Pada hari ini Rabu Tanggal satu Bulan April Tahun Dua Ribu Dua Puluh Bertempat di Rumah kediaman
Bapak Lukman Desa Ginunggung Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Propinsi Sulawesi Tengah, telah
diadakan musyawarah Penyegaran Kelompok Ternak Sapi Melea, Peserta musyawara terdiri dari
Anggota Kelompok itu sendiri, dan musyawara ini dipimpin oleh Bapak Lukman sekaligus merangkap
menjadi natulen Rapat.
Setelah dilakukan pembahasan dan Diskusi maka Peserta Musyawarah memutuskan beberapa hal:
Kedua : Hasil keputusan akhir musyawarah telah disepakati dan disetujui memilih pengurus
sebagai berikut;
Demikia berita acara ini dibuat dan di sahkan dengan penuh rasa tanggung jawab agar dapat
dipergunaka saebagai mana mestinya.
LUKMAN HENDRA
MENGETAHUI
A N W A R
PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI
KECAMATAN GALANG
DESA GINUNGGUNG
Nama :ANWAR
Menerangkan Bahwa :
Ketua : LUKMAN
Benar telah terbentuk sejak Tanggal 01 April 2020 dan di nyatakan Sah Keberadaanya selama Tidak
Menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
Demikian Surat keterangan pengesahan Kelompok Peternakan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
A N W A R
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
KELOMPOK TERNAK SAPI “ MELEA ”
DESA GINUNGGUNG KEC.GALANG
KEBUPATEN TOLITOLI
BAB. I
Pasal . 1
BAB. II
Pasal. 2
1. Sebagai Organisasi Sosial Ekonomi, berazaskan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
2. Dalam mengembangkan usaha dalam melaksanakan Program, Organisasi Berazaskan pada
semangat kerja untuk mewujudkan cita-cita Perjuangan Bangsa.
3. Dalam pembinaan keanggotaan Berazaskan pada peningkatan sumber daya dan kemampuan
untuk meningkatkan hasil serta ketaqwaan kepada Tuhan pada Tuhan pada Tuhan Yang Maha
Esa.
Pasal. 3
BAB III
KEDAULATAN
Pasal. 4
Kedaulatan organisasi berada di tangan Anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh musawarawara dan
mufakat.
BAB IV
Pasal . 5
1. Kelompok ternak Sapi “MELEA” Adalah organisasi yang berorientasi pada kegiatan sosial dan budaya
di sektor Peternakan yang berbudaya Agribisnis berbasis di pedesaan dan berwawasan lingkungan.
a. Memusyawarakan berbagai hal yang dihadapi oleh peternakan untuk melahirkan kesepakatan-
kesepakatan untuk di sampaikan kepada pihak yang berwenang dan terkait, termasuk
pemerintah Desa dan Daerah sesuai kepentingan.
b. Mengembangkan kemampuan sumber daya Peternakan yang berkenan dengan peningkatan
pengetahuan, penerapan Teknlogi Peternakan modern yang meliputi, produksi, panen, serta
pemasaran.
c. Meningkatkan rasa kebersamaan dan gotong royong sesama anggota agar peningkatan hasil dan
mutu peternakan bisa tercapai.
d. Berupaya memperdayakan Peternakan menuju Peternakan yang Tangguh, Handal dan Mandiri
dalam berusaha dan mengatasi masalah yang dihadapi.
BAB V
BIDANG USAHA
Pasal 6
Peraturan berdasarkan sifat, fungsi dan tujuan seperti tersebut dalam Pasal 3 maka kelompok Ternak
Sapi “MELEA” dalam menjalankan usaha kegiatannya tidak bertentangan dengan peraturan dan undang-
undang yang berlaku serta memiliki Etika dan moral bisnis, mengacu pada anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga Organisasi seperti peraturan lainnya.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 7
1. Keanggotaan kalompok peternakan terdiri dari petani Individu yang mempunyai jiwa dan
semangat Patriotisma dalam memajukan perekonomian, khususnya pembangunan di sekitar
Peternakan
2. ketentuan keanggotaan di atur dalam anggaran Dasar dan Anggaran rumah tangga.
BAB VII
Pasal 8
a. Hak bicara
2. Tentang penanganan hak Anggota seperti tersebut pada pasal .8 Ayat 1 dan Hak-hak lainnya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 9
4. Membayar simpanan pokok Rp. 50.000, dan simpanan wajib Rp. 5.000 / Bulan untuk setiap Anggota
kelompok.
5. Apabila Anggota tidak membayar simpanan pokok dan simpanan wajib, maka anggota tersebut tidak
dipenuhi seleruh kebutuhannya dikelompok.
6. Hal-hal yang berhubungan dengan sanksi akan diatur dalam sanksi dan peraturan kelompok.
BAB VIII
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 10.
BAB IX
TATA HUBUNGAN
Pasal 11
1. Hubungan dengan instansi, Lembaga Swasta, Organisasi kemasyarakatan yang ada hubungannya
dengan petani.
2. Kelompok ternak dalam menjalin hubungan kerja sama dengan Pemerintah / Swasta, Organisasi
kemasyarakatan dan masyarakat lainnya melalui program kerja sama.
BAB X
PERTEMUAN KELOMPOK
Pasal 12
Pertemuan Kelompok Ternak Sapi “MELEA”di laksanakan pada setiap tiga bulan sekali dan tanggal tidak
di tentukan.
BAB XI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 13
1. Pertemuan sebagimana dimaksud dalam BAB X Pasal 12 Adalah syah apabila dihadiri dari 4 orang
jumlah anggota yang hadir.
2. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan jika tidak mungkin
mufakat, maka keputusan di ambil berdasarkan suara terbanyak.
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 14
1. Iyuran Anggota
2. sumbangan yang tidak mengikat
3. usaha-usaha lain yang sah dan Keuntugan Penjualan Daging
BAB XIII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 15
Atribut dan perlengkapan Organisasi akan di atur dalam Anggaran Rumah Tangga Kelompok.
BAB XIV
Pasal 16.
Pembentukan / masa jabatan pengurus yaitu ketua, Sekretaris, Bendahara, selama tiga tahun, dan
kembali memilih pengurus baru.
BAB XV
PEMBUBARAN ORAGANISASI
Pasal 17
PENUTUP
Pasal 18
Hal-hal yang belum di tetapkan dalam anggaran Dasar ini, akan di atur dalam Anggaran Rumah
Tangga atau peraturan Kelompok.
LUKMAN HENDRA
KELOMPOK TERNAK SAPI MELEA
DESA GINUNGGUNG KECAMATAN GALANG
KABUPATEN TOLITOLI
Nomor : 01/KT/DS/IV/2020
Lampiran : 1 (Satu) Berkas.
Prihal : pemohonan Bantuan Ternak Sapi
Kepada Yth :
Bapak Kepala Desa Ginunggung.
Di –
Ginunggung.
Dengan Hormat
Seiring Dengan Adaya Program Pemerintah Desa ,Bersama ini Kami sampaikan
Permohonan Bantuan Ternak Sapi Untuk meningkatkan kelompok Sapi MELEA
Agar dapat Membantu Peternak dalam Megelola Usaha Peternakan dan dapat
menumbuhkan Kesejatraan anggota kelompok Peternakan Sapi Desa Ginunggung
Kecamatam Galang Sebagai Bahan Pertimbagan Bapak Proposal Terlampir.
LUKMAN HENDRA
Tembusan.
1. Camat Galang.
2. Ketua BPD Desa Ginunggung.
3. Ketua TPK Desa Ginunggung
4. Arsip
KATA PENGANTAR
Puji sukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa,atas rahmat dan
petani dan sala satu kendala yang dihadapi peternak untuk mendapatkan Ternak
Sapi sebagai ketambahan modal usaha karena menunggu setoran wajib dan iuran
kelompok.
Untuk itu kami menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih banyak terdapat
kekurangan atau belum sempurna ,sehingga saran dari pihak pihak terkait untuk
Ketua Kelompok
LUKMAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk,
maka kebutuhan protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya kebutuhan
komsumsi daging, mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik.
Prospek lain yang mendorong adalah menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian
pupuk dan perlakuan organik bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk
organik dari hewan). Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidak pernah
menurun, cenderung 5 – 8 % di atas rata-rata inflasi. Usaha ini diharapkan dapat
mensuplai kebutuhan daging sapi lokal. Atas dasar kenyataan tersebut, maka sangat
terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya di wilayah Desa Ginunggung
Kec. Galang. Bisnis penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis
lain dimana bahan baku pakan dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah
kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik
yang saat ini permintaanya semakin meningkat. Dalam hubunganya dengan masyarakat
sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, dengan adanya
usaha ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar dalam
menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam jangka
panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui system pemberdayaan masyarakat sekitar
dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.
B. Tujuan
Tujuan usaha pengemukan sapi potong ini adalah sebagai berikut:
1. Membuka lapangan pekerjaan
2. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha anggota kelompok tani
3. Menggali sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan
keluarganya
4. Mendukung Program Dinas Pertanian Kabupaten Tolitoli, sehingga dapat
memberikan kontribusi kebutuhan danging sapi baik untuk memenuhi kebutuhan
local maupun nasional.
BAB II
PROFIL USAHA
A. Teknis Produksi
Usaha penggemukan sapi ini berskala 8 ekor sapi dengan bobot awal antara 50 -100
kg/ekor. Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan, sehingga diharapkan
dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 2 periode dalam satu tahun. Target
pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 1,2-1,6 kg per ekor. Sehingga pada akhir
periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 100-200 kg/ekor. Apabila
permintaan pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan
usaha ini dalam skala yang lebih besar.
B. Lokasi
Lokasi usaha berada di Dusun Kota Lama Desa Ginunggung. Lokasi yang sesuai untuk
penggemukan sapi harus memenuhi beberapa kriteria penting, diantaranya adalah :
C. Kandang
Kandang yang digunakan berupa kandang Kelompok dengan ukuran 10 x 10 m, sehingga
luas bangunan 1 unit kandang 100 m2. Kandang dibangun secara semipermanen dengan
alas berupa tanah, kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa seng.
D. Bakalan Sapi
Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan Bali. Dengan menggunakan
jenis sapi tersebut, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) bisa
mencapai 1,2-1,6 kg. Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun
dengan rata-rata bobot badan antara 50-100 kg/ekor.
E. Pakan
Jenis pakan yang akan diberikan berupa rumput hijau dan konsentrat dengan
perbandingan 60 : 40. Sehingga untuk sapi dengan bobot badan 250 kg, maka hijauan
segar yang diberikan sebanyak 30 kg dan konsentrat 5 kg perhari. Pakan hijauan berupa
rumput gajah yang bersumber dari sekitar kandang, atau hijauan yang dibeli dengan
kisaran harga Rp. 2.500,-/kg. Sedangkan konsentrat yang akan digunakan merupakan
konsentrat yang sudah jadi ditambah dengan ampas tahu, dedak.
F. Tenaga Kerja
Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 2 orang, masing-masing menangani 4
ekor sapi. Tugas dan tanggung jawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan
penanganan sapi sehari-hari seperti pemberian pakan, membersihkan
kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak.
A. Target Pasar
Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar
yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Kalimantan.
Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk
pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong
ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Tolitoli.
BAB IV
ANALISA FINANSIAL
A. Biaya Investasi Awal
Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha penggemukan ternak sapi
potong berdasarkan rancangan kebutuhan 4 orang /ekor sapi adalah sebagai berikut :
Biaya Tetap
Pembuatan kandang sapi (Rp.1.500.000,-/unit) = Rp. 1.500.000,-
Biaya Operasional
1. Pengadaan/pembelian sapi local
8 ekor x Rp 7.000.000 = Rp. 56.000.000,-
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan paparan usaha beserta analisis finansial di atas, usaha ini sangat
layak untuk dilaksanakan. Investasi awal yang diperlukan untuk usaha
penggemukan sapi skala 8 ekor sebesar Rp. 59.900.000,-.. Sehingga usaha
penggemukan sapi potong patut dikembangkan. Demikian proposal usaha
ini kami buat, semoga jalinan kerjasama dapat terlaksana dengan baik.
RENCANA USAHA KELOMPOK
LUAS KANDANG : 10 x 10 M2
RINCIAN KEBUTUHAN
LUKMAN HENDRA