Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tubagus Reyhan Ramadhiansa

Nim : 202111500015
Remidial uts Hukum waris adat dan islam

1. Jelaskan peristiwa pewarisan adat merupakan peristiwa hukum dalam masyarakat yang
bersifat kumulatif. (150 kata-200 kata)
Jawaban : Peristiwa pewarisan adat adalah suatu proses di mana harta, hak, dan
tanggung jawab seorang individu yang meninggal dunia dialihkan kepada ahli
warisnya berdasarkan adat istiadat atau tradisi yang berlaku dalam masyarakat.
Pewarisan adat adalah peristiwa hukum karena melibatkan aspek hukum yang
mengatur pemindahan hak dan kepemilikan. Pewarisan adat memiliki sifat kumulatif
karena merupakan hasil akumulasi dari praktik dan kebiasaan yang telah
berlangsung dalam masyarakat selama beberapa generasi. Adat istiadat yang
mengatur pewarisan sering kali didasarkan pada prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan secara turun-temurun. Hukum adat ini terbentuk melalui pengalaman
dan pemahaman kolektif masyarakat mengenai kepemilikan, hubungan keluarga,
dan tanggung jawab. Selama bertahun-tahun, hukum adat berkembang dan
disesuaikan dengan perubahan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Perubahan
tersebut tercermin dalam praktik pewarisan adat yang berlaku pada masa kini. Pada
umumnya, pewarisan adat cenderung mempertahankan kesatuan dan kestabilan
sosial dalam masyarakat, karena menghormati nilai-nilai tradisional dan norma yang
ada. Peristiwa pewarisan adat juga melibatkan interaksi antara individu dan
kelompok- kelompok dalam masyarakat. Ahli waris dan anggota keluarga terlibat
dalam proses negosiasi, pembagian, dan penentuan hak dan tanggung jawab terkait
harta pusaka. Peran pemimpin adat atau tokoh masyarakat sering kali penting dalam
menyelesaikan perselisihan dan memastikan bahwa pewarisan adat dilakukan
dengan adil dan sesuai dengan norma yang berlaku. Dalam kesimpulannya, peristiwa
pewarisan adat merupakan peristiwa hukum dalam masyarakat yang bersifat
kumulatif karena melibatkan akumulasi praktik dan kebiasaan yang telah
berlangsung dalam masyarakat selama beberapa generasi. Pewarisan adat
melibatkan aspek hukum dan interaksi sosial, serta mencerminkan perubahan sosial,
budaya, dan ekonomi dalam masyarakat.
2.Jelaskan konsepsi terbentuknya harta warisan baik masyarakat yang bercorak Patrilineal,
Matrilineal dan Parental) (150 kata-200 kata)
Jawaban : konsepsi terbentuknya harta warisan dalam masyarakat yang bercorak
patrilineal, matrilineal, dan parental berbeda-beda. Mari kita jelaskan masing-
masing konsep ini secara singkat:
1. Patrilineal: Dalam masyarakat yang bercorak patrilineal, harta warisan diturunkan
melalui jalur patrilineal atau garis keturunan ayah. Artinya, harta warisan akan
diwariskan kepada anak laki-laki dan pihak keluarga ayah. Dalam konsep ini, anak
laki-laki dianggap sebagai pewaris utama dan mereka memiliki hak untuk mewarisi
harta benda yang dimiliki oleh ayah mereka. Anak perempuan, meskipun memiliki
hak- hak tertentu, biasanya tidak mendapatkan hak waris yang sama dengan anak
laki-laki.
2. Matrilineal Dalam masyarakat yang bercorak matrilineal, harta warisan diturunkan
melalui jalur matrilineal atau garis keturunan ibu. Dalam konsep ini, anak perempuan
memegang peranan penting dalam pewarisan harta. Harta warisan akan diwariskan
kepada anak perempuan dan pihak keluarga ibu. Anak laki-laki mungkin tidak
mendapatkan hak waris secara langsung atau mendapatkan bagian yang lebih kecil
dari harta warisan.
3. Parental anak-anak tanpa memandang jenis kelamin. Konsep ini menganggap
Dalam masyarakat yang menganut sistem warisan parental, harta warisan akan
diwariskan secara merata kepada bahwa semua anak, baik laki-laki maupun
perempuan, memiliki hak yang sama untuk mewarisi harta warisan orang tua
mereka. Dalam sistem ini, harta warisan dibagi secara adil di antara semua anak,
tanpa membedakan gender. Dalam setiap sistem warisan ini, nilai-nilai budaya,
agama, dan tradisi memainkan peran penting dalam menentukan aturan dan proses
pewarisan harta. Praktek dan norma-norma yang ada dalam masyarakat juga dapat
memengaruhi bagaimana harta warisan diperlakukan dan dibagi.
3. Kemukakan sistem kewarisan dalam masyarakat hukum adat baik yang Bercorak
Patrilineal, Matrilineal dan Parental. (150 kata-200 kata)
Jawaban : Sistem kewarisan dalam masyarakat hukum adat bercorak Patrilineal,
Matrilineal, dan Parental memiliki perbedaan dalam pengaturan pewarisan harta dan
status sosial yang diturunkan dari generasi ke generasi. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang ketiga sistem kewarisan tersebut:
1. Sistem Kewarisan Patrilineal: Dalam sistem kewarisan patrilineal, pewaris harta dan
status sosial Ditentukan berdasarkan garis Keturunan patrilineal atau garis ayah.
Pada sistem ini, anak laki-laki menjadi Pewaris utama yang mewarisi harta Keluarga
dan melanjutkan keturunan Keluarga tersebut. Anak perempuan Biasanya tidak
mendapatkan bagian Langsung dari harta, tetapi mungkin Menerima warisan berupa
mahar saat Menikah atau harta dari keluarga suami. Sistem ini sering ditemukan
Dalam masyarakat yang menganut Sistem patriarki, di mana peran laki-laki dianggap
lebih dominan..
2. Sistem Kewarisan Matrilineal: Dalam sistem kewarisan matrilineal, Pewaris harta dan
status sosial Ditentukan berdasarkan garis Keturunan matrilineal atau garis ibu.Pada
sistem ini, anak perempuan Menjadi pewaris utama yang mewarisi harta keluarga
dan melanjutkan Keturunan keluarga tersebut. Anak laki- Laki mungkin tidak
menerima bagian langsung dari harta, tetapi mereka Masih memiliki peran penting
dalam Keluarga dan masyarakat. Sistem ini Sering ditemukan dalam masyarakat yang
memberikan peran dominan Kepada perempuan.
3. Sistem Kewarisan Parental: Sistem kewarisan parental melibatkan Kontribusi dari
kedua garis keturunan, baik patrilineal maupun matrilineal. Dalam sistem ini, baik
anak laki-laki keluarga. Pewaris harta dan status sosial dapat ditentukan melalui garis
Maupun perempuan memiliki hak dan kewajiban dalam pewarisan harta Keturunan
ayah maupun ibu, Tergantung pada aturan yang berlaku di masyarakat tersebut.
Sistem ini cenderung lebih inklusif dan merata antara kedua jenis kelamin, dengan
pengakuan terhadap peran penting yang dimainkan oleh kedua orang tua Dalam
keluarga dan masyarakat. Setiap sistem kewarisan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Struktur keluarga dan hierarki sosial dalam masyarakat yang
menerapkannya. Meskipun ada variasi dalam praktik dan tradisi di berbagai
masyarakat adat, sistem-sistem ini mencerminkan cara unik Di mana harta dan
status sosial diturunkan Dalam konteks budaya dan nilai-nilai yang Dianut oleh
masyarakat tersebut.
4. P meninggal dunia dengan meninggalkan kedua orang tuanya A dan B, istri P (C), ketiga
anaknya D, E dan F (dua anak laki-laki dan 1 anak perempuan). Harta perkawinan sejumlah
Rp. 540.000.000,-. Dikeluarkan untuk hutang sebesar Rp. 40.000.000,- Biaya Pemakaman
dan acara lainnya Rp.20.000.000,-. Jelaskan siapa ahli waris Dan bagian masing-masing
menurut Pembagian waris adat di jawa?
Jawaban : Menurut pembagian waris adat di Jawa, ahli waris terdiri dari beberapa
kelompok yang memiliki hak waris berdasarkan tingkat hubungan dengan almarhum.
Dalam kasus ini, mari kita jelaskan siapa ahli waris dan bagian masing-masing
berdasarkan urutan prioritas dalam pembagian waris adat di Jawa. Urutan prioritas
dalam pembagian waris Adat di Jawa:
1. Suami/Istri (C): Bagian suami/istri adalah ¼ dari Harta peninggalan bersih setelah
Dikurangi hutang dan biaya Pemakaman. Dalam kasus ini, harta peninggalan Bersih
adalah Rp. 540.000.000-Rp. 40.000.000 Rp. 20.000.000 = Rp. 480.000.000,-.
Jadi, bagian istri (C) adalah ¼ x Rp.480.000.000 = Rp. 120.000.000,-
2. Orang tua (A dan B):
• Jika masih hidup, kedua orang tua Akan mendapatkan bagian yang Sama.
• Bagian orang tua adalah 1/3 dari sisa Harta peninggalan bersih setelah Dikurangi
bagian suami/istri, Hutang, dan biaya pemakaman. Dalam kasus ini, sisa harta
Peninggalan bersih setelah bagian İstri adalah
Rp. 480.000.000 – Rp.120.000.000 = Rp. 360.000.000,-.
Jadi, bagian orang tua (A dan B) Adalah 1/3 x Rp. 360.000.000 = Rp.120.000.000,-
untuk setiap orang Tua.
3. Anak-anak (D, E, dan F) - Anak-anak berhak mendapatkan Bagian yang sama. -
Bagian anak-anak adalah 2/3 dari Sisa harta peninggalan bersih setelah dikurangi
bagian suami/istri, Hutang, biaya pemakaman, dan Bagian orang tua. Dalam kasus
ini, sisa harta Peninggalan bersih setelah bagian Istri dan orang tua adalah Rp.
480.000.000 Rp. 120.000.000-Rp.120.000.000 Rp. 240.000.000,-. Bagian anak-anak
adalah 2/3 x Rp.240.000.000 = Rp. 160.000.000,- Untuk setiap anak.jadi, berdasarkan
pembagian waris adat di Jawa, ahli waris dan bagian masing- masingnya adalah
sebagai berikut:
- Istri (C): Rp. 120.000.000,-
- Orang tua (A dan B): Rp. 120.000.000,- untuk setiap orang tua Anak-anak (D,
E, dan F): Rp. 160.000.000,- untuk setiap anak Perlu dicatat bahwa
pembagian waris adat Dapat bervariasi tergantung pada tradisi Dan adat
istiadat yang berlaku di Masyarakat Jawa. Jika ada perjanjian Tertulis atau
peraturan hukum yang Berlaku, pembagian tersebut dapat Mengikuti aturan
tersebut.
5. P meninggal dunia dengan Meninggalkan kedua orang tuanya A dan B serta ketiga anak
lelaki yang bernama D, E dan F. Sedangkan kedua anak laki-laki yang bernama G dan H
adalah anak P dari Perkawinan sebelumnya. Harta yang ditinggalkan P sejumlah
Rp.6.500.000.000,-. Dikeluarkan untuk Hutang sebesar Rp.400.000.000,- Biaya Pemakaman
dan acara lainnya Rp.100.000.000,-. Jelaskan siapa ahli waris Dan bagian masing-masing
menurut pembagian waris adat Batak Karo
Jawaban : Menurut pembagian waris adat Batak Karo, ahli waris utama adalah orang
tua (A dan B) dan ketiga anak laki-laki (D, E, dan F) yang merupakan anak-anak P dari
perkawinan terakhirnya. Ahli waris tambahan adalah dua anak laki-laki (G dan H) dari
perkawinan sebelumnya. Untuk menentukan bagian masing-masing ahli waris,
terlebih dahulu harus dilakukan pengurangan atas hutang dan biaya pemakaman
yang dikeluarkan dari total harta warisan. Dalam hal ini, hutang sebesar Rp.
400.000.000,- dan biaya pemakaman dan acara lainnya sebesar Rp. 100.000.000,-
harus dikurangkan dari jumlah harta yang ditinggalkan, yaitu Rp. 6.500.000.000,-.
Jumlah harta warisan setelah pengurangan adalah sebagai berikut: 100.000.000) =
6.000.000.000
6.500.000.000 – (400.000.000 +100.000.000) = 6.000.000.000
Selanjutnya, harta tersebut akan dibagi berdasarkan aturan pembagian waris adat
Batak Karo. Berikut adalah pembagian
Waris adat Batak Karo untuk situasi ini:
1. Orang tua (A dan B) masing-masing mendapatkan bagian setara dengan 2 anak.
Setiap orang tua mendapatkan:
6.000.000.000 ÷ (2+3+2)= 857.142.857,-
2. Ketiga anak laki-laki (D, E, dan F) masing-masing mendapatkan bagian setara.
Setiap anak laki-laki mendapatkan: 6.000.000.000 ÷ (2+3+2)= 857.142.857,-
3. Dua anak laki-laki (G dan H) dari Perkawinan sebelumnya masing- masing
mendapatkan bagian setara mendapat dengan setengah bagian anak laki-laki. Setiap
anak laki-laki dari perkawinan Sebelumnya mendapatkan: 857.142.857+2=
428.571,428,-
Dengan demikian, pembagian waris adat Batak Karo untuk kasus ini adalah sebagai
berikut: Orang tua (A dan B) masing-masing mendapatkan: Rp. 857.142.857,-
• Ketiga anak laki-laki (D, E, dan F) masing-masing mendapatkan: Rp. 857.142.857,-
Dua anak laki-laki (G dan H) dari perkawinan sebelumnya masing- masing
mendapatkan: Rp. 428.571.428,-

Anda mungkin juga menyukai