BAMBANG SUGIARTO
DALAM PERTUNJUKAN LAKON
SANG ADIPATI AGUNG SURAKARTA
Oleh
Faris Aprianto
NIM 16124122
1
METODE PENYUTRADARAAN
BAMBANG SUGIARTO
DALAM PERTUNJUKAN LAKON
SANG ADIPATI AGUNG SURAKARTA
oleh
Faris Aprianto
NIM 16124122
2
PERSETUJUAN
Faris Aprianto
NIM 16124122
telah disetujui untuk diajukan dalam ujian tugas akhir karya ilmiah
Pembimbing,
3
PENGESAHAN
Pembimbing,
4
ABSTRAK
5
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. Atas ridanya
belajar untuk tetap rendah hati dan bersyukur atas segala yang telah
skripsi. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa orang-orang tercinta yang
selalu menyemangati. Kepada Bapak Bambang Sugiarto selaku
meluangkan waktu. Semoga dengan melihat skripsi ini beliau bisa sedikit
Semoga dengan kesabaran beliau yang tidak memiliki rasa bosan dalam
langkahnya. terima kasih saya ucapkan kepada Dr. Bagong Pujiono, S.Sn.,
vi
M.Sn. selaku penguji utama, dan Dr. Dra. Tatik Harpawati, M.Sn. selaku
ketua penguji.
kepada Mas Gading, Mas Budi Bodot, Dr. Trisno Santoso, Bapak Lumbini,
dibelakang. Rusa jantan, Wildan, Tia, Ikhwan, Rara, Ipan, Dyah Ayu, Ratri
Sinta, Riski, Sara, Nisa Argarini, Kastol, Kotrakan Jaten, Windi, Hasbi,
Kos Kostrad, Jurnal Risa dikala jenuh, serta teman-teman yang sudah
membantu saya dan tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Dari semua
rasa terima kasih ini, kuucapkan atas segala pengorbanan dan doa kedua
Faris Aprianto
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan dan Manfaat 5
D. Tinjauan Pustaka 6
E. Landasan Teori/Konsep 7
F. Metode Penelitian 8
1. Lokasi dan Waktu Penelitian 8
2. Jenis Data 9
3. Sumber Data 9
4. Tahap Pengumpulan Data 10
5. Analisis Data 12
G. Sistematika Penelitian 13
BAB II SEKILAS TENTANG BAMBANG SUGIARTO 14
1. Biografi Bambang Sugiarto 14
2. Karya dan Prestasi Bambang Sugiarto 18
BAB III STRUKTUR & TEKSTUR PERTUNJUKAN LAKON SANG
ADIPATI AGUNG SURAKARTA 23
A. Analisis Struktur Lakon 23
1. Alur (plot) 23
2. Penokohan 32
3. Latar (setting) 48
4. Tema 51
B. Analisis Tekstur Lakon 53
1. Dialog 54
2. Mood 55
3. Spectacle 57
BAB IV METODE PENYUTRADARAAN BAMBANG SUGIARTO
DALAM LAKON SANG ADIPATI AGUNG SURAKARTA 74
A. Unsur Tafsir Sutradara 74
B. Perencanaan atau Pra Produksi 77
1. Memilih Naskah 78
2. Mengkaji Naskah 78
3. Menentukan Versi dan Tipe Produksi 87
4. Pembuatan Floor-Plan 90
5. Penyiapan Promt Book 91
viii
6. Proses Desain Artistik 92
7. Pemilihan Pemain 94
C. Proses Produksi 95
1. Tahap Fondasi atau Dasar 96
2. Tahap Memberi Isi 100
3. Tahap Pengembangan 101
4. Tahap Pemantapan 103
5. Rehearshal 104
6. Tahap Pementasan 106
D. Metode Penyutradaraan Bambang Sugiarto 1
BAB V PENUTUP 124
A. Kesimpulan 124
B. Saran 125
KEPUSTAKAAN 126
NARASUMBER 127
DISKOGRAFI 128
GLOSARIUM 129
LAMPIRAN 1 Naskah SAAS
LAMPIRAN 2 Biodata Penulis
ix
DAFTAR GAMBAR
x
2
1
BAB I
PENDAHULUAN
Seni Kemasan merupakan ruang kreatif belajar seni teater tradisional atau
modern untuk masyarakat Kota Surakarta. Teater tradisional yang terdapat
1
2
maka dari itu ketika kelas 2 SMA Bambang Sugiarto membentuk teater
gidag-gidig.
segala hal, baik naskah secara lisan atau naskah tertulis. Akan tetapi
sudah dipentaskan, baik dari karya secara lisan maupun karya tertulis.
Kolosal Bersama Rektor, Guru Besar UNS tahun 2018. Ia juga pernah
Sriwedari Solo.
juga mumpuni di bidang tata rias dan busana. Berkat keahlian tata rias
nominasi penata busana Festival Film Indonesia (FFI) dalam film Wage,
dan membantu mata kuliah Javanologi Program Pasca Sarjana UNS dalam
salah satu tokoh teater di Surakarta, dalam acara Hari Teater Dunia yang
memiliki sikap tegas, tetap berpegang pada idealis pribadi, dan bisa
memberikan banyak stimulan kepada pemain dan pendukungnya.
diamanati langsung oleh F.X. Hadi Rudyatmo Wali Kota Surakarta untuk
di dalamnya.
Said (disingkat R.M. Said) melawan kompeni. Peristiwa itu berawal ketika
4
B. Rumusan Masalah
D. Tinjauan Pustaka
dan karya yang sudah dilakukan oleh orang lain sebagai berikut :
Seni Kemasan Sebagai Media Promosi oleh Indriani Dwi Halimah (2016).
Tulisan ini memuat tentang profil sanggar seni kemasan yang dijadikan
Pembelajaran Nilai Moral Bagi Anak oleh Birgitta Ciptaning Sri Prasasti
Jawa Pos Radar Solo (2020). Tulisan ini memuat tentang spektakel yang
tiga dimensi dan kembang api sebagai visual efek senjata. Dalam
E. Landasan Teori/Konsep
atau pra-produksi, dan tahapan produksi. Hal ini bertujuan untuk melihat
F. Metode Penelitian
berikut.
Surakarta.
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun,
yang dimulai sejak bulan Agustus 2020 sampai bulan Desember 2021.
2. Jenis Data
berupa kata–kata tertulis maupun lisan dari orang – orang dan perilaku
3. Sumber Data
akan membagi sumber data menjadi dua bentuk yakni sumber data
Ceremony Solo Great Sale 2020 & Ketoprak Sang Adipati Agung
berikut.
a. Wawancara
1. Narasumber Langsung
Bambang Sugiarto.
b. Studi Pustaka
c. Observasi
5. Analisis Data
pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Data dari beberapa sumber di atas
sebelum dianalisis diolah terlebih dahulu oleh peneliti. Literatur dari studi
pustaka disaring dan dipilih sesuai dengan objek kajian yang diteliti. Data
G. Sistematika Penulisan
Bab III Struktur & Tekstur Pertunjukan Lakon Sang Adipati Agung
pertama tahun 1974 di SMP 6 Surakarta yang sekarang menjadi SMP 13,
14
15
kelas satu SMA Bambang Sugiarto pergi dari rumah selama satu minggu.
Hal ini membuat Bambang Sugiarto tidak kuat untuk tinggal bersama
ayahnya dan memutuskan untuk pergi dari rumah. Setelah pergi untuk
yang ketiga kalinya selama 8 bulan yaitu tahun 1977 sampai 1978,
berhasil membuka toko kainnya sendiri berkat usaha dan kerja kerasnya.
Pada saat itulah Bambang Sugiarto sudah mulai diterima kembali oleh
gidag-gidig. Akan tetapi pada tahun 1998 Bambang Sugiarto harus rela
guru, sosok yang disiplin, otoriter, religius, dan detail. Hanindawan juga
menjadi ruang ekspresi baru bagi Bambang Sugiarto dan masyarakat Solo
yang ingin berkesenian. Sanggar Seni Kemasan menjadi ruang baru untuk
Bambang Sugiarto berekspresi sesuai yang ia inginkan. Bambang Sugiarto
penikmat kesenian tradisi menjadi seorang yang piawai dan mahir dalam
sudah tidak bergabung lagi dengan gidag-gidig sejak tahun 2010. Akan
1978 di gedung Batari, Pangeran Seto tahun 1978, Ronggeng Arumsari tahun
SMA yang di adakan oleh Pelajar Islam Indonesia (PII) tahun 1978 sampai
1980.
lakon. Banyak karya Bambang Sugiarto yang sudah dipentaskan, baik dari
karya tertuang secara lisan maupun karya sudah ditulis. Karyanya antara
lain Tersiksa tahun 1977, PB VI (Sinihun Banguntopo) tahun 2018, dan SAAS
Karya yang dipentaskan adalah lakon Labuh Tresna tahun 2015 di Gedung
Sriwedari Solo.
tahun 2015 dalam Festival Teater Anak di Taman Ismail Marzuki (TIM).
dipentaskan teater De’Bocah antara lain: Bulan dan Bintang yang Tersesat
dan Umar bin Khotob. Tahun 2015 teater De’Bocah mendapatkan penyaji
20
terbaik dalam festival teater anak tingkat nasional di TIM Jakarta dengan
mementaskan lakon Dalang dan Wayang karya Cucu S & Koko Sondari,
dari orang lain. Selain itu ia juga sangat inofatif dalam membuat make up
1995, menjadi salah satu nominasi penata busana terbaik Festival Film
Indonesia (FFI) dalam film Wage, dan membantu mata kuliah Javanologi
Program Pasca Sarjana UNS dalam bidang make up dan kostum tahun
teater tradisi.
menjadi sutradara itu sangat mudah asalkan memiliki sikap tegas, tetap
21
kepada pemainnya.
Wage 2017
UNS
Ngenthit 2018
drama. Istilah drama lebih memfokuskan pada drama sebagai genre sastra
1. Alur (plot)
23
24
oleh Waluyo (2002:8) plot dalam sebuah drama merupakan jalinan cerita
dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh
menjadi tiga babak. Pada pertunjukan lakon SAAS, alur yang terjalin yaitu
alur linier.
Tahapan-tahapan analisis alur dalam pertunjukan lakon SAAS, akan
a. Exposition
mengenai waktu, tempat, serta peristiwa yang sedang dialami oleh tokoh.
mengajak R.M. Said untuk berenang di sungai. Hal ini sontak membuat
R.M. Said menolak ajakan kedua adiknya tersebut. Alasan R.M. Said
menolak ajakan adiknya, karena hari sudah sore dan ia tidak ingin kedua
tidur di kandang kuda seperti biasanya. R.M. Said menolak ajakan dari
bernyanyi, serta orang tua melakukan aktifitas seperti biasa. Kiai Nuriman
Hohendorff.
Adegan diawali dengan dialog tokoh R.M. Said yang sedang menasihati
Matah Ati supaya tidak ikut berperang. Ia khawatir akan terjadi sesuatu
seorang istri. Kesetiaan dan pengorbanan Matah Ati ini terlihat dalam
sudah berada di depan R.M. Said, kemudian R.M. Said memberi nasihat
kepada pengikutnya tentang tiga hal yang harus diingat pada saat perang.
Pertama harus saling memiliki, kedua berani mawas diri, dan terakhir
wajib menjaga satu dengan lainnya. Dalam adegan ini R.M. Said
Sekawandasa Jaya.
b. Complication
keraton Kartasura.
28
berikut.
bahwa cahaya kemuliaan yang berada di dalam diri R.M. Said mulai
itu terbang yang kemudian jatuh ditemukan R.M. Said dan dimakan bulan
sebagaian itu.
akan menjadi raja dan R.M. Said menjadi senapati yang tidak terkalahkan.
sedang bertapa di Giri Bangun. Malam itu ketiga prajurit R.M. Said
mencoba untuk mundur dari perang, karena mereka lelah dengan perang
yang tidak selesai. Ketiga prajurit itu kemudian ingin bertemu R.M. Said,
memberikan nasihat kepada temannya itu tentang janji tiji tibeh, mukti siji
mukti kabeh, akan tetapi ketiga prajurit itu berbalik menasihati temannya.
c. Climax
R.M. Said sudah selesai bertapa di Giri Bangun. R.M. Said mendapatkan
Walanda wangsul ngepung malih wonten ing alas menika’’ (Raden Mas,
peperangan.
dan R.M. Said melawan pasukan kompeni Belanda. Peperangan besar itu
d. Resolution
emosi penonton.
e. Conclution
2. Penokohan
alur dan tokoh dalam jiwa aktor. Pada dasarnya pengkarakteran tokoh
33
diciptakan dengan sifat dan kualitas yang khusus. Karakter tidak hanya
berupa pengenalan tokoh, tetapi juga sikap batin para tokohnya (dalam
Dewojati, 2010:170).
SAAS.
1) R.M. Said
Mangkubumi, serta menantu Kiai Nuriman. Dalam lakon SAAS R.M. Said
dan patuh kepada orang tua. Sifat penyayang R.M. Said ditunjukan pada
R.M. Said juga terlihat ketika ia tidak ingin istrinya ikut andil berperang
Said kecil : Becike ora wae. Mergo iki wis kesoren. Mengko
awake dhewe ora bisa mlebu amarga prajurit sing
jaga regol galak-galak.
34
Sumonarso mengatakan bahwa R.M. Said harus bersabar dan kuat dalam
2) Suradiwongso
karakter cerdas dan piawai dalam memainkan strategi. Oleh karena itu ia
karena siasat R.M. Said. Ia memiliki karakter yang baik, bijaksana, patuh
terhadap orang tua, tegas dan pemberani. Sifat baik dan bijaksananya
berikut.
Selain itu sifat bijaksana selanjutnya adalah adegan ketika R.M. Said
memiliki sifat hormat terhadap orang tua. Sifat itu terlihat pada dialog
3) Sutawijaya
dari tokoh Danureja yang memiliki sifat licik dan kejam. Sifat tersebut
dilakukan kakeknya itu salah. Oleh karena itu ia lebih memilih untuk ikut
membela kejahatan.
sifat bertanggung jawab, ia juga memiliki sifat yang baik, berani, jujur,
4) Hohendorff
PB II. Ia memiliki sifat jahat, licik, dan kejam untuk mendapatkan semua
wilayah Mataram, oleh karena itu ia rela bertindak apapun terhadap siapa
membuat R.M. Said putus asa, karena sudah berhasil memeca belah
kerajaan Mataram.
39
5) Danureja
6) Paku Buwana II
mempunyai rasa percaya diri. Sifatnya yang tidak memiliki rasa percaya
Paku Buwana : Tuan Kapten, Kowe wis krungu dewe ature patih
Danureja. Kepriye mungguh Tuan Kapten?
dialog berikut.
7) Matah Ati
Matah Ati merupakan istri R.M. Said dan anak dari kiai Nuriman. Ia
setia menemaninya. Matah Ati juga memiliki sifat yang kuat dan berjiwa
kompeni Belanda.
8) Pangeran Mangkubumi
9) Ki Ajar Adirasa
Amangkurat yakni nenek dari R.M. Said. Hal ini dibuktikan dengan pesan
pada diri R.M. Said sudah mulai terlihat. Sifat itu dilihat pada dialog
berikut.
Selain itu ia juga memiliki sifat yang baik dan bijaksana dengan
sifat baik, jujur, dan pemberani. Sifat tersebut tergambarkan pada adegan
Kiai Nuriman merupakan bapak dari Matah Ati, mertua R.M. Said,
sifat baik dan bijaksana, tergambarkan sifat baik dan bijaksananya pada
beristirahat dan selalu menjaga satu sama lain. Sifat baik tokoh Kiai
dialog berikut.
R.M. Said sampai menjadi raja. Sifatnya yang baik dan penyayang
3. Latar (Setting)
Istilah latar (Setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang
dan waktu terjadinya peristiwa, ada perbedaan yang tidak mudah dilihat
antara setting bagian dari teks dan hubungan yang mendasari suatu
aspek penting yaitu aspek ruang dan aspek waktu. Di samping dua aspek
49
tersebut, terdapat satu aspek lagi yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek
a. Aspek Ruang
(1) keraton Kartasura, (2) Desa Nglaroh, (3) keraton Surakarta, (4) Dusun
Sukowati, (5) Padepokan Druju, (6) Desa Giyanti, (7) Benteng Vredeburg,
disebutkan di atas, ada satu tempat yang tidak disebutkan dengan jelas,
b. Aspek Waktu
waktu ialah waktu yang terjadi dalam seluruh cerita atau episode dalam
Juni 1741, (2) 13 Februari 1755, (3) 17 Maret 1757, sedangkan waktu siang,
Waktu sore.
Said kecil : Becike ora wae. Mergo iki wis kesoren. Mengko
awake dhewe ora bisa mlebu amarga prajurit sing
jaga regol galak-galak.
c. Aspek Suasana
Selain aspek ruang dan waktu terdapat juga aspek suasana. Aspek
suasana adalah cara pengarang memberikan warna dan kesan agar cerita
terdapat dalam naskah SAAS adalah sebagai berikut. (1) tegang, (2)
genting, (3) sedih, (3) marah, (4) kalut, (5) sunyi, (6) tenteram, (7) cemas,
peperangan.
4. Tema
dari simpulan karakter tertentu, yang bisa jadi merupakan tema secara
keseluruhan lakon dan bisa pula hanya tema sebagai lakon tersebut.
korban berjatuhan dari kedua pihak. Hal ini membuat kompeni merasa
wilayah Mataram menjadi dua bagian. Hal itu membuat R.M. Said merasa
cemas karena kompeni telah menguasai separuh wilayah Mataram.
Selain itu R.M. Said juga sudah mulai kehilangan harapan untuk
dilakukan kompeni.
Said tidak bisa mengusir kompeni dari tanah Jawa, akan tetapi ia bisa
oleh pengamat (spectator), apa yang muncul melalui indera, apa yang
didengar telinga (dialog), apa yang dilihat oleh mata (spectacle), apa yang
1. Dialog
ide utama. Selain itu dialog juga sangat mempengaruhi struktur drama,
yang intens dari awal pertunjukan hingga akhir. Dialog juga membantu
kedudukan mereka di dalam masyarakat. Selain itu, tingkat tutur ini juga
2. Mood
dan irama permainan. Oleh sebab itu mood akan tercipta dan dirasakan
Hal ini bertujuan agar para pemain dapat lebur secara maksimal ke dalam
perang itu membuat R.M. Said merasa sedih dan putus asa karena
3. Spectacle
“terlibat” dalam “dunia” yang lebih besar yang tercipta di atas panggung.
“Dunia” yang dimaksud dalam drama bisa berupa dunia alam, budaya,
lebih melukiskan status dan sifat peran (Satoso, 2012:16-17). Tata busana
dan tata rias yang terdapat pada pertunjukan SAAS adalah sebagai
berikut.
1) R.M. Said
antara sorjan dan beskap, hal itu terlihat dari bentuk ujung depan
pakaiannya yang lancip atau lurus dan bentuk belakang yang krowok atau
berlubang), jarik parang loreng gordo, blangkon, sabuk, epek timang, boro
samir, keris ladrang, dan kalung ulur. Tata rias yang digunakan R.M. Said
merupakan jenis rias bagusan. Rias tersebut memiliki ciri blash on yang
tidak mencolok, terdapat aksen kumis tipis, penegasan pada alis, dan
2) Sutawijaya
Jogja, blangkon, sabuk, kalung ulur, keris ladrang, dan epek timang. Tata
rias tokoh Sutawijaya yaitu rias bagusan. Rias bagusan memiliki ciri-ciri
yaitu mempertegas garis wajah seperti kumis, area mata, pipi, dan alis.
60
3) Suradiwangsa
beskap, jarik ceplok Jogja, blangkon, sabuk, kalung ulur, keris ladrang,
dan epek timang. Tata rias yang digunakan tokoh Suradiwangsa yaitu
4) Matah Ati
Gambar 1.16 Tata Rias dan Kostum Matah Ati adegan percintaan
(Hasil tangkapan layar dari saluran youtube Ekokapti Creative Production)
yang dipakai adalah jarik lereng gordo, kebaya bludru seret emas, konde
ageng, slepe, dan slop. Kostum dan aksesoris saat menjadi Prajurit perang
yaiu jarik prajuritan, kebaya pendek, cepol urai, cundrik, dan slepe. Tata
rias yang digunakan pada tokoh Matah Ati merupakan rias cantik. Ketika
5) Danureja
teni, jarik lereng seling, stagen atau sabuk, iket, kulot, sorjan, dan keris
ladrang. Tata rias tokoh Danureja yaitu rias bagusan dengan mempertegas
6) PB II
panjang cinde (dodot alit), beskap teni (bordir emas), kuluk songkok,
kalung ulur, sumping kuduk, jarik parang barong gordo, rompi, slop,
boro Samir, dan sabuk. Tata rias tokoh PB II yaitu rias bagusan. Rias
7) Hohendorff
jas berekor (kancing depan), celana panjang bahan, sepatu lais panjang,
pistol, pedang, dan lencana pangkat. Tata rias tokoh Hohendorff yaitu rias
8) Eyang Sumonarso
kebaya tutup lengan panjang, jarik batik Jogja, bros, giwang, dan konde.
Tata rias Eyang Sumonarso yaitu riasan karakter tua. Memberikan efek
kerutan dibagian wajah, serta memberi warna putih pada rambut agar
9) Ki Ajar Adirasa
lurik, jarik truntum, jubah, kain ikat, keris gayaman, dan sabuk. Tata rias
kumis tebal berwarna putih, serta memberikan efek kerutan diarea wajah.
sorjan lurik, iket, dan jubah. Aksesoris yang digunakan yaitu keris
gayaman, epek timang, dan sabuk. Tata rias yang digunakan tokoh Kiai
Nuriman adalah rias karakter tua, terlihat dari ornamen tambahan seperti
adalah keris ladrang, kalung ulur, sabuk, epek timang. Tata rias yang
beskap bludru lengan panjang, jarik ceplok Jogja, blangkon, keris ladrang,
sabuk dan epek timang. Tata rias Wira Widagdo yaitu bagusan, dengan
mempertegas garis-garis wajah seperti kumis, area mata, pipi dan alis.
68
panggung.
lampu seperti merah, kuning, biru, dan ditambah lampu yang tidak
Gambar 1.27 Tata Cahaya adegan romasa R.M. Said dan Matah Ati
(Dokumentasi Sanggar Seni Kemasan)
c) Musik
Selain kostum, make up, dan lighting. Musik menjadi salah satu peran
dan nada diatonis. Musik pentatonis dihasilkan oleh alat musik gamelan,
beduk, simbal, terompet, dan biola. Musik dalam pertunjukan lakon SAAS
ilustrasi.
yang terjadi yaitu peristiwa perang Geger pacnan. Pada adegan pembuka
senyap kecuali alat musik saksofon dan biola, alat musik tersebut sebagai
Mangkunegara.
antara R.M. Said dan istrinya Matah Ati. Adegan diawali dengan
nyanyian dan tarian. Lirik yang dinyanyikan tokoh R.M. Said dan Matah
kepada istrinya.
pengejaran tersebut.
d) Properti
adalah kain merah, kain putih, gunungan, gunungan kecil yang dihias
lampu, dan pedang yang dibawa oleh aktor. Adegan selanjutnya adalah
Adegan R.M. Said dan Matah Ati, properti yang digunakan yaitu
simbol perbukitan.
pedang, panah, busur, golok, keris, dan pistol. Pada adegan perjanjian
Giyanti, properti yang digunakan yaitu meja, gulungan kertas, pena, dan
e) Setting
visual gambar yaitu rumah Eyang Sumonarso, Desa Nglaroh, Hutan Desa
Sukowati, padepokan Ndruju, dan Kadipaten Mangkunegara. Sedangkan
73
74
75
membaca naskah. Cara kedua mengenali tokoh dan ketiga tafsir waktu.
cerita fiktif, sejarah, atau adaptasi. Setelah mengenali isi cerita naskahnya,
naskah SAAS diperoleh saat tahun 2018, Sanggar Seni Kemasan di undang
dengan sutradara lain yaitu, jalan cerita lakon SAAS dibuat lebih panjang,
Bangun.
Naskah lakon SAAS menggambarkan perjuangan R.M. Said
banyak yang telah ditindas oleh kompeni. R.M. Said dianggap sebagai
bukan mahluk yang lemah, tetapi perempuan adalah mahluk yang kuat.
pangeran.
77
R.M. Said yang begitu kuat, ada sosok perempuan di belakangnya yaitu
Eyang Sumonarso.
ini banyak menyita waktu dan tenaga, akan tetapi tidak semua sutradara
tipe produksi, pembuatan floor plan, penyiapan prompt book, proses desain
memasuki kehidupan nyata, yang mana pemilihan itu harus cocok dan
Naskah SAAS dipilih langsung oleh Wali Kota Surakarta yaitu F.X. Hadi
Rudyatmo. Pertemuan itu terjadi pada tahun 2018, F.X. Hadi Rudyatmo
memilih Sanggar Seni Kemasan sebagai pengisi acara HUT Kota Surakarta
tidak sia-sia dalam menulis dan menggarap cerita perjuangan R.M. Said.
2. Mengkaji Naskah
2002:95). Tujuan dari mengkaji naskah yaitu mengatahui isi atau misi
yang terkandung dalam naskah. Oleh karena itu pengkajian naskah ini
79
A. Pengkajian Adegan
1) Babak pertama
melawan Belanda.
untuk selalu bersabar dan kuat dalam menjalani cobaan dalam hidupnya.
bermadu kasih dengan istrinya yakni Matah Ati. R.M. Said merasa
Matah Ati mengatakan alasannya ikut perang yaitu sebagai bentuk bakti
terkait prajuritnya yang telah berlatih dan siap untuk perang. R.M. Said
berani mawas diri, dan yang terakhir wajib menjaga satu sama lain.
menyampaikan pesan dari nenek R.M. Said. Pesan itu berisi tentang bulan
sesisih. Bulan sesisih itu kemudian terbang, lalu jatuh ditemukan R.M.
Said yang kemudian Ia makan bulan itu. Maksud dari mimpi tersebut
yaitu, Pangeran Mangkubumi akan menjadi raja dan R.M. Said menjadi
senopati.
2) Babak Kedua
Adegan di awali dengan R.M. Said yang telah selesai bertapa. Ia merasa
Puncak akhir dari adegan ini yaitu bertemunya R.M. Said dengan
Puncak akhir peristiwa lakon SAAS menelan banyak korban dari pihak
tersebut.
wilayah Surakarta yang dipimpin oleh Paku Buwana. Akan tetapi di sisi
3) Babak Ketiga
Belanda. Dalam adegan ini R.M. Said mulai putus asa, karena pihak
Yogyakarta.
B. Penokohan
Naskah lakon SAAS yang ditulis dan disutradarai oleh Bambang Sugiarto,
berbeda. Kedua belas tokoh tersebut yaitu R.M. Said, Suradiwangsa, dan
sebelas tokoh SAAS. R.M. Said merupakan cucu Eyang Sumonarso, suami
Danureja. Tokoh Danureja merupakan patih dari PB II, serta kakek dari
itu Sutwaijaya juga seorang panglima perang dari R.M. Said. Tokoh Matah
Ati merupakan istri R.M. Said dan anak dari Kiai Nuriman. Pangeran
Tokoh Kiai Nuriman merupakan ayah dari Matah Ati, serta guru, dan
mertua R.M. Said. Tokoh Eyang Sumonarso merupakan nenek R.M. Said,
D. Alur
sebab akibat. Secara umum alur atau plot terbagi menjadi tiga jenis, jenis
pertama yaitu alur maju, kedua alur mundur, dan yang terakhir alur
menghadirkan peristiwa geger pacinan, adegan masa kecil R.M. Said, dan
untuk menggabungkan alur cerita masa lalu dengan masa sekarang. Hal
berbeda dari sutradara lain. Selain itu Bambang Sugiarto juga ingin
penonton paham tentang cerita yang ia sajikan. Menurut Bambang
Sugiarto sutrdara yang baik adalah sutradara yang mampu dan bisa
E. Tujuan Naskah
pesan naskah lakon SAAS yakni untuk mengenalkan sosok R.M. Said
disampaikan dalam naskah lakon SAAS yaitu bagaimana sosok R.M. Said
perempuan adalah makhluk yang kuat dan bukan makhluk yang lemah.
R.M. Said yang memiliki karakter yang baik, bijaksana, dan kuat
menerima keadaannya.
secara utuh atau ada pemotongan, apakah cerita akan dibawakan dalam
naskah tersebut.
saat proses latihan awal yaitu reading, Bambang Sugiarto juga mengganti
perubahan yang terjadi pada saat proses latihan bisa dianggap sebagai ke
wajaran, akan tetapi proses perubahan tersebut harus mengacu pada versi
merubah isi dari naskah dan tetap mengacu pada versi naskah asli. Dalam
lakon SAAS yaitu dengan menggunakan naskah dan cerita asli sesuai
lakon SAAS yaitu gaya campuran antara teater modern dengan teater
lain.
pembatas antara pemain dan penonton, serta peristiwa yang terjadi ada
Jawa, serta peristiwa yang terjadi tidak menggunakan sebab akibat yang
jelas.
90
4. Pembuatan Floor-Plan
akan berguna sebagai acuan bagi dirinya sebagai sutradara dan semua tim
floor-plan yang ia buat tidaklah kaku. Jika pada saat proses latihan pemain
prompt book atau catatan sutradara sangat penting. Hal itu sebagai tanda
tidak ia buat secara detail, lantaran ketika proses sudah berjalan pasti
pemain, maupun pendukung yang terlibat. Oleh sebab itu catatan yang
lakukan bisa terjalin secara bersama dengan adanya diskusi dari ide dan
artistik hanya sebagai tim yang merealisasikan ide dan gagasan dari
tim.
banyak aspek didalamnya, antara lain: set yang berbentuk media visual,
tetapi hal tersebut juga berdasarkan ide awal dari Bambang Sugiarto, yang
7. Pemilihan Pemain
kemudian menunjuk satu per-satu untuk membaca dialog dari tokoh yang
baik anak-anak maupun orang tuanya, untuk ikut andil dalam peran.
Setelah semua anggota Sanggar Seni Kemasan sudah ikut andil, barulah
Seni Kemasan.
C. Proses Produksi
pementasan mulai bekerja secara efektif, baik bidang artistik maupun non
bangunan lakon yang sedang diproses. Tahap ini terdiri dari beberapa
waktu. Dalam hal ini sutradara harus memiliki pengetahuan yang penuh
membuat catatan terkait cerita yang ia sampaikan, karena semua tim yang
terlibat dalam pertunjukan lakon ini harus paham apa isi dari naskah.
setiap divisinya, akan tetapi ia juga menginginkan semua tim untuk ikut
muasal cerita, adegan, silsilah tokoh, hubungan antar tokoh, serta pesan
naskah lakon SAAS saja. Cara itu juga sering kali digunakan pada
pada kedua untuk berdiskusi antara pemain, tim artistik, dan sutradara.
begitu pertunjukan akan berjalan secara baik dengan misi dan tujuan yang
sama.
memiliki dua metode berbeda dalam proses reading naskah lakon SAAS.
kedua ini memang dikhususkan untuk aktor yang belum bisa menguasai
proses penting untuk aktor, karena dalam proses tersebut aktor mulai
meraba karakter yang akan mereka perankan. Dalam proses reading, aktor
upaya untuk menghidupkan laku dan gerak pemain. Pada tahap latihan
modern dan teater tradisional pada pertunjukan lakon SAAS. Oleh karena
motivasi di setiap dialog, serta pesan yang disampaikan oleh tokoh dalam
pemain atau aktor mempunyai isi tidak hanya sekedar berdialog atau
bergerak saja. Pada tahapan ini juga memiliki tujuan agar pemain dapat
mencermati hal-hal kecil yang ada pada dialog yang mereka ucapkan.
memberikan motivasi kepada tim artistik untuk percaya dengan apa yang
memberi isi.
101
juga memberikan isi pada tempat pertunjukan. Hal itu bertujuan untuk
kelambu kamar, karena kain itu muncul di adegan R.M. Said bersama
Matah Ati sedang bercinta yang digambarkan dengan tari dan nyanyian.
suasana pada saat pementasan menjadi nyata, dan sesuai dengan latar
ceritanya, sehingga pesan yang disampaikan aktor dapat dipahami oleh
3. Tahap Pengembangan
dapat merubah blocking, motivasi, serta emosi yang mungkin tidak terbesit
dalam pikiran Bambang Sugiarto sebagai sutradara. Maka dari itu dalam
merupakan tahap yang ia sukai, karena dalam proses ini kreativitas dan
koki yang sedang meramu masakan. Jika masakannya kurang asin atau
menyempurnakan masakannya.
103
melihat pendukung artistik supaya menjadi tim cerdas dan kreatif dalam
4. Tahap Pemantapan
Sugiarto antara lain, memastikan dialog, gestur, irama, tempo, serta olah
rasa yang dilakukan aktor, lain itu juga memastikan unsur-unsur artistik
sutradara.
dua hari sebelum pementasan atau gladi kotor dan satu hari sebelum
bahwa tahapan ini dapat dipahami sebagai tahap kesepakatan dari proses
5. Rehearshal
pementasan. Saat inilah para pemain dan seluruh pendukung artistik akan
dan musik, serta hal-hal yang terkait kelancaran teknis panggung (Anirun,
2002:117).
Sugiarto dalam lakon SAAS ini berbeda dengan proses yang dilakukan
umum yang ia lakukan merupakan proses sejak dari awal reading, blocking,
pertunjukan, serta tidak memakan waktu untuk menata setting pada saat
pementasan, atau disebut gladi kotor dan gladi bersih. Gladi kotor yang
Lakon SAAS melakukan gladi bersih pada saat satu hari sebelum
untuk meninjau kembali hasil dari pemindahan proses gladi kotor, serta
6. Tahap Pementasan
akan menguji sejauh mana ketangguhan, disiplin dan kerja keras seluruh
merupakan hal yang ditunggu dan dinanti oleh semua tim, terutama bagi
2020 di Balai Kota Surakarta. Dalam proses lakon SAAS Bambang Sugiarto
hanya memiliki waktu satu bulan untuk berproses, lantaran pada proses
kali ini merupakan proses spesial karena dipilih langsung oleh Wali Kota
bahwa dalam setiap prosesnya pasti ada rasa ketidakpuasan. Akan tetapi
dari rangkaian acara HUT Kota Surakarta, akan tetapi penonton masih
tetap antusias menonton pertunjukan sampai selesai.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
seorang seniman yang produktif dalam dunia seni panggung yakni seni
teater ataupun seni kethoprak. Ia juga mahir dalam tata rias dan kostum,
serta menjadi seorang penulis lakon. Oleh sebab itu karya Bambang
Sugiarto memiliki daya ungkap yang kuat tidak hanya pada kekuatan
dalam pertunjukan.
panggung tobong.
115
116
B. Saran
sebagai peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata
mudah didapatkan.
KEPUSTAKAAN
Argarini, Nissa. 2017. Kelas Sosial Masyarakat Jawa Analisis Pertunjukan Leng
Surakarta.
Dwi, Halimah. 2016. Pembuatan Feature Profil Sanggar Seni Kemasan sebagai
Jawa Pos Radar Solo. 2020. Ketoptak Kolosal Penggugah Kaum Milenial.
Artikel.
Surakarta.
117
118
Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian Skripsi, Tesisi, Disertasi, dan Karya
Satoto, Soediro. 1985. Wayang Kulit Purwa makna dan Struktur Dramatiknya.
(Javanologi). Yogyakarta.
119
DISKOGRAFI
120
GLOSARIUM
panggung.
Mood : Suasana.
drama.
121
122
sebuah adegan.
pertunjukan teater.