Anda di halaman 1dari 3

Nama : MIFTAHUL ALBAB

No. : 24

Kelas : XII IPS 3

Tugas Agama

SUNAN DRAJAT

A.) Sejarah/ Asal Usul


Raden Qasim atau Sunan Drajat adalah salah seorang anggota Wali Songo, majelis
penyebar agama Islam dalam sejarah Jawa pada abad ke-14 Masehi. Putra bungsu Sunan
Ampel ini melakukan dakwah Islam dengan prinsip Pepali Pitu atau 7 Dasar Ajaran, selain
melalui seni dan budaya. Sunan Drajat lahir di Ampeldenta, Surabaya, pada 1470 M dengan
nama Raden Qasim sebagai putra termuda Sunan Ampel dengan Nyi Ageng Manila. Ia adalah
adik dari Raden Maulana Makdum Ibrahim alias Sunan Bonang. Selain Raden Qasim, Sunan
Drajat memiliki banyak nama atau julukan lainnya, seperti Masaikh Munat, Raden
Syarifuddin, Maulana Hasyim, Pangeran Kadrajat, atau Sunan Mayang Madu. Raden Qasim
memperoleh ilmu keislaman langsung dari ayahnya, Sunan Ampel, yang memimpin pondok
pesantren Ampeldenta, Surabaya. Setelah beranjak remaja, Raden Qasim merantau ke
Cirebon untuk berguru kepada Sunan Gunung Jati. Di Cirebon, Raden Qasim menikahi putri
Sunan Gunung Jati yang bernama Dewi Sufiyah. Hingga kemudian, Raden Qasim kembali ke
Ampeldenta bersama istrinya. Sesampainya di Ampeldenta, Sunan Ampel meminta Raden
Qasim untuk berdakwah di daerah Gresik. Raden Qasim menuruti perintah ayahnya,
meneruskan perjalanan menuju Gresik. Ia menetap di Desa Banjarwati dan disambut baik
oleh sesepuh kampung yang bernama Kiai Mayang Madu dan Mbah Banjar.Di Desa
Banjarwati, Raden Qasim dinikahkan dengan putri Kiai Mayang Madu yang bernama Nyai
Kemuning. Di wilayah yang bernama Jelag, daerah yang memiliki medan lebih tinggi dari
tempat lainnya di Desa Banjarwati, Raden Qasim mendirikan surau dan mengajar penduduk
setempat. Kendati tergolong bangsawan, ia amat dekat dengan rakyat. Jiwa sosialnya tinggi
serta mengutamakan kesejahteraan penduduk. Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo (2016)
menjelaskan bahwa ajaran Islam yang didakwahkan Raden Qasim menekankan pada etos
kerja keras dan empati berupa kedermawanan, sikap tenggang rasa, saling peduli,
pengentasan kemiskinan, gotong royong, dan solidaritas sosial. Ketika turun langsung ke
masyarakat, Raden Qasim mengajarkan banyak hal kepada warga, dari cara membangun
rumah, membuat alat-alat untuk memikul orang seperti tandu atau joli, dan lain sebagainya.
Pada akhirnya, Raden Qasim dijadikan imam pelindung oleh penduduk di pedukuhan Drajat.
Sejak itulah, Raden Qasim mulai dikenal dengan nama Sunan Drajat.

B.) Silsilah/Nasab
Sunan Drajat yang memiliki nama asli Raden Syarifudin atau Raden Qasim adalah anak
dari Sunan Ampel yang juga dikenal sebagai Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad. Ibun
Sunan Drajat bernama Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila. Sunan Drajat merupakan
adik dari Sunan Bonang yang juga merupakan salah satu wali yang menyebarkan agama
Islam di Pulau Jawa. Sunan Drajat memiliki istri bernama Dewi Sufiyah, putri Sunan Gunung
Jati yang kemudian memiliki anak bernama Pangeran Rekyana atau Pangeran Tranggana,
Pangeran Sandi dan Dewi Wuryan. Setelah itu, Sunan Drajat menikah dengan Nyai Kemuning
putri dari Mbah Mayang Madu dari Desa Jelak. Sunan Drajat juga menikah Nyai Retno Ayu
Candrawati yang merupakan putri Adipati Kediri, Raden Suryadilaga.
C.) Keturunan
Sunan Drajat mempunyai silsilah sebagai keturunan Nabi Muhammad saw dari garis
keturunan :
Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib
» Imam Husain
» Ali Zainal Abadin
» Muhammad al-Baqir
» Ja’far ash-Shadiq
» Ali al-Uraidhi
» Muhammad al-Naqib
» Isa ar-Rumi
» Ahmad al-Muhajir
» Ubaidullah
» Alwi Awwal
» Muhammad Sahibus Saumiah
» Alwi ats-Tsani
» Ali Khali’ Qasam
» Muhammad Shahib Mirbath
» Alwi Ammi al-Faqih
» Abdul Malik Azmatkhan
» Abdullah Khan
» Ahmad Syah Jalal
» Jamaludin Akbar al-Husaini atau Syekh Jumadil Qubro
» Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
» Raden Rahmat atau Sayyid Ahmad Rahmatillah atau Sunan Ampel dan Dewi Condrowati ,
yang kemudian lahir Raden Qasim atau Sunan Drajat.

D.) Cara Dakwah


Sunan Drajat berdakwah dengan memanfaatkan media seni, termasuk dengan suluk dan
tembang pangkur. Selain itu ada pula ajaran Catur Piwulang yang isinya ajakan untuk
berbuat baik kepada sesama. Isi ajaran Sunan Drajat yang dikenal dengan nama Catur
Piwulang, yaitu:
1.) Paring teken marang kang kalunyon lan wuto (berikan tongkat kepada orang yang
berjalan dijalan yang licin dan orang buta)
2.) Paring pangan marang kang kaliren (berikan makan kepada orang yang kelaparan)
3.) Paring sandang marang kang kawudan (berikan pakaian kepada orang yang
telanjang)
4.) Paring payung marang kang kudanan (berikan payung kepada orang yang
kehujanan)

Dalam berdakwah, Sunan Drajat sangat memperhatikan nasib para fakir miskin, yatim
piatu dan orang-orang terlantar. Beliau juga menjadi sosok yang mengajak para bangsawan dan
orang kaya untuk mengeluarkan infaq, shodaqoh, dan zakat sesuai ajaran agama Islam.

E.) Makam
Sunan Drajat wafat pada tahun 1522 M. Makam Sunan Drajat terletak di Dusun Drajat,
Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

Anda mungkin juga menyukai