Anda di halaman 1dari 11

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH FILSAFAT HUKUM

ISLAM

Nama : Riska Aryana

Npm : 2021030261

Kelas : HES - E

Absen : 20

Dosen : Dr. H. Jayusman, M.Ag

1. Diantara praktik muamalah yang dilarang syariat Islam adalah penimbunan


barang (ihtikar)
a. Apakah yang saudara ketahui tentang praktik?
Jawab: Praktik ihtikar merupakan penimbunan barang yang dapat
menciptakan krisis peredaran barang dan memicu melonjaknya
harga barang. Perilaku semacam ini menjadi perbuatan yang
merugikan masyarakat dengan praktik yang lebih cenderung
tidak adil dan manipulatif.1
b. Siapa dan kapankah yang diperbolehkan melakukan praktik ihtikar ini?
Jawab: Para ulama berbeda pendapat antara makruh dan haram bagi
seseorang yang menimbun makanan dan pakaian, masing-masing
mempunyai dalil jika terpenuhi syarat-syarat haram maka
hukumnya haram dan jika tidak maka hukumnya makruh. 2
Menimbun yang diperbolehkan atau mubah yaitu:
- Menimbun sesuatu tanpa tujuan untuk menjualnya

1
Salim Hasan, "Praktik Ikhtiar Dalam Tinjauan Kritik Etika Bisnis Syariah" journal of islamic law.
Yogyakarta.
2
Afifi, Ahmad Mustafa, (2003) Al-Ihtikar wa Mauqif asy-Syariah al-Islamiyyah minhu fi ihtar al-
ilaqah al- iqtishadiyyah al-muashirah. Al-Qahirah:Maktabah Wahbah. Hlm120-167
- Boleh menimbun manisan, minyak dan makanan hewan.
Keadaan diperbolehkannya menimbun:
- Menimbun pada waktu lapang
- Seseorang menyimpan untuk kebutuhannya dan
keluarganya.
- Menimbun di Negara yang penduduknya musyrik.
c. Apakah filosofi/hikmahnya praktik ihtikar dilarang oleh agama?
Jawab: Hikmahnya adalah mencegah dari segala sesuatu yang dapat
menyulitkan manusia, menjaukan manusia untuk saling
menzholimi antara satu dengan yang lainnya dan memunculkan
sifat kedermawanan seseorang kepada orang sekitarnya
(lingkungan sosial).3
d. Jelaskan dalil pelarangan ihtikar?
Jawab:

‫من احتكر حكرة ي د ان غلى بها على المسلين فهو خاطئ‬

(‫)رواه ابن ماجه‬

“Siapa yang melakukan penimbunan barang dengan tujuan merusak harga


pasar, sehingga harga naik secara tajam, maka ia telah berbuat salah.”
(HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).4
e. Bagaimana menurut saudara, petani yang menimbun hasil panen mereka
ketika harga jatuh saat panen? Mereka menjual hasil panennya ketika
harga naik.
Jawab: Menurut saya terlepas dari apapun tetap tidak boleh melakukan
penimbunan barang atau ihtikar karena Rasulullah telah
melarang kita untuk melakukan ihtikar khususnya pada saat

3
Soemitra, Andri. Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqih Muamalah di Lembaga
Keuangan dan Bisnis Kontenporer. Cet. I; Jakarta: Kencana. 2019.
4
Ulfa Jamilatul Farida, Jurnal Ekonomi Islam La_Riba, Vol VI, No. dua, Desember 2012, : 265.
terjadi kelangkaan ataupun saat harga jual jatuh, dan para ulama
juga telah bersepakat bahwa ihtikar hukumnya haram. Dan juga
para ulama menegaskan bahwa menimbun barang dengan
maksud tujuan untuk dijual kembali hukumnya adalah haram.

4. Diantara praktik muamalah yang dituntunkan oleh syariat Islam adalah sewa
menyewa (ijarah)
a. Jelaskan pengertian sewa menyewa!
Jawab : al-ijarah atau sewa menyewa ialah menyerahkan (memberikan)
manfaat benda kepada orang lain dengan suatu ganti
pembayaran. Sehingga sewa menyewa atau ijarah bermakna
akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu barang/jasa,
dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah),
tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. 5
b. apakah filosofi/hikmahnya disyariatkan sewa menyewa?
Jawab:
- Membina ketentraman dan kebahagiannya Dengan adanya
iiarah akan mampu membina kerja sama antara mu’jir dan
musta’jir sehingga akan menciptakan kedamaian di hati
mereka. 6
- Memenuhi nafkah keluarga Salah satu kewajiban seorang
muslim adalah memberikan nafkah keluarganya, yang
meliputi isteri, anak-anak dan tanggungjawab lainnya.
- Memenuhi hajat hidup masyarakat, dengan adanya transaksi
ijarah khususnya tentang pemakaian jasa, maka akan mampu
memenuhi hajat hidup masyarakat baik yang ikut bekerja

5
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
6
Ahmad Al-Jarjawi, Indahnya Syariat Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), cet. ke- 1 h. 488
maupun yang menikmati hasil dari itu. Ijarah merupakan akad
yang mempunyai unsur tolong-menolong antar sesama.
- Menolak kemungkaran Diantara tujuan ideal berusaha adalah
dapat menolak kemungkaran yang kemungkinan besar akan
dilakukan oleh orang yang menganggur.
c. Di antara dalil ijarah QS. Al-Qasas ayat 26-27! Jelaskan Asbabun Nuzul
dan penafsiran (kutiplah kitab tafsir)!
Jawab: Al-Qasas ayat 26
َْ َ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ ٓ ْ َ
‫قالت ِا ْح ٰد ُىه َما ٰ ا َ ِت ْاستأ ِج ْر ُه ِۖان خ ْي َر َمن ْاستأ َج ْرت القو ﱡي ا ِم ْي ُن‬

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata) yakni wanita yang
disuruh menjemput Nabi Musa yaitu yang paling besar atau yang
paling kecil ("Ya bapakku! Ambillah dia sebagai orang yang
bekerja pada kita) sebagai pekerja kita, khusus untuk
menggembalakan kambing milik kita, sebagai ganti kami (karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya")
maksudnya, jadikanlah ia pekerja padanya, karena dia adalah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Lalu Nabi Syuaib bertanya
kepada anaknya tentang Nabi Musa. Wanita itu menceritakan
kepada bapaknya semua apa yang telah dilakukan oleh Nabi
Musa, mulai dari mengangkat bata penutup sumur, juga tentang
perkataannya, "Berjalanlah di belakangku". Setelah Nabi Syuaib
mengetahui melalui cerita putrinya bahwa ketika putrinya datang
menjemput Nabi Musa, Nabi Musa menundukkan pandangan
matanya, hal ini merupakan pertanda bahwa Nabi Musa jatuh cinta
kepada putrinya, maka Nabi Syuaib bermaksud mengawinkan
keduanya.7

Al-Qasas ayat 27:


َ ْ ْ َ ۚ َ َ ْ َ َٰ ََ َ َ ْ ْ ُ ٓ ‫َ َ ﱢ‬
‫ال ِان ْي ارْ د ان ان ِ َحك ِا ْحدى ْابنت ﱠي هت ْين على ان تأ ُج َرِن ْي ث ٰم ِن َي ِح َجج ف ِان ات َم ْمت‬ ‫ق‬
ۗ
‫َع ْشرا َفم ْن ع ْند َ ۚك َو َما ارْ ُد ا ْن ا ُش ﱠق َعل ْ َك َس َتج ُدن ْٓي ا ْن َشا َء الل ُه م َن ﱣ‬
‫الص ِل ِح ْي َن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua
wanita itu berjalan kemalu-maluan. Ia berkata, "Sesungguhnya
bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap
(kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami." 8 Maka tatkala
Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan
kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syuaib berkata, "Janganlah
kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu.
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Ya Bapakku,
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.
d. Jelaskan penafsiran terkait pemberian upah persusuan dalam Al-Qur’an At-
Talaq ayat 6! (kutiplah kitab tafsir).
Jawab: At-Talaq ayat 6:
ْ ۗ َ ُ َ ُ ُ َ ُ َ ُْ ُ ُ ُ
‫ا ْس ِكن ْوه ﱠن ِم ْن َح ْ ث َسكنت ْم ﱢم ْن ﱡو ْج ِد ْم َو ت ۚضا ﱡر ْوه ﱠن ِلتض ﱢ ق ْوا عل ْي ِه ﱠن َوِان ك ﱠ ۚن‬
ُ ُ ُ َ َ ْ َ َ ‫ﱣ‬ َ ُ ْ َ َ
‫او ِت َح ْم ٍل فان ِفق ْوا عل ْي ِه ﱠن َحتى َ ض ْع َن َح ْمل ُه ﱠن ف ِان ا ْرض ْع َن ل ْم فات ْوه ﱠن ا ُج ْو َره ﱠن‬
ۗ ْ ٓٗ ُ َ ُ َ َ َ ْ َ ۚ ْ ُ ْ َ ْ ََْ ْ ُ َ َ
‫اس ْرت ْم ف َست ْر ِض ُع له اخرٰى‬ ‫وأت ِمروا ب ن م ِ معرو ٍف وِان تع‬

Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat


tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu
menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan

7
Tafsir Jalalain
8
Tafsir Jalalain
jika mereka (istri-istri yang sudah di talak) itu sedang hamil,
maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka
bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik;
dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh
9
menyusukan (anak itu) untuknya. Hendaklah orang yang
mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang
yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari
harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang, melainkan
(sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberi kelapangan sesudah kesempitan. Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya
apabila seseorang dari mereka menceraikan istrinya, hendaklah
ia memberinya tempat tinggal di dalam rumah hingga idahnya
habis. Untuk itu disebutkan oleh firman-Nya: Tempatkanlah
mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal. (Ath-
Thalaq: 6) Yakni di tempat kamu berada. menurut
kemampuanmu. (Ath-Thalaq: 6) Ibnu Abbas, Mujahid, serta
ulama lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah
menurut kemampuanmu. Hingga Qatadah mengatakan
sehubungan dengan masalah ini, bahwa jika engkau tidak
menemukan tempat lain untuknya selain di sebelah rumahmu,
maka tempatkanlah ia padanya.

9
Tafsir Ibnu Katsir
7. Di antara praktik muamalah yang dituntunkan oleh syariatkan Islam adalah
hutang piutang (qard).
a. Jelaskan pengertian qard!
Jawab : Menurut Hanafiah qard adalah harta yang memiliki kesepadanan
yang diberikan untuk ditagih kembali atau dengan kata lain,
suatu transaksi yang dimaksudkan untuk memberikan harta yang
memiliki kesepadanan kepada orang lain untuk dikembalikan
yang sepadan dengan itu.10 Secara terminologis qard adalah
memberikan harta kepada orang yang akan memanfaatkannya
dan mengembalikan gantinya di kemudian hari.
b. Apakah filosofi disyariatkan qard?
Jawab: Hikmah disyariatkannya qard} yaitu :
- Melaksanakan kehendak Allah agar kaum muslimin saling
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. 11
- Menguatkan ikatan persaudaraan dengan cara mengulurkan
bantuan kepada orang yang membutuhkan dan mengalami
kesulitan serta meringankan beban orang yang tengah
dilanda kesulitan.
c. Di antara dalil pensyariatan qard dalam Al-Qur’an adalah surat Al-Maidah
ayat 12. Jelaskan Asbabun Nuzul dan penafsiran ayat tersebut! (kutiplah
ayat tafsir).
Jawab : Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari Bani
Israel mengenai apa yang akan disebutkan di belakang nanti (dan
telah Kami angkat) terdapat peralihan dari dhamir gaib kepada
orang pertama (di antara mereka 12 orang pemimpin) dari setiap
suku seorang pemimpin yang akan menjamin dipenuhinya
perjanjian itu oleh semua warga, dan kepada mereka (Allah

10
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 373.
11
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 375.
berfirman, "Sesungguhnya Aku beserta kamu) siap dengan
12
pertolongan dan bantuan. (Demi jika) lam menunjukkan
sumpah (kamu mendirikan salat, menunaikan zakat, beriman
kepada rasul-rasul-Ku dan memberikan bantuan kepada mereka
serta kamu berikan kepada Allah suatu pinjaman yang baik)
dengan mengeluarkan nafkah di jalan-Nya (maka akan Kututupi
kesalahan-kesalahan kamu dan akan Kumasukkan kamu ke
dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Maka
siapa yang kafir sesudah itu) maksudnya sesudah perjanjian (di
antara kamu, sesungguhnya ia telah sesat dari jalan yang lurus.")
dari jalan yang benar. Sawaa` pada asalnya ialah yang
pertengahan.
d. Dalam praktik hutang piutang hendak dilakukan secara tertulis. Hal ini
sebagai bukti jika terjadi kesalah pahaman atau sengketa di belakang hari.
Pensyariatan terkait pencatatan hutang piutang ini dijelaskan Allah dalam
QS Al-Baqarah ayat 282. Jelaskan Asbabun Nuzul dan penafsiran ayat
tersebut! (kutiplah kitab tafsir).
Jawab: QS Al-Baqarah ayat 282
ٌۢ َ ْ ُ َ َ ُۗ ْ ُ ُ َ َ ُْ ََ َ ُٓ ٓ ٰ
‫ب‬ ‫ب ﱠب ْ ن ْم ِات‬ ‫◌◌ا ﱡي َها ال ِذ ْي َن ا َمن ْوا ِاذا تد َاي ت ْم ِ د ْين ِالى ا َج ٍل ﱡم َسمى فا تبوه ول ت‬
‫ﱠ‬ ‫ﱡ‬ َ ۚ ُ َ ُ ُ َ َ ‫ال َع ْد ۖل َو َ َ أ َب ات ٌب ا ْن ﱠ ُت‬
‫ب َما عل َمه الله فل َ ت ْب َول ُ ْم ِل ِل ال ِذ ْي عل ْ ِه ال َحق َول َيت ِق‬ ِ ِ ِ
ُ‫ان الذ ْي َعل ْ ه ال َح ﱡق َسف ْيها ا ْو َضع ْ فا ا ْو َ َ ْس َتط ْيع‬ َ ْ َ ۗ ْ َ ُ ْ ْ َ َْ ََ ٗ ‫َ َﱠ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫الله ر ه و ي خس ِمنه شي ا ف ِان‬
َ ْ َ ۚ َ َ ُ ْ َ ۗ ْ ٗ َ ُ ْ
‫ان ﱡ ِم ﱠل ه َو فل ُ ْم ِل ْل َو ِل ﱡ ه ِ ال َعد ِل َو ْاس ش ِهد ْوا ش ِه ْ د ْين ِم ْن ﱢر َج ِال ْم ف ِان ل ْم َ ْونا َر ُجل ْين‬
ۗ ُْْ ََُ َ ْ َۤ ‫ﱡ‬ َ َ َ ٰ َ
‫ف َر ُج ٌل ﱠو ْام َراتن ِم ﱠم ْن ت ْرض ْون ِم َن الش َهد ِاء ان ت ِض ﱠل ِا ْح ٰد ُىه َما فتذك َر ِا ْح ٰد ُىه َما ا خ ٰرى‬
ۗ ُ َ ْ ٓ َ َ ُ ُ َ َۤ ‫ﱡ‬ َ
‫َو َ أ َب الش َهد ُاء ِاذا َما دع ْوا ۗ َو ْس ُم ْوا ان ت ت ُب ْو ُه َص ِغ ْيرا ا ْو ك ِب ْيرا ِالى ا َج ِل ٖه ذ ٰ ِل ْم‬
َ ُ ً
‫اض َرة ت ِد ْي ُر ْون َها‬ َ ً َ َ َ ْ َ ْ ٓ ‫َ ْ َ ُ ﱠ َ َ َ ْ ٰ ﱠ َ ْ َ ُ ْٓ ﱠ‬ َْ ُ َ ْ
ِ ‫اقسط ِعند الل ِه واقوم ِللشهاد ِة وادن ٓى ا ترتابوا ِا ان ت ون ِتجارة ح‬
ۗ ٌ َ َ ٌ َ َ ُ َ َ ٓ ُ ْ َۗ ُ َ ‫ََْ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ُ َ ٌ ﱠ‬
‫ب ﱠو ش ِه ْ د ه‬ ‫اح ا ت ت ُب ْوها َواش ِهد ْوا ِاذا ت َ ا َ ْعت ْم ۖ َو ُ ضا ﱠر ِات‬ ‫ب ن م ف ل س ع ل م جن‬
َ َ ُ ُ َ ُ‫ﱠ‬ ۢ ٌ ُ ٗ‫َ ﱠ‬ َْ ْ
‫َوِان تف َعل ْوا ف ِانه ف ُس ْوق ِ ْم ۗ َواتقوا الله ۗ َو ُ َعل ُم ُم الله ۗ َوالله ِ ﱢل ش ْي ٍء ع ِل ْ ٌم‬

12
Tafsir Jalalain
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti
Rasul-Nya! Apabila kalian melakukan transaksi utang-piutang, di
mana sebagian dari kalian memberikan pinjaman kepada orang
lain sampai batas waktu tertentu, maka catatlah pinjaman itu! Dan
hendaklah pinjaman di antara kalian itu dicatat oleh seorang
pencatat dengan benar dan adil sesuai dengan ketentuan syariat.
13
Dan hendaklah si pencatat tidak menolak mencatat pinjaman itu
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Allah kepadanya, yakni
mencatat secara adil. Maka hendaklah si pencatat itu mencatat apa
yang didiktekan orang yang bertanggung jawab atas pinjaman itu,
agar hal itu menjadi pengakuan darinya. Dan hendaklah ia takut
kepada Allah, Rabbnya. Dan hendaklah ia tidak mengurangi
pinjaman itu sedikitpun, baik dalam ukuran, jenis maupun
kualitasnya. Jika orang yang bertanggungjawab atas pinjaman itu
tidak cakap melakukan transaksi, atau lemah, baik karena usianya
yang masih kecil maupun karena gangguan kejiwaan, atau tidak
bisa mendiktekan karena bisu maupun lainnya, maka hendaklah ia
diwakili oleh walinya yang bertanggungjawab atasnya dengan
benar dan adil. Carilah dua orang laki-laki yang berakal sehat dan
adil untuk menjadi saksi. Jika tidak ada dua orang laki-laki, maka
carilah saksi seorang laki-laki dan dua orang wanita yang kalian
percaya kualitas agama dan amanahnya. Hal itu supaya ketika
salah satu dari dua wanita itu lupa, maka wanita yang lain akan
mengingatkannya. Dan hendaklah para saksi itu tidak menolak
apabila mereka diminta menjadi saksi terkait transaksi utang-
piutang. Dan mereka harus memberikan kesaksian apabila mereka

13
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram).
diundang untuk itu. Dan janganlah kalian merasa jemu untuk
mencatat transaksi utang-piutang, baik dalam jumlah sedikit
maupun banyak sampai batas waktu tertentu. Karena mencatat
transaksi utang-piutang itu lebih adil dalam pandangan syariat
Allah, lebih kuat dalam menegakkan dan memberikan kesaksian,
dan lebih besar kemungkinannya untuk menghilangkan keragu-
raguan tentang jenis, kadar dan waktu (jatuh tempo) pinjaman.
Kecuali apabila transaksi itu kalian lakukan dengan cara jual-beli
antara barang dan uang secara tunai, maka tidak ada masalah bila
kalian tidak mencatatnya, karena memang tidak perlu dicatat. Dan
dianjurkan kepada kalian untuk mencari saksi guna menghindari
perselisihan. Namun tidak boleh mempersulit urusan para pencatat
dan para saksi. Dan mereka juga tidak boleh mempersulit urusan
orang yang meminta jasa pencatatan dan kesaksian mereka. Jika
kalian mempersulit urusan tersebut, maka tindakan itu telah keluar
dari ruang lingkup ketaatan kepada Allah menuju kemaksiatan
kepada-Nya. Dan takutlah kalian -wahai orang-orang mukmin-
kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Dan Allah akan mengajarkan kepada
kalian apa-apa yang mengandung kebaikan bagi urusan dunia dan
akhirat kalian. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, maka
tidak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuan-Nya.

Asbabun Nuzul:
Pada waktu Rosulullah SAW datang kemadinah pertama kali,
orang-orang penduduk asli biasa menyewakan kebunnya
dalamwaktu satu, dua atau tiga tahun. Oleh sebab itu rosul
bersabda:”Barang siapa menyewakan (mengutangkan)sesuatu
hendaklah dengan timbangan atau ukuran yang tertentu dan dalam
jangkawaktu yang tertentu pula”sehubungandengan itu allah swt
menurunkan ayat 282 sebagai perintah apabila mereka utang
piutang maupun muamalah dalam jangka waktu tertentu
hendaklah ditulis perjanjian dan mendatangkan saksi. Hal mana
untuk menjaga terjdinya sengketa pada waktu-waktu yang akan
dating.14

14
Hr. Bukhori dari Sofyan Bin Uyainah dari IbnuAbi Najih dari Abdillah bin Katsir dari Minhal dari
ibnu Abbas). (A MudjabMahali.1989:136).

Anda mungkin juga menyukai