Anda di halaman 1dari 31

Sosialisasi Perdirjen PT Nomor : 06/PER-DJPT/2019 tentang

PETUNJUK TEKNIS PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN


KELOMPOK USAHA BERSAMA
( KUB )

Direktorat Perizinan dan Kenelayanan


Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
BALI, 29 – 31 Agustus 2019
DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2016 tentang


Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan dan
Petambak Garam.

2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor


KEP.14/MEN/2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan
Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan.

3. Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap nomor 06/PER-


DJPT/2019 tentang Petunjuk Teknis Penumbuhan dan
Pengembangan Kelompok Usaha Bersama Ditjen Perikanan
Tangkap.

4. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 tentang


Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.
LATAR BELAKANG (1)
UU RI NO 7 Tahun 2016
Kelembagaan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk Nelayan, Pembudi Daya Ikan, atau Petambak Garam atau
berdasarkan budaya dan kearifan lokal

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan bertujuan untuk (diantaranya):


 meningkatkan kemampuan dan kapasitas Nelayan; menguatkan kelembagaan dalam mengelola sumber daya Ikan dan sumber
daya kelautan serta dalam menjalankan usaha yang mandiri, produktif, maju, modern, dan berkelanjutan; dan
mengembangkan prinsip kelestarian lingkungan;
 menumbuhkembangkan sistem dan kelembagaan pembiayaan yang melayani kepentingan usaha;

Kelembagaan nelayan dapat berbentuk Kelompok Nelayan  KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB)
Kelembagaan selanjutnya dapat membentuk GABUNGAN, ASOSIASI, KOPERASI, ATAU BADAN USAHA yang dimiliki oleh
Nelayan

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan pembinaan untuk
pengembangan dan pembentukan kelembagaan nelayan.
LATAR BELAKANG (2)
UU RI NO 23 Tahun 2014
SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH
KABUPATEN/KOTA
2. PERIKANAN A. Pengelolaan penangkapan ikan di wilayah A. Pengelolaan penangkapan ikan di A. Pemberdayaan
TANGKAP laut di atas 12 mil. wilayah laut sampai dengan 12 mil. nelayan kecil dalam
B. Estimasi stok ikan nasional dan jumlah B. Penerbitan izin usaha perikanan Daerah
tangkapan ikan yang diperbolehkan (JTB). tangkap untuk kapal perikanan kabupaten/kota.
C. Penerbitan izin usaha perikanan tangkap berukuran di atas 5 GT sampai dengan B. Pengelolaan dan
untuk: 30 GT. penyelenggaraan
a. kapal perikanan berukuran di atas 30 C. Penetapan lokasi pembangunan serta Tempat Pelelangan
Gross Tonase (GT); dan pengelolaan pelabuhan perikanan Ikan (TPI).
b. di bawah 30 Gross Tonase (GT) yang provinsi.
menggunakan modal asing dan/atau D. Penerbitan izin pengadaan kapal
tenaga kerja asing. penangkap ikan dan kapal pengangkut
D. Penetapan lokasi pembangunan dan ikan dengan ukuran di atas 5 GT sampai
pengelolaan pelabuhan perikanan nasional dengan 30 GT.
dan internasional. E. Pendaftaran kapal perikanan di atas 5
E. Penerbitan izin pengadaan kapal penangkap GT sampai dengan 30 GT.
ikan dan kapal pengangkut ikan dengan
ukuran di atas 30 GT.
F. Pendaftaran kapal perikanan di atas 30 GT.
LATAR BELAKANG (3)
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.14/MEN/2012 tentang
Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama
Perikanan
 Keputusan Direktur Jenderal Nomor 38/KEP-DJPT/2014 tentang Petunjuk
Teknis tentang Pembinaan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tahun 2014 
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN TANGKAP
NOMOR 6/PER-DJPT/2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK USAHA
BERSAMA --> menjadi panduan bagi para pemangku kepentingan dalam
proses penumbuhan dan pengembangan KUB agar memiliki daya saing
menjadi kelompok yang maju, mandiri dan berdaya saing.
TUJUAN PETUNJUK
TEKNIS

 Memberikan arah dan alat


pengendali agar penumbuhan dan
pengembangan KUB disemua jenjang
baik pusat maupun daerah dapat
dilaksanakan secara komprehensif
Definisi Nelayan
Menurut UU No 7 Tahun 2016

Nelayan adalah Setiap Orang yang mata


pencahariannya melakukan Penangkapan Ikan.
Nelayan Kecil Nelayan Tradisional Nelayan Buruh Nelayan Pemilik

Nelayan yang Nelayan yang Nelayan yang Nelayan yang


melakukan melakukan menyediakan memiliki kapal
penangkapan penangkapan tenaganya yang penangkap ikan
ikan untuk ikan di perairan turut serta yang digunakan
memenuhi yang merupakan dalam usaha dalam usaha
kebutuhan hidup hak perikanan penangkapan penangkapan ikan
sehari-hari, baik tradisional yang ikan dan secara aktif
yang tidak telah melakukan
menggunakan dimanfaatkan penangkapan Ikan
kapal penangkap secara turun-
ikan maupun temurun sesuai
yang dengan budaya
menggunakan dan kearifan lokal
kapal penangkap
ikan berukuran
paling besar 10
(GT)
APA ITU KUB ?
KUB adalah singkatan dari KELOMPOK USAHA BERSAMA
Merupakan badan usaha non badan hukum yang berupa kelompok yang dibentuk oleh nelayan
berdasarkan hasil kesepakatan/musyawarah seluruh anggota yang dilandasi oleh keinginan
bersama untuk berusaha bersama dan dipertanggungjawabkan secara bersama guna
meningkatkan pendapatan anggota dan disahkan oleh Instansi yang berwenang. (10 orang /
lebih)

APA ITU KELOMPOK ?


Kelompok adalah suatu unit yang merupakan
sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih yang satu
sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan
tertentu
Kelompok Usaha Bersama [KUB]
Pengertian
 Badan usaha non badan hukum
 Dibentuk oleh nelayan
 Berdasarkan
kesepakatan/musyawarah
anggota
 Dilandasi keinginan bersama Tujuan  Meningkatkan kemampuan dan mengembangkan
skala usaha perikanan tangkap sehingga lebih
 Berusaha bersama menguntungkan bagi anggotanya dan pada
 Dipertanggungjawabkan secara akhirnya meningkatkan pendapatan serta
bersama kesejahteraan anggota dan keluarganya.
 Meningkatkan pendapatan
anggota
 Meningkatkan kapasitas kelompok dalam akses
 Disahkan oleh instansi permodalan.
berwenang  Efisiensi Usaha.
RUANG LINGKUP
Juknis Penumbuhan dan Pengembangan KUB

A. Penumbuhan KUB
B. Pengembangan KUB
C. Tata Hubungan Kerja
D. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan KUB
PENUMBUHAN KUB
Manfaat KUB bagi nelayan : Landasan penumbuhan KUB :

 Menumbuhkan rasa kepentingan bersama.


 Memiliki kesamaan pandangan dan
 Menyelesaikan masalah yang dihadapi secara
kepentingan dalam berusaha dan
bersama. berkelompok.
 Mempermudah proses kemitraan usaha.  Memiliki tanggung jawab dan saling percaya.
 Mempermudah akses teknologi, informasi, pasar  Memiliki motivasi untuk maju dan
dan permodalan. mengembangkan usaha.
 Meningkatkan kemampuan pengelolaan,
 Memiliki keinginan untuk meningkatkan
pengembangan dan diversifikasi usaha.
taraf hidup bersama.
 Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.
 Sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk
belajar serta bekerja sama.
 Sebagai fasilitasitor penyampaian dan pelaksanaan
kebijakan pemerintah bagi nelayan.
TAHAPAN PENUMBUHAN

Tahap Persiapan Tahap Pembentukan Tahap Penetapan

Identifikasi potensi meliputi :


 Jumlah calon anggota 1) Rapat Anggota; (Pendampingan Penetapan KUB
kelompok; Dinas dan Penyuluh Perikanan)
2) Penyusunan AD-ART melalui penyusunan
 Jenis dan potensi
3) Membentuk dan memilih pengurus Berita Acara
bidang/komoditi usaha; KUB penumbuhan KUB
 Sarana penangkapan ikan yang 4) Jumlah anggota minimal 10 orang;
yang diketahui oleh
dimiliki; 5) Jenis usaha yang akan menjadi
 Peluang usaha yang akan usaha utama KUB Kepala Desa/Lurah
6) Rencana Kerja KUB; setempat sebagaimana
dikembangkan;
7) Modal usaha KUB dapat bersumber (formulir 1), untuk
 Mitra usaha potensial;
dari: simpanan pokok, modal
 Akses pemasaran; penyertaan, modal selanjutnya
 Akses permodalan; 8) Menyiapkan berita acara dicantumkan kedalam
 Kearifan lokal setempat. penumbuhan KUB diketahui oleh data korporasi
Kepala Desa/Lurah setempat.
(satudata.kkp.go.id)
FORMULIR 1
PENGEMBANGAN KUB
(1) Penguatan KUB
Strategi Penguatan KUB :
Perencanaan Usaha, Manajemen Pengelolaan Usaha,
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui Teknologi Penangkapan Ikan, Manajemen Pemasaran, Teknik
pelatihan/Bimtek Promosi

Pembinaan KUB dilaksanakan secara berjenjang dari Temu Koordinasi, Sosialisasi dan Bimtek Gabungan
pusat, provinsi dan kabupaten/kota
Penyediaan bantuan sarana dan prasarana, informasi dan Alat tangkap, kapal penangkapan ikan, sarana usaha
teknologi untuk menunjang operasional dan peningkatan perikanan (Bengkel nelayan, cold storage, dll)
skala usaha
Asuransi Nelayan
Bentuk perlindungan terhadap nelayan anggota KUB
Pengembangan produk, diversifikasi usaha, peningkatan
modal, perluasan pasar/mitra usaha dan investasi usaha dalam
Penguatan usaha
rangka peningkatan skala usaha

Peningkatan peran Forum KUB Sarana menampung aspirasi, penyelesaian masalah, koordinasi
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan/kelompok
Peningkatan kapasitas kelembagaan KUB menjadi
lembaga yang berbadan hukum dalam bentuk koperasi Melalui penumbuhan koperasi baru, revitalisasi ataupun
peleburan
(2) Peningkatan kelas KUB Komponen Pemula Madya Utama
Skoring Penilaian 0-350 351-650 651-1000
Pembukuan Ada Neraca Laba/rugi
Lama usaha < 1 thn > 1 thn > 1 thn
∑ pengurus & anggota 10 org 11-15 org 16-25 org
Pengurus 3 org 4 org >5 org
Nilai aset < 100 jt 100-150 jt >150 jt
Kas KUB 5% 10% 20%
Sumber Modal anggota Anggota & pihak Anggota,
ketiga
Usaha penunjang belum Ada, < 2 Ada, > 2
AD/ART belum Ada, belum lengkap Ada, lengkap
Pemanfaatan tabungan/kas belum Ada, belum lancar Ada & lancar
Rapat rutin belum Ada, 1-2 kali /bln Ada, > 2 kali/bln
(3) Penilaian dan Pengukuhan Kelas KUB
Penilaian :
 kelas KUB dievaluasi berdasarkan beberapa indikator dalam blanko penilaian kelembagaan pelaku utama perikanan (Formulir 2). Tim Penilai
terdiri dari unsur penyuluh dan dinas yang membidangi perikanan.
Tujuan Penilaian :
 Menumbuhkembangkan rasa bangga kelompok sebagai prinsip belajar dan kerjasama untuk meningkatkan produksi dan pendapatan.
 Menumbuh kembangkan dinamika kelembagaan dalam berorganisasi untuk memanfaatkan peluang ekonomi.
 Terciptanya metode pemberdayaan, bimbingan, dan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kemampuan KUB.
KELOMPOK KELAS KUB
__
PEMULA
• Kelas kelompok pelaku utama perikanan dengan nilai terendah
yakni pada batas skoring penilaian dari 0 sampai dengan 350
dari segi kemampuannya dalam penguasaan teknologi,
pengorganisasian, skala usaha, kemampuan permodalan,
kemitraan/kerja sama, dan akses informasi pasar.
• diberikan tanda bukti tertulis Keputusan yang ditandatangani
oleh Kepala Desa/Lurah/Kepala Dinas Kabupaten/Kota
yang membidangi (formulir 3)
KELOMPOK KELAS KUB
__
MADYA
• Kelas kelompok pelaku utama perikanan dengan nilai menengah pada
batas skoring penilaian dari 351 sampai dengan 650 dari segi
kemampuannya dalam penguasaan teknologi, pengorganisasian, skala
usaha, kemampuan permodalan, kemitraan/kerjasama, dan akses
informasi pasar, serta sudah melakukan kegiatan perencanaan
meskipun masih terbatas.
• diberikan tanda bukti tertulis Keputusan yang ditandatangani oleh
Camat/Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi (formulir
3)
KELOMPOK KELAS KUB
__
UTAMA
• Kelas kelompok pelaku utama perikanan dengan nilai tertinggi
pada batas skoring penilaian dari 651 sampai dengan 1.000 dari
segi kemampuannya dalam penguasaan teknologi,
pengorganisasian, skala usaha, kemampuan permodalan,
kemitraan/kerjasama, dan akses informasi pasar, serta sudah
melakukan kegiatan dalam perencanaan sampai pelaksanaan
meskipun masih terbatas.
• diberikan tanda bukti tertulis Keputusan yang ditandatangani oleh
Bupati/Kepala Dinas Provinsi yang membidangi (formulir 3)
FORMULIR 2
NO JENIS, INDIKATOR DAN KOMPONEN KATEGORI KET NO JENIS, INDIKATOR DAN KOMPONEN KATEGORI KET
I PERENCANAAN 200 3. Tekonologi Pasca Penen 15
a. > 66 % mampu memilih teknologi pasca panen 15 Nilai max
A. Kemampuan mengidentifikasi potensi wilayah d a n 60
b. 34 % - 66 % mampu memilih teknologi pasca panen 10 Nilai max
Sumberdaya perikanan yang ada di l i n g k u n g a n n y a
c. 0 % - 33 % mampu memilih teknologi pasca panen 5 Nilai max
1. Infrastruktur 10 Nilai max d. Tidak mampu memilih teknologi proses pasca panen 2 ,5 Nilai max
a. > 66 % mengetahui infrastruktur 10 Nilai max
b. 34 % - 66 % mengetahui infrastruktur 7 ,5 Nilai max C. Kemampuan dalam menyusun RUK 40
c. > 0 % - 33 % mengetahui infrastruktur 5 Nilai max 1. Dasar pembuatan rencana usaha kegiatan 10
a. Musyawarah pengurus dan anggota 10 Nilai max
d. Tidak mengetahui infrastruktur 0 Nilai max
b. Disusun pengurus, dikoreksi dan disahkan oleh anggota 7 ,5 Nilai max
2. Kemampuan Melestarikan Lingkungan 10
c. Disusun pengurus tanpa anggota 5 Nilai max
a. > 66 % mampu melestarikan lingkungan 10 Nilai max d. Disusun pihak lain 2 ,5 Nilai max
b. 34 % - 66 % mampu melestarikan lingkungan 7 ,5 Nilai max 2. Kehadiran anggota dalam musyawarah penyusunan RUK 8
c. 0 % - 33 % mampu melestarikan lingkungan 5 Nilai max a. > 66 % anggota hadir 8 Nilai max
d. Tidak mampu melestarikan lingkungan 0 Nilai max b. 34 % - 66 % anggota hadir 6 Nilai max
c. 0 % - 33 % anggota hadir 4 Nilai max
3. Kesadaran Hukum 15
d. Tidak ada anggota yang hadir 0 Nilai max
a. > 66 % sadar hukum 15 Nilai max
3. Keterikatan terhadap RUK 6
b. 34 % - 66 % sadar hukum 10 Nilai max a. > 66 % ada keterikatan anggota 6 Nilai max
c. 0 % - 33 % sadar hukum 5 Nilai max b. 34 % - 66 % adaketerikatan anggota 4 Nilai max
d. Tidak sadar hukum 0 Nilai max c. 0 % - 33 % ada keterikatan anggota 2 Nilai max
4. Kondisi tanah dan air 8 d. Tidak ada keterikatan anggota 0 Nilai max
a. > 66 % mengetahui kondisi tanah dan air 8 Nilai max 4. Penguasaan kelompok Terhadap Materi RUK 10
a. > 66 % menguasai materi 10 Nilai max
b. 34 % - 66 % mengetahui kondisi tanah dan air 6 Nilai max
b. 34 % - 66 % menguasai materi 7 ,5 Nilai max
c. 0 % - 33 % mengetahui kondisi tanah dan air 4 Nilai max c. 0 % - 33 % menguasai materi 5 Nilai max
d. Tidak mengetahui kondisi tanah dan air 0 Nilai max d. Tidak menguasai materi 2 ,5 Nilai max
5 Iklim 7 5. Cakupan Materi RUK 6
a. > 66 % mengetahui kondisi iklim 7 Nilai max a. Meliputi (1) pola tanam/pola usaha, (2) kebutuhan 6 Nilai max
saprokan, (3) pengolahan hasil, (4) pemasaran, (5)
b. 34 % - 66 % mengetahui kondisi iklim 5 Nilai max
tabungan kelompok, (6) pengembalian kredit, (7)
c. 0 % - 33 % mengetahui kondisi iklim 3 Nilai max komoditas utama
d. Tidak mengetahui kondisi iklim 0 Nilai max b. Hanya meliputi 5 - 6 butir komponen a 4 Nilai max
6. Sumber Air 10 c. Hanya meliputi 3 - 4 butir komponen a 2 Nilai max
a. > 66 % mengetahui sumber air 10 Nilai max d. Hanya meliputi 0 - 2 butir komponen a 1 Nilai max
b. 34 % - 66 % mengetahui sumber air 7 ,5 Nilai max
D. Kemampuan dalam penyusunan rencana kegiatan di 30
c. 0 % - 33 % mengetahui sumber air 5 Nilai max bidang produksi, pengolahan dan pemasaran:
d. Tidak mengetahui sumber air 0 Nilai max 1. Produksi 10
a. 76 % - 100 % lengkap 10 Nilai max
B. Kemampuan memilih teknologi yang dibutuhkan 50 b. 51 % - 75 % lengkap 7 ,5 Nilai max
1. Teknologi proses produksi 20 c. 26 % - 50 % lengkap 5 Nilai max
a. > 66 % mampu memilih teknologi proses produksi 20 Nilai max d. 0 % - 25 % lengkap 2 ,5 Nilai max
2. Pengolahan hasil 10
b. 34 % - 66 % mampu memilih teknologi proses produksi 15 Nilai max
a. 76 % - 100 % lengkap 10 Nilai max
c. 0 % - 33 % mampu memilih teknologi proses produksi 10 Nilai max b. 51 % - 75 % lengkap 7 ,5 Nilai max
d. Tidak mampu memilih teknologi proses produksi 5 Nilai max c. 26 % - 50 % lengkap 5 Nilai max
2. Teknologi Pamanenan 15 d. 0 % - 25 % lengkap 2 ,5 Nilai max
a. > 66 % mampu memilih teknologi pemanenan 15 Nilai max 3. Pemasaran hasil 10
b. 34 % - 66 % mampu memilih teknologi pemanenan 10 Nilai max a. 76 % - 100 % lengkap 10 Nilai max
b. 51 % - 75 % lengkap 7 ,5 Nilai max
c. 0 % - 33 % mampu memilih teknologi pemanenan 5 Nilai max
c. 26 % - 50 % lengkap 5 Nilai max
d. Tidak mampu memilih teknologi proses pemanenan 2 ,5 Nilai max d. 0 % - 25 % lengkap 2 ,5 Nilai max
FORMULIR 2 (LANJUTAN)
NO JENIS, INDIKATOR DAN KOMPONEN KATEGORI KET NO JENIS, INDIKATOR DAN KOMPONEN KATEGORI KET
E. Kemampuan dalam Pembinaan kader 20 lain dalam meningkatkan usaha
1. Dasar pembinaan kader kelompok 8 Nilai max c. 0 % - 33 % mampu mentaati perjanjian dengan pihak 10 Nilai max
a. Musyawarah pengurus dan anggota 8 Nilai max lain dalam meningkatkan usaha
b. Disusun pengurus, dikoreksi dan disahkan oleh anggota 6 Nilai max d. sama sekali tidak mampu mentaati perjanjian dengan 0
NO pihak lain dalam meningkatkan usaha
c. Disusun pengurus tanpa anggota 4 Nilai max
d. Disusun pihak lain 2 Nilai max
2. Kesempatan anggota menjadi pengurus 7 III AKSES KELEMBAGAAN 150
a. pernah ada pergantian pengurus dalam 5 tahun terakhir 7 Nilai max A. Kemampuan dalam mengembangkan simpul jaringan 30 Nilai Max
kelembagaan
b. pernah ada pergantian pengurus dalam 6-7 tahun terakhir 5 Nilai max
e. > 66 % mengembangkan hubungan dengan 30 Nilai Max
c. pernah ada pergantian pengurus dalam 8-9 tahun terakhir 3 Nilai max
kelembagaan ekonomi
d. tidak pernah ada atau > 10 tahun 1 Nilai max
f. 34 % - 66 % mengadakan hubungan dengan 20 Nilai Max
3. Kesempatan anggota mengikuti kursus kepemimpinan 5
kelembagaan ekonomi
a. > 66 % anggota pernah mengikuti 5 Nilai max
g. 0 % - 33 % mengadakan hubungan dengan 10 Nilai Max
b. 34 % - 66 % anggota pernah mengikuti 3 Nilai max kelembagaan ekonomi
c. 0 % - 33 % anggota pernah mengikuti 2 Nilai max
h. tidak pernah mengadakan hubungan dengann 0
d. Tidak pernah 0 Nilai max kelembagaan ekonomi
B. Kemampuan dalam mengembangkan akses jaringan 30
II KEMAMPUAN BERORGANISASI 200 elektronik
1. Kemampuan mengidentifikasi perjanjian dengan pihak lain 40 a. > 66 % mengembangkan akses jaringan elektronik 30 Nilai Max
dalam meningkatkan usaha perikanan b. 34 % - 66 % mengembangkan akses jaringan elektronik 20 Nilai Max
a. > 66 % mampu mengidentifikasi perjanjian dengan pihak 40 Nilai max c. 0 % - 33 % mengembangkan akses jaringan elektronik 10 Nilai Max
lain dalam meningkatkan usaha d. tidak pernah mengembangkan akses jaringan elektronik 0
b. 34 % - 66 % mampu mengidentifikasi perjanjian dengan 25 Nilai max C. Kemampuan dalam meningkatkan intensitas komunikasi 30
pihak lain dalam meningkatkan usaha dan interaksi
c. 0 % - 33 %mampu mengidentifikasi perjanjian dengan 10 Nilai max a. > 66 % kemampuan meningkatkan komunikasi dan 30 Nilai Max
pihak lain dalam meningkatkan usaha interaksi
d. sama sekali tidak mampu mengidentifikasi perjanjian 0 b. 34 % - 66 % kemampuan meningkatkan komunikasi dan 20 Nilai Max
dengan pihak lain dalam meningkatkan usaha interaksi
2. Kemampuan dalam Mengembangkan Kelompok 4 0 c. 0 % - 33 % kemampuan meningkatkan komunikasi dan 10 Nilai Max
a. musyawarah pengurus dengan pihak lain 4 0 Nilai max interaksi
b. pengurus, dikoreksi dan disampaikan oleh anggota 2 5 Nilai max d. tidak mampu meningkatkan komunikasi dan interaksi 0
c. pengurus tanpa anggota 1 0 Nilai max D. Kemampuan dalam menumbuhkan solidaritas sosial 30
d. selain a, b, dan c 0 a. > 66 % kemampuan dalam menumbuhkan solidaritas 30 Nilai Max
3. Kemampuan Menjalin Kemitraan secara eksternal maupun 30 sosial
internal b. 34 % - 66 % kemampuan dalam menumbuhkan 20 Nilai Max
a. > 66 % melaksanakan perjanjian 30 Nilai max solidaritas sosial
b. 34 % - 66 % melaksanakan perjanjian 20 Nilai max c. 0 % - 33 % kemampuan dalam menumbuhkan solidaritas 10 Nilai Max
c. 0 % - 33 % melaksanakan perjanjian 10 Nilai max sosial
d. Tidak melaksanakan perjanjian 0 d. tidak mampu menumbuhkan solidaritas sosial 0
4. Kemampuan dalam mentaati peraturan 30 E. Kemampuan dalam mengakses dan mengembangkan 30
a. ada sanksi tertulis dan dilaksanakan 30 Nilai max teknologi
b. ada peringatan tertulis dan lisan 20 Nilai max a. > 66 % kemampuan dalam mengakses dan 30 Nilai Max
mengembangkan teknologi
c. ada peringatan lisan 10 Nilai max
d. tidak ada peringatan/teguran 0 b. 34 % - 66 % kemampuan dalam mengakses dan 20 Nilai Max
mengembangkan teknologi
5. Kemampuan melakukan monitoring dan evaluasi serta 30
c. 0 % - 33 % kemampuan dalam mengakses dan 10 Nilai Max
mengaudit keuangan
mengembangkan teknologi
a. > 66 % mampu melakukan monev 30 Nilai max
d. tidak mampu mengakses dan mengembangkan teknologi 0
b. 34 % - 66 % mampu melakukan monev 20 Nilai max
c. 0 % - 33 % mampu melakukan monev 10 Nilai max
IV KEMAMPUAN WIRAUSAHA 250
d. tidak mampu melakukan monev 0
A. Kemampuan dalam memupuk modal usaha 40
6. Kemampuan dalam mentaati setiap perjnjian 30
a. > 66 % kemampuan dalam memupuk modal usaha 40 Nilai Max
a. > 66 % mampu mentaati perjanjian dengan pihak lain 30 Nilai max
b. 34 % - 66 % kemampuan dalam memupuk modal usaha 25 Nilai Max
dalam meningkatkan usaha
c. 0 % - 33 % kemampuan dalam memupuk modal usaha 15 Nilai Max
b. 34 % - 66 % mampu mentaati perjanjian dengan pihak 20 Nilai max d. tidak mampu memupuk modal usaha 0
FORMULIR 2 (LANJUTAN)
NO JENIS, INDIKATOR DAN KOMPONEN KATEGORI KET NO JENIS, INDIKATOR DAN KOMPONEN KATEGORI KET
B. Kemampuan dalam mengembangkan usaha 30 Nilai Max C. Kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah 50
a. > 66 % kemampuan dalam mengembangkan usaha 30 Nilai Max
b. 34 % - 66 % kemampuan dalam mengembangkan usaha 20 Nilai Max
a. > 66 % kemampuan dalam menganalisis dan memecahkan 50 Nilai Max
c. 0 % - 33 % kemampuan dalam mengembangkan usaha 10 Nilai Max masalah
d. tidak mampu mengembangkan usaha 0 b. 34 % - 66 % kemampuan dalam menganalisis dan 30 Nilai Max
C. Kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan 30 memecahkan masalah
pemasaran
c. 0 % - 33 % kemampuan dalam menganalisis dan 10 Nilai Max
a. > 66 % kemampuan dalam mengelola dan 30 Nilai Max
mengembangkan pemasaran memecahkan masalah
b. 34 % - 66 % kemampuan dalam mengelola dan 20 Nilai Max d. tidak mampu menganalisis dan memecahkan masalah 0
mengembangkan pemasaran D. Kemampuan merespon peluang usaha 50
c. 0 % - 33 % kemampuan dalam mengelola dan 10 Nilai Max a. semua anggota mampu merespon peluang usaha 50 Nilai Max
mengembangkan pemasaran
d. tidak mampu mengelola dan mengembangkan pemasaran 0 b. semua pengurus mampu merespon peluang usaha 30 Nilai Max
D. Kemampuan dalam Kredibilitas usaha/bankable 30 c. hanya ketua yang mampu merespon peluang usaha 10 Nilai Max
a. > 66 % kemampuan dalam Kredibilitas usaha/bankable 30 Nilai Max d. tidak ada yang mampu merespon peluang usaha 0
b. 34 % - 66 % kemampuan dalam Kredibilitas 20 Nilai Max 1.000
usaha/bankable
c. 0 % - 33 % kemampuan dalam Kredibilitas usaha/bankable 10 Nilai Max
d. tidak mampu dalam kredibilitas usaha/bankable
E. Kemampuan dalam menganalisis peluang pasar 40
a. > 66 % kemampuan dalam menganalisis peluang pasar 40 Nilai Max
b. 34 % - 66 % kemampuan dalam menganalisis peluang 25 Nilai Max
pasar
c. 0% - 33 % kemampuan dalam menganalisis peluang pasar 15 Nilai Max
d. tidak mampu dalam menganalisis peluang pasar 0
F. Kemampuan dalam menciptkan peluang kerja 40
a. semua anggota berusaha menciptakan peluang kerja 40 Nilai Max
b. semua pengurus berusaha menciptakan peluang kerja 25 Nilai Max
c. hanya ketua yang berusaha menciptakan peluang kerja 15 Nilai Max
d. tidak ada yang berusaha menciptakan peluang kerja 0
G. Kemampuan dalam menumbuhkan dan mengembangkan 40
asset usaha
a. > 66 % kemampuan dalam menumbuhkan dan 40 Nilai Max
mengembangkan asset usaha
b. 34 % - 66 % kemampuan dalam menumbuhkan dan 25 Nilai Max
mengembangkan asset usaha
c. 0 % - 33 % kemampuan dalam menumbuhkan dan 15 Nilai Max
mengembangkan asset usaha
d. tidak mampu menumbuhkan dan mengembangkan asset 0
usaha

V KEMANDIRIAN 200
A. Kemampuan merespon inovasi 50
a. > 66 % kemampuan dalam merespon inovasi 50 Nilai Max
b. 34 % - 66 % kemampuan dalam merespon inovasi 30 Nilai Max
c. 0 % - 33 % kemampuan dalam merespon inovasi 10 Nilai Max
d. tidak mampu merespon inovasi 0
B. Kemampuan mengelola resiko usaha 50
a. > 66 % kemampuan dalam mengelola resiko usaha 50 Nilai Max
b. 34 % - 66 % kemampuan dalam mengelola resiko usaha 30 Nilai Max
c. 0 % - 33 % kemampuan dalam mengelola resiko usaha 10 Nilai Max
d. tidak mampu mengelola resiko usaha 0
FORMULIR 3
Keberlanjutan Pengembangan KUB

ARAH KEBIJAKAN PEMBINAAN KUB


KUB PEMULA KUB MADYA KUB UTAMA

Kriteria KUB Mandiri antara lain :


o Sudah adanya AD/ART, Pembukuan dan RUB
o Adanya pertemuan/rapat pengurus yang diselenggarakan secara KUB Mandiri
berkala dan berkesinambungan KUB yang siap ditingkatkan
o Jenis usaha perikanan tangkap dan kegiatan usaha penunjang, menjadi badan usaha berbadan
Keberlanjutan pemasaran produksi dalam satu tahun, hukum
pemanfaatan tabungan untuk usaha ( PRA KOPERASI )
o Adanya Kas KUB, asset/modal, sumber modal dan keuntungan.
o Adanya peningkatan kapasitas dan pegetahuan manajemen
usaha dan kewirausahaan, kegiatan kerjasama antara kelompok
dengan pihak lain (kemitraan usaha), upaya penangkapan ikan KOPERASI
yg bertanggungjawab dan peningkatan tabungan anggota.
NELAYAN
TATA HUBUNGAN KERJA
KAB/KOTA
PROVINSI  Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
pengembangan kelembagaan;
PUSAT  Melakukan koordinasi dan
 Mendorong dan memfasilitasi penumbuhan KUB;
 Mendaftarkan (registrasi) KUB ke dalam laman
sinkronisasi kebijakan pengembangan
 Penyusunan petunjuk teknis satudata.kkp.go.id serta mengelola data kabupaten/kota
kelembagaan;
penguatan dan pengembangan KUB. KUB;
 Mendorong dan memfasilitasi
 Fasilitasi permodalan atau  Memfasilitasi paket bantuan sarana prasarana serta
penumbuhan KUB;
pendanaan usaha untuk KUB. permodalan untuk KUB;
 Memfasilitasi paket bantuan sarana
 Fasilitasi kegiatan pendidikan dan  Memfasilitasi akses pasar bagi KUB untuk menjual
prasarana serta permodalan untuk
pelatihan, seminar, pertemuan dan hasil produksinya dengan cara mendorong pelaksanaan
KUB;
lain-lain terkait dengan KUB pelelangan ikan di TPI, membuka jaringan kemitraan
 Melakukan kegiatan pendidikan dan
berkordinasi dengan instansi terkait. usaha dan membuka pasar ikan grosir dan eceran;
pelatihan, seminar, pertemuan dll
 Fasilitasi kemitraan usaha.  Melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan, seminar
terkait dengan KUB, berkordinasi
 Berkoordinasi dengan Badan Riset terkait dengan KUB, berkordinasi dengan instansi
dengan instansi terkait;
dan SDM KP dalam pendampingan terkait;
 Memfasilitasi pembentukan dan
KUB melalui penyuluh perikanan.  Memfasilitasi pembentukan dan pembinaan Forum
pembinaan Forum KUB;
 Pembinaan, pemantauan, dan KUB;
 Melakukan pembinaan, pemantauan,
evaluasi pelaksanaan pembinaan  Menyusun rekapitulasi profil KUB sebagai bahan
dan evaluasi pelaksanaan pembinaan
serta merencanakan tindak lanjut penyampaian laporan perkembangan secara periodik
KUB.
pembinaan KUB pada tahun ke tingkat Provinsi dan Pusat;
berikutnya secara nasional.  Melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi
pelaksanaan pembinaan KUB.
MONEV DAN PELAPORAN
MONITORING EVALUASI PELAPORAN

Kegiatan monitoring - Hasil evaluasi disusun dalam Laporan penumbuhan dan


dilakukan secara laporan kinerja KUB yang pengembangan KUB
berjenjang yang dapat digunakan sebagai dilakukan secara berjenjang
dilaksanakan oleh Dinas, bahan penyempurnaan dalam dari Kabupaten/Kota,
Dinas Provinsi dan perencanaan pembinaan KUB Provinsi dan Pusat pada
Direktorat Jenderal - Evaluasi dapat dilakukan baik periode yang ditetapkan.
Perikanan Tangkap sesuai melalui kompilasi laporan
periode masing-masing dari Dinas atau melakukan
supervisi ke wilayah kerja
TERIMA
KASIH
Direktorat Perizinan dan Kenelayanan
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
Jalan Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta Pusat
No Telp/Fax : 021 352 2173

Anda mungkin juga menyukai