TAKENGON
Tanggal, 24 Januari 2024
PETUNJUK TEKNIS
KEGIATAN
PELATIHAN PEMANDU ARUNG JERAM
TAHUN 2024
1. Latar Belakang
a. Arung jeram merupakan salah satu kegiatan olahraga yang sangat
menantang yang berhubungan dengan alam. Secara terorganisir arung
jeram telah dikenal di Indonesai sejak tahun 70-an melaluikegiatan
kepencitaalaman, namun secara komersil baru dimulai pada awal tahun
80-an di sungai Alas Aceh Tenggara. Pada perkembangan selanjutnya,
wisata arung jeram berkembang pesat di Bali dan hingga akhirnya
menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia termasuk di Lampung.
Wisata arung jeram saat ini tidak hanya diminati oleh wisatawan manca
negara. Untuk sungai-sungai termasuk di Sumatera, arung jeram telah
menjadi pilihan wisata yang populer bagi wisatawan domestik. Arung
jeram atau rafting adalah kegiatan yang memadukan unsur olahraga,
rekreasi, petualangan dan edukasi. Memang tak ada persyaratan
khusus untuk mengikuti kegiatan ini, karena hampir semua orang
karena hampir semua orang dapat mencobanya. Mulai dari anak-anak,
remaja, dewasa sampai orangtua yang berumur 60
tahun bahkan yang tidak memiliki kemampuan berenang pun bukan me
njadi hambatan untuk mengikuti kegiatan arung jeram. Setiap orang
yang pernah merasakan kegiatan ini, pasti akan tergiur kembali untuk
melakukannya lagi. Karena dalam kegiatan ini, selain dapat menikmati
serunya berpetualang di sungai dan menikmati
indahnya panorama alam yang dilintasi pada saat berarung jeram di
sungai, orang yang mengikuti kegiatan arum jeram juga akan tertantang
untuk melewati jeram- jeramnya yang besar dan liar.
b. Gambaran Umum
Dalam rangka pemberdayaan peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM) terutama bagi para calon pemandu Arung Jeram ikan kecil di
Kabupaten Aceh Tengah, perlu dilaksanakan langkah-langkah konkrit
oleh Dinas Perikanan, mengingat sektor perikanan merupakan salah
satu sektor pembangunan ekonomi potensial yang masih perlu
dikembangkan dan mendapat perhatian khusus.
Untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya di
Kabupaten Aceh Tengah, maka kebutuhan sarana produksi menjadi
salah satu faktor yang harus terpenuhi. Dan salah satu sarana produksi
yang penting dalam pengembangan perikanan budidaya di Kabupaten
Aceh Tengah adalah ketersediaan benih ikan berkualitas.
b. Batasan Kegiatan
Ruang lingkup penyelenggaran kegiatan pelatihan teknis
pembenihan ikan ini meliputi materi teknis dan manajemen dalam
perbenihan perikanan yang akan disiapkan oleh Panitia dengan
berkoordinasi bersama Tim Ahli/Narasumber.
Kegiatan pelatihan kemudian dilanjutkan dengan uji kompetensi
(sertifikasi) yang dilaksanakan oleh lembaga terakreditasi atau lembaga
yang telah ditunjuk oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia, dalam hal ini akan dilaksanakan oleh Balai Pelatihan dan
Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan.
b. Tujuan Kegiatan
Kegiatan pelatihan dan pendampingan pembudidaya ikan kecil
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Pembenih ikan, UPR dan
petugas teknis perbenihan, berbasis kompetensi.
5. Pelaksanaan Kegiatan
a. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pendampingan pembudidaya
ikan kecil ini dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Perikanan.
Sebagai pelaksana teknis kegiatan akan dilaksanakan oleh unit
organisasi Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Usaha
Pembudidayaan Ikan pada Bidang Pemberdayaan dan Pengelolaan
Usaha Pembudidayaan Ikan, dibantu Tim/Panitia Pelaksana yang
ditunjuk oleh Kepala Dinas.
b. Tahapan Kegiatan
Secara garis besar, kegiatan pelatihan dan pendampingan
pembudidaya ikan kecil diselenggarakan sesuai dengan tahap-tahap
berikut ini :
1. Penunjukan/penetapan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) beserta Staf Administrasi Kegiatan.
2. Penetapan petunjuk teknis.
3. Persiapan administrasi.
4. Penunjukkan/penetapan Tim/Panitia Pelaksana Pelatihan,
(Lampiran 2).
5. Koordinasi dengan Tim Ahli/Narasumber/Instruktur dan Asesor.
6. Penunjukkan/penetapan Tim Ahli/Narasumber dan Asesor,
(Lampiran 3)
7. Persiapan, penyusunan materi/modul dan jadwal.
8. Verifikasi dan penetapan peserta, (Lampiran 4).
9. Pemanggilan/undangan peserta, (Lampiran 5).
10. Pelaksanaan pelatihan.
11. Pelaksanaan uji kompetensi.
12. Penyiapan administrasi akhir.
13. Evaluasi.
14. Pelaporan.
7. Peserta
Peserta yang akan mengikuti pelatihan ini adalah Pembudidaya Ikan
yang aktif melakukan usaha pembenihan ikan (Hatchery) atau pembenih
ikan, Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan Petugas Teknis Pembenihan pada
unit teknis pemerintah dibidang perikanan.
Adapun peserta dari Pembudidaya Ikan dapat mengikuti pelatihan ini
dengan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, sebagaimana
disebutkan pada bagian lampiran petunjuk teknis ini (Lampiran 1).
Kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan dan telah berhasil
menguasai Kompetensi Umum Diklat (KUD), akan diberikan Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP), format seperti (Lampiran 8). Jika
belum menguasai KUD, sebaliknya peserta tersebut cukup diberikanan Surat
Keterangan atau Sertifikat telah mengikuti pelatihan (Lampiran 9).
11. Biaya
Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Perangkat Kerja
Daerah (DPA SKPD) Dinas Perikanan Tahun Anggaran 2018, Nomor :
3.01.01.28.03.5.2, biaya untuk Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan
Pembudidaya Ikan Kecil berjumlah Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah),
berupa belanja langsung. Adapun rincian penggunaan anggaran kegiatan
dapat dilihat pada (Lampiran 7) petunjuk teknis ini.
12. Penutup
Demikian Petunjuk Teknis Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan
Pembudidaya Ikan Kecil ini dibuat, sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
Apabila di kemudian hari dalam masa waktu penyelenggaraan kegiatan ini
terdapat hal-hal atau kekeliruan yang perlu disesuaikan dan diperbaiki, maka
akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
MUNAWARDI, S.St.Pi
NIP. 19800601 200312 1 001