Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIK KERJA LAPANGAN SURVEILANS PD3I PUSKESMAS

LAPORAN HASIL PENEMUAN SUSPEK CAMPAK


DI UPTD PUSKESMAS SULILIRAN BARU
TAHUN 2023

OLEH
Siti Ainun Jariah, S.Kep.,Ns
Latar Belakang

Pelayanan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan menyeluruh yang meliputi


pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan
rehabilitative (pemulihan kesehatan). Salah satu kasus PD3I yang ada diwilayah kerja Puskesmas
Suliliran Baru yaitu penyakit suspek campak. Campak merupakan penyakit yang dapat
menyerang semua usia. Setiap kasus suspek campak harus dilaporkan, dilakukan investigasi
dalam waktu 1 x 24 jam setelah laporan diterima, dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
dicatat secara individual guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan Campak
secara efektif dan efisien.

Dasar hukum:
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit
Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya penanggulangan.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penyakit Tidak Menular
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

1. Penemuan Kasus

Pada bulan April ditemukan 1 suspek campak pada pasien berusia 2 thn yang bertempat
tinggal di Desa Laburan, jenis kelamin laki-laki datang dengan keluhan demam 5 hari,
batuk, pilek dan tampak ruam di seluruh tubuh. Adapun tanda dan gejala pada campak
yaitu :
 Demam, batuk, pilek, radang mata (konjungtivitis)
 Bintik-bintik kemerahan (ruam maculopapular) padat, tidak berair, muncul 2-4
Kasus ditemukan melalui laporan petugas puskesmas yang bertugas saat itu, lalu petugas
puskesmas melaporkan kepada petugas surveilans.

2. Pemeriksaan dan Pengiriman Spesimen


Pengelolaan Spesimen : pada tahun 2022 pernah di ambil sampel specimen serum pada
pasien suspek campak di wilayah kerja Puskesmas Suliliran Baru. Tapi untuk tahun 2023
belum pernah dilakukan pengambilan sampel pada pasien suspek campak dikarenakan
keterbatasan logistic.
Pengiriman Spesimen : Pada tahun 2022 pernah dilakukan pengiriman 1 sampel serum
dengan melampirkan Form MR-01 dan MR-04 ke laboratorium rujukan melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten Kota.
3. Pencatatan Dan Pelaporan
Untuk pencatatan dan pelaporan kasus biasa dilakukan pengisian laporan melalui SKDR
setiap minggu dan form C-1.

4. Kegiatan Pengelolaan Data Surveilans PD3I


Data hanya sebatas pencatatan dan pelaporan saja, belum dilakukan pengelolaan data
dan analisa data secara deskriptif oleh petugas dikarenakan keterbatasan pengetahuan
petugas.
5. Kegiatan Deteksi Dini
Salah satu kegiatan deteksi dini yang dilakukan adalah dengan pengisian data SKDR agar
dapat memantau angka kejadian, menimalisir dan mencegah kejadian kasus.
6. Kegiatan Koordinasi Surveilans PD3I
Untuk koordinasi kita akan lakukan kerjasama dengan lintas sector bersama dengan
kader, petugas desa, serta petugas kesehatan lainnya yang ada di desa-desa untuk
melakukan sosialisasi mengenai pentingnya pelacakan kasus campak dan pencegahan
kasus.
7. Kegiatan Penanggulangan KLB PD3I
Untuk diwilayah Puskesmas Suliliran Baru belum pernah terjadi KLB campak karena
belum ada pemeriksaan spesimen.
Jika terjadi KLB yang harus kita lakukan yaitu :
 Penemuan KASUS  form MR01  ISOLASI minimal 7 hari sejak timbul
ruam
 Tata laksana klinis kasus
 Pelacakan KONTAK ERAT: semua orang yang berhubungan (kontak) dengan
suspek campak pada fase menular (7 hari sebelum dan 7 hari setelah timbulnya
ruam)  tinggal satu atap, tetangga / kerabat / pengasuh, teman kelas / bermain /
guru, teman kerja, petugas kesehatan yang merawat kasus tanpa APD yang sesuai
standar, dll  form MR06  KARANTINA minimal 7 hari sejak timbul ruam
 Pencarian kasus aktif (kasus tambahan):
 Lakukan penyisiran (pencarian kasus aktif) di wilayah sekitar kasus
 Jika kasus sudah pernah berobat ke fasyankes  luasan pencarian kasus dapat
diperluas, minimal dalam radius 50 meter
 Meningkatkan kewaspadaan di seluruh fasyankes
 Mencari faktor risiko penyebab KLB  form MR06
 Komunikasi risiko ke masyarakat: bahaya penyakit campak dan pentingnya
pencegahan terutama dengan imunisasi
 Imunisasi Respon KLB (Outbreak Response Immunization /ORI) berdasarkan
hasil kajian epidemiologi.
8. Monitoring Dan Evaluasi
-Untuk saat ini jejaring praktek dokter, perawat, maupun bidan belum ada melaporkan
kasus campak atau kasus PD3I.
- Untuk cakupan imunisasi pada wilayah kerja Puskesmas Suliliran Baru sudah baik
mencapai 95% pada tahun 2022.

No Kegiatan Hasil Analisa RTL


Permasalahan

1. Penemuan kasus Kasus ditemukan > 5 Kurangnya Melakukan


hari sosialisasi ke lintas kerjasama lintas
sektor dan program terkait
masyarakat mengenai untuk melakukan
pentingnya pelaporan sosialisasi tersebut
kasus campak dan
permasalahan
kesehatan secepat
mungkin

2. Pemeriksaan dan Spesimen tidak Specimen tidak Pengajuan untuk


pengiriman spesimen adekuat dikumpulkan karena penyediaan botol
keterbatasan logistik spesimen serum.

3. Pencatatan dan  Pengisian form - -


pelaporan C-1 lengkap dan
pelaporan 1x24
jam telah
dilaksanakan saat
ditemukan kasus.
 Pelaporan zero
report juga telah
dilaksanakan jika
tidak ada kasus.
4. Pengelolaan data Belum dilakukan Petugas belum Melakukan
surveilans PD3I pengelolaan data dan mengetahui peningkatan
analisa data secara pentingnya kapasitas atau
deskriptif melakukan pelatihan bagi
pengelolaan data petugas.
surveilans

5. Deteksi dini Telah dilaksanakan - -


dengan pelaporan
SKDR

6. Koordinasi surveilans Belum terlaksana Belum melakukan Melakukan rapat


secara maksimal kerjasama lintas atau pertemuan
sektor, lintas lintas program,
program, jejaring lintas sektor dan
praktik dokter dan jejaring untuk
praktik mandiri membahas
bidan. pentingnya
penemuan kasus
campak

7. Penaggulangan KLB Tidak terjadi KLB di - Meningkatkan


wilayah kerja UPTD kewaspadaan dini
Puskesmas Suliliran
Baru
Kesimpulan Dan Saran

1. Kesimpulan

Saat ini kegiatan surveilans yang ada di Puskesmas Suliliran Baru belum berjalan dengan baik
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan untuk pengolahan data masih belum optimal. Serta
kurangnya logistik yang mendukung dalam pemeriksaan spesimen.

2. Saran
 Meningkatkan kerjasama antar petugas, PJ UKM, perawat, bidan dan lintas sector terkait
penemuan kasus.
 Tersedianya logistic yang mendukung untuk proses pengambilan, pengelolaan serta
pengiriman sampel specimen.

Anda mungkin juga menyukai