SKRIPSI
Oleh :
111101014
FAKULTAS KEPERAWATAN
2015
SKRIPSI
Oleh :
111101014
FAKULTAS KEPERAWATAN
2015
Abstrak
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga penulis
sebagai tugas akhir yang harus dipenuhi untuk memenuhi salah satu persyaratan
Pada saat penyelesaian skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang
Sumatera Utara.
4. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai dosen pembimbing
motivasi serta dukungan kepada saya selama proses penyelesaian skripsi ini.
vi
penulisan proposal
untuk meneliti di Sekolah tersebut dan juga kepada guru-guru dan staff
berlangsung.
9. Teristimewa kepada orang tuaku tercinta Alm. Erwin Pangidoan Siagian dan
Mahrumi Siregar S.PdI yang tetap setia memberikan doa dan dukungannya
Siagian S.Pd dan adikku Pandi Wira Jaya Siagian yang sudah mendoakan dan
10. Kepada seluruh keluarga besar saya yang juga turut mendoakan dan memberi
khususnya kepada Anggi, Emma, Rispa, Rafika, Via, Silvia dan Warnila yang
vii
skripsi ini , Fandi, Fachri, Feby, Husnul, Zuraida, Nurhamidah, Kurnia, Desi,
Pandi, Diyah, Atika, Wilda, Nirwan, Ramadan, Paisal, Diah Nst dan lain-lain
13. Teman satu bimbingan (Sopiyan Hadi Sirait, Inggih Maretno, Elisabeth N A
14. Semua pihak yang dalam kesempatan ini yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu yang telah banyak membantu peneliti baik dalam
Keperawatan USU.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis
viii
ix
2. Pembahasan ............................................................................... 28
2.1.Status Gizi ........................................................................... 28
2.2.Prestasi Belajar .................................................................... 29
2.3.Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa di
SD Negeri 200203 Padangsidimpuan ................................. 30
DAFTAR LAMPIRAN
xi
xii
Abstrak
faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang terkait
kehidupan dalam tubuh. Namun, saat ini gizi mempunyai pengertian yang
karena itu, gizi menjadi faktor penting bagi pembentukan sumber daya
manusia yg berkualitas.
Pada saat ini Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu gizi
lebih atau gizi kurang. Biasanya masalah gizi lebih disebabkan oleh
di bawah kebutuhan minimal yaitu kurang dari 70% dari angka kecukupan
25%. Asupan protein pada anak usia 7-12 tahun secara nasional rata-rata
dengan angka nasional, dimana Sulawesi Utara 20,6 di bawah angka rata-
Jogjakarta terdapat 3,6% anak sekolah yang menderita gizi buruk dan
hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kalau susunan
Pangan dan Gizi (2000) disebutkan bahwa pada anak usia sekolah
dan sakit - sakitan sehingga anak sering kali absen serta mengalami
hasil dari proses belajar (Christien, 2007). Prestasi belajar anak didik
rapor.
terdapat hubungan yang erat antara status gizi dengan prestasi belajar
Penelitian kaitan indeks prestasi dengan status gizi anak : studi kasus anak
rendah status gizi siswa semakin rendah pula nilai prestasi mereka.
9,5% dan gizi buruk sebesar 3,2% (Profil Sumut, 2008). Untuk prestasi
Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asupan
kesehatan dan sosial ekonomi. Dalam hal ini keluarga juga mempunyai
Padangsidimpuan.
Apakah ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar anak SDN
200203 Padangsdimpuan.
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan status gizi dan prestasi belajar siswa SDN
200203 Padangsidimpuan.
4. Manfaat Penelitian
kesehatan gizi.
sekolah dasar.
4.4.Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pola asuhan orang tua dan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Status Gizi
manusia. (Mitayani dan Wiwi Sartika, 2010). Status gizi adalah keadaan
Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. (Almatsier,
2010).
mengalami kekurangan salah satu zat gizi atau lebih di dalam tubuh
(Almatsier, 2009). Akibat yang terjadi apabila kekurangan gizi antara lain
penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri, melainkan
rantai pada berbagai titik. Berdasarkan metode ini dalam usaha memerangi
oleh faktor sosial ekonomi yang rendah, disamping faktor lain. Dalam
masalah gizi serta kaitan suatu faktor dengan faktor lain (Supariasa, dkk,
2001).
perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah
usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun.
beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu kapan ia harus makan.
sehingga agak sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang mereka
makan.
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi
fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian
bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia
ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu pagi (sarapan), makan siang,
kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh
kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak
tubuh anak.
2000).
esok harinya, membuat stamina anak cepat menurun kalau tidak ditunjang
dengan asupan pangan dan gizi yang cukup dan berkualitas. Agar stamina
anak usia sekolah tetap fit selama mengikuti kegiatan di sekolah maupun
kegiatan ekstra kurikuler, maka saran utama dari segi gizi adalah jangan
energi yang masuk dengan energi yang keluar atau konsumsi makanan
10
Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
11
tersebut di atas, maka indeks TB/U menggambarkan status gizi masa lalu.
tubuh seseorang. IMT pada anak dan remaja berbeda dengan orang
dewasa. Leatk cut-off point yang digunakan berbeda antara anak remaja
dan orang dewasa. Pada anak dan remaja status gizi diperoleh dari
keadaan status gizi masa lalu dan masa kini karena berat badan memiliki
BERAT BADAN Kg
IMT =
TINGGI BADAN m x TINGGI BADAN (m)
12
ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru (Christien, 2007)
tingkah laku). Namun dari tiga aspek tersebut aspek kognitiflah yang
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Adapun dalam penelitian ini
yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai
atau skor.
belajar dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
13
a. Faktor internal :
1) Faktor biologis
cukup.
2) Faktor psikologis
a) Intelegensi
prestasi yang tinggi dalam proses belajar. Sangat perlu dipahami bahwa
seseorang. Intelegensi itu hanya merupakan salah satu faktor dari sekian
tinggi atau sedang, mungkin saja mencapai prestasi belajar tinggi jika
14
b) Kemauan
c) Bakat
suatu bidang.
d) Daya ingat
tahapnya.
15
lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari
anaknya.
keberhasilan belajar adalah tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara
mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dalam
jumlah yang cukup dan memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang
16
personil sekolah.
kursus tertentu seperti kursus bahasa inggris dll. Lingkungan atau tempat
4) Faktor waktu
bersifat hiburan atau rekreasi. Tujuannya agar selain dapat meraih prestasi
17
dilakukan dengan beragam cara, mulai yang paling sederhaan sampai yang
Syah (2010) :
kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada
2) Evaluasi Prasyarat
3) Evaluasi Diagnostik
4) Evaluasi Formatif
18
5) Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang
sekolah berupa nilai raport yaitu nilai rata-rata untuk semua mata pelajaran
UAN atau UN pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti
19
belajar dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis, status
gizi yang dipengaruhi juga oleh asupan energi dan protein. Sedangkan
Prestasi Belajar
Status Gizi
Keterangan :
Variabel Independen : Status Gizi
Variabel Dependen : Prestasi Belajar
21
3. Hipotesa
22
23
23
pendahuluan adalah :
kecil.
3.2.Waktu Penelitian
4. Pertimbangan Etik
dan tenaga pendidik bahwa semua informasi dan data hanya dipakai untuk
5. Instrument Penelitian
a. Data primer
24
menggunakan microtoice.
b. Data Sekunder
7. Analisa data
16.0. Analisis data yang akan peneliti lakukan adalah analisa univariat
7.1.Analisis Univariat
25
7.2.Analisis Bivariat
26
5.1.Hasil Penelitian
Sekolah ini merupakan sekolah negeri yang berlokasi di jalan Liong See,
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 144 orang
empat, lima, dan enam yang dipilih secara total sampling. Sebanayak 75
yaitu 31,2%. Pekerjaan orang tua terbanyak adalah wiraswasta 122 orang
yaitu 84,7%.
28
29
status gizi dengan prestasi belajar. Hasil yang didapat dari perhitungan
signifikan p = 0,203. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Tabel 5.4. Analisa Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa
SD Negeri 200203 Padangsidimpuan
Variabel 1 Variabel 2 P- Keterangan
Value
30
yang sangat kurus. Hal ini dapat dilihat dari hasil frekuensi status gizi
siswa yang berjumlah 52 orang yaitu 35,4%. Hal ini mungkin disebabkan
oleh faktor pekerjaan orang tua siswa. Masalah gizi pada sekolah ini
harusnya menjadi perhatian yang utama bagi orang tua dan pihak sekolah.
gizi siswa terbanyak adalah normal yaitu 67,9%. Masalah gizi merupakan
masalah serius yang harus segera ditangani agar tidak timbul dampak lain
yang diakibatkan dari masalah gizi. Menurut John E. Hall, 2010, terdapat
abnormal dll.
individu atau kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan
energi dan zat – zat lain yang diperoleh dari makanan yang dampak
31
dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan
anak.
nilai rata – rata rapor dan diurutkan sesuai peringkat. Dari tabel 3 dapat
dilihat prestasi belajar dari 144 siswa yang diteliti 42,4% prestasi
belajarnya cukup.
Hal ini mungkin dikarenakan faktor usia siswa dan pekrjaan orang
Kurangnya anak dengan prestasi belajar baik seharusnya menjadi hal yang
sangat penting dan harus diperhatikan oleh orang tua dan pihak sekolah.
Pemberian motivasi atau dukungan kepada siswa oleh orang tua dan guru
banyak adalah dengan kategori baik yaitu 79,7%. Minimnya anak yang
perhatian bagi orang tua dan pihak sekolah, peningkatan mutu pengajaran
32
penentu bagaimana hasil akhir proses belajar yang dialami individu. Peran
prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki IQ yang juga
tinggi. Hal ini karena intelegensi merupakan bekal potensial yang akan
antara status gizi dengan prestasi belajar siswa, dimana dari hasil
menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal
adalah merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri.
33
individu itu sendiri terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis
Sunthara (2013) yaitu tidak ada hubungan yang ditemui antara status gizi
(2007) yang menyatakan ada hubungan antara status gizi dengan prestasi
belajar. Prestasi belajar dalam hal ini dipengaruhi oleh faktor luar dari
satus gizi yaitu prasarana belajar dan pendekatan belajar dari siswa itu
sendiri.
yang mempengaruhu siswa dalam belajar. Selain itu, penilaian status gizi
tidak hanya dapat ditentukan dengan antropometri tapi juga dapat dinilai
yaitu endogen dan eksogen. Faktor endogen dapat dibedakan menjadi dua,
yang belajar dengan jasmaninya yang segar akan lain pengaruhnya dengan
34
35
6.1. Kesimpulan
kurus dengan jumlah 52 orang yaitu 35,4%. Diikuti oleh siswa dengan
status gizi normal dengan jumlah 48 orang yaitu 33,3%. Siswa dengan
status gizi kurus dengan jumlah 42 orang yaitu 29,2%. Selanjutnya siswa
dengan status gizi gemuk sebanyak 2 orang yaitu 1,4% dan yang terakhir
3. Berdasarkan penelitian ini tidak ada hubungan antara status gizi yaitu
berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) dengan prestasi belajar siswa dilihat
6.2. Saran
35
meningkatkan gizi siswa dan memberikan motivasi serta pendidikan bagi siswa
Disarankan bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut pada variabel yang
36
Achmad. 2000, Penuntasan Masalah Gizi Kurang Gizi. In Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi VI, Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.
Anonim 1995. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta : Direktorat Jendral
Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI.
Depkes RI. kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang. Jakarta;
2004.
Depkes.RI,2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan untuk petugas).
Jakarta.
Huwae. 2005, Hubungan antara Status Gizi dan Kadar Hb dengan Prestasi Belajar
Murid SD di Daerah Endemis Malaria (tesis yang tidak
dipublikasikan), Program Sarjana UGM.
Isdaryanti, Christien. 2007. Asupan Energi, Protein, Status Gizi dan prestasi
belajar anak Sekolah Dasar Arjowinangun Pacitan, Dikutip Dari:
https://muslimpinang.files.wordpress.com/2010/10/christien-
publikasi.pdf, Dibuka pada Tanggal 27 Oktober 2014.
Kanwil Depsos Kanwil Depsos DIY, 2002.Laporan Pemetaan dan Survey Anak
Jalanan Propinsi DIY.
38
39
40
( ) (
)
41
42
43
44
45
46
Frequency Table
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur
Pekerjiaan Orangtua
47
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Obesitas 1 .7 .7 100.0
PRESTASI BELAJAR
Nonparametric Correlations
Correlations
StatusGizi NilaiRataRata
N 144 144
N 144 144
48
49
50
Agama : Islam
Email : rahmiyuniantisiagian@ymail.com
No. Hp : 081267475183
51