Anda di halaman 1dari 2

Mengenalkan SNI Alat Penangkapan

Ikan Sebagai Alternatif Menangkap


Ikan Yang Tidak Merusak Lingkungan
Saat ini pemerintah tengah mencanangkan program Indonesia sebagai poros maritim dunia
yang maju dan mandiri. Tentu saja untuk mewujudkannya, memerlukan berbagai langkah yang
sinergis dan terarah. Hal tersebut mendorong BSN bekerja sama dengan Balai Besar
Penangkapan Ikan (BBPI), Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Masyarakat
Standardisasi Indonesia (MASTAN) DPW Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan
Sosialisasi SNI Alat Penangkapan Ikan, Rabu, 18 Maret 2015, bertempat di Aula BPPI,
Semarang. Acara ini dihadiri oleh regulator terkait (Dinas Perikanan dari Demak, Pati,
Rembang, Tegal, Brebes, Cilacap, Kebumen), para pelaku usaha di bidang alat penangkapan
ikan, kelompok nelayan dan akademisi.

Hadir sebagai pembicara adalah Dewi Odjar Ratna Komala, selaku Deputi Informasi dan
Pemasyarakatan Standardisasi – BSN. Dalam paparannya, Dewi Odjar menjelaskan
mengenai peran standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK) dalam meningkatkan daya
saing nasional. Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian pada prinsipnya bertujuan untuk
meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang
sehat dan transparan dalam perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha,
serta kemampuan inovasi teknologi yang tujuan akhirnya untuk melindungi konsumen dari
aspek keselamatan, keamanan, kesehatan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup
(K3L).

Penerapan SNI pada prinsipnya bersifat sukarela namun ketika terkait aspek K3L, SNI akan
dibelakukan wajib oleh regulator. Sampai saat ini dari 10.126 SNI yang ditetapkan terdapat
409 SNI sektor perikanan yang masih berlaku dan 35 SNI tentang alat penangkapan ikan.
Dalam kegiatan sosialisasi, dibahas tentang persyaratan SNI 01-8083-2014: Alat
Penangkapan Ikan –Perangkap Ikan Peloncat (aerial traps), SNI 01-7237-2006 mengenai
bentuk baku konstruksi jaring 3 lapis (trammel net), SNI 8085-2014 Alat Penangkap Ikan –
Bubu Lipat Rajungan Tipe Kotak serta SNI 8084-2014 Alat Penangkap Ikan Jaring Insang Ikan
Nila di Perairan Lentik oleh Suhariyanto anggota Sub Komite Teknis 65-05-S1: Perikanan
Tangkap.

Alat penangkapan sesuai SNI ini merupakan alternatif bagi nelayan dalam menangkap ikan
yang ramah lingkungan dengan tidak merusak ekosistem. Dalam SNI ini dijelaskan mengenai
spesifikasi teknis alat tangkap ikan, bagaimana cara membuat alatnya dan dijelaskan juga
teknik pengoperasiannya. Dengan mengacu SNI ini diharapkan memudahkan para pengrajin
dan nelayan dalam membuat alat tangkap ikan yang efisien dan ramah lingkungan (detail
spesifikasi dan teknik pengoperasiannya ada di booklet). Dalam paparannya, Suhariyanto
menjelaskan prinsip standardisasi sarana perikanan tangkap didasarkan pada ketentuan
teknis untuk menjamin keselamatan operasional, meningkatkan jaminan peningkatan aspek
keselamatan selama kegiatan operasional penangkapan di laut oleh nelayan. Disamping itu
juga untuk menjamin kelestarian sumberdaya ikan, memberikan jaminan terhadap kelestarian
lingkungan beserta sumberdaya ikan di dalamnya yang pada akhirnya untuk menjamin
perlindungan konsumen sehingga mutu hasil perikanan aman dan bermutu.

SNI alat penangkapan ikan ini diharapkan dapat diterapkan oleh pelaku usaha yang
selanjutnya akan ada proses penilaian kesesuaian untuk menilai apakah produk alat tangkap
ikan tersebut sesuai dengan SNI yang diacu. Menurut Donny Purnomo, Kepala Bidang Proses,
Pelatihan dan Personil – Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi– BSN, kegiatan penilaian
kesesuaian meliputi pengujian, inspeksi, sertifikasi barang, sertifikasi jasa, sertifikasi proses,
sertifikasi sistem, sertifikasi personal dan akreditasi lembaga penilaian kesesuaian. Melihat
parameter di SNI alat tangkap ikan ini, untuk pengoperasiannya, penilaian kesesuaiannya bisa
dilakukan dengan inspeksi, sedangkan untuk pengujian tidak serumit seperti pengujian di
laboratorium tapi cukup on site /di lapangan yang hasilnya dapat diketahui pada saat itu juga.

Menurut Donny juga, SNI pada peralatan pada dasarnya dibuat untuk diterapkan agar efisien
dan efektif dalam penggunaannya yang disepakati oleh pelaku usaha. Namun persyaratan
bisa bergeser apabila terkait kebutuhan fungsi lingkungan hidup, ketika itu merusak
lingkungan maka akan menjadi tidak efisien. Untuk itu, SNI ini menjadi alternatif bagi nelayan
dalam menangkap ikan agar tidak merusak lingkungan. Terkait dengan pertanyaan peserta
mengenai regulasi atau standar dulu, Donny menjelaskan bahwa akan lebih baik kalau standar
terlebih dahulu. Ketika pelaku usaha dapat menerapkan SNInya dan kondisi pelaku usaha
dalam negeri sudah siap, pemerintah bisa mewajibkan untuk membendung impor. Melihat
kendala di lapangan dalam alat tangkap ikan ini, Donny mengharapkan komunikasi terus
terjalin dan sosialisasi SNI dapat langsung terjun ke masyarakat sehingga kendala di lapangan
bisa tertangani dengan baik. Beberapa parameter alat tangkap ikan yang diusulkan oleh
peserta dan harapan nelayan agar BSN atau BBPI untuk mengecek alat tangkap langsung ke
lapangan apa sudah sesuai dengan SNI atau belum akan direview dan ditindaklanjuti oleh
BSN koordinasi dengan Sub Komtek Perikanan Tangkap. (myth)

Anda mungkin juga menyukai