Anda di halaman 1dari 45

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN KEPADA PEJABAT


DI LINGKUNGAN KEPALA KANTOR PELAYANAN, PENYULUHAN DAN KONSULTASI PERPAJAKAN (KP2KP)

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Menerbitkan NPWP. Pasal 2 ayat (1) dan ayat (4) Kepala KP2KP Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Undang-Undang KUP mengenai tata cara pendaftaran Wajib Pajak dan
penghapusan NPWP serta pengukuhan dan pencabutan
pengukuhan PKP.
2. Menerbitkan Pengukuhan PKP. Pasal 2 ayat (2) dan ayat (4) Kepala KP2KP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Undang-Undang KUP. mengenai tata cara pendaftaran Wajib Pajak dan
penghapusan NPWP serta pengukuhan dan pencabutan
pengukuhan PKP.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Salinan sesuai dengan aslinya ttd.


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
u.b. ROBERT PAKPAHAN
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA,

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 1


LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN KEPADA PEJABAT


DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Menerbitkan NPWP. Pasal 2 ayat (1) dan ayat (4) Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Undang-Undang KUP. mengenai tata cara pendaftaran Wajib Pajak dan
penghapusan NPWP serta pengukuhan dan pencabutan
pengukuhan PKP.
2. Menerbitkan pengukuhan PKP. Pasal 2 ayat (2) dan ayat (4) Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Undang-Undang KUP. mengenai tata cara pendaftaran Wajib Pajak dan
penghapusan NPWP serta pengukuhan dan pencabutan
pengukuhan PKP.
3. Melakukan penghapusan NPWP dan menerbitkan Pasal 2 ayat (6) dan ayat (7) Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
keputusan mengenai penghapusan NPWP. Undang-Undang KUP. mengenai tata cara pendaftaran Wajib Pajak dan
penghapusan NPWP serta pengukuhan dan pencabutan
pengukuhan PKP.
4. Melakukan pencabutan pengukuhan PKP dan Pasal 2 ayat (8) dan ayat (9) Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
menerbitkan keputusan mengenai pencabutan Undang-Undang KUP. mengenai tata cara pendaftaran Wajib Pajak dan
pengukuhan PKP. penghapusan NPWP serta pengukuhan dan pencabutan
pengukuhan PKP.
5. Menerbitkan Surat Teguran atas Surat Pemberitahuan Pasal 3 ayat (3), ayat (5a) dan Kepala KPP.
(SPT) yang belum disampaikan oleh Wajib Pajak. Pasal 13 ayat (1) huruf b
Undang-Undang KUP.
6. Menerbitkan surat pemberitahuan kepada Wajib Pajak Pasal 3 ayat (4) Undang- Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
bahwa perpanjangan SPT Tahunan PPh yang KUP. mengenai Surat Pemberitahuan.
disampaikan oleh Wajib Pajak tidak memenuhi
ketentuan dan dianggap bukan merupakan
pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan PPh.
7. Menerbitkan Surat Pemberitahuan bahwa Surat Pasal 3 ayat (7a) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Pemberitahuan (SPT) dianggap tidak disampaikan. Undang KUP. mengenai Surat Pemberitahuan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 2


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
8. Menerbitkan keputusan atas permohonan Wajib Pajak Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. KUP. mengenai tata cara pembayaran dan penyetoran
pajak.
9. Menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pasal 11 ayat (1) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Pembayaran Pajak (SKPKPP). Undang KUP. mengenai tata cara penghitungan dan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak.
10. Menerbitkan Surat Keputusan Pemberian Imbalan Pasal 11 ayat (3), Pasal 17B ayat Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Bunga (SKPIB) dan Surat Keputusan Perhitungan (3), dan Pasal 27A mengenai tata cara penghitungan dan pemberian
Pemberian Imbalan Bunga (SKPPIB). Undang-Undang KUP. imbalan bunga.
11. Menerbitkan surat pemberitahuan penolakan Pasal 17 ayat (2), Pasal Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
permohonan pengembalian pajak yang seharusnya tidak Undang-Undang KUP. mengenai tata cara pengembalian atas kelebihan
terutang apabila berdasarkan hasil penelitian tidak pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.
terdapat kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya
tidak terutang.
12. Menerbitkan SKPLB apabila berdasarkan hasil penelitian Pasal 17 ayat (2) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
terdapat kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya Undang KUP. mengenai tata cara pengembalian atas kelebihan
tidak terutang. pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.
13. Menerbitkan surat keputusan mengenai penetapan Pasal 17C ayat (3) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Wajib Pajak kriteria tertentu/Pengusaha Kena Pajak Undang KUP dan Pasal 9 ayat mengenai tata cara pengembalian pendahuluan
berisiko rendah yang dapat diberikan pengembalian (4c) Undang-Undang PPN. kelebihan pembayaran pajak.
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak.
14. Menerbitkan surat mengenai penolakan permohonan Pasal 17C ayat (3) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
penetapan sebagai Wajib Pajak kriteria Undang KUP dan Pasal 9 ayat mengenai tata cara pengembalian pendahuluan
tertentu/Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah. (4c) Undang-Undang PPN. kelebihan pembayaran pajak.
15. Menerbitkan surat keputusan mengenai pencabutan Pasal 17C ayat (3) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Wajib Pajak kriteria tertentu/Pengusaha Kena Pajak Undang KUP dan Pasal 9 ayat mengenai tata cara pengembalian pendahuluan
berisiko rendah yang dapat diberikan pengembalian (4c) Undang-Undang PPN. kelebihan pembayaran pajak.
pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
16. Menerbitkan surat mengenai pemberitahuan tidak dapat Pasal 17C, Pasal 17 D Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
diberikan pengembalian pendahuluan atau tidak Undang-Undang KUP dan Pasal 9 mengenai tata cara pengembalian pendahuluan
terdapat kelebihan pembayaran pajak. ayat (4c) Undang-Undang PPN. kelebihan pembayaran pajak.

TaxBase 6.0 Document - Page : 3


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
17. Menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pasal 17C, Pasal 17 D Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) PPh/PPN. Undang-Undang KUP dan Pasal 9 mengenai tata cara pengembalian pendahuluan
ayat (4c) Undang-Undang PPN. kelebihan pembayaran pajak.
18. Menerbitkan surat keputusan persetujuan atau Pasal 28 ayat (6) Undang-Undang Kepala KPP.
penolakan perubahan metode pembukuan yang KUP.
pertama.
19. Menerbitkan surat keputusan persetujuan atau Pasal 28 ayat (6) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
penolakan perubahan tahun pajak/tahun buku. KUP. mengenai petunjuk penerbitan keputusan
persetujuan/penolakan permohonan perubahan tahun
buku/tahun pajak dari Wajib Pajak.
20. Menerbitkan keterangan status Wajib Pajak dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
rangka pemberian layanan publik tertentu oleh instansi 2015 dan Instruksi Presiden mengenai tata cara pemberian keterangan status
pemerintah. Nomor 10 Tahun 2016. Wajib Pajak dalam rangka pelaksanaan konfirmasi
status Wajib Pajak atas layanan publik tertentu pada
instansi pemerintah.
21. Menerbitkan surat keputusan penggunaan stempel Pasal 17 ayat (2c) dan ayat (2d) Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
tanda tangan pada bukti pemotongan PPh atas Undang-Undang PPh dan PP mengenai penggunaan stempel tanda tangan pada
pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Nomor 19 Tahun 2009. bukti pemotongan PPh atas pembayaran dividen
kepada para pemegang saham.
22. Menerbitkan surat keputusan penunjukan orang pribadi Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
sebagai pemotong PPh atas penghasilan dari persewaan PPh. mengenai penunjukan Wajib Pajak orang pribadi dalam
tanah dan/atau bangunan. negeri tertentu sebagai pemotong PPh atas
penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan.
23. Menerbitkan surat keterangan bebas PPh atas Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau PPh, Pasal 9 PP Nomor 34 Tahun mengenai tata cara pemberian pengecualian dari
bangunan atau surat penolakan permohonan surat 2016. kewajiban pembayaran atau pemungutan PPh atas
keterangan bebas PPh atas penghasilan dari pengalihan penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau
hak atas tanah dan/atau bangunan. bangunan.
24. Menerbitkan surat keterangan bebas pemotongan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
dan/atau pemungutan PPh bagi Wajib Pajak yang PPh, PP Nomor 46 Tahun 2013. mengenai tata cara penghitungan, penyetoran, dan
memiliki peredaran bruto tertentu atau surat penolakan pelaporan PPh atas penghasilan dari usaha yang
permohonan surat keterangan bebas pemotongan diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki
dan/atau pemungutan PPh bagi Wajib Pajak yang peredaran bruto tertentu.
memiliki peredaran bruto tertentu.

TaxBase 6.0 Document - Page : 4


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
25. Menerbitkan surat keputusan penggunaan stempel Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
tanda tangan pada bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat PPh dan PP Nomor 16 Tahun mengenai penggunaan stempel tanda tangan pada
(2) atas pembayaran bunga kepada nasabah pemegang 2009 s.t.d.d. PP Nomor 100 bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas
Surat Utang Negara Obligasi Republik Indonesia Tahun 2013. pembayaran bunga kepada nasabah pemegang Surat
(SUN-ORI). Utang Negara Obligasi Republik Indonesia (SUN-ORI).
26. Menerbitkan surat keputusan penggunaan stempel Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
tanda tangan pada bukti pemotongan PPh bunga PPh, PP Nomor 131 Tahun 2000 mengenai pemotongan PPh atas bunga deposito dan
deposito, tabungan, jasa giro dan diskonto Sertifikat s.t.d.t.d. PP Nomor 123 Tahun tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2015.
27. Menerbitkan surat persetujuan kepada Wajib Pajak Pasal 11 ayat (4) Undang-Undang Kepala KPP.
untuk diperbolehkan melakukan penyusutan mulai pada PPh.
bulan harta tersebut dipergunakan dalam perusahaan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan atau pada saat harta yang bersangkutan
mulai menghasilkan.
28. Memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk Pasal 11 ayat (9) Undang-Undang Kepala KPP.
diperbolehkan membukukan kerugian sejumlah nilai sisa PPh.
buku harta sebagai beban masa diterimanya hasil
penggantian asuransi.
29. Menerbitkan Surat Keterangan Fiskal. Pasal 20 Undang-Undang PPh. Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
mengenai penerbitan Surat Keterangan Fiskal.
30. Menerbitkan keputusan pembebasan dari pemotongan Pasal 20 Undang-Undang PPh dan Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
dan pemungutan oleh pihak lain (PPh Pasal 15, PPh Pasal 21 PP Nomor 94 Tahun mengenai tata cara pengajuan permohonan
Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23). 2010. pembebasan dari pemotongan dan / atau pemungutan
PPh oleh pihak lain.
31. Menerbitkan surat keputusan Penunjukan orang pribadi Pasal 23 ayat (3) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
sebagai pemotong PPh Pasal 23 atas pembayaran PPh. mengenai penunjukan Wajib Pajak orang pribadi dalam
berupa sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan negeri tertentu sebagai pemotong PPh Pasal 23.
penggunaan harta.
32. Menerbitkan Surat Keterangan Tidak Dipungut (SKTD) Pasal 16B Undang-Undang PPN Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
PPN atas: dan PP Nomor 69 Tahun 2015. mengenai tata cara pemberian fasilitas tidak dipungut
a. impor: Pajak Pertambahan Nilai atas impor dan/atau
1) alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, penyerahan alat angkutan tertentu dan penyerahan
alat angkutan di udara, dan kereta api, serta jasa kena pajak terkait alat angkutan tertentu.
suku cadangnya yang diimpor oleh Kementerian
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan oleh
pihak lain yang ditunjuk oleh Kementerian
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia,

TaxBase 6.0 Document - Page : 5


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk
melakukan impor tersebut;
2) kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal
angkutan danau dan kapal angkutan
penyebrangan, kapal penangkap ikan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal tongkang, dan suku
cadangnya, serta alat keselamatan pelayaran
dan alat keselamatan manusia yang diimpor dan
digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga
Nasional, Perusahaan Penangkap Ikan Nasional,
Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan
Nasional, dan Perusahaan Penyelenggara Jasa
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya;
3) pesawat udara dan suku cadangnya serta alat
keselamatan penerbangan dan alat keselamatan
manusia, peralatan untuk perbaikan dan
pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional, dan
suku cadangnya, serta peralatan untuk
perbaikan dan pemeliharaan pesawat udara
yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh
Perusahaan Angkutan Udara Nasional yang
digunakan dalam rangka pemberian jasa
perawatan dan reparasi pesawat udara kepada
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;
4) kereta api dan suku cadangnya serta peralatan
untuk perbaikan dan pemeliharaan serta
prasarana perkerataapian yang diimpor dan
digunakan oleh Badan Usaha Penyelenggara
Sarana Perkeretaapian Umum dan/atau Badan
Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian
Umum, dan komponen atau bahan yang diimpor
oleh pihak yang ditunjuk oleh Badan Usaha
Penyelenggara Sarana Perkeretaapian umum
dan/atau Badan Usaha Penyelenggara Prasarana
Perkeretaapian Umum, yang digunakan untuk
pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan
untuk perbaikan dan pemeliharaan, serta
prasarana perkeretaapian yang akan digunakan
oleh Badan Usaha Penyelenggara Sarana

TaxBase 6.0 Document - Page : 6


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
Perkeretaapian Umum dan/atau Badan Usaha
Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian Umum.

b. penyerahan:
1) Alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air,
alat angkutan di udara, dan kereta api, serta
suku cadangnya yang diserahkan kepada
Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
2) kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal
angkutan danau dan kapal angkutan
penyeberangan, kapal penangkap ikan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal tongkang, dan suku
cadangnya serta alat keselamatan pelayaran dan
alat keselamatan manusia yang diserahkan
kepada dan digunakan oleh Perusahaan
Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan
penangkap Ikan nasional, Perusahaan
Penyelenggara Jasa Kepelabuhanan Nasional
dan Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
Nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya;
3) pesawat udara dan suku cadangnya serta alat
keselamatan penerbangan dan alat keselamatan
manusia, peralatan untuk perbaikan dan
pemeliharaan yang diserahkan kepada dan
digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara
Niaga Nasional dan suku cadangnya serta
peralatan untuk perbaikan dan pemeliharaan
pesawat udara yang diperoleh oleh pihak yang
ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga
Nasional yang digunakan dalam rangka
pemberian jasa perawatan dan reparasi Pesawat
Udara kepada Perusahaan Angkutan Udara
Niaga Nasional; dan
4) kereta api dan suku cadangnya serta peralatan
untuk perbaikan dan pemeliharaan serta
prasarana yang diserahkan kepada dan
digunakan oleh Badan Usaha Penyelenggara

TaxBase 6.0 Document - Page : 7


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
Sarana Perkeretaapian Umum dan/atau Badan
Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian
Umum dan komponen atau bahan yang
diserahkan kepada pihak yang ditunjuk oleh
Badan Usaha Penyelenggara Sarana
Perkeretaapian Umum dan/atau Badan Usaha
Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian Umum,
yang digunakan untuk pembuatan kereta api,
suku cadang, peralatan untuk perbaikan dan
pemeliharaan, serta prasarana yang akan
digunakan oleh Badan Usaha Penyelenggara
Sarana Perkeretaapian Umum dan/atau Badan
Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian
Umum.
c. penyerahan Jasa Kena Pajak:
1) jasa yang diterima oleh Perusahaan Pelayaran
Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan
Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa
Kepelabuhanan Nasional, dan Perusahaan
Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau,
dan Penyeberangan Nasional yang meliputi:
1. jasa persewaan kapal;
2. jasa kepelabuhan meliputi jasa tunda, jasa
pandu, jasa tambat, dan jasa labuh; dan
2) jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional yang meliputi:
1. jasa persewaan pesawat udara; dan
2. jasa perawatan dan reparasi pesawat
udara; dan
3) jasa perawatan dan reparasi kereta api yang
diterima oleh Badan Usaha Penyelenggara
Sarana Perkeretaapian Umum.
33. Menerbitkan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN bagi Pasal 16B Undang-Undang PPN Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan impor dan atau dan PP Nomor 81 Tahun 2015. mengenai tata cara pemberian fasilitas dibebaskan dari
menerima penyerahan berupa mesin dan peralatan pengenaan PPN atas impor dan/atau penyerahan
pabrik yang merupakan satu kesatuan, baik dalam barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis.
keadaan terpasang maupun terlepas, yang digunakan
secara langsung dalam proses menghasilkan Barang
Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang
menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut, tidak
termasuk suku cadang.

TaxBase 6.0 Document - Page : 8


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
34. Menerbitkan Surat Keterangan Bebas Pajak Penjualan Pasal 5 dan 8 ayat (3) Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
atas Barang Mewah (SKB PPnBM) atas Undang-Undang PPN. mengenai jenis kendaraan bermotor yang dikenai
impor/penyerahan: PPnBM dan tata cara pemberian pembebasan dari
a. kendaraan bermotor berupa kendaraan ambulan, pengenaan PPnBM.
kendaraan jenazah, kendaraan pemadam
kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan
pengangkutan umum;
b. kendaraan protokoler kenegaraan;
c. kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10
(sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima belas)
orang termasuk pengemudi, yang digunakan untuk
kendaraan dinas TNI atau POLRI;
d. kendaraan patroli TNI/POLRI.
35. Menerbitkan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN atas: Pasal 16B Undang-Undang PPN Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
a. impor: dan PP Nomor 146 Tahun 2000 mengenai impor dan atau penyerahan Barang Kena
1) Senjata, amunisi, alat angkutan di darat, s.t.d.d. PP Nomor 38 Tahun 2003. Pajak tertentu dan atau Jasa Kena Pajak tertentu yang
kendaraan lapis baja, kendaraan patroli, dan dibebaskan dari pengenaan PPN.
kendaraan angkutan khusus lainnya serta suku
cadangnya yang diimpor oleh Kementerian
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI),
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)
atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh
Kementerian Pertahanan, TNI, atau POLRI untuk
melakukan impor tersebut, dan komponen atau
bahan yang belum dibuat di dalam negeri, yang
diimpor oleh PT (PERSERO) PINDAD, yang
digunakan dalam pembuatan senjata dan
amunisi untuk keperluan Kementerian
Pertahanan, TNI atau POLRI;
2) Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program
Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
3) Buku-buku yang tidak termasuk dalam
pengertian buku-buku pelajaran umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2)
PMK Nomor 122/PMK.011/2013 yang dapat
dikategorikan sebagai buku-buku pelajaran
umum dalam hal buku-buku tersebut telah
disahkan sebagai buku pelajaran umum oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan atau pejabat
lain yang ditunjuk oleh menteri dimaksud.

TaxBase 6.0 Document - Page : 9


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
4) Peralatan berikut suku cadangnya yang
digunakan oleh Kementerian Pertahanan atau
TNI untuk penyediaan data batas dan foto udara
wilayah Negara Republik Indonesia yang
dilakukan untuk mendukung pertahanan
Nasional, yang diimpor oleh Kementerian
Pertahanan, TNI atau pihak yang ditunjuk oleh
Kementerian Pertahanan atau TNI.

b. penyerahan:
1) Rumah sederhana, rumah sangat sederhana,
rumah susun sederhana, pondok boro, asrama
mahasiswa dan pelajar serta perumahan
lainnya, yang batasannya ditetapkan oleh
Menteri Keuangan setelah mendengar
pertimbangan Menteri Pemukiman dan
Prasarana Wilayah;
2) Senjata, amunisi, alat angkutan di darat,
kendaraan lapis baja, kendaraan patrol dan
kendaraan angkutan khusus lainnya yang
diserahkan kepada Kementerian Pertahanan,
TNI atau POLRI, dan komponen atau bahan
yang diperlukan dalam pembuatan senjata dan
amunisi oleh PT (PERSERO) PINDAD untuk
keperluan Kementerian Pertahanan, TNI atau
POLRI;
3) Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program
Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
4) Buku-buku yang tidak termasuk dalam
pengertian buku-buku pelajaran umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2)
PMK-122/PMK.011/2013 yang dapat
dikategorikan sebagai buku-buku pelajaran
umum dalam hal buku-buku tersebut telah
disahkan sebagai buku pelajaran umum oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan atau pejabat
lain yang ditunjuk oleh menteri dimaksud.
5) Peralatan berikut suku cadangnya yang
digunakan untuk penyediaan data batas dan foto
udara wilayah Negara Republik Indonesia

TaxBase 6.0 Document - Page : 10


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
untuk mendukung pertahanan Nasional yang
diserahkan kepada Kementerian Pertahanan
atau TNI.
36. Menerbitkan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN atas Pasal 16B Undang-Undang PPN Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
impor atau penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau dan PP Nomor 47 Tahun 2013. mengenai tata cara penerbitan Surat Keterangan
Jasa Kena Pajak oleh/kepada: Bebas PPN atau PPN dan PPnBM kepada perwakilan
a. Perwakilan Negara Asing serta Pejabat Perwakilan Negara asing dan badan internasional serta
Negara Asing; dan pejabatnya.
b. Badan Internasional serta Pejabat Badan
Internasional.
37. Menerbitkan Surat Dispensasi atas pemindahtanganan Pasal 16B Undang-Undang PPN Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Barang Kena Pajak atau pengalihmanfaatan Barang dan PP Nomor 47 Tahun 2013. mengenai tata cara pembayaran kembali PPN atau PPN
Kena Pajak kepada sesama Perwakilan Negara Asing, dan PPnBM yang seharusnya tidak diberikan
Badan Internasional, Pejabat Perwakilan Negara Asing, pembebasan oleh perwakilan Negara asing dan badan
atau Pejabat Badan Internasional, Pajak Pertambahan internasional serta pejabatnya.
Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah yang telah dibebaskan tidak perlu
dibayar kembali.
38. Menerbitkan Surat Penyampaian SPOP kepada Subjek Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Pajak atau Wajib Pajak. PBB. mengenai petunjuk pelaksanaan pendaftaran atau
pemutakhiran PBB.
39. Menerbitkan surat pemberitahuan penundaan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
pengembalian SPOP tidak dapat PBB. mengenai tata cara pendafataran dan pendataan objek
dipertimbangkan/diterima dengan catatan kepada pajak dan subjek pajak atau Wajib Pajak PBB.
Subjek Pajak atau Wajib Pajak.
40. Menerbitkan Surat Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Pasal 7 ayat (2) huruf b Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Lunas dengan menggunakan Mesin Teraan Meterai Undang-Undang Bea Meterai. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Digital. cara pelunasan bea meterai dengan membubuhkan
tanda bea meterai lunas dengan mesin teraan meterai
digital.
41. Menerbitkan Surat Ijin Pelunasan Bea Meterai dengan Pasal 7 ayat (2) huruf b Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan
cara membubuhkan tanda Bea Meterai lunas dengan Undang-Undang Bea Meterai. perundang-undangan yang mengatur mengenai
teknologi percetakan. pelaksana pembubuhan tanda bea meterai lunas
dengan teknologi percetakan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 11


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
42. Menerbitkan Surat Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Pasal 7 ayat (2) huruf b Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Lunas dengan menggunakan Sistem Komputerisasi. Undang-Undang Bea Meterai. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pelunasan bea meterai dengan membubuhkan
tanda bea meterai lunas dengan sistem komputerisasi.
43. Menerbitkan surat pengalihan Bea Meterai atas cek dan Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan
bilyet giro. Bea Meterai. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pelunasan bea meterai dengan membubuhkan
tanda bea meterai lunas dengan teknologi percetakan.
44. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) terkait dengan Pasal 14 ayat (1) Undang- Kepala Seksi Pengawasan dan Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
pelaksanaan Pasal 7, Pasal 8 ayat (2), Pasal 8 ayat Undang KUP. Konsultasi II, III, IV. mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
(2a), Pasal 9 ayat (2a), Pasal 9 ayat (2b), Pasal 14 ayat dan Surat Tagihan Pajak.
(3), Pasal 14 ayat (4), Pasal 14 ayat (5), Pasal 19 ayat
(2), Pasal 19 ayat (3), Pasal 25 ayat (9), Pasal 27 ayat
(5d) Undang-Undang KUP, dan Pasal 8 ayat (1)
Undang-Undang Bea Meterai, sesuai dengan Wajib
Pajak yang menjadi kewenangannya.
45. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) terkait dengan Pasal 14 ayat (1) Undang- Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
pelaksanaan Pasal 7, Pasal 8 ayat (2), Pasal 8 ayat Undang KUP. Penyuluhan. mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
(2a), Pasal 9 ayat (2a), Pasal 9 ayat (2b), Pasal 14 ayat dan Surat Tagihan Pajak.
(3), Pasal 14 ayat (4), Pasal 14 ayat (5), Pasal 19 ayat
(2), Pasal 19 ayat (3), Pasal 25 ayat (9), Pasal 27 ayat
(5d) Undang-Undang KUP, dan Pasal 8 ayat (1)
Undang-Undang Bea Meterai, sesuai dengan Wajib
Pajak yang menjadi kewenangannya.
46. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) terkait dengan Pasal 14 ayat (1) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
pelaksanaan Pasal 19 Undang-Undang KUP. Undang KUP. mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
dan Surat Tagihan Pajak.
47. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP). Pasal 14 ayat (1) Undang- Kepala KPP. Untuk STP yang diterbitkan berdasarkan Laporan
Undang KUP. Pemeriksaan Pajak.
48. Menunjuk tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan Pasal 34 ayat (2) Undang- Kepala KPP.
pemeriksaan fisik untuk kegiatan joint endorsement di Undang KUP.
Kawasan Bebas.
49. Menerbitkan keputusan penghitungan besarnya Pasal 25 ayat (6) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
angsuran pajak dalam Tahun Pajak berjalan dalam Undang PPh. mengenai penghitungan besarnya angsuran pajak
hal-hal tertentu. dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu.

TaxBase 6.0 Document - Page : 12


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
50. Menerbitkan Surat Teguran pengembalian SPOP. Pasal 9 ayat (2) Undang- Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
PBB. mengenai tata cara pendaftaran dan pendataan objek
pajak dan subjek pajak atau Wajib Pajak PBB.
51. Menetapkan Subjek Pajak sebagai Wajib Pajak atas Pasal 4 ayat (3) Undang- Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
suatu Objek yang belum jelas diketahui Wajib Pajaknya. PBB. mengenai penetapan Wajib Pajak atas objek PBB yang
belum jelas diketahui Wajib Pajaknya dan pencabutan
penetapan sebagai Wajib Pajak.
52. Membatalkan ketetapan sebagai Wajib Pajak suatu Pasal 4 ayat (5) Undang- Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
objek yang belum jelas diketahui Wajib Pajaknya. PBB. mengenai penetapan Wajib Pajak atas objek PBB yang
belum jelas diketahui Wajib Pajaknya dan pencabutan
penetapan sebagai Wajib Pajak.
53. Menerbitkan Surat Permintaan Klarifikasi atas SPOP Pasal 9 ayat (1) Undang- Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
yang disampaikan oleh Wajib Pajak. PBB. mengenai petunjuk pelaksanaan pendaftaran atau
pemutakhiran PBB.
54. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Pemenuhan Pasal 4 ayat (4), (5), dan (6) Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Persyaratan Subjektif Wajib Pajak PBB. Undang-Undang PBB. mengenai petunjuk pelaksanaan pendaftaran atau
pemutakhiran PBB.
55. Menerbitkan keputusan penolakan atas keterangan Pasal 4 ayat (6) Undang- Undang Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
tertulis bahwa ia bukan Wajib Pajak atas suatu objek PBB. mengenai penetapan Wajib Pajak atas objek PBB yang
pajak. belum jelas diketahui Wajib Pajaknya dan pencabutan
penetapan sebagai Wajib Pajak.
56. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pasal 10 ayat (1) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
(SPPT). Undang PBB. mengenai tata cara pendaftaran dan pendataan objek
pajak dan subjek pajak atau Wajib Pajak PBB.
57. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak PBB (SKP PBB). Pasal 10 ayat (2) huruf a Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Undang-Undang PBB. mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
PBB dan Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak
PBB.
58. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) PBB. Pasal 11 ayat (4) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Undang PBB. mengenai tata cara penerbitan Surat Tagihan Pajak
PBB.
59. Menerbitkan Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pasal 10 ayat (2) huruf a Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
(SKKP) PBB. Undang-Undang PBB. mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
PBB dan Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak
PBB.

TaxBase 6.0 Document - Page : 13


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
60. Menerbitkan Surat Pemberitahuan (SPb). Pasal 10 ayat (2) huruf a Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Undang-Undang PBB. mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
PBB dan Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak
PBB.
61. Menerbitkan surat klarifikasi kepada Wajib Pajak untuk Pasal 24 Undang-Undang Nomor Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
melunasi kekurangan pembayaran Uang Tebusan dalam 11 Tahun 2016 tentang mengenai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11
rangka Pengampunan Pajak. Pengampunan Pajak. Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak.
62. Melakukan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Pasal 29 Undang-Undang KUP. Pemeriksa Pajak. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk mengenai tata cara pemeriksaan.
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
63. Menerbitkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak. Pasal 29 dan Pasal 31 Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Undang-Undang KUP. mengenai tata cara pemeriksaan.
64. Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan dan Surat Pasal 29 dan Pasal 31 Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Perintah Pemeriksaan Perubahan. Undang-Undang KUP. mengenai tata cara pemeriksaan.
65. Menerbitkan Surat Pemberitahuan tentang Pemeriksaan Pasal 31 Undang-Undang KUP. Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Pajak. mengenai tata cara pemeriksaan.
66. Melakukan penyegelan dan/atau pembukaan segel Pasal 30 Undang-Undang KUP. Pemeriksa Pajak. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
tempat atau ruangan tertentu dalam rangka mengenai tata cara pemeriksaan.
pemeriksaan.
67. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Pasal 31 Undang-Undang KUP. Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
mengenai tata cara pemeriksaan.
68. Menerbitkan undangan pembahasan akhir hasil Pasal 31 Undang-Undang KUP. Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
pemeriksaan. mengenai tata cara pemeriksaan.
69. Menentukan kembali besarnya penghasilan dan Pasal 18 ayat (3) Undang- Kepala KPP.
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal Undang PPh.
untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak
bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Wajib Pajak lainnya.
70. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pasal 13, Pasal 13A, Pasal 17C, Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
(SKPKB). dan Pasal 17D Undang-Undang mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
KUP. dan Surat Tagihan Pajak.
71. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pasal 15 ayat (1) dan ayat (4) Kepala KPP Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Tambahan (SKPKBT). Undang-Undang KUP. mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
dan Surat Tagihan Pajak.

TaxBase 6.0 Document - Page : 14


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
72. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN). Pasal 17A Undang-Undang KUP. Kepala KPP Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
dan Surat Tagihan Pajak.
73. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pasal 17 dan Pasal 17B Kepala KPP Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
(SKPLB) PPh/PPN/PPnBM, termasuk Surat Ketetapan Undang-Undang KUP. mengenai tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Pajak Lebih Bayar (SKPLB) yang telah melewati jangka dan Surat Tagihan Pajak.
waktu 12 (dua belas) bulan atau jangka waktu lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
74. Menerbitkan Instruksi Pengamatan. Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kepala KPP.
75. Menerbitkan surat pengembalian permohonan Pasal 16 Undang-Undang KUP. Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
pembetulan, sepanjang surat keputusan diterbitkan oleh mengenai tata cara pembetulan.
pejabat di lingkungan KPP.
76. Melakukan proses penyelesaian permohonan Pasal 16 Undang-Undang KUP. Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
pembetulan yang diajukan oleh Wajib Pajak atau secara mengenai tata cara pembetulan.
jabatan, sepanjang surat keputusan diterbitkan oleh
pejabat di lingkungan KPP.
77. Menerbitkan keputusan atas pembetulan kesalahan Pasal 16 Undang-Undang KUP. Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
tulis, kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam mengenai tata cara pembetulan.
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang terdapat dalam surat keputusan (SK)
dalam rangka pelaksanaan Pasal 16 Undang-Undang
KUP, sepanjang surat keputusan diterbitkan oleh
pejabat di lingkungan KPP.
78. Memberikan keterangan secara tertulis mengenai Pasal 16 Undang-Undang KUP. Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengenai tata cara pembetulan.
mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak,
sepanjang surat keputusan diterbitkan oleh pejabat di
lingkungan KPP.
79. Menerbitkan surat jawaban secara tertulis hal-hal yang Pasal 25 ayat (6) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, Undang KUP. mengenai tata cara pengajuan dan penyelesaian
pemotongan atau pemungutan pajak atas permintaan Keberatan.
Wajib Pajak.
80. Melaksanakan Putusan Banding. Pasal 88 ayat (2) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Undang Pengadilan Pajak. mengenai tata cara penanganan dan pelaksanaan
Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan Putusan
Peninjauan Kembali.

TaxBase 6.0 Document - Page : 15


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
81. Melaksanakan Putusan Gugatan atas objek gugatan Pasal 88 ayat (2) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
berupa surat keputusan atau surat yang diterbitkan oleh Undang Pengadilan Pajak. mengenai tata cara penanganan dan pelaksanaan
pejabat di lingkungan KPP. Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan Putusan
Peninjauan Kembali.
82. Melaksanakan Putusan Peninjauan Kembali atas Putusan Pasal 88 ayat (2) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Banding. Undang Pengadilan Pajak. mengenai tata cara penanganan dan pelaksanaan
Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan Putusan
Peninjauan Kembali.
83. Melaksanakan Putusan Peninjauan Kembali atas Putusan Pasal 88 ayat (2) Undang- Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan yang mengatur
Gugatan, apabila objek gugatan berupa surat keputusan Undang Pengadilan Pajak. mengenai tata cara penanganan dan pelaksanaan
atau surat yang diterbitkan oleh pejabat di lingkungan Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan Putusan
KPP. Peninjauan Kembali.
84. Meminta keterangan atau bukti dari akuntan publik, Pasal 35 ayat (1) Undang- Kepala KPP.
notaris, konsultan pajak, kantor administrasi, dan/atau Undang KUP.
pihak ketiga lainnya, yang mempunyai hubungan
dengan Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan dan
penagihan pajak.
85. Meminta secara tertulis kepada Otoritas Jasa Keuangan Pasal 5 ayat (4) huruf a PP Kepala KPP.
untuk memblokir rekening efek pada Kustodian. Nomor 135 Tahun 2000.
86. Menerbitkan surat keterangan terdaftar sebagai Undang-Undang Akses Informasi Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Lembaga Keuangan. Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
untuk kepentingan perpajakan.
87. Menerbitkan surat permintaan informasi dan/atau bukti Undang-Undang Akses Informasi Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan
keterangan kepada Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Entitas Lain petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
sehubungan dengan pelaksanaan akses informasi untuk kepentingan perpajakan.
keuangan untuk kepentingan perpajakan dalam
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan penagihan
pajak.
88. Menerbitkan surat permintaan klarifikasi kepada Undang-Undang Akses Informasi Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Lainnya, dan/atau Entitas Lain sehubungan dengan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
pelaksanaan permintaan informasi dan/atau bukti atau untuk kepentingan perpajakan.
keterangan dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
dan penagihan pajak.

TaxBase 6.0 Document - Page : 16


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
89. Menerbitkan surat teguran kepada Lembaga Jasa Undang-Undang Akses Informasi Kepala KPP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Entitas Lain sehubungan dengan pelaksanaan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
permintaan informasi dan/atau bukti atau keterangan untuk kepentingan perpajakan.
dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan
penagihan pajak.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Salinan sesuai dengan aslinya ttd.


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
u.b. ROBERT PAKPAHAN
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA,

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 17


LAMPIRAN III
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA PEJABAT DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (KANWIL DJP)

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Menerbitkan surat persetujuan perubahan metode Pasal 28 ayat (6) Undang- Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
pembukuan dan/atau tahun buku yang ke-2 (dua) dan Undang KUP. perundang-undangan yang mengatur mengenai
seterusnya. wewenang untuk memberikan persetujuan atau
penolakan atas permohonan Wajib Pajak mengenai
perubahan metode pembukuan dan/atau perubahan
tahun buku yang kedua dan seterusnya.
2. Menerbitkan surat keputusan persetujuan tentang Pasal 10 ayat (3) Undang- Kepala Kanwil DJP. Sepanjang Wajib Pajak yang melakukan
penggunaan nilai buku atas pengalihan harta dalam Undang PPh. penggabungan, peleburan atau pemekaran usaha
rangka penggabungan, peleburan atau pemekaran tersebut terdaftar pada KPP di lingkungan wilayah
usaha dari Wajib Pajak. Direktorat Jenderal Pajak yang sama.
Tata caranya sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai
persyaratan dan tata cara pemberian izin penggunaan
nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka
penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha.
3. Menerbitkan keputusan persetujuan atau penolakan Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2) Kepala Kanwil DJP. Tata caranya sebagaimana diatur dalam peraturan
penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai
perpajakan. penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk
tujuan perpajakan.
4. Menerbitkan surat keputusan persetujuan/penolakan Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2) Kepala Kanwil DJP. Tata caranya sebagaimana diatur dalam peraturan
pembayaran PPh Final atas selisih lebih penilaian Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
kembali aktiva tetap secara angsuran untuk jangka cara pengajuan permohonan dan pengadministrasian
waktu tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan, dalam hal penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk
PPh Final yang terutang tidak lebih dari Rp tujuan perpajakan.
2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah).
5. Menetapkan satu tempat atau lebih sebagai tempat Pasal 12 ayat (2) Undang- Kepala Kanwil DJP. Tata caranya sebagaimana diatur dalam peraturan
pajak terutang. Undang PPN. perundang-undangan yang mengatur mengenai
penetapan satu tempat atau lebih sebagai tempat
pajak pertambahan nilai terutang.

TaxBase 6.0 Document - Page : 18


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
6. Menetapkan tempat tinggal Orang Pribadi atau tempat Pasal 2 ayat (6) Undang-Undang Kepala Kanwil DJP. Tata caranya ditetapkan dalam peraturan
kedudukan badan. PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai
penetapan tempat tinggal orang pribadi dan tempat
kedudukan badan.
7. Melakukan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Pasal 29 Undang-Undang KUP. Pemeriksa Pajak. Tata caranya sebagaimana diatur dalam peraturan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan cara pemeriksaan.
peraturan perundang-undangan perpajakan.
8. Menerbitkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak. Pasal 29 dan Pasal 31 Kepala Kanwil DJP. Tata caranya ditetapkan dalam peraturan yang
Undang-Undang KUP. mengatur mengenai tata cara pemeriksaan.
9. Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan dan Surat Pasal 29 dan Pasal 31 Kepala Kanwil DJP. Tata caranya ditetapkan dalam peraturan yang
Perintah Pemeriksaan Perubahan. Undang-Undang KUP. mengatur mengenai tata cara pemeriksaan.
10. Menerbitkan Surat Pemberitahuan tentang Pemeriksaan Pasal 31 Undang-Undang KUP. Kabid P2IP. Tata caranya ditetapkan dalam peraturan yang
Pajak. mengatur mengenai tata cara pemeriksaan.
11. Melakukan penyegelan dan/atau pembukaan segel Pasal 30 Undang-Undang KUP. Pemeriksa Pajak. Tata caranya ditetapkan dalam peraturan yang
tempat atau ruangan tertentu dalam rangka mengatur mengenai tata cara pemeriksaan.
pemeriksaan.
12. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Pasal 31 Undang-Undang KUP. Kabid P2IP. Tata caranya ditetapkan dalam peraturan yang
mengatur mengenai tata cara pemeriksaan.
13. Menerbitkan undangan pembahasan akhir hasil Pasal 31 Undang-Undang KUP. Kabid P2IP. Tata caranya ditetapkan dalam peraturan yang
pemeriksaan. mengatur mengenai tata cara pemeriksaan.
14. Menentukan kembali besarnya penghasilan dan Pasal 18 ayat (3) Undang- Kabid P2IP.
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal Undang PPh.
untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak
bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Wajib Pajak lainnya.
15. Melakukan Pemeriksaan sehubungan dengan Pasal 43A Undang-Undang KUP. Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Tata caranya diatur dalam peraturan
Pemeriksaan Bukti Permulaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
16. Menerbitkan Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa Bukti Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Permulaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 19


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
17. Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Permulaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
18. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Permulaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
19. Menerbitkan surat pemanggilan Wajib Pajak dan surat Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kabid P2IP. Tata caranya diatur dalam peraturan
peminjaman berkas atau dokumen, dalam rangka perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Pemeriksaan Bukti Permulaan. cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
20. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Bukti Permulaan kepada Wajib Pajak yang diperiksa. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
21. Menunjuk tenaga ahli untuk membantu dalam Pasal 34 ayat (2) Undang- Kepala Kanwil DJP.
pelaksanaan penyidikan sesuai dengan ketentuan Undang KUP.
peraturan perundang-undangan perpajakan.
22. Menerbitkan surat permintaan keterangan atau bukti Pasal 35 ayat (1) Undang- Kabid P21P. Selain permintaan Informasi, Bukti dan Keterangan
dari akuntan publik, notaris, konsultan pajak, kantor Undang KUP. yang diatur dalam Undang-Undang Akses Informasi
administrasi, dan/atau pihak ketiga lainnya, yang Keuangan.
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang
dilakukan pemeriksaan, penagihan pajak, pemeriksaan
bukti permulaan dan penyidikan.
23. Menerbitkan Instruksi Kegiatan Intelijen Perpajakan. Pasal 35A, Pasal 43A UU KUP dan Kepala Kanwil DJP.
Pasal 7 PP Nomor 31 Tahun 2012.
24. Menerbitkan Rencana Kegiatan Intelijen Perpajakan. Pasal 35A, Pasal 43A Kabid P2IP.
Undang-Undang KUP, dan Pasal 7
PP Nomor 31 Tahun 2012.
25. Menerbitkan Surat Permintaan Tambahan Pasal 35A, Pasal 43A Kepala Kanwil DJP.
Data/Informasi dalam rangka Kegiatan Intelijen Undang-Undang KUP, dan Pasal 7
Perpajakan. PP Nomor 31 Tahun 2012.
26. Menerbitkan Laporan Hasil Intelijen Perpajakan. Pasal 35A, Pasal 43A Kepala Kanwil DJP.
Undang-Undang KUP, dan Pasal 7
PP Nomor 31 Tahun 2012.

TaxBase 6.0 Document - Page : 20


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
27. Menerbitkan Lembar Informasi Intelijen Perpajakan Pasal 35A, Pasal 43A Kepala Kanwil DJP.
(LIIP). Undang-Undang KUP, dan Pasal 7
PP Nomor 31 Tahun 2012.
28. Menerbitkan Laporan Hasil Pengembangan dan Analisis Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP.
(LHPA) IDLP.
29. Menerbitkan Lembar Informasi Analisis (LIA) IDLP. Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP.
30. Menerbitkan Surat Pemberitahuan IDLP sudah diterima. Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP.
31. Menerbitkan Laporan Atensi. Pasal 43A UU KUP. Kepala Kanwil DJP.
32. Menerbitkan surat pengembalian permohonan Pasal 16 Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
pembetulan, sepanjang surat keputusan diterbitkan perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
oleh Kepala Kanwil DJP. cara pembetulan.
33. Melakukan proses penyelesaian permohonan Pasal 16 Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
pembetulan yang diajukan oleh Wajib Pajak atau secara perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
jabatan, sepanjang surat keputusan diterbitkan oleh cara pembetulan.
Kepala Kanwil DJP.
34. Menerbitkan keputusan atas pembetulan kesalahan Pasal 16 Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
tulis, kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan cara pembetulan.
perpajakan yang terdapat dalam surat keputusan (SK)
dalam rangka pelaksanaan Pasal 16 Undang-Undang
KUP, sepanjang surat keputusan diterbitkan oleh Kepala
Kanwil DJP.
35. Memberikan keterangan secara tertulis mengenai Pasal 16 Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak, cara pembetulan.
sepanjang surat keputusan diterbitkan oleh Kepala
Kanwil DJP.
36. Menerbitkan surat pemberitahuan tertulis kepada Wajib Pasal 25 ayat (4) Undang- Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Pajak bahwa surat keberatannya tidak dapat Undang KUP. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan cara pengajuan dan penyelesaian keberatan dan
formal. mengenai petunjuk pelaksanaan penyelesaian
keberatan PPh, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
37. Melakukan proses penyelesaian keberatan yang Pasal 25 Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
diajukan oleh Wajib Pajak. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pengajuan dan penyelesaian keberatan dan
mengenai petunjuk pelaksanaan penyelesaian

TaxBase 6.0 Document - Page : 21


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
keberatan PPh, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
38. Menerbitkan surat persetujuan atau penolakan Pasal 25 Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
pencabutan pengajuan keberatan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pengajuan dan penyelesaian keberatan dan
mengenai petunjuk pelaksanaan penyelesaian
keberatan PPh, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
39. Menerbitkan keputusan atas keberatan yang diajukan Pasal 26 Undang-Undang KUP. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Wajib Pajak. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pengajuan dan penyelesaian keberatan dan
mengenai petunjuk pelaksanaan penyelesaian
keberatan PPh, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
40. Membuat, menerbitkan dan menyampaikan Surat Pasal 27 Undang-Undang KUP Kepala Kanwil DJP.
Uraian Banding dan Surat Tanggapan Direktur Jenderal dan Pasal 44 serta Pasal 45
Pajak kepada Pengadilan Pajak, sepanjang keputusan Undang-Undang Pengadilan
diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJP. Pajak.
41. Menerbitkan Surat Tugas kepada pegawai Direktorat Pasal 34 Undang-Undang Kepala Kanwil DJP.
Jenderal Pajak untuk menghadiri sidang di Pengadilan Pengadilan Pajak.
Pajak.
42. Menerbitkan surat pengembalian: Pasal 36 ayat (1) Undang- Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
a. permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi Undang KUP. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan; cara pengurangan atau penghapusan sanksi
b. permohonan pengurangan atau pembatalan surat administrasi dan pengurangan atau pembatalan Surat
ketetapan pajak yang tidak benar; Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak termasuk
c. permohonan pengurangan atau pembatalan Surat pengurangan denda administrasi Pajak Bumi dan
Tagihan Pajak yang tidak benar; dan Bangunan dan pengurangan atau pembatalan Surat
d. permohonan pembatalan hasil pemeriksaan atau Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak
surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Tagihan Pajak Pajak
dilaksanakan tanpa: Bumi dan Bangunan, yang tidak benar.
1) penyampaian surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan; atau
2) pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan
Wajib Pajak.

TaxBase 6.0 Document - Page : 22


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
43. Melakukan proses penyelesaian: Pasal 36 ayat (1) Undang- Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
a. pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi Undang KUP. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
berupa bunga, denda dan kenaikan; cara pengurangan atau penghapusan sanksi
b. pengurangan atau pembatalan surat ketetapan administrasi dan pengurangan atau pembatalan Surat
pajak yang tidak benar; Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak termasuk
c. pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak pengurangan denda administrasi Pajak Bumi dan
yang tidak benar; dan Bangunan dan pengurangan atau pembatalan Surat
d. pembatalan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak
pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Tagihan Pajak Pajak
tanpa: Bumi dan Bangunan, yang tidak benar.
1) penyampaian surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan; atau
2) pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan
Wajib Pajak,
secara jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak.
44. Menerbitkan keputusan mengenai: Pasal 36 ayat 1 Undang-Undang Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
a. pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi KUP. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
berupa bunga, denda dan kenaikan; cara pengurangan atau penghapusan sanksi
b. pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak administrasi dan pengurangan atau pembatalan Surat
yang tidak benar; Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak termasuk
c. pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak pengurangan denda administrasi Pajak Bumi dan
yang tidak benar; dan Bangunan dan pengurangan atau pembatalan Surat
d. pembatalan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak
pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Tagihan Pajak Pajak
tanpa: Bumi dan Bangunan, yang tidak benar.
1) penyampaian surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan; atau
2) pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan
Wajib Pajak,
secara jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak.
45. Menerbitkan surat pemberitahuan tertulis kepada Wajib Pasal 15 Undang-Undang PBB. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Pajak bahwa surat keberatan PBB tidak dapat perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan cara pengajuan dan penyelesaian keberatan Pajak
formal. Bumi dan Bangunan.
46. Melakukan proses penyelesaian keberatan PBB yang Pasal 15 Undang-Undang PBB. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
diajukan oleh Wajib Pajak. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pengajuan dan penyelesaian keberatan Pajak
Bumi dan Bangunan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 23


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
47. Menerbitkan surat jawaban atas permohonan Pasal 15 Undang-Undang PBB. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
pencabutan surat keberatan PBB. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pengajuan dan penyelesaian keberatan Pajak
Bumi dan Bangunan.
48. Menerbitkan Keputusan atas keberatan yang diajukan Pasal 16 Undang-Undang PBB. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Wajib Pajak sehubungan dengan Surat Pemberitahuan perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Pajak Terutang (SPPT) atau ketetapan PBB yang cara pengajuan dan penyelesaian keberatan Pajak
terutang. Bumi dan Bangunan.
49. Membuat, menerbitkan dan menyampaikan Surat Pasal 27 Undang-Undang KUP, Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Uraian Banding dan Surat Tanggapan Direktur Jenderal Pasal 17 Undang-Undang PBB, perundang-undangan yang mengatur mengenai
Pajak untuk PBB kepada Pengadilan Pajak, sepanjang dan Pasal 44 serta Pasal 45 pengurangan denda administrasi pajak bumi dan
keputusan diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJP. Undang-Undang Pengadilan bangunan dan pengurangan atau pembatalan surat
Pajak. pemberitahuan pajak terutang, surat ketetapan pajak
pajak bumi dan bangunan, surat tagihan pajak pajak
bumi dan bangunan, yang tidak benar.
50. Menerbitkan surat pengembalian permohonan Pasal 20 Undang-Undang PBB. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
pengurangan denda administrasi PBB. perundang-undangan yang mengatur mengenai
pengurangan denda administrasi pajak bumi dan
bangunan dan pengurangan atau pembatalan surat
pemberitahuan pajak terutang, surat ketetapan pajak
pajak bumi dan bangunan, surat tagihan pajak pajak
bumi dan bangunan, yang tidak benar.
51. Melakukan proses penyelesaian pengurangan denda Pasal 20 Undang-Undang PBB. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
administrasi PBB. perundang-undangan yang mengatur mengenai
pengurangan denda administrasi pajak bumi dan
bangunan dan pengurangan atau pembatalan surat
pemberitahuan pajak terutang, surat ketetapan pajak
pajak bumi dan bangunan, surat tagihan pajak pajak
bumi dan bangunan, yang tidak benar.
52. Menerbitkan keputusan mengenai pengurangan denda Pasal 20 Undang-Undang PBB. Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
administrasi PBB. perundang-undangan yang mengatur mengenai
pengurangan denda administrasi pajak bumi dan
bangunan dan pengurangan atau pembatalan surat
pemberitahuan pajak terutang, surat ketetapan pajak
pajak bumi dan bangunan, surat tagihan pajak pajak
bumi dan bangunan, yang tidak benar.

TaxBase 6.0 Document - Page : 24


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
53. Melaksanakan Putusan Gugatan atas objek gugatan Pasal 88 ayat (2) Undang- Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
berupa surat keputusan atau surat yang diterbitkan oleh Undang Pengadilan Pajak. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
pejabat di lingkungan Kanwil DJP. cara penanganan dan pelaksanaan putusan banding,
putusan gugatan, dan putusan peninjauan kembali.
54. Melaksanakan Putusan Peninjauan Kembali atas Pasal 88 ayat (2) Undang- Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Putusan Gugatan atas objek gugatan berupa surat Undang Pengadilan Pajak. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
keputusan atau surat yang diterbitkan oleh pejabat di cara penanganan dan pelaksanaan putusan banding,
lingkungan Kanwil DJP. putusan gugatan, dan putusan peninjauan kembali.
55. Menerbitkan surat permintaan informasi dan/atau bukti Undang-Undang Akses Informasi Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
keterangan kepada Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Entitas Lain petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
sehubungan dengan pelaksanaan akses informasi untuk kepentingan perpajakan.
keuangan untuk kepentingan perpajakan dalam
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, pemeriksaan bukti
permulaan, dan penyidikan.
56. Menerbitkan surat permintaan klarifikasi kepada Undang-Undang Akses Informasi Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Lainnya, dan/atau Entitas Lain sehubungan dengan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
pelaksanaan permintaan informasi dan/atau bukti atau untuk kepentingan perpajakan.
keterangan dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan,
pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan.
57. Menerbitkan surat teguran kepada Lembaga Jasa Undang-Undang Akses Informasi Kepala Kanwil DJP. Tata caranya diatur dalam peraturan
Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Entitas Lain sehubungan dengan pelaksanaan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
permintaan informasi dan/atau bukti atau keterangan untuk kepentingan perpajakan.
dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, pemeriksaan
bukti permulaan, dan penyidikan.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ttd.
u.b.
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA, ROBERT PAKPAHAN

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 25


LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA PEJABAT DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Melaksanakan Putusan Gugatan atas objek gugatan Pasal 88 ayat (2) Undang- Direktur terkait yang menerbitkan Tata caranya diatur dalam peraturan
berupa surat keputusan atau surat yang diterbitkan Undang Pengadilan Pajak. surat keputusan atau surat yang perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
oleh pejabat di lingkungan Kantor Pusat Direktorat digugat. cara penanganan dan pelaksanaan putusan banding,
Jenderal Pajak. putusan gugatan, dan putusan peninjauan kembali.
2. Melaksanakan Putusan Peninjauan Kembali atas Pasal 88 ayat (2) Undang- Direktur terkait yang menerbitkan Tata caranya diatur dalam peraturan
Putusan Gugatan atas objek gugatan berupa surat Undang Pengadilan Pajak. surat keputusan atau surat yang perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
keputusan atau surat yang diterbitkan oleh pejabat di digugat. cara penanganan dan pelaksanaan putusan banding,
lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. putusan gugatan, dan putusan peninjauan kembali.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Salinan sesuai dengan aslinya ttd.


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
u.b. ROBERT PAKPAHAN
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA,

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 26


LAMPIRAN V
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Melakukan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Pasal 29 Undang-Undang KUP. Pemeriksa Pajak. Tata caranya diatur dalam peraturan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan cara pemeriksaan.
peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Menerbitkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak. Pasal 29 dan Pasal 31 Direktur Pemeriksaan dan Tata caranya diatur dalam peraturan
Undang-Undang KUP. Penagihan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan.
3. Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan dan Surat Pasal 29 dan Pasal 31 Direktur Pemeriksaan dan Tata caranya diatur dalam peraturan
Perintah Pemeriksaan Perubahan. Undang-Undang KUP. Penagihan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan.
4. Menerbitkan Surat Pemberitahuan tentang Pemeriksaan Pasal 31 Undang-Undang KUP. Kasubdit di bidang pemeriksaan Tata caranya diatur dalam peraturan
Pajak. di lingkungan Direktorat perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Pemeriksaan dan Penagihan. cara pemeriksaan.
5. Melakukan penyegelan dan/atau pembukaan segel Pasal 30 Undang-Undang KUP. Pemeriksa Pajak. Tata caranya diatur dalam peraturan
tempat atau ruangan tertentu dalam rangka perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
pemeriksaan. cara pemeriksaan.
6. Menerbitkan surat permintaan keterangan atau bukti Pasal 35 ayat (1) Undang- Kasubdit di lingkungan Direktorat Selain permintaan Informasi, Bukti dan Keterangan
dari akuntan publik, notaris, konsultan pajak, kantor Undang KUP. Pemeriksaan dan Penagihan. yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun
administrasi, dan/atau pihak ketiga lainnya, yang 2017.
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang
dilakukan pemeriksaan dan penagihan pajak.
7. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Pasal 31 Undang-Undang KUP. Kasubdit di bidang pemeriksaan Tata caranya diatur dalam peraturan
di lingkungan Direktorat perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Pemeriksaan dan Penagihan. cara pemeriksaan.
8. Menerbitkan undangan pembahasan akhir hasil Pasal 31 Undang-Undang KUP. Kasubdit di bidang pemeriksaan Tata caranya diatur dalam peraturan
pemeriksaan. di lingkungan Direktorat perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Pemeriksaan dan Penagihan. cara pemeriksaan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 27


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
9. Menentukan kembali besarnya penghasilan dan Pasal 18 ayat (3) Undang- Kasubdit di bidang pemeriksaan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal Undang PPh. di lingkungan Direktorat
untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak Pemeriksaan dan Penagihan.
bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Wajib Pajak lainnya.
10. Menerbitkan rekomendasi pemblokiran, pembukaan Undang-Undang Nomor 10 Tahun Direktur Pemeriksaan dan Tata caranya diatur dalam peraturan
blokir atau pencabutan atas Akses Kepabeanan kepada 1995 tentang Kepabeanan. Penagihan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau pejabat yang petunjuk pelaksanaan pemberian rekomendasi terkait
ditunjuk. akses kepabeanan.
11. Menerbitkan surat permintaan informasi dan/atau bukti Undang-Undang Akses Informasi Direktur Pemeriksaan dan Tata caranya diatur dalam peraturan
keterangan kepada Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Keuangan. Penagihan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Entitas Lain petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
sehubungan dengan pelaksanaan akses informasi untuk kepentingan perpajakan.
keuangan untuk kepentingan perpajakan dalam
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.
12. Menerbitkan surat permintaan klarifikasi kepada Undang-Undang Akses Informasi Direktur Pemeriksaan dan Tata caranya diatur dalam peraturan
Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Keuangan. Penagihan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Lainnya, dan/atau Entitas Lain sehubungan dengan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
pelaksanaan permintaan informasi dan/atau bukti atau untuk kepentingan perpajakan.
keterangan dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.
13. Menerbitkan surat teguran kepada Lembaga Jasa Undang-Undang Akses Informasi Direktur Pemeriksaan dan Tata caranya diatur dalam peraturan
Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Keuangan. Penagihan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Entitas Lain sehubungan dengan pelaksanaan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
permintaan informasi dan/atau bukti atau keterangan untuk kepentingan perpajakan.
dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Salinan sesuai dengan aslinya ttd.


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
u.b. ROBERT PAKPAHAN
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA,

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 28


LAMPIRAN VI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PENEGAKAN HUKUM

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Melakukan Pemeriksaan sehubungan dengan Pasal 43A Undang-Undang KUP. Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Tata caranya diatur dalam peraturan
Pemeriksaan Bukti Permulaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
2. Menerbitkan Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa Bukti Pasal 43A Undang-Undang KUP. Direktur Penegakan Hukum. Tata caranya diatur dalam peraturan
Permulaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
3. Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Pasal 43A Undang-Undang KUP. Direktur Penegakan Hukum. Tata caranya diatur dalam peraturan
Permulaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
4. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Pasal 43A Undang-Undang KUP. Direktur Penegakan Hukum. Tata caranya diatur dalam peraturan
Permulaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
5. Menerbitkan surat pemanggilan Wajib Pajak dan surat Pasal 43A Undang-Undang KUP. Kasubdit Pemeriksaan Bukti Tata caranya diatur dalam peraturan
peminjaman berkas atau dokumen, dalam rangka Permulaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
pemeriksaan bukti permulaan. cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
6. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Pasal 43A Undang-Undang KUP. Direktur Penegakan Hukum. Tata caranya diatur dalam peraturan
Bukti Permulaan kepada Wajib Pajak yang diperiksa. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
bidang perpajakan.
7. Menunjuk tenaga ahli untuk membantu dalam Pasal 34 ayat (2) Undang- Direktur Penegakan Hukum.
pelaksanaan penyidikan sesuai dengan ketentuan Undang KUP.
peraturan perundang-undangan perpajakan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 29


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
8. Menerbitkan surat permintaan keterangan atau bukti Pasal 35 ayat (1) Undang- 1. Kasubdit Pemeriksaan Bukti Selain permintaan Informasi, Bukti dan Keterangan
dari akuntan publik, notaris, konsultan pajak, kantor Undang KUP. Permulaan, dalam hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun
administrasi, dan/atau pihak ketiga lainnya, yang pemeriksaan bukti permulaan; 2017.
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang
dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan. dan
2. Kasubdit Penyidikan, dalam
hal penyidikan.
9. Menerbitkan surat permintaan informasi dan/atau bukti Undang-Undang Akses Informasi Direktur Penegakan Hukum. Tata caranya diatur dalam peraturan
keterangan kepada Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Entitas Lain petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
sehubungan dengan pelaksanaan akses informasi untuk kepentingan perpajakan.
keuangan untuk kepentingan perpajakan dalam
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan bukti permulaan dan
penyidikan.
10. Menerbitkan surat permintaan klarifikasi kepada Undang-Undang Akses Informasi Direktur Penegakan Hukum. Tata caranya diatur dalam peraturan
Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Lainnya, dan/atau Entitas Lain sehubungan dengan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
pelaksanaan permintaan informasi dan/atau bukti atau untuk kepentingan perpajakan.
keterangan dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
bukti permulaan dan penyidikan.
11. Menerbitkan surat teguran kepada Lembaga Jasa Undang-Undang Akses Informasi Direktur Penegakan Hukum. Tata caranya diatur dalam peraturan
Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Entitas Lain sehubungan dengan pelaksanaan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
permintaan informasi dan/atau bukti atau keterangan untuk kepentingan perpajakan.
dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan bukti
permulaan dan penyidikan.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ttd.
u.b.
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA, ROBERT PAKPAHAN

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 30


LAMPIRAN VII
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT KEBERATAN DAN BANDING

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Membuat, menerbitkan dan menyampaikan Surat Pasal 27 Undang-Undang KUP Direktur Keberatan dan Banding. Tata caranya diatur dalam peraturan
Uraian Banding dan Surat Tanggapan Direktur Jenderal dan Pasal 44 serta Pasal 45 perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Pajak kepada Pengadilan Pajak, sepanjang keputusan Undang-Undang Pengadilan cara penanganan sidang banding dan gugatan di
diterbitkan oleh pejabat di lingkungan Kantor Pusat Pajak. Pengadilan Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak.
2. Membuat, menerbitkan dan menyampaikan Surat Pasal 27 Undang-Undang KUP, Direktur Keberatan dan Banding. Tata caranya diatur dalam peraturan
Uraian Banding dan Surat Tanggapan Direktur Jenderal Pasal 17 Undang-Undang PBB, perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Pajak untuk PBB kepada Pengadilan Pajak, sepanjang dan Pasal 44 serta Pasal 45 cara penanganan sidang banding dan gugatan di
keputusan diterbitkan oleh pejabat di lingkungan Kantor Undang-Undang Pengadilan Pengadilan Pajak.
Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Pajak.
3. Menerbitkan Surat Tugas kepada pegawai Direktorat Pasal 34 Undang-Undang Direktur Keberatan dan Banding. Tata caranya diatur dalam peraturan
Jenderal Pajak untuk menghadiri sidang di Pengadilan Pengadilan Pajak. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Pajak. cara penanganan sidang banding dan gugatan di
Pengadilan Pajak.
4. Membuat dan menandatangani penjelasan tertulis yang Undang-Undang Pengadilan Direktur Keberatan dan Banding. Tata caranya diatur dalam peraturan
diminta Pengadilan Pajak. Pajak. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara penanganan sidang banding dan gugatan di
Pengadilan Pajak.
5. Membuat dan menerbitkan Berita Acara mengenai Pasal 36 ayat (1) huruf a Direktur Keberatan dan Banding. Tata caranya diatur dalam peraturan
penghapusan sanksi administrasi atas bunga yang terbit Undang-Undang KUP. perundang-undangan yang mengatur mengenai
berdasarkan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang KUP penghapusan sanksi administrasi bunga yang terbit
secara jabatan sesuai PMK-66/PMK.03/2017 tentang berdasarkan pasal 19 ayat (1) Undang-Undang KUP.
Perubahan PMK-29/PMK.03/2015 tentang Penghapusan
Sanksi Administrasi atas Bunga yang Terbit
Berdasarkan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang KUP.

TaxBase 6.0 Document - Page : 31


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
6. Membuat dan menerbitkan Berita Acara mengenai Pasal 36 ayat (1) huruf a Direktur Keberatan dan Banding. Tata caranya diatur dalam peraturan
penghapusan sanksi administrasi atas keterlambatan Undang-Undang KUP. perundang-undangan yang mengatur mengenai
penyampaian surat pemberitahuan, dan keterlambatan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi
pembayaran atau penyetoran pajak secara jabatan atas keterlambatan penyampaian surat
sesuai PMK-68/PMK.03/2017 tentang Perubahan PMK- pemberitahuan, pembetulan surat pemberitahuan, dan
91/PMK.03/2015 tentang Pengurangan atau keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajak.
Penghapusan Sanksi Administrasi atas Keterlambatan
Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat
Pemberitahuan, dan Keterlambatan Pembayaran atau
Penyetoran Pajak.
7. Menerbitkan surat permintaan informasi dan/atau bukti Undang-Undang Akses Informasi Direktur Keberatan dan Banding. Tata caranya diatur dalam peraturan
keterangan kepada Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Entitas Lain petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
sehubungan dengan pelaksanaan akses informasi untuk kepentingan perpajakan.
keuangan untuk kepentingan perpajakan dalam
pelaksanaan kegiatan penyelesaian upaya hukum
perpajakan.
8. Menerbitkan surat permintaan klarifikasi kepada Undang-Undang Akses Informasi Direktur Keberatan dan Banding. Tata caranya diatur dalam peraturan
Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Lainnya, dan/atau Entitas Lain sehubungan dengan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
pelaksanaan permintaan informasi dan/atau bukti atau untuk kepentingan perpajakan.
keterangan dalam pelaksanaan kegiatan penyelesaian
upaya hukum perpajakan.
9. Menerbitkan surat teguran kepada Lembaga Jasa Undang-Undang Akses Informasi Direktur Keberatan dan Banding. Tata caranya diatur dalam peraturan
Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Entitas Lain sehubungan dengan pelaksanaan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
permintaan informasi dan/atau bukti atau keterangan untuk kepentingan perpajakan.
dalam pelaksanaan kegiatan penyelesaian upaya hukum
perpajakan.

Salinan sesuai dengan aslinya DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
u.b. ttd.
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA,
ROBERT PAKPAHAN

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 32


LAMPIRAN VIII
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT INTELIJEN PERPAJAKAN

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Menerbitkan Instruksi Kegiatan Intelijen Perpajakan. Pasal 35A, Pasal 43A Direktur Intelijen Perpajakan.
Undang-Undang KUP, dan Pasal 7
PP 31 Tahun 2012.
2. Menerbitkan Rencana Kegiatan Intelijen Perpajakan. Pasal 35A, Pasal 43A Kasubdit di lingkungan Direktorat
Undang-Undang KUP, dan Pasal 7 Intelijen Perpajakan.
PP 31 Tahun 2012.
3. Menerbitkan Surat Permintaan Tambahan Pasal 35A, Pasal 43A Direktur Intelijen Perpajakan.
Data/Informasi dalam rangka Kegiatan Intelijen Undang-Undang KUP, dan Pasal 7
Perpajakan. PP 31 Tahun 2012.
4. Menerbitkan Laporan Hasil Intelijen Perpajakan. Pasal 35A, Pasal 43A Direktur Intelijen Perpajakan.
Undang-Undang KUP, dan Pasal 7
PP 31 Tahun 2012.
5. Menerbitkan Lembar Informasi Intelijen Perpajakan Pasal 35A, Pasal 43A Direktur Intelijen Perpajakan.
(LIIP). Undang-Undang KUP, dan Pasal 7
PP 31 Tahun 2012.
6. Menerbitkan Laporan Hasil Pengembangan dan Analisis Pasal 43A Undang-Undang KUP. Direktur Intelijen Perpajakan.
(LHPA) IDLP.
7. Menerbitkan Lembar Informasi Analisis (LIA) IDLP. Pasal 43A Undang-Undang KUP. Direktur Intelijen Perpajakan.
8. Menerbitkan Surat Pemberitahuan IDLP sudah diterima. Pasal 43A Undang-Undang KUP. Direktur Intelijen Perpajakan. Dalam hal IDLP diterima dari pihak eksternal.
9. Menerbitkan Laporan Atensi. Pasal 43A Undang-Undang KUP. Direktur Intelijen Perpajakan.
10. Menerbitkan Surat Keputusan Penetapan atau Pasal 43A Undang-Undang KUP. Direktur Intelijen Perpajakan. Tata caranya diatur dalam peraturan
Pencabutan Status Suspend terkait Penerbitan dan/atau perundang-undangan yang mengatur mengenai
Penggunaan Faktur Pajak Tidak Sah oleh Wajib Pajak. perlakuan terhadap penerbitan dan/atau penggunaan
faktur pajak tidak sah oleh Wajib Pajak.

TaxBase 6.0 Document - Page : 33


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
11. Menerbitkan surat permintaan informasi dan/atau bukti Undang-Undang Akses Informasi Direktur Intelijen Perpajakan. Tata caranya diatur dalam peraturan
keterangan kepada Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Entitas Lain petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
sehubungan dengan pelaksanaan akses informasi untuk kepentingan perpajakan.
keuangan untuk kepentingan perpajakan dalam
pelaksanaan kegiatan intelijen.
12. Menerbitkan surat permintaan klarifikasi kepada Undang-Undang Akses Informasi Direktur Intelijen Perpajakan. Tata caranya diatur dalam peraturan
Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Lainnya, dan/atau Entitas Lain sehubungan dengan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
pelaksanaan permintaan informasi dan/atau bukti atau untuk kepentingan perpajakan.
keterangan dalam pelaksanaan kegiatan intelijen.
13. Menerbitkan surat teguran kepada Lembaga Jasa Undang-Undang Akses Informasi Direktur Intelijen Perpajakan. Tata caranya diatur dalam peraturan
Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Entitas Lain sehubungan dengan pelaksanaan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
permintaan informasi dan/atau bukti atau keterangan untuk kepentingan perpajakan.
dalam pelaksanaan kegiatan intelijen.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ttd.
u.b.
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA, ROBERT PAKPAHAN

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 34


LAMPIRAN IX
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PERPAJAKAN INTERNASIONAL

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Melaksanakan Pertukaran Informasi dengan Pejabat Pasal 32A Undang-Undang PPh, Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
yang Berwenang di Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra Pasal 56 ayat (1) PP Nomor 74 perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
sesuai dengan Perjanjian Internasional yang mengatur Tahun 2011, Pasal 25 ayat (1) cara pertukaran informasi berdasarkan perjanjian
pertukaran informasi mengenai hal-hal yang berkaitan PP Nomor 94 Tahun 2010. internasional.
dengan perpajakan.
2. Melaksanakan Bantuan Penagihan Pajak dan Bantuan Pasal 32A Undang-Undang PPh, Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
Administratif Lain di Bidang Perpajakan dengan Pejabat Pasal 25 ayat (1) PP Nomor 94 perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
yang Berwenang di Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra Tahun 2010. cara pelaksanaan bantuan penagihan pajak dan
sesuai dengan Perjanjian Internasional yang mengatur bantuan administratif lain di bidang perpajakan
pelaksanaan Bantuan Penagihan Pajak dan Bantuan berdasarkan perjanjian internasional.
Administratif Lain di Bidang Perpajakan.
3. Menerbitkan surat penolakan atas Permintaan Bantuan Pasal 32A Undang-Undang PPh, Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
Penagihan Pajak dan Bantuan Administratif Lain di Peraturan Presiden Nomor 159 perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Bidang Perpajakan dengan Pejabat yang Berwenang di Tahun 2014, Pasal 25 ayat (1) cara pelaksanaan bantuan penagihan pajak dan
Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra sesuai dengan PP Nomor 94 Tahun 2010. bantuan administratif lain di bidang perpajakan
Perjanjian Internasional yang mengatur pelaksanaan berdasarkan perjanjian internasional.
Bantuan Penagihan Pajak dan Bantuan Administratif
Lain di Bidang Perpajakan.
4. Melakukan pembentukan dan/atau renegosiasi Pasal 32A Undang-Undang PPh, Direktur Perpajakan Internasional.
perjanjian terkait Pertukaran Informasi (Exchange of Pasal 25 ayat (1) PP Nomor 94
Information). Tahun 2010.
5. Menerbitkan surat permintaan informasi kepada instansi Pasal 35A ayat (2) Undang- Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lain terkait Undang KUP. perundang-undangan yang mengatur mengenai
pertukaran informasi. pemberian dan penghimpunan data dan informasi yang
berkaitan dengan perpajakan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 35


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
6. Menerbitkan surat permintaan informasi dan/atau bukti Pasal 4 ayat (1) Undang- Undang Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
keterangan kepada Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Akses Informasi Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Entitas Lain petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
sehubungan dengan pelaksanaan akses informasi untuk kepentingan perpajakan.
keuangan untuk kepentingan perpajakan dalam
pelaksanaan pertukaran informasi berdasarkan
perjanjian internasional dan penyelesaian MAP dan APA.
7. Menerbitkan surat permintaan klarifikasi kepada Undang-Undang Akses Informasi Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Lainnya, dan/atau Entitas Lain sehubungan dengan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
pelaksanaan akses informasi keuangan untuk untuk kepentingan perpajakan.
kepentingan perpajakan dalam pelaksanaan pertukaran
informasi berdasarkan perjanjian internasional dan
penyelesaian MAP dan APA.
8. Menerbitkan surat teguran kepada Lembaga Jasa Undang-Undang Akses Informasi Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Keuangan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Entitas Lain sehubungan dengan pelaksanaan akses petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan untuk kepentingan perpajakan.
dalam pelaksanaan pertukaran informasi berdasarkan
perjanjian internasional dan penyelesaian MAP dan APA.
9. Melakukan Competent Authority Meetings terkait Pasal 32A Undang-Undang PPh, Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
dengan pelaksanaan pertukaran informasi berdasarkan Pasal 56 ayat (1) PP Nomor 74 perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
perjanjian internasional. Tahun 2011, Pasal 25 ayat (1) cara pertukaran informasi berdasarkan perjanjian
PP Nomor 94 Tahun 2010. internasional.
10. Melakukan Tax Examinations Abroad terkait dengan Pasal 32A Undang-Undang PPh, Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
pelaksanaan pertukaran informasi berdasarkan Pasal 56 ayat (1) PP Nomor 74 perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
perjanjian internasional. Tahun 2011, Pasal 25 ayat (1) cara pertukaran informasi berdasarkan perjanjian
PP Nomor 94 Tahun 2010. internasional.
11. Melakukan Simultaneous Tax Examinations terkait Pasal 32A Undang-Undang PPh, Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
dengan pelaksanaan pertukaran informasi berdasarkan Pasal 56 ayat (1) PP Nomor 74 perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
perjanjian internasional. Tahun 2011, Pasal 25 ayat (1) cara pertukaran informasi berdasarkan perjanjian
PP Nomor 94 Tahun 2010. internasional.
12. Menerbitkan surat pemberitahuan pelaksanaan MAP Pasal 32A Undang-Undang PPh, Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
atau surat penolakan pelaksanaan MAP. Pasal 57 ayat (4) PP Nomor 74 perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Tahun 2011. cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure).

TaxBase 6.0 Document - Page : 36


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
13. Menerbitkan surat permohonan MAP kepada Otoritas Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal 32A Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra. Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure).
14. Menerbitkan surat pemberitahuan kepada Wajib Pajak Pasal 32A Undang-Undang PPh. Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
atau Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
untuk menghentikan pelaksanaan MAP. cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure).
15. Menerbitkan surat pemberitahuan kepada Otoritas Pasal 32 A Undang-Undang PPh. Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra untuk perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
membatalkan Persetujuan Bersama. cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure).
16. Menerbitkan permintaan pelaksanaan MAP atas hal Pasal 32A Undang-Undang PPh. Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
yang dianggap perlu dan atas inisiatif Direktur Jenderal perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Pajak. cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure).
17. Menerbitkan surat pemberitahuan kepada Wajib Pajak Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal 32A Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
dalam hal pengajuan Advance Pricing Agreement (APA) Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
dilakukan oleh Wajib Pajak dalam negeri dari Negara cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
Mitra atau Yuridiksi Mitra. harga transfer (Advance Pricing Agreement).
18. Menerbitkan surat penolakan permohonan APA yang Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal 32A Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
diajukan oleh Wajib Pajak dalam negeri dari Negara Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Mitra atau Yurisdiksi Mitra melalui Otoritas Pajak Negara cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
Mitra atau Yurisdiksi Mitra yang tidak disetujui oleh harga transfer (Advance Pricing Agreement).
Wajib Pajak yang terkait dengan permohonan APA.
19. Melakukan perjanjian dengan Wajib Pajak dan bekerja Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal 32A 1. Direktur Perpajakan Tata caranya diatur dalam peraturan
sama dengan pihak otoritas pajak negara lain untuk Undang-Undang PPh. Internasional; perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
menentukan harga transaksi antar pihak-pihak yang atau cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
mempunyai hubungan istimewa, yang berlaku selama 2. Kasubdit Pencegahan dan harga transfer (Advance Pricing Agreement).
suatu periode tertentu dan mengawasi pelaksanaannya Penanganan Sengketa
serta melakukan renegosiasi setelah periode tertentu Perpajakan Internasional,
tersebut berakhir. dalam hal Direktur Perpajakan
Internasional berhalangan.
20. Menerbitkan surat pemberitahuan kepada Wajib Pajak Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal 32A Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
untuk dapat/tidak dapat mengajukan permohonan APA. Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
harga transfer (Advance Pricing Agreement).

TaxBase 6.0 Document - Page : 37


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
21. Menerbitkan surat pemberitahuan kepada Wajib Pajak Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
untuk dapat/tidak dapat ditindaklanjuti permohonan 32A Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
APA. cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
harga transfer (Advance Pricing Agreement).
22. Menandatangani Naskah APA (unilateral APA). Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
32A Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
harga transfer (Advance Pricing Agreement).
23. Menerbitkan surat klarifikasi atas pelaksanaan APA Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Kasubdit Pencegahan dan Tata caranya diatur dalam peraturan
sebagaimana disampaikan dalam laporan kepatuhan 32A Undang-Undang PPh. Penanganan Sengketa Perpajakan perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
tahunan (annual compliance report). Internasional. cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
harga transfer (Advance Pricing Agreement).
24. Menerbitkan surat pemberitahuan peninjauan kembali Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
atau pembatalan APA kepada Wajib Pajak atau kepada 32A Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra. cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
harga transfer (Advance Pricing Agreement).
25. Menerbitkan surat pemberitahuan kepada Wajib Pajak Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
atau Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra 32A Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
bahwa permohonan pembaruan (renewal) APA dapat cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
atau tidak dapat ditindaklanjuti. harga transfer (Advance Pricing Agreement).
26. Melakukan dokumentasi atas seluruh tahapan dalam Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Kasubdit Pencegahan dan Tata caranya diatur dalam peraturan
pelaksanaan pembentukan APA. 32A Undang-Undang PPh. Penanganan Sengketa Perpajakan perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Internasional. cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
harga transfer (Advance Pricing Agreement).
27. Menunjuk dan menghadirkan tenaga ahli di luar Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
Direktorat Jenderal Pajak pada tahapan pembentukan 32A Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
APA. cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
harga transfer (Advance Pricing Agreement).
28. Menyetujui permohonan Wajib Pajak untuk dapat Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur dalam peraturan
menghadirkan tenaga ahli pada tahapan pembentukan 32A Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
APA. cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan
harga transfer (Advance Pricing Agreement).
29. Menerbitkan surat permintaan penjelasan lebih lanjut Pasal 18 ayat (3a), Pasal 32A Kasubdit Pencegahan dan Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
kepada Wajib Pajak dalam negeri Indonesia yang Undang-Undang PPh, Pasal 57 Penanganan Sengketa Perpajakan perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
mengajukan permintaan pelaksanaan Mutual ayat (4) PP Nomor 74 Tahun Internasional. cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
Agreement Procedure (MAP) dan Advance Pricing 2011. (Mutual Agreement Procedure) dan pembentukan dan
Agreement (APA), termasuk meminta dokumen pelaksanaan kesepakatan harga transfer (Advance
pendukung dan informasi lain yang diperlukan. Pricing Agreement).

TaxBase 6.0 Document - Page : 38


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
30. Menerbitkan surat permintaan data atau informasi Pasal 32A Undang-Undang PPh. 1. Direktur Perpajakan Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
dalam rangka MAP dan APA kepada Wajib Pajak atau Internasional; perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
pihak yang mempunyai hubungan istimewa atau pihak atau cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
terkait lainnya. 2. Kasubdit Pencegahan dan (Mutual Agreement Procedure) dan pembentukan dan
Penanganan Sengketa pelaksanaan kesepakatan harga transfer (Advance
Perpajakan Internasional, Pricing Agreement).
dalam hal Direktur Perpajakan
Internasional berhalangan.
31. Menerbitkan Surat Keputusan Tim Pembahas MAP dan Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
APA. 32A Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure) dan pembentukan dan
pelaksanaan kesepakatan harga transfer (Advance
Pricing Agreement).
32. Membahas usulan rekomendasi APA dan perubahannya Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal 1. Direktur Perpajakan Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
bersama dengan Tim Quality Assurance dalam rangka 32A Undang-Undang PPh. Internasional; perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
MAP dan APA. atau cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
2. Kasubdit Pencegahan dan (Mutual Agreement Procedure) dan pembentukan dan
Penanganan Sengketa pelaksanaan kesepakatan harga transfer (Advance
Perpajakan Internasional, Pricing Agreement).
dalam hal Direktur Perpajakan
Internasional berhalangan.
33. Menyetujui usulan rekomendasi APA dan perubahannya Direktur Perpajakan Internasional Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
berdasarkan hasil pembahasan bersama dengan Tim perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
Quality Assurance dalam rangka MAP dan APA. cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure) dan pembentukan dan
pelaksanaan kesepakatan harga transfer (Advance
Pricing Agreement).
34. Melaksanakan perundingan, membuat keputusan, Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal 1. Direktur Perpajakan Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
menandatangani notula rapat perundingan dalam 32A Undang-Undang PPh. Internasional; perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
rangka MAP dan APA. atau cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
2. Kasubdit Pencegahan dan (Mutual Agreement Procedure) dan pembentukan dan
Penanganan Sengketa pelaksanaan kesepakatan harga transfer (Advance
Perpajakan Internasional, Pricing Agreement).
dalam hal Direktur Perpajakan
Internasional berhalangan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 39


NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
35. Menandatangani Persetujuan Bersama dalam rangka Pasal 32A Undang-Undang PPh. Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
pelaksanaan MAP dan APA (Bilateral APA). perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure) dan pembentukan dan
pelaksanaan kesepakatan harga transfer (Advance
Pricing Agreement).
36. Menandatangani Naskah APA (Unilatera APA) dan Pasal 18 ayat (3a) dan Pasal Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
Persetujuan Bersama (Bilateral APA) hasil peninjauan 32A Undang-Undang PPh. perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
kembali. cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure) dan pembentukan dan
pelaksanaan kesepakatan harga transfer (Advance
Pricing Agreement).
37. Menerbitkan surat korespondensi dalam rangka MAP, Pasal 32A Undang-Undang PPh. Direktur Perpajakan Internasional. Tata caranya diatur lebih lanjut dalam peraturan
APA, pertukaran informasi, dan kerja sama perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
internasional. cara pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
(Mutual Agreement Procedure) dan pembentukan dan
pelaksanaan kesepakatan harga transfer (Advance
Pricing Agreement).

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ttd.
u.b.
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA, ROBERT PAKPAHAN

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 40


LAMPIRAN X
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT POTENSI, KEPATUHAN, DAN PENERIMAAN

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Menerbitkan surat permintaan informasi dan/atau bukti Undang-Undang Akses Informasi Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Tata caranya diatur dalam peraturan
keterangan kepada Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Keuangan. Penerimaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Entitas Lain petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
sehubungan dengan pelaksanaan akses informasi untuk kepentingan perpajakan.
keuangan untuk kepentingan perpajakan dalam
pelaksanaan kegiatan pengawasan.
2. Menerbitkan surat permintaan klarifikasi kepada Undang-Undang Akses Informasi Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Tata caranya diatur dalam peraturan
Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Keuangan. Penerimaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Lainnya, dan/atau Entitas Lain sehubungan dengan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
pelaksanaan permintaan informasi dan/atau bukti atau untuk kepentingan perpajakan.
keterangan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan.
3. Menerbitkan surat teguran kepada Lembaga Jasa Undang-Undang Akses Informasi Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Tata caranya diatur dalam peraturan
Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Keuangan. Penerimaan. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Entitas Lain sehubungan dengan pelaksanaan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
permintaan informasi dan/atau bukti atau keterangan untuk kepentingan perpajakan.
dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ttd.
u.b.
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA, ROBERT PAKPAHAN

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 41


LAMPIRAN XI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT EKSTENSIFIKASI DAN PENILAIAN

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Menerbitkan surat permintaan informasi dan/atau bukti Undang-Undang Akses Informasi Direktur Ekstensifikasi dan Tata caranya diatur dalam peraturan
keterangan kepada Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Keuangan. Penilaian. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Entitas Lain petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
sehubungan dengan pelaksanaan akses informasi untuk kepentingan perpajakan.
keuangan untuk kepentingan perpajakan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi dan penilaian.
2. Menerbitkan surat permintaan klarifikasi kepada Undang-Undang Akses Informasi Direktur Ekstensifikasi dan Tata caranya diatur dalam peraturan
Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Keuangan. Penilaian. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Lainnya, dan/atau Entitas Lain sehubungan dengan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
pelaksanaan permintaan informasi dan/atau bukti atau untuk kepentingan perpajakan.
keterangan dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi
dan penilaian.
3. Menerbitkan surat teguran kepada Lembaga Jasa Undang-Undang Akses Informasi Direktur Ekstensifikasi dan Tata caranya diatur dalam peraturan
Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dan/atau Keuangan. Penilaian. perundang-undangan yang mengatur mengenai
Entitas Lain sehubungan dengan pelaksanaan petunjuk teknis mengenai akses informasi keuangan
permintaan informasi dan/atau bukti atau keterangan untuk kepentingan perpajakan.
dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi dan
penilaian.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ttd.
u.b.
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA, ROBERT PAKPAHAN

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 42


LAMPIRAN XII
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI PERPAJAKAN

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1 2 3 4 5
1. Menunjuk tenaga ahli untuk membantu dalam Pasal 34 ayat (2) Undang- Direktur Teknologi Informasi
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- Undang KUP. Perpajakan.
undangan perpajakan.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Salinan sesuai dengan aslinya ttd.


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
u.b. ROBERT PAKPAHAN
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA,

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 43


LAMPIRAN XIII
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA DIREKTORAT TRANSFORMASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1. Menunjuk tenaga ahli untuk membantu dalam Pasal 34 ayat (2) Undang- Direktur Transformasi Teknologi
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan Undang KUP. Komunikasi dan Informasi.
perpajakan.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Salinan sesuai dengan aslinya ttd.


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
u.b. ROBERT PAKPAHAN
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA,

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 44


LAMPIRAN XIV
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-146/PJ/2018
TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR
JENDERAL PAJAK KEPADA PARA
PEJABAT DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN


KEPADA KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS

NO. DILIMPAHKAN
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM KETERANGAN
URUT KEPADA
1. Menunjuk tenaga ahli untuk membantu dalam Pasal 34 ayat (2) Undang- 1. Kepala Pusat Pengolahan Data
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan Undang KUP dan Dokumen Perpajakan;
perpajakan. 2. Kepala Kantor Pengolahan
data dan Dokumen
Perpajakan;
dan
3. Kepala Kantor Pengolahan
Data Eksternal.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Salinan sesuai dengan aslinya ttd.


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
u.b. ROBERT PAKPAHAN
KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA,

ODING RIFALDI
NIP 197003111995031002

TaxBase 6.0 Document - Page : 45

Anda mungkin juga menyukai