional.
c. Laba atau Rugi Bersih
Laba bersih dapat diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan
total pengeluaran yang telah dikurangi dengan pajak yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dalam UU No. 36 Pasal 17 ayat 1 huruf b tahun
2008 mengenai pajak penghasilan badan.
2. Cashflow
Menurut Nurmalina et al.(2010), cashflow disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan
penggunaannya. Suatu cashflow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun
berdasarkan nilai tahapan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari komponen
inflow (arus penerimaan), outflow (arus pengeluaran), Net Benefit (manfaat bersih)
dan Incremental Net Benefit (Manfaat Bersih Tambahan). Komponen inflow
meliputi nilai produksi total, penerimaan pinjaman, grants (bantuan), nilai sewa, n
dasalvagevalue (nilai sisa). Komponen outflow terdiri dari biaya investasi, biaya
operasional/produksi, pajak dan debt service (bunga pinjaman).
3. Net Present Value
Net Present Value (NPV) suatu bisnis adalah selisih Present Value (PV) dari
inv estasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa
ya ng akan datang (Umar, 2005). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima
dari suatu bisnis selama umur bisnis dan tingkat discount rate tertentu.

24
4. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Menurut Umar (2005) Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan
antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang
yang bernilai negatif. Perhitungan Net B/C digunakan untuk mengetahui berapa
nilai manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan.
5. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Umar (2005), metode ini digunanakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa
yang akan datang, atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal.
6. Payback Period (PP)
Payback Period (PP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) dengan menggunakan
aliran kas. Nilai Payback Period berbanding terbalik dengan nilai NPV, jika nilai
NPV semakin besar maka menunjukkan waktu pengembalian semakin cepat.
Suatu bisnis dikatakan menguntungkan dan layak jika PP lebih kecil dari umur
bisnis.
7. Analisis Switching Value
Analisis sensitivitas dengan metode perhitungan switching value (nilai
pengganti) adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang
akanterjadi akibat keadaan yang berubah-ubah (Gittinger, 1986). Pada bidang
pertanian, proyek-proyek sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama yaitu
perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya
dan perubahan volume produksi.
Pada analisis switching value, dicari beberapa nilai pengganti pada
ko mponen biaya dan manfaat yang terjadi, yang masih memenuhi kriteria
mi nimum kelayakan investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal.
Ke untungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan nol (NPV=0). NPV
sam a dengan 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C
sam a dengan 1 (ceteris paribus). Artinya, sampai tingkat berapa proyek yang akan
dij alankan mentoleransi peningkatan harga atau penurunan input dan penurunan
harga atau jumlah output (Gittinger, 1986).

25
Parameter harga jual produk, jumlah penjualan dan biaya dalam analisis
finansial diasumsikan tetap setiap tahunnya. Namun, dalam keadaan nyata ketiga
parameter dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan waktu. Untuk itu,
analisis sensitivitas perlu dilakukan untuk melihat sampai seberapa persen
penuruan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan
dalam kriteria kelayakan investasi dari layak menjadi tidak layak.
Batas-batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi
dalam hal layak atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar rsentase
peyang diperoleh menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak peka atau ak sensitif
tidterhadap perubahan parameter yang terjadi.
3.5. Kerangka Pemikiran Operasional
Permintaan yang tinggi belum mampu dipenuhi oleh Kelompok Tani Mina
Makmur, sehingga produksiyang dihasilkan dalam setiap panen langsung habis
diambil oleh tengkulak. Melihat kondisi tersebut, maka perlu dilakukan
penambahan jumlah produksi dalam rangka memenuhi permintaan konsumen dan
mengembangkan usaha Kelompok Tani Mina Makmur. Pengembangan Kelompok
Tani Mina Makmur mempunyai prospek yang sangat baik karena didukung oleh
beberapa faktor yaitu, (1) terjaminnya kualitas ikan gurame (2) tengkulak yang
sudah pasti membeli ikan gurameyang diproduksi setiap panen .
Penelitian ini mempunyai tujuan menganalisis kelayakan usaha budidaya
pembesaran ikan gurame secara finansial maupun non finansial, untuk melihat
sejauh mana usaha ini layak atau tidak untuk diusahakan. Hasil penilaian yang
menghasilkan kelayakan usaha kemudianakan dianalisis kembali dengan
pembahasan mengenai nilai pengganti (switching value) untuk menghitung sejauh
mana usaha ini peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen
manfaat dan biaya.
Besarnya peranan sektor perikanan dalam meningkatkan kesejahteraan
rak yat mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui visi tahun 2010
me nargetkan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar
di dunia pada tahun 2015. Proyeksi tersebut didukung dengan kesuksesan gerakan
ge mar makan ikan yang berhasil meningkatkan konsumsi ikan nasional.
Pe ningkatan konsumsi ikan nasional diprediksikan akan terus terjadi dimana

26
kebutuhan ikan di tahun 2015 meningkat dua kali lipat dari potensi perikanan
tangkap Indonesia. Sehingga kebutuhan ikan harus didukung oleh peningkatan sokan
padari hasil usaha budidaya.
Perikanan budidaya sebagai subsektor dari perikanan nasional sangat
potensial untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ikan gurame sebagai salah satu
komoditas unggulan perikanan budidaya sangat potensial dan menguntungkan
untuk dikembangkan karena nilai jual yang lebih tinggi diantara ikan konsumsi
lainnya.Selain itu salah satu langkah pemerintah Kabupaten Bogor dalam
membangun kembali sektor perikanan budidaya di Kabupaten Bogor antara lain anya
adprogram pemberian bantuan benih gurame 2000 ekor kepada setiap petani rame
gudengan tujuan untuk menjadikan Kabupaten Bogor sebagai sentra dusen
progurame. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai target pemerintah Bogor hadap
terpencapaian hasil produksi ikan budidaya unggulan di Kabupaten Bogor.
Kabupaten Bogor adalah salah satu sentra potensial dalam pengembangan
usa ha pembesaran ikan gurame di Jawa Barat. Namun, pencapaian tersebut belum
ma mpu menjadikan ikan gurame sebagai komoditas utama di Kabupaten Bogor
sal ah satunya disebabkan oleh keterbatasan modal untuk mendukung terwujudnya
usa ha pembesaran ikan gurame para pengusaha lokal dalam pengadaan kolam air
ten ang sebagai media pembesaran ikan gurame. Analisis bisnis dilakukan dengan
stu di kelayakan bisnis. Penelitian ini menggunakan studi kelayakan bisnis dengan
an alisis finansial berupa penilaian NPV, IRR, Net B/C, dan Payback
Pe riod.Sedangkan
as analisis non finansial yang digunakan terdiri dari aspek pasar,
dapan
ek sosial, ekonomi dan budaya, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum
ben aspek lingkungan. Hasil penelitian kemudian akan dianalisis kembali dengan
tinalisis switching value untuk mengetahui seberapa besar perubahan pada harga
dilli dan volume penjualan yang akan menghasilkan keuntungan (NPV=0; IRR=
gkat diskonto; dan Net B/C= 1). Adapun kerangka pemikiran operasional dapat
ihat pada Gambar 1.

27
Prospek usaha ikan gurame di Desa Petir
-Selisih antara permintaan yang berasal dari tengkulak/pengumpul dengan hasil budidaya
gurame di Desa Petir
-Peningkatan permintaan ikan gurame dari konsumen langsung maupun tengkulak
-Kondisi geografis Desa Petir yang sesuai untuk budidaya ikan gurame dan sumberdaya yang
melimpah

Pengembangan usaha budidaya pembesaran ikan gurame di Kelompok Tani Mina Makmur

Analisis Kalayakan non Analisis Kalayakan


Finansial Finansial

Aspek Non Finansial Aspek Finansial


Aspek Pasar Analisis NPV
Aspek Teknis Analisis IRR
Aspek Manajemen dan Analisis Net B/C Ratio
Hukum Analisis Payback period
Aspek Sosial Ekonomi dan
Budaya
Aspek Lingkungan

Layak Tidak Layak

Switching Value

Usaha Dijalankan

Gambar 1.Bagan Kerangka Pemikiran Operasional

28
IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok Tani Mina Makmur di


Kecamatan Dramaga tepatnya terletak di jalan Raya Petir No.1 Dramaga, Bogor, a
Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan rtimbangan
Jaw
pebahwa Kecamatan Dramaga merupakan salah satu sentra produksi ng
yamembudidayakan produk perikanan budidaya. Penelitian ini akan
dilaksanakan selama lima bulan dari bulan Agustus 2012 hingga Desember 2012.
Sedangkan pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga
Oktober 2012.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara langsung
dengan pemilik usaha ikan gurame, tenaga kerja, masyarakat di sekitar lingkungan
usaha, pedagang pengumpul, maupun pedagang pengecer di pasar melalui daftar
pertanyaan (kuesioner). Data primer tersebut mencakup karakteristik penggunaan ut
inpdan output usaha budidaya gurame, teknik budidaya, luas lahan, dan aspek- ek
aspyang terkait dengan usaha budidaya gurame.
Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan informasi dari instansi-
instansi yang terkait dengan penelitian yaitu dari Kementerian Kelautan dan rikanan,
PeDinas Peternakan dan Perikanan, dan Badan Pusat Statistik. Selain itu, ta
dasekunder juga diperoleh dari buku, jurnal, artikel, internet, dan literatur lain ng
yaterkait dengan topik penelitian.
4.3. Metode Penentuan Sampel
Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel yaitunon probability
sam plingmelalui metode purposive sampling. Dimana responden yang dipilih
ad alah anggota petani pembudidaya ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur
ya ng berjumlah 10 orang.Responden dipilih karena Kelompok Tani Mina
Ma kmur merupakan satu satunya kelompok tani yang melakukan usaha budidaya
ikan gurame di Desa Petir.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara


kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui
gambaran usaha gurame pada Kelompok Tani Mina Makmur yang dilihat dari
aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial dan
lingkungan. Analisis kuantitatif dilaksanakan untuk menganalisis kelayakan
finansial baik pada saat dilakukan tambahan kapasitas produksi maupun sebelum
dilakukan tambahan kapasitas produksi. Dalam analisis kuantitatif dilakukan
perhitungan nilai uang dengan membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh
pada masa sekarang dengan masa yang akan datang melalui tingkat diskonto
tertentu.
Untuk memudahkan analisis kuantitatif, maka informasi dan data yang
dip eroleh diolah dengan menggunakan komputer. Pengolahan data kuantitatif
me nggunakan Software Microsoft Excell, kemudian hasilnya diintepretasikan
sec ara deskriptif. Analisis kelayakan finansial menggunakan perhitungan kriteria-
kri teria investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Ne t Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Periode (PP). Selain itu dilakukan
pul a analisis switching value untuk melihat kepekaan usaha pengolahan tahu
dalam menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan.Pengolahan data tersebut
dilakukan berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah di susun.
4.4.1 AspekNon Finansial

4.4.1.1 Aspek Pasar


Analisis aspek pasar merupakan aspek utama yang harus dilakukan dalam
me nganalisis kelayakan suatu proyek. Karena tidak mungkin suatu proyek
did irikan dan dijalankan jika tidak ada pasar yang akan menerima produk yang
dih asilkan dari proyek tersebut. Dalam aspek pasar, permintaan, penawaran,
ha rga, program pemasaran dan penjualan yang bisa dikuasai perlu diperkirakan
sec ara cermat. Pada dasarnya, aspek pasar perlu dikaji untuk melihat seberapa
be sar luas pasar, dan pertumbuhan permintaan dari produk yang dihasilkan oleh
Kelompok Tani Mina Makmur.

30
4.4.1.2 Aspek Teknis
Aspek teknis bertujuan untuk mengevaluasi terkait dengan input dan
output dari barang dan jasa yang akan diproduksi oleh proyek. Aspek teknis
sangat mempengaruhi kelancaran jalannya usaha, terutama kelancaran proses
produksi. Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui apakah proyek
tersebut dapat dilakukan secara teknis. Pada aspek teknis akan membahas lokasi
usaha, layout bangunan usaha, pemilihan jenis teknologi dan peralatan, bahan
baku dan bahan pembantu, dan tenaga kerja yang ada pada usaha Kelompok Tani
Mina Makmur.
4.4.1.3 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Aspek ini melihat biaya dan manfaat proyek dari sudut kepentingan sosial
atau masyarakat secara menyeluruh, karena lingkup dan tujuannya adalah
kepentingan sosial masyarakat atau masyarakat yang akan disosialisasikan dengan
kepentingan suatu negara. Aspek sosial, ekonomi, dan budaya perlu
dipertimbangkan secara cermat untuk menentukan arahan bisnis yang diusulkan
sehingga tanggap terhadap keadaan sosial yang terjadi di masyarakat. Pengkajian
meliputi pengaruh proyek terhadap penambahan kesempatan kerja, pengaruh
keberadaan proyek terhadap industri lain, dan pengaruh keberadaan proyek
terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya di lokasi usaha Kelompok Tani
Mina Makmur.
4.4.1.4 Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen dan hukum meliputi bagaimana merencanakan
pe ngelolaan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek manajemen
ad alah bentuk badan usaha yang digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan agar
usa ha dapat berjalan dengan lancar, persyaratan yang diperlukan untuk
me njalankan perusahaan, struktur organisasi yang digunakan dan penyediaan
ten aga kerja yang dibutuhkan. Aspek manajemen yang dianalisis adalah aktivitas-
akt ivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pada Kelompok Tani Mina
Ma kmur. Aspek hukum dilakukan untuk mempermudah dan memperlancar
ke giatan usaha pada saat Kelompok Tani Mina Makmur menjalin kerjasama
dengan pihak lain.

31
4.4.1.5 Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan digunakan untuk melihat pengaruh usaha pembesaran
gurame terhadap lingkungan sekitar. Pengkajian aspek lingkungan
meliputianalisis terhadap pengaruh keberadaan proyek terhadap industri lain, dan
pengaruh keberadaan proyek terhadap lingkungan sekitar lokasi Kelompok Tani
Mina Makmur.
4.4.2 Aspek Finansial
Aspek finansial bertujuan mengetahui tingkat kelayakan dan manfaat dari
suatu perhitungan terhadap pengembangan bisnis yang direncanakan. Dalam
menentukan kelayakan finansial dari kegiatan pengembangan bisnis, diperlukan
perumusan kriteria-kriteria kelayakan finansial. Kriteria-kriteria kelayakan
finansial tersebut terdiri dari komponen yaitu laporan laba/rugi, Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C),
Payback Period (PP), serta analisis switching value.
a) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai
tujuannya selama periode tertentu. Melalui laporan laba rugi, perusahaan dapat
memperoleh informasi keuangan mengenai usaha yang dijalankan,apakah usaha
tersebut memberikan keuntungan atau sebaliknya. Laporan laba rugi dapat
diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan untuk usaha tersebut pada periode tertentu.
b) Cashflow
Cashflow disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode
ter tentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
me nunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya.
Ca shflow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun berdasarkan nilai
tah apanbisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari komponen inflow (arus
pe nerimaan), outflow (arus pengeluaran), Net Benefit (manfaat bersih) dan
Inc rementalNet Benefit (manfaat bersih tambahan). Komponen inflow meliputi
nil ai produksi total, penerimaan pinjaman, grants (bantuan), nilai sewa, dan
sal vage value (nilai sisa). Komponen outflow terdiri dari biaya investasi, biaya
operasional/ produksi, pajak dan debt service (bunga pinjaman).

32
c) Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih
(manfaat neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan
selisih antara nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulakan oleh investasi
menurut Kadariah (1986). Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan
NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan :
NPV : Net Present Value (Rp)
Bt : Penerimaan pada tahun ke-t (Rp)
Ct : Biaya pada tahun ke-t(Rp)
n : Umur Proyek (Tahun)
i : Discount Rate (%)
t : Tahun

Adapun kriteria penilaian untuk NPV adalah sebagai berikut:


1. Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk diteruskan
2. Jika NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk diteruskan
3. Jika NPV =0, nilai perusahaan tetap dimana perusahaan tidak rugi dan tidak
untung.
Untuk menghitung NPV ini, telah ada software seperti Microsoft Excell
yang dapat menghitung nilai NPV secara otomatis dengan dasar nilai Net Benefit
dan Discount Rate yang digunakan dalam cashflow.
d) Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga pada saat NPV sama
de ngan nol. Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan tingkat diskonto yang
tel ah ditentukan, maka usaha layak dijalankan. Sedangkan jika IRR lebih kecil
da ri tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak untuk
diu sahakan (Kadariah, 1986). Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR
adalah sebagai berikut:

33
NPV1
IRR i1
(i2 i1 )
NPV1 NPV2

Ke
terangan :
NP
V : NPV yang bernilai positif (Rp)
NP 1
V : NPV yang bernilai negatif (Rp)
I1 2
: Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif (%)
I2
: Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif (%)

Nilai IRR, seperti juga NPV, dapat dihitung secara otomatis dengan
me
nggunakan Software Microsoft Excell dengan menggunakan Net Benefit dan
dis
count factor pada cashflow.
e)
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara present
val
ue yang dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang
ne
gatif menurut Kadariah (1986). Rumus perhitungan Net B/C adalah sebagai
be
rikut:
Untuk Bt – Ct >0 (+)
Net B/C Ratio =
Untuk Bt – Ct < 0 (-)

Keterangan :
Bt : Penerimaan pada tahun ke-t (Rp)
Ct : Biaya pada tahun ke-t (Rp)
i : Tingkat suku bunga diskonto (%)
n : Umur ekonomis proyek (Tahun)
Jika Net B/C ratio >1, maka proyek tersebut layak untuk diusahakan
ka rena setiap pengeluaran sebanyak Rp 1 maka akan menghasilkan manfaat
seb anyak Rp 1. Jika Net B/C < 1 maka proyek tersebut tidak layak untuk
diu sahakan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih
kecil dari pengeluaran.

34
Perhitungan nilai Net B/C juga dapat menggunakan Software Microsoft
Excell dengan membagi nilai Present Value (PV) yang positif dengan nilai
Present Value (PV) yang negatif. Hasil perhitungannya menggunakan nilai
absolute sehingga nilai negatif tidak mempengaruhi.

f) Payback Period (PP)


Payback period (PP) digunakan dengan tujuan untuk menghitung jangka
waktu pengembalian modal investasi yang digunakan untuk membiayai proyek.
Payback period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang
ditanamkan dalam proyek tersebut dapat dikembalikan menurut Kadariah (1986).
Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
PP :Waktu yang diperlukan untuk pengembalian modal investasi
(tahun/bulan)
1 : Jumlah modal investasi yang diperlukan (Rp)
Ab : Manfaat hasil bersih rata-rata per tahun (Rp)

Selama proyek dapat mengembalikan modal/investasi sebelum


berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi
apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang
digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilaksanakan.

g) Analisis Switching Value


Analisis switching value dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pe rubahan pada tingkat manfaat dan biaya dapat terjadi sehingga masih memenuhi
kri teria kelayakan investasi. Dalam analisis ini, skenario yang digunakan terdiri
da ri dua yaitu dengan melihat berapa persen peningkatan harga kedelai dan
pe nurunan produksi sehingga nilai kriteria investasi NPV, IRR, dan Net B/C
be rada pada titik kritis. Analisis switching value dilakukan pada usaha sebelum
dil akukan pengembangan dan setelah pengembangan. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan komputer dengan program Microsoft Excell.

35
h) Break Even Point
Break even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan
mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga
tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan
atau profit. Ada dua cara perhitungan break even point dengan pendekatan
matematik, yaitu :

a. Atas dasar unit


b. Atas dasar rupiah
Rumus break even point adalah sebagai berikut :
a. Atas dasar unit
P.Q = V.Q + BT
PQ – V.Q = BT
(P - V) Q = BT

Q =

Dimana :
P = Harga jual perunit
V = Biaya variabel perunit
FC = Biaya tetap total selama setahun
Q = Kuantitas penjualan

Maka didapat rumus break even point dalam unit, sebagai berikut :

b. Atas dasar rupiah


Apabila diinginkan break even point dalam rupiah, maka dari formulasi
rumus break even point dalam unit dikalikan dengan harganya (P).
. Asumsi Dasar
4.5
Dalam perhitungan kelayakan terdapat beberapa perkiraan atau asumsi
uk memudahkan perhitungan. Adapun perkiraan yang digunakan pada usaha
unt
mbesaran ikan gurame ini adalah sebagai berikut :
pe

36
1. Lahan dan kolam yang digunakan adalah sewa, dimana biaya untuk sewa
kolam berjumlah Rp 1.500.000 per kolam.

2. Umur ekonomis usaha ditetapkan 10 tahun. Umur ini ditetapkan


berdasarkan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada pada pembesaran
ikan gurameKelompok Tani Mina Makmur yaitu kolam tanah.

3. Harga yang digunakan diasumsikan konstan. Baik harga input maupun


harga output dari kegiatan usaha pembesaran ikan gurame. Harga yang
digunakan dalam penelitian adalah harga yang berlaku berdasarkan hasil
wawancara dengan pihak Kelompok Tani Mina Makmur pada saat penelitian
dilakukan.

4. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu :



Penyusutan =
5. Pajak pendapatan yang digunakan adalah berdasarkan Undang-Undang
Republik IndonesiaNo. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2a, yang merupakan
perubahan keempat atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak
penghasilan, yaitu :

Pasal 17 ayat 1b: Wajib pajak.Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap
adalah sebesar 28 persen.

Pasal 17 ayat 2a: Tarif.sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


menjadi 25 persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.

6. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga kredit


(discount rate) Bank BRI pada bulan Agustus 2012, yaitu sebesar 5,25
persen per tahun. Pemilihan suku bunga kredit pada bank BRI dikarenakan
pemilik usaha menggunakan jasa bank ini dalam menyimpan dana usahanya.

7. Luas lahan yang digunakan sebelum pengembangan yaitu, seluas 4000 m2


kolam yang digunakan sebanyak 18 kolam. Sedangkan luas lahan setelah
pengembangan seluas 4100 m2 dilakukan penambahan kolam sebanyak 3

37
kolam sehingga jumlah kolam yang dipakai untuk melakukan
pengembangan berjumlah 21 kolam.

8. Siklus produksi diasumsikan 2 kali dalam setahun untuk pembesaran ikan


gurame. Benih yang digunakan pada kegiatan pembesaran berukuran super
(berukuran 200 gram per ekor), Lamanya proses pembesaran yaitu 5
bulan. Mortalitas pada kegiatan pembesaran diasumsikan 30 persen.

9. Penyebaran benihpada tahun pertamadilakukan benih ikan yang ditebar


sebesar 800 ekor per kolam, berdasarkan jumlah permintaan konsumen yang
dilihat dari permintaan terhadap tengkulak dan beberapa restoran atau
rumah makan di Kabupaten Bogor, pada tahun kedua penyebaran benih
ditingkatkan menjadi 1.000 ekor per kolam. Untuk Pengembangan pada
tahun pertama dilakukan benih tebar 1.000 ekor dan pada tahun kedua
dilakukan peningkatan padat tebar sebesar 1.200 ekor.

10. Penerimaan yang diperoleh berasal dari penjualan ikan gurame dengan
ukuran 1-2 ekor per kg.

11. Dalam analisis finansial, digunakan dua kondisi yaitu kondisi pertama
analisis finansial awal usaha pembesaran ikan gurame sebelum melakukan
pengembangan dan kondisi kedua yaitu analisis finansial usaha
pembesaran ikan gurame setelah melakukan pengembangan dengan
penambahan 3 kolam.

12. Pada analisis switching value, diasumsikan komponen lain selain harga
bahan baku dan volume penjualan tidak berubah (ceteris paribus).

38
V DESKRIPSI PERUSAHAAN DAN PETANI

5.1. Sejarah Singkat Kelompok Pembudidaya


Kelompok Tani Mina Makmur berdiri pada tanggal 25 September 2007
sebagai lembaga yang mengkoordinir para petani pembudidaya ikan air tawar di
Desa Petir Kecamatan Darmaga. Kelompok Tani Mina Makmur dikenal sebagai
penghasil benih-benih unggulan untuk ikan nila dan bawal. Jumlah anggota yang
tergabung dalam kelompok pembudidaya Kelompok Tani Mina Makmur ini rjumlah
be10 orang. Umumnya tingkat pendidikan para anggota Kelompok Tani na
MiMakmur adalah lulusan SD.
Hubungan antara Kelompok Tani Mina Makmur dengan pihak pemerintah
kabupaten terjalin dengan sangat baik, sehingga Kelompok Tani Mina Makmur
memperoleh perhatian khusus dari instansi terkait seperti Dinas Perikanan
Kabupaten Bogor yaitu dengan memberikan penyuluhan perikanan secara rutin.
Para anggota yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ini adalah para petani
yang sebagian besar lokasi usahanya berada dalam satu kawasan. Sehingga dalam
pertukaran informasi dari petani satu dan petanilainnya dapat langsung
tersampaikan, terutama untuk mencapai tujuan bersama yaitu berhasil dalam
mengembangkan perikanan air tawar. Adapun latar belakang terbentuknya
kelompok pembudidaya ini adalah:

1. Kurangnya atau terbatasnya pemenuhan akan kebutuhan benih ikan yang baik

2. Kelompok Tani Mina Makmur mempunyai wadah untuk membudidayakan


ikan air tawar, sehingga dengan adanya kelompok tani ini maka penyaluran
informasi dari pemerintah lebih mudah tersalurkan.
5.2. Gambaran Umum Lokasi Perusahaan

5.2.1 Letak dan keadaan Umum

Kecamatan Dramaga terletak di wilayah Bogor Barat, Kabupaten Bogor


de ngan luas wilayah 2.437.636 ha. Kecamatan Dramaga memiliki 10 Desa
dia ntaranya adalah Desa Cikarawang, Babakan, Dramaga, Ciherang, Petir,
Su kawening, Neglasari, Purwasari, Sukadamai, dan Sinarsari. Desa
Pe tirmerupakan wilayah yang dominan dalam budidaya ikan gurame. Desa Petir
memiliki luas 448,25 ha yang terdiri dari area persawahan 210 ha, Pekarangan 20
ha, Perumahan 190 ha, Empang 16 ha, Makam 4 ha, Lainnya 8,25 ha (Data
Potensi Desa Petir, 2011). Tekstur tanah yang terdapat di Desa Petir berupa tanah
liat berpasir, kondisi ini sangat cocok untuk pengembangan budidaya ikan
gurame. Menurut Badan Standarisasi Nasional (2006) tekstur tanah merupakan
ba gian yang perlu umtuk diperhatikan. Jenis tanah yang baik untuk kolam
pe meliharaan adalah jenis tanah liat berpasir, karena jenis tanah tersebut dapat
me nahan massa air yang besar sehingga dapat dibuat pematang atau dinding
kolam.
Selain itu Desa Petir memiliki ketinggian sekitar 500 meter diatas
pe rmukaan air laut, sehingga sangat cocok untuk melakukan budidaya gurame
ka rena menurut Jangkaru (2002) ikan gurame dapat hidup dan tumbuh normal
sam pai ketinggian 800 meter diatas permukaan air laut. Sumber air yang terdapat
di Desa Petir terdiri dari 3 sumber air yaitu berasal dari PAM sebanyak 155
sal uran, sumur gali dan sumur dangkal sebanyak 1.182 saluran, dan mata air
seb anyak 1.829 saluran. Sehingga sumber air yang paling dominan berasal dari
0
ma ta air. Adapun suhu di Desa Petir berkisar antara 24-28 C dengan pH perairan
sekitar 6,5 – 8 (Data Potensi Desa Petir, 2011).
5.2.2 Kependudukan
Berdasarkan data potensi dari kelurahan tahun 2011, wilayah Desa Petir
me miliki 43 unit rukun tetangga dan 9 unit rukun warga dengan jumlah tempat
tin ggal sebanyak 2,638 unit. Panjang jalan yang dimiliki Desa yakni 14 km
de ngan akses penggunaan alat transportasi berupa motor 700 unit, mobil angkutan
24 unit, truk 2 unit, dan sedan 2 unit. Jumlah penduduk di wilayah Petir sebanyak
12, 850 orang yang terdiri dari 6,539 orang laki-laki dan 6,311 orang perempuan.
Ju mlah penduduk Desa Petir jika dilihat dari tingkat pendidikan terdapat pada
Tabel 5.

40
bel 5. Jumlah Penduduk Desa Petir Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun
Ta
2011
No Pendidikan Orang Persentase (%)
1 Belum sekolah 1.510 11,73
2 Tidak tamat SD/sederajat 1.055 8,20
3 SD 4.870 37,83
4 SMP 3.100 24,08
5 SMA 2.320 18,02
6 Akademi 6 0,05
7 Universitas/perguruan tinggi 12 0,09
umlah
J 12.873 100,00
Sumber : Data Potensi Desa Petir (2011).

Berdasarkan Tabel 6dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Desa


Petir merupakan lulusan sekolah dasar yaitu sebanyak 37,83 persen, diikuti
dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama sebesar 24,08 persen. Jenis
pekerjaan di wilayah Desa Petir terdiri atas petani, buruh tani, penggali, karyawan
perusahaan, buruh pabrik, buruh bangunan, pedagang, supir, tukang ojek, PNS,
guru, dan pemangkas rambut. Pekerjaan sebagai buruh baik buruh tani, buruh
bangunan, maupun buruh pabrik merupakan pekerjaan yang paling dominan yaitu
mencapai 46,18 persen dan 15,43 persen bekerja sebagai petani atau
pembudidaya, sisanya untuk pekerjaan yang lain. Secara rinci jenis pekerjaan dari
penduduk di wilayah Desa Petir dapat dilihat pada Tabel 6.
bel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2011
Ta
No Jenis Pekerjaan Orang Persentase (%)
1 Petani (ikan, palawija,dll) 568 14,43
2 Buruh 1.700 46,18
3 Penggali 12 0,33
4 Karyawan perusahaan 360 9,78
5 Buruh pabrik 10 0,27
6 Buruh bangunan 550 14,94
7 Pedagang 240 6,52
8 Supir 120 3,26
9 Tukang ojeg 58 1,58
10 PNS 41 1,11
11 Guru 20 0,54
12 Pemangkas rambut 2 0,05
Jumlah 3.681 100,00
Sumber : Data Potensi Desa Petir(2011).

41
5.2.3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor pendudukung dari keberhasilan
suatu wilayah. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di wilayah Desa Petir alah
adtempat ibadah, pos hansip, pelayanan kesehatan, rumah makan, sarana
perekonomian, dan sarana pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Sarana dan Prasarana Desa Petir Tahun 2011
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Mesjid 22
2 Musholla 17
3 Pos hansip 30
4 Posyandu 11
5 Pos KB 1
6 Rumah makan 2
7 Toko 4
8 Sarana pendidikan
- TK 1
- RA 1
- SD Negeri 6
- SDIT 1
- SMP Swasta 1
- Pesantren 3
Sumber : Data Potensi Desa Petir (2011)

42
VI ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL

6.1. Analisis Aspek Teknis


Hal penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan
pe ngusahaan ikan gurame adalah aspek teknis. Aspek teknis perlu untuk
me nggambarkan lokasi usaha, tata letak tempat produksi, besarnya skala usaha,
da n kriteria pemilihan peralatan yang akan digunakan. Pelaksanaan dari evaluasi
asp ek teknis ini seringkali tidak dapat memberikan suatu putusan yang benar-
be nar nyata, oleh karena itupengalaman usaha yang sejenis pada lokasi usaha
ya ng berbeda namun dengan teknik dak teknologi yang sama serlu untuk
dip erhatikan. Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis ditempat lain sangat
me mbantu dalam mengambil keputusan akhir, setidaknya memperhatikan
pe ngalaman ditempat lain tidak dapat ditinggalkan begitu saja (Nurmalina et al.
2010).
6.1.1. Lokasi dan Sumberdaya Produksi Usaha Ikan Gurame
Lokasi usahatani ikan gurame ini sudah memenuhi syarat-syarat dalam
mengembangkan produksi, dimana lokasi usaha memiliki ketersediaan air yang
cukup dan dekat dengan sumber air, dekat dengan ketersediaan bahan baku, dekat
dengan petani ikan air tawar, dan dekat dengan jalan sehingga memudahkan
dalam pengangkutan atau transportasi. Selain itu lokasi juga tidak menimbulkan
kerusakan terhadap lingkungan, sehingga aman untuk masyarakat sekitar dan
limbah yang ditimbulkan juga ramah lingkungan.
6.1.2. Fasilitas Penunjang Usaha Ikan Gurame
Fasilitas penunjang yang ada di lokasi usahatani ikan gurame Kelompok
Ta ni Mina Makmur yaitu dekat dengan tempat tinggal petani dan berbagai toko
ya ng menjual kebutuhan sarana produksi perikanan seperti pakan ikan, jaring,
em ber, drum dan sarana produksi lainnya. Mudahnya akses terhadap lokasi usaha
ser ta sarana transportasi yang mendukung dan memadai, menjadikan proses
pe ngangkutan input dan pemasaran hasil produksi juga akan relatif lebih mudah
unt uk dilakukan. Sehingga dengan adanya berbagai fasilitas pendukung tersebut,
ma ka pengusahaan ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur memiliki peluang
ya ng cukup besar untuk berkembang. Kelompok Tani Mina Makmur mempunyai
peran yang penting di Desa Petir karena Kelompok Tani Mina Makmur memiliki
keunggulan dalam melakukan budidaya pembesaran ikan gurame, dengan adanya
pelatihan dan penyuluhan yang di berikan Pemerintah Kabupaten Bogor dan
dengan pengalaman di dalam melakukan budidaya ikan gurame membuat
Kelompok Tani Mina Makmur memiliki keterampilan dan kemampuan untuk
njalankan usaha budidaya pembesaran ikan gurame yang berkualitas.
me
6.1.3. Teknik Pengembangan Pembesaran Ikan Gurame
Media pembesaran ikan gurame yang digunakan oleh Kelompok Tani
Mina Makmur adalah media kolam tanah. Dimana jumlah kolam yang digunakan
oleh Kelompok Tani Mina Makmur sebanyak 21 kolam, dengan ukuran rata-rata
2 2
200 m , padat tebaran rata- rata 5 ekor per m dan kapasitas benih yang ditebar
sekitar 1.000 -1.200 ekor benih per kolam. Kegiatan pembesaran ini dilakukan
dua siklus penebaran dalam satu tahun.Untuk lebih jelasnya siklus produksi
gurame dapat dilihat pada lampiran 2.
Untuk menghasilkan ikan konsumsi yang berukuran 500-700 gr per ekor,
de ngan bobot benih yang ditebar 200 gr per ekor (8-10 cm) memerlukan waktu 6
bul an.Tingkat mortalitas ikan yang ditebar relatif kecil yaitu sebesar 30 persen,
hal ini dikarenakan ikan sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan sehingga
lebih tahan terhadap penyakit. Adapun tahapan-tahapan dalam pembesaran ikan
gurame yaitu:
1) Persiapan Kolam Pembesaran
Kegiatan persiapan kolam yang dilakukan diawali dengan kegiatan
pengeringan kolam selama empat hari hingga tanah tampak berkerak (retak).
Tujuan dari pengeringan adalah untuk membunuh bibit-bibit penyakit yang ada di
dalam kolam tersebut.
Selain itu, pengeringan yang dilakukan disetiap kolam yaitu untuk
memudahkan pekerjaan memupuk, memperbaiki pematang yang bocor, serta ngolah
metanah dasar kolam. Pintu pemasukan kolam dan pengeluaran air kolam erikan
dibsaringan, agar binatang ataupun kotoran yang dapat mengganggu ifitas ikan
aktgurame tidak masuk kedalam kolam pemeliharaan.

Kegiatan pemupukan dilakukan agar mendapatkan kolam yang baik,


pemupukan dilakukan dengan menggunakan kotoran ayam yang sudah kering

44
sebanyak 50 kg per kolam, ditambah kapur sebanyak 25 kg dan garam kristal 15
kgper kolam. Proses pemupukan dilakukan selama tiga hari. Banyaknya hari
kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan persiapan kolam yaitu 24 HOK selama satu
tahun. Tenaga kerja yang digunakansebanyak dua orang dengan jumlah jam kerja
enamjam per hari.
2) Pengisian Air Kolam
Dalam tahap pengisian airmaka dibutuhkan ketersediaan air yang
cukupdan tidak tercemar, sehingga air perlu dialirkan ke kolam selama 1-3 hari.
Hal ini dilakukan agar suhu air tidak terlalu dingin yaitu berkisar antara 25-28OC.
Kedalaman air dalam kolam berkisar antara 70-80 cm dengan kondisi air ang
tendan tidak banyak mengandung lumpur. Pengisian air dilakukan secara rtahap
beagar kondisi air sesuai kebutuhan dan pematang tidak rusak. Air yang dapat pada
terkolam mini dapat diisi dengan cara mengalirkan air dari kolam ke am melalui
kolsaluran pemasukan yang tersedia pada kolam. Pada kegiatan ngisian air dan
pepengontrolan air, membutuhkan hari kerja sebanyak 2 HOK lam satu tahun
dadengan penggunaan tenaga kerja satu orang dan dikerjakan lam waktu 4 jam.
da Penebaran Benih Ikan gurame
3) Penebaran benih gurame baru dapat dilakukan setelah persipan kolam didaya
selesai dan dipastikan kondisi air sudah stabil. Dalam hal ini, Kelompok ni Mina
bu
Makmur menggunakan 21 kolam dengan luasan rata-rata kolam yaitu
Ta0m2. Benih ikan yang akan ditebar pada masing-masing kolam berjumlah 200
20 (1.000-1.200 ekor benih), dengan ukuran benih yang ditebar rata-rata 200 gr
kgr ekor (8-10 cm).
pe Penebaran benih dilakukan pada waktu pagi dan sore hari, hal ini
akukan agar menjaga benih ikan gurame yang ditebar tidak mengalami stress.
dil gkat mortalitas benih ikan gurame yang telah ditebar pada pembesaran ikan
Tinrame Kelompok Tani Mina Makmur sebesar 30 persen, Karena pada tahap
gu mbesaran ini, benih yang ditebar sudah dapat beradaptasi langsung dengan
pe gkungan. Penebaran benih dalam kegiatan pembesaran ini membutuhkan
lin aga kerja sebanyak 2 HOK selama setahun, dengan penggunaan tenaga kerja
ten

45
dua orang dan dikerjakan dalam waktu lima jam selama satu hari dalam setiap
siklusnya.
4) Pemberian pakan (pemeliharaan)
Pakan yang diberikan pada ikan gurame adalah pakan buatan dan pakan
hijau. Pakan buatan yang diberikan adalah pelet yang mengandung 30 persen
protein, pakan ini diberikan setiap hari sebanyak 2 kg (1 persen dari total bobot
benih yang ditebar) untuk pemeliharaan satu sampai empat bulan. Sementara
untuk pemeliharaan satu bulan sebelum pemanenan diberikan pakan sebanyak 4
kgper hari. Pemberian pakan pelet dilakukan dua kali pada pagi dan siang hari.
Sedangkan pakan hijauan yang diberikan berupa daun sente, daun singkong, dan
daun kangkung. Pakan hijauan ini diberikan sebagai pakan tambahan. Pemberian
pakan hijauan dilakukan setiap hari pada sore hari. Pakan diberikan sebanyak
kurang lebih 1 karung beras (6 kg/karung). Harga untuk pakan hijau di Kelompok
Tani Mina Makmur sebesar Rp 15.000/ karung.
Waktu pemeliharaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan ikan gurame
ko nsumsi yaitu selama 150 hari per siklus. Kegiatan pengembangan pembesaran
ika n gurame tidak terlalu sulit dan risiko kematiannya terhadap benih yang ditebar
jug a relatif sangat kecil. Kegiatan lain yang dilakukan selama pemeliharaan
adalah mengontrol kondisi ikan gurame, agar tidak ada serangan hamadan
penyakit yang merugikan. Biasanya jika diketahui ikan gurame yang suka diam
dan mulai mengapung diatas kolam, maka hal yang dilakukan untuk pengobatanya
yaitu dengan cara memberikan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang di
pelkan pada luka ikan gurame tersebut.
tem
5) Panen dan Pasca Panen
Pemanenan gurame dilakukan sesuai dengan permintaan pasar dan pada
saat ikan sudah mencapai ukuran konsumsi. Lamanya waktu pemeliharaan yang
dilakukan Kelompok Tani Mina Makmur yaitu lima bulan (150 hari) per
siklus.Pamanenan ikan gurame dapat dilakukan setelah gurame mencapai ukuran
1 gk dua ekor (500-700 gram per ekor).
Proses pemanenan ikan gurame diawali dengan melakukan penangkapan
n. Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan serok besar sebelum air
ika
dikeringkan. Pengeringan air kolam dilakukan dengan membuka saluran

46
pengeluaran
ya air, hal ini bertujuan agar ikan dapat dipanen semuanya dan tidak ada
meng tertinggal. Selain itu pengeringan juga bertujuan untuk memudahkan dalam
kempersiapkan kegiatan pengolahan kolam dan produksi berikutnya. Setelah
pagiatan penangkapan ikan gurame selesai dilakukan, maka ikan segera disimpan
da kolam pemberokan untuk dibersihkan dan kemudian siap untuk dipasarkan.

ter Pengemasan ikan gurame menggunakan jerigen dan menggunakan drum,


pegantung pada jumlah ikan gurame yang dipanen atau dijual. Kegiatan ngangkutan
pedilakukan oleh pihak tengkulak yang langsung datang ke kolam manenan. Jika
pejumlah ikan gurame yang terdapat di kolam sedikit, maka ngangkutan dilakukan
gudengan menggunakan motor. Namun jika jumlah ikan rame relatif banyak, maka
mopengangkutan dilakukan dengan menggunakan bil. Kegiatan penangkapan
pemembutuhkan 2 HOK dalam setahun, dengan nggunaan tenaga kerja dua orang
satdan dikerjakan dalam waktu 5 jam selama u hari setiap siklusnya.
Berdasarkan aspek teknis yang telah dijelaskan diatas, maka kegiatan
pengembangan pembesaran ikan gurame relatif mudah untuk dilakukan. Kondisi asi
lokusaha berada dekat dengan aliran sungai yamg memungkinkan pasokan air alu
seltersedia dalam kurun waktu yang cukup, dan kemudahan dalam njangkau
mekebutuhan input-input produksi lainnya, sehingga secara teknis ngembangan
pepembesaran ikan gurame dapat dan layak untuk dilakukan.
6.2. Analisis Aspek Pasar
Penilaian aspek pasar dari pengembangan pembesaran ikan gurame
dil akukan dengan melihat potensi pasar dan bauran pemasaran yang ada di Desa
Pe tir. Potensi Kabupaten Bogor sebagai salah satu penghasil ikan air tawar
kh ususnya ikan gurame masih sangat besar, hal ini ditunjukkan oleh adanya
pe ningkatan permintaan ikan gurame pada Kelompok Tani Mina Makmur.
Perkembangan produksi ikan konsumsi Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel
8.

47
bel 8. Perkembangan Produksi Ikan Konsumsi Kabupaten Bogor (dalam satuan
Ta
ton)
Air Perkembangan Pembenihan(to Perkembangan
Tahun Tawar(ton) (%) n) (%)
2009 24.072,98 - 847.112,06 -
2010 31.167,15 29,47 920.352,39 8,65
2011 50.277,35 61,31 1.378.014,50 49,73
Su mber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Bogor(2012)

Berdasarkan data pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa perkembangan duksi


properikanan air tawar di Kabupaten Bogor dari tahun 2009-2011 ngalami
mepeningkatan. Bahkan pada tahun 2011 produksi ikan konsumsi ncapai
me50.277,35 ton, dimanatahun sebelumnya hanya mencapai 31.167,15 ton, hkan
bapada tahun 2009 hanyasekitar 24.072,98 ton, Atau dengan kata lain, duksi
proikan konsumsi Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dari tahun ke un,
tahdimana pada tahun 2010 produksi ikan konsumsi untuk air tawar ningkat
mesebesar 29,47 persen, bahkan pada tahun 2011 produksi ikan konsumsi ngalami
mepeningkatan sebesar 61,31 persen. Sedangkan untuk pembenihan, jadi
terpeningkatan sebesar 8,65 persen pada tahun 2010, bahkan pada tahun 2011 jadi
terpeningkatan sebesar 49,73 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peluang sar
pauntuk pengembangan pembesaran ikan gurame sangat terbuka lebar.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kelompok Tani Mina Makmur
dan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Bogor, peningkatan produksi ini
disebabkan karena semakin tingginya permintaan yang didorong oleh banyaknya
usaha rumah makan ataupun restoran yang ada di Kota Bogor dan sekitarnya
selama beberapa periode tertentu. Adanya permintaan pasar yang dihadapi
Kelompok Tani Mina Makmur selama menjalankan usahanya menunjukkan
adanya potensi pasar yang cukup besar, jika peluang ini dimanfaatkan maka dapat
memberikan suatu keuntungan yang besar bagi para petani. Bauran pemasaran
yang akan dianalisis dalam kajian ini yaitu terkait dengan produk, harga, promosi
dan distribusi.
1) Produk
Produk yang ditawarkan pada pengembangan pembesaran ikan gurame
Kelompok Tani Mina Makmur menggunakan teknik budidaya alami tanpa adanya
teknologi baru yang dilakukan. Tingkat kematian (mortalitas) pada pengembangan

48
ikan gurameyaitu sebesar 30 persen. Ikan yang akan di jual dari kolam yang akan
dipanen memiliki kualitas yang baik dan segar, agar para tengkulak tetap membeli
di kolam Kelompok Tani Mina Makmur. Ukuran yang seragam dari hasil panen di
kolam Kelompok Tani Mina makmur yaitu berkisar antara satu kilo dua ekor atau
berukuran 500-700 gr per ekor dengan siklus produksi selama 6 bulan.
2) Harga
Kelompok Tani Mina Makmur menetapkan harga jual produk dengan
menghitung jumlah seluruh biaya produksi yang dikeluarkan kemudian ditambah
jumlah tertentu untuk menutup laba yang di kehendaki oleh usaha ikan gurame.
Namun, besarnya harga jual yang ditetapkan tersebut juga memperhatikan harga
dipasaran, dalam arti harga tersebut masih terjangkau oleh semua kalangan.
Harga ikan gurame yang dijual oleh Kelompok Tani Mina Makmurke
tengkulak yaitu sebesar Rp 25.000 per kilogram. Adapun strategi penetapan harga
yang akan dilakukan oleh Mina Makmur yaitu menjual ikan gurame dengan harga
yang relatif sama dengan harga pasaran, dengan tingkat kualitas yang lebih baik,
serta menekankan pada kuantitas penjualan yang besar.
3) Promosi
Promosi dilakukan oleh Kelompok Tani Mina Makmur yaitu melalui
integrasi dan jaringan kerja sama dengan para tengkulak yang disertai adanya
sistem langganan dengan tengkulak. Promosi juga dilakukan dengan cara
menawarkan langsung ke konsumen sekitar Desa Petir, melalui kelompok tani
yang ada di daerah sekitar Desa Petir dari mulut ke mulut.
Permintaan ikan gurame yang tinggi belum tercukupi oleh Kelompok Tani
Mi na Makmur sehingga masih terbuka pasar yang sangat potensial untuk
me ngembangkan usahanya.Produk yang ditawarkan merupakan produk yang
ses uai dengan permintaan pasar, harga yang ditawarkan juga harga yang
ter jangkau oleh konsumen, kontinuitas produk yang harus dijaga untuk memenuhi
pe rmintaan konsumen, dan saluran tata niaga yang tidak terlalu panjang dapat
me njaga keuntungan Kelompok Tani Mina Makmur. Berdasarkan aspek pasar di
ata s, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan usaha pembesaran ikan gurame
Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan.

49
4) Distribusi
Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan produk dari produsen sampai ke konsumen. Bentuk saluran
distribusi yang digunakan oleh Kelompok Tani Mina Makmur adalah saluran
distribusi yang sederhana. Kelompok Tani Mina Makmur menjual ikan gurame
yang dihasilkannya ke tengkulak yang akan di jual ke beberapa konsumen seperti,
restoran, rumah makan dan pedagang pengumpul sedangkan untuk konsumen
akhir yang berasal dari sekitar Kelompok Tani Mina Makmur yang membeli ikan
gurame dalam jumlah per ekor dapat langsung yang mengambil ke kolam panen.
6.3. AspekOrganisasi, Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen yang dianalisis pada pengembangan pembesaran ikan
gurame kolompok Tani Mina Makmur mengikuti manajemen petani sebelumnya
yang telah ada, baik pembagian tugas ataupun upah yang diberikan kepada
pekerja-perkerjanya.
Kelompok Tani Mina Makmur memiliki tenaga kerja upahan yang telah
ter ampil dari mulai pembenihan hingga pembesaran. Dalam hal tenaga kerja,
pe tani gurame tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja yang
ter ampil dan sudah mengetahui teknik-teknik budidaya pembesaran ikan gurame.
Hal ini didukung oleh lingkungan yang banyak mengusahakan ikan gurame di
daerah Desa Petir, sehingga dalam menjalankan usaha budidaya pembesaran ikan
guramepara petani saling membantu satu sama lain. Kemampuan para pekerja
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam memelihara tanpa
pengawasan dari pemilik, menunjukkan bahwa aspek manajemen pembesaran
n gurame ini layak untuk diusahakan.
ika
Stuktur organisasi yang dimiliki Kelompok Tani Mina Makmur yaitu
ter diri dari ketua, seketaris, bendahara dan ketujuh anggotanya. Dimana di dalam
me lakukan aktivitas atau pembagian baik dilihat dari melakukan pemeliharaan
kol am, pemeliharaan ikan dan pembagian keuntungan yang diperoleh setelah
pa nen semuanya dilakukan dengan kerjasama dan teratur. Stuktur organisasi
Kelompok Tani Mina Makmur dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

50
Ketua Mina Makmur
Pak Umar

Sekretaris Bendahara
Pak Uning Pak Iyas

nggota
A Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
Sakri Sai Upen Andis Madpalah H. Ayong Ukas

Gambar 2.Struktur Organisasi Kelompok Tani Mina Makmur

Secara hukum status Kelompok Tani Mina Makmur adalah usaha


perorangan. Namun dalam menjalankan kegiatan pembesaran ikan gurame
kelompok ini hanya membuat surat perijinan yang disahkan oleh pihak Kelurahan
di Desa Petir, dikarenakan usaha ini masih berada dalam satu kelompok tani.
Kelompok Tani ini hanya membuat legalitas yang berupa perijianan dari
pemerintah daerah setempat, sehingga dari segi hukum kegiatan pembesaran ikan
gurame ini dapat dijalankan.
6.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Kegiatan usaha dapat memberikan dampak yang baik untuk masyarakat
sekitar Desa Petiryaitu berupa penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
Kelompok Tani Mina Makmur. Selain itu juga kegiatan ini dapat membantu
peluang bagi pemilik modal (investor) yang ingin menanamkan modal untuk
mendirikan usaha, sehingga hal ini dapat mengurangi jumlah pengangguran serta
meningkatkan pendapatan bagi masyarakat sekitar Desa Petir dan bagi
pemerintah.
Kelompok TaniMina Makmur memilliki hubungan yang sangat baik
dengan masyarakat serta para petani lainnya, mengingat bahwa para petani
gurame kelompok Tani Mina Makmur juga merupakan masyarakat Desa Petir
sendiri. Hubungan yang saling bersinergi sangat membantu Kelompok Tani Mina

51
Makmur dalam memasarkan gurame, mencari pekerja, penyediaan bahan baku
mupun sarana produksi. Sehingga antar petani di Desa Petir memiliki budaya
saling membantu satu dengan yang lain. Jika dilihat dari aspek sosial, ekonomi
dan budaya maka dapat disimpulkan bahwa Kelompok Tani Mina Makmur layak
untuk dijalankan.

6.5. Analisis Aspek Lingkungan


Keberadaan usaha pengembangan pembesaran ikan gurame Kelompok
Tani Mina Makmur tidak membawa dampak negatif untuk lingkungan sekitar.Hal
inidikarenakan limbah dari kegiatan usaha berasal dari sisa pakan dan sisa tabolisme
meikan. Penggunaan bahan alami seperti obat-obatan seperti daun sirih n
dapemupukan berupa kotoran ayam dan garam kristal, tidak menimbulkan efek ng
yanegatif terhadap lingkungan. Limbah tersebut dialirkan ke selokan,
kemudian didaur menjadi pupuk alami bagi petani sekitar.
Berdasarkan uraian di atas dilihat dari aspek non finansial, pertama aspek
tek nis usaha ini memiliki lokasi yang dekat dengan sumber air, akses yang mudah
ter hadap sarana input produksi dan tingkat mortalitas ikan relatif kecil. Kedua dari
asp ek pasar, produksi ikan yang meningkat dari tahun ketahun dan bauran
pe masaran yang telah berjalan baik. Ketiga dari aspek sosial ekonomi dan budaya
usa ha ini memberikan dampak positif bagi masyarakat yaitu dengan menyerap
lap angan pekerjaan. Keempat dari aspek organisasi, manajemen dan hukum usaha
ini telah melakukan kerjasama dan musyawarah dengan kelurahan maupun kantor
pe merintah setempat. Kelima dari aspek lingkungan keberadaan usaha ini tidak
me mbawa dampak negatif terhadap lingkungan. Kriteria kelayakan non finansial
dapat dilihat pada Tabel 9.

52
bel 9. Kriteria Kelayakan Aspek Non Finansial
Ta
Kelompok Tani Mina
No Kriteria
Makmur
Keterangan

1 Aspek Teknis

Lokasi usaha dekat


Ketersediaan air dengan sumber air layak

Akses terhadap input produksi Dekat dengan pasar layak

2 Aspek Pasar (pemasaran)


Permintaan yang terus
meningkat dan bauran
Peluang pemasaran layak
pemasaran yang telah
berjalan baik

3 Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya


Memberikan dampak positif bagi Menyediakan lapangan
masyarakat pekerjaan layak
Aspek Organisasi, Manajemen dan
4 Hukum
Kelompok tani yang melakukan Melakukan rapat
layak
kerjasama dan musyawarah bulanan
Memiliki surat pengakuan dari kantor
Ada layak
kelurahan ataupun pemerintah sekitar
5 Aspek Lingkungan
Tidak ada pengaruh
Keberadaan usaha tidak membawa
buruk terhadap layak
dampak negatif terhadap lingkungan lingkungan

53
VII ASPEK KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis finansial dilakukan untuk mengukur dana yang dibutuhkan dalam


kegiatan usaha dan jumlah dana yang diperoleh dari hasil usaha. Analisis
kelayakan finansial sebelum pengembangan dan sesudah pengembangan
pembesaran ikan gurame ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah dana yang
dibutuhkan untuk pembangunan dan pengoperasian kegiatan pembesaran ikan
gurame. Selain itu kegiatan analisis finansial juga dilakukan untuk mengetahui
apakah pembesaran yang dilakukan sebelum pengembangan dengan sesudah
pengembangan ikan gurame yang dilakukan oleh para petani dapat memberikan
keuntungan yang maksimal dan layak secara finansial. Hasil pengukuran tersebut
kemudian dianalisis dengan kriteria penilaian investasi dan menggunakan
Incremental Net Benefit. Akurasi hasil analisis kelayakan finansial dijelaskan
sebagai berikut:

7.1. Analisis Finansial “Tanpa Pengembangan Usaha”

Pada usaha yang sedang berjalan atau tanpa pengembangan usaha, Mina
Makmur mengusahakan pembesaran ikan gurame dengan jumlah kolam
keseluruhan sebanyak 18 kolam. Pada skenario ini, menunjukkan keadaan usaha
ketika belum melakukan pengembangan usaha atau penambahan jumlah kapasitas
am.
kol

7.1.1. Arus Penerimaan (Inflow)

Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan


suatu bisnis. Arus penerimaan dalam cashflow berarti komponen yang membuat
cashflow bernilai positif. Arus penerimaan dari usaha pembesaran ikan gurame
Kelompok Tani Mina Makmur terdiri dari nilai benih yang akan ditebar.

1) Penerimaan dari Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurame

Penerimaan pengembangan pembesaran ikan gurame diperoleh dari hasil


pe njualan ikan gurame. Hasil penjualan ikan gurame diperoleh dari perkalian total
pro duksi yang dihasilkan dengan harga jual yang dirata-ratakan yaitu sebesar Rp
25.000 per kilogram (1-2 per ekor). Harga yang dipakai adalah harga jual yang
berlaku Kelompok Tani Mina Makmur bulan Agustus 2012.
Untuk pengembangan pembesaran ikan gurame dalam satu tahun
dil akukan 2 kali panen dengan kegiatan produksi setiap 6 bulan sekali. Pada
pe ngembangan pembesaran ikan gurame dalam satu kali produksi, jumlah benih
ya ng ditebar sebanyak 1.000-1.200 ekor per kolam, dengan tingkat kematian
sam pai panen adalah 30 persen. Sehingga dalam satu kolam akan menghasilkan
1.120 kg untuk siklus tahun pertama, 1.400 kg untuk siklus tahun kedua (ukuran
1-2 ekor per kilogram). Penerimaan total dari penjualan yang diperoleh setiap
tahun dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Proyeksi Arus Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame“Tanpa


Pengembangan Usaha” Selama 10 Tahun
Penerimaan
Total Produksi Harga Penjualan 1
Tahun untuk 18 Kolam
(Kg) (Rp/Kg) Kolam (Rp/Kg)
(Rp)
1 1.120 25.000 28.000.000 504.000.000
2 1.400 25.000 35.000.000 630.000.000
3 1.400 25.000 35.000.000 630.000.000
4 1.400 25.000 35.000.000 630.000.000
5 1.400 25.000 35.000.000 630.000.000
6 1.400 25.000 35.000.000 630.000.000
7 1.400 25.000 35.000.000 630.000.000
8 1.400 25.000 35.000.000 630.000.000
9 1.400 25.000 35.000.000 630.000.000
10 1.400 25.000 35.000.000 630.000.000
Total 6.174.000.000
Su mber : Hasil Wawancara dengan kelompok Tani Mina Makmur (2012)

2) Nilai Sisa
Penerimaan nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari sisa modal
inv estasi yang tidak terpakai habis selama umur usaha. Investasi yang
me mberikan nilai sisa pada usaha pembesaran ikan gurame adalah lahan dan
pe ralatan
ak produksi. Barang modal yang digunakan dalam kegiatan operasional
luran mengalami penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode garis
nil us. Nilai barang modal tersebut pada akhir umur ekonomisnya akan memiliki
ba ai sisa yang dapat dijadikan sebagai komponen penerimaan pada arus kas ketika
pe rang modal tersebut dijual kembali ke pasar. Namun pada pengembangan
mbesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur tidak terdapat nilai sisa,

55
hal ini diakibatkan karena Kelompok Tani Mina Makmur tidak menjual kembali
barang-barang yang telah dipakai.
7.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow)
Komponen biaya yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu investasi
dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan pada
awal tahun usaha atau pada saat usaha telah berlangsung, yaitu untuk
mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. aya
Bioperasional adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan agar proses produksi pat
daberlangsung.

1) Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali dalam satu periode
proses produksi untuk memperoleh beberapa kali manfaat secara ekonomis yang
dikeluarkan pada awal kegiatan dan jumlahnya cukup besar. Jumlah biaya
investasi dari usaha ini adalah sebesar Rp 77.445.000.
Biaya investasi ini terdiri dari pembuatan kolam pemeliharaan, serokan
be sar, jrigen, pisau, cangkul, ember, drum, jaring (15 m) dan timbangan.
Ke lompok Tani Mina Makmur mengeluarkan biaya reinvestasi untuk aset yang
um ur ekonomisnya kurang dari umur proyek yaitu selama 10 tahun. Untuk semua
aset yang berumur ekonomis hanya dua tahun, maka reinvestasi aset tersebut
dilakukan setiap dua tahun.Sedangkan aset perusahaan yang berumur ekonomis ama
sel5 tahun, maka reinvestasi dilakukan pada tahun ke-lima.
Penyusutan adalah nilai harga beli dikurangi nilai sisa dibagi dengan umur
ek onomis. Perhitungan penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus. Nilai
sis a Rp 0 dengan jumlah biaya penyusutan per tahunnya yaitu sebesar Rp
6.982.500. Rincian biaya investasi yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mina
Makmur dalam melaksanakan usahanya dapat dilihat pada Lampiran 3.

2) Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu
usa ha guna kelangsungan proses produksi. Biaya operasional pada analisis
ke layakan finansial Kelompok Tani Mina Makmur ini terdiri dari biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

56
a) Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha Kelompok Tani Mina Makmur
terdiri dari biaya pemeliharaan kolam, sewa lahan, penyusutan dan biaya
abodemen listrik. Adapun rincian biaya tetap tersebut dapat dilihat pada
Tabel 11.

bel 11. Biaya Tetap Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”


Ta

No Keterangan Biaya Tahun (Rp)


1 Sewa Lahan 27.000.000
2 Abodemen Listrik 4.320.000
3 Pemeliharaan 5.400.000
4 Penyusutan 6.982.500
Total 43.702.500
mber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)
Su

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa biaya tetap yang akan


dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur dengan kondisi tanpa
pengembangan terdiri dari biaya sewa lahan dan biaya abodemen listrik. Total
biaya tetap yaitu sebesar Rp 43.702.500.

b) Biaya Variabel (Variable Cost)


Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah
produksi yang dihasilkan. Dimana semakin besar kuantitas output yang
diproduksi, maka semakin besar pula input variabel yang digunakan.
Adapun biaya variabel yang digunakan oleh Kelompok Tani Mina
Makmur dapat dilihat pada Tabel 12.

57
bel 12. Biaya Variabel Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”
Ta

No Keterangan Biaya Tahun (Rp)


1 Tenaga Kerja Variabel
a.Persiapan Kolam 4.680.000
b. Pengisian Air Kolam 2.340.000
c. Penebaran Benih 1.560.000
d. Pemberian Pakan 162.000.000
e. Panen 3.600.000
2 Biaya Pakan 230.791.440
3 Biaya Benih 144.000.000
4 Transportasi 13.860.000
5 Ember 540.000
6 Pisau 100.000
7 Cangkul 440.000
8 Persiapan Produksi 7.794.000
Total 571.705.440
mber : Hasil wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)
Su

Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa biaya variabel terdiri dari


tenaga kerja variabel, biaya pakan, biaya benih dan persiapan produksi Dimana
jumlah biaya variabel pembesaran gurame Kelompok Tani Mina Makmur dengan
kondisi tanpa pengembangan usaha yaitu sebesar Rp 571.705.440

7.1.3. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur

Analisis aliran dana (cashflow)merupakan analisis arus kas yang


digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha. Kriteria investasi yang
digunakan dalam analisis kelayakan finansial ini terdiri dari Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan
Payback Periode (PP). Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek tersebut anai,
didperlu diperhitungkan pula perubahan nilai uang terhadap waktu atau tor
fakdiskonto. Hal ini dikarenakan proyeksi arus uang yang dilakukan untuk nghitung
mekriteria kelayakan investasi tersebut diproyeksikan hingga jangka ktu yang
wapanjang, dalam proyek ini adalah 10 tahun.

Perhitungan kelayakan investasi ini dilakukan dalam jangka waktu 10


tahun dengan alasan bahwa komponen yang terpenting dalam usaha pembesaran
ikan gurame ini adalah kolam pemeliharaan karena tanpa kolam pemeliharaan
proses produksi pembesaran ikan gurame tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan

58
informasi yang diperoleh dari Kelompok Tani Mina Makmur pada saat
wawancara, bahwa umur ekonomis dari kolam pemeliharaan tersebut adalah 10
tahun. Selama umur proyek tersebut, nilai uang akan terus berubah sehingga perlu
digunakan metode yang dapat memperhitungkan perubahan nilai uang terhadap
waktu. Dengan teknik tersebut, nilai manfaat dan biaya pada masa mendatang
dapat diturunkan menjadi nilai manfaat dan biaya pada masa sekarang.

Perhitungan kriteria kelayakan usaha Kelompok Tani Mina Makmur ara


secrinci dapat dilihat pada Lampiran 5. NPV merupakan perbedaan antara ai
nilsekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek. Nilai NPV yang eroleh
dipdari usaha ikan gurameoleh perusahaan adalah sebesar Rp 40.458.531. ngan nilai
DeNPV lebih besar dari 0, hal ini berarti bahwa usaha pembesaran ikan rame yang
gudilakukan Kelompok Tani Mina Makmur akan memberikan untungan dengan
kenilai sekarang (present value) sebesar Rp 40.458.531 selama ur proyek yaitu
umselama 10 tahun.

IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat pengembalian modal


bagi pemilik perusahaan yang melakukan investasi selama proyek berlangsung.
Nilai IRR yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan gurame adalah sebesar 18
persen atau lebih besar dari tingkat discount rate 5,25 persen, sehingga
disimpulkan usaha ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan nilai IRR 18 persen
dapat dikemukakan bahwa usaha produksi pembesaran ikan gurame juga lebih
menguntungkan karena tingkat penghasilan usaha ini, 18 persen lebih besar dari gkat
tinbiaya modal. Metode IRR menghitung tingkat bunga yang menyamakan ai
nilinvestasi dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan tang.
daOleh karena itu, tingkat bunga penghasilan usaha (18 persen) lebih besar ripada
dadiscount factor (5,25 persen).

Net B/C mengambarkan seberapa besar keuntungan yang dapat dicapai


jik a mengeluarkan biaya sebesar Rp 1. Nilai Net B/C yang diperoleh dari usaha
pe mbesaran ikan gurame pada tingkat diskonto 5,25 persen adalah sebesar 1,63
ata u lebih besar dari satu, artinya setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan
me mperoleh manfaat bersih sebesar Rp 1,63. Sedangkan hasil analisis tingkat
pengembalian investasi (payback periode) yang berdasarkan nilai sekarang

59
dengan tingkat diskonto 5,25 persen memperlihatkan bahwa untuk memeperoleh
kembali nilai investasi yang telah dilakukan, diperlukan waktu selama 8 tahun.
Hal ini berarti bahwa usaha pembesaran ikan gurame ini dapat mengembalikan
modal sebelum umur proyek berakhir, sehingga usaha ini dapat dilaksanakan
karena memenuhi kriteria kelayakan.

Dari hasil analisis finansial yang menggunakan empat kriteria kelayakan


usaha, dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani
Mina Makmur layak untuk dilaksanakan. Kriteria kelayakan usaha pembesaran
ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur dapat dilihat pada Tabel 13.

bel 13. KriteriaKelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur


Ta
“Tanpa Pengembangan Usaha”

Kriteria Investasi Jumlah Keterangan


NPV Rp 40.458.531 Layak
IRR 18% Layak
Net B/C 1,63 Layak
ayback Period
P 8 tahun Layak

7.1.4. Analisis Laba Rugi

Perhitungan laba rugi per tahun digunakan untuk melihat pendapatan


bersih setelah dikurangi nilai bunga dan pajak. Kelompok Tani Mina Makmur
tidak menggunakan bunga, karena Kelompok Tani Mina Makmur tidak
meminjam uang dari lembaga keuangan manapun. Sedangkan hitungan pajak
pendapatan
In yang digunakan yaitu berdasarkan Undang-Undang Republik
Pedonesia No. 36 Tahun 2008, pasal 17 ayat 2a yaitu pajak pendapatan 25 persen.
Larhitungan laba rugi untuk usaha gurame tanpa pengembangan dapat dilihat pada
campiran 4. Hasil perhitungan laba rugi bagian pajak dimasukkan kedalam
shflow sebagai pajak penghasilan atau PPh.
7.1
.5. AnalisisSwitching Value

ika Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pembesaran


be n gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan berdasarkan
pe rbagai kriteria investasi. Namun keadaan tersebut terjadi apabila tidak terdapat
rubahan-perubahan baik dari arus manfaat maupun pada arus biaya. Untuk

60
melihat kembali hasil analisis kelayakan usaha ini apabila terjadi perubahan-
perubahan dalam perhitungannya, maka dilakukan analisis switching value.

Analisis switching value digunakan untuk mengetahui seberapa besar


perubahan pada harga beli dan volume penjualan yang akan menghasilkan untungan
kenormal (NPV= 0; IRR= tingkat diskonto; dan Net B/C= 1). Mencari ai
nilpengganti dilakukan dengan menguji secara coba-coba sampai seberapa rsen
peperubahan harga beli dan volume penjualan dapat terjadi yang masih menuhi
kriteria minimum kelayakan investasi.
me

Berdasarkan simulasi peningkatan harga pakan, diperoleh hasil switching


val ue sebesar 2,35 persen. Sedangkan pada simulasi penurunan produksi diperoleh
ha sil sebesar 8 persen. Kedua hasil switching value tersebut mengakibatkan nilai
NP V sama dengan nol, IRR sama dengan nilai discount rate-nya, dan Net B/C
sama dengan satu. Hal ini menunjukkan bahwa jika peningkatan harga pakan
terjadi hingga melebihi 2,35 persen, maka usaha akan menjadi tidak layak.
Demikian juga dengan penurunan produksi, jika melebihi 8 persen maka usaha
akan
pe menjadi tidak layak. Analisis switching value pada proyeksi arus kas untuk
proningkatan harga pakan dapat dilihat pada Lampiran 6 dan untuk penurunan
valduksi dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasarkan hasil analisis switching
guue tersebut, dapat di simpulkan bahwa usaha pengembangan pembesaran ikan
darame tanpa pengembangan lebih peka terhadap peningkatan harga pakan pelet
ri pada penurunan produksi.
7.2
. Analisis Finansial “Dengan Pengembangan Usaha”

kol Mina Makmur mengusahakan pembesaran ikan gurame dengan jumlah


keam keseluruhan 21 kolam. Pada skenario ini, menunjukkan keadaan usaha
katika sedang melakukan pengembangan usaha atau penambahan jumlah
pasitas kolam.
7.2
.1. Arus Penerimaan (Inflow)

su Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan


caa tu bisnis.Arus penerimaan dalam cashflow berarti komponen yang membuat
Mishflow bernilai positif. Arus penerimaan dari usaha pembesaran ikan gurame
na Makmur terdiri dari nilai benih yang akan ditebar.

61
1) Penerimaan dari Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurame

Penerimaan pengembangan pembesaran ikan gurame diperoleh dari hasil


penjualan ikan gurame. Hasil penjualan ikan guramerata-rata yaitu sebesar Rp
25.000 per kilogram (1-2 per ekor). Harga yang dipakai adalah harga jual yang
berlaku di Mina Makmurpada bulan Agustus 2012.

Untuk pengembangan pembesaran ikan gurame dalam satu tahun dilakukan


2 kali panen dengan kegiatan produksi 6 bulan sekali. Pada pengembangan
pembesaran ikan gurame dalam satu kali produksi jumlah benih yang ditebar
sebanyak 1.000-1.200 ekor per kolam ditambah jumlah benih 1.000 ekor sebelum
pengembangan, dengan tingkat kematian sampai panen adalah 30 persen sehingga
dalam satu kolam akan menghasilkan 1.400 kilogram untuk tahun pertama dan
untuk tahun kedua 1.680 kilogram (ukuran 1-2 ekor per kilogram). Penerimaan
total dari penjualan yang diperoleh setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 14.

bel 14. Proyeksi Arus Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Dengan
Ta
Pengembangan Usaha” Selama 10 Tahun
Total Produksi Harga Penjualan per Peneriman untuk
Tahun
(Kg) (Rp/Kg) Kolam (Rp/Kg) 21 Kolam (Rp)
1 1.400 25.000 35.000.000 735.000.000
2 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
3 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
4 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
5 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
6 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
7 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
8 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
9 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
10 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
Total 8.673.000.000
Su mber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)

2) Nilai sisa
Penerimaan nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari sisa modal
inv estasi yang tidak terpakai habis selama umur usaha. Investasi yang
me mberikan nilai sisa pada usaha pembesaran ikan gurame adalah lahan, dan
pe ralatan
ak produksi. Barang modal yang digunakan dalam kegiatan operasional
luran mengalami penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode garis
us. Nilai barang modal tersebut pada akhir umur ekonomisnya akan memiliki

62
nil ai sisa yang dapat dijadikan komponen penerimaan pada arus kas ketika barang
mo dal tersebut dijual kembali ke pasar. Namun pada pengembangan pembesaran
ika n gurame Kelompok Tani Mina Makmur tidak terdapat nilai sisa, hal ini di
seb abkan Kelompok Tani Mina Makmur tidak menjual kembali barang-barang
yang telah dipakai.

7.2.2. Arus Pengeluaran (Outflow)


Komponen biaya yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu investasi
dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan pada
awal tahun usaha atau pada saat usaha telah berlangsung untuk mendapatkan
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya operasional
adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan agar proses produksi dapat berlangsung.
1) Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali dalam satu periode ses
proproduksi, untuk memperoleh beberapa kali manfaat secara ekonomis yang
dikeluarkan pada awal kegiatan dan jumlahnya cukup besar. Jumlah biaya estasi
invdari usaha ini adalah sebesar Rp 117.945.000. Biaya investasi ini terdiri ri
daperbaikan kolam, pemeliharaan, serokan besar, jrigen, ember, pisau, cangkul, m,
drujaring (15m), dan timbangan. Kelompok Tani Mina Makmur mengeluarkan ya
biareinvestasi untuk aset yang umur ekonomisnya kurang dari umur proyek itu
yaselama 10 tahun. Untuk semua aset yang berumur ekonomis hanya dua un,
tahmaka reinvestasi aset tersebut dilakukan setiap dua tahun sedangkan aset rusahaan
peyang berumur ekonomis selama 5 tahun maka reinvestasi dilakukan da tahun
pake-lima.

Penyusutan adalah nilai harga beli dikurangi nilai sisa dibagi dengan umur
ek onomis. Perhitungan penyusutan yang digunakan yaitu dengan metode garis
lur us dan nilai sisanya adalah Rp 0, dengan jumlah biaya penyusutan per tahunnya
ad alah sebesar Rp 6.982,500. Rincian biaya investasi yang dikeluarkan oleh
Ke lompok Tani Mina Makmur dalam melaksanakan usahanya dapat dilihat pada
Lampiran 8.

63
2) Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu
usaha guna kelangsungan proses produksi. Biaya operasional pada analisis
kelayakan finansial Kelompok Tani Mina Makmur ini terdiri dari biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

a) Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang nilainya tidak terkait
langsung dengan produksi dan akan dikeluarkan selama usaha itu
berlangsung. Oleh karena itu biaya tetap dalam usaha ini memiliki nilai yang
sama setiap bulannya, karena jumlah produksi tidak mempengaruhi nilainya.
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha Kelompok Tani Mina Makmur
terdiri dari biaya sewa lahan, abodemen listrik, penyusutan dan biaya
pemeliharaan kolam.Adapun rincian biaya tetap tersebut dapat dilihat
pada Tabel 15.

bel 15. Biaya Tetap Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha”


Ta

No Keterangan Biaya Tahun (Rp)


1 Sewa Lahan 31.500.000
2 Abodemen Listrik 5.040.000
3 Pemeliharaan 6.300.000
4 Penyusutan 6.982.500
Total 49.822.500
mber
Su : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa biaya tetap yang akan


dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur dengan pengembangan usaha
terdiri dari biaya sewa lahan, abodemen listrik, penyusutan dan biaya
pemeliharaan kolam. Total biaya tetap yaitu sebesar Rp 49.822.500.

b) Biaya Variabel (Variable Cost)


Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi
yang dihasilkan. Dimana semakin besar kuantitas output yang diproduksi,
maka semakin besar pula input variabel yang digunakan. Adapun biaya
variabel yang digunakan oleh Kelompok Tani Mina
Makmur dapat dilihat pada Tabel 16.

64
bel 16. Biaya Variabel Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha”
Ta

No Keterangan Biaya Tahun (Rp)


1 Tenaga Kerja Variabel
a.Persiapan Kolam 7.560.000
b. Pengisian Air Kolam 3.780.000
c. Penebaran Benih 2.940.000
d. Pemberian Pakan 189.000.000
e. Panen 4.200.000
2 Biaya Pakan 361.186.560
3 Biaya Benih 147.000.000
4 Transportasi 16.170.000
5 Ember 540.000
6 Pisau 100.000
7 Cangkul 440.000
8 Persiapan Produksi 7.875.000
Total 740.791.560
mber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)
Su

Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa biaya variabel terdiri dari biaya
tenaga kerja variabel, pakan, benih, transportasi, dan biaya persiapan produksi. mana
Dijumlah biaya variabel pembesaran gurame Kelompok Tani Mina Makmur ngan
depengembangan usaha yaitu sebesar Rp 740.791.560.
7.2.3. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur
Analisis aliran dana (cashflow) merupakan analisis arus kas yang
digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha. Kriteria investasi yang
digunakan dalam analisis kelayakan finansial ini terdiri dari Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan
PayBack Periode (PP). Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek tersebut anai,
didperlu diperhitungkan pula perubahan nilai uang terhadap waktu atau tor
fakdiskonto. Hal ini dikarenakan proyeksi arus uang yang dilakukan untuk nghitung
mekriteria kelayakan investasi tersebut diproyeksikan hingga jangka ktu yang
wapanjang, dalam proyek ini adalah 10 tahun.

Perhitungan kelayakan investasi ini dilakukan dalam jangka waktu 10


tah un, dengan alasan bahwa komponen yang terpenting dalam usaha ikan gurame
ad alah kolam pemeliharaan. Karena tanpa kolam pemeliharaan proses produksi
pe mbesaran ikan gurame tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan informasi yang

65
diperoleh dari Kelompok Tani Mina Makmur pada saat wawancara, bahwa umur
ekonomis dari kolam pemeliharaan tersebut adalah 10 tahun. Selama umur proyek
tersebut, nilai uang akan terus berubah sehingga perlu digunakan metode yang
dapat memperhitungkan perubahan nilai uang terhadap waktu tersebut. Dengan
teknik tersebut, nilai manfaat dan biaya pada masa mendatang dapat diturunkan njadi
menilai manfaat dan biaya pada masa sekarang.

Perhitungan kriteria kelayakan usaha Kelompok Tani Mina Makmur ara


secrinci dapat dilihat pada Lampiran 10. NPV merupakan perbedaan antara ai
nilsekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek. Nilai NPV yang eroleh
dipdari usaha ikan gurameoleh perusahaan adalah sebesar Rp 451.876.066. ngan
Denilai NPV lebih besar dari 0, hal ini berarti bahwa usaha pembesaran ikan rame
guyang dilakukan Kelompok Tani Mina Makmur akan memberikan untungan
kedengan nilai sekarang (present value) yaitu sebesar Rp 451.876.066 ama umur
selproyek yaitu selama 10 tahun.

IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat pengembalian modal


ba gi pemilik perusahaan yang melakukan investasi selama proyek berlangsung.
Nil ai IRR yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan gurame adalah 28 persen
ata u lebih besar dari tingkat discount rate 5,25 persen, maka usaha ini layak untuk
dij alankan. Berdasarkan nilai IRR 28 persen dapat dikemukakan bahwa usaha
pro duksi pembesaran ikan gurame juga lebih menguntungkan karena tingkat
pe nghasilan usaha 28 persen lebih besar dari tingkat biaya modal. Metode IRR
me nghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai investasi dengan nilai
pe nerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
tin gkat bunga penghasilan usaha (28 persen) lebih besar daripada discount factor
(5,25 persen).

Net B/C mengambarkan seberapa besar keuntungan yang dapat dicapai


jik a mengeluarkan biaya sebesar Rp1. Nilai Net B/C yang diperoleh dari usaha
pe mbesaran ikan gurame pada tingkat diskonto 5,25 persen adalah sebesar 34,7
ata u lebih besar dari satu, artinya setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan
me mperoleh manfaat bersih sebesar Rp 34,7. Sedangkan hasil analisis tingkat
pe ngembalian investasi (payback periode) yang berdasarkan nilai sekarang

66
dengan tingkat diskonto 5,25 persen, memperlihatkan bahwa untuk memperoleh
kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama 1 tahun. Hal
inimenunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame ini dapat mengembalikan
modal sebelum umur proyek berakhir, sehingga usaha ini dapat dilaksanakan
karena memenuhi kriteria kelayakan. Dari hasil analisis finansial yang
menggunakan empat kriteria kelayakan usaha, dapat disimpulkan bahwa usaha
pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk
dilaksanakan. Kriteria kelayakan usaha pembesaran ikan gurame Mina Makmur
dapat dilihat pada Tabel17.

bel 17. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur
Ta
“Dengan Pengembangan Usaha”

Kriteria Investasi Jumlah Keterangan


NPVI Rp 451.876.066 Layak
NRR 28% Layak
P et B/C 34,7 Layak
ayback Period 1 tahun Layak
7.2
.4. Analisis Laba Rugi
Perhitungan laba rugi per tahun digunakan untuk melihat pendapatan
be
rsih setelah dikurangi nilai bunga dan pajak.Kelompok Tani Mina Makmur
tid
ak menggunakan bunga, karena Kelompok Tani Mina Makmur tidak
me
minjam uang dari lembaga keuangan manapun. Sedangkan hitungan pajak
pe In
ndapatan yang digunakan adalah berdasarkan Undang-Undang Republik
Pe
onesia No.36 Tahun 2008, pasal 17 ayat 2a yaitu pajak pendapatan 25 persen.
ped
rhitungan laba rugi untuk usaha pembesaran ikan gurame dengan ngembangan
pa
dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil perhitungan laba rugi bagian jak dimasukkan
7.2
kedalam cashflow sebagai pajak penghasilan atau PPh.

.5. Analisis Switching Value


ika
Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pembesaran
lay
n gurame pada usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur ak
ter
untuk dilaksanakan berdasarkan berbagai kriteria investasi. Namun, keadaan
sebut terjadi apabila tidak terdapat perubahan-perubahan baik dari arus manfaat

67
maupun pada arus biaya.Untuk melihat kembali hasil analisis kelayakan usaha ini
apabila terjadi perubahan-perubahan dalam perhitungannya, maka dilakukan
analisis switching value.

Analisis switching value digunakan untuk mengetahui seberapa besar


perubahan pada harga beli dan volume penjualan yang akan menghasilkan untungan
kenormal (NPV= 0; IRR= tingkat diskonto; dan Net B/C= 1). Mencari ai
nilpengganti dilakukan dengan menguji secara coba-coba sampai seberapa rsen
peperubahan harga beli dan volume penjualan dapat terjadi yang masih menuhi
kriteria minimum kelayakan investasi.
me

Berdasarkan simulasi peningkatan harga pakan, diperoleh hasil switching


value sebesar 22,2 persen. Sedangkan pada simulasi penurunan produksi diperoleh
hasil sebesar 9,05 persen. Kedua hasil switching value tersebut mengakibatkan
nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan nilai discount rate-nya, dan Net
B/C sama dengan satu. Hal ini menunjukkan bahwa jika peningkatan harga pakan
terjadi hingga melebihi 22,21 persen, maka usaha akan menjadi tidak layak.
Demikian juga dengan penurunan produksi, jika melebihi 9,05 persen maka usaha
akan menjadi tidak layak. Analisis switching value pada proyeksi arus kas untuk
peningkatan harga pakan dapat dilihat pada Lampiran 11 dan untuk penurunan duksi
prodapat dilihat pada Lampiran 12. Berdasarkan hasil analisis switching ue
valtersebut, dapat di simpulkan bahwa usaha pengembangan pembesaran ikan rame
gutanpa pengembangan lebih peka terhadap peningkatan harga pakan pelet ri pada
dapenurunan produksi.

7.3. Manfaat Bersih Tambahan Usaha Pembesaran Ikan Gurame


“Dengan Pengembangan Dibandingkan dengan Usaha Tanpa
Pengembangan”
Manfaat bersih tambahan diperoleh dari selisih tambahan penerimaan yang
dis ebabkan karena adanya kegiatan pengembangan usaha dengan tambahan biaya
ya ng dikeluarkan dari pengembangan usaha itu sendiri. Penerimaan yang
dip eroleh Kelompok Tani Mina Makmur tanpa melakukan pengembangan adalah
seb esar Rp 630.000.000 setiap tahunnya. Sedangkan jika dengan melakukan
pe ngembangan, penerimaan yang akan diperoleh Kelompok Tani Mina Makmur
setiap tahunnya menjadi Rp 882.000.000. Maka dari itu, penerimaan tambahan

68
yang akan diperoleh Kelompok Tani Mina Makmur jika melakukan
pengembangan usaha adalah sebesar Rp 1.512.000.000 setiap tahunnya.

Biaya yang harus dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur tanpa
melakukan pengembangan adalah sebesar Rp 609.770.440 sedangkan biaya yang
akan dikeluarkan jika melakukan pengembangan adalah sebesar Rp 784.636.560
Maka dari itu, tambahan biaya yang harus dikeluarkan pada saat pengembangan
usaha adalah sebesar 1.394.407.000 setiap tahunnya. Berdasarkan penjabaran di s,
atamaka dapat disimpulkan bahwa manfaat bersih tambahan yang diperoleh na
MiMakmur adalah sebesar Rp 117.593.000. Perhitungan nilai manfaat bersih sebut
terdapat dilihat secara rinci pada Lampiran 13.

7.4. Incremental Net Benefit Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Dengan


Pengembangan Dibandingkan dengan Usaha Tanpa Pengembangan”
Manfaat bersih tanpa pengembangan dan manfaat bersih dengan
pe ngembangan yang diperoleh dari selisih total penerimaan (benefit) yang
dis ebabkan karena adanya kegiatan pengembangan usaha dengan total biaya (cost)
ya ng dikeluarkan dari pengembangan usaha itu sendiri. Manfaat bersih
(In cremental Net Benefit) diperoleh dari hasil pengurangan manfaat bersih (net
be nefit) tanpa pengembangan dan manfaat bersih dengan pengembangan. Dimana
ma sing-masing net benefit yang diperoleh sebelum pengembangan yaitu sebesar
Rp 73.320.688 dan sesudah pengembangan yaitu sebesar dan Rp 816.976.712.
Se hingga Incremental Net Benefit yang diperoleh setelah pengurangan manfaat
be rsih sebelum pengembangan dan sesudah pengembangan selama sepuluh tahun
ya kni sebesar Rp 816.976.712. Untuk lebih jelasnya, informasi terkait dengan
Inc remental Net Benefit usaha pembesaran ikan gurame dari tahun pertama hingga
un ke sepuluh dapat dilihat pada Lampiran 15.
tah

69
VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan analisis kelayakan usaha, aspek non finansial meliputi aspek


pasar, aspek teknis, aspek manajemen, serta aspek sosial dan lingkungan,
usaha pengembangan pembesaran ikan gurame layak untuk dilaksanakan.
Pertama dari aspek teknis usaha ini memiliki lokasi yang dekat dengan
sumber air, akses yang mudah terhadap sarana produksi dan tingkat mortalitas
ikan relatif kecil. Kedua dari aspek pasar produksi ikan meningkat dari tahun
ketahun. Ketiga dari aspek sosial ekonomi dan budaya usaha ini memberikan
dampak positif bagi masyarakat. Keempat dari aspek organisasi,
manajemen dan hukum usaha ini telah melakukan kerjasama dan musyawarah
dengan kelurahan maupun kantor pemerintah setempat. Kelima dari aspek
lingkungan, keberadaan usaha ini tidak membawa dampak negatif terhadap
lingkungan.

2. Analisis kelayakan finansial usaha ikan gurame tanpa pengembangan


dinyatakan layak dengan nilai NPV sebesar Rp 40.458.531 yang dihasilkan
lebih besar dari nol, nilai Net B/C sebesar 1,63 lebih besar dari satu, nilai
IRR sebesar 18 persen lebih besar dari tingkat discount rate yang
ditentukan, dan waktu pengembalian modal investasi sudah sesuai dengan
umur proyek 10 tahun yaitu delapan tahun. Sedangkan analisis kelayakan
finansial usaha ikan gurame dengan pengembangan dinyatakan layak dengan
nilai NPV sebesar Rp 451.876.066 atau lebih besar dari nol, nilai Net B/C
sebesar 34.7 lebih besar dari satu, nilai IRR sebesar 28 persen lebih besar
dari tingkat discount rate yang ditentukan, dan waktu pengembalian modal
investasi sudah sesuai dengan umur proyek 10 tahun yaitu satu tahun .

3. Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan


gurame tanpa pengembangan masih tetap layak dijalankan dan mendapatkan
keuntungan apabila terjadi peningkatan harga pakan pelet hingga 2,35
persen dimana simulasi penurunan produksi sebesar 8 persen. Sementara
untuk hasil analisis switching value usaha pembesaran ikan gurame dengan
pengembangan masih tetap layak dijalankan apabila terjadi peningkatan
harga pakan pelet hingga 22,21 persen dimana simulasi penurunan produksi
yaitu sebesar 9,05 persen.

8.2. Saran
Berdasarkan analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan, maka
Ke lompok Tani Mina Makmur dapat melaksanakan pengembangan usahanya
ya itu peningkatan produksi benih dengan menambah kolam pemeliharaan dan
be berapa investasi lain guna memenuhi permintaan konsumen yang belum dapat
terpenuhi.

71
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2011. Statistik Perikanan Indonesia.


Jakarta.

Dinas Peternakan dan Perikanan. 2011. Data Perikanan Kabupaten Bogor. Bogor:
Pemerintah Kabupaten Bogor, Dinas Peternakan dan Perikanan.

Ervina, Silvi. 2011. Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Ikan gurame


(Studi Kasus di Perusahaan Mekar Tambak Sari, Kecamatan Sawangan, Kota
Depok) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.

Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian.Edisi Ke-2.


Sutomo S, K Mangiri. Penerjemah. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Terjemahan dari : Economics Analysis of Agriculture Project.

Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit


Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

Istikharoh N. 2008. Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan gurame


(Osphronemus Gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di
Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur [Skripsi]. Fakultas Sosial Ekonomi
Perikanan, Universitas Brawijaya Malang.

Kadariah, Karlina L, Gray C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: UI Press.

Kurniawan, Mochamad. 2011. Optimalisasi Input Produksi Budidaya dalam


Pendederan Ikan gurame Osphronemus gouramy di Desa Petir Kecamatan
Dramaga Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Unit Penerbit


Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor.

Perdana A. 2007. Analisis Kelayakan Usaha Secara Partisipasif Pada Usaha


Budidaya Pembesaran Ikan gurame (Studi Kasus Kelompok Tani Tirta
Maju Desa Situ Gede) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.

Pitanto, Andi Budi. 2012. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembesaran


Ikan Nila Merah pada Unit usaha Teaching Farm Institut Pertanian Bogor
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.

Rosmawati. 2010. Analisis Kelayakan Pengusahaan Ikan Lele Dumbo (Kasus:


Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat) [Skripsi].
Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Saparinto, Cahyo. 2011. Panduan Lengkap gurame. Jakarta: Penebar Swadaya.

Soemarmo. 2008. Pengembangan Produk Unggulan Ikan Nila di Kabupaten Klaten,


Jawa Tengah [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Sosial Ekonomi Perikanan,
Universitas Gajah Mada.

Uar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.


m

73
LAMPIRAN
Lampiran 3. Investasi Kelompok Tani Mina Makmur "Tanpa Pengembangan Usaha"

No Uraian Harga Satuan (Rp) Jumlah (Unit) Nilai Beli (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) Nilai Sisa (10 %) Penyusutan
1 Pembuatan Kolam 3,000,000 18 54,000,000 10 0 0
2 Jrigen 40,000 17 680,000 2 0 340,000
3 Serokan Besar 35,000 19 665,000 2 0 332,500
4 Drum 300,000 36 10,800,000 5 0 2,160,000
5 Jaring (15 M) 350,000 18 6,300,000 2 0 3,150,000
6 Timbangan 500,000 10 5,000,000 5 0 1,000,000
Total 77,445,000 6,982,500

Penyusutan = Harga Beli - Nilai sisa/ Umur ekonomis


Lampiran 4. Laba Rugi Kelompok Tani Mina Makmur "Tanpa Pengembangan Usaha"

TAHUN
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penerimaan 504,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000
Biaya
Biaya Tetap
Sewa Lahan 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000
Penyusutan 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500
Abodemen Listrik 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000
Pemeliharaan 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000
Total Biaya Tetap 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500
Biaya Variabel
Upah Tenaga Kerja
a.Persiapan kolam 3,744,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000
b.Pengisian air kolam 1,872,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000
c.Penebaran benih 1,248,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
d.Pemberian pakan 129,600,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000
e.Panen 2,880,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000
Ember 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000
Pisau 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
Cangkul 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000
Transportasi 11,088,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000
Persiapan produksi 6,235,200 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000
Pakan 184,633,152 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440
Benih 115,200,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000
Total Biaya Variabel 457,580,352 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK 2,717,148 14,592,060 14,592,060 14,592,060 14,592,060 14,592,060 14,592,060 14,592,060 14,592,060 14,592,060
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) 3,648,015 3,648,015 3,648,015 3,648,015 3,648,015 3,648,015 3,648,015 3,648,015 3,648,015
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 2,717,148 10,944,045 10,944,045 10,944,045 10,944,045 10,944,045 10,944,045 10,944,045 10,944,045 10,944,045

BIAYA TETAP TOTAL 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500 43,702,500
HARGA JUAL/kg 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000
BIAYA VARIABEL TOTAL 457,580,352 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440
JUMLAH PRODUKSI (kg) 1,120 1,400 1,920 1,920 1,920 1,920 1,920 1,920 1,920 1,920
BIAYA VARIABEL PER UNIT 408,554 408,361 297,763 297,763 297,763 297,763 297,763 297,763 297,763 297,763
BREAK EVEN POINT (kg) 114 114 160 160 160 160 160 160 160 160
Lampiran 5. Cashflow Kelompok Tani Mina Makmur "Tanpa Pengembangan Usaha"
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Inflow
1. Penjualan 504,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000
4. Nilai Sisa - - - - - - - -
Total Inflow 504,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000
2 Outflow
a. Biaya Investasi
Pembuatan kolam 54,000,000 - - - - - - - -
Serokan Besar 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000
Jrigen 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000
Drum 10,800,000 - - - - 10,800,000 - - - -
Jaring (15 M) 6,300,000 - 6,300,000 - 6,300,000 - 6,300,000 - 6,300,000 -
Timbangan 5,000,000 - - - - 5,000,000 - - - -
Total Biaya Investasi 77,445,000 1,345,000 7,645,000 1,345,000 7,645,000 17,145,000 7,645,000 1,345,000 7,645,000 1,345,000
b. Biaya Operasional
Biaya Tetap
Sewa Lahan 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000
Abodemen Listrik 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000
Pemeliharaan 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000
Total Biaya Tetap 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000
Biaya Variabel
Biaya Pakan 184,633,152 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440
Biaya Benih 115,200,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000
Transportasi 11,088,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000
Tenaga Kerja
a.Persiapan kolam 3,744,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000
b.Pengisian air kolam 1,872,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000
c.Penebaran benih 1,248,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
d.Pemberian pakan 129,600,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000
e.Panen 2,880,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000
Ember 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000
Pisau 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
Cangkul 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000
Persiapan produksi 6,235,200 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000
Total Biaya Variabel 457,580,352 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440
Total outflow 571,745,352 609,770,440 616,070,440 609,770,440 616,070,440 625,570,440 616,070,440 609,770,440 616,070,440 609,770,440
Net Benefit -67,745,352 20,229,560 13,929,560 20,229,560 13,929,560 4,429,560 13,929,560 20,229,560 13,929,560 20,229,560
DF 5,25% 0.95 0.90 0.86 0.81 0.77 0.74 0.70 0.66 0.63 0.60
Present value/Tahun -64,366,130 18,261,743 11,947,336 16,485,344 10,785,167 3,258,577 9,736,047 13,434,132 8,788,980 12,127,335
Present value (+) 104,824,661
Present value (-) -64,366,130
NPV 40,458,531
Net BC 1.63 Total Investasi 77.455.000
IRR 18% Net Benefit Ratarata 9.322.069
PP 8 8
Lampiran 6. Switching Value Penurunan Produksi 8% Kelompok Tani Mina Makmur "Tanpa Pengembangan Usaha"
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Inflow
1. Penjualan 499,648,928 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160
4. Nilai Sisa - - - - - - - -
Total Inflow 499,648,928 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160 624,561,160
2 Outflow
a. Biaya Investasi
Pembuatan kolam 54,000,000 - - - - - - - -
Serokan Besar 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000
Jrigen 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000
Drum 10,800,000 - - - - 10,800,000 - - - -
Jaring (15 M) 6,300,000 - 6,300,000 - 6,300,000 - 6,300,000 - 6,300,000 -
Timbangan 5,000,000 - - - - 5,000,000 - - - -
Total Biaya Investasi 77,445,000 1,345,000 7,645,000 1,345,000 7,645,000 17,145,000 7,645,000 1,345,000 7,645,000 1,345,000
b. Biaya Operasional
Biaya Tetap
Sewa Lahan 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000
Abodemen Listrik 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000
Pemeliharaan 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000
Total Biaya Tetap 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000
Biaya Variabel
Biaya Pakan 184,633,152 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440 230,791,440
Biaya Benih 115,200,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000
Transportasi 11,088,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000
Tenaga Kerja
a.Persiapan kolam 3,744,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000
b.Pengisian air kolam 1,872,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000
c.Penebaran benih 1,248,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
d.Pemberian pakan 129,600,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000
e.Panen 2,880,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000
Ember 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000
Pisau 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
cangkul 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000
Persiapan produksi 6,235,200 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000
Total Biaya Variabel 457,580,352 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440 571,705,440
Total outflow 571,745,352 609,770,440 616,070,440 609,770,440 616,070,440 625,570,440 616,070,440 609,770,440 616,070,440 609,770,440
Net Benefit -72,096,424 14,790,720 8,490,720 14,790,720 8,490,720 1,009,280 8,490,720 14,790,720 8,490,720 14,790,720
DF 5,25% 0.95 0.90 0.86 0.81 0.77 0.74 0.70 0.66 0.63 0.60
Present value/Tahun -68,500,165 13,351,963 7,282,462 12,053,160 6,574,065 742,470 5,934,578 9,822,284 5,357,295 8,866,828
Present value (+) 69,985,105
Present value (-) -68,500,165
NPV 1,484,940
Net BC 1.02 Total Investasi 77,445,000
IRR 5.75% Net Benefit Ratarata 2,203,862
PP 35 35
Lampiran 7. Switching Value Kenaikan Pakan 2,35% Kelompok Tani Mina Makmur 'Tanpa Pengembangan Usaha"
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Inflow
1. Penjualan 504,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000
4. Nilai Sisa - - - - - - - -
Total Inflow 504,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000
2 Outflow
a. Biaya Investasi
Pembuatan kolam 54,000,000 - - - - - - - -
Serokan Besar 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000
Jrigen 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000 680,000
Drum 10,800,000 - - - - 10,800,000 - - - -
Jaring (15 M) 6,300,000 - 6,300,000 - 6,300,000 - 6,300,000 - 6,300,000 -
Timbangan 5,000,000 - - - - 5,000,000 - - - -
Total Biaya Investasi 77,445,000 1,345,000 7,645,000 1,345,000 7,645,000 17,145,000 7,645,000 1,345,000 7,645,000 1,345,000
b. Biaya Operasional
Biaya Tetap
Sewa Lahan 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000
Abodemen Listrik 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000 4,320,000
Pemeliharaan 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000 5,400,000
Total Biaya Tetap 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000 36,720,000
Biaya Variabel
Biaya Pakan 188,984,224 236,230,280 236,230,280 236,230,280 236,230,280 236,230,280 236,230,280 236,230,280 236,230,280 236,230,280
Biaya Benih 115,200,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000
Transportasi 11,088,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000 13,860,000
Tenaga Kerja
a.Persiapan kolam 3,744,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000
b.Pengisian air kolam 1,872,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000
c.Penebaran benih 1,248,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
d.Pemberian pakan 129,600,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000
e.Panen 2,880,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000
Ember 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000
Pisau 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
cangkul 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000
Persiapan produksi 6,235,200 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000
Total Biaya Variabel 461,931,424 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280
Total outflow 576,096,424 615,209,280 621,509,280 615,209,280 621,509,280 631,009,280 621,509,280 615,209,280 621,509,280 615,209,280
Net Benefit -72,096,424 14,790,720 8,490,720 14,790,720 8,490,720 1,009,280 8,490,720 14,790,720 8,490,720 14,790,720
DF 5,25% 0.95 0.90 0.86 0.81 0.77 0.74 0.70 0.66 0.63 0.60
Present value/Tahun -68,500,165 13,351,963 7,282,462 12,053,160 6,574,065 742,470 5,934,578 9,822,284 5,357,295 8,866,828
Present value (+) 69,985,105
Present value (-) -68,500,165
NPV 1,484,940
Net BC 1.02 Total Investasi 77,445,000
IRR 5.75% Net Benefit Ratarata 2,203,862
PP 35 35
Lampiran 8. Investasi Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha"

No Uraian Harga Satuan (Rp) Jumlah (Unit) Nilai Beli (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) Nilai Sisa (10 %) Penyusutan
1 Pembuatan 21 kolam 3,000,000 21 63,000,000 10 0 0
2 Perbaikan Kolam Tanah 1,500,000 21 31,500,000 10 0 0
3 Jrigen 40,000 17 680,000 2 0 340,000
4 Serokan Besar 35,000 19 665,000 2 0 332,500
8 Drum 300,000 36 10,800,000 5 0 2,160,000
9 Jaring (15 M) 350,000 18 6,300,000 2 0 3,150,000
10 Timbangan 500,000 10 5,000,000 5 0 1,000,000
Total 117,945,000 6,982,500

Penyusutan = Harga Beli - Nilai sisa/ Umur ekonomis


Lampiran 9. Laba rugi Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha"

TAHUN
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penerimaan 735,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000
Biaya
Biaya Tetap
Sewa Lahan 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000
Penyusutan 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500 6,982,500
Abodemen Listrik 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000
Pemeliharaan kolam 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000
Total Biaya Tetap 49,822,500 49,822,500 49,822,500 49,822,500 49,822,500 49,822,500 49,822,500 49,822,500 49,822,500 49,822,500
Biaya Variabel
Biaya pakan 288,949,248 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560
Biaya benih 117,600,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000
Transportasi 12,936,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000
Tenaga Kerja
a.Persiapan kolam 6,048,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000
b.Pengisian air kolam 3,024,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000
c.Penebaran benih 2,352,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000
d.Pemberian pakan 151,200,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000
e.Panen 3,360,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
Ember 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000
Pisau 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
Cangkul 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000
Persiapan produksi 6,300,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000
Total Biaya Variabel 173,364,000 216,435,000 216,435,000 216,435,000 216,435,000 216,435,000 216,435,000 216,435,000 216,435,000 216,435,000
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK 511,813,500 615,742,500 615,742,500 615,742,500 615,742,500 615,742,500 615,742,500 615,742,500 615,742,500 615,742,500
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) 153,935,625 153,935,625 153,935,625 153,935,625 153,935,625 153,935,625 153,935,625 153,935,625 153,935,625
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 511,813,500 461,806,875 461,806,875 461,806,875 461,806,875 461,806,875 461,806,875 461,806,875 461,806,875 461,806,875

BIAYA TETAP TOTAL A 321,300,000 328,455,000 328,455,000 328,455,000 328,455,000 328,455,000 328,455,000 328,455,000 328,455,000 328,455,000
HARGJUAL/kg VARIABEL 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000
BIAYATOTAL 319,791,640 319,791,640 319,791,640 319,791,640 319,791,640 319,791,640 319,791,640 319,791,640 319,791,640 319,791,640
JUMLAH PRODUKSI (kg) 1,400 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680
BIAYA VARIABEL PER UNIT 228,423 190,352 190,352 190,352 190,352 190,352 190,352 190,352 190,352 190,352
BREAK EVEN POINT (kg) 1,579 1,986 1,986 1,986 1,986 1,986 1,986 1,986 1,986 1,986
Lampiran 10. Cashflow Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha"
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Inflow
1. Penjualan 735,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000
4. Nilai Sisa - - - - - - - -
Total Inflow 735,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000
2 Outflow
a. Biaya Investasi
Biaya pembuatan kolam 63,000,000
Biaya Perbaikan kolam 31,500,000
Serokan Besar 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000
Jrigen 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000
Drum 10,800,000 10,800,000
Jaring (15 M) 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000
Timbangan 5,000,000 5,000,000
Total Biaya Investasi 117,605,000 1,005,000 7,305,000 1,005,000 7,305,000 16,805,000 7,305,000 1,005,000 7,305,000 1,005,000
b. Biaya Operasional
Biaya Tetap
Sewa Lahan 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000
Pemeliharaan 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000
Abodemen Listrik 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000
Total Biaya Tetap 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000
Biaya Variabel
Biaya pakan 288,949,248 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560
Biaya benih 117,600,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000
Transportasi 12,936,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000
Tenaga Kerja
a.Persiapan kolam 6,048,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000
b.Pengisian air kolam 3,024,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000
c.Penebaran benih 2,352,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000
d.Pemberian pakan 151,200,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000
e.Panen 3,360,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
Ember 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000
Pisau 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
Cangkul 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000
Persiapan produksi 6,300,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000
Total Biaya Variabel 592,849,248 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560
Total outflow 753,294,248 784,636,560 790,936,560 784,636,560 790,936,560 800,436,560 790,936,560 784,636,560 790,936,560 784,636,560
Net Benefit -18,294,248 97,363,440 91,063,440 97,363,440 91,063,440 81,563,440 91,063,440 97,363,440 91,063,440 97,363,440
DF 5.25% 0.95 0.90 0.86 0.81 0.77 0.74 0.70 0.66 0.63 0.60
Present value/Tahun -17,381,708 87,892,476 78,104,803 79,342,794 70,507,210 60,001,610 63,648,668 64,657,525 57,457,286 58,368,007
Present value (+) 602,598,672
Present value (-) -17,381,708
NPV 451,876,066
Net BC 34.7
IRR 28% Total Investasi 117,945,000
PP 1 Net Benefit Rata-rata 81,697,671 1
Lampiran 11. Switching Value Penurunan Produksi 9.05 % Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha"
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Inflow
1. Penjualan 670,014,767 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720
4. Nilai Sisa - - - - - - - -
Total Inflow 670,014,767 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720 804,017,720
2 Outflow
a. Biaya Investasi
Biaya pembuatan kolam 63,000,000
Biaya Perbaikan kolam 31,500,000
Serokan Besar 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000
Jrigen 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000
Drum 10,800,000 10,800,000
Jaring (15 M) 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000
Timbangan 5,000,000 5,000,000
Total Biaya Investasi 117,605,000 1,005,000 7,305,000 1,005,000 7,305,000 16,805,000 7,305,000 1,005,000 7,305,000 1,005,000
b. Biaya Operasional
Biaya Tetap
Sewa Lahan 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000
Pemeliharaan 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000
Abodemen Listrik 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000
Total Biaya Tetap 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000
Biaya Variabel
Biaya pakan 288,949,248 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560 361,186,560
Biaya benih 117,600,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000
Transportasi 12,936,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000
Tenaga Kerja
a.Persiapan kolam 6,048,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000
b.Pengisian air kolam 3,024,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000
c.Penebaran benih 2,352,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000
d.Pemberian pakan 151,200,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000
e.Panen 3,360,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
Ember 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000
Pisau 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
Cangkul 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000
Persiapan produksi 6,300,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000
Total Biaya Variabel 592,849,248 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560 740,791,560
Total outflow 753,294,248 784,636,560 790,936,560 784,636,560 790,936,560 800,436,560 790,936,560 784,636,560 790,936,560 784,636,560
Net Benefit -83,279,481 19,381,160 13,081,160 19,381,160 13,081,160 3,581,160 13,081,160 19,381,160 13,081,160 19,381,160
DF 5.25% 0.95 0.90 0.86 0.81 0.77 0.74 0.70 0.66 0.63 0.60
Present value/Tahun -79,125,398 17,495,871 11,219,667 15,793,972 10,128,281 2,634,457 9,143,059 12,870,723 8,253,674 11,618,732
Present value (+) 20,033,039
Present value (-) -79,125,398
NPV 0
Net BC 1.0
IRR 11% Total Investasi 117,945,000
PP 3 Net Benefit Rata-rata 5,015,096
3
Lampiran 12. Switching Value Kenaikan Pakan 22.21 % Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha"
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Inflow
1. Penjualan 735,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000
4. Nilai Sisa - - - - - - - -
Total Inflow 735,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000
2 Outflow
a. Biaya Investasi
Biaya pembuatan kolam 63,000,000
Biaya Perbaikan kolam 31,500,000
Serokan Besar 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000
Jrigen 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000
Drum 10,800,000 10,800,000
Jaring (15 M) 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000
Timbangan 5,000,000 5,000,000
Total Biaya Investasi 117,605,000 1,005,000 7,305,000 1,005,000 7,305,000 16,805,000 7,305,000 1,005,000 7,305,000 1,005,000
b. Biaya Operasional
Biaya Tetap
Sewa Lahan 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000
Pemeliharaan 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000
Abodemen Listrik 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000
Total Biaya Tetap 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000
Biaya Variabel
Biaya pakan 351,660,727 439,575,909 439,575,909 439,575,909 439,575,909 439,575,909 439,575,909 439,575,909 439,575,909 439,575,909
Biaya benih 117,600,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000
Transportasi 12,936,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000
Tenaga Kerja
a.Persiapan kolam 6,048,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000
b.Pengisian air kolam 3,024,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000
c.Penebaran benih 2,352,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000
d.Pemberian pakan 151,200,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000
e.Panen 3,360,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
Ember 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000
Pisau 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
Cangkul 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000
Persiapan produksi 6,300,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000
Total Biaya Variabel 655,560,727 819,180,909 819,180,909 819,180,909 819,180,909 819,180,909 819,180,909 819,180,909 819,180,909 819,180,909
Total outflow 816,005,727 863,025,909 869,325,909 863,025,909 869,325,909 878,825,909 869,325,909 863,025,909 869,325,909 863,025,909
Net Benefit -81,005,727 18,974,091 12,674,091 18,974,091 12,674,091 3,174,091 12,674,091 18,974,091 12,674,091 18,974,091
DF 5.25% 0.95 0.90 0.86 0.81 0.77 0.74 0.70 0.66 0.63 0.60
Present value/Tahun -76,965,061 17,128,399 10,870,525 15,462,246 9,813,102 2,335,000 8,858,539 12,600,395 7,996,831 11,374,700
Present value (+) 19,474,675
Present value (-) -76,965,061
NPV 0
Net BC 1.0
IRR 11% Total Investasi 117,945,000
PP 3 Net Benefit Rata-rata 4,876,110
3
Lampiran 13. Manfaat Bersih Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan dan Tanpa Pengembangan Usaha"
Tahun
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
1 Tanpa Pengembangan 504,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000
2 Dengan Pengembangan 735,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000
PERUBAHAN INFLOW 1,239,000,000 1,512,000,000 1,512,000,000 1,512,000,000 1,512,000,000 1,512,000,000 1,512,000,000 1,512,000,000 1,512,000,000 1,512,000,000
OUTFLOW
1 Tanpa Pengembangan 571,745,352 609,770,440 616,070,440 609,770,440 616,070,440 625,570,440 616,070,440 609,770,440 616,070,440 609,770,440
2 Dengan Pengembangan 753,294,248 784,636,560 790,936,560 784,636,560 790,936,560 800,436,560 790,936,560 784,636,560 790,936,560 784,636,560
PERUBAHAN OUTFLOW 1,325,039,600 1,394,407,000 1,407,007,000 1,394,407,000 1,407,007,000 1,426,007,000 1,407,007,000 1,394,407,000 1,407,007,000 1,394,407,000
NET INFLOW -86,039,600 117,593,000 104,993,000 117,593,000 104,993,000 85,993,000 104,993,000 117,593,000 104,993,000 117,593,000
Lampiran 14. Incremental Net Benefit "Dengan dan Tanpa Pengembangan Usaha"

Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Inflow
1. Penjualan 231,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000
2. Nilai Sisa
Total Inflow 231,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000
2 Out flow
Total Biaya Investasi 40,160,000 (340,000) (340,000) (340,000) (340,000) (340,000) (340,000) (340,000) (340,000) (340,000)
Total Biaya Tetap 6,120,000 6,120,000 6,120,000 6,120,000 6,120,000 6,120,000 6,120,000 6,120,000 6,120,000 6,120,000
Total Biaya Variabel 135,268,896 169,086,120 169,086,120 169,086,120 169,086,120 169,086,120 169,086,120 169,086,120 169,086,120 169,086,120
Total outflow 181,548,896 174,866,120 174,866,120 174,866,120 174,866,120 174,866,120 174,866,120 174,866,120 174,866,120 174,866,120
Incremental net Benefit 49,451,104 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880
DF 5,25% 0.95 0.90 0.86 0.81 0.77 0.74 0.70 0.66 0.63 0.60
Present value/Tahun 46,984,422 69,630,733 66,157,466 62,857,450 59,722,043 56,743,034 53,912,621 51,223,393 48,668,307 46,240,672
Present value (+) 497,774,010
Present value (-) 46,984,422
NPV 411,417,535
Lampiran 15. Perbandingan Incremental Net Benefit "Dengan dan Tanpa Pengembangan Usaha"

Benefit Cost Net Benefit


Tahun Incremental Net Benefit
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 504,000,000 735,000,000 571,745,352 753,294,248 -67,745,352 -18,294,248 49,451,104
2 630,000,000 882,000,000 609,770,440 784,636,560 20,229,560 97,363,440 77,133,880
3 630,000,000 882,000,000 616,070,440 790,936,560 13,929,560 91,063,440 77,133,880
4 630,000,000 882,000,000 609,770,440 784,636,560 20,229,560 97,363,440 77,133,880
5 630,000,000 882,000,000 616,070,440 790,936,560 13,929,560 91,063,440 77,133,880
6 630,000,000 882,000,000 625,570,440 800,436,560 4,429,560 81,563,440 77,133,880
7 630,000,000 882,000,000 616,070,440 790,936,560 13,929,560 91,063,440 77,133,880
8 630,000,000 882,000,000 609,770,440 784,636,560 20,229,560 97,363,440 77,133,880
9 630,000,000 882,000,000 616,070,440 790,936,560 13,929,560 91,063,440 77,133,880
10 630,000,000 882,000,000 609,770,440 784,636,560 20,229,560 97,363,440 77,133,880
Total 6,174,000,000 8,673,000,000 6,100,679,312 7,856,023,288 73,320,688 816,976,712 743,656,024
an 16 . Jadwal Kegiatan Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurame
Lampir1 Bulan
Tahun
SiklusProduksi
Keterangan Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
Kegiat 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 123 4 1 2 3 4 12 3 4 123 4 1 2 3 4 1 2 34 1 23
an awal usaha Perijinan usaha
Pemasangan listrik
Pembuatan Kolam
II Pembelian peralatan produksi
Pemupukan , pengapuran pengisian air kolam
Persiapan penebaran benih
pemeliharaan
Pemanenan
III Pemasaran
Pengeringan kolam
Pemupukan kolam
Persiapan penebaran benih
pemeliharaan
Panen dan Pemasaran
Ketera
ngan: Perijinan Usaha Pemeliharaan Benih
Pendaftaran PLN Pemanenan
Pembuatan Kolam Pemeliharaan Pemasaran
Pembelian Peralatan Produksi
Pemupukan kolam
Persiapan Penebaran Benih
Tahun 2 Tahun 3
Kete Tahun 4 Tahun 5
Tahun 6 Tahun 7
Tahun 8 Tahun 9
Pengeringan kolam Tahun 10
Pemupukan kolam rangan Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
Persiapan penebaran be 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Pemeliharaan
Panen dan Pemasaran
nih
Kete

Pengeringan kolam
Pemupukan kolam
Persiapan penebaran be
Pemeliharaan
Panen dan Pemasaran

Kete

Pengeringan kolam
Pemupukan kolam
Persiapan penebaran be
pemeliharaan
Panen dan Pemasaran

Kete

Pengeringan kolam
Pemupukan kolam
Persiapan penebaran be
pemeliharaan
Panen dan Pemasaran

Kete

Pengeringan kolam
Pemupukan kolam
Persiapan penebaran be
pemeliharaan
Panen dan Pemasaran
mpiran 1. Produksi Perikanan dengan Komoditas di Kolam Air Tenang 2011
La

Tahun (Ton)
No Kecamatan
2009 2010 2011
1 Nanggung 7,50 0,00 -
2 Leuwiliang 19,01 28,90 46,17
3 Leuwisadeng 13,84 2,00 5,71
4 Pamijahan 25,54 4,00 104,44
5 Cibungbulang 53,64 35,00 67,34
6 Ciampea 74,35 60,00 101,14
7 Tenjolaya 104,53 70,00 70,75
8 Dramaga 360,18 250,00 120,92
9 Ciomas 46,68 47,00 56,01
10 Tamansari 3,24 3,00 5,76
11 Cijeruk 11,90 3,00 6,04
12 Cigombong 9,70 5,00 4,80
13 Caringin 14,80 10,00 50,97
14 Ciawi 15,90 5,00 15,78
15 Cisarua 3,80 0,00 -
16 Megamendung 4,50 0,00 -
17 Sukaraja 0,00 0,00 -
18 Bbkn Madang 0,00 0,00 -
19 Sukamakmur 2,00 0,00 -
20 Cariu 2,00 0,00 -
21 Tanjungsari 4,00 0,00 -
22 Jonggol 3,00 1,50 19,76
23 Cileungsi 3,00 0,00 -
24 Klapanunggal 1,10 0,00 -
25 Gunung Putri 1,50 0,00 -
26 Citeureup 3,30 0,00 -
27 Cibinong 4,80 15,00 16,99
28 Bojong Gede 24,67 55,00 14,95
29 Tajurhalang 32,10 85,00 86,98
30 Kemang 108,30 129,00 264,58
31 Rancabungur 106,49 24,00 35,36
32 Parung 222,47 615,00 264,89
33 Ciseeng 424,85 520,00 629,29
34 Gunung Sindur 192,08 14,00 294,29
35 Rumpin 12,14 60,00 27,88
36 Cigudeg 15,15 12,00 12,83

75
Tahun (Ton)
No Kecamatan
2009 2010 2011
37 Sukajaya 14,37 4,21 16,38
38 Jasinga 0,00 0,00 -
39 Tenjo 0,00 0,00 -
40 Pr Panjang 0,00 0,00 -
Jumlah 1.946,43 2.057,61 2.340,00

76
mpiran 2. Kuesioner
La
A. Gambaran Umum Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur
No Uraian Keterangan
1 Sejarah Budidaya Ikan Gurame

2 Lokasi Ikan Gurame di Desa Petir

3 Kegiatan Budidaya Ikan Gurame

B. Aspek Kelayakan Usaha Pengembangan Produksi Ikan Gurame


No Kriteria Aspek Kelayakan Uraian Ikan gurame

1 AspekPasar:
- Pasar Potensial
- Pangsa Pasar
- Permintaan
- Penawaran
Produk:
- Ikan Gurame
Harga :
- Harga Ikan Gurame
Saluran distribusi/Pemasaran
Pesaing/Persaingan Budidaya Ikan
Gurame
2 Aspek Teknis:
Lokasi Budidaya
Fasilitas Transportasi
Ketersediaan Benih (ada biaya
pengangkutan/tidak)
Tenaga Listrik
Supply Tenaga Kerja
Skala Produksi (Jumlah
/hari/Produksi)
Mesin/Alat Yang Digunakan
(Peralatan dan Perlengkapan)
Proses Produksi
Jadwal Kerja
Layout Lokasi Proyek

77
Luas Lahan Budidaya Ikan Gurame
3 AspekManajemen :
Manajemen Budidaya Ikan
- Kapan usaha budidaya ikan
dimulai
- Syarat-syarat yang diperlukan
untuk menjalankan pekerjaan
tersebut
- Jenis-jenis pekerjaan (Job
Describtion)
- Struktur Organisasi
- Penyediaan Tenaga Kerja
- Sistem Pembagian Kerja
- Sistem Kompensasi
4 Aspek Sosial:
Dampak Usaha Mina Makmur
Dampak Usaha Masyarakat
Dampak Usaha Lingkungan

5 Aspek Finansial:
Sumber Modal
Harga Tanah dan Bangunan
Harga Kendaraan Operasional
Produksi Total
Biaya Peralatan
Biaya Perlengkapan
Biaya Tenaga Kerja

78
C. Biaya Investasi Budidaya Ikan Gurame Mina Makmur

Umur Harga Unit Total


No Uraian Ekonomis Jumlah (Rp) (Rp)
1 Biaya Pembuatan Kolam
2 Biaya Pembelian Peralatan

3 Biaya Pembelian
Perlengkapan
4 Biaya Pembelian Kendaraan
5 Biaya Instalasi Listrik

TOTAL BIAYA

D. NBiaya Tetap Usaha Budidaya Ikan Gurame Mina Makmur


Umur Harga Total
o Uraian Jumlah
Ekonomis Unit (Rp) (Rp)
1 Listrik
PBB ( Pajak Bumi dan
2
Bangunan)
3 Pajak Mobil atau Motor
TOTAL BIAYA
E. N

Biaya Variabel Usaha Budidaya Ikan Gurame Mina Makmur


Umur Harga
o Uraian Jumlah Total (Rp)
Ekonomis Unit (Rp)
1 Benih Ikan gurame (kg)
Pakan Ikan (kg):
2 Pakan Alami
Pakan Buatan ( Pelet)
3 Pupuk dan Obat-Obatan
4 Oksigen
5 Plastik
6 Karet Gelang
TOTAL BIAYA

79
F. NNilai Penyusutan Barang Pada Budidaya Ikan Gurame Mina Makmur
Total
Nilai Beli Nilai Sisa Umur
1o Uraian Penyusutan
(Rp) (Rp) Ekonomis
(Rp)
2 Lahan
3 Bangunan
4 Kendaraan
Operasional
Instalasi Listrik

TOTAL BIAYA

80
Lampiran 3.Investasi Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan Usaha

Lampiran 4. Laba Rugi Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan Usaha

Lampiran 5. Casflow Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan

mpiran 6.Switching ValuePenurunan Produksi 8% Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan
La
Usa
ha

mpiran 7.Switching Value Kenaikan Pakan 2,35%Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan
La
ha
Usa

Lampiran 8. Investasi Kelompok Tani Mina Makmur dengan Pengembangan Usaha

Lampiran 9. Laba rugi Kelompok Tani Mina Makmur dengan Pengembangan Usaha

Lampiran 10.Casflow Kelompok Tani Mina Makmur dengan Pengembangan

mpiran 11.Switcing Value Penurunan Produksi 3,21 % Kelompok Tani Mina Makmur dengan
La
Pengembangan Usaha

La
mpiran 12.Switcing Value Kenaikan Pakan 7,75 % Kelompok Tani Mina Makmur dengan Pengembangan
Usaha

Lam
Lapiran 13. Manfaat Bersih Kelompok Tani Mina Makmur Sebelum dan Sesudah Pengembangan Usaha

Lam
Lapiran 14.Incremental Net Benefit Sebelum dan Sesudah Pengembangan Usaha

mpiran 15. Perbandingan Incremental Net Benefit Sebelum dan Sesudah Pengembangan Usaha

mpiran 16. Jadwal Kegiatan Usaha Pembesaran Ikan Gurame

81

Anda mungkin juga menyukai