Anda di halaman 1dari 4

Setelah pembahasan mengenai perhitungan bisnis Galena, marilah kita

bahas cara pengolahan Batu Galena menjadi Pb atau Timah Hitam.

Ada beberapa cara dalam pengolahan batu galena yang akan


dijabarkan kelebihan dan kekurangannya.
Jenis Tungku Kelebihan Kekurangan

Konvensional -Teknologi murah. -Produksi Rendah

-Industri rumah tangga -Scala bisnis kecil

-Limbah&polusi rendah -overhead sedang

-bisa dilakukan sendiri

Dapur Tinggi -Produksi Sedang -Teknologi sedang

-skala industri manufaktur -Overhead Tinggi

-limbah&polusi sedang

Flotasi Separator & -Overhead rendah -Teknologi Tinggi


Burner
-Produksi Tinggi -limbah&polusi Tinggi

-skala industri manufaktur.

Diperusahaan ini memiliki ke-3 tungku ini, Untuk proses produksi


sendiri menggunakan Separator&Burner untuk mengejar Target 10 Ton
Pb per hari. Tungku Konvensional digunakan untuk melakukan Analisa
Research and Development. Dapur Tinggi merupakan tungku yang
digunakan untuk proses produksi sebelum datangnya teknologi
Separator, baru – baru ini dapur tinggi digunakan untuk memproses
Fe.

Disini saya akan memaparkan Cara OLAH GALENA dengan TEKNOLOGI


MURAH !!!.

1. Tungku Konvensional (Teknologi Rendah dan Murah)

Cara Pembuatan Tungku :

1. Siapkan Drum oli/minyak, dibelah sehingga tinggi Drum 60Cm.


2. Gali tanah dengan kedalaman 65cm, dengan diameter menyesuaikan dengan Drum.
3. Letakkan Drum didalam lubang galian, lalu dikubur/ditutup sehingga diameter lubang
tanah 40 cm dengan tinggi 50 cm.
4. Lubang di Cor dengan menggunakan Bata merah, semen pasir, dan pasir halus,
sehingga diameter menjadi 30 cm tinggi 45 – 40 cm. (Kalau punya Dana Lebih, bisa
menggunakan Bata api, crusibel).
5. Sistem Pengeringan +/- 6 hari untuk sempurna. Selesai.
Peralatan yang diperlukan :

1. Sekop cap Mata / Jipang.


2. Sekop Pengaduk ( panjang 1.5 Meter )
3. Blower 5’ inch.
4. Hong / Pipa Besi (kalo bisa nikel crome)
5. Instalasi pemasangan Hong.
6. Gayung Stainless.
7. Cetakan Pb.

Bahan – Bahan :

1. Pasir Galena 100kg.


2. NAOH 25kg.
3. Areng 60kg.
4. Waterglass 2kg.
5. CaCo3 / CaO 4 – 5kg.

Cara Pengolahan :

1. Campurkan semua bahan (kec.Areng).


2. Masukan Areng kedalam tungku dan bakar dengan sedikit minyak/solar.
3. Nyalakan blower hingga areng menyala merah, lalu tambahkan Areng lagi hingga
tungku penuh dengan Areng dan Hong tertutup areng.
4. Awurkan bahan sedikit demi sedikit diatas tungku, yang secara perlahan akan
meleleh.
5. Tambahkan areng jika api tidak lagi besar dengan proses pembalikan.
6. Lakukan selama 2 Jam, setelah itu bersihkan tungku dari slax/kotoran (seperti
Gulali).
7. Lakukan dengan Sekop, terus saja bersihkan sampai akan terlihat cairan perak (Pb
cair) di bagian bawahnya. Untuk membantu pembersihan cairan Pb dari Slax bisa
menggunakan serbuk areng.
8. Setelah bersih dari slax, ciduk cairan Pb dengan menggunakan gayung steinless,
tuangkan diatas cetakan. Selesai.

==================================================================================

Galena
I.1. Galena Si Timah Hitam (Pb)
         Batuan galena merupakan bahan baku dalam pembuatan logam timah hitam (Pb).
Melalui proses pengolahan dan pemurnian, batuan mengandung unsur Pb dipisahkan dari
pengotornya untuk diambil logam timah hitam. Kegiatan penambangan galena dapat
menggunakan alat-alat berat seperti Backhoe dan Dumptruck ataupun cara tradisional dengan
membuat terowongan bawah tanah mengikuti strike endapan galena (Coyote Mining
Methode). Beberapa daerah pesebaran mineral Galena di Indonesia antara lain di Aceh Timur
- Nangroe Aceh Darussalam, Pasaman - Sumatera Barat, Lebak, Padeglang dan Serang -
Jawa Barat, Ponorogo - Jawa Timur dan Wonogiri - Jawa Tengah.
            Dalam bisnis perdagangan, logam Timah Hitam (Pb) merupakan salah satu jenis
logam yang banyak dibutuhkan. Hampir 75% industri memerlukan logam ini untuk
pembuatan baterai dan eletroda aki karena galena memiiki sifat yang anti korosi dan mampu
menahan radiasi dan sisanya untuk produk-produk plumbing dan minyak, pelapis pada
ruangan rontgen serta reaktor nuklir. Di Indonesia, kebutuhan Pb masih belum dapat dipenuhi
kebutuhannya sehingga logam ini sangat dicari untuk kebutuhan industri. Sebelum tahun
2009, mineral galena banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah untuk memenuhi
kebutuhan industri luar negeri terutama ke China. Setelah dikeluarkannya Undang - Undang
No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yang mengatur ekspor bahan
baku mineral menyebabkan para eksportir tidak dapat lagi mengirim langsung dalam bentuk
batuan/mineral ke luar negeri, tetapi harus diolah dulu setidaknya menjadi bullion (batangan)
agar memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan meningkatkan pendapatan asli
daerah sumber bahan baku galena.

“Kebutuhan logam Pb di Indonesia saat ini masih belum dapat terpenuhi sehingga logam ini
masih sangat dicari. Diharapkan, dengan UU No 4 tahun 2009 yang dikeluarkan
oleh   pemerintah diharapkan para eksportir tidak hanya mengirim logam Pb ke luar negeri,
tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan dalam negeri akan timah hitam.”

I.2. Morfologi Galena dan Keberadaannya  


Batuan galena terjadi sebagai akibat dari proses hydrothermal magma. Galena biasanya
ditemukan di sekitar batuan metamorf dan batuan beku. Singkapan mineral galena bisa
terlihat di lereng perbukitan atau tepian sungai di daerah batuan metamorf karena pada saat
terjadinya galena larutan hydrothermal menerobos lapisan batuan metamorf atau batuan beku
dan mengikuti jalur rekahan - rekahan pada batuan. Pada beberapa tempat, keberadaan
mineral galena berdekatan ataupun didapatkan berasosiasi dengan unsur-unsur atau mineral-
mineral lainnya seperti : tembaga, emas, zink, perak dan lain sebagainya.
Galena atau timah hitam keberadaannya di alam berupa senyawa PbS. Apabila unsur sulfida
dominan pada batuan galena maka secara fisik akan terasa aroma sulfida di lokasi batuan
tersebut. Mineral-mineral lain yang biasanya ditemukan dekat dengan galena yaitu Sphalerit,
Pyrite (FeS2) dan Kalcopyrite (CuFeS2). Memisahkan mineral-mineral pada batuan galena
harus memperhatikan sifat mineral tersebut baik sifat fisik, kimia dan mineralogi. Galena PbS
memiliki karakteristik sebagai berikut : kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 7,2 s/d 7,6, kilap
metal, warna abu-abu dengan garis hitam saat digores; Sphalerit ZnS mempunyai
karateristik : kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 3,9 s/d 4,2, kilap metal, warna
kuning,coklat atau hitam, goresan warna orange kuning dan Chalcopyrite CuFeS2 bercirikan
kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 4,1 s/d 4,3, kilap metal, warna kuning tembaga, goresan
hitam kehijauan.
“Bahan galian logam lainnya yang tertutama adalah Galena yang merupakan bijih timah
hitam (Pb). Mineralisasi galena terkait dengan mineralisasi emas tersebar di kecamatan
Cibeber, Cipanas, Panggarangan dan Malingping.”

Anda mungkin juga menyukai