Bakti Nelayan #22, Bulan November 2020
Bakti Nelayan #22, Bulan November 2020
Ikan tuna tangkapan nelayan Prosesi pemindahan ikan tuna dari kapal perikanan
Foto: Humas DJPT Foto: Humas DJPT
Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Sistem perizinan cepat ini juga sejalan dengan
Muhammad Zaini menyampaikan persentase capaian hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) dengan
PNBP tahun 2020 sebesar 61,21% dari target yang semangat percepatan dan efektivitas pengurusan izin.
telah ditetapkan Rp 900,35 miliar. Peningkatan ini Tujuannya untuk mengakomodir pelaku usaha peri-
#BaktiNelayan 1
kanan tangkap dan berkontribusi dalam roda ekonomi "Karena dilakukan secara online, pelaku usaha tidak
meski ditengah pandemi Covid-19. perlu datang langsung untuk mengurus perizinan
secara tatap muka. Semuanya bisa dilakukan di
"Adanya UUCK ini semakin melegitimasi percepatan rumah dengan waktu yang fleksibel. Izin terbit dan
perizinan tersebut sekaligus menegaskan komitmen nelayan tetap dapat melaut dengan protokol
pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi kesehatan yang ada," imbuhnya.
pelaku usaha. Selain itu, juga mengintegrasikan
perizinan usaha perikanan tangkap kepada satu Sementara itu, Direktur Perizinan dan Kenelayanan
lembaga, yaitu KKP," jelas Zaini. Ridwan Mulyana menerangkan per tanggal 24
November 2020, dokumen perizinan usaha perikanan
Ia menambahkan SILAT berhasil memangkas waktu tangkap yang telah diterbitkan mencapai 7.791
proses perizinan perikanan tangkap yang awalnya 14 dokumen sejak diluncurkan pada tanggal 31 Desember
hari menjadi 1 jam. Bahkan proses pengurusan izin 2019. Angka tersebut terdiri dari 2.363 surat izin
sudah bisa dilakukan secara online dengan usaha perikanan, 5.052 surat izin penangkapan ikan
mengunggah seluruh berkas kelengkapan dokumen dan 376 surat izin kapal pengangkut ikan (SIKPI).
melalui e-service. Apabila berkas sudah terverifikasi,
notifikasi surat perintah pembayaran akan muncul "Rata-rata 700 izin kami terbitkan setiap bulannya.
selanjutnya konfirmasi pembayaran akan masuk ke Layanan SILAT ini terbukti menjadi solusi dari
sistem secara otomatis dan pelaku usaha dapat permasalahan perizinan yang dulunya dikeluhkan
mencetak dokumen perizinannya secara mandiri. oleh pelaku usaha. Kini mengajukan izin bisa di mana
pun dan kapan pun," pungkasnya. (Humas DJPT)
Indonesia pimpin pertemuan regional AGFP Direktur Perizinan dan Kenelayanan menjadi chair pertemuan AGFP
Foto: Humas DJPT Foto: Humas DJPT
JAKARTA (27/11) - Indonesia kembali berpartisipasi Berbagai pembahasan dilakukan sejak 2018 untuk
aktif dalam pertemuan regional ASEAN guna menentukan perlu atau tidaknya AGFP FS
membahas hasil studi kelayakan kebijakan perikanan diimplementasikan di negara-negara anggota ASEAN.
umum ASEAN (ASEAN General Fisheries Policy/AGFP AGFP FS ini merekomendasikan tiga pilihan, dan
Feasibility Study). Pertemuan yang dihelat secara akhirnya di pertemuan ini Indonesia dan anggota
virtual bertajuk the 2nd Meeting of the Ad-hoc Task ASEAN lain menyepakati opsi pertama yang
Force on the Development of an ASEAN General Fishery mendorong implementasi penuh kebijakan regional
Policy (AGFP) Feasibility Study (FS) ini difasilitasi oleh yang telah ada," ungkap Ridwan.
ASEAN Secretariat (ASEC) dan diikuti seluruh negara
anggota ASEAN kecuali Republik Demokratik Rakyat Menurut Ridwan, kesepakatan tersebut menunjukkan
Laos, Selasa (24/11). bahwa kesadaran terhadap perlunya perbaikan
implementasi kebijakan eksisting lebih penting
Bertindak sebagai pemimpin (Chair) yaitu Direktur daripada penyusunan kebijakan regional baru dalam
Perizinan dan Kenelayanan, Kementerian Kelautan bentuk AGFP. Tambahan lagi, tantangan yang
dan Perikanan (KKP) Ridwan Mulyana. Sedangkan dihadapi ASEAN saat ini adalah tingkat implementasi
delegasi RI diketuai oleh Kepala Biro Hubungan kegiatan yang berbeda-beda di tiap negara.
Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri Agung Tri
Prasetyo, dengan anggota dari Kementerian Ketua Delegasi RI Agung Tri Prasetyo menyuarakan
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Indonesia telah terlibat aktif dengan segenap sumber
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan daya dalam perundingan regional yang menghasilkan
Kementerian Luar Negeri. sejumlah pedoman. Ia menambahkan apabila
penyusunan AGFP ini disepakati, tentu akan
"AGFP-FS ini dihasilkan melalui proses yang cukup membutuhkan daya dan upaya lebih besar lagi.
#BaktiNelayan 2
“Dalam hal ini, Indonesia telah berkontribusi dalam mengadopsi AGFP
mengarahkan agar kesepakatan regional dapat lebih
tepat sasaran. Jika permasalahan terletak pada Adapun ruang lingkup yang diusulkan dalam AGFP
implementasi kebijakan, tentu tidak tepat apabila meliputi 15 area yaitu pengelolaan sumber daya
kebijakannya yang diganti. Apalagi secara substansi perikanan laut dan perairan daratan yang
ruang lingkup AGFP telah dibahas dan disepakati berkelanjutan, pengelolaan akuakultur yang
dalam kebijakan regional lainnya utamanya ASEAN- berkelanjutan, memerangi IUU fishing, sains dan
SEAFDEC Resolution and Plan of Action on penelitian perikanan, keamanan pangan dan gizi,
Sustainable Fisheries for Food Security for the perdagangan internasional, kesehatan hewan dan
ASEAN Region Towards 2030,” ujarnya. biosekuriti, pengumpulan dan berbagi data perikanan,
perlindungan habitat, mamalia laut yang terancam
Dalam forum tersebut, Indonesia mengusulkan opsi punah dan spesies dilindungi, dukungan untuk
satu dengan tidak ada AGFP dan mengoptimalkan perikanan skala kecil, mitigasi bencana, manajemen
kebijakan yang ada saat ini. Agung menguraikan risiko dan perubahan iklim, tenaga kerja perikanan,
efektivitas dan efisiensi upaya perumusan kebijakan, subsidi perikanan dan sampah laut. (Humas DJPT)
serta berbagai dampak yang ditimbulkan apabila .
#BaktiNelayan 3
GENJOT KAPASITAS SDM, DJPT GELAR BIMTEK JFT
LINGKUP PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
komunikasi, koordinasi dan pertukaran informasi
dalam memperkuat dan memajukan pembangunan
perikanan tangkap.
#BaktiNelayan 4