Anda di halaman 1dari 56

Contractor Safety

Management System
(CSMS)
Introduksi

Latar Belakang
 Kontraktor merupakan unsur penting dalam perusahaan
sebagai mitra yang membantu kegiatan operasi perusahaan

 Kontraktor Konstruksi
 Kontraktor Jasa
 Kontraktor Operasi
Kegiatan Kontraktor Konstruksi
Kegiatan Kontraktor Jasa
Latar Belakang (lanjutan)
 Kontraktor rawan terhadap kecelakaan dalam
menjalankan kegiatannya karena:
 Tenaga Kontraktor bersifat sementara.
 Pekerja kasar dan pendidikan lebih rendah.
 Tingkat disiplin dalam bekerja kurang.
 Pemahaman peraturan K3L perusahaan rendah.
 Terlibat langsung dalam pelaksanaan pekerjaan
sehingga lebih banyak terpapar bahaya.
 Kecelakaan yg menimpa kontraktor tinggi.
 Kontraktor rawan terhadap kecelakaan dalam
menjalankan kegiatannya karena: (lanjutan)
 Kelalaian yg dilakukan kontraktor dapat
menimbulkan bahaya bagi operasi perusahaan
dan menimbulkan kecelakaan yang
mempengaruhi kinerja K3L perusahaan
 Kegiatan Kontraktor harus dikelola dengan
baik untuk menjamin keselamatan dalam
setiap kegiatan kerja kontraktor.
Accident Fact
Accident Fact
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
(CSMS)

 CSMS adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola


kontraktor yang bekerja di lingkungan perusahaan.

 CSMS merupakan sistem komprehensif dalam pengelolaan


kontraktor sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaan
pekerjaan.
Pola Kontraktor
Partnership
Hubungan dengan Kontraktor

Perusahaan Kontraktor
SMK3 SMK3

SMK3 CSMS SMK3


ELEMEN ELEMEN

CSMS sebagai jembatan untuk


menghubungkan SMK3 Perusahaan
dengan SMK3 Kontraktor
Manfaat CSMS
 CSMS menjembatani SMK3 Perusahaan dengan SMK3
kontraktor.
 Perusahaan memberikan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh SMK3 Kontraktor.
 Untuk itu, perusahaan harus memiliki SMK3 yang baik,
sehingga dapat memberikan kerangka dasar bagi
pengembangan SMK3 Kontraktor.
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Keselamatan Kerja No 1 Tahun 1970 :

Perusahaan bertanggung jawab menjamin keselamatan


setiap orang yang berada di tempat kerjanya (termasuk
kontaktor dan pihak lainnya yang berada di tempat kerja).

2. Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,


pasal 87 :

Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistim Manajemen K3


yang terintegrasi dengan manajemen perusahaan.
SMK3 : Elemen 3.2. Peninjauan Ulang Kontrak
(PPNo.50/2012)
1. Prosedur yang terdokumentasi harus mampu
mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya keselamatan
dan kesehatan kerja tenaga kerja, lingkungan dan
masyarakat, dimana prosedur tersebut digunakan pada
saat memasok barang dan jasa dalam suatu kontrak.
2. Identifikasi bahaya, dan penilaian risiko dilakukan pada
tahap tinjauan ulang kontrak oleh personil yang
berkompeten.
3. Kontrak-kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa
pemasok dapat memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja bagi pelanggan.
4. Catatan tinjauan ulang kontrak dipelihara dan
didokumentasikan.
Struktur CSMS
CSMS terdiri dari 6 langkah yang terbagi 2 tahapan
sebagai berikut :

Tahap Kualifikasi
 Risk Assessment
 Prakualifikasi
 Seleksi
Tahap Implementasi
 Pre-Job Activity
 Pelaksanaan Pekerjaan
 Evaluasi
Struktur CSMS
SMK3

Field Qualification
Implementation phase
phase

Pre Job Activity CSMS Risk Assessment

Work in Progress Pre-Qualification

Final Evaluation Selection

Contract
Award
Qualification Phase
1. RISK ASSESSMENT :
Penilaian resiko apakah sebuah resiko pekerjaan berada
dalam kategori rendah – menengah – tinggi.
2. PRE QUALIFICATION :
Untuk meneliti kualifikasi kontraktor, hanya yang memenuhi
syarat SMK3 yang berhak untuk ikut tahap tender lanjutan.
SMK3 audit dan inspeksi perlu dilakukan untuk memastikan
implementasinya.
3. SELECTION :
Untuk memilih kontraktor terbaik di antara peserta tender.
Area purchasing menjadi hal dominan dalam pelaksanaan
seleksi ini. Klarifikasi bisa di lakukan dengan melakukan
inspeksi atau pada saat meeting.
Implementation Phase
1. PRE JOBS ACTIVITIES :
Bentuk komunikasi kepada semua pihak baik user maupun
kontraktor dalam hal risiko pekerjaan dan aspek SMK3
2. WORK IN PROGRESS :
Implementasi pekerjaan yang dibuktikan melalui inspeksi
oleh orang yang berkompeten hingga satu minggu dari
masa start up.
3. FINAL EVALUATION :
Langkah akhir evaluasi setelah pekerjaan selesai yang
nantinya di pergunakan untuk pertimbangan tender
selanjutnya.
Purchasing Contractor K3 Team Project Mgr Data Base

Contracted Risk
Risk Assessment work Assessment
Required?
Review
Invitation Fill Safety Check
Pre Verification
Pre Qualification For Score Safety
Sub Con
Qualification
bidding Requirement Data
form

Select Contract
Selection winner award

Job Safety Arrange


Pre Job Activity Checklist Pre job
Meeting

Implement Regular
Safety Safety
Work in Progress Program Inspection

Review Up date
Final Evaluation Reporting Safety Sub Con
performance Data
Risk Assessment
Bertujuan untuk :

 Mengetahui tingkat risiko suatu pekerjaan yang akan


diserahkan kepada kontraktor.
 Menyesuaikan potensi bahaya dengan kemampuan
kontraktor menjalankan pekerjaan dengan aman.
 Sebagai dasar menentukan kriteria kontraktor yang
sesuai untuk melaksanakan pekerjaan.
Sumber Bahaya

Occupations

Process
Machines &
Hazards Equipment
Work
Areas Energy
Sources &
Substances
Faktor –faktor yang mempengaruhi
penentuan risiko :
 Sifat Pekerjaan

 Lokasi Kerja

 Potensi bahaya di tempat kerja

 Potensi/kualifikasi kontraktor

 Pekerjaan simultan

 Lamanya pekerjaan

 Pengalaman dan keahlian kontraktor


TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO

PERSIAPAN
•PERSIAP
AN

IDENTIFIKASI
•IDENTIFIKASI
BAHAYA
Komunikasi, Konsultasi,
BAHAYA
Monitor
partispasi ANALISA
•ANALISARISIKO & Review
RISIKO

KEPARAHAN KEMUNGKINAN

PENILAIAN RISIKO
•PENILAIAN
RISIKO

•PENANGANAN
PENANGANAN
RISIKO
RISIKO
Klasifikasi Risiko
Risiko diukur dan diberi peringkat :
 Rendah
 Medium
 Tinggi
Penilaian Resiko
Metode Semi Kuantitatif
2. PRA KUALIFIKASI
 OBJECTIVE :
Langkah untuk menyeleksi supplier yang kapabel
dan berpengalaman dalam implementasi program HSE.

 PQ PROCESS :
Tidak semua pekerjaan memerlukan proses pre-qualifikasi.
PQ tidak di perlukan bila:
 Pekerjaan dengan resiko rendah
 Kontraktor yang bersangkutan sudah pernah mengerjakan
pekerjaan tersebut
 Kontraktor mendapatkan hasil yang memuaskan untuk
final evaluasi.
 Supplier “khusus” yang di putuskan oleh management.
2. PRA KUALIFIKASI
RATING
Contoh Rating :
2. PRA KUALIFIKASI
2. PRA KUALIFIKASI
Menyiapkan informasi dasar seperti:
 Komitmen dan kepemimpinan kontraktor mengenai K3;
 Kebijakan dan tujuan strategis;
 Komunikasi, pelatihan dan sertifikasi, standar kinerja K3;
 Manajemen bahaya dan dampak;
 Perencanaan dan prosedur;
 Pelaksanaan dan pemantauan kinerja;
 Audit, inspeksi dan tinjauan;
 Nilai pra-kualifikasi sebelumnya bila ada
Selection...
 OBJECTIVE : : untuk mengevaluasi apakah program HSE
sudah sesuai dengan kriteria tender yang di inginkan di
mana sudah di jelaskan pada saat meeting tender di awal.

 DOCUMENT TENDER : di siapkan oleh pihak purchasing


dengan tetap mengacu kepada prinsip pokok dasar seperti
cost, kemampuan, reputasi, kesiapan on schedule.
Biasanya bobot nilai CSMS bisa berkisar di antara 10 – 30
% dari nilai total evaluasi.
Bobot CSMS
Selection...
Bidding Document...

 HSE goal & objective


 HSE plan scope & hazard identification
 HSE control procedure
& compliance
Bid Evaluation, Site Inspection & Audit

 HSE, user, purchasing harus melakukan evaluasi kinerja


HSE contractor.
 Lakukan klarifikasi kepada kontraktor untuk memastikan
document yang di berikan valid.
 Lakukan site inspection dan audit ke tempat kontraktor
untuk memastikan kebenaran data dan lokasi.

 Form evaluasi akhir di isi


Pre Jobs Activities (PJA):
 OBJECTIVE : Untuk memastikan bahwa aspek resiko HSE
yang tertuang di dalam contract sudah di komunikasikan
dan di mengerti oleh semua pihak hingga bisa di jalankan
dengan lancar.
 PJA consist of: Pre-mobilization (kick off meeting,
inspection, audit, site orientation, EHS briefing) &
Mobilization (Local kick off meeting, mobilization of staff,
finalization of EHS plan, hold mobilization audit, safety
induction)
Pre Jobs Activities (PJA):
Pre Job Activities Tahap 1
1. PRE-MOBILIZATION
 Kick off meeting : Aktifitas awal agar kontraktor
memahami kondisi pekerjaan, lokasi kerja, fasilitas,
personal di perusahaan induk.
 EHS site orientation : Orientasi kontraktor agar
memahami lingkungan kerja, fasilitas, fire, safety dan
emergency situation. Semua potensi bahaya harus sudah
di komunikasikan dengan baik. (Video Induction )
Pre Job Activities Tahap 1 (lanjutan..)
1. PRE-MOBILIZATION

 EHS training : Kontraktor harus sudah mendapatkan


training EHS seperti safety induction dll, Pemahaman
training bisa di uji baik secara lisan, tertulis, uji tindakan
langsung, evaluasi pekerjaan dll. (Video Golden Rules)

 JSA : Harus di siapkan oleh kontraktor dan di review oleh


perusahaan induk.Approval harus sudah di selesaikan
sebelum pekerjaan di mulai.

 Tools inspection : Tools list harus di siapkan kontraktor


dan di approve oleh perusahaan induk representative
sebelum di pergunakan di lapangan.
Pre Job Activities Tahap 2
2. MOBILIZATION

 Local kick off meeting

 Mobilization of contractor staff

 Finalization of contractor HSE plan

 Hold mobilization audit

 Safety induction for contractor employees.


Work In Progress...(01)

Objective : Untuk memastikan bahwa pekerjaan berlangsung


dengan aman, berdasarkan program HSE.
 Department Manager Visit : di lakukan selama seminggu
saat proses mobilization dengan melakukan hal berikut :

 Meeting dengan site management


 Meeting untuk menyampaikan kepada semua staff
lapangan

 Kegiatan audit dan inspeksi


Work In Progress...(02)
Competence Assurance : selama pekerjaan berlangsung
harus di pastikan kompetensi kontraktor, apakah training di
lakukan dan evaluasi untuk hal berikut:
 Monitoring akan kompetensi pegawai kontraktor (bila
ada pergantian) (Video Management Of Change)
 Mempersiapkan safety induction
 Melatih SOP untuk kontraktor sesuai dengan
pekerjaannya
 Menyelesaikan HSE training sesuai dengan kontrak
yang ada
 Menyiapkan HSE document, instruksi dalam berbagai
brosur HSE
Work In Progress...(03)
Work In Progress...(04)
 Inspection, HSE auditing & Interim Evaluation : Memonitor
program HSE dengan melakukan inspeksi dan audit.
Kontraktor bisa lolos dengan baik di dalam PQ phase dan
PJA phase, tetapi tidak ada garansi dalam implementasi
selama pekerjaan berlangsung bisa berjalan mulus. Suatu
keharusan untuk melakukan inspeksi secara rutin.
 Jobs Reps Assignment : Perlu di siapkan seorang reps dari
perusahaan induk yang bertanggung jawab di lapangan
untuk melakukan evaluasi kontraktor. Lakukan audit
bersamaan antara Jobs Reps dengan kontraktor.
 HSE plan : Kontraktor bertanggung jawab terhadap
implementasi dan perbaikan program HSE. Tingkat
keberhasilan akan di monitor, evaluasi dan di lakukan
perbaikan (corrective action).
Elemen yang harus diperhatikan
Peralatan
Personel Identifikasi
Identifikasi Jenis yang tepat
Kompetensi Kapasitas
Terlatih Kondisi
Tersedia

Material Informasi
Identifikasi Identifikasi
Jenis yang tepat Kecukupan isi
Kondisi sesuai Edisi sesuai
Tersedia Kondisi sesuai
Komunikatif
Kapasitas
Tersedia
• Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
• Aspek-Dampak, HIRA, tindakan tidak aman, kondisi tidak aman,
• APD, MSDS, dll
Work In Progress...(05)
HSE Meeting : Perusahaan induk dan kontraktor harus
duduk bersama untuk melakukan HSE meeting secara
regular, yang di hadiri oleh semua kontraktor. Di dalam
meeting ini bisa di lakukan training dan proses komunikasi
program lainnya. Record MoM dan daftar hadir harus di
siapkan.
HSE Promotion : Di perlukan kegiatan promosi HSE
selama pekerjaan berlangsung untuk menjaga terjadinya
kecelakaan yang tidak di inginkan. Tidak semua bahaya bisa
di hindari langsung oleh pekerja sehingga masih di perlukan
tanda keselamatan.
Supervisory & Employee EHS communication : Harus di
pastikan dan di komunikasikan bahwa area pekerjaan sudah
tidak berbahaya.
Work In Progress...(06)

 Emergency Drill & Exercise : Kontraktor harus berperan


aktif di dalam emergency drill. Semua kontraktor harus
mengerti akan bunyi alarm system di perusahaan induk.

 Accident, Incident investigation & reporting: Semua


kejadian kecelakaan kerja, near miss harus segera di
laporkan di perusahaan induk. Kemudian secara bersama di
lakukan investigasi kecelakaan kerja.
Final Evaluation

 OBJECTIVE : Evaluasi bersama antara kontraktor dengan


perusahaan induk untuk mendapatkan feedback dari
kegiatan yang sudah berlangsung.

 Final Evaluation & Report : Semua permintaan yang ada


di kontrak harus sudah di selesaikan semua. Semua data
dan document pendukung harus di tanda tangani dan
approval akhir di HSE manager perusahaan induk.
Final Evaluation
Reporting content
 Qualitas dari program HSE dan hasilnya

 Highlight dari aspek positif yang bisa di pergunakan di


kemudian hari.

 Temuan bahaya baru yang terlihat dan cara


penanggulangannya.

 Analisa dari kedua belah pihak untuk perbaikan di kemudian


hari.

 Surat referensi bagi kontraktor untuk bisa di pergunakan


untuk tender selanjutnya.

 Catatan pekerja yang tidak disiplin.


Penghargaan

Anda mungkin juga menyukai