LAPORAN AKHIR
LAPORAN PERENCANAAN
DAN
NOTA PERHITUNGAN
NOMOR : 074/20/III/2006
TANGGAL : 01 Maret 2006
PT. WASTUWIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
SATUAN KERJA PERENCANAAN UMUM, PERENCANAAN TEKNIS
DAN MANAJEMEN RANTAI PENGADAAN
BAPPEDA PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Jalan Tgk. H.M. Daud Beureu-eh No. 26 Banda Aceh Telp. (0651) 21440
LAPORAN AKHIR
LAPORAN PERENCANAAN
DAN
NOTA PERHITUNGAN
KECAMATAN : JAYA
PT. WASTUWIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
DED Infrastruktur Desa di Propinsi NAD Laporan Perencanaan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar ……………………..……………………………………………….. i
Daftar Isi …………………………….……………………………………………… ii
Daftar Tabel ………………………………………………………………………… vi
Daftar Gambar ……………………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………… I-1
1.2. Maksud dan Tujuan …………………………………………… I-1
1.3. Sasaran …………………………………………… I-2
1.4. Lingkup Pekerjaan ………………………………………….... I-2
1.5. Kebijakan dan Strategi Penanganan ………………………….. I-3
1.6. Sumber Dana ……………………………………………………. I-4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.2.1. Kecepatan aliran air yang diijinkan berdasarkan jenis material ……. V-37
Tabel 5.2.2. Hubungan kemiringan saluran samping jalan (i)
dan jenis material ……………………………………………. V-37
Tabel 5.2.3. Hubungan kemiringan saluran samping jalan (i)
dan jarak pematah arus (L) …………………………………… V-38
Tabel 5.2.4. Variasi fungsi periode ulang (Yt) ........................................... V-41
Tabel 5.2.5. Nilai Yang Tergantung Pada n ( Yn ) ........................................... V-42
Tabel 5.2.6. Hubungan Deviasi Standar (Sn) dengan Jumlah Data (n) …………. V-43
Tabel 5.2.7. Hubungan kondisi permukaan dengan koefisien hambatan ………. V-45
Tabel 5.2.8. Hubungan kondisi permukaan tanah dan koefisien pengaliran ( C ).. V-46
Tabel 5.2.9. Hubungan Kemiringan talud dan besarnya debit .............................. V-48
Tabel 5.4.1. Alternatif Pemakaian Bahan Bangunan Untuk Tangki Septik ..……. V-74
Tabel 5.4.2. Type Jamban ………………………………………………..……. V-76
Tabel 5.4.3. Ukuran Septik Tank Berdasarkan Pemakai ……………..……. V-77
Tabel 5.4.4. Bidang Resapan ………………………………………..…… V-77
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.5.1. Bin atau Sampah yang Terbuat dari Plastik ………………….. V-78
Gambar 5.5.2. Perletakan Wadah Sampah Non-Permanen ………………….. V-79
Gambar 5.5.3. Armada Pengumpul Sampah Dengan Ukuran Kecil …………. V-81
Gambar 5.5.4. Truk Pengangkut Sampah ……………………………………. V-81
Gambar 5.5.5. Kontainer yang Terbuat dari Plastik/Fiber dan Logam .…………. V-82
Gambar 5.5.6. Perletakan Kontainer pada Tempat Tertutup ……………..……. V-83
Gambar 5.5.7. Skema Pengelolaan Sampah pada Kawasan Perumahan .…………. V-83
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Bencana Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember
2004, telah menyebabkan beberapa wilayah Kota/Kabupaten di Provinsi NAD telah
mengalami kerusakan berat yang diakibatkan oleh bencana tersebut. Kerusakan berat ini
terjadi hampir di seluruh sektor kegiatan perkotaan, pedesaan termasuk sarana dan
prasarana (infrastruktur) di tempat tersebut. Untuk mempercepat/menanggulangi kesulitan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dari sarana dan prasarana yang hancur maka
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Propinsi Aceh-Nias telah membuat program
kegiatan guna mempercepat pemulihan atau merehabilitasi dan merekonstruksi kembali
sarana dan prasarana yang hancur tersebut.
Adapun Tujuannya adalah mempercepat pemulihan kawasan pedesaan akibat gempa bumi
dan tsunami agar kondisi desa dapat berfungsi kembali seperti sedia kala dan memacu
terciptanya desa yang lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya.
1.3. Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah tersusunnya suatu dokumen Detail Engineering Design
(DED) Infrastruktur Desa untuk Jalan, Drainase, Air Bersih, Air Kotor, Persampahan,
Listrik, Telepon dan Lansekap sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.
Lingkup Pekerjaan Penyusunan DED Infrastruktur Desa ini meliputi 32 Lokasi desa yang
termasuk dalam penyusunan DED ini yang tersebar di beberapa kecamatan dan berada di 3
Daerah Tingkat II yaitu Kota Banda Aceh , Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Aceh
Jaya.
Hampir 1/3 wilayah Propinsi Aceh mengalami bencana gempa bumi dan tsunami, maka
melalui program rehabilitasi dan rekonstruksi pemerintah dalam hal ini Badan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Aceh-Nias melaksanakan pembangunan penyediaan prasarana dan sarana
yang hancur akibat bencana gempa dan tsunami.
Kebijaksanaan dalam rangka mendukung program tersebut diutamakan pada pemenuhan
kebutuhan prasarana dan sarana dasar.
Adapun strategi penanganan yaitu dalam proses penyusunan program kegiatan ini
dilaksanakan oleh Konsultan bersama masyarakat setempat, sedangkan peranan Pemerintah
hanya berupa bimbingan dan pembinaan teknis serta pengawasan dan pengendalian
program.
Setelah program kegiatan berupa usulan kegiatan tersusun, maka tindak lanjut dari usulan
program kegiatan tersebut di sempurnakan oleh Konsultan untuk dibuat Detail Engineering
Design (DED). Dari DED itulah yang nantinya digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
teknis dalam kegiatan fisik/konstruksi.
Sumber dana kegiatan penyusunan Detail Engineering Design (DED) Infrastruktur Desa di
Propinsi NAD ini berasal dari APBN - P tahun 2006 yang dikoordinasikan dibawah Satuan
Kerja (Satker) Perencanaan Umum, Perencanaan Teknis dan Manajemen Rantai
Pengadaan, Bappeda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
BAB II
KONDISI EKSISTING
2.1. Jaringan Jalan
Jalan utama yang ada di Desa Gampong Baro merupakan jalan kolektor dengan lebar 4-5 m
yang menghubungkan Desa Gampong Baro dengan desa-desa sekitar serta merupakan akses
utama desa dari jalan arteri.
Jalan lingkungan yang berada di dalam desa memiliki lebar 3 m yang membentuk pola
jaringan internal pergerakan Desa Gampong Baro. Jalan lorong yang berada pada area
permukiman memiliki lebar 2 -3 m.
Sebelum terjadi bencana konstruksi perkerasan jalan kolektor menggunakan konstruksi
perkerasan aspal (penetrasi makadam). Setelah bencana mengalami kerusakan, dimana
konstruksi lapis perkerasannya terkelupas dan kontruksi pondasi jalannya terangkat
.Sedangkan jalan lingkungan dan jalan lorong masih berupa jalan tanah.
2.2. Drainase
Sistem drainase yang ada di Gampong Baro menggunakan sistem gravitasi, dimana pola
pengaliran air hujan dan air limbah (buangan) rumah tangga dari area tangkapan dialirkan
secara gravitasi ke tempat yang lebih rendah menuju ke saluran pembuang primer desa yang
ada di sekitar kawasan menuju ke areal persawahan. Jaringan drainase yang ada di Gampong
Baro berupa saluran sekunder di sisi jalan dengan lebar 0,5 m dengan konstruksi batu kali
yang berfungsi sebagai pengumpul air dari blok-blok kawasan untuk dialirkan menuju ke
sungai dan areal persawahan. Setelah terjadi bencana kondisi konstruksi saluran drainase
mengalami kerusakan dan tertimbun lumpur.
2.4. Persampahan
Sampah di Gampong Baro berasal dari masing-masing rumah penduduk dan kantor atau
fasilitas umum. Sampah ini berupa sampah domestik yang bersifat organik dan mudah
membusuk. Baik sebelum maupun setelah bencana penanganan sampah tiap rumah dibuang
sendiri dengan ditimbun dan dibakar di halaman atau tanah kosong.
2.6. Listrik
Untuk infrastruktur listrik baik sebelum maupun sesudah bencana disediakan oleh PLN.
Sebelum tsunami jumlah rumah yang menggunakan fasilitas PLN mencapai 61 rumah tangga
(86%).
2.7. Telepon
Sebelum terjadi tsunami, kebutuhan telekomunikasi warga Gampong Baro dilayani oleh
jaringan telepon dari TELKOM. Jaringan kabel telepon dipasang dipinggir jalan menggunakan
tiang-tiang telepon.
Setelah terjadi tsunami kondisi jaringan telepon rusak dan terputus total.
Bab III
Survey Topografi
3.1. Umum
Yang dimaksudkan Survey Topografi disini adalah kegiatan di lapangan berupa pekerjaan
pengukuran trace jalan dan saluran drainase pada lokasi pekerjaan yang meliputi
pengukuran poligon dan sipat datar di seluruh lokasi pekerjaan. Adapun tujuannya adalah
untuk mendapatkan gambaran umum secara lengkap tentang kondisi lapangan baik kondisi
prasarana maupun teffrainnya.
Data topografi yang tersedia untuk lokasi rencana didapatkan dari peta masterplan hasil
perencanaan Desa (Village Planning).
Pekerjaan survey topografi ini meliputi pekerjaan pemasangan Benchmark (BM) sebagai
titik tetap, pengukuran titik kontrol vertikal dan horisontal, pembuatan tampang
memanjang dan melintang jalan dan saluran.
Benchmark dibuat dari patok beton ukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm yang terdiri dari
campuran semen, pasir dan batu split/kerikil dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Benchmark
dipasang di lokasi pekerjaan pada tempat yang mudah dijangkau untuk keperluan
pengukuran dan aman dari kemungkinan kerusakan akibat pelaksanaan pada masa
konstruksi ataupun paska konstruksi.
Setelah selesai pemasangan, patok BM tersebut diikatkan ke referensi BM yang sudah ada.
Jika di lokasi perencanaan tidak terdapat patok BM yang dapat digunakan sebagai
referensi, maka untuk menentukan elevasi patok BM digunakan koordinat lokal.
Pengukuran kerangka horisontal / Poligon ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
titik kontrol Horizontal (X ; Y) dari semua titik tetap (Bench Mark) dan titik-titik poligon
lainnya serta sebagai pengikat titik horizontal untuk keperluan pengukuran situasi dan
potongan melintang atau cross section.
Pengukuran Waterpass (Sipat datar) dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan titik
kontrol vertikal (Z) dari semua titik tetap (Bench Mark) dan titik-titik poligon lainnya serta
sebagai pengikat titik tinggi untuk keperluan pengukuran situasi detail. Pengukuran
dilakukan dengan metode sipat datar menggunakan alat ukur waterpass.
Jalur pengukuran sipat datar utama mengikuti jalur pengukuran poligon sehingga dengan
demikian juga merupakan jaringan tertutup (kring). Pengukuran sipat datar dibuat perseksi
dimana tiap seksi dilakukan pengukuran pergi pulang dalam kurun waktu 1 (satu) hari.
Pembuatan potongan melintang jalan dan drainase dilakukan lebih utama untuk keperluan
perencanaan. Potongan melintang dilakukan tiap jarak 50 m dan untuk tikungan/belokan
tiap jarak 25 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Oleh karena itu data yang ditampilkan harus lengkap. Untuk potongan melintang jalan,
data yang ditampilkan adalah :
1. Elevasi as jalan
2. Elevasi tepi jalan
3. Elevasi dasar saluran tepi kiri
4. Elevasi dasar saluran tepi kanan
5. Jarak antar titik.
3.6.1. Pengambaran
Sebagai bentuk laporan akhir dari pekerjaan pengukuran ini, maka konsultan
menyusun Laporan hasil pengukuran berupa Laporan Penunjang (Pekerjaan
Pengukuran) yang berisi data-data asli dari pengukuran di lapangan maupun hasil
perhitungan di kantor dan gambar-gambar hasil perhitungan tersebut.
BAB IV
REVIEW PERENCANAAN DESA
4.1. Jalan dan Transportasi
Dusun Melinteng (Non Relokasi)
Perbaikan jalan (Overlay) yang mengalami kerusakan dengan aspal penetrasi
↑ Jl. Utama lebar 5 m, ROW 9 m sepanjang 755 m.
Peningkatan jalan lokal dan peningkatan jalan lingkungan dari lapisan tanah/makadam
dengan aspal penetrasi.
↑ Jl. Lingkungan B, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lokal G, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lokal H, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lokal I, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lokal N, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lokal M, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lokal C, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lokal D, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lokal E, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lokal F, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lorong J, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lorong K, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lorong L, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lorong O, lebar 4 m, ROW 9 m
↑ Jl. Lorong P, lebar 4 m, ROW 9 m
Pelengkap jalan meliputi:
↑ Saluran tepi jalan, yang difungsikan juga sebagai saluran drainase kawasan.
↑ Lampu jalan, yang disesuaikan dengan penerangan kawasan
4.2. Drainase
Dusun Melinteng (Non Relokasi)
Pembangunan saluran drainase
↑ Pembangunan saluran baru di kanan kiri jalan lingkungan, dengan lebar 0,5 m.
↑ Pembangunan saluran baru di kanan kiri jalan lokal, dengan lebar 0,5 m.