Kelas B : Senin, 12.30-14.10 , Ruang Lab Geografi Fisik 44F 105 Kelas A : Rabu, 08.50-10.30, Ruang Lab Geografi Fisik 44F 105 Fisiografi Jawa Bagian Timur Fisiografi Jawa Bagian Timur Menurut Lehmann dan Bartstra, Jawa bagian timur memiliki zona-zona yang perkembangannya paling baik dibanding zona- zona di Jawa bagian barat dan bagian tengah.
Perbedaan substansial dari jawa bagian barat
hingga timur menurut Verstappen merupakan hasil dari kompartemensasi kontak lempeng oleh sejumlah sesar normal yang diarahkan utara ke selatan Fisiografi Jawa Bagian Timur
Sketsa fisiografi Pulau Jawa Bagian Timur
(diadopsi dari Bemmelen, 1949 dalam Toha dan Barianto, 2015). Fisiografi Jawa Bagian Timur Fisiografi Jawa Bagian Timur dibagi menjadi : 1. Zona Alluvial Jawa Utara 2. Zona Rembang 3. Zona Randublatung 4. Zona Kendeng 5. Zona Solo 6. Zona Gunungapi Kuarter 7. Zona Pegunungan Selatan Fisiografi Jawa Bagian Timur 1. Zona Alluvial Jawa Utara • Dataran ini terbagi menjadi 2 yaitu daerah barat dan timur. • Daerah barat dimulai dari Semarang ke timur sampai ke Laut Jawa, sedangkan bagian timur mulai dari Surabaya ke arah barat laut (Sidoarjo, sebagian mojokerto, Jombang) Fisiografi Jawa Bagian Timur Zona Alluvial Pantai Utara bagian barat
Zona Alluvial Pantai Utara
bagian Timur Fisiografi Jawa Bagian Timur 2. Zona Rembang • Zona ini merupakan jajaran perbukitan yang membentuk antiklinorium (pegunungan lipatan) yang memanjang dari barat-timur yaitu mulai dari purwodadi, blora, jatirogo, tuban sampai Pulau Madura dan Kangean, • Zona ini juga berselingan dengan daratan alluvial (dekat Blora, Jojogan, sepanjang hilir Bengawan Solo). • Perbukitannya memiliki lebar rata-rata 50 km dengan ketinggian maksimal 500 mdpl. • Perbukitannya juga hampir mendekati pantai utara dan dipisahkan dengan pantai pasir yang sempit • Di dekat Tuban terdapat Perbukitan batugamping yang digunakan sebagai bahan galian mineral tambang dan semen Fisiografi Jawa Bagian Timur 2. Zona Rembang Fisiografi Jawa Bagian Timur 3. Zona Randublatung • Zona ini merupakan zona pemisah antara Zona Rembang dengan Zona Kendeng, disebut juga dengan Depresi Randublatung • Zona ini berbentuk lembah yang memanjang dari barat ke timur, istilahnya Sinklinorium yaitu mulai dari Semarang, Purwodadi, Randublatung, Ngimbang, hingga Wonokromo (Surabaya) • Zona Randublatung ini menunjukkan bahwa arah pergerakan lipatan untuk Zona Rembang memiliki arah pergerakan ke selatan, sedangkan Zona Kendeng memiliki arah ke utara Fisiografi Jawa Bagian Timur 3. Zona Randublatung Fisiografi Jawa Bagian Timur 4. Zona Kendeng • Zona Kendeng merupakan antiklinorium kelanjutan dari Zona Pegunungan Serayu Utara di Jawa Tengah • Zona ini memiliki panjang 250 km, mulai dari Semarang dengan lebar 40 km hingga menyempit ke arah timur yaitu daerah situbondo sekitar 20 km. • Zona Kendeng terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian barat dan bagian timur, dipisahkan oleh endapan alluvial Sungai Brantas di Surabaya Fisiografi Jawa Bagian Timur 4. Zona Kendeng
Zona Kendeng bagian barat
Pemisahnya adalah endapan
alluvial Sungai Brantas
Zona Kendeng bagian timur
Fisiografi Jawa Bagian Timur 5. Zona Solo Terbagi menjadi 3 subzona yaitu : • Subzona solo (bagian tengah) merupakan bentuk dari deretan pegungungan api kuarter dan daratan antar gunung api. Daratan ini umumnya terbentuk dari endapan lahar. • Subzona Blitar merupakan bagian dari jalur depresi yang berhubungan dengan pegunungan selatan di bagian wilayah selatan yang ditutupi endapan aluvial. • Subzone ngawi (bagian utara) merupakan depresi yang berbatasan dengan subzona solo bagian selatan dan pegunungan kendeng bagian utara. Subzone ini dibentuk oleh endapan aluvial dan endapan gunung api. Fisiografi Jawa Bagian Timur 5. Zona Solo Terdapat 3 subzona : Subzona Solo, Subzona Ngawi, dan Subzona Blitar Fisiografi Jawa Bagian Timur 6. Zona Gunungapi Kuarter • Gunung api kuarter menempati bagian tengah dari Zona Solo • Sebenarnya zona gunungapi kuarter termasuk dalam Zona Solo • Gunungapi Kuarter yang tidak menempati zona Solo dan terletak di utara adalah adalah Gunung Muria (1.602 m) dan Gunung Lasem (806 m) Fisiografi Jawa Bagian Timur 6. Zona Gunungapi Kuarter (Lanjutan) • Gunungapi kuarter ini dimulai dari Jawa Tengah yaitu Gunung Sundoro (3.135 m), Sumbing (3.371 m), Merbabu, Merapi, Lawu, hingga di daerah Jawa Timur bagian tengah yaitu Wilis, Kelud, hingga Arjuno-Welirang Fisiografi Jawa Bagian Timur 6. Zona Gunungapi Kuarter (Lanjutan) Di bagian timur terdapat kompleks Gunung Tengger- Semeru, Lamongan Argopuro, Raung, Hingga Kompleks Ijen Fisiografi Jawa Bagian Timur 6. Zona Gunungapi Kuarter Fisiografi Jawa Bagian Tengah 7. Zona Pegunungan Selatan • Zona Pegunungan selatan di Jawa Timur terbagi menjadi 3 bagian • Di Bagian barat terhubung dengan Kawasan Karst Gunungsewu hingga berakhir di Pacitan • Selanjutnya terhubung dengan pegunungan selatan di Tulungagung, Trenggalek, hingga selatan Turen dengan lebar 25 km. • Jadi Bagian pertama mulai dari Pacitan hingga selatan Turen Fisiografi Jawa Bagian Tengah 7. Zona Pegunungan Selatan • Mulai dari Turen hingga pegunungan selatan di Jember dipisahkan oleh dataran rendah Lumajang, meskipun demikian Pulau Nusa Barong merupakan kelanjutan dari struktural Pegunungan Selatan yang menghubungkan Puger dengan Sungai Baru di Betiri • Jadi Bagian kedua Pegunungan Selatan mulai dari Pulau Nusa Barong, Puger hingga Meru Betiri Fisiografi Jawa Bagian Tengah 7. Zona Pegunungan Selatan • Antara Meru Betiri ke bagian ketiga dipisahkan oleh dataran rendah Rogojampi (Banyuwangi), terdapat bukit Pumpangpitu (489 m) yang terpisahkan sendiri • Bagian ketiga Pegunungan Selatan adalah semenanjung Blambangan atau Gunung Purwo (360 m), yang tersambungkan ke Pesisir Selatan Pulau Jawa dengan endapan alluvial selebar 22 km. Fisiografi Jawa Bagian Timur 7. Zona Pegunungan Selatan